Anda di halaman 1dari 2

GONDONGAN (MUMPS ATAU

PAROTITIS)
Penyakit gondongan atau dalam istilah kedokteran dikenal dengan parotitis atau mumps adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus (Paramyxovirus) dan menyerang jaringan
kelenjar dan saraf. Penyakit ini sering menyerang anak-anak usia 5-10 tahun dengan gejala khas
rasa nyeri dan bengkak pada salah satu atau kedua kelenjar leher (parotis). Seorang anak akan
mendapatkan kekebalah tubuh terhadap virus Paramyxovirus dari ibunya sampai usia 12-15
bulan saja. Itupun jika ibu pernah menderita gondongan atau mendapatkan imunisasi
sebelumnya.
Virus penyebab gondongan dapat menyebar melalui kontak langsung dengan percikan ludah,
bahan muntah dan urine. Virus masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mulut. Virus
memperbanyak diri di saluran napas atas dan menyebar ke kelenjar getah bening lokal. Masa ini
dikenal dengan masa inkubasi dan berlangsung selama 12-25 hari. Kemudian virus akan
menyebar ke seluruh tubuh dengan lokasi yang dituju adalah kelenjar parotis, ovarium (indung
telur) pada wanita atau testis (buah zakar) pada laki-laki, pankreas, tiroid, ginjal, jantung atau
otak.
Tidak semua orang yang terinfeksi mengalami keluhan. Sebanyak 30-40% penderita tidak
menunjukkan gejala sakit, tetapi tetap menjadi sumber penularan. Gejala awal penyakit
gondongan berupa demam, rasa lesu, nyeri otot terutama daerah leher, nyeri kepala, nafsu makan
menurun diikuti pembesaran cepat dari satu atau dua kelenjar leher (parotis). Gejala klasik yang
muncul dalam 24 jam adalah anak akan mengeluh sakit telinga dan diperberat jika mengunyah
makanan terutama makanan asam. Demam akan turun dalam 1-6 hari, dimana suhu tubuh akan
kembali normal sebelum pembengkakan kelenjar hilang. Pembengkakan kelenjar menghilang
dalam 3-7 hari. Pada anak laki-laki yang belum pubertas dapat juga muncul pembengkakan testis
pada minggu pertama atau kedua. Testis yang terserang terasa nyeri, bengkak dan kulit
sekitarnya berwarna merah. Jika menyerang indung telur pada wanita dapat ditemukan keluhan
nyeri perut bagian bawah. Komplikasi dapat berupa infeksi otak (ensefalitis) dan ketulian namun
jarang.
Diagnosis penyakit parotitis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan tidak memerlukan
pemeriksaan laboratorium, kecuali gejala klinis yang muncul tidak klasik untuk parotitis.
Parotitis merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri. Pengobatan yang diberikan hanya
untuk mengurangi gejalanya saja yaitu parasetamol untuk mengurangi rasa nyeri dan
menurunkan demam. Pengobatan dengan anti virus sampai saat ini masih belum terbukti dapat
bermanfaat, begitu pula dengan obat imunomodulator yang bertujuan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh. Pemberian nutrisi dan cairan yang adekuat dapat membantu mempercepat
penyembuhan.
Penderita penyakit gondongan masih dapat menjadi sumber penularan sampai 10-14 hari setelah
keluhan bengkak ditemukan. Sebaiknya selama periode tersebut, penderita dianjurkan untuk
tidak masuk sekolah atau melakukan aktifitas di keramaian. Untuk mencegah penularan
gondongan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan, mulai dari cuci tangan, mencuci bersih
peralatan makan atau mainan atau benda lain yang sering disentuh
Pencegahan adalah solusi terbaik supaya terhindar dari penyakit ini. Cara pencegahan terbaik
untuk parotitis adalah dengan imunisasi MMR (mumps, measles, rubella) yang merupakan
bagian dari jadwal imunisasi rutin rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) 2011.
Vaksin ini merupakan kombinasi dengan vaksin measles (campak) dan rubella (campak Jerman).
Diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada usia 15 bulan dan kemudian usia 5-6 tahun.
Penulis
1. dr. Melisa Anggraeni
2. dr. I Md Gd Dwi Lingga Utama, Sp.A(K)
Bag/SMF IKA FK UNUD-RSUP Sanglah Denpasar
http://ppdsikafkunud.com/gondongan-mumps-atau-parotitis

Anda mungkin juga menyukai