PENDAHULUAN
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
Sarcoptes scabiei var. hominis. Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas
Skabies dapat menjangkiti semua orang pada semua umur, ras, dan tingkat
ekonomi sosial. Sekitar 300 juta kasus skabies di seluruh dunia dilaporkan setiap
tahunnya. Menurut Depkes RI, berdasarkan data dari puskesmas seluruh Indonesia
Indonesia menduduki urutan ke tiga dari dua belas penyakit kulit tersering.2,3
keadaan sosial ekonomi yang rendah, kebersihan yang buruk, hubungan seksual
dan infestasi Sarcoptes scabiei. Oleh karena itu, prevalensi skabies yang tinggi
interpersonal yang tinggi seperti pondok pesantren, asrama, panti asuhan, dan
penjara.8,11
Predileksi dari skabies ialah biasanya pada daerah tubuh yang memiliki
lapisan stratum korneum yang tipis, seperti misalnya: axilla, areola mammae,
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Pengertian dari skabies itu sendiri adalah penyakit kulit menular yang
ditandai dengan keluhan utama gatal terutama pada malam hari yang Sarcoptes
scabei var, hominis. Nama lain dari scabies adalah The itch, gudik, budukan,
gatal agogo.1
Pengetahuan dasar tentang penyakit ini diletakan oleh Von Hebra, bapak
2.2 Epidemiologi
Skabies merupakan penyakit kulit yang endemis di wilayah beriklim tropis dan
dan Asia.3,4 Prevalensi skabies pada anak berusia 6 tahun di daerah kumuh di
Malaysia tahun 2010 menunjukkan prevalensi 30%5 dan di Timor Leste prevalensi
skabies 17,3%.2
Indonesia menduduki urutan ke tiga dari dua belas penyakit kulit tersering. 3,4
75% pasien skabies adalah anak dan remaja yang berusia kurang dari 20 tahun.
Prevalensi skabies tertinggi pada usia 15-24 tahun. Skabies diperkirakan lebih
2
Faktor yang berperan pada tingginya prevalensi skabies di negara berkembang
kebersihan, akses air yang sulit, dan kepadatan hunian. Tingginya kepadatan hunian
dan interaksi atau kontak fisik antar individu memudahkan transmisi dan infestasi
tungau skabies. Oleh karena itu, prevalensi skabies yang tinggi umumnya
dunia, terdapat 14.798 pondok pesantren dengan prevalensi skabies cukup tinggi.12
Lamongan adalah 48,8%13 dan di Pesantren An- Najach Magelang pada tahun
2.3 Etiologi
Sarcoptes scabei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo
Ackarima, super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabei var.
hominis. Selain itu terdapat Sarcoptes scabei yang lain, misalnya pada kambing
dan babi.
3
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor
dan tidak bermata. Ukurannya, yang betina berkisar antara 330-450 mikron x
250-350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x
didepan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina
berakhir pada rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga
yang terjadi diatas kulit, yang jantan akan mati, kadang- kadang masih dapat
hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau
dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau
4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang dibuahi
ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu
3-5 hari, dan mempunyai larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat
tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar.Setelah 2-3 hari larva akan
menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang
kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa
4
2.4 Patogenesis
Pada gambar 1 dideskripsikan siklus hidup Sarcoptes scabiei yang diawali oleh
dapat menembus lebih dalam dari lapisan stratum korneum. Telur menetas menjadi
larva dalam waktu 2-3 hari dan larva menjadi nimfa dalam waktu 3-4 hari. Nimfa
berubah menjadi tungau dewasa dalam 4-7 hari. Sarcoptes scabiei jantan akan mati
beberapa hari. Pada sebagian besar infeksi, diperkirakan jumlah tungau betina
hanya terbatas 10 sampai 15 ekor dan kadang terowongan sulit untuk diidentifikasi.7
Penyakit ini menular secara langsung dari orang ke orang lain (teman atau
yang kontak langsung dengan penderita skabies dalam pajanan yang lama
5
2. Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei,
Lesi primer yang terbentuk akibat infeksi skabies pada umumnya berupa
berwarna putih abu-abu, tipis dan kecil seperti benang denganstruktur linear atau
atau papul kecil. Terowongan dapat ditemukan bila belum terdapat infeksi
vesikel, pustul, dan terkadang bula. Selain itu dapat pula terbentuk lesi tersier
sekunder dan tersier, namun tungau hanya dapat ditemukan pada lesi primer.1,6,9
Lesi primer pada skabies sangat menular melalui jatuhnya krusta yang berisi
tungau. Krusta tersebut menyediakan makanan dan perlindungan bagi tungau yang
Selain agen tungau spesifik Sarcoptes scabiei var. hominis, manusia juga dapat
terinfeksi dari spesies yang berasal dari hewan. Hewan domestik dan liar di seluruh
dunia yang rentan terhadap Sarcoptes scabiei menyebabkan penyakit yang disebut
tungau sarcoptic. Telah dilaporkan skabies yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei
6
Pada orang yang belum pernah menderita skabies sebelumnya, gejala baru
muncul 4-6 minggu. Pada orang yang pernah menderita skabies, gejala biasanya
muncul lebih cepat yaitu 1-4 hari setelah terpapar Sarcoptes scabiei.7
meletakkan telur, larva, dan nimfa di dalam stratum korneum. Oleh karena itu,
tungau ini sangat menyukai bagian kulit yang memiliki stratum korneum yang
relatif lebih longgar dan tipis seperti sela-sela jari tangan, telapak tangan bagian
lateral, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan,
hipersensitivitas tipe I dan tipe IV. Pada reaksi tipe I, pertemuan antigen tungau
30 hari setelah sensitisasi tungau dan akan memproduksi papul-papul dan nodul
inflamasi yang dapat terlihat dari perubahan histologik dan jumlah sel limfosit T
7
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan
karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan
panas.
rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu didapatkan papul atau
jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat
genetalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat
Gejala yang sangat mnonjol adalah rasa gatal terutama pada malam hari
sehingga dapat mengganggu penderita. Lesi yang khas dan patognomonik berupa
8
terowongn kecil, sedikit meninggi, berkelok-kelok berwarna putih keabu-abuan
Kelainan dapat berupa papula, vesikula, urtikaria, ekskoriasi, krusta dan bila
timbul infeksi sekunder terdapat pustula yang dapat mengaburkan lesi primernya.
sebelah dalam, siku, ketiak, daerah mammae, daerah pusar, perut bagian bawah,
daerah genitalis eksterna dan pantat. Pada anak-anak terutama bayi dapat menegnai
bagian lain seperti telapak kaki, telapak tangan, sela-sela jari dan juga muka (pipi).
9
Gambar 2.5 tempat predileksi terjadinya skabies
Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit
dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga
dengan kortikosteroid sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau
tetap ada dan penularan masih bisa terjadi. Skabies incognito sering juga
menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip
penyakit lain.
3. Skabies nodular. Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan
yang gatal. Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia
laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas
terhadap tungau scabies. Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau
10
sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti scabies dan
kortikosteroid.
4. Skabies pada bayi dan anak. Lesi skabies pada anak dapat mengenai
seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan
jarang ditemukan. Pada bayi, lesi juga dapat ditemukan di daerah wajah.
oleh lesi yang luas dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang
tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong,
siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda
dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak
11
menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang
8. Skabies di daerah kulit kepala. Hal ini sangat jarang terjadi pada
orang dewasa, namun jika seandainya terjadi maka akan menyertai atau
pada bayi dan anak anak, orang tua, penderita AIDS, dan pasien dengan
dermatomiositis.
skabies anak-anak, namun sangat jarang ditemukan pada orang dewasa. Jika
pemphigoid bullosa.
2.6 Diagnosis
adanya:
12
Diagnosis pasti hanya dapat ditentukan dengan ditemukannya tungau atau
pemeriksaan histopalogi.
membuka terowongan atau vesikula atau pustule dengan pena vaksinasi sambil
mengorek dasarnya. Hasil kerokan diletakkan pada kaca sediaan, kemudian beri
beberapa tetes gliserin atau minyak immersi dan ditutup dengan gelas penutup.
Lihat di bawah mikroskop dengan lensa objektif 10x kemudian 40x. Hasil positif
13
prurigo, urtikaria papular, pioderma, pedikulosis, dermatitis herpetiformis,
dermatosis pruritik pada kehamilan, sifilis, dan vaskulitis. Oleh karena itu skabies
14
eksterna, dan
perut bawah
Gejala Klinis - Pruritus - Ditemukan Pada umumnya - Pioderma - Papul miliar
nocturnal bekas penderita primer tidak berwarna,
- Menyerang garukan pada dermatitis gambaran berbentuk
secara badan mengeluh gatal. klinisnya kubah, lebih
berkelompok - Kadang Kelainan kulit tertentu mudah diraba
- Adanya timbul infeksi bergantung pada - Pioderma daripada dilihat
gambaran lesi sekunder stadium sekunder - Pembesaran
membentuk dengan penyakit, tidak khas dan kelenjar getah
terwongan pembesaran batasnya mengikuti bening
- Menemukan kelenjar getah sirkumskrip, penyakit yang regional, tidak
tungau bening dapat pula difus. telah ada nyeri, tidak
(mikroskopis) regional Penyebaran bersupurasi,
- Kutu dan dapat setempat, pada perabaan
telur + pada generalisata, terasa lebih
pakaian dan universal lnak (ada atau
tidak infeksi
sekunder)
Gambaran
Klinis
15
2.8 Penatalaksanaan
Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian.
bentuk salep atau krim. Preparat ini karena tidak efektif terhadap stadium
tahun.
diberikan setiap malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering
1% dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap
semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini
tidak dianjurkan pada anak dibawah enam tahun dan wanita hamil,
16
Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan,
mengenai beberapa bagian tubuh seperti genitalia pria dan aksilla. Skabies
steroid.19
b. Pengobatan Komplikasi
eritromisin.
17
c. Skabies pada bayi
Terowongan tungau bisa terjadi pada kepala dan leher, maka mungkin perlu
bulan. Hal ini karena sudah tersedia obat-obatan yang tidak bersifat iritan,
iritasinya.
Telah disepakati tentang adanya efek toksik tentang adanya efek toksik
potensial dari skabisida pada janin bila digunakan pada wanita hamil. Akan
tetapi tidak didapatkan adanya bukti yang nyata bahwa skabisida topikal
yang digunakan akhir-akhir ini bisa menimbulkan efek yang berbahaya pada
wanita hamil bila penggunaannya sesuai aturan. Karena itu dengan tidak
4. Edukasi
Pada penyakit skabies ini harus diiringi dengan terapi non farmakologi yang
wajah, mulai dari leher hingga jari kaki sebaiknya dilakukan pada malam
18
- Ganti pakaian, handuk, sprei yang digunakan selalu cuci dengan teratur
dan bila perlu direndam dengan air panas. Tungau akan mati pada suhu
> 50C.
serumah.
2.9 Komplikasi
dan furunkel jika skabies dibiarkan tidak diobati selama beberapa minggu
iritan. Akan terjadi iritasi dalam penggunaan benzyl benzoate sehari 2 kali
2.10 Pencegahan
scabies, menjaga higene pribadi, dan tatacara pengolesan obat. Rasa gatal
19
dilakukan pada orang serumah dan orang di sekitar pasien yang berhubungan
erat.16
2.11 Prognosis
yang buruk), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberi prognosis
yang baik.
20