Januari 2023
“MUMPS”
Wa Ode Chesaria Fachnawati Aliry
K1B122005
Pembimbing
dr. Nilam Sartika Putri, M.Kes., Sp. A
DIBAWAKAN DALAM TUGAS KEPANITRAAN KLINIK
BAGIAN KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
PENDAHULUAN
Parotitis merupakan penyakit sistemik pada anak yang sampai saat ini masih sering dijumpai. Mumps
merupakan salah satu virus penyebab parotitis yang tersering. Saat ini sudah tersedia vaksin yang dapat
mencegah parotitis yang disebabkan oleh mumps Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967,
parotitis epidemika merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak.
DEFINISI
Mumps (Parotitis Epidemika) adalah penyakit infeksi akut dan menular yang
disebabkan virus. Virus menyerang kelenjar air liur di mulut, terutama kelenjar
parotis yang terletak pada tiaptiap sisi muka tepat di bawah dan di depan telinga.
Mumps atau parotitis epidemika merupakan self limiting disease yang disebabkan
oleh infeksi virus yang paling sering terjadi pd anak usia sekolah dan remaja
ETIOLOGI
Setelah masuk melalui saluran respirasi, virus mulai melakukan multiplikasi atau
memperbanyak diri dalam sel epithel saluran nafas. Virus kemudian menuju ke
banyak jaringan serta menuju kekelenjar ludah dan parotis.
MANIFESTASI KLINIS
Gejalanya nyeri sewaktu mengunyah dan menelan. Lebih terasa lagi bila menelan cairan asam
seperti cuka dan air jeruk. Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah
telinga. Kelenjar-kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak. Penderita
juga merasa demam. Suhu tubuh dapat meningkat hingga 39,5 oC. Komplikasi mungkin
terjadi pada anak laki-laki pada umur belasan tahun, nyeri pada perut dan alat kelamin.
Pada penderita remaja perempuan, nyeri akan terasa juga di bagian payudara. Komplikasi
serius terjadi jika virus mumps menyerang otak dan susunan syarat. Ini menyebabkan
radang selaput otak dan jaringan selaput otak. Penularan penyakit ini melalui kontak
langsung dengan penderita, seperti persentuhan dengan cairan muntah dan air seni
penderita atau melalui udara ketika penderita bersin atau batuk
Diagnosis
Diagnosis penyakit parotitis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan tidak memerlukan
pemeriksaan laboratorium, kecuali gejala klinis yang muncul tidak klasik untuk parotitis.
Gejala prodromal meliputi demam ringan, anoreksia, sakit kepala, dan malaise. Dalam waktu 24
jam dari gejala prodromal, pasien mungkin akan mengeluh sakit telinga dan nyeri pada kelenjar
parotis ipsilateral. Setelah pembengkakan parotis mencapai puncaknya, rasa nyeri dan demam
hilang dengan cepat, dengan kelenjar biasanya kembali ke ukuran normal dalam waktu 7 sampai
10 hari.
Tes Khusus : Isolasi virus dari cucian tenggorok/hidung, Tes serologik: titer igG, HAI,
Complement fixation assay, enzyme immunoassay, tes IgM, dan tes RT-PCR.
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa :
- Istirahat yang cukup
- Hidrasi yang cukup
- Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup
Medikamentosa
- analgetik-antipiretik bila perlu
- Paracetamol : 10 mg/kgBB/x
Profilaksis
Komplikasi meliputi
◦ Meningioensefalitis, (sering pada masa anak)
◦ Orkitis, Epididimitis (laki-laki setelah masa pubertas)
◦ Ooforitis,
◦ Nefritis
◦ Prankreatitis
◦ Miokarditis
◦ Mastitis
◦ Ketulian
◦ Komplikasi Okuler
◦ Artritis
◦ Purpura Trombositopeni
◦ Embriopati Parotitis
Prognosis