Oleh :
NPM. 18310046
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PEKERJAAN
DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEPUTIH BANYAK TAHUN
2020
(Proposal)
Oleh :
NPM. 18310046
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
II
Lampiran 1 : Persetujuan Oleh Pembimbing
TAHUN 2020
TANGKUDUNG
Fakultas : Kedokteran
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
III
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
IV
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya saya berhasil menyelesaikan skripsi saya yang
Sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya
bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan
Malahayati.
6. Kedua orangtua yaitu ayah Rintho Alexander Tangkudung, dan Ibu Ulinsi
V
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih. Saya menyadari bahwa
skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang dapat diberikan sebagai masukan untuk
VI
DAFTAR ISI
VII
2.3 Gizi.............................................................................................................30
2.3.1 Definisi Gizi...................................................................................31
2.3.2 Dosis Gizi pada Ibu Hamil.............................................................31
2.3.3 Faktor yang mempengaruhi Gizi pada Ibu Hamil..........................35
2.3.4 Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil.....................................................36
2.3.5 Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil..........41
2.3.6 Dampak Kekurangan atau Kelebihan penyerapan Zat Gizi pada
Ibu Hamil.......................................................................................42
2.4 Pekerjaan...................................................................................................48
2.4.1 Definisi Pekerjaan.........................................................................48
2.4.2 Dampak Pekerjaan dengan kehamilan pada Ibu Hamil................49
2.4.3 Faktor yang menyebabkan Ibu hamil memiliki pekerjaan............50
2.4.4 Hubungan Pekerjaan dengan status gizi ibu hamil........................50
2.4.5 Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan dan
Pendapatan pada Ibu Hamil..........................................................52
2.4.6 Hubungan Pekerjaan dan Asupan Tablet Fe dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil................................................................53
2.4.7 Hubungan Pekerjaan dengan umur pada Ibu Hamil......................53
2.4.8 Hubungan Pekerjaan dengan Pemeriksaan Ibu Hamil..................54
2.5 Tabel Meta-Analisis......................................................................................56
2.6 Kerangka Teori........................................................................................ 59
2.7 Kerangka Konsep......................................................................................60
2.8 Hipotesis Penelitian..................................................................................61
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian..........................................................................................61
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................61
3.2.1 Waktu..............................................................................................61
3.2.2 Tempat.............................................................................................61
3.2.3 Rancangan Penelitian......................................................................62
3.3 Subjek Penelitian..........................................................................................62
3.3.1 Populasi...........................................................................................62
VIII
3.3.2 Sample.............................................................................................62
3.4 Kriteria Penelitian.............................................................................................63
3.4.1 Kriteria Inklusi................................................................................64
3.4.2 Kriteria eksklusi..............................................................................64
3.5 Teknik sampel Sampling.................................................................................64
3.6 Variabel Penelitian..........................................................................................64
3.6.1 Variabel Dependen..........................................................................64
3.6.2 Variabel Independent......................................................................64
3.7 Definisi Operasional.........................................................................................65
3.8 Alat Ukur..........................................................................................................66
3.9 Cara Pengumpulan Data...................................................................................66
3.10 Pengelolahan Data..........................................................................................66
3.11 Analisis Data...................................................................................................67
3.11.1 Analisis Univariat..........................................................................67
3.11.2 Analisis Bivariat............................................................................67
3.12 Rancangan Penelitian......................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................69
IX
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
X
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
XI
Lampiran 1 : persetujuan oleh pembimbing
XII
BAB I
PENDAHULUAN
Anemia adalah penyakit kekurangan darah kebanyakan anemia yang terjadi pada
Ibu Hamil tergantung pada kualitas seorang anak nantinya ditentukan mulai pada masa
kehamilan. Kebanyakan kejadian anemia yang terjadi pada Ibu Hamil dimana kadar
hemoglobin berada di bawah 11gr/dl pada trimester I dan III dibawah 10,5 gr/dl pada
trimester II tergantung pada kualitas seorang anak nantinya ditentukan mulai pada masa
kehamilan. Tumbuh kembang janin pada ibu selama dalam kandungan sangat
dipengaruhi oleh status gizinya. Pemenuhan gizi pada ibu hamil juga sangat penting
sehingga memerlukan perhatian khusus baik itu bisa dimulai dari perencanaan gizi dan
menu yang benar. Tiap tahunnya terjadi peningkatan yang signifikan pada proporsi
anemia pada ibu hamil dikarenakan pola makan yang tidak teratur dan beragam dapat
menyebabkan kekurangan gizi pada saat ibu dalam kehamilan (Tinggede, 2019).
prevalensi anemia dunia berkisar 40-88%. Kejadian anemia saat hamil berkisar antara
pada ibu hamil di dunia sebesar 38,2% dan ini merupakan salah satu masalah kesehatan
yang ekstrem di seluruh dunia dengan prevalensi tertinggi di Afrika sebesar 44,6%
diikuti oleh Asia dengan prevalensi sebesar 39,3% (WHO, 2018). Anemia bila dilihat
berdasarkan kelompok umur pada tahun 2018 adalah sebagai berikut; kelompok umur
1
15-24 tahun sebesar 84,6%, kelompok umur 25 -34 tahun sebesar 33,7%, kelompok
umur 35-44 tahun sebesar 33,6% dan kelompok umur 45-54 tahun sebesar 24%
Status gizi juga menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan anemia.
Diketahui asupan status gizi yang kurang pada ibu akan menyebabkan anemia karena
dapat kadar darah merah dalam tubuh menurun.. Kurangnya status gizi pada ibu dapat
beresiko tinggi komplikasi pada kehamilan seperti kematian bayi dalam kandungan,
memngalami kecacatan,kematian bayi baru lahir, dan berat lahir rendah. Komplikasi
pada penyakit lain contoh nya : Pre-eklamsia. Maka dari itu dibutuhkan pemenuhan
gizi seimbang sehingga gizi yang harus dicukupi ibu hamil yaitu protein, lemak,
karbohidrat macam-macam vitamin dan mineral. Makanan - makanan yang tidak boleh
dikonsumsi atau harus dohindari berupa kafein, teh, suplementasi vitamin A, nikotin
dan obat – obatan yang bersifat terogenik (Mamuroh and Nurhakim, 2021).
memberi saran ibu hamil untuk melakukan peningkatan kualitas dalam pelayanan di
fasilitas kesehatan. Salah satu upaya itu adalah dengan datang ke masyarakat secara
langsung yaitu dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet
selama kehamilan, pekerjaan gizi kepada masyarakat agar dapat mengetahui pola makan
yang bergizi sehingga dapat meningkatkan status gizi pada setiap ibu hamil. Terlepas
dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan Pemangku kepentingan
Di Indonesia,salah satu tolak ukur dalam penentuan status gizi adalah dengan
lingkar lengan atas (LILA) dan memiliki batas ambang LILA dengan risiko anemia
adalah 23,5 cm. Untuk mencegah risiko anemia pada ibu hamil sebaiknya sebelum
2
hamil memiliki LILA ≥ 23,5 cm, jika kurang dari 23,5 maka sebaiknya kehamilan
tertunda terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya anemia. Kejadian anemia yang
menilai tingkat pengetahuan ibu hamil juga mengukur status gizi dan nilai
bahwa hampir sebagian ibu hamil di Indonesia mengalami anemia, dimana proporsi
anemia ibu hamil sejak tahun 2013 sampai tahun 2018 mengalami peningkatan yakni
dari 37,1% - 48,9% dan kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan kelompok usia
terbanyak pada usia 15-24 tahun sebesar 84,6%. 3 . Kekurangan zat gizi terutama
terjadi di pada sebagian besar ibu hamil dengan usia reproduksi di negara berkembang
pekerjaan yakni yang tidak bekerja 53,0% Sekolah yaitu 54,4%PNS/TNI, Polri, BUMN,
BUMD yaitu 27,0% Pegawai swasta 38,5% Wiraswasta 29,8% Petani/buruh tani 43,0%
pekerjaan yakni yang tidak bekerja yaitu 14,23 % Pegawai swasta yaitu 38,95%
Pekerjaan adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh manusia dengan berbagai
tujuan tertentu. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang dapat menjadi penentu
3
kesehatan ibu hamil khususnya dalam pemenuhan gizi selama kehamilan. Pekerjaan
adalah salah satu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dengan tujuan tertentu untuk
menghasilakn pendapatan dan penghasilan. Penghasilan itu setelah itu akan digunakan
sebagai pemenuhan baik ekonomi, psikis dan biologis. Beberapa pekerjaan ada
beberapa macam ada yang ikhlas. Ada yang melakukan pekerjaan karena memang dia
membutuhkan pekerjaan itu, ada juga yang melakukan pekerjaan itu karena untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Peningkatan beban kerja pada pekerjaan merupakan salah
satu faktor pemungkin terjadinya anemia yang akan mempengaruhi hasil kehamilan
pada ibu hamil yang bekerja mempunyai beban kerja ganda karena selain mengerjakan
pekerjaan ibu rumah tangga juga akan melakukan pekerjaan lain di tempat kerjanya hal
ini dapat mengakibatkan kurang istirahat, asupan nutrisi tidak seimbang, ibu kelelahan
juga dapat ditambah dengan stress dalam menghadapi pekerjaannya yang dapat
2021).
Menurut WHO prevalensi anemia pada Ibu hamil diseluruh Asia sebesar 48. 2%,
Sedangkan Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2016, prevalensi
anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37. 1%. Untuk data di provinsi lampung
jumlah 9,10 %. Data untuk di Kabupaten Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah
Berdasarkan hasil presurvey terdapat 2,68% (281 orang) Ibu Hamil yang
menderita Anemia di wilayah Lampung Tengah. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
meneliti Hubungan Antara Status Gizi dan pekerjaan pada Kejadian Anemia Pada Ibu
4
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, kejadian anemia pada ibu
hamil di Puskesmas Seputih Banyak mengalami peningkatan pada tahun 2018 yaitu
terdapat 98 dan tahun 2019 terdapat 120 ibu hamil yang mengalami anemia.
Ada banyak faktor yang dapat mengakibatkan Anemia dalam kehamilan salah
satunya yaitu status gizi yang kurang dan pekerjaan yang beresiko terjadinya anemia
pada ibu hamil. Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui Hubungan Antara Status gizi
dan Pekerjaan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Lampung Tengah Tahun
2020.
penelitian ini adalah apakah terdapat Hubungan Status Gizi dan pekerjaan Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah
Tahun 2020 ?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Hubungan Antara Status Gizi dan pekerjaan dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun 2020.
5
3) Mengetahui distribusi frekuensi Kejadian Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Seputih
1. 4 Manfaat Penelitian
1. 4. 1 Secara Teoritis
1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan penjelasan yang lebih
detil mengenai Hubungan Antara Status Gizi dan Pekerjaan Dengan Kejadian
pembaca.
4) Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti, dan bahan perbandingan bagi
peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang asupan nutrisi bagi ibu
6
5) Pembelajaran bagi peneliti dalam melakukan penelitian status gizi dan pekerjaan
pada anemia Ibu hamil tahun 2020 di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah
1. 4. 2 Secara Aplikatif
1) Bagi Pemerintah
memberikan pekerjaan dan informasi terhadap dampak Anemia pada Ibu Hamil.
2) Bagi Peneliti
Mengetahui Hubungan Tingkat Pekerjaan dan Status Gizi pada Ibu Hamil.
3) Bagi Masyarakat
Masyarakat khususnya untuk ibu hamil dapat mengetahui kebutuhan gizi pada
ibu hamil dan memperhatikan dampak pekerjaan pada saat kehamilan sehinga
dapat mengurangi resiko terjadi komplikasi pada ibu, proses persalinan yang sulit
dan lama, dan yang paling penting adalah untuk mencegah terjadinya keguguran,
bayi lahir mati, cacat bawaan, dan BBLR, dan penyakit lainnya.
1. 5 Ruang Lingkup
pendekatan Cross sectional. Variabel independen yaitu status gizi dan pekerjaan. Dan
variabel dependen yaitu anemia pada ibu hamil. Waktu pengumpulan data dilaksanakan
7
pada bulan September 2021. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Hubungan
Antara Status Gizi dan pekerjaan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kurang dari 11 g/dl selama masa kehamilan pada trimester satu dan ketiga kurang dari
10 g/dl selama post partum dan semester dua. Bertambahnya darah dalam kehamilan
sudah di mulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu. Menurut WHO, anemia merupakan suatu kondisi dimana
konsentrasi hemoglobin atau jumlah sel darah merah di bawah normal. Sedangkan
definisi anemia gizi adalah keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah
sel darah merah yang lebih rendah dari normal (Khotimah, 2019).
Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat (Khotimah, 2019) gizi yang
hematologi yang paling sering dijumpai baik di klinik maupun di lapangan. Untuk
mendapatkan pengertian tentang anemia maka untuk menjabarkan definisi dari anemia
maka perlu ditetapkan batas hemoglobin atau hematokrit yang kita anggap sudah terjadi
anemia. Batas ini disebut sebagai cat of point (titik pemilah), yang sangat dipengaruhi
oleh: umur, jenis kelamin, ketinggian tempar tinggal dari permukaan laut, dan lain-lain
9
2.1.2 Faktor Resiko
Paritas didefinisikan sebagai berapa kali wanita melahirkan atau jumlah kelahiran
bayi yang dapat bertahan hidup di dunia. Pada penelitian sebelumnya, paritas terbukti
memiliki efek positif yang sangat signifikan terhadap tekanan darah. Resiko mengalami
anemia pada kehamilan berikutnya bila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi terjadi
pada ibu yang sering melahirkan, karena selama hamil zat gizi akan berbagi untuk ibu
Kehamilan berulang dalam waktu singkat menyebabkan cadangan zat besi ibu
yang belum pulih akhirnya terkuras untuk keperluan janin yang dikandung dan jarak
kelahiran yang pendek mengakibatkan fungsi alat reproduksi masih belum optimal
(Siregar, 2019).
2) Jarak kehamilan
Jarak kehamilan adalah ruang sela antara persalinan yang lalu dengan kehamilan
berikutnya. Jarak kehamilan dipengaruhi oleh paritas ibu. Jarak kehamilan yang
berisiko adalah 5 tahun. Hal ini terjadi karena kondisi ibu yang belum terlalu pulih
sehingga pemenuhan kebutuhan asupan zat gizi untuk tubuh ibu kurang optimal. Jika
asupan gizi selama hamil tidak mencukupi maka dapat menyebabkan ibu hamil
antara dua kehamilan yang terlalu dekat dapat menimbulkan komplikasi serius pada
kehamilan maupun proses kelahiran dan akan meningkatkan risiko perdarahan dan
10
kematian saat melahirkan, hal ini disebabkan rahim ibu yang jarak kehamilannya terlalu
dekat belum siap untuk menampung dan menjadi tempat tumbuh kembang janin yang
baru, selain itu plasenta dari kelahiran sebelumnya belum meluruh atau mengelupas
seluruhnya, hal tersebut akan meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan yang
3) Status Gizi
Status gizi yang terdapat pada ibu hamil sebelum dan selama proses hamil
dapat juga mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi
ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan
bayi yang sehat. Bagi ibu hamil memerlukan semua tambahan zat gizi,namun sering kali
terjadi kekurangan energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalium.Jika
kondisi yang baik pada ibu hamil dapat diupayakan dengan pengaturan konsumsi
Lengan Atas) sebelum dan saat hamil. Gizi kurang pada ibu hamil dapat juga
menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain anemia, perdarahan, berat
badan ibu tidak bertambah secara normal dan juga mudah terkena infeksi. Status gizi
ibu hamil tercermin pada ukuran antropometrinya. Ukuran antropometri ibu hamil yang
ibu hamil yang paling sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan
ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Status Gizi yang buruk sebelum dan selama
perkembangan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, dan juga bayi baru lahir
terinfeksi dan abortus. Menurut Depkes pengukuran Lingkar Lengan atas adalah suatu
cara untuk mengetahui resiko Kurang Energi Kronis. Pengukuran Lingkar Lengan Atas
11
dapat digunakan untuk penapisan status gizi Kurang Energi Kronis (KEK)
(Restu,2017).
menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui risiko KEK atau
gizi kurang. Ibu yang memiliki ukuran LILA kurang dari 23,5 cm berisiko melahikan
bayi BBLR.Status Gizi pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara memeriksakan
keadaan ibu hamildengan menimbang berat badan, Lingkar Lengan Atas (LILA)pada
ibu.hamil. Peningkatan berat badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya resiko
terjadinya persalinan Small Gestational Age (SGA) atau preterm juga penyakit ibu
hamil lainnya yang berhubungan dengan status gizi. Faktor yang mempengaruhi
besarnya kebutuhan berat badan ditentukan oleh tinggi badan dan berat
badan.Pengukuran LILA merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi ibu
hamil,yaitu untuk mengetahui resiko kekurangan energi kronis (KEK) wanita usia subur
(WUS). Demi mencegahnya anemia pada ibu hamil dan penyakit penyerta lainnya maka
di penelitian ini menggunakan metode pengukuran LILA pada Ibu Hamil anemia,
dimana dengan mencari data berat badan,lingkar berat badan,tinggi badan, pada Ibu
sehari-hari dan juga faktor ibu hamil yang bekerja terlalu berat sehingga mengurangi
jumlah dan kualitas makanan ibu perhari yang berdampak pada penurunan status gizi
yang mengakibatkan gizi buruk pada Ibu hamil. Juga untuk pemenuhan gizi pada ibu
hamil tidak bekerja yang patut dipantau kebutuhan gizinya per hari,jika gizi ibu hamil
tersebut baik ataupun buruk. Maka dengan melihat apakah gizi ibu hamil terpenuhi atau
12
tidak kita menggunakan metode pengukuran LILA pada pemeriksaan status kesehatan
Gizi buruk juga penyebab mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang tidak
cukup, absorbsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang dan kebutuhan
yang berlebihan. Hal ini menunjukkan bahwa pola makan yang kurang baik saat
kehamilan akan menyebabkan asupan protein dan vitamin tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh akan zat gizi baik mikro maupun makro tidak terpenuhi, sehingga akan
berakibat pada munculnya berbagai masalah gizi dan anemia baik ringan, sedang
Salah satunya terfokus pada kesehatan ibu dan anak serta perbaikan gizi. Status gizi
sangat penting untuk di perhatikan karena kualitas gizi dapat membentuk Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas baik. Produktivitas SDM yang dibentuk dimasa yang
akan datang sangat ditentukan oleh kondisi pada saat janin dalam kandungan. Bila
status gizi ibu normal selama masa kehamilan kemungkinan besar melahirkan bayi yang
sehat. Dengan kata lain, bahwa kualitas bayi bergantung pada status gizi ibu sebelum
dan selama masa kehamilan. Status gizi dipengaruhi oleh zat gizi yang di konsumsi
sehingga dapat memperlihatkan keadaan gizi seseorang. Gizi yang diperlukan ibu hamil
Makanan yang harus dihindari. Makanan yang harus dihindari adalah kafein, teh,
suplementasi vitamin A, nikotin dan obat – obatan yang bersifat terogenik. Zat Gizi
Penting Selama kehamilan ada beberapa zat gizi yang kebutuhannya meningkat dan
13
Diantaranya asam folat, kalsium, dan zat besi seperti asam Folat,kalsium,zat Besi
Suplementasi zat besi dengan zat gizi lain seperti zink kepada ibu hamil untuk
menekan kejadian anemia pada ibu hamil. Diharapkan kepada ibu hamil untuk lebih
memperhatikan asupan gizi selama hamil dengan mengonsumsi makanan yang kaya
akan zat besi dan zat gizi lain yang membantu pembentukan sel darah merah. Selain itu
diharapkan pula agar ibu hamil secara rutin memeriksa kehamilan di pelayanan
kesehatan dan mengonsumsi tablet Fe dan kebanyakan anemia yang diderita masyarakat
adalah karena kekurangan zat besi. Untuk mengatasinya pemberian zat besi (tablet Fe)
secara teratur dan peningkatan gizi teratur pula. Pemanfaatan kesehatan untuk dunia
dalam strategi bidan dalam peluang kerja yaitu dimana tenaga bidan masih dibutuhkan
dalam pelayanan kebidanan guna untuk menurunkan angka kejadian anemia pada ibu
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan akan masalah gizi
sehingganya penggunaan zat gizi seperti mikroelemen esensial zat besi yang tidak
optimal selama masa kehamilan dapat mengakibatkan komplikasi pada ibu hamil
4) Umur Kehamilan
sampai bayi dilahirkan. Umur kehamilan dapat menentukan berat badan janin, semakin
14
5) Sosial Ekonomi
Istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu “oikos” yang berarti
keluarga atau rumah tangga dan “nomos” yaitu peraturan, aturan, hukum. Oleh sebab
itu, secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen
rumah tangga. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-
lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan. Hal ini disesuaikan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam melihat secara terstruktur sosial
terbagi atas ekonomi rendah, sedang, dan tinggi. Beberapa pendapat ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengertian status sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kondisi
suatu keluarga atau orang tua yang diukur dengan tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, pemilikan kekayaan atau fasilitas serta jenis pekerjaan yang berbengaruh
dalam kontrol darah khususnya jika pendapatan kurang maka asupan gizi ibu hamil
yang bisa menyebabkan anemia pada ibu hamil (M. Sari, 2019).
6) Pekerjaan
kebutuhan hidupnya. Jadi, semakin banyak jumlah anak, maka semakin banyak pula
yang di butuhkan. Maka semakin besar beban kerja ibu hamil untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Jenis pekerjaan yang dilakukan ibu hamil akan berpengaruh terhadap
kehamilan dan persalinannya. karena semakin besar beban kerja ibu hamil, maka
15
semakin besar faktor terjadinya anemia pada ibu hamil. ini disebabkan ibu hamil kurang
memperhatikan pola makannya dan kurang beristirahat yang berakibat produksi sel
darah merah tidak terbentuk secara maksimal dan dapat mengakibatkan ibu anemia
Pada ibu hamil yang memiliki pekerjaan tinggi dapat menyeimbangkan pola
makannya, jika pola makannya tercukupi maka ibu hamil dapat terhindar dari anemia.
Faktor pekerjaan juga berpengaruh saat pemberian tablet besi dan status gizi lainnya
seperti protein, kabohidrat,lemak, dan macam-macam vitamin. Efek samping dari tablet
Fe (besi) yang dapat mengganggu seperti mual dan muntah sehingga orang cenderung
akan menolak tablet yang diberikan. Penolakan tablet Fe tersebut karena ketidaktahuan
bahwa selama kehamilan mereka memerlukan tambahan zat besi dengan mengkonsumsi
Tablet Fe sebanyak 90 tablet atau dengan asupan makanan lain yang mengandung zat
besi (Martalisa,2018).
membantu suami dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ibu hamil yang mempunyai
ekonomi pada ibu hamil yang tidak bekerja mengakibatkan kemampuan ibu hamil untuk
berkurang.Kebanyakan ibu yang tidak pola pikir yang cukup baik apabila menginginkan
kondisi kehamilannya sehat dan janin mampu berkembang dengan baik. Ibu hamil yang
tidak berkerja berarti tidak mempunyai penghasilan sendiri untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan menjadi tanggung jawab suami. Dengan kata lain ibu yang tidak bekerja
cenderung lebih berat beban ekonomi keluarga. Kondisi demikian berpengaruh terhadap
16
aksesbilitas mendapat pengetahuan lebih tinggi dan memperoleh fasilitas kesehatan
untuk mencegah kejadian anemia.Namun, disisi lain ibu hamil yang tidak bekerja
mempunyai lebih banyak waktu luang sehingga dapat digunakan untuk mengikuti
Pengetahuan yang diperoleh ibu hamil tidak bekerja ini berpengaruh terhadap
rendahnya kejadian anemia ibu hamil dibanding ibu yang bekerja (Siregar, 2019).
Dalam hal kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan pekerjaan tampak
persentase lebih besar pada ibu hamil yang bekerja. Pekerjaan merupakan suatu
penghasilan yang diterima. Ibu hamil yang bekerja berarti mempunyai penghasilan
untuk membantu suami dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ibu hamil yang
ekonomi pada ibu hamil yang tidak bekerja mengakibatkan kemampuan ibu hamil untuk
Namun, disisi lain ibu hamil yang tidak bekerja mempunyai lebih banyak waktu luang
keterbatasan dalam hal keuangan. Pengetahuan yang diperoleh ibu hamil tidak bekerja
ini berpengaruh terhadap rendahnya kejadian anemia ibu hamil dibanding ibu yang
bekerja (Siregar,2019).
Dilihat dari ibu yang bekerja, biasanya mempunyai pola pikir yang cukup baik
dampak pada kesehatan janin bagi ibu yang bekerja dan mengembangkan sifat
17
emosional untuk berinteraksi dan kondisi yang menyenangkan bagi ibu yang sedang
mengandung,.Tetapi juga disisi lain kebanyakan jika ibu bekerja akan berpengaruh pada
status gizi kandungannya juga kebutuhan gizi ibu nya sehingga bisa juga terjadi
dikarenakan pekerjaan yang terlalu berat atau kebutuhan gizi ibu tersebut yang kurang
7) Pengetahuan
Pengetahuan ibu hamil tentang gizi mempunyai peranan yang penting dalam
pemenuhan gizi ibu. Pengetahuan ibu hamil tentang gizi di pengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu pengalaman, pendidikan dan umur. Kurangnya pengetahuan ibu hamil
Pentingnya penyuluhan ante natal care pada ibu hamil sehingga pengetahuan ibu hamil
terhadap gizi selama kehamilan meningkat. Kekurangan gizi selama kehamilan dapat
mengakibatkan ibu hamil kurang gizi, sehingga berdampak dengan masih tingginya
kasus anemia pada ibu hamil,Kurangnya pengetahuan dan rendahnya pendidikan ibu
hamil serta kurangnya informasi pada ibu hamil tentang manfaat gizi selama kehamilan
8) Sikap
Pengetahuan yang baik dan sikap yang positif dapat mendukung perilaku ibu
pencegahan terhadap anemia merupakan salah satu upaya yang dapat meningkatkan
pengetahuan dan merubah sikap menjadi positif sehingga pada akhirnya ibu hamil dapat
18
pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil diantaranya dengan meningkatkan
pengetahuan dan merubah sikap menjadi positif melalui edukasi tentang kebutuhan gizi
kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat melalui pengetahuan bahwa individu
tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan anggota
dalam suatu kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama. Disini peran suami salah
mengerti dan memahami setiap perubahan yang terjadi pada istrinya, memberikan
perhatian dengan penuh kasih sayang dan berusaha untuk meringankan beban kerja istri.
Jadi tidak ada salahnya bila suami mengingatkan jika ibu datang ke petugas kesehatan
suami/keluarga selalu mengingatkan untuk selalu membawa buku KIA (Kartu Identitas
Anak) mengingat suami berperan penting sebagai kepala keluarga. Seperti yang kita
kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat melalui pengetahuan bahwa individu
tersebut merasa dicintai, diperhatikan, dan dihargai oleh pasangannya dan ia juga
merupakan anggota dalam suatu kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama. Jadi
bila suami atau keluarga selalu mengingatkan ibu untuk selalu mengkonsumsi tablet Fe
karena itu sangat bermanfaat buat ibu dan janinnya selama kehamilan maka ibu tersebut
merasa dicintai dan diperhatikan oleh anggota keluarganya (Ekonomi et al., 2016).
Ibu hamil sangat memerlukan dukungan keluarga sehingga keluarga juga perlu
mendapatkan pengetahuan yang cukup untuk melakukan tugas dalam keluarga Tugas
19
keluarga untuk mendapatkan bantuan pengetahuan yang jelas tentang masalah
defisiensi besi. Ibu berperilaku mencegah anemia defisiensi besi selama kehamilan
Upaya tenaga kesehatan mengutamakan prioritas pada ibu hamil agar mampu
melahirkan generasi yang sehat, cerdas dan berkualitas, serta dapat menurunkan angka
kematian ibu dan bayi. Upaya pemeliharaan kesehatan harus di mulai sejak janin masih
dalam kandungan dengan meningkatkan nutrisi dan asupan gizi selama kehamilan.
Karena Status gizi sebelum dan selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan
10) Cacingan
Kehilangan darah yang terjadi pada Infeksi kecacingan dapat disebabkan oleh
adanya lesi yang terjadi pada dinding usus juga oleh karena dikonsumsi oleh cacing itu
sendiri walaupun ini masih belum terjawab dengan jelas termasuk berapa besar jumlah
darah yang hilang dengan infeksi cacing ini (S. D. Sari, 2019).
Sari, 2019).
20
11) Pendarahan
oleh perdarahan post partum adalah syok hemoraghie, anemia dan Sindrom Sheehan.
Akibat terjadinya perdarahan, ibu akan mengalami syok dan menurunnya kesadaran
akibat banyaknya darah yang keluar. Hal ini menyebabkan gangguan sirkulasi darah ke
seluruh tubuh dan dapat menyebabkan hipovolemia berat (Amini, Pamungkas and
Harahap, 2018).
darah. Secara fisiologis ibu dengan paritas atau riwayat kelahiran yang terlalu sering
akan mengalami peningkatan volume plasma darah yang lebih besar sehingga akan
mengakibatkan hemodilusi yang lebih besar. Ibu yang telah melahirkan lebih dari 3 kali
Pendarahan yang terjadi akan mengakibatkan ibu banyak kehilangan haemoglobin dan
cadangan zat besi menurun sehingga kehamilan berikutnya menjadi lebih berisiko
darah dan dinding usus yang akan mempengaruhi sirkulasi janin dalam kandungan,
semakin sering seorang wanita melahirkan akan semakin besar resiko kehilangan darah
yang dapat menurunkan kadar Hb. Ibu hamil dengan paritas tinggi atau sering
melahirkan akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar sehingga
menyebabkan hemodelusi yang lebih besar. Ibu yang melahirkan lebih dari tiga kali
21
anemia selama kehamilan dan resiko perdarahan berulang pada kehamilan berikutnya
akibat kadar haemoglobin yang menurun (Sukmawati, Mamuroh and Nurhakim, 2019).
sapi, ayam, ikan, telur, dan lain-lain), tetapi dipengaruhi oleh variasi penyerapan
Fe.Variasi ini disebabkan oleh perubahan fisiologis tubuh seperti ibu hamil dan
dan faktor diet yang mempercepat (enhancer) dan menghambat (inhibitor) penyerapan
Fe, jenis yang dimakan. Heme iron dari Hb dan mioglobin hewan lebih mudah dicerna
dan tidak dipengaruhi oleh inhibitor Fe. Non- heme iron yang membentuk 90% Fe dari
makanan non-daging (termasuk biji-bijian, sayuran, buah, telur) tidak mudah diserap
oleh tubuh (Fatmah, 2012). Bioavabilitas non-heme iron dipengaruhi oleh beberapa
faktor inhibitor dan enhancer. Inhibitor utama penyerapan Fe adalah fitat dan polifenol.
Fitat terutama ditemukan pada biji-bijian sereal, kacang dan beberapa sayuran seperti
bayam. Polifenol dijumpai dalam minuman kopi, teh, sayuran dan kacang- kacangan.
Enhancer penyerapan Fe antara lain asam askorbat atau vitamin C dan protein hewani
dalam daging sapi, ayam, ikan karena mengandung asam amino pengikat Fe untuk
meningkatkan absorpsi Fe. Alkohol dan asam laktat kurang mampu meningkatkan
Selain itu, Ibu hamil dianjurkan untuk membatasi konsumsi teh dan kopi. Teh
memiliki kandungan tannin yang menurunkan penyerapan besi non heme dengan
22
bahwa konsumsi teh 1-2 cangkir sehari menurunkan absorbs besi, pada wanita dengan
anemia ataupun tidak. Konsumsi satu cangkir teh sehari menurunkan absorbsi Fe
sebesar 49% pada penderita anemia defisiensi besi, sedangkan konsumsi dua cangkir teh
Konsumsi tannin atau kafein yang sering maka kerak akan menumpuk sehingga proses
absorpsi zat gizi ataupun Fe terhambat sehingga jika dikonsumsi terlalu banyak dan
konsumsi makanan tidak seimbang maka akan mengakibatkan anemia. Pemberian tablet
Fe perlu di perhatikan waktu dan cara mengonsumsinya, hal tersebut terkait zat yang
dapat menghambat penyerapan zat besi, jika waktu konsumsi zat besi bersamaan dengan
konsumsi zat yang dapat menghambat zat besi maka penyerapan dalam tubuh tidak
efektif dilakukan sehingga jumlah kadar hemoglobin dalam tubuh tetap rendah
Pola konsumsi makanan sehari hari yang sesuai dengan kebutuhan gizi individu
untuk hidup sehat dan produtif adalah gizi seimbang. Setiap orang harus mengkonsumsi
minimal satu jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan makanan (sumber
karbohidrat, hewani, nabati, sayur, dan buah) dalam sehari dengan jumlah yang sudah
mencukupi. Angka Kecukupan Energi adalah rata rata konsumsi energi dari pangan
tubuh ( berat) dan tingkat kegiatan fisik agar hidup sehat dan dapat melakukan kegiatan
sosial dan ekonomi yang baik. Angka Kecukupan Energi pada ibu hamil juga digunakan
untuk pertumbuhan janin dan cadangan energi .Ibu hamil di Indonesia masih kurang
tidak terpenuhinyan kebutuhan energi,protein dan berbagai mineral yang penting bagi
kehamilan seperti Fe,I dan Zn serta Vitamin terutama vitamin C. Angka Kecukupan
23
Protein merupakan rata rata konsumsi protein untuk menyeimbangkan protein yang
hilang ditambah sejumlah tertentu agar mencapai hampir semua populasi sehat (97,5%)
di suatu kelompok umur,jenis kelamin dan ukuran tubuh tertentu pada tingkat aktifitas
sedang.Penyerapan besi dalam tubuh akan menurun bila konsumsi vitamin c yang
rendah dan makanan sumber fitat tinggi. Jenis besi (heme dan non heme) akan sangat
Mempertahankan daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit itu
merupakan unsur penting dalam zat besi. Orang dengan kadar kadar Hb < 10 g/dl
memiliki kadar sel darah putih untuk melawan bakteri yang rendah pula.Orang dapat
terkena anemia karena meningkatnya kebutuhan tubuh akibat kondisi fisiologis (hamil,
kehilangan darah karena kecelakaan, paska bedah atau menstruasi, dan penyakit kronis
atau penyakit infeksi ( infeksi cacing tambang, malaria, dan TBC ). Ibu yang hamil
sangat rentan terkena infeksi dan penyakit menular, diantaranya dapat mengakibatkan
abortus, pertumbuhan janin terhambat, bayi mati dalam kandungan, serta cacat bawaan.
Penyakit infeksi biasanya tidak diketahui saat kehamilannya dan akan diketahui setelah
bayi lahir dengan kondisi kecacatan. Ibu yang hamil akan kekurangan banyak cairan
tubuh serta zat gizi lainnya pada kondisi terinfeksi penyakit. Penyakit menular dapat
mempengaruhi kesehatan janin apabila plasenta rusak oleh bakteri atau virus penyebab
keguguran. Penyakit menular yang disebabkan oleh virus dapat menimbulkan cacat
pada janin sedangkan penyakit tidak menular dapat juga menimbulkan komplikasi
24
2.1.3 Kriteria Anemia
hematocrit. Batas ini disebut Cut off point yang umum dipakai ialah kriteria WHO tahun
a. Kriteria Klinik
Alasan praktis kriteria anemia di klinik (dari rumah sakit atau praktik klinik)
b. Derajat anemia
Derajat anemia antara lain ditentukan oleh kadar hemoglobin. Derajat anemia
perlu disepakati sebagai dasar pengelolaan kasus anemia. Klasifikasi derajat anemia
yang umum dipakai adalah sebagai berikut : 1). Ringan sekali: Hb 10 g/dl-cut of point
25
4). Berat: Hb < 6 g/dl
Menurut (Handayani & Haribowo, 2008) tanda dan gejala anemia yaitu:
1. Gejala umum pada anemia Gejala umum anemia disebut sindrom anemia. Gejala
umum anemia merupakan gejala yang timbul pada semua anemia pada kadar
a. Sistem kardiovaskuler: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak nafas, saat
b. Sistem saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang, kelemahan
d. Epitel: warna kulit pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, rambut
2. Gejala khas masing-masing anemia Gejala khas menjadi ciri dari masing-masing
2.1.5 Patofisiologi
26
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan. Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui pendar ahan destruksi, dapat
mengakibatkan defek sel merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah
Pecah atau rusaknya sel darah merah terjadi terutama dalam hati dan limpa. Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel merah atau hemolisis segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin
plasma (konsentrasi normal kurang lebih 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sklera). Apabila sel darah merah mengalami penghancuran
dalam sirkulasi (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
plasma (Protein pengikat hemoglobin yang terlepas dari sel darah merah yang telah
rusak) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal
Anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi
sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar
menghitung retikulosit dalam sirkulasi darah, derajat proliferasi sel darah merah muda
dalam sumsum tulang dan cara pematanganya, seperti yang terlihat dalam biopsy dan
27
2.2.1 Definisi Anemia Pada Ibu Hamil
dalam membawa oksigen karena jumlah sel darah merah yang kurang dari normal atau
eritrosit atau kehilangan darah banyak.anemia karena kurangnya darah dibawah 11 gr/dl
pada trimester I dan III atau di bawah 10,5 gr/dl pada trimester II Menurut Oliver E,
(2012) dalam Fadina Rizki, Nur Indrawati Lipoeto, &Hirowati Ali, (2017). Anemia ibu
pada kehamilan tidak dapat dipisahkan dengan perubahan fisiologis yang terjadi selama
proses kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu hamil sebelumnya. Pada saat hamil,
tubuh akan mengalami perubahan yang signifikan, jumlah darah dalam tubuh meningkat
prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41, 8 %. Prevalensi
anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2 %, Afrika 57,1 %, Amerika
24,1 %, dan Eropa 25,1 %. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2016, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1 %. Pemberian tablet
dibandingkan pada tahun 2014 yang sebesar 83,3 %. Meskipun pemerintah sudah
melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan
90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan
28
angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi Kementerian Kesehatan RI
disebabkan karena hilangnya sel darah merah yang meningkat, penyebab yang paling
umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, asam folat, dan
perdarahan akut dapat terjadi karena interaksi antara keduanya. Sedangkan Keisnawati,
dkk (2015) dalam Willy Astriana (2017). Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
2) Anemia Megalobalistik, disebabkan oleh kurangnya asupan asam folik anemia ini
4) Anemia hemolotik, disebabkan proses pemecahan sel darah merah yang lebih cepat
dari pembentukannya.
29
2.2.4 Gejala Anemia
Gejala anemia kehamilan pada ibu di antaranya sesak nafas, kelelahan, palpitasi,
sepsis. Simptom anemia yang paling lazim selama kehamilan adalah tampak pucat pada
kulit, bibir, dan kuku, merasa lelah atau lemah, pusing, dyspnea, detak jantung cepat,
Menurut data Riskesdas (2013), kelompok ibu hamil merupakan salah satu
kelompok yang berisiko tinggi mengalami anemia. Styawati (2013) dalam Dina
Mariana, Dwi Wulandari & Padila (2018). Dampak anemia pada janin antara lain
abortus, terjadi kematian intrauterin, prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat
bawaan dan mudah terkena infeksi. Pada ibu, saat kehamilan dapat mengakibatkan
abortus, ancaman dekompensasi kordis dan ketuban pecah dini. Pada saat persalinan
dapat mengakibatkan gangguan his, retensio plasenta dan perdarahan post partum
2.3 Gizi
Pengertian Gizi Secara Umum adalah zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dan
memperbaiki jaringan tubuh. Pengertian Gizi yang lainnya ialah dimana gizi berasal
dari bahasa mesir yang berarti "Makanan". Gizi merupakan terjemahan dari kata
Gizi pun bisa diartikan sebagai sesuatu yang memengaruhi adanya proses
perubahan yang ada pada setiap makanan yang masuk dalam tubuh yang bisa
30
mempertahankan tubuh agar tetap sehat. Para ahli yang mempelajari tentang Gizi
dikenal sebagai Ilmu Gizi. Pengertian Ilmu Gizi ialah ilmu yang zat-zat gizi yang ada
pada makanan dan juga penggunanya dalam tubuh yang meliputi masukan, pencernaan,
serta pengeluaran, semua hal tersebut ialah proses zat gizi pada tubuh (M. Sari, 2019).
1. Vitamin A
1. Bila kadar vitamin A < 30 μg/dl : berhubungan dengan anemia responsif vitamin A
Hambatan perkembangan pada saat hamil, sudah adanya terlihat tanda dan
gejala defisiensi vitamin A Simpanan vitamin A sangat berperan penting pada hati
dalam hati digunakan untuk menilai status vitamin A dimana kadar vitamin A 100 μg/gr
adalah sesuai untuk ibu-ibu gizi baik yang tidak hamil. Pengukuran adaptasi gelap juga
2. Vitamin D
Status vitamin D janin dipengaruhi oleh status vitamin D ibu yaitu sebagai proses
sintesis dan transfer pada plasenta pada ibu hamil.Sintesis vitamin pada janin Kadar 25
hidroksi colecalciferol ibu dan janin berhubungan secara positif bila janin mendapatkan
bentuk vitamin ini dari ibu. Ibu hamil yang mendapat vitamin D 25 μg (1000 SI) per
31
hari selama trimester III mempunyai bayi yang berat badannya lebih berat setelah 3
bulan lahir dan 12 bulan lahir. Selain itu juga tinggi badan bayi pada usia 9 bulan dan
12 bulan lebih tinggi daripada ibu hamil yang tidak mendapat suplementasi Vitamin E
E yang tinggi dalam pangan selain mentega, biji-bijian, kacang, dan tepung gandum.
4. Folat
Suplemen asam dalam folat oral sebesar 500 μg dan 60 mg besi elemental per hari
berhubungan dengan penurunan 50% BBLR (bayi berat lahir rendah).Tidak diberikan
vitamin dan dapat menyebabkan aborsi spontan,bayi lahir dengan bentuk tidak
cairan) ,cacat pada sistem saraf pusat intek folat pangan 3 Kadar vitamin yang larut air
dalam darah menurun selama hamil dimana kadarnya dalam darah janin lebih tinggi
dibanding dalam darah ibu yang merefleksikan transpor aktif vitamin melalui plasenta
(Aritonang, 2018).
3. Zink
Kebutuhan Zink Selama Hamil Diperkirakan 100 mg zink disimpan dalam jaringan
ibu dan janin selama hamil dimana 0,7 mg/hari diakumulasi selama trimester III. Jika
Kebutuhan zink pada trimester I adalah 0,5 mg/hari dan kebutuhan zink pada trimester
II adalah 1,5 mg/hari. uji laboratorium yang digunakan untuk mengukur status zink
4. Selenium
32
Kadar selenium eritrosit dan aktivitas glutation peroksidase digunakan untuk
menilai status selenium pada wanita dewasa yang tidak hamil. Selain itu dapat juga
dipakai kadar selenium plasma. Kadar selenium plasma pada wanita dewasa tidak hamil
adalah 100 – 200 ng/ml. kebutuhan selenium selama hamil ± 60 μg/hari (Aritonang,
2018).
5. Kalsium
Kalsium dan fosfor disimpan dalam janin pada trimester akhir tetapi efisiensi
absorpsi meningkat sedikitnya pada trimester II.. Kadar kalsium pada janin
menunjukkan bahwa ion kalsium ditransfer dari ibu kepada janin 50 mg/hari pada usia
kehamilan 20 minggu dan 330 mg/hari pada usia kehamilan 35 minggu. Kalsium yang
ditambahkan pada tulang ibu di awal kehamilan ditransfer kepada janin pada akhir
kehamilan. Pada ibu hamil gizi kurang di India, pemberian suplemen kalsium 300 atau
600 mg/hari pada usia kehamilan 20 minggu secara nyata meningkatkan densitas tulang
janin. Suplementasi kalsium harian 1500 – 2000 mg mengurangi insiden hipertensi yang
sebagai bentuk lain dari hipertensi kehamilan. Kejang kaki pada ibu hamil berhubungan
kejang kaki dibanding kelompok plasebo yang hanya mendapat asam askorbat 2
gr/hari.Segelas susu dan seiris keju mengandung sekitar 300 mg kalsium. intek kalsium
yang rendah selama hamil akan mengganggu penyimpanan (deposit) mineral tulang
terutama pada wanita di bawah usia 25 tahun..Ibu hamil membutuhkan tambahan 400
mg kalsium per hari. Hampir semua tambahan kalsium ini ditransfer ke tulang bayi.
33
Kebutuhan ini akan dipenuhi dengan mengonsumsi produk peternakan. Jika pangan ibu
tidak cukup kalsium, maka janin akan mengambil kalsium dari tulang ibu. Kekurangan
kalsium saat hamil dapat menyebabkan osteopenia, yaitu penurunan densitas tulang
pada ibu. Ibu hamil membutuhkan 3 gelas susu atau produk peternakan lainnya untuk
kalsium, tetapi tidak boleh mengonsumsi suplemen kalsium seperti dolomite karena
mengandung timah yang berbahaya terhadap ibu dan janin. Transfer kalsium pada
protein pengikat kalsium (plasental calcium binding protein). Total kadar kalsium serum
dalam janin dan bayi baru lahir secara substansi lebih tinggi daripada kadar kalsium
6. Magnesium
(sea food), dan sayuran berdaun hijau.Penerapan Klinis Magnesium pada Ibu Hamil :
1. Ibu hamil yang intek kalsiumnya kurang dari 600 mg/hari karena hanya
mengonsumsi sedikit bahan pangan yang kaya kalsium disarankan untuk meningkatkan
konsumsi susu, keju, yogurt, dan pangan lain sumber kalsium ataupun suplemen
kalsium 600 mg/ hari. Konsumsi produk peternakan lebih disarankan karena produk
produk tersebut juga mengandung energi, protein, vitamin, dan mineral lain yang
2. Pada ibu hamil yang intoleran terhadap susu karena tidak mempunyai enzim
laktase, strategi untuk meningkatkan intek kalsium adalah dengan menggunakan susu
rendah laktosa atau mengonsumsi pangan yang kaya kalsium sebelum pertimbangan
34
2.3.3 Faktor yang mempengaruhi Gizi pada Ibu Hamil
Faktor yang mempengaruhi gizi pada Ibu Hamil dapat terjadi karena Perubahan
kebutuhan gizi saat hamil berkaitan dengan penyesuaian tubuh karena kehamilan dan
kebutuhan janin. Beberapa perubahan yang terjadi adalah: Penurunan elektrolit, protein,
glukosa, vitamin B12, folat, dan vitamin B6 Peningkatan kadar lemak, trigliserida dan
terhadap ibu dan berat lahir rendah pada bayi. Zat gizi untuk janin disuplai dari
makanan ibu dimana zat gizi ini disimpan dalam tulang dan jaringan ibu serta sintesis
zat gizi tertentu dalam plasenta. Plasenta akan memfasilitasi transfer zat gizi, hormon,
dan substansi-substansi lain dari ibu kepada janin. Jika ibu gizi buruk, maka plasenta
tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik. Terdapat perbedaan yang harus
pembuktian bahwa intek sehari hari biasanya tidak mencukupi kebutuhan gizi ataupun
untuk mencapai kesehatan ibu dan janin yang optimal. Faktor-faktor yang
dipertimbangkan dalam meningkatkan kebutuhan gizi pada ibu hamil adalah buruknya
status gizi ibu,usia ibu yang masih sangat muda,kehamilan kembar,jarak kelahiran yang
rapat ,tingkat aktivitas fisik yang tinggi ,penyakit-penyakit tertentu yang mengakibatkan
Beberapa kebutuhan gizi pada ibu hamil diantara nya sebagai berikut:
35
1. Protein
Protein adalah zat gizi makro yang berfungsi sangat penting dalam pemenuhan
kebutuhan gizi manusia. Protein nabati dan hewani mengandung lebih dari 20 asam
amino. Dalam tubuh, asam amino digunakan sebagai struktur enzim dan struktur protein
sebagai sumber energi, karbon, dan nitrogen. Protein mengandung energi 4 kkal/gr yang
metabolisme dan kecepatan sintesis protein, maka pangan yang dikonsumsi harus
mengandung asam amino dalam jumlah dan kualitas yang cukup (Aritonang, 2018).
2. Vitamin A
biologi. Vitamin A sangat penting sepanjang hidup manusia karena berperan dalam
carotenoid lebih rendah yaitu 20 – 50%. Retinil ester akan dihidrolisis, reesterifikasi dan
3. Vitamin D
ultra violet matahari.Hanya sedikit pangan yang merupakan sumber terbaik vitamin D
4.Vitamin E
36
Vitamin E berperan penting secara biologi sebagai antioksidan, yaitu menangkal
radikal-radikal bebas dan mencegah oksidasi dari asam lemak tak jenuh. Kekurangan
terdiri dari tocoferol dan tocotrienol sebagai bentuk aktif biologi dari vitamin E. Sekresi
empedu dan fungsi pankreas dibutuhkan untuk absorpsi vitamin E pada usus halus.
dalam asam lemak jenuh ganda (PUFA) dari membran sel. Defisiensi vitamin E
mengakibatkan oksidasi PuFA yang berbahaya terhadap membran dan sel. Kadar
tocoferol darah meningkat selama hamil yang paralel dengan kenaikan kadar lemak
total. Bayi yang lahir prematur akan mudah menderita anemia hemolitik yang
5.Vitamin K
protrombin dan faktor pembekuan darah. Vitamin K diabsorpsi di usus halus secara
efisien dengan adanya fungsi empedu dan fungsi pankreas yang normal. Vitamin K
didistribusikan pada semua jaringan dengan konsentrasi tertinggi pada hati. Vitamin K
terdapat pada berbagai jenis pangan khususnya sayuran berdaun, produk peternakan,
daging, dan telur. Bakteri flora pada usus halus merupakan sumber lain vitamin K.
Analisis senyawa hati dengan aktivitas vitamin K menunjukkan bahwa pangan dan
37
6. Vitamin B6
fosfat Penggunaan piridoksin antara lain dalam pengobatan hipertensi gravidarum, yaitu
kondisi mual berat dan muntah-muntah yang hebat saat hamil. Vitamin B6 secara umum
7. Folat
Fungsi folat adalah sebagai koenzim karbon tunggal (formil, metal, formimino)
dari satu senyawa ke senyawa lainnya. Folat berperan pada berbagai proses metabolik
seperti metabolisme beberapa asam amino, sintesis purin, dan timidilat sebagai senyawa
penting dalam sintesis asam nukleat.Folat terdapat dalam berbagai pangan dimana kadar
tertinggi folat terdapat dalam bahan pangan, seperti: hati,biji-bijian berserat atau
8. Vitamin C
Vitamin C terdiri dari 2 senyawa asam askorbat (bentuk dominan) dan asam
dehidro askorbat. Vitamin C berfungsi dalam berbagai senyawa kimiawi antara lain :
reaksinya terhadap derivatif radikal bebas dari oksigen, vitamin C adalah pendonor
9. Vitamin B12
38
Vitamin B12 adalah kelompok kobalamin.Cobalt mengandung corrinoid dengan
bentuk tetrapirole dari besi porphyrin.Bentuk dari vitamin ini dalam plasma dan
reaksi sintesis asam nukleat dan metabolisme asam amino tertentu. Pembelahan sel
normal dan sintesis protein selama hamil bergantung pada kecukupan vitamin ini.
Vitamin B12 terdapat pada pangan protein hewani seperti daging, ikan, telur, dan susu.
Kebutuhan selama hamil dapat dipenuhi dari simpanan tubuh atau melalui pangan yang
10.Zink
Pada level molekuler, zink merupakan senyawa penting dalam asam nukleat dan
metabolisme protein yang berperan dalam proses fundamental untuk replikasi dan
diferensiasi sel.Zink dan enzim enzim yang tergantung zink berperan dalam sintesis
11.Copper (Tembaga)
dalam banyak proses oksidasi seperti produksi energi yang dibutuhkan untuk
metabolisme. Enzim-enzim cupro tertentu penting dalam tubuh dengan fungsi yaitu
12.Iodium
39
Iodium merupakan komponen penting dari hormon tiroid, yaitu tiroksin dan
13.Selenium
senyawa penting yang menangkal radikal bebas dalam tubuh. Kekurangan selenium
dikenal dengan penyakit keshan (keshan disease) yang terjadi pada anak-anak dan
14.Molybdenum
15.Kalsium
Sekitar 99% kalsium dan magnesium dalam tubuh manusia berada dalam kerangka
tubuh. Ibu hamil sangat disarankan untuk meningkatkan intek kalsium selama hamil,
akan tetapi banyak ibu hamil yang tidak mengonsumsi cukup kalsium untuk
dalam metabolisme kalsium berhubungan dengan transfer kalsium dari ibu kepada janin
dimana kadar kalsium terlihat dalam serum ibu dan dalam tulang.Perubahan dalam
hormon yang mengatur kalsium akan mempengaruhi absorpsi di usus halus, reabsorpsi
16.Magnesium
Magnesium penting untuk melepaskan PTH yang berperan dalam reaksi pada usus
40
2.3.5 Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil
Gizi yang seimbang merupakan terpenuhinya zat gizi baik mikro maupun makro
gizi yang cukup merupakan kebutuhan individu, setiap makanan mengandung gizi yang
berbeda sehingga perlu kecermatan dalam memilih asupan yang sesuai dengan
kebutuhan. Gizi ibu hamil merupakan hal yang harus terpenuhi selama masa kehamilan.
Anemia berhubungan status gizi seseorang. Anemia khususnya anemia gizi besi
disebabkan karena kurangnya asupan gizi yang masuk dalam tubuh. Penilaian status gizi
dibuat untuk mengidentifikasi nutrien yang berperan dalam terjadinya anemia. Anemia
defisiensi besi dapat disebabkan oleh berbagai macam nutrien ketika pembentukan
2.3.6 Dampak Kekurangan atau Kelebihan penyerapan Zat Gizi pada Ibu Hamil
1. Vitamin A
prematur, hambatan pertumbuhan dalam rahim,dan penurunan berat lahir .Studi lainnya
juga menunjukkan bahwa retinol serum ibu secara positif berhubungan dengan berat
janin dan ukuran paru-paru janin. Angka kecukupan vitamin A pada ibu tidak hamil
adalah 800 RE (Retinol Ekuivalen) dan saat hamil lebih tinggi lagi.
41
50.000 SI berisiko untuk teratogenik, sedangkan intek preformed vitamin A yang
2. Vitamin D
Dampak kekurangan vitamin D pada ibu yaitu hipocalcemia dan tetani pada
baru lahir dengan kadar kalsium dalam darah yang rendah).Sedangkan intek vitamin D
yang berlebihan dapat menyebabkan hiper absorpsi kalsium (absorpsi kalsium yang
3. Vitamin E
microcephaly (ukuran kepala kecil) .Kadar tocoferol darah yang normal pada orang
dewasa adalah 0,5 – 1,2 mg/dl yang berhubungan langsung dengan total lemak plasma
(Aritonang, 2018).
4. Folat
dan replikasi sel yang mengakibatkan kecacatan pada janin dan plasenta, aborsi
spontan ,formasi bentuk tubuh janin yang tidak normal,usia kehamilan yang pendek
42
komplikasi kehamilan seperti : aborsi spontan,toxemia,prematur,pendeknya usia
megaloblastik dalam sum-sum tulang Semua dampak ini dapat dideteksi dengan
indikator-indikator biokimia. Pada tahap awal folat serum berkurang di bawah kadar
5. Vitamin C
bentuk terhadap tulang, cartilage, otot, dan pembuluh darah) yang menyebabkan
penyakit scurvy. Selama hamil kadar vitamin C plasma secara normal turun ± 10 – 15
darah saat hamil. Kadar vitamin C dalam darah janin 50% lebih tinggi daripada dalam
darah ibu. Jumlah vitamin C yang diperkirakan dapat memenuhi peningkatan kebutuhan
ibu dan janin selama hamil adalah 10 mg/hari yang lebih tinggi daripada jumlah yan
dibutuhkan ibu tidak hamil.Konsumsi vitamin C dosis tinggi (> 3 gr/hari) berdampak
pada kejang perut,mual,diare terutama bila dikonsumsi saat lapar dan alergi kulit
(Aritonang, 2018).
6. Vitamin B12
43
7. Protein
Pangan yang banyak mengandung protein antara lain susu, keju, ikan, daging,
telur, kacang tanah, dan lain-lain. Asupan energi yang tidak cukup berkontribusi
terhadap defisiensi protein karena terjadinya katabolisme protein dan asam amino untuk
memenuhi kebutuhan energi. Tanda tanda klinis defisiensi protein yaitu pertumbuhan
,luka-luka dan sakit yang berhubungan dengan asupan pangan yang rendah,dan serum
albumin rendah. Kurang energi protein lebih banyak terjadi pada anak-anak yang
berhubungan dengan rendahnya berat lahir. .Pada beberapa studi diketahui adanya
hubungan kadar zink plasma yang rendah dengan komplikasi kehamilan dan kelahiran
seperti hipertensi,proses kelahiran lama dan sulit, perdarahan hebat saat melahirkan
2018).
8. Zink
Tanpa studi suplementasi zink skala besar, maka prevalensi defisiensi zink pada
ibu selama hamil tidak bisa diketahui secara akurat. Konsumsi alkohol akan
plasma..Terdapat interaksi antara zink dan besi dalam penyerapan zat gizi selama hamil.
zink plasma ibu. Sedangkan pemberian besi dan zink dalam suplemen multimineral
9. Coopper (Tembaga)
Pada percobaan yang dilakukan terhadap hewan diketahui bahwa ibu yang
defisiensi copper dapat menyebabkan kemandulan, aborsi dan lahir mati (still birth).
44
Serum copper lebih rendah pada ibu yang melahirkan secara prematur. Selama hamil,
Kebanyakan copper diakumulasi pada akhir kehamilan yaitu 0,28 mg/hari. Terdapat
keseimbangan positif copper dengan intek copper 0,8 mg/hari. Perkiraan kebutuhan
copper selama hamil adalah 1,5 – 2,0 mg/hari. Selain itu studi-studi yang pernah
dilakukan juga menunjukkan bahwa rata-rata intek copper pada wanita dewasa yang
tidak hamil adalah 1 mg/hari, sedangkan pada ibu hamil adalah 1,4 – 1,8 mg/hari. Kadar
copper dan seruloplasmin rendah pada ibu tidak hamil yang kekurangan copper.
± 2 kali dari kadar copper pada ibu tidak hamil.Aktivitas enzim eritrosit superoksida
dismutase merupakan indikator status copper. intek zink yang berlebihan (50 mg/ hari)
10. Iodium
Kekurangan iodium pada ibu selama hamil merupakan penyebab dari dampak
gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) secara luas terhadap janin yaitu: Still birth
Defisiensi Iodium Kehamilan dengan kondisi cukup iodium tidak akan menimbulkan
masalah, sebab tersedianya jumlah iodium yang cukup selama hamil akan mendukung
maupun pembesaran kelenjar gondok. Namun, bagi wanita hamil sehat yang mengalami
defisiensi iodium perubahan patologik akan muncul sebagai akibat stimulasi berlebih
45
pada kelenjar tiroid maternal, sehingga timbul hipotiroiksinemia baik relatif maupun
absolut serta goitrogenesis, yang tergantung pada berat ringannya defisiensi iodium
yang terjadi. Kondisi-kondisi akibat kurang tersedianya iodium selama hamil inilah
yang menimbulkan stimulasi pada sistem tiroid ibu melalui mekanisme umpan balik
hipofisis –tiroid.Gangguan yang lebih ringan meliputi gangguan saraf yang diakibatkan
pendengaran pada anak-anak yang lahir di daerah endemik GAKI. untuk mencegah
dampak buruk terhadap janin, kekurangan iodium harus diperbaiki sebelum konsepsi.
intek iodium 50 – 70 μg/hari dapat mencegah risiko hipertiroid pada wanita dewasa,
cukup iodium tidak akan menimbulkan masalah, sebab tersedianya jumlah iodium yang
cukup selama hamil akan mendukung proses adaptasi fisiologik, sehingga tidak sampai
wanita hamil sehat yang mengalami defisiensi iodium perubahan patologik akan muncul
sebagai akibat stimulasi berlebih pada kelenjar tiroid maternal, sehingga timbul
hipotiroiksinemia baik relatif maupun absolut serta goitrogenesis, yang tergantung pada
tersedianya iodium selama hamil inilah yang menimbulkan stimulasi pada sistem tiroid
ibu melalui mekanisme umpan balik hipofisis –tiroid. Juga Defisiensi iodium
Endemik Defisiensi iodium selama kehamilan yang terjadi pada daerah endemik
46
mengakibatkan naiknya angka kejadian abortus spontan, kelahiran premature, dan
kematian bayi dini (early infant death), demikian juga hipertirotropinemia neonatal
iodium. Pada masa neonatus, keadaan terpenting dalam kaitannya dengan perubahan
fungsi tiroid akibat defisiensi iodium selama kehamilan adalah kejadian hipotiroidisme
pada neonatus tersebut. Mekanisme timbulnya hipotiroidi ini memang berbeda dengan
hipotiroidi congenital terjadi karena kegagalan sintesis hormon tiroid fetus secara
11. Selenium
selenium yang berat merupakan penyebab terbesar. Hal ini dibuktikan dengan satu studi
dimana kasus cardiomiopathy (kelainan otot jantung) dan skeletal miopathy (kelainan
tulang dan otot) terdapat pada pasien yang kekurangan selenium, yaitu pasien yang diet
12. Molybdenum
Defisiensi molybdenum jarang ditemukan, hanya terjadi pada orang yang terlalu
lama mendapat gizi secara parenteral. intek molybdenum yang berlebihan dapat
13. Magnesium
47
Defisiensi magnesium yang ringan meningkatkan sekresi PTH sehingga PTH
yang tinggi akan menstimulasi absorpsi usus halus dan penyimpanan magnesium pada
dihidroksi colecalciferol. Kadar serum magnesium ibu meningkat pada awal kehamilan
dan menurun pada akhir kehamilan. Suplementasi vitamin D tidak mempunyai dampak
terhadap kadar magnesium ibu di dalam darah ataupun kadar magnesium umbilical
cord. Magnesium secara aktif ditranspor kepada janin dimana pada janin yang normal
magnesium selama hamil akan membuat frekuensi gagal tumbuh pada janin dan
preeklamsia menjadi rendah. Dosis tinggi magnesium (3–5 mg) akan menyebabkan
2.4 Pekerjaan
Pekerjaan mengacu pada pentingnya suatu aktifitas, waktu, dan tenaga yang
dihabiskan, serta imbalan yang diperoleh, dan merupakan penunjang kehidupannya dan
Pekerjaan juga merupakan sebuah aktivitas antar manusia untuk saling memenuhi
kebutuhan dengan tujuan tertentu, dalam hal ini pendapatan atau penghasilan.
baik ekonomi, psikis, biologis maupun kebutuha hidup (Sukmawati, Mamuroh and
Nurhakim, 2019).
48
2.4.2 Dampak Pekerjaan pada kehamilan Ibu Hamil
Pekerjaan pada ibu hamil dengan beban atau aktivitas yang terlalu berat dan
karena adanya hubungan aksis fetoplasenta dan sirkulasi retroplasenta yang merupakan
satu kesatuan. Bila terjadi gangguan atau kegagalan salah satu akan menimbulkan
resiko pada ibu (gizi kurang atau KEK dan anemia) atau pada janin (BBLR), dan paritas
dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi
sehingga kajian penelitian ini menjadi sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan pendidikan, paritas, dan pekerjaan ibu dengan status gizi ibu
Komplikasi kehamilan ibu hamil bekerja sering terjadi primigravida trimester III
karena pada saat fase ini status gizi ibu hamil harus tercukupi,jika tidak maka
komplikasi nya antara lain anemia, plasenta previa dan ISK. Kehamilan yang disertai
dengan penyakit penyerta adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan kecemasan.
Seseorang yang menderita suatu penyakit akan lebih mudah mengalami kecemasan
dibandingkan dengan orang yang tidak sedang menderita sakit. Bagi seorang ibu hamil
Kecemasan ibu hamil akan meningkat, dua kali cenderung memiliki ketakutan terhadap
kelemahan bayi terutama jika terdapat komplikasi kehamilan serta memiliki janin
49
2.4.3 Faktor yang menyebabkan Ibu hamil memiliki pekerjaan
Hal ini dikarenakan tuntutan ekonomi pada keluarga untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari sehingga ibu hamil lebih giat bekerja. Berbagai macam pekerjaan dilakukan
seperti berjualan dipasar, bertani, bekerja di pabrik dll agar mendapatkan upah untuk
dapat menyita waktu Ibu hamil yang bekerja akan fokus ke pekerjaannya sehingga
perasaan cemas dapat teralihkan, ibu hamil yang bekerja kecemasan lebih ringan
dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Ibu hamil yang bekerja dapat berinteraksi dengan
masyarakat sehingga dapat menambah pengetahuan, selain itu bekerja dapat menambah
penghasilan keluarga untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan. Ibu hamil yang
bekerja menunjukan adanya interaksi ibu hamil dengan orang lain, sehingga ibu yang
memiliki pekerjaan akan menerima informasi yang lebih cepat dan pengetahuan yang
lebih tinggi daripada ibu yang tidak memiliki pekerjaan (Wardani, Agustina and
Damayanti, 2018).
berat berdampak pada penurunan status gizi yang mengakibatkan gizi buruk pada Ibu
hamil.Juga untuk pemenuhan gizi pada ibu hamil tidak bekerja yang patut dipantau
kebutuhan gizinya per hari,jika gizi ibu hamil tersebut baik ataupun buruk.Maka dengan
melihat apakah gizi ibu hamil terpenuhi atau tidak kita menggunakan metode
50
Sekitar 95% kasus anemia selama kehamilan adalah karena kekurangan zat besi.
Pendapatan keluarga merupakan penyebab pola konsumsi masyarakat kurang baik, tidak
dalam tubuh. Pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki oleh seorang ibu akan
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam memberikan gizi yang cukup bagi ibu
dan bayinya serta lebih mudah menerima informasi sehingga dapat mencegah dan
mengatasi anemia pada masa kehamilan. Asupan zat besi dan protein yang kurang
akibat tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dapat menyebabkan
Jenis pekerjaan yang dilakukan ibu hamil akan berpengaruh terhadap kehamilan
dan persalinannya. Karena semakin besar beban keja ibu hamil maka semakin besar
faktor terjadi anemia pada ibu hamil. Ini disebabkan ibu hamil kurang memperhatikan
pola makannya dan kurang beristirahat yang berakibat produksi sel darah merah tidak
terbentuk secara maksimal dan dapat mengakibatkan ibu kurang darah atau disebutkan
sebagai anemia.Pekerjaan yang dilakukan pada saat hamil jika berat maka seorang
wanita memerlukan asupan gizi lebih banyak mengingat selain kebutuhan gizi tubuh,
terjadinya anemia karena adanya peningkatan beban kerja adanya peningkatan beban
kerja akan mempengaruhi hasil kehamilan pada ibu hamil yang bekerja mempunyai
beban kerja ganda karena selain mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga juga akan
melakukan pekerjaan lain di tempat kerjanya hal ini dapat mengakibatkan kurang
istirahat, asupan nutrisi tidak seimbang, ibu kelelahan juga dapat ditambah dengan
51
stress dalam menghadapi pekerjaannya yang dapat mengganggu kehamilan dan memicu
ibu Hamil
penyempurnaan hidup. Biasanya seorang ibu khususnya ibu hamil yang berpendidikan
tinggi dapat menyeimbangkan pola konsumsi dan asupan zat gizi yang dibutuhkan.
Agar mengerti wanita hamil harus diberi pendidikan yang tepat misalnya bayi yang
mungkin terjadi akibat anemia, dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu penyebab
anemia adalah defisiensi zat besi. Dan hubungannya dengan status pekerjaan ibu karena
seseorang. Ibu hamil yang tidak bekerja lebih cenderung untuk mengalami anemia
dibandingkan dengan ibu yang bekerja hal ini kemungkinan disebabkan karena ibu yang
bekerja biasanya berkaitan erat dengan pendidikan dan pendapatan seseorang. Ibu hamil
yang tidak bekerja lebih cenderung untuk mengalami anemia dibandingkan dengan ibu
yang bekerja hal ini kemungkinan disebabkan karena ibu yang bekerja biasanya
mempunyai pendapatan yang cukup mengandung zat besi (Yuliasari et al., 2020).
52
Pekerjaan turut andil dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, hal
ini dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dan
kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya berhubungan erat dengan proses
jenis pekerjaan menentukan pengahasilan yang di dapatkan. Ibu hamil yang berkeja
hari. Ibu hamil yang memiliki penghasilan berhubungan dengan kemampuan ibu hamil
cukup dan mapan akan membuat ibu merasa tercukupi kebutuhannya sehingga akan
berdampak pada kesadaran akan pentingnya kesehatan, salah satunya adalah berperilaku
2.4.6 Hubungan Pekerjaan dan Asupan Tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil
Pekerjaan yang berat akan mengakibatkan anemia pada ibu hamil pada Ibu
anemia.keperluan akan zat besi pada kehamilan akan bertambah terutama pada trimester
akhir, pada proses pematangan sel darah merah zat besi diambil dari transferin plasma
yaitu cadangan besi dalam serum. Apabila cadangan plasma tidak cukup maka akan
Semakin tinggi tingkat pekerjaan ibu semakin besar upah yang dihasilkan sehingga
untuk memenuhi kebutuhan pokok dapat lebih dari cukup. Oleh karena itu untuk
53
membeli tablet Fe ibu-ibu bekerja tidak terlalu terbebani. Penanggulangan anemia pada
ibu hamil dapat dilakukan dengan cara pemberian tablet besi serta peningkatan kualitas
makanan sehari-hari. Ibu hamil biasanya tidak hanya mendapatkan preparat besi tetapi
2.4.7 Hubungan Pekerjaan dengan Umur penderita Anemia pada Ibu Hamil
Biasanya Ibu yang memiliki pekerjaan terutama umur dibawah 20 tahun. Umur
berhubungan dengan anemia.Umur < 20 tahun merupakan usia berisiko karena pada
usia tersebut organ reproduksi belum berfungsi dengan baik, selain itu pada usia
tersebut merupakan masa pertumbuhan, sehingga asupan gizi digunakan untuk tumbuh
Ibu hamil pada umur muda atau 35 tahun apalagi jika dia bekerja perlu energi
yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja
maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan
yang sedang berlangsung .ibu hamil yang berumur 35 tahun memiliki risiko 1,8 kali
mengalami anemia dibandingkan dengan umur yang tidak berisiko (20-35 tahun).
Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko
yang tinggi untuk hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu
hamil maupun janinnya, beresiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu
mengalami anemia. Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang
hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan apalagi jika Ibu
tersebut bekerja maka perlu dibutuhan asupan gizi yang cukup bagi Ibu untuk
54
Berbagai macam pekerjaan dilakukan seperti berjualan dipasar, bertani, bekerja
di pabrik dll agar mendapatkan upah untuk membantu suami mencukupi kebutuhan
keluarga. Sesuai dengan teori Brayshaw menyatakan bahwa seseorang yang sibuk tidak
akan dengan mudahnya mengikuti suatu kegiatan tertentu jika banyak hal yang harus di
salah satu kesibukan tersebut adalah pekerjaan. Seorang wanita yang bekerja pasti akan
sibuk dengan pekerjaannya. Sebagian besar waktu digunakan untuk bekerja sehingga
tidak sempat untuk melakukan kegiatan lain.Tujuan utama antenatal care adalah untuk
menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan
baik dan selamat serta menghasilkan bayi yang sehat. Selain itu pelayanan antenatal
care juga untuk memfasilitasi ibu melakukan pemeriksaan deteksi awal adanya
komplikasi pada kehamilan dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu,
mestinya maka akan mengakibatkan dampak: Ibu hamil akan kurang mendapat
informasi tentang cara perawatan kehamilan yang benar .Maka apabila ibu hamil tidak
melakukan kunjungan antenatal care maka ibu tersebut tidak dapat terdeteksi sejak awal
adanya komplikasi atau kelainan pada kehamilan. Setiap ibu hamil beresiko mengalami
komplikasi yang dapat mengancam ibu hamil tersebut, sehingga diharapkan setiap ibu
55
2.5 Tabel Meta-Analisis
56
1. Diah Mutiarasari Hubungan status gizi 61 orang 2019 Terdapat hubungan
dengan kejadian antara status gizi dengan
anemia pada Ibu kejadian anemia,
Hamil di Puskesmas dimana ibu hamil
Tinggede dengan status gizi baik
cenderung berisiko tidak
anemia sebanyak 6.500
kali dibandingkan status
gizi kurang. Selain itu,
status gizi memberikan
kontribusi sebesar
30.6% dalam
mempengaruhi
terjadinya kejadian
anemia.
57
dengan anemia di pada ibu hamil anemia
Puskesmas Bahu yang bekerja dengan
Manado jumlah 5 orang
(38,5%). Hal ini
sejalan dengan
penelitian yang
dilakukan oleh Taseer
et al. 16 bahwa usia,
usia kehamilan,
paritas,pendidikan dan
pekerjaan merupakan
faktor resiko
terjadinya anemia
dalam kehamilan
terutama anemia
defisiensi zat besi.
5. Siti Amallia Faktor Risiko 236 2017 hasil uji statistik untuk
Kejadian Anemia responden variabel pekerjaan
pada Ibu Hamil di didapatkan nilai p-
Rumah Sakit BARI value=0,829 yang
Palembang artinya (p>α=0,05)
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara
pekerjaan dengan
kejadian anemia, ibu
hamil yang berkerja dan
tidak berkerja memiliki
kecenderungan yang
hampir sama untuk
menderita anemia pada
kehamilan. Sebagian
besar ibu yang berkerja
tidak menderita anemia
pada kehamilan.
58
Intan 2 Kabupaten
Banjar Tahun 2020.
59
Status gizi pada
ibu hamil
Kerangka teori dimodifikasi oleh Khairunissa Sabrina Maula (2017) dalam teori
Lawrence Green.
STATUS GIZI
Pekerjaan
60
H0: Tidak terdapat hubungan Antara Status Gizi dan pekerjaan Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun 2020.
HA: Ada terdapat hubungan Antara Status Gizi dan pekerjaan Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun 2020.
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian yang
hasil. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
pengukuran atau pengamatannya dilakukan secara stimultan pada satu saat atau sekali
waktu untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan pekerjaan dengan kejadian
61
anemia pada ibu hamil di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah tahun 2020 dan
3. 2. 1 Waktu
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan September tahun 2021 sampai dengan
selesai.
3. 2. 2 Tempat
memperoleh data yang berasal dari responden. Tempat penelitian yang akan dilakukan
3. 2. 3 Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah rancangan
cross sectional, dimana objek penelitian hanya di observasi satu kali. Penelitian ini
3. 3 Subjek Penelitian
3. 3. 1 Populasi
tergeneralisasi dan didalamnya terdiri objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan
62
karakteristik didalamnya yang dipilih tertentu oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
suatu kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah subjek besar yang
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berada di
presurvey yang dilakukan, didapatkan populasi ibu hamil sampai dengan tahun 2020 di
3. 3. 2 Sampel
Penentuan besar sampel merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dan merupakan bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menentukan jumlah
sampel yang akan diambil pada penelitian ini dengan cara menggunakan rumus slovin
Keterangan :
N = Jumlah populasi
Berdasarkan rumus slovin maka dapat diukur besarnya sampel sebagai berikut:
63
856
n=
(856(0 ,05) ²+1)
10.468
¿
¿¿
856
¿
3,14
¿ 272,611 ≈273
b. Ibu Hamil yang mempunyai data lengkap tentang status gizi dan pekerjaan
b. Data rekam medik yang tidak lengkap tentang status gizi dan pekerjaan
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara sengaja
yaitu dengan cara peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada
64
perimbangan tertentu, sampel yang diambil tidak secara acak tapi ditentukan sendiri
oleh peneliti.
3. 6 Variabel Penelitian
3. 6. 1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat sering disebut variable output, kriteria,
konsekuen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2019). Dalam penelitian ini variabel terikatnya
3. 6. 2 Variabel Independen
adalah variabel yang berpengaruh atau yang menjadi sebab perubahannya atau
3. 7 Definisi Operasional
65
Variabel Definisi Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur
Operasional
Variabel Terikat :
Anemia Pada Ibu Ditentukan oleh Diukur dengan cara 0 = tidak
Hamil jumlah kadar mengambil data pada 1. Ordinal anemia Hb
hemoglobin Ibu pemeriksaan Hb yang ≥ 11 gr/dl
Hamil dan terjadi dilakukan Ibu Hamil 1 = anemia
keadaan dimana ibu yang tercatat pada Hb < 11
hamil menderita catatan rekam medis gr/dl
kekurangan Ibu Hamil.
hemoglobin dengan
kadar Hb <11 gr/Dl
yang dapat diketahui
dengan rekam medis
Ibu Hamil.
Variabel Bebas :
1. Status Gizi Anemia khususnya 1. Diukur dengan 1. Ordinal 0 = Gizi
anemia gizi cara mengambil data Buruk.
disebabkan karena pada formulir rekam 1 = Gizi
kurangnya asupan medis Ibu Baik.
gizi yang masuk
dalam tubuh. Hamil.
Penilaian status gizi
dengan metode
pengukuran LILA
yang merupakan
antropometri yang
dapat
menggambarkan
keadaan status gizi
ibu hamil dan untuk
mengetahui status
gizi baik atau gizi
kurang. Ibu yang
memiliki ukuran
LILA >23,5 yaitu
normal dan <23,5
cm yang berisiko
anemia.
66
3. 8 Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah rekam medik.
3. 10 Pengolahan Data
data yang valid sehingga saat menganalisis data tidak didapatkan kendala.
3. 10. 1. Editing
3. 10. 2. Coding
Pemberian kode pada atribut variabel penelitian untuk memudahkan dalam entry dan
analisis data.
3. 10. 3. Entering
Dilakukan dengan cara memasukkan data yang telah diskor ke dalam komputer.
3. 10. 4. Cleaning
Tahapan ini dilakukan pada saat mengumpulkan dan memeriksa ceklist serta lembar
observasi
3. 10. 5. Tabulating
67
Kegiatan mengelompokkan atau menyusun data kedalam tabel yang dibuat sesuai
3. 11 Analisis Data
frekuensi atau besarnya proporsi menurut berbagai karakteristik, variabel yang diteliti
baik variabel independen (Status Gizi dan pekerjaan) dan variabel dependen (Anemia
digunakan uji statistik Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).
Berdasarkan hasil uji tersebut di atas ditarik kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut
(Hastono, 2007) :
a. H0: Tidak terdapat hubungan Antara Status Gizi dan pekerjaan Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun
2020.
b. HA: Ada terdapat hubungan Antara Status Gizi dan pekerjaan Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun
68
OR > 1 = Ada hubungan sebagai penyebab
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
69
Peneliti mengumpulkan data yang sesuai
keinginan pada rekam medis
. Analisa statistik
DAFTAR PUSTAKA
70
Aritonang, E. (2018) kebutuhan gizi ibu hamil. bogor: Kampus IPB press.
Detty Afriyanti S (2020) ‘Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia’,
Menara Ilmu, 14(01), pp. 6–23.
Hidayat, M. (2018) ‘Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dan Dukungan Keluarga Dengan
Perilaku Pencegahan Anemia Defesiensi Besi Di Puskesmas …’, Jurnal Akademika
Baiturrahim Jambi, pp. 77–85. Available at: http://jab. stikba. ac. id/index.
php/jab/article/view/21.
Juwita, R. (2018) ‘Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil’, Jurnal Endurance 3, 3(1), pp. 112–120.
Kamaruddin, M. et al. (2019) ‘Korelasi Antara Status Gizi Dan Kadar Hemoglobin Pada
Kejadian Anemia Ibu Hamil Trimester Iii’, Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran
dan Kesehatan, 1(3), pp. 82–88. doi: 10. 31970/ma. v1i3. 32.
Khotimah, H. (2019) ‘Pengaruh Edukasi Gizi Melalui Media Facebook Terhadap Pengetahuan
Anemia Dan Konsumsi Protein, Zat Besi, Dan Vitamin C Pada Remaja Putri Desa Tebas
Kuala’, Pontianak Nutrition Journal (PNJ), p. 1. doi: 10. 30602/pnj. v2i1. 477.
Pegitarian, C. (2021) ‘Studi meta-analisis: faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di provinsi sulawesi selatan’.
71
Purwaningrum, Y. (2017) ‘Issn : 2354-5852 Issn : 2354-5852’, 5(2), pp. 21–27.
Millah, A. S. (2019). Hubungan Konsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Di Desa Baregbeg Wilayah Kerja Puskesmas Baregbeg Kabupaten Ciamis Tahun 2018. Jurnal
Keperawatan Galuh, 1(1), 12-36.
Restu, S. S. (2017). Kurang Energi Kronis (KEK) Ibu Hamil Dengan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR). Husada Mahakam: Jurnal Kesehatan, 4(3).
Mariana, D., Wulandari, D., & Padila, P. (2018). Hubungan Pola Makan dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas. Jurnal Keperawatan Silampari, 1(2),
108-122.
Martalisa, A. A., & Widyawaty, E. D. (2018). Hubungan Motivasi Keluarga Ibu Hamil dengan
Keteraturan Mengkonsumsi Tablet Fe. NERSMID: Jurnal Keperawatan dan Kebidanan, 1(2),
156-171.
Susiloningtyas, I. (2021). Pemberian zat besi (Fe) dalam Kehamilan. Majalah Ilmiah Sultan
Agung, 50(128), 73-99.
Sinaga, R. J., & Hasanah, N. (2019). Determinan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Tunggakjati Kecamatan Karawang Barat Tahun 2019. Jurnal Untuk Masyarakat
Sehat (JUKMAS), 3(2), 179-192.
Niko, N., & Samkamaria, S. (2019). Terminal Barang Internasional (TBI) dalam Konteks
Pembangunan Ekonomi Masyarakat di Perbatasan Entikong, Indonesia-Malaysia. Indonesian
Journal of Religion and Society, 1(2), 104-114.
Rizki, F., Lipoeto, N. I., & Ali, H. (2018). Hubungan suplementasi tablet fe dengan kadar
hemoglobin pada ibu hamil trimester III di puskesmas air dingin kota padang. Jurnal Kesehatan
Andalas, 6(3), 502-506.
72
Rahmi, N., & Husna, A. (2020). ANALISIS FAKTOR ANEMIA PADA IBU HAMIL DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAITUSSALAM KABUPATEN ACEH
BESAR. JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE, 6(2), 1250-1264.
Sari, M. (2019) ‘Aplikasi Data Pasien Dan Penentuan Gizi Ibu Hamil Pada Puskesmas Sungai
Tabuk’, Technologia: Jurnal Ilmiah, 10(3), p. 172. doi: 10. 31602/tji. v10i3. 2232.
Sari, S. D. (2019) ‘Hubungan Infeksi Cacing Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Gandus Tahun 2016’, Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang, 8(1), pp. 15–24.
Available at: http://www. ejournal. stikesabdurahman. ac. id/index. php/jkab/article/view/85/91.
Suwardi, J. (2019) ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Ibu Hamil Dengan
Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) Di Wilayah Puskesmas Kendalsari Kota
Malang’.
Wahyuntari, E. (2020) ‘Gambaran Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kalasan’, Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM. Mataram, 5(1), p. 1. doi: 10. 31764/mj.
73
v5i1. 1122.
Yuliasari, D. et al. (2020) ‘Penyuluhan Tentang Manfaat Konsumsi Tablet Fe Bagi Ibu Hamil
di Dusun Sukajaya I RT 01 & 02 Desa Kurungan Nyawa Kabupaten Pesawaran Provinsi
Lampung Tahun 2020’, Jurnal Perak Malahati, 2(1), pp. 45–50. Available at:
http://ejurnalmalahayati. ac. id/index. php/perakmalahayati/article/view/2716.
74