Anda di halaman 1dari 26

KAJIAN ETIK

DAN HUKUM
TELEMEDIC
INE DI MASA
PANDEMI
COVID-19

Dr. Tri Wahyuning R,M.MRS


Tradisional Medical
Konsultasi
Tatap muka Virtualist
melalui
aplikasi
Kesehatan adalah hak asasi manusia------UUD 1945 pasal 28H, “Setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan”.
j auh
-- - - -
l e - -
t e

“layanan yang menggunakan fasilitas


komunikasi elektronik -----pelayanan
medicus ----kedokteran;
atau dukungan medis dari jarak yang pelayanan kesehatan oleh tenaga
terpisah (tidak bertatap muka)”. kesehatan.

Fasilitas komunikasi yang digunakan bermacam-macam,


dapat berupa telepon, panggilan video (video call), situs
internet, atau alat canggih lainnya.
ASPEK PENERAPAN
TELEMEDICINE DI INDONESIA
• STANDAR PROFESI : kode etik
dan standar prosedur
operasional
 
• HUKUM : ijin praktik, rekam
medik, keamanan dan
kerahasiaan pasien
UU No.29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran

PASAL 44

(1) Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik


kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran
atau kedokteran gigi

Pasal 51

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik


kedokteran
mempunyai kewajiban :
a.
memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional serta
kebutuhan medis pasien;
 
STANDAR PROFESI adalah
STANDAR
batasan kemampuan
PELAYANAN adalah
(knowledge, skill and
pedoman yang harus
professional attitude) minimal
diikuti oleh dokter atau
yang harus dikuasai oleh seorang
dokter gigi dalam
individu untuk dapat melakukan
menyelenggarakan
kegiatan profesionalnya pada
praktik kedokteran.
masyarakat secara mandiri yang
  dibuat oleh organisasi profesi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL adalah suatu


perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk
menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu. Standar
prosedur operasional memberin langkah yang benar dan terbaik
berdasarkan konsensus bersama kauntuk melaksanakan berbagai
kegiatan dan fungsi pelayanan
yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan

Penjelasan UU Praktek Kedokteran 


Pemenuhan Standar Pelayanan
HOW
WHERE
Tidak
melekat
ke dokter

 
   
Kredensialing • Rangkaian tindakan
• Sertifikat Kompetensi Kredensialing kedokteran (anamnesis,
• STR • Syarat tempat
• Rekomendasi Ijin
PF,PP,Dx,Tx)
• Syarat alat
Praktik dari OP kesehatan • Rekam Medik & Inform
• SIP • Syarat obat-obat Consent
Syarat unit penunjang
BAGAIMANA
PELAYANAN
KESEHATAN
ERA COVID-19 ??
PMK 20/2019, TELEMEDICINE
PENYELENGGARAAN PELAYANAN TELEMEDICINE ANTAR
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

KETENTUAN UMUM

PASAL 1 : 2. Pelayanan Telemedicine Antar Fasilitas


1.Telemedicine adalah pemberian pelayanan Pelayanan Kesehatan, yang selanjutnya
kesehatan jarak jauh oleh profesional kesehatan disebut Pelayanan Telemedicine adalah
dengan menggunakan teknologi informasi dan Telemedicine yang dilaksanakan
komunikasi, meliputi pertukaran informasi antara fasilitas pelayanan
diagnosis, pengobatan, pencegahan penyakit kesehatan satu dengan fasilitas
dan cedera, penelitian dan evaluasi, dan pelayanan kesehatan yang lain berupa
pendidikan berkelanjutan penyedia layanan
kesehatan untuk kepentingan peningkatan
konsultasi untuk menegakkan diagnosis,
kesehatan individu dan masyarakat terapi, dan/atau pencegahan penyakit
Pasal 2

Pelayanan Telemedicine
dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki
surat izin praktik di
Fasyankes penyelenggara
.
JENIS PELAYANAN
PASAL 3

(1) Pelayanan Telemedicine


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
terdiri atas pelayanan:
a. teleradiologi;
b. teleelektrokardiografi;
c. teleultrasonografi;
d. telekonsultasi klinis;
e. pelayanan konsultasi Telemedicine
lain sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hak Dan Kewajiban Dalam Pemberian Layanan Telemedicine
Pasal 17 Ayat 1 dan Ayat 2 serta Pasal 18 Ayat 1 dan Ayat 2 Permenkes 20/2019
SURAT EDARAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR HK.02.01/MENKES/303/2020 TAHUN 2020

• TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN MELALUI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI


DAN KOMUNIKASI DALAM RANGKA PENCEGAHAN PENYEBARAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-
19)
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :
1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan melalui telemedicine dapat dilakukan selama Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat dan/atau Bencana Nasional Corona Virus Disease 2019 (COVID-19),
2. Dokter yang memberi pelayanan telemedicine kepada pasien bertanggung jawab terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikannya, termasuk menjamin keamanan data pasien yang
mengakses pelayanan telemedicine
3. Hasil pelayanan telemedicine dicatatkan dalam catatan digital atau manual yang dipergunakan oleh
Dokter sebagai dokumen rekam medik dan menjadi tanggung jawab dokter, harus dijaga
kerahasiaannya
4. Kewenangan Dokter dalam memberikan pelayanan telemedicine (Anamnesa, PF tertentu,
penegakan diagnosa, penatalaksanaan)
5. Dokter yang menuliskan resep elektronik obat dan/atau alat kesehatan harus bertanggung jawab
terhadap isi dan dampak yang mungkin timbul dari obat yang ditulis dalam resep elektronik.
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
NOMOR 74 TAHUN 2O2O

KEWENANGAN KLINIS DAN PRAKTIK KEDOKTERAN MELALUI TELEMEDICINE


PADA MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2O19 (COVID-19) DI INDONESIA
PASAL 3

PASAL 2
Pasal 4
INFORM CONSENT psl 5
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
SURAT EDARAN MENTERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
KESEHATAN REPUBLIK 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN
INDONESIA NOMOR PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK
HK.02.01/MENKES/303/20 KEDOKTERAN
20 TAHUN 2020
Pasal 20
(1) Dokter dan Dokter Gigi yang telah memiliki
PERATURAN KONSIL SIP berwenang untuk menyelenggarakan
KEDOKTERAN INDONESIA praktik kedokteran, yang meliputi antara lain:
NOMOR 74 TAHUN 2O2O b. memeriksa fisik dan mental pasien

Kewenangan dan kewajiban dokter


terhadap pasal 20 ayat (1) huruf b ???
Pasal 7
(1) Jenis dan hierarki Peraturan
Perundang-undangan terdiri atas:
UNDANG-UNDANG a. Undang-Undang Dasar Negara
REPUBLIK INDONESIA Republik Indonesia Tahun 1945
NOMOR 12 TAHUN 2011 b. Ketetapan Majelis
TENTANG PEMBENTUKAN Permusyawaratan Rakyat;
PERATURAN PERUNDANG- c. Undang-Undang/Peraturan
UNDANGAN Pemerintah Pengganti Undang-
Undang
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Pasal 8
(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan
Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan,
lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-
Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang
setingkat.

(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum
mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk
berdasarkan kewenangan
Kerugian (Disadvantage)

• Membutuhkan waktu pembelajaran dan penggunaan teknologi/aplikasi (masyarakat di daerah terpencil yang
belum atau kurang terjangkau internet dan tidak memiliki ponsel pintar yang mampu mengoperasikan
aplikasi-aplikasi tersebut)

• Untuk beberapa aplikasi dapat mengurangi kontak dokter/pemberi layanan dengan pasien. Pelayanan
menjadi tidak standar

• Dapat merubah pola komunikasi dokter/pemberi layanan dengan pasien atau antar pemberi layanan
(medical staff)

• Tanpa pengawasan yang ketat, dapat menimbulkan informasi salah kepada masyarakat, risiko terhadap
gangguan kesehatan. Beberapa menimbulkan permasalahan hukum.

• Sejauh mana Kemampuan penyimpanan dan keamanan data pasien


Keuntungan (Advantage)
 
• Pencatatan data pasien tidak lagi menggunakan kertas
(paperless), selain mengurangi dampak pemanasan global,
pencatatan melalui eHealth dapat mengurangi error.
• Penyimpanan data yang lebih sederhana dan efisien.
• Bagi tenaga kesehatan, mengurangi waktu mencari dan
membaca data pasien
• Bagi pasien/masyarakat, dapat mudah memperoleh informasi
kesehatan dirinya sehingga dapat meningkatan kepedulian
menjaga kesehatan. Selain itu juga dapat secara mudah mencari
dokter serta layanan kesehatan.
KESIMPULAN
• Layanan telemedis memberikan kesempatan untuk
menyelenggarakan praktik kedokteran yang terbebas dari batasan
jarak, namun hendaknya tidak diarahkan untuk menggantikan
interaksi tatap muka dokter pasien.
• Layanan telemedis sebagai bagian dari kemajuan teknologi memang
bersifat disruptif, oleh karena itu diperlukan regulasi untuk
memastikan perkembangan layanan telemedis sesuai dengan tujuan
dan nilai-nilai luhur etika kedokteran berdasarkan KODEKI dan
Sumpah Dokter. Pemerintah, IDI.

Anda mungkin juga menyukai