Anda di halaman 1dari 41

PLENO KASUS 1

Firdha Azzahra Saputri 18310049


Firly Widiyani 18310050
SUSUNAN KEANGGOTAAN
Fitria Salsabilah Dwi Nur Chairunisa 18310051
Gilang Raka Pratama 18310052
Gustav Abitri Sentosa 18310053
Hasnainia Rizkia 18310054
Hemas Priyayi 18310055
Hendy Pratama 18310056
Hernandi Ashari Jaya 18310057
Husnul Khotimah 18310058
I Gede Bisma Ananta Wijaya 18310059
Indra Saputra 18310060
KASUS

Seorang ibu, membawa anak laki-lakinya yang bernama Luis berusia 2 tahun ke
UGD RSPBA dengan keluhan BAB mencret sejak 2 hari yang lalu. Frekuensi BAB 5-6
kali dalam 1 hari. Sekali BAB banyak, masih ada ampasnya, warna kuning, darah (+),
lendir (+). Keluhan ini disertai perut sakit dan nyeri pada anus waktu BAB. Muntah (+)
3x hari ini. Orang tua mengatakan Luis tidak mau makan dan minum, terlihat lemas,
tidak pipis sejak tadi malam. Menurut ibunya anaknya biasa minum susu formula
KEYWORD
1. Seorang ibu, membawa anak laki-lakinya yang bernama Luis berusia 2 tahun
2. keluhan BAB mencret sejak 2 hari yang lalu
3. Frekuensi BAB 5-6 kali dalam 1 hari
4. warna kuning, darah (+), lendir (+).
5. Keluhan ini disertai perut sakit dan nyeri pada anus waktu BAB
6. Muntah (+) 3x hari ini
7. Luis tidak mau makan dan minum
PROBLEM

Seorang ibu, membawa anak laki-lakinya yang bernama


Luis berusia 2 tahun ke UGD RSPBA dengan keluhan
BAB mencret sejak 2 hari yang lalu
DD
1. Diare
2. Dehidrasi
3. disentree
4. gastroenteritis
MORE INFO
Hasil pemeriksaan FISIK :
1. KU Tampak Lemas
2. BB 12 kg menjadi 10 kg
3. Nadi 112x/menit
4. RR 24x/menit
5. Suhu 40°C
6. Mata Tampak Cekung ++/++
7. Bibir kering
8. Abdomen : Tampak soeel, peristatik usus meningkat hipertimpani di
seluruh kuadran abdomen
9. Kulit : tugor kulit >3 detik
MORE INFO
Pemeriksaan Penunjang
1. Leukosit 10.500
2. Hb 12 %
3. Trombosit 180.000
4. Hematokrit 40 %
Pemeriksaan Tinja
Makroskopik : Mikroskopik :
5. Warna : kuning - Sisa Pencernaan
6. Konsistensi : lembek cair 1. Lemak : 20/LPB
7. Lendir : Positif 2. Karbohidrat : Negativ
8. Darah : Positif 3. Serat : Negativ
- Leukosit : Negatif
-Eritrosit : (0-4)
- Parasit : Ditemukan Fozoid/ kista
- Telur cacing : Tidak Ditemukan
- Jamur : Tidak Ditemukan
- Bakteri : Tidak Ditemukan
HIPOTESA
Seorang ibu, membawa anak laki-lakinya yang bernama
Luis berusia 2 tahun ke UGD RSPBA dengan keluhan
BAB mencret sejak 2 hari yang lalu karenakan
disentree
Don’t Know
1.ALL ABOUT DISENTREE
2.MEKANISME DISENTREE AMOEBA
3.Pemeriksaan apalagi yang diperlukan
4.MENILAI DERAJAT DISENTREE? Turgor menurun?
5.Kenapa peritaltik usus meningkat ?
6.KENAPA HIPERTIMPANI
7.KENAPA BIBIR KERING
8.KENAPA MATA CEKUNG
9. bagaimana patofisiologinya ?
10. BAGAIMANAKAH MELAKUKAN FASES RUTIN
11. Cara melakukan pem.fisik abdomen pada anak?
12.MEMBUAT ALUR DIAGNOSIS DARI HIPOTESIS
13.Bagaimana tatalaksana kasus ini ? (resep)
14. Tatalaksana dehidrasi dan therapy cairan
Definisi

Disentri adalah peradangan usus yang bisa menyebabkan diare disertai darah atau
lendir. Saat diare, frekuensi buang air besar akan meningkat, dengan konsistensi
feses yang lembek atau cair. atau cair.
ETIOLOGI
Penyebab disentri adalah infeksi bakteri atau amuba. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dikenal sebagai
disentri basiler dan merupakan penyebab tersering disentri pada anak. Shigella dilaporkan sebagai
penyebab tersering disentri basiler pada anak.
Sedangkan infeksi yang disebabkan oleh amuba dikenal sebagai disentri amuba. Selain diare berdarah, anak
juga mengalami demam, nyeri perut terutama menjelang buang air besar, pada pemeriksaan tinja rutin
didapatkan jumlah leukosit dan eritrosit yang meningkat, dan pada pemeriksaan biakan tinja dapat
dijumpai kuman penyebab. Nyeri perut saat buang air besar (tenesmus) seringkali tidak terlihat pada anak
yang usianya lebih muda karena mereka umumnya belum dapat menggambarkan keluhan tersebut.
Disentri Amoebica Disentri Bacilaris
Penyebab Entamoeba Histolitika Shigela Disentri
Dimulai Tidak dengan tiba-tiba dan Dengan hebat dan tiba-tiba
hebat
Panas Tidak ada Ada
Buang Tidak sering kali, tidak banyak Terlalu sering, lebih banyak
darah dan lender dan baunya darah, lender dan nanah, tidak
Air
amat busuk bau busuk.
Besar
Berjangkitnya Tidak berat dan tidak secara Hebat dan sering secara wabah
wabah
Diagnosa Dapat dengan mikroskop Menghendaki pemeriksaan lebih
lanjut di laboratorium.
Prognosis Pada penyakit endokrin Pada bentuk berat angka
tergantung pada penyakit kematian tinggi, kecuali
dasarnya. Pada penyebab obat- mendapat pengobatan dini.
obatan tergantung kemampuan Pada bentuk sedang angka
menghindari pemakaian obat. kema
PATOFISIOLOGI

Mikroorganisme Lambung Ileum terminalis Invasi ke sel epitel


(Shigella spp. atau (bertahan dari pH rendah) atau colon bagian mukosa usus
Entamoeba histolytica) distal

Meningkatkan CAMP
Feces
Nekrosis sel epitel Infiltrasi sel radang Toksin (+)
Hipersekresi cairan di usus berdarah

Mual dan muntah Feces berlendir dan


Feses berdarah Nyeri lembek/cair
Perut dan
tenesmusani Demam

Feses lembek, lendir dan


berdarah
MANIFESTASI KLINIK
Disentri Basiler Disentri Amoeba
1. Diare lendir + darah 6-24 jam 1. Diare lendir + darah
pertama; diare encer tanpa 2. Frekuensi BAB < disentri
darah; 12-72 jam basiler
darah+lender 3. Sakit perut hebat
2. Panas tinggi (39,5-40 ᵒC) 4. Panas hanya pada 1/3 kasus
3. Nausea-Vomitting
4. Anoreksia
5. Sakit perut + tenesmus ani
6. Terkadang gejala menyerupai
ensefalitis dan sepsis (kejang,
sakit kepala, letargi, kaku
kuduk, halusinasi)
DERAJAT DEHIDRASI
PENEGAKAN DIAGNOSIS

ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN LABOLATORIUM
ANAMNESIS
DISENTRI BASILER / SHIGELLOSIS
• Menyebabkan 3 bentuk diare sebagai keluhan utama:
a. Diare dengan tinja yang konsisten lembek
disertai darah, lendir.
b. Watery diarrhea (diare dengan
volume yang besar tanpa ada
lendir/tinja)
c. Kombinasi
Keluhan tambahan:
a. Demam/Panas - infeksi bakteri
b. Nyeri abdomen (sakit perut) - di daerah
rektum, kolon descendens, kolon
sigmoid.
c. Tenesmus ani
ANAMNESIS

DISENTRI AMUBA / AMEBIASIS

• Diagnosis akurat sangat penting - 90%


bersifat asimptomatik (tidak ada gejala
khas) sehingga perlu pemeriksaan
laboratorium yang sesuai.
• Keluhan dapat berupa:

1. Diare dengan tinja berdarah, lembek dan


berlendir.
2. Frekuensi diare 10 kali/hari.
3. Terdapat nyeri perut dan BB menurun.
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN DISENTRI

• Inspeksi : normal.
• Palpasi : turgor menurun (karena dehidrasi)
• Perkusi : hipertimpani - indikasi adanya udara bebas yang
terdapat di dalam rongga usus.
• Auskultasi : hiperperistaltik disebabkan karena adanya radang /
obstruksi pada usus.
• Nyeri tekan lepas titik Mc Burney : negatif - tidak ada indikasi
appendisitis
PEMERIKSAAN LABOLATORIUM
(DISENTRI BASSILER)
SHIGELLOSIS

Bahan :
- Apusan tinja
- Usap dubur dari tukak pada mukosa
usus.
• Hasil

:
- Terdapat peningkatan jumlah sel
leukosit (neutrofil > 50) dan juga
beberapa sel darah.
PEMERIKSAAN LABOLATORIUM
(DISENTRI AMOEBA)
AMEBIASIS
• Dilakukan paling sedikit 3kali dalam 1 minggu.
• Hasil :
- Penderita diare : ditemukan sel darah merah
dalam sitoplasma sedang berada pada stadium
trofozoit.
- Penderita Non-diare : terdapat kista berbentuk
mutiara
• Kesulitan:
- Jarak dan waktu
- Jumlah tinja tidak cukup
- Wadah terkontaminasi
- Penggunaan antibiotik
PEMERIKSAAN LAINNYA

Serologi deteksi antibodi

-.Membantu menegakkan diagnosis pada kelompok yang tidak


tinggal di daerah endemis.

-.Hasil : positif bila amuba telah menembus jaringan


(invasif)
Deteksi antigen

-.Antigen amuba (Gal/Gal-Nac-Lectin) dapat ditemukan


pada tinja.

-.Teknik yang praktis, sensitif, spesifik - untuk amebiasis


intestinal

-.Syarat : tinja harus segar atau disimpan dalam lemari pendingin.


TERAPI CAIRAN

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari
badan.
Cara penghitungan kebutuhan cairan:

•Metode Pierce Berdasarkan keadaan klinis:


-Dehidrasi ringan: 5% x KgBB

-Dehidrasi sedang: 8% x KgBB


- Dehidrasi berat: 10% x kgBB

• Metode Goldbeger
- Rasa haus tanpa tanda-tanda klinis lain : 2% dari BB
- Rasa haus disertai mulut kering, oliguri: 6% dari BB
- Tanda-tanda diatas ditambah kelemahan fisik yang jelas, perubahan mental :
7-14%
OBAT ANTIDIARE

Obat intralumen
Obat intralumen yang paling luas digunakan adalah suspensi tanah yang berfungsi sebagai
adsorbent.
Obat :KAOPECTATE, DONNAGEL.
Bulk Forming Fiber efektif sebagai zat penormal tinja hidrofilik
Obat : polikarbofil, metilselulosa
Obat
• Opiat antimotilitas
dan loperamid sering digunakan sebagai obat antimotilitas untuk
pengobatan simtomatik diare ringan.
• Efek samping : sedasi dan ileus usus

Obat antisekretorik
• Okteotrid adalah peptide inhitorik (antisekretorik) merangsang
penyerapan Na dan Cl serta menghambat sekresi Cl.
OBAT ANTIDIARE

• Kelompok antisekresi selektif

Racecadotril sebagai penghambat enzim enkephalinase. Dosis: 3x1

tab/hari
• Kelompok opiat
Kodein fosfat, loperamid HCl
Dosis: kodein : 15-60 mg 3x sehari
loperamid : 2-4 mg 3-4x sehari

•Obat yang mengeraskan tinja Atapulgite : 4x2


tab/hari Smectite : 3x1 sachet
2.Mekanisme disentri amoeba
Mikroorganisme Lambung Ileum terminalis Invasi ke sel epitel
(Shigella spp. atau (bertahan dari pH rendah) atau colon bagian mukosa usus
Entamoeba histolytica) distal

Meningkatkan CAMP
Feces
Nekrosis sel epitel Infiltrasi sel radang Toksin (+)
Hipersekresi cairan di usus berdarah

Mual dan muntah Feces berlendir dan


Feses berdarah Nyeri lembek/cair
Perut dan
tenesmusani Demam

Feses lembek, lendir dan


berdarah
3. Pemeriksaan apalagi yang diperlukan
4. Menilai derajat disentri? Turgor menurun?
5. Kenapa peritaltik usus meningkat?
6.Kenapa bisa terjadi hipertimpani ?
7. Kenapa bibir kering

Karena diakibatkan oleh dehidrasi


8. Kenapa mata cekung

Karena diakibatkan oleh dehidrasi


9. Bagaimana patofisiologinya ?
10. Bagaimanakah melakukan feses urine
11. Cara melakukan pem. Fisik abdomen pada anak
Seperti halnya pada dewasa pemeriksaan abdomen secara berurutan meliputi ;

 Inspeksi
Perhatikan dengan cara pengamatan tanpa menyentuh :
1. Bentuk : cekung/cembung
2. Pernafasan : pernafasan abdominal normal pada bayi dan anak kecil
3. Umbilikus : hernia/tidak
4. Gambaran vena : spider navy
5. Gambaran peristaltik

 Auskultasi
Perhatikan suara peristaltik, normal akan terdengar tiap 10 – 30 detik.
Perhatikan suara peristaltik, normal akan terdengar tiap 10 – 30 detik.
 Perkusi

Normal akan terdengar suara timpani. Dilakukan untuk menentukan udara dalam usus, atau adanya cairan bebas/ascites.
 Palpasi

Palpasi dilakukan dengan cara : anak disuruh bernafas dalam, kaki dibengkokkan di sendi lutut, palpasi dilakukan dari kiri
bawah ke atas, kemudian dari kanan atas ke bawah. Apabila ditemukan bagian yang nyeri, dipalpasi paling akhir.
Perhatikan : adanya nyeri tekan , dan tentukan lokasinya. Nilai perabaan terhadap hati, limpa, dan ginjal.

HATI Palpasi dapat dapat dilakukan secara mono/bimanual Ukur besar hati dengan cara : 1. Titik persilangan linea
medioclavicularis kanan dan arcus aorta dihubungkan dengan umbilikus. 2. Proc. Xifoideus disambung dengan umbilicus.
Normal : 1/3 – 1/3 sampai usia 5 – 6 tahun. Perhatikan juga : konsistensi, permukaan, tepi, pulsasi, nyeri tekan.

LIMPA Ukur besar limpa (schuffner) dengan cara : Tarik garis singgung ‘a’ dengan bagian arcus aorta kiri. Dari umbilikus
tarik garis ‘b’ tegak lurus ‘a’ bagi dalam 4 bagian. Garis ‘b’ diteruskan ke bawah sampai lipat paha, bagi menjadi 4 bagian
juga. Sehingga akan didapat S1 – S8.

GINJAL Cara palpasi ada 2 : Jari telunjuk diletakkan pada angulus kostovertebralis dan menekan keras ke atas, akan teraba
ujung bawah ginjal kanan. Tangan kanan mengangkat abdomen anak yang telentang. Jari-jari tangan kiri diletakkan di
bagian belakang sedemikian hingga jari telunjuk di angulus kostovertebralis kemudian tangan kanan dilepaskan. Waktu
abdomen jatuh ke tempat tidur, ginjal teraba oleh jari-jari tangan kiri.
12. Membuat alur diagnosis dari hipotesis
13. Bagaimana tatalaksana kasus ini ? (resep)
14. Tatalaksana dehidrasi dan therapy cairan
DAFTAR PUSTAKA

• Simadibrata M, Daldiyono. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. VI Jilid II hal.
1901-1902. Jakarta: Interna Publishing.
• Lilihata G, Syam AF. 2014. Kapita Selekta Ed. IV Jilid II hal. 584-
586. Jakarta: Media Aesculapius.
• Staf Pengajar Departemen Parasitologi FK UI. 2013. Parasitologi Kedokteran.
Jakarta: Badan Penerbit FK UI.
• Akmal sya’roni, Disentri Basiler, hal: 2857, Buku IPD Jilid 3 edisi V
• Pickering LK. Buku Ajar Pediatri Rudolph Vol 1 Bab Infeksi Bakteri dan Virus: Infeksi
Salmonella, Shigella dan E. Coli Enterik 663- 708
• Offit PA. Buku Ajar Pediatri Rudolph Vol 1 Bab Infeksi Bakteri dan Virus:
Gastroenteritis Virus. 719-720
• Askhemazi S dan Cleary TH. Infeksi Salmonella Bab 128 Hal 965- 970
THANKS!
ANY
QUESTION?
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.
Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai