a. Gangguan perdarahan
b. Infeksi maternal
c. Peyakit pada masa kehamilan
d. Persalinan beresiko
e. Keluarga Berencana
f. PID (Pelvic Inflammatory Disease/penyakit radang
panggul)
g. Gangguan menstruasi
h. Infertilitas
i. Klimakterium
j. Trauma melahirkan
k. Keganasan
A. GANGGUAN PERDARAHAN
1) Antepartum Hemorrhage (APH)
-Perdarahan awal kehamilan,
- perdarahan kehamilan lanjut.
2) Post partum Hemorrhage (PPH)
3) Syok Hemoragi
4) Gangguan pembekuan pada masa
kehamilan
1) ANTEPARTUM HEMORRHAGE (APH)
A. Awal kehamilan
1. Abortion
2. Ectopic pregnancy
3. Hydatidiform mole
B. Kehamilan lanjut
1. Placenta previa
2. Solutio/abruptio placenta
3. Placenta acreta
4. Rupture uterus
ABORTUS
Definisi :
• Perdarahan dari uterus yang disertai dengan
keluarnya sebagian atau seluruh hasil konsepsi
sebelum pada usia kehamilan < 20-24 minggu dan
atau Berat < 500gr
Patofisiologi :
• Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua
basalis + nekrosis jaringan sekitarnya hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya (benda
asing dalam uterus) uterus berkontraksi untuk
mengeluarkannya.
Korelasi Abortus dengan Usia Kehamilan
Pada kehamilan < 8 Mg
• Hasil konsepsi biasanya dikeluarkan
seluruhnya, karena villi koriales belum
menembus desidua secara dalam.
Gaw atdarurat
25.0%
Alasan medis
12.0%
Atas permintaan
40.0% Aspek sosial
23.0%
• Abortus Iminens
• Abortus Insipiens
• Abortus Inkomplit
• Abortus Komplit
• Retensi Embrio (Missed Abortion)
Abortus Imminens
• Peristiwa perdarahan dari uterus pada kehamilan <
20 minggu, hasil konsepsi masih dalam uterus, tanpa
adanya dilatasi serviks.
Gejala
• perdarahan dari OUE, mules sedikit/(-), besar uterus
= usia gestasi, OUI tertutup, tes kehamilan positif.
Penanganan :
• Bedrest
• USG janin hidup / mati
• Progesteron ??
• Prognosa tergantung macam & lamanya perdarahan.
Prognosa kurang baik jika perdarahan lama, disertai
mules dan pendataran serta pembukaan serviks.
Abortus Insipien
• Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan < 20 minggu,
dengan dilatasi serviks uteri yang meningkat, hasil konsepsi
masih dalam uterus.
Gejala :
• Mules sering & kuat, perdarahan bertambah banyak.
Penanganan
• Penanganan : pengeluaran hasil konsepsi bisa dengan kuret
vakum atau cunam ovum, disusul dengan kerokan.
– Pada kehamilan > 12 MG, perdarahan tridak banyak,
bahaya perforasi > besar Infus oksitosin.
– Bila janin sudah keluar, plasenta tertinggal kuret
Abortus Inkompletus
• Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
< 20 minggu, dengan sisa yang tertinggal dalam
uterus.
Diagnosis
• Kanalis servikalis terbuka, teraba, jaringan dapat
teraba dalam kavum uteri/ menonjol dari OUE,
perdarahan bisa banyak sekali, tak akan berhenti
sebelum sisa konsepsi dikeluarkan syok.
Terapi
• Penanganan syok infus NaCl/RLtransfusi
kerokan ergometrin im
Abortus Kompletus
• Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
Gejala
• Perdarahan sedikit, ostium uteri eksternum
tertutup, uterus mengecil.
Penanganan
• Bila anemis Sulfas Ferrosus.
Missed Abortion
• Kematian janin < 20 Mg, tapi tidak dikeluarkan
selama 8 Mg.
Etiologi ??, diduga Hormon progesteron
Gejala
• Diawali dengan abortus imminens yang kemudian
menghilang spontan atau setelah terapi.
• Gejala subyektif kehamilan menghilang, mammae
mengendor, uterus mengecil, tes kehamilan (-).
Sering disertai gangguan pembekuan darah karena
hipofibrinogenemia.
Terapi
• Tergantung KU & kadar fibrinogen serta psikis os. Jika
< 12 Mg DC, jika > 12 Mg infus oksitosin 10
IU/D5 500 cc atau Prostagalndin E
Abortus Habitualis
• Abortus spontan yang terjadi 3x berturut-turut
(0,41%, Bishop)
Etiologi :
• Abortus spontan, imunologik/ kegagalan reaksi
terhadap antigen.
Penanganan :
• Anamnesa lengkap, pemeriksaan golongan darah
suami & istri, inkompatibilitas darah, pemeriksaan
VDRL, TTGO, pemeriksaan Kromosom & mikoplasma.
• Pada Trimester 2 inkompeten serviks cerclage
• Tatalaksana tergantung etiologi
Abortus Infeksiosus / Abortus Septik
• Abortus infeksiosus : abortus yang disertai infeksi traktus
Genitalia.
• Abortus septik : abortus infeksiosus berat disertai penyebaran
kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau
peritoneum.
Gejala :
• Terjadi abortus disertai tanda infeksi : demam, takikardi,
perdarahan pervaginam berbau, uterus membesar, lembek,
nyeri tekan, lekositosis. Bila sepsis demam , menggigil,
Tekanan Darah .
• Penanganan ; infus transfusi, Antibiotik. Kuretase dilakukan
dalam 6 jam
Tabel 4-3
DERAJAT ABORTUS
1. Konservatif bila :
Kehamilan kurang 37 minggu.
Perdarahan tidak ada atau tidak banyak
(Hb masih dalam batas normal).
Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat
menempuh perjalanan selama 15 menit).
2. Penanganan aktif bila :
Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.
Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
Anak mati
2 jenis perdarahan
• Jenis perdarahan tersembunyi (concealed) :
20%
• Jenis perdarahan keluar (revealed) : 80%
ETIOLOGI
• Penyebab utama tidak jelas.
Faktor resiko:
• Peningkatan usia dan paritas
• Preeklampsia
• Hipertensi kronis
• KPD preterm
• Kehamilan kembar
• Hidramnion
• Merokok
• Pencandu alkohol
• Trombofilia
• Pengguna cocain
• Riwayat solusio plasenta
• Mioma uteri
Gejala solusio plasenta
• Perdarahan disertai nyeri.
• Perdarahan hanya keluar sedikit
• Palpasi sukar karena abdomen terus menerus tegang dan
adanya nyeri tekan.
• Fundus uteri lama-lama menjadi naik.
• Rahim keras seperti papan.
• Anemi dan syock, beratnya anemi dan syok sering tidak sesuai
dengan banyaknya darah yang keluar.
• Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus-menerus
karena isi rahim bertambah.
• Darah berwarna merah tua/kehitaman.
Penatalaksanaan :
1. Pemberian transfusi darah
2. Pemecahan ketuban (amniotomi)
3. Pemberian infus oksitosin
4. Kalau perlu dilakukan seksio sesar.
PERBEDAAN SOLUSIO PLACENTA DAN PLACENTA PREVIA
PLACENTA ACRETA
Etiologi
• Belum diketahui secara pasti
• Berkaitan dengan tingginya alfa feto protein
(AFP)
• Keabnormalan uterus
Faktor resiko
• Memiliki posisi plasenta pada bagian bawah
rahim ketika hamil.
• Menderita plasenta previa (plasenta menutupi
sebagian atau seluruh dinding rahim).
• Menderita fibroid rahim submukosa (rahim
tumbuh menonjol ke dalam rongga rahim).
• Memiliki jaringan parut atau kelainan pada
endometrium (dinding rahim bagian dalam).
Penatalaksanaan
• Caesarian Histerektomy
POST PARTUM HEMORRHAGE
(PERDARAHAN POST PARTUM)
DEFINISI
–Kehilangan darah > 500 mL setelah
persalinan pervaginam
–Kehilangan darah > 1000 mL setelah
persalinan sesar (SC)
JENIS PERDARAHAN
• EARLY PPH 24 JAM SELEPAS BERSALIN
• LATE PPH >24 JAM SELEPAS BERSALIN
Etiologi
4T
• Tone - Atoni uterus
• Tissue - Sisa plasenta/bekuan
• Trauma - laserasi, ruptur,inversio
• Thrombin - koagulopati
Diagnosis Perdarahan Pascapersalinan
Gejala dan tanda Gejala dan tanda yang Diagnosis
yang selalu ada Kadang-kadang ada kemungkinan
•Plasenta belum lahir setelah 30 menit •Tali pusat putus akibat traksi Retensio
•Perdarahan segera (P3) berlebihan plasenta
•Uterus kontraksi baik •Inversio uteri akibat tarikan
•Perdarahan lanjutan
E Establish etiology
M Massage uterus
T Tamponade baloon
S Subtotal/total hysterectomy
• Penanganan awal :
Minta bantuan, periksa seksama KU ibu & td vital
ABC :
• Jaga jalan napas, berbaring miring kiri, beri O2 5-6 L/mnt
• Infus 2 buah dengan kanula jarum besar nomor 16
sambil diambil contoh darah untuk cross darah
• Berikan paling sedikit 2000 cc cairan dalam 1 jam pertama.
• Setelah kehilangan cairan terkoreksi berikan infus rumatan 500-1000
cc per-6-8 jam
• Kateterisasi, ukur urin
• Pantau tanda-tanda vital tiap 5’ 15’ 30’ 1 jam
• Penanganan khusus :
Kompresi bimanual
Kompresi aorta abdominalis
perdarahan (+)
Tampon uterus
Rujuk RS
15
cm
25
cm
• Replacement of Inverted Uterus
• Replacement of Inverted Uterus
SYOK HEMORAGIK DAN SEPTIK
• Klasifikasi syok hemoragik
1. Ringan, jka perdarahan < 20% vol darah
2. Sedang , sudah timbul oliguria dan
penurunan perfusi organ ke hati,usus dan
ginjal
3. Berat, nadi tak teraba dan penurunan
kesadaran
Derajat Syok Hipovolemik
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Kehilangan darah >750 mL 750-1500 mL 1500-2000 mL >2000 mL
(15%) (15-30%) (30-40%) (>40%)
Denyut nadi <100 >100 >120 >140
otot, persendian
TIPE ITP
1. Akut
– Sering tjd pd anak & wanita
– Tjd < 6 bln
– Trombosit kembali normal 6 – 12 bln
– Pyb sering ok/ virus
2. Kronis
– Sering tjd pd dewasa & wanita 20 – 40 th
– Tjd > 6 bulan
ETIOLOGI
• Etiologi tdk diketahui secara pasti
• Diyakini ok/ autoimun
• Kondisi yg dpt menyebabkan ITP :
– Obat2an sulfa
– SLE
– Kehamilan
Adanya infeksi k/ virus memicu reaksi imun yg
ternyata merusak trombosit
PATOFISIOLOGI
• Normal hidup Trombosit : 8 – 10 hr
• Akibat fk ttt, x:autoimun maka tjd
kerusakan trombosit shg masa hidupnya <
1-3 hr
trombositopenia
TANDA & GEJALA
• Tanpa gejala
• Petekhie pd ekstremitas & tubuh
• Menstruasi banyak
• Perdarahan mukosa mulut, hidung, gusi
• Muntah darah, batuk darah
• Perdarahan GIT
• Darah dlm urin & feses
• Perdarahan serebral (1-5 % ITP)
TES DIAGNOSTIK
1. DL
a. SDP, SDM normal
b. Trombosit < 100.000/mm
2. Bleeding Time memanjang dg waktu
pembekuan normal
3. BMP (Bone Marrow Pungtion) :
meningkatnya megakariositik
PENATALAKSANAAN
• Tujuan : meningkatkan jumlah trombosit,
mencegah perdarahan
• Pemberian kortikosteroid, cth : prednison
• Pemberian immune globin
• Mengatasi infeksi
• Transfusi trombosit
PENGERTIAN
• DIC merupakan suatu sindrom yg ditandai
dengan aktivasi sistemik dari system
pembekuan darah, yang menyebabkan reaksi
generasi dan deposisi (pengendapan ) dari
fibrin, menimbulkan thrombus microvaskuler
di organ-organ tubuh sehingga menyebabkan
terjadinya multi organ failure.
ETIOLOGI
Ada dua penyebab utama
terjadinya DIC yaitu
• Respon inflamasi sistemik,
menyebabkan aktivasi cytokine
menimbulkan aktivasi koagulasi
( sepsis, trauma mayor ).
• Pelepasan atau penyebaran
material (fat, phospolipid )
prokoagulan kedalam pembuluh
darah ( mis. kehamilan )
Patofisiologi