0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan fisiologi uterus serta mekanisme kontraksi uterus. Uterus adalah organ reproduksi internal wanita yang berperan dalam kehamilan dan melahirkan. Kontraksi uterus dipengaruhi oleh hormon seperti oksitosin dan prostaglandin yang meningkatkan konsentrasi kalsium intraseluler untuk memicu kontraksi otot polos miometrium.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan fisiologi uterus serta mekanisme kontraksi uterus. Uterus adalah organ reproduksi internal wanita yang berperan dalam kehamilan dan melahirkan. Kontraksi uterus dipengaruhi oleh hormon seperti oksitosin dan prostaglandin yang meningkatkan konsentrasi kalsium intraseluler untuk memicu kontraksi otot polos miometrium.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan fisiologi uterus serta mekanisme kontraksi uterus. Uterus adalah organ reproduksi internal wanita yang berperan dalam kehamilan dan melahirkan. Kontraksi uterus dipengaruhi oleh hormon seperti oksitosin dan prostaglandin yang meningkatkan konsentrasi kalsium intraseluler untuk memicu kontraksi otot polos miometrium.
Uterus adalahorgan genetaia femina interna yang memiliki panjang 8 cm, lebar 5 cm dan tebal 2-3 cm. Bagian-bagian uterus antara lain corpus uteri, fundus uteri, cervix uteri, serta isthmus uteri yang menjadi penanda transisi antara copus dan cervix. Bagian memanjang di kedua sisi yang merupakan penghubung antara corpus uteri dan ovarium disebut tuba uterina. Terdapat dua ruang dalam uterus, yaitu cavitas uteri di dalam corpus uteri dan canalis ceervics di dalam cervix uteri. Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu tunica mukosa atau endometrium, dan lapisan terluar adalah tunica serosa atau perimetrium Posisi uterus normal memiliki sudut di bagian ventral terhadap vagina dan corpus uteri melekuk ke anterior portio vaginais cevics atau disebut posisi antefleksi. Hal ini mencegah adanya polaps uterus melalui vagina selama peningkatan tekanan intraabdominal saat batuk dan bersin (paulsen san waschke,2013) Otot polos uterus terdiri dari 2 sel penting yaitu sel-sel otot polos dans sel intersisal yang disebut telocyte. Sel-sel ini dapat ditemukan di organ lain seperti jantung, trakea, pacenta, pembuluh darah, dan lain-lain (cretoui, etal 2013) Perkembangan uterus dipengaruhi oleh hormon maternal dan plasental. Pada saat lahir, besarnya corpus uteri lebih kecil atau sama dengan besar cervix uteri. Saat dewasa, ukuran corpus uteri dua atau tiga kali lebih besar dari cervix. Uterus divaskulirasi oleh 2 arteri uterina, cabang dari arteri illiaca interna yang masuk mulai dari kedua sisi lateral bawha uterus. Target steroid seks ovarium adalah endometrium. Seiring dengan pertumbuhan folikel, terjadi perubahan histologik pada endometrium. Ada 2 lapisan pada endometrium, yaitu lapisan basalis atau nonfungsional dan lapisan fungsional. Lapisan basalis menempel pada miometrium dan tidak banyak berubah selama siklus menstruasi. Disebut nonfungsional karena tidak memberikan respon terhadap stimulus steroid seks. Lapisan di atasnya adalah lapisan fungsional yang memberikan respon terhadap stimulus sterois seks dan nantinya akan terepas pada saaat menstruasi. Pada hari ke-7 pascaovulasi terjadi peningkatan kadar estrogen dan progesteron yang memicu sintesis prostaglandin sehingga permacabilitas pembuluh darah kapiler meningkat dan terjadi adema stroma. Dengan meningkatya kadar estrogen, progesteron, dan prostaglandin, menyebabkan profilerasi pembuluh darah spiralis yang berlangsung sampai 22. Sel desidua mulai terbentuk pada hari 22-23 siklus (neorpramana, 2011 samsulhadi, 2011) Jika terjadi fertilasi, uterus mengalami perubahan yang nantinya mempengaruhi fisiologi hampir hiperplasia dan seluruh sistem dalam tubuh seperti pernafasan, kardiovaslkuler, dan pencernaan. Volume uterus bisa membesar hingga 100 kali, dan beratnya lebih dari 20 kali pada masa kehamilan. Pertumbuhan ukuran volume dan berat ini merupakan hasil dan hipertropi (aruyama, et.al, 2012) Regulasi aktivitas uterus salama masa kehamilan terbagi menjadi 4 fase : a. Fase 0, yaitu masa dimana terjadi aktivitas inhibitor yang menyebabkan uterus tdiak berkontraksi. Inhibitor yang bekerja di antaranya progesteron, prostacylin, relaxin parathroid hormonerelated peptide nitric oxide, kalsitonim, adrenomedulin,dan peptida intestinal, vasoaktif b. Fase I atau masa aktivitas myometrium dimana uterus mulai aktif bekontraksi karena pengaruh dari uterotropin seperti estrogen. Fase ini ditandai dengan meningkatnya ekspresi dari serangkaian reseptor kontraksi seperti reseptor oksitosin dan prostaglandin, aktivitas beberapa ion tertentu, dan peningkatan gap junction. Adanya peningkatan gap junction adalah untuk pembentukan kontraksi yang tekoordinasi. c. Fase 2 atau fase stimulatorik, yaitu kelanjutan ari fase 1. Kkontraksi secara ritmis terjadi hingga menjelang partus. Hal ini diperantarai oleh agonis uterotonik seperti prostaglandin dan oksitoksin d. Fase 3 atau fase involusi, pada fase ini terjadi invousi uterus setelah terjadi partus. Mekanisme ini paling dipengaruhi oleh oksitoksin
212. mekanisme kontraksi
Kontraksi uterus memiliki fungsi penting dalam sistem reproduksi wanita transport sperma dan embrio, menstruasi, kehamilan, dan kelahian. Kontraksi abnormal dan ireguler dapat menyebababkan masalah infertilasi, kesalahan implantasi, dan kelahiran premaatur. Sebaliknya, jika kontraksi utdderus tidak adekuat dan terkoordinasi, bayi akan sulit dilahirkan. Lapisan yang paling berperan dalam kontraksi uterus adalah miometrium. Pada dasarnya, uterus berkontraksi secara spontan dan reguler walaupun tidak ada rangsangan horminal. Selama masa kehamilan awal, uterus cenderung dalam keadaan relaksasi. Kontraksi kuat akan muncul menjelang partus dibawah pengaruh hormon oksitoksin dan prostaglandin Sebagai sel eksitabel, proses kontraksimiometrium pada wanita yang hamil dan tidak hamil memalui mekanisme yang sama, yaitu difasilitasi oleh infuks kalsium. Aktivitas listrik pada sel-sel miosit uterus terjadi karena siklus depolarisasi dan repolarisasi yang terjadi pada membran plasma uterus dan ini disebut dengan asksi. Potensial aksi diperantarai oleh beberapa jenis jalur, seperti VGCC (voltage gated calcium channel), SOCE (store-operated calcium entry)dan atau melaui penyimpanan kalsium di ruang intrasel. Kontraksi uterus dapat terjadi karena adanya aktivitas spontan pada otot polos uterus yang disebabkan oleh potensial aksi tersebut dan sangat bergantung pada peningkatan ion kalsium intraseluler, elemen kontraksi, serta sistem konduksi antara sel-sel uterus Rangsangan otot polos uterus sangat ditentukan oleh pergerakan ion natrium (Na+), kalsium (Ca2+) dan klorida (CI-) ke dalam sitoplasma dan gerakan ion kalsium (K+) kedalam ruang ekstraseluler. Sebelumnya , ketiga ion ini terkonsentrasi di luar miometrium. Membran plasma biasanya lebih permeabel terhadap K+ yang nantinya mengubah gradien elektronikimia hingga terjadi potensial aksi pada miosit. Selanjutnya, depolarisasi membran plasma membuka VGCC (voltage gated calcium channel) atau L-iype Ca2+ channel yang mengakibatkan masuknya Ca2+ ke dalam sel ion kalsium kemuddian membentuk ikatan kompleks dengan protein kalmodulin dan mengaktifkan mysoin light chain kinase (MLCK). MLCK harus memfosforilasi rantai ringan 20-kDa dari mysosin dengan aktin. Energi yang dilepaskan dari ATP oleh myosin ATPase menghasilkan siklus cross-bridge antara aktin dan myosin untuk menghasilkan kontraksi Oksitoksin dan stimulan rahim lainnya (seperti prostaglandin) meningkatkan kontraksi dengan mengikat reseptor spesifik mereka pada membran sel menyebabkan monomer kecil G-protein berkaitan dengan guanosin-5-Trifosfat (GTP) dan mengaktifkan phospholispase C (PLC). Hal ini kemudian akan membelah phosphatidylinostiol bifosat (PIP2) di membran sel dan menghasilkan inositol trifosit (IP3) dan diasligliserol (DAG) second messenger . IP3 kemudian mengikat resptor spesifik pada permukaan rektikulum sarkoplasma dan dengan demikian meningkatnya ion kalsium intrasel. DAG mengaktifkan protein kinase C (PKC) yang juga akan meningkatkan kontraksi