Kelompok 5
2018/2019
Anggota Kelompok 5
1. Dyah Ayu Siti Utari Pramasasti 18310039
2. Endah Rachmawati 18310040
3. Faramitha Sandra Irawan 18310041
4. Farida Aryani 18310042
5. Faridatul Jannah 18310043
6. Fattia Pratiwi 18310044
7. Fauzurrahman Al Amin 18310045
8. Febrilina Nadya Rensina Tangkudung 18310046
9. Felycia 18310047
10. Fezagustia Rizdanti 18310048
Sejarah Ruang Lingkup EYD
• Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional lahir pada awal tahun dua
puluhan. Namun dari segi ejaan, bahasa indonesia sudah lama
memiliki ejaan tersendiri. Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan,
sudah mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :
1. Ejaan Van Ophuysen
• Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun
dua puluhan. Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu yang
menjadi dasar bahasa indonesia. Sebagai tindak lanjutnya, pada
tanggal 19 Maret 1947 dikeluarkanlah SK No. 246/Bhg. A/47 tentang
ejaan oleh menteri pengajaran, pendidikan dan kebudayaan saat itu,
yang hasilnya Ejaan Suwandi.
Sejarah Ruang Lingkup EYD
2. Ejaan Suwandi
•Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang
menggantikan, yaitu ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahun 1947
sampai tahun 1972.
• Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan
dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan
berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi
kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap
pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu
lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara
pemakai bahasa dengan ejaan.
5 Aspek Ruang Lingkup EYD
1. Pemakaian Huruf
2. Penulisan Huruf
3. Penulisan Kata
4. Penulisan Unsur Serapan
5. Pemakaian Tanda Baca
1. Pemakaian Huruf
a. Huruf Abjad
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A B C D E F G H I J K L M N O
Huruf
a b c d e f g h i j k l m n o
Nama a be ce de e ef ge ha i je ka el em en o
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
P Q R S T U V W X Y Z
Huruf
p q r s t u v w x y z
Nama pe ki er es te u ve we eks ye zet
1. Pemakaian Huruf
b. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf a, i, u, e, dan o.
Huruf Vokal a i U e o
Di awal api itu ulang enak oleh
Di tengah padi simpan lusa petak soreh
Di akhir pipa murni ibu ide radio
1. Pemakaian Huruf
c. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia adalah
huruf yang selain huruf vokal yang terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g,
h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
d. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan
ai, au, dan oi.
Huruf Diftong ai au oi
Di awal ain aula -
Di tengah syaitan saudara boikot
Di akhir pandai harimau amboi
1. Pemakaian Huruf
e. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang
melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan.
Gabungan Huruf
Kh ng ny Sy
Konsonan
Di awal Khusus Ngili Nyata Syarat
Di tengah Akhir Bangun Hanyut Isyarat
Di akhir Tarikh Senang - arasy
2. Penulisan Huruf
• Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD, yaitu:
a) Penulisan huruf besar,
b) Penulisan huruf miring.
a)Penulisan Huruf Besar / Huruf Kapital
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu :
1. Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya :
• Dia menulis surat di kamar.
• Tugas bahasa Indonesia sudah dikerjakan.
2. Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya :
• Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
• “Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.
3. Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti
Tuhan, dan nama kitab suci. Misalnya :
• Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang.
• Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
2. Penulisan Huruf
4. Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama
orang. Misalnya :
•Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin
•Kita adalah pengikut Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa sallam.
5. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat. Misalnya :
•Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil.
•Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
6. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang. Misalnya :
• Ibrahim Naki
• Nofayanti
7. Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa. Misalnya :
• bangsa Indonesia
• suku Sunda
• bahasa Inggris
2. Penulisan Huruf
8.Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya :
• tahun Hijriyah hari Jumat
• bulan Desember hari Lebaran
• Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9. Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri. Misalnya :
• Laut Jawa Jazirah Arab
• Asia Tenggara Tanjung Harapan
10. Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan,
dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung. Misalnya :
• Republik Indonesia
• Majelis Permusyawaratan Rakyat
11. Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan pengacuan. Misalnya :
• Surat Saudara sudah saya terima.
• Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
12. Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya :
• Surat Anda telah saya balas.
• Sudahkah Anda sholat?
2. Penulisan Huruf
13. Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan.
Misalnya:
• Dr. Ibrahim Naki
• Abdul Manaf Husain, S.H
14. Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada
nama badan lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya:
• Perserikatan Bangsa-Bangsa
• Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
15. Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat kabar, dan
karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung. Misalnya :
• Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
• Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”
2. Penulisan Huruf
b) Penulisan Huruf Miring
•Huruf miring digunakan untuk :
1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya :
• Buku Negara kertagama karangan Prapanca.
• Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca.
• Surat kabar Pedoman Rakyat akan dibeli.
2. Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata. Misalnya :
• Huruf pertama kata abad adalah a.
• Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
• Buatlah kalimat dengan kata lapang dada.
3. Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing. Misalnya :
• Politik devideet et impera pernah merajalela di Indonesia.
3. Penulisan Kata
• Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
1) Kata Dasar
• Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai suatu kesatuan.
Misalnya :
• Dia teman baik saya.
2) Kata Turunan (Kata berimbuhan)
• Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :
• Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya: Membaca dan Menulis.
• Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya jika
bentuk dasarnya berupa gabungan kata. Misalnya: Bertepuk tangan dan Sebar luaskan.
• Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, kata itu ditulis
serangkai. Misalnya: Menandatangani dan Keanekaragaman.
• Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: Antarkota, Mahaadil, dan Prakata.
3. Penulisan Kata
3) Kata Ulang
•Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis jenis kata ulang , yaitu :
• Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. Misalnya:
• Laki : Lelaki
• Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan. Misalnya:
• Laki : Laki-laki
• Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem. Misalnya :
• Sayur : Sayur-mayur
• Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan. Misalnya :
• Main : Bermain-main
4) Gabungan Kata
•Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus. Bagian-bagiannya pada umumnya ditulis
terpisah. Misalnya: Mata kuliah dan Orang tua.
•Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang menimbulkan kemungkinan salah baca saat diberi tanda hubung untuk
menegaskan pertalian di antara unsur bersangkutan. Misalnya: Ibu-bapak dan Pandang-dengar
•Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai. Misalnya: Daripada, Sekaligus, Bagaimana,
dan Barangkali.
3. Penulisan Kata
5) Kata Ganti (ku, mu, nya, kau)
•Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan kata ganti ku, mu, nya ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya : Kubaca, Kaupinjam, Bukuku, Tasmu, dan Sepatunya
6) Kata Depan (di, ke, dari)
•Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali pada gabungan kata yang
dianggap padu sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada. Misalnya :
• Jangan bermian di jalan
• Saya pergi ke kampung halaman
• Dewi baru pulang dari kampus.
7) Kata Sandang (si dan sang)
•Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya :
• Nama si pengrimi surat tidak jelas
• Anjing bermusuhan dengan sang kucing.
3. Penulisan Kata
8) Partikel
•Partikel merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus, yaitu sangat ringkas atau kecil dengan
mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Kaidah penulisan partikel sebagai berikut : Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya : Bacalah buku itu baik-baik!, Apakah yang dipelajari
minggu lalu?, dan Apakah gerangan salahku?
•Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali yang dianggap sudah menyatu. Misalnya : Jika
ayah pergi, ibu pun ikut pergi.
•Partikel per yang berarti memulai, dari dan setiap. Partikel per ditulis terpisah dengan bagian-bagian kalimat yang
mendampinginya. Misalnya : Rapor siswa dilihat per semester.
9) Singkatan dan Akronim
•Singkatan adalah nama bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu kata atau lebih. Misalnya : dll = dan lain-
lain dan yth = yang terhormat.
•Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. Misalnya: SIM = Surat Izin Mengemudi dan IKIP =
Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan.
3. Penulisan Kata
10) Angka dan Lambang Bilangan
•Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka yang lazim digunakan , yaitu : (1) Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10, dan (2) Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X. Lambang bilangan dengan huruf
dilakukan sebagai berikut :
• Bilangan utuh. Misalnya : 15 dan lima belas
• Bilangan pecahan. Misalnya : ¾ dan tiga perempat
• Bilangan tingkat. Misalnya : Abad II dan Abad ke-2
• Kata bilangan yang mendapat akhiran –an. Misalnya : tahun 50-an dan lima puluhan
• Angka yang menyatakan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya mudah dibaca. Misalnya :
Sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta rupiah.
• Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Kalau perlu diupayakan supaya tidak
diletakkan di awal kalimat dengan mengubah struktur kalimatnya dan maknanya sama. Misalnya : Dua
puluh lima siswa SMA tidak lulus. (benar) dan 25 siswa SMA 1 tidak lulus. (salah)
• Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali beberapa
dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau pemaparan. Misalnya : Amir menonton pertunjukan
itu selama dua kali.
4. Penulisan Unsur Serapan
Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli bahasa
Indonesia menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai
bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan,
situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya menggunakan kata asing
tanpa memproses sesuai dengan aturan yang telah diterapkan.