Anda di halaman 1dari 46

UJI HIPOTESIS

Oleh:
Prof. Didik S.

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 1


TUJUAN

A. Mahasiswa memahami cara mengklasifikasi pertanyaan penelitian.


B. Mahasiswa memahami jenis-jenis hipotesis dan cara menyusun hipotesis
C. Mahasiswa mampu menentukan teknik analisis yang dipilih.
D. Mahasiswa memahami nilai “p” sebagai penolakan atau penerimaan
hipotesis.
E. Mahasiswa memahami cara merumuskan RANCANGAN PENELITIAN.
ISI MATERI

A. MENENTUKAN KLASIFIKASI PERTANYAAN PENELITIAN


B. MENYUSUN HIPOTESIS
C. MENENTUKAN TEKNIK UJI HIPOTESIS
D. MENGHITUNG “p”.
E. RANCANGAN PENELITIAN.
UJI HIPOTESIS

DALAM PENULISAN TUGAS AKHIR:

UJI HIPOTESIS DIAWALI DENGAN URUTAN BERIKUT:


A. Disusunnya PERTANYAAN PENELITIAN.
B. Menyusun TUJUAN UMUM
C. Merinci dalam TUJUAN KHUSUS

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 4


UJI HIPOTESIS

DISUSUNNYA PERTANYAAN PENELITIAN.


Kriteria:
1. Disusun dalam kalimat tanya.
2. Bersifat spesifik dgn menyebutkan variabel-variabel penelitian.
3. Hanya ada satu variabel terikat.
 Bila variabel terikat > 1 pertanyaanpenelitian harus dipisah.
 Bila variabel bebas > 1 boleh digabung menjadi satu pertanyaan.
4. Bila perlu tentukan mana pertanyaan utama dan mana yang tambahan.

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 5


UJI HIPOTESIS

DARI PERTANYAAN PENELITIAN KE TUJUAN PENELITIAN


a. Tujuan umum
 Melingkupi semua tujuan dalam penelitian – ISINYA sama dengan
pertanyaan penelitian;
 Ditulis dalam kalimat berita.

DARI TUJUAN UMUM KE TUJUAN KHUSUS


 Dibuat dalam kalimat berita.
 Konsisten dengan pertanyaan penelitian baik jumlah atau urutannya.
 Bersifat spesifik – dengan menyebut hubungan variabel.
 Bila variabel bebas > satu tujuan khusus boleh disatukan.
 Bila variabel terikat > satu tujuan khusus harus dipisah.

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 6


UJI HIPOTESIS

DARI TUJUAN KHUSUS KE HIPOTESIS


a. Mengetahui (mengidentifikasi) perbedaan antar variabel A dan B.
b. Mengetahui (mengidentifikasi) hubungan antar variabel A dan B.
c. Mengetahui (mengidentifikasi) korelasi antara variabel A dan B.

FORMULASI TUJUAN KHUSUS (HUBUNGAN VARIABEL) SUDAH


MENDEKATI RUMUSAN HIPOTESIS.

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 7


UJI HIPOTESIS

A. MENENTUKAN JENIS / KLASIFIKASI PERTANYAAN PENELITIAN


1. Apakah penelitian termasuk dalam desain khusus atau tidak?
2. Bila bukan tentukan apa deskriptif atau analitik
3. Bila deskriptif tentukan variabel kategorik atau numerik
4. Bila analitis apakah hubungan yang diteliti kategorik-kategorik,
kategorik-numerik, atau numerik-numerik (korelatif).
5. Bila hubungan kategorik-kategorik atau numerik-numerik, tentukan
apakah berpasangan atau tidak berpasangan.
(Lihat Bagan; 1).

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 8


LANGKAH-LANGKAH menentukan jenis pertanyaan penelitian

.
JENIS PENELITIAN

NON DESAIN
DESAIN KHUSUS
KHUSUS

DESKRIPTIF ANALITIK RUMUS SESUAI DENGAN


DESAIN KHUSUS

Kategorik Numerik Kategorik- Kategorik-


Numerik-numerik (7)
(1) (2) kategorik numerik

Bagan 1.
Ttidak Berpasangan Tidak berpasangan (5) Berpasangan (6)
Langkah-2 berpasangant(3) (4) 2 kelmp dan > 2 kelmp 2 kelmp dan > 2 kelmp
ida
03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 9
A. MENENTUKAN JENIS / KLASIFIKASI PERTANYAAN PENELITIAN

AA. DESAIN KHUSUS:


1. Penelitian Diagnostik
 Penelitian membandingkan metode diagnosis dengan metode baku emas.
 Keluaran:
 sensitivitas,
 spesifisitas
 Nilai prediksi positif
 Nilai prediksi negatif
 Rasio kemungkinan positif
 Rasio kemungkinan negatif.
 Area under cover curve (AUC)
(Formulasi pertanyaannya: “Bagaimana nilai diagnostik USG diban-dingkan
dengan patologi anatomi (PA) untuk mendiagnose tumor tiroid?”

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 10


DESAIN KHUSUS:
2. Penelitian Prognostik
Peneltian dengan desain kohort yang bertujuan:
• Mengetahui faktor2 yang berhubungan dengan kejadian (event)
Mis: penelitian faktor prognostik yang berkaitan dengan renjatan pada
pasien demam berdarah’
Formulasi pertanyaan: “Faktor-2 apakah yang menjadi faktor prognostik
terjadinya renjatan pada pasien demam berdarah?”

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 11


A. MENENTUKAN JENIS / KLASIFIKASI PERTANYAAN PENELITIAN

DESAIN KHUSUS:
3. Penelitian multivariat regresei linier
Variabel terikat berjumlah satu, variabel bebasnya berskala numerik – lebih
dari satu
Formulasi: “Faktor-2 apakah yang berpengaruh thd skor kualitas hidup
lansia yang tinggal di panti jompo?”

4. Penelitian multivariat regresi logistik


Variabel terikat berjumlah satu, dimana variabel bebasnya berskala nominal
– lebih dari satu.
Formulasi: “Faktor-2 apakah yang berhubungan dengan terjadinya kanker
payudara?”
03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 12
A. MENENTUKAN JENIS / KLASIFIKASI PERTANYAAN PENELITIAN

a b

Gambar : Analitik Bivariat (a) dan


Multivariat (b)
A. MENENTUKAN JENIS / KLASIFIKASI PERTANYAAN PENELITIAN

DESAIN KHUSUS:
5. Kesintasan (survival analysis)
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui suatu kejadian dikaitkan
dengan kapan waktu kejadian. Mis. penelitian yang membandingkan
kesintasan antara pasien HIV dengan CD4< 200 dgn pasien pasien HIV dgn
CD > atau = 200.
“Apakah ada perbedaan kesintasan antara HIV dengan kadar CD4<200
dibanding pasien HIV dengan kadar CD> atau = 200?”

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 14


A. MENENTUKAN JENIS / KLASIFIKASI PERTANYAAN PENELITIAN

DESAIN KHUSUS
6. Uji kesesuaian
Mengetahui tingkat kesesuaian hasil pengukuran yang dilakukan oleh
pengukur atau metode berbeda.
Uji kesesuaian berbeda dengan uji diagnostik. Uji diagnostik
membandingkan suatu atat ukur dengan baku emasnya (level tidak setara)
– (beda alat ukur)
Uji kesesuaian, pengukur atau metode pengukuran mempunyai level setara
– (beda pengukur atau metode)

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 15


A. MENENTUKAN JENIS / KLASIFIKASI PERTANYAAN PENELITIAN

DESAIN KHUSUS
7. Uji validitas
Bertujuan mengetahui kesahihan alat ukur. Ada validitas Isi, val. Muka dan
Val. Konstruk.
Validitas di sini dimaksud adalah validitas konstruk.
Dapat dilakukan interna dan eksterna.
Val. Konstruk Interna – utk mengetahui apakah suatu Item (pernyataan)
adalah pernyataan yang VALID untuk mewakili sebuah parameter.
Val. Konstruk Eksterna – utk mengetahui validitas alat ukur dibandingkan
dengan alat ukur lainnya yang telah ada.

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 16


A. MENENTUKAN JENIS / KLASIFIKASI PERTANYAAN PENELITIAN

PENELITIAN ANALITIK
FORMULASI PERTANYAAN:

“Apakah ada buhungan ...”


“apakah ada perbedaan ...”
“Apakah ada korelasi...”.
Untuk penelitian dengan PERLAKUAN (treatment/experimental):
“Apakah ada pengaruh .....”

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 17


A. MENENTUKAN JENIS / KLASIFIKASI PERTANYAAN PENELITIAN

BB. DESKRIPTIF dan ANALITIK


1. Deskriptif – (analisis univariat)
Penelitian deskriptif – menggambarkan proporsi atau rerata variabel.
Menggunakan statistik deskriptif – (analisis univariat).
Formulasi: “Bagaimana prevalensi....?”, “Bagaimana proporsi....?”,
“Berapa rerata ...?”
2. Kategorik – numerik – (analisis bivariat)
Var. Kategorik – variabel yang hasil pengukurannya dikelompokkan
berdasar klasifiksi ttt.
Var. Numerik – variabel yang hasil pengukurannya berupa ANGKA (skor)
atau NILAI ASLI tanpa dikelompokkan menurut klasifikasi ttt.

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 18


A. MENENTUKAN JENIS / KLASIFIKASI PERTANYAAN PENELITIAN

Berpassangan – tidak berpasangan

Variabel bisa diklasifikasikan menjadi berpasangan dan tidak berpasangan.


a. Berpasangan bila variabel yang sama diambil dari individu yang sama
atau:
 pengukurannya berulang – variabel sama (pre-post).
 Variabel yang sama berasal dari individu yang berbeda, tetapi dilakukan
proses matching pada cara sampling;
 menggunakan metode crossover pada penelitian uji klinis dengan
pertukaran antara kelompok kontrol menjadi kelompok perlakuan dan
sebaliknya.
 Variabel yang sama berasal dari individu yang sama tetapi diambil dari
bagian tubuh yang berbeda.
03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 19
A. MENENTUKAN JENIS / KLASIFIKASI PERTANYAAN PENELITIAN

a. Berpasangan bila variabel yang sama dimbil dari individu yang sama.
Formulasi: “Apakah terdapat perbedaan rerata kadar gula darah antara
sebelum pengobatan dan setelah pengobatan selama sebulan dengan Obat
hipoglikemik oral (OHO)?” (analitik numerik)

b. Tidak berpasangan – bila data diambil dari kelompok atau individu yang
berbeda.
Formulasi: “Apakah terdapat perbedaan kesembuhan antara subyek yang
menderita pneumonia yang diberi obat amoxilin dengan kontrimoksazol?”
(analitik kategorik)

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 20


A. MENENTUKAN JENIS / KLASIFIKASI PERTANYAAN PENELITIAN

3. Numerik – numerik
Variabel bebas – numerik
Variabel terikat – numerik
Formulasi: “Bagaimana korelasi antara kadar kolesterol dengan kadar
tebal lemak bawah kulit?” (analitik korelatif).

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 21


A. MENENTUKAN JENIS / KLASIFIKASI PERTANYAAN PENELITIAN

4. Analisis lebih dari 2 sampel/pasang


Untuk analitik komparatik numerik, langkah selanjutnya adalah untuk
menguji perbedaan antara kelompok yang jumlahnya lebih dari 2 kelompk
(sampel).
a. Berpasangan
b. Tidak berpasangan

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 22


A. MENENTUKAN JENIS / KLASIFIKASI PERTANYAAN PENELITIAN

CATATAN:
KESEPAKATAN PENULISAN:

NO TERMINOLOGI HUB. VARIABEL AKAN DITULIS


1 ANALITIK KATEGORIK – KATEGORIK ANALITIK KATEGORIK

2 ANALITIK KATEGORIK – NUMERIK ANALITIK NUMERIK

3 ANALITIK NUMERIK – NUMERIK ANALITIK KORELATIF

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 23


Contoh : Jenis Penelitian dan Pertanyaan Penelitian
No Penelitian Pertanyaan
. 1 Deskriptif kategorik Bagaimana prevalensi penyakit diare di ....?
2 Deskriptif numerik Berapa rerata kadar gula darah penduduk usia 30-40 th
di..?
3 Analitik Kategorik tidak berpasangan Apakah terdapat perbedaan kesembuhan antara
subyek yang diberi obat amoxilin dengan
kontrimksazol?
4 Analitik Numerik tidak berpasangan Apakah terdapat perbedaan rerata kadar katekolamin
antara subyek yang mengalami penyakit jantung
koroner dengan yang normal?
5 Analitik Numerik berpasangan Apakah terdapat perbedaan rerata kadar gula darah
antara sebelum dan sesudah pengobatan selama
sebulan dengan obat hipoglikemik oral (OHO)?
6 Analitik Korelatif Bagaimana korelasi antara kadar kolesterol dengan
kadar tebal lemak bawah kulit?

03/04/2019 MR-SAMPEL DAN POPULASI 24


B. MENYUSUN HIPOTESIS

AA. MENYUSUN HIPOTESI


Hipotesis adalah suatu pernyataan yang merupakan jawaban
sementara peneliti terhadap pertanyaan penelitian (analitik), yang
akan dibuktikan melalui penelitian, sehingga dua kemungkinan hasil
hipotesis terbukti atau tidak.
 BEBERAPA MACAM HIPOTESIS:
1. Hipotesis negatif
2. Hipotesis positif
a. Hipotesis satu arah
b. Hipotesis dua araH
B. MENYUSUN HIPOTESIS

 Hiptesis positif dua arah adalah jawaban sementara atas pertanyaan


penelitian yang menyatakan ada perbedaan proporsi antara satu kategori
dengan kategori yang lain tanpa menyebutkan mana yang lebih besar atau
yang lebih baik.
HIPOTESIS
NEGATIF

HIPOTESIS HIPOTESIS SATU


PENELITIAN ARAH

HIPOTESIS POSITIF

HIPOTESIS DUA
ARAH

Bambar: Klasifikasi Hipotesis


B. MENYUSUN HIPOTESIS

 Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian,


 Hipotesis negatif adalah jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang
menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan (mirip dengan
hipotesis nol pada uji statistik).
 Hipotesis statistik adalah jawaban sementara terhadap uji statistik.
 Hipotesis statistik tersebut bersifat universal, sementara hipotesis penelitian
bersifat individual – (simbol : Ho dan H1)
 Hipotesis positif adalah jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang
menyatakan ada perbedaan atau ada hubungan.
 Hipotesis positif satu arah adalah adalah jawaban sementara atas pertanyaan
penelitian yang menyatakan bahwa kategori tertentu mempunyai proporsi lebih
banyak dari kategori yang lain, atau kategori tertentu lebih tinggi reratanya
dari ketegori yang lain.
B. MENYUSUN HIPOTESIS

 Hiptesis positif dua arah adalah jawaban sementara atas pertanyaan


penelitian yang menyatakan ada perbedaan proporsi antara satu kategori
dengan kategori yang lain tanpa menyebutkan mana yang lebih besar atau
yang lebih baik.
 Besarnya Zα ditentukan oleh besarnya α dan jenis hipotesis apakah satu
arah atau dua arah.
 Besarnya Zß ditentukan besarnya oleh nilai β. Tidak dikenal nilai dua arah
pada kesalahan tipe II.
 Pada tingkat kesalahan yang sama nilai Zα pada hipotesis satu arah lebih
kecil dari pada hipotesis dua arah. Oleh karena itu besar sampel penenlitian
satu arah lebih kecil dari pada penelitian dua arah.
B. MENYUSUN HIPOTESIS

MENYUSUN HIPOTESIS YANG BENAR


Syaratnya adalah:
 Merupakan kalimat deklaratif
 Konsisten dengan pertanyaan penelitian
 Hipotesis hanya dibuat untuk penelitian analitik
 Hipotesis hanya dibuat untuk pertanyaan utama
 Menyebutkan Variabel secara spesifik
Hipotesis boleh mengandung satu atau beberapa variabel bebas, tapi
hanya mengandung satu variabel tergantung.
C. MEMILIH TEKNIK UJI HIPOTESIS

AA. KLASIFIKASI ANALISIS


1. Deskriptif –
1. Kategorik
2. numerik
2. Analisis Bivariat
1. Korelatif
2. Komparatif
1. Kategorik
1. Tidak Berpasangan
2. Berpasangan
2. Numerik
3. Tidak berpasangan ( 2 kelompok an > 2 kelompok)
4. Berpasangan ( 2 kelompok dan > 2 kelompok)
3. Analisis Multivaria
1. Regresi linier
2. Regrsi logistik
4. Analisis Khusus
1. Diagnostik
2. Survival dll.
C.PEMILIHAN TEKNIK UJI HIPOTESIS
Jumlah Sampel Jenis variabel
. sampel bebas/ Kuantitatif (rasio- Semi kuantitatif Kualitatif
Tujuan uji / Berpasangan interval) (ordinal) (nominal)/kategorik
Pasang Populasi Kuantitatif distribusi
an berdistribusi populasi tak normal
normal
<2 Bebas (tidak Uji t 2 sampel - Uji Mann Whitney - Uji Khi-kuadrat
berpasangan) bebas - Uji jumlah peringkat - Uji Eksak fisher
Wilcoxon
Komparasi Berpasangan Uji t 2 sampel Uji peringkat Uji Mc Nemar
berpasangan bertanda Wilc
>2 Bebas (tidak Anova 1 arah Kruskal-Wallis Uji Khi-kuadrat
berpasangan)
Anova untuk
Berpasangan subyek yang Uji Friedman Uji Cochrans
sama
    Korelasi Pearson Korelasi Spearmen Koefisien Kontingensi (C)
Korelasi (r) (rs) Koefisien phi
Regresi Korelasi Kappa Koefisien kappa
 
D. MENGHITUNG “p” untuk UJI HIPOTESIS

TENTANG NILAI “p”


Nilai p secara tradisional selalu dihitung pada hampir semua sudi analitik.
Apakah makna nilai “p” tersebut?
Contoh:
Pada penelitian tentang obat baru A untuk penyakit X dilakukan uji klinis
dengan pembanding obat B. Setelah randomisasi diperoleh 50 pasien yang
diberikan obat A dan 50 pasien yang diberi obat B. Pada akhir penelitian, 40
pasien yang diberikan obat A sembuh, sedangkan pada kelompok yang diberi
obat B hanya 30 pasien yang sembuh. Data tersebut diterakan pada tabel berikut:
D. MENGHITUNG “p” untuk UJI HIPOTESIS

Sembuh Tidak sembuh Jumlah


Obat standar (B) 30 20 50
Obat baru (A) 40 10 50
jumlah 70 30 100

1. Ho : A = B (Obat A dan B sama baiknya untuk pengobatan penyakit X)


2. Ha : A ≠ B (Obat A tidak sama baik dengan obat B)
3. Uji hipotesis menggunakan UJI X2 (Chi Square).
4. Hitung nilai p.
D. MENGHITUNG “p” untuk UJI HIPOTESIS

Hasil perhitungan nilai X2 = 4,76


Pada tabel X2 untuk df = 1, uji 2 arah diperoleh hasil p < 0,05.
Perhitungan dengan komputer diperoleh p = 0.03.

Hasil perhitungan tersebut (p = 0,03) dibaca sbb:


Apabila Ho benar (Obat A sama baiknya dengan obat B), kita masih memperoleh
hasil, namun hanya 3%.
Kalau kita menetapkan p = 0,05 – dianggap secara statistik bermakna sebagai
BATAS PENOLAKAN Ho – maka hasil perhitungan 0,03 atau p ≤ 0,05 tersebut
dikatakan bermakna (signifikan) untuk MENOLAK Ho secara statistika.
E. RANCANGAN PENELITIAN
1. PENGERTIAN
a. Research design is essentially a plan or strategy aimed at enabling
answers to be obtained to research questions (Burn, Robert, B., 2000)).
b. Research design is the overall process of using your imagination as well
as the strategy and tactics of science to guide the collection and analysis
of data (Gray, Paul S, cs, 2007).
2. DIMENSI DAN TYPE RANCANGAN PENELTIAN
E. RANCANGAN PENELITIAN

2. DIMENSI DAN TYPE RANCANGAN


NO. DIMENSI TYPE RANCANGAN PENELITIAN
1 TUJUAN PEMELITIAN DESKRIPTIF
EXPLANASI (ANALITIK)
2 STRATEGI PENELITIAN SURVAI (OBSERVASIONAL)
EXPERIMENTAL
3 WAKTU PENELITIAN POTONG LINTANG (CROSS SECTIONAL)
LONGITUDINAL
E. RANCANGAN PENELITIAN

CONTOH:
Judul: “Hubungan antara asupan makanan dengan status gizi balita di Desa A,
Kecamatan B, Kabupaten C”.

Rancangan Penelitian:
Jenis penelitian ini termasuk penelitian analitik dengan pengumpulan data
dengan survai obserasional dan dilakukan secara potong lintang (cross sectional).
E. RANCANGAN PENELITIAN

Perumusan Rancangan penelitian dengan telah menyebutkan 3 unsur tersebut


sesungguhnya sudah cukup. Tetapi apabila hendak meleg-kapi dengan unsur
yang lebih rinci juga tidak ada masalah.
Misal:
Analitik diberi penjelasan tentang:
 Variabel yang akan diuji.
 Hubungan variabel (perbedaan/hubungan, korelasional)
 Metode uji statisiknya (Chi Square dsb.)

Pengumpulan data dijelaskan mengenai alat ukur (instrumen) dan metodenya:


 Kuesioner dll.
 Metode wawancara dll.
E. RANCANGAN PENELITIAN
No. Masalah Design yang sesuai
1. Deskriptif (prevalensi) Potong Lintang
2. Deskriptif (insiden) Kohort
  1. Eksperimen/uji klinis 2. Kohort
3. Hubungan antar variabel 3. Kasus kontrol 4. Potong lintang
5. Serial kasus 6. Laporan kasus
4. Uji Klinis 1. Uji klinis acak tercemar ganda
2. Uji klinis acak tersamar tunggal
3. Uji klinis acak tidak tersamar
4. Uji klinis tidak acak dgn. pembanding
5. Uji klinis tanpa pembanding
5. Diagnostik 1. Potong Lintang
2. Kasus kontrol
6. Survival Kohort
E. RANCANGAN PENELITIAN

Tabel 8: Karakteristik Beberapa Jenis Design Penelitian


No. Desain Temporaliti Identifikasi Awal
       
1. Kohort Prospektif Prospektif Variabel bebas
2. Kohort Retrospektif Prospektif yang Variabel bebas
retrospektif
3. Kasus-kontrol Retrospektif Variabel
tergantung
4. Potong lintang Salah satu dari temporality dan identifikasi awal
tidak terpenuhi
 
E. RANCANGAN PENELITIAN

• PENAMAAN DESAIN PENELITIAN:


SUDUT PANDANG KLASIFIKASI DESAIN PENELITIAN
WAKTU POTONG LINTANG, LONGITUDINAL-PROSPEKTIF,
LONGITUDINAL-RETROSPEKTIF
STATISTIK DESKRIPTIF, ANALITIK
ANALISIS LONGITUDINAL INSIDEN, INSIDEN RATE (SURVIVAL)
INTERVENSI EKSPERIMEN, OBSERVASIONAL
CARA MENCARI EKSPERIMEN, KOHORT, KASUS-KONTROL, POTONG LINTANG
KAUSALITAS
KERANGKA KONSEP MODEL ETIOLOGIK (ADA VARIABEL UTAMA)
TIDAK ADA VARIABEL UTAMA (MODEL PROGNOSTIK)
SUBSTANSI MENCARI BESAR MASALAH, DIAGNOSTIK, ETIOLOGIK,
TERAPEUTIK, PROGNOSTIK,
PATOFISIOLOGIK.

02/28/2021 VALID 41
BEBERAPA ISTILAH

1. POTONG LINTANG (cross sectional) : pengukuran variabel dilakukan


dalam sesaat (sewaktu).
2. LONGITUDINAL PROSPEKTIF : pengamatan terus menerus – ke depan.
3. LONGITUDINAL RETROSPEKTIF : Pengamatan terus menerus ke
belakang.
4. DESKRIPTIF : Rancangan penelitian untuk menggambarkan
karakteristik.
5. ANALITIK : Rancangan penelitian untuk menguji hubungan atau
perbedaan dua atau lebih variabel.
6. INSIDEN : angka kejadian dalam setahun atau periode tertentu.

02/28/2021 VALID 42
BEBERAPA ISTILAH
7. INCIDENCE RATE : tingkat/laju kejadian suatu penyakit per tahun.
8. EKSPERIMEN : Desain penelitian yang memerlukan perlakuan.
PRA EKSPERIMEN (EKSPERIMEN SEMU): Desain penelitian eksperimen tanpa ada
kelompok KONTROL
TRUE EXPERIMENT : Desain penelitian eksperimen yang dilengkapi KELOMPOK
KONTROL.
9. OBSERVASIONAL : Desain penelitian yang dalam pengumpulan data
berdasarka OBSERVASI (Tanpa perlakuan).
10. KOHORT: Desain penelitian longitudinal – dengan pengamatan
berkelanjutan terhadap suatu paparan (exposure) terhadap kelompok
terpapar dan kelompok KONTROL (tidak terpapar).
11. KASUS-KONTROL: Desain penelitian yang mengamati kelompok kasus
dan KONTROL (bukan kasus).
02/28/2021 VALID 43
BEBERAPA ISTILAH
12. MODEL ETIOLOGIK: Desain penelitian yang ada variabel utama dan
variabel confounding (variabel perancu) dikendalikan.
13. MODEL PROGNOSTIK: Desai penelitian tidak ada variabel utama
(semua variabel dikaji pengaruhnyaterhadap variabel terikat).
14. BESAR MASALAH DIAGNOSTIK (UJI DIAGNOSTIK): menghitung
sensitifitas, spesifitas, nilai duga positif, nilai duga negatif, rasio
kemungkinan positif, rasio kemungkinan negatif dan akurasi.

02/28/2021 VALID 44
D. RANCANGAN PENELITIAN
Penamaan desain terkadang rumit dan tidak efisien. Berikut salah satu panduan yang
bisa digunakan : (Dahlan S, 2013)
Pada penelitian deskriptif, nama desain adalah:
• deskriptif disertai informasi potong lintang, kohort, atau survival.
Pada penelitian analitik yang sudah tipikal yaitu:
• eksperimen,
• kohort prospektif,
• kohort retrospektif,
• kasus-kontrol, dan potong lintang
Pada penelitian uji diagnostik nama desain cukup disebut:
• penelitian diagnostik.
Pada penelitian longitudinal analitik dengan analisis survival nama desain cukup
• disebut desain survival.
SELAMAT BELAJAR

09/05/2019 pembuatan kuesioner 46

Anda mungkin juga menyukai