Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME hingga saat ini
masih memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Keluarga Berencana” tepat pada
waktunya. Terima kasih pula kepada semua pihak yang telah ikut membantu hingga
dapat disusunnya makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar
Demografi. Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah
ini, dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan khususnya
pembaca pada umumnya.
Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat saya harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan
makalah-makalah lainnya pada waktu mendatang.
Penyusun
DAFTAR ISI
1.2. Tujuan
Tujuan di buat nya makalah ini adalah untuk mengetahui macam-macam
kegiatan dalam Keluarga Berencana dan mengetahui manfaat dari Keluarga
Berencana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TABEL 1
Persentase Pencapaian Target Menurut
Propinsi dan Tahun Penerimaan
Daerah 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78 1978/79
DKI Jakarta 92,3 112,4 105,6 94,4 86,3
Jawa Barat 93,4 109,9 112,5 157,7 97,1
Jawa Timur 120,7 110,0 117,2 88,9 149,2
Bali 87,4 86,5 116,3 109,8 109,4
Ditinjau dari segi target, Jawa Timur lebih baik dari Bali. Akan tetapim
apabila tercapainya jumlah akseptor yang tinggi disertai dengan waktu
pemakaian yang lama, maka hasil penurunan fertilitas yang
direncanakan belum tentu dapat dicapai.
TABEL 2
Rata-rata Umur Akseptor Menurut
Propinsi dan Tahun Penerimaan
Daerah 1974/1975 1978/1979
DKI Jakarta 27,6 27,6
Jawa Barat 27,5 26,8
Jawa Timur 28,3 26,6
Bali 29,2 28,2
Jawa Timur dan Bali merupakan dua propinsi yang mengalami banyak
kemajuan. Selama 4 tahun telah dapat menurunkan umur pemakai
kontrasepsi sebesar 1 tahun atau lebih. Sedangkan DKI Jakarta belum
mengalami perubahan.
2.3. Ukuran-ukuran Keluarga Berencana
Beberapa ukuran KB yang dikenal dalam pelaksanaan kegiatan KB seperti:
I. Angka Kelangsungan (Continuation Rate - CU),
Pengertian Angka Kelangsungan adalah angka yang menunjukkan proporsi
akseptor yang masih menggunakan alat kontrasepsi setelah suatu periode
pemakaian tertentu.
Ada 4 macam angka kelangsungan yang dikenal, dapat dibagi dalam 2
kelompok pendekatan :
a) Kelompok pertama, ditinjau dari pendekatan klinik (pemakaiannya),
terdiri dari 2 macam :
Angka Kelangsungan Cara Pertama (First Method Continuation Rate).
Angka Kelangsungan Semua Cara (All Method Continuation Rate).
b) Kelompok kedua, ditinjau dari pendekatan demografi (kegagalan
setelah pemakaian, tanpa memperdulikan apakah masih memakai atau
tidak), terdiri dari 2 macam :
Kehamilan yang dapat dihindarkan (Avoidance of Pregnancy),
Kelahiran yang dapat dihindarkan (Avoidance of Birth).
Tabel 4
Cara Menentukan Status Akseptor
Ad. 1. Saat akhir observasi, ditentukan oleh peneliti sendiri tergantung dari
tujuan masing-masing, yaitu sampai berapa bulan/tahun gambaran
‘Continuation Rate’ tersebut ingin diperoleh (misal : 6 bulan, 1 tahun, 2
tahun, dst).
Contoh : Apabila hasil angka kelangsungan yang ingin diperoleh adalah
sampai dengan 2 tahun/24 bulan, dan responden yang tercakup dalam
penelitian adalah mereka yang menerima kontrasepsi untuk pertama
kali antara April 1974 dan Maret 1976, maka saat akhir observasi dapat
ditentukan dengan cara:
Akseptor C : menerima untuk pertama kali pada tanggal 3 Agustus 1974 dan
terus memakai cara pertama kali sampai saat wawancara.
Akseptor E : menerima untuk pertama kali pada tanggal 1 Pebruari 1974 dan
berhenti memakai pada tanggal 20 Oktaber 1974 karena tidak
perlu proteksi dan sebelum wawancara telah menggunakan alat
kontrasepsi lainnya IUD dan masih terus memakai sampai
wawancara.
Akseptor F : menerima untuk pertama kali pada tanggal 5 Maret 1974 dan
berhenti pada tanggal 11 Mei 1974 karena ingin punya anak.
Akseptor H : menerima untuk pertama kali pada tanggal 4 Agustus 1974 dan
hamil setelah menggunakan alat tersebut selama 8 bulan yaitu
bulan April 1975 dan masih menggunakan cara tersebut dan
sekarang masih hamil.
Akseptor I : menerima untuk pertama kali pada tanggal 2 desember 1973 dan
pada tanggal 17 april 1974 berhenti memakai karena sakit-
sakitan.
b. menentukan jumlah akseptor yang memasuki bulan ordinal yang ke i dan jumlah
akseptor yang berhenti pada bulan ke i
Dari keterangan pada table di atas dapat dibuat ringkasan sebagai berikut:
1 - -
2 - -
3 - 2
4 - -
5 - 1
6 - -
7 - -
8 4 -
9 1 2
2. Berapa banyak akseptor yang keluar dari observasi pada bulan ordinal yang
ke-i.
𝑁(𝑖+1) = 𝑁𝑖 − 𝑇𝑖 −𝑊𝑖
𝑁1 = ∑ 𝑇𝑥 + ∑ 𝑊𝑥
𝑥=1 𝑥=1
𝑛−1 𝑛−1
𝑁1 = 𝑁𝑛 + ∑ 𝑇𝑥 + ∑ 𝑊𝑥
𝑥=1 𝑥=1
Dalam hal ini asumsinya bahwa yang diberikan akan efektif untuk 3
(tiga) bulan.
CU. SUNTIKAN = Jumlah Suntikan selama 3 (tiga) bulan laporan terakhir.
Contoh : - April dilaporkan dilakukan suntikan 50 peserta.
- Mei dilaporkan dilakukan suntikan 75 peserta.
- Juni dilaporkan dilakukan suntikan 60 pesrta.
Perkiraan CU Suntikan pada bulan Juni = 50 + 75 + 60 = 185 users.
4. Current User Medis Operatif Pria (MOP)
C.U. MOP = Jumlah Akseptor Baru MOP ditambah Peserta KB yang
pindah Cara dari Metode lain mejadi MOP yang
dilaporkan selama 7 tahun terakhir (84 bulan).
𝐶𝑈 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑡−1 + 𝐶𝑈 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑡
𝐶𝑀𝑃 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑡 =
2
3. Memberikan tahun-pasangan perlindungan (Couple-Years of Protection
CYP).
∑12
x=1 CMPx
CYP =
12
Contoh :
Untuk tahun 1978/79 :
Jumlah CMP dari April 78 s. d Maret 79
CYP 1978/79 =
12
Apabila program baru berjalan 2 bulan dalam tahun 1978/70, maka CYP
untuk selama 2 bulan dapat juga dihitung sebagai berkikut :
YEPt
TFR t = (TFR base year )(1 − )
PUSt
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran