Anda di halaman 1dari 33

FETOMATERNAL

MATERI 5
1. FISIOLOGI KARDIOVASKULER IBU

 Volume darah meningkat secara progresif selama kehamilan


pada usia 6-8 minggu kehamilan dan mencapai puncaknya
pada usia 32-34 minggu kehamilan.

 khususnya pada saat menjelang aterm, sehingga terjadi


sedikit dilatasi. Hormon progesteron akan menimbulkan
relaksasi otot-otot polos dan menyebabkan dilatasi dinding
pembuluh darah yang akan mengimbangi peningkatan
kekuatan dari jantung.
Perubahan Sistem Kardiovaskuler

 Cardiac output meningkat selama persalinan dan lebih tinggi 50 %


dibanding dengan saat sebelum persalinan. Segera pada periode
psot partum, cardiac output meningkat secara maksimal dan dapat
mencapai 80 % diatas periode pra persalinan dan kira kira 100 %
diatas nilai ketika wanita tersebut tidak hamil. Hal ini disebabkan
karena pada saat kontraksi uterus aterjadi placental autotransfusi
sebanyak 300 – 500 ml.

• Cardiac output, denyut jantung, stroke volume menurun sampai


kenilai sebelum persalainan pada 24 – 72 jam post partum dan
kembali kelevel saat tidak hamil pada 6 – 8 minggu setelah
melahirkan. Kecuali peningkatan cardiac output, tekanan darah
sistolik tidak berubah selama kehamilan, tetapi tekanan darah
diastolic turun 1 – 15 mmHg. Ada penurunan MAP sebab ada
penurunan resistensi vaskuler sistemik. Hormon hormon kehamilan
seperti estradiol 17-B dan progesterone mungkin berperan dalam
perubahan vaskuler Ibu.
Tekanan darah.

 Tekanan darah arteriil tidak meningkat selama kehamilan


normal. Tetapi pada trimester II terjadi sedikit penurunan
tekanan diastolic. Tekanan arterial pulmonal juga relatif
konstan.

Kompresi Aortokaval.

 Obstruksi pada aorta distal dan cabang cabangnya akan


menyebabkan aliran darah ke ginjal, unit uteroplasenta dan
ekstremitas inferior menurun. Pada kehamilan trimester akhir,
fungsi ginjal Ibu akan menurun pada keadaan ibu telentang
dibanding pada posisi lateral.. Selanjutnya janin juga akan
kurang suplai darahnya.
Implikasi klinik.

 Meskipun terjadi peningkatan kerja jantung selama kehamilan


dan persalinan, kesehatan wanita tidak terganggu oleh karena
adanya reserve jantung. Pada keadaan dimana ibu hamil dengan
penyakit jantung dan rendahnya reserve jantung, peningkatan
kerja jantung akan menyebabkan kelemahan ventrikel dan
edema paru.

 Pada wanita ini, selanjutnya peningkatan kerja jantung dicegah


dengan pemberian analgetika untuk menekan sakit terutama
dengan pemberian ekstradural atau spinal anaestesi. Sejak
cardiac output meningkat segera setelah post partum, blokade
simpatik akan dipertahankan beberapa jam sesudah persalinan
dan secara perlahan lahan akan berkurang.
2. FISIOLOGI KONTRAKSI MIOMETRIUM

 Transformasi keadaan miometrium yang relatif tenang selama


kehamilan yang kemudian menjadi aktif berkontraksi
menjelang persalinan, secara berurutan, disebut sebagai
periode aktivasi, periode stimulasi dan periode involusi segera
sesudah bayi lahir .

 Transformasi ini berhubungan erat dengan aktivitas dari


beberapa protein intraseluler yang disebut sebagai contraction
associated proteins pada sel otot polos miometrium yang
terdiri dari, membrane cell receptors, ionic channels, gap
junction proteins dan contractile proteins. Protein-protein ini
segera terbentuk secara gradual meningkat pada akhir
kehamilan, umumnya setelah kehamilan 37minggu-39 minggu.
Hubungan Kontraksi Miometrium Dengan Aktivitas Elektrik.

 Perbedaan potensial elektrik diantara membran plasma (disebut


sebagai membrane potential) dapat terjadi kerena distribusi
yang relatif tidak sama beberapa ion yang terletak intra dan
ekstra sel. Hal ini disebabkan oleh karena adanya suatu
biomolekul yang bermuatan negatif intraseluler dalam jumlah
besar yang tidak dapat keluar, dan adanya suatu kanal membran
plasma yang selektif yang meregulasi influks dan efluks
beberapa ion seperti sodium (Na+), potassium (K+), Calsium
(Ca2+) dan chloride (Cl-). P
Komunikasi Interaseluler Melalui Gap Junction.

 Koordinasi kontraksi merupakan hal kritis yang tergantung


pada pembentukan gap junction. Gap junction adalah kanal
intraseluler dimana, bila terbuka, memfasilitasi komunikasi
elektrik dan metabolic diantara sel miometrium. Gap
junction terdiri dari porus yang komposisinya terdiri dari
suatu protein yang dikenal sebagai connexins, yang
menghubungkan interior dua sel dan memungkinkan arus
dan molekul daitas 1.000 dalton, melewati membran sel.
 Fungsi gap juntion diregulasi oleh jumlah gap junction
(structural coupling), permiabilitasnya (functional coupling),
dan kecepatan degradasinya.
Hubungan Antara Ca2+ Dengan Kontraksi dan Protein Kontraktil.

 Peningkatan Ca2+ intraseluler akan memicu kontraksi otot.


Basis structural kontraksi adalah pergerakan relatif dari
molekul thick and thin filaments pada aparatus kontraktil.
Walaupun pergerakan ini serupa pada semua jaringan otot,
namun beberapa gambaran dan regulasinya adalah spesifik
pada sel otot polos, seperti halnya miometrium. Pada otot
polos, gambaran sarcomere arrangement yang secara
ekstensif terlihat pada otot bergaris, nampak hanya dalam
skala kecil.
3. PERUBAHAN MAMMAE DAN LAKTASI

 Glandula mammae adalah organ reproduksi aksesoris pada


wanita. Pada wanita terletak setinggi costae II sampai costae
VI, di pertengahan antara sternum sampai axilla. Glandulae
mammae terdiri atas 15-20 kelenjar tubuler yang bercabang-
cabang yang setiap kelenjar terdiri atas ductus lactiferous.

 Laktasi atau menyusi merupakan proses integral dari daur


reproduksi dan mempunyai dua pengertian yaitu produksi dan
pengeluaran ASI.
LANJUTAN...

 Secara alamiah akibat pengaruh hormon maka akan terjadi


perubahan secara bertahap sesuai umur dan kondisi menurut
terdiri dari proses :
1. Mammogenesis, yaitu pembentukan kelenjar payudara.
2. Galaktogenesis, yaitu proses pembentukan atau produksi
ASI
3. Galaktopoesis, yaitu proses mempertahankan produksi ASI
4. Reflek laktasi
ANATOMI MAMMA

 Pada saat umur pertengahan kehamilan putik primer tersebut


akan berkembang menjadi 15 – 25 putik sekunder (secondary
bud) yang nantinya akan menjadi cikal bakal sistem saluran
kelenjar glandula mammae di kemudian hari. Glandula
mammae yang matang terdiri atas 15 – 25 lobus yang
berkembang dari pertumbuhan secondary buds.
 Tiap lobus terdiri dari banyak lobulus yang selanjutnya akan
membentuk alveoli. Produksi susu oleh epitil sekretoris di
alveoli akan dikumpulkan dalam duktulus dan selanjutnya
mengumpul pada saluran yang lebih besar dan masuk
mengumpul di sinus laktiferus.
PEMBENTUKAN AIR SUSU

 Sebelum dapat berfungsi untuk menghasilkan air susu maka


mamma sesungguhnya tumbuh dan berkembang dalam tiga
tahapan.
 Untuk mempertahankan produksi air susu dibutuhkan
mekanisme pengisapan puting susu dan proses pengosongan
saluran dan alveoli kelenjar susu.
 Kecupan bayi terhadap puting susu juga akan menimbulkan
refleks pelepasan oksitosin yang akan menyebabkan
kontraksi uterus dan juga kontraksi sel mioepitil yang
terdapat disekitar alveoli dan duktuli sehingga air susu akan
muncrat ke luar (let down reflex/milk ejection reflex).
PROSES MENYUSUI DAN RAWAT GABUNG

 Untuk kepentingan kesehatan reproduksi maka proses


menyusui (laktasi) bayi oleh ibu yang baru melahirkan sangat
dianjurkan. Manajemen rawat gabung telah menjadi
persyaratan bagi rumah sakit sayang ibu. Hanya dengan
menyusui bayi maka prolactin reflex dan milk ejection reflex
akan tetap terjaga dan akan menunjang suksesnya masa
laktasi.
PENGGUNAAN OBAT SAAT LAKTASI

 Secara umum jumlah konsentrasi obat yang masuk ke air


susu dan diminum bayi sangat sedikit dan efeknya diabaikan.
Akan tetapi ada juga golongan obat obat yang di
kontraindikasikan untuk diminum ibu yang sedang laktasi
yaitu : bromokriptin, kokain, siklofospamid, siklosporin,
doksorubisin, lithium, methotreksat, pensiklidin, fenindion
dan yodium radioaktif.
4. IMUNOLOGI DALAM KEHAMILAN

 Pada kehamilan sendiri terdapat tiga fase imunologi yang


berbeda. Pada saat awal implantasi dan plasentasi di trimester
pertama sampai dengan awal trimester kedua didapatkan respon
inflamasi yang kuat di mana merupakan fase pro-inflamasi.

 Fase imunologi kedua merupakan waktu di mana terjadi


pertumbuhan dan perkembangan janin, dan merupakan fase
anti-inflamasi. Fase ini akhirnya diikuti fase terakhir di mana
janin sudah berkembang sempurna dan siap untuk dilahirkan.
Pada persalinan terdapat keadaan di mana sel-sel imun masuk
ke dalam miometrium dan menimbulkan proses inflamasi
kembali. Lingkungan yang pro-inflamasi ini menghasilkan
kontraksi uterus, ekspulsi dan rejeksi dari plasenta.
BEBERAPA ASPEK IMUNOLOGI IBU

Peristiwa imunologi pada masa pembuahan

 Spermatozoa telah diketahui mengandung berbagai macam


antigen yang merupakan benda asing bagi fihak wanita. Setiap
kali bersetubuh, seorang wanita akan menerima berjuta – juta
sperma dan berbagai macam protein plasma semen.
 Walaupun ada spermatozoa yang lolos namun tidak akan mampu
menembus ovum oleh karena akrosomnya terhalang antibodi.
Antibodi lain yang menyebabkan imobilisasi sperma akan
mengakibatkan sperma motil tidak lagi bebas bergerak secara
lincah, bahkan bisa diam di tempat /mati.
 Disamping itu di dalam plasma sperma ditemukan juga faktor-
faktor anti-komplemen yang dapat menghambat aktivasi sistem
komplemen. Dengan demikian proses imobilisasi sperma oleh
antibodi tidak terjadi.
Peristiwa imunologi pada masa kehamilan

 Keberhasilan hasil pembuahan mencangkokkan diri pada


endometrium dapat dipandang sebagai keberhasilan suatu
cangkok alograft. Pada cangkok alograft seringkali terjadi 130
peristiwa imunologi berupa penolakan dan reaksi host versus
graft dimana donor mengalami reaksi hebat akibat
inkomtabilitas transplantasi.
 Kemungkinan besar dalam keadaan yang istimewa ini, dalam
tubuh ibu timbul sesuatu mekanisme immune depression, yaitu
suatu mekanisme tubuh yang menekan sistem imun atau
menahan respons imun yang telah bangkit.
Adaptasi imun yang mengatur respons imun maternal terhadap janin :

 Blokade Aferen
1. Tidak ada sensitasi antigen pada trofoblas
2. Imunosupresi nonspesifik : Perubahan populasi sel imun Faktor
supresi ( plasenta, serum, desidua)

 Blokade sentral
1. Blocking antibody (anti-fetal HLA, anti-Fc reseptor, antiidiotiopik}
2. Fetal-specific T-supressor cell
3. Peran Th-2 uterus

 Blokade eferen
1. Tidak ada antigen target pada trofoblas
2. Blocking antibodies mask fetal antigens
3. Faktor supresi nonspesifik (plasenta, serum, desidua)
4. Antibodi sitotoksik anti-fetal diserap oleh plasenta
5. Faktor supresor janin
Imunitas maternal

 Imunitas maternal melalui plasenta :


Adanya antibodi dalam darah ibu merupakan proteksi pasif
terhadap fetus. IgG dapat berfungsi antitoksik, antivirus dan
antibakteri. Imunisasi aktif dari ibu akan memberikan proteksi
pasif kepada fetus dan bayi.

 Imunitas maternal melalui kolostrum


Air susu ibu ( ASI ) mengandung berbagai komponen sistem imun.
Beberapa diantaranya berupa enchancement growth factor untuk
bakteri yang diperlukan dalam usus atau faktor yang justru dapat
menghambat tumbuhnya kuman tertentu (lisozim, laktoferin,
interferon, makrofag, sel T, sel B, granulosit). Antibodi ditemukan
dalam ASI dan kadarnya lebih tinggi dalam kolostrum
5. TERATOLOGI KEHAMILAN

 Teratogenesis adalah pembentukan cacat bawaan atau proses


terjadinya suatu kelainan perkembangan. Kelainan ini sudah
diketahui selama beberapa dasawarsa dan merupakan
penyebab utama morbiditas serta mortalitas pada bayi lahir.

 Agen teratogenik menyebabkan sekitar 7% malformasi


bawaan. Agen teratogenik adalah agen kimia, infeksius,
kondisi fisik, atau kekurangan yang, pada paparan janin,
dapat mengubah morfologi janin atau fungsi selanjutnya.
LANJUTAN...

 Embrio paling rentan terhadap agen teratogenik selama


periode diferensiasi yang cepat. Setiap organ embrio memiliki
masa kritis selama perkembangannya mungkin terganggu.
Paparan teratogen pada fetus terjadi karena senyawa atau
bahan-bahan dapat melewati plasenta.

 Pemindahan suatu zat dari induk ke fetus dapat terjadi


melalui beberapa cara Difusi Sederhana, Difusi terfasilitasi,
Transpor Aktif dan Pinositosis .
Ada 3 Jenis Mekanisme Morfogenesis Abnormal

Imbalans genetik

 Imbalans genetik dapat terjadi akibat pecahnya kromosom dan


translokasi pada saat konsepsi. Translokasi seimbang (balanced)
terjadi pada saat pengaturan bagian kromosom yang tak normal
namun jumlahnya masih normal. Duplikasi kromosom atau
delesi terjadi pada orang tua dengan translokasi menurunkan
hasil konsepsi dengan delesi atau duplikasi kromosom. Sebagai
contoh ialah penyakit cri du chat. Sekalipun imbalans kromosom
jarang, perlu diidentifikasi karena sering berulang.
Mutasi gen individual

 Kelaian yang terjadi pada golongan ini mengakibatkan


kelainan multipel. Gen manusia selalu berpasangan, kecuali
pada kromosom abnormal. Jadi tiap orang tua menyumbang
pada satu pasang kromosom, dan pada saat terjadi konsepsi
gen mutasi diturunkan. Telah dilaporkan 1500 gen tunggal
bermutasi dengan kelainan yang jarang.

• Gen autosomal dominan


• Kelainan gen autosomal resesif
Kelainan x-linked

 Pada kelainan ini yang terkena ialah laki-laki karena mereka


hanya mempunyai satu X kromosom. Wanita tak dapat sakit,
sebagai pembawa ia akan menurunkan. Penyakit yang termasuk
kelompok ini ialah: hemofilia, Duchenne muscular dystrophy.
 Penyebab utama dismorfogenesis genetik ialah multifaktor atau
polygenic inheritance, yang dapat mempunyai dampak pada 5%
dari populasi. Kelainan ini merupakan manifestasi dari kerja
berbagai gen dan interaksinya dengan lingkungan. Variasi
poligenik dianggap mekanisme yang menimbulkan malformasi
struktur (misalnya , bibir sumbing) dan penyakit keluarga,
seperti diabetes.
Diagnosis

 Langkah pertama dalam evaluasi bayi dengan cacat bawaan


ialah memeriksa fisik bayi secara teliti termasuk mengukur
badan, kemudian identifikasi kkelainan apakah tunggal atau
multipel.

Riwayat Kehamilan dan Keluarga

 Riwayat keluarga penting digali pada kasus dengan kelainan


untuk menelusuri kemungkinan penyebab. Berkaitan dengan
kehamilan ialah: usia gestasi, dan pola perkembangan janin.
Informasi mengenai faktor lain: penyakit sebelum dan selama
hamil, obat yang dimakan, merokok, jumlah alkohol yang
diminum, obat teratojenik. Radioterapi dan demam tinggi pada
binatang terbukti berpotensi untuk menimbulkan
dismorfogenesis.
Pemeriksaan Fisik

 Evaluasi fisik bayi dengan kelainan bawaan bertujuan untuk


identifikasi apakah pola kelainan sehingga dapat ditentukan
sebabnya. Malformasi harus ditentukan minor atau mayor.
Kelainan minor disebabkan variasi normal, namun bila
banyak kelainan minor biasanya ada kelainan mayor.
Diperkirakan 2% bayi mempunyai kelainan minor, sedangkan
kelainan mayor hanya 1 %.
6. NUTRISI DALAM KEHAMILAN

 Beberapa jenis zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil antara lain :
 Kalori,
 Asam folat untuk membentuk sel dan sistem syarat termasuk
darah merah,
 Zat besi untuk membentuk sel dan jaringan baru termasuk
darah merah,
 Protein untuk pertumbuhan janin dan mempertahankan
kesehatan ibu,
 Kalsium untuk membentuk jaringan baru pada janin,
 Vitamin untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin,
 Iodium untuk perkembangan otak dan sistem saraf janin.
 
Pengaruh nutrisi pada kehamilan dan persalinan

 Peningkatan berat badan yang optimal dan sehat selama hamil


diharapkan akan mencapai usia hamil yang cukup bulan
(aterm), tumbuh kembang janin yang baik, komplikasi selama
hamil dan persalinan yang minimal dan pada akhirnya akan
menunjang kondisi ibu selama masa laktasi dan sesudahnya.

 Kecepatan rata-rata pertambahan berat badan ibu hamil yang


dianjurkan berdasarkan BMI sebelum hamil adalah 0,5
kg/minggu pada ibu yang underweight, 0,4 kg/minggu untuk
normal weight dan 0,3 kg./minggu untuk ibu dengan
overweight. Bagi ibu-ibu yang tergolong pada kelompok
obesitas harus ditentukan secara individual.
Kebutuhan gizi ibu selama masa kehamilan dan menyusui.

 Rata-rata kebutuhan kalorimakan meningkat sampai dengan


17 %, protein 25% dan kebutuhan vitamin dan mineral akan
meningkat antara 20-100%. Kebutuhan gizi yang dianjurkan
menurut National Research Council ( NRC ) untuk ibu hamil
dan menyusui, ditujukan tidak saja untuk perorangan akan
tetapi lebih sebagai petunjuk bagi semua populasi yang lebih
luas.
Kebutuhan kalori dan protein selama hamil.

 Kalori.
 Lemak
 Protein

Kebutuhan mineral selama hamil.

 Fe
 Kalsium, Magnesium dan fosfor
 Zinc
 Iodine
 Copper, Selenium, Chromium dan Mangaan
 Kalium, Natrium
 Fluoride
K E BU T UH A N Z A T - Z A T GI Z I SE L A M A H A M I L D I SA JI K A N P A D A
T A BE L :

Anda mungkin juga menyukai