Uterus merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara
kandung kemih dan rectum. Dinding uterus bagian belakang dan depan serta atas
kemih. Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng, ukuran uterus tergantung
pada usia wanita dan paritas. Pada anak-anak 2-3 cm, nulipara 6-8 cm, multipara
8-9 cm. Lebar uterus 5 cm, dengan tebal 2,5 cm dan berat uterus 50 gram
(Hutahaean, 2013)
Struktur Rahim dibagi atas fundus uteri (puncak rahim), corpus uteri (badan
rahim), serviks uteri, isthmus uteri (titik temu serviks dan corpus uteri), dan
eksterna, oblique media dan sirkularis interna yang diselingi dengan sedikit
jaringan fibrosa.
menopang uterus tetap pada tempatnya. Uterus ditopang oleh beberapa ligamen
yaitu :
2. Ligamentum uterosakral
3. Ligamentum puboservikal
Ligamen ini dibentuk dari lipatan peritoneum yang dibungkus pada tuba
uterine. Ligamen ini menggantung seperti tirai dan terentang dari sisi uterus
uterus dibagian depan dan di bawah insersi setiap tuba uterine serta diantara
6. Ligamentum ovarian
Ligamen ini juga dimulai dari kornu uterus, tetapi berada di belakang tuba
uterine dan turun kebawah diantara lipatan lipatan ligamentum latum uteri
sampai ovarium
\
Berikut adalah beberapa fungsi uterus
maturitas.
plasenta melalui kontraksi otot-otot rahim yang saling berjalin yang disebut
Pengertian Menstruasi
dengan perdarah yang terajadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat
kehamilan. Menstruasi yang pertama kali (menarche) paling sering terjadi pada
usia 11 tahun, tetapi bias juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun. Menstruasi
terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstrusai (hari ke-1).
berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarche
dapat memakan waktu 2 tahun. Selama selang waktu tersebut, ada serangkaian
pubis dan aksila, serta pertumbuhan badan yang cepat. Umumnya darah yang
keluar saat menstruasi tidak membeku dan jumlah kehilangan darah setiap siklus
berkisar 60-80 ml dengan lama 2-8 hari dengan rata-rata 4-6 hari. Pada awalnya
menstruasi sering tidak teratur karena folikel de Graaf belum melepaskan ovum
yang disebut ovulasi. Bentuk menstruasi yang tidak teratur dan tampa diikuti
tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17 sampai 18 tahun menstruasi sudah teratur
dengan interval 21 sampai 40 hari dengan lama menstruasi 2 sampai 8 hari dan
disertai dengan ovulasi sebagai petanda kematangan alat reproduksi wanita. Sejak
saat itu wanita memasuki masa reproduktif aktif sampai terhentinya masa
Proses Menstruasi
hari yang ditandai dengan keluarnya darah dari uterus. Pada saat pubertas terdapat
sekitar 300.000 ovum (pada kedua ovarium) tetapi hanya sekitar 500 ovum yang
dapat menjadi matur dan dikeluarkan hanya 1 buah setiap siklus menstruasi
(Setiadi, 2007).
Menstruasi terjadi sebagai dampak dari hormon yang kadar dan kerjanya
endometrium berada dalam fase poliferasi. Jika esterogen makin tinggi akan
timbul umpan balik yang positif LH sehingga kadar LH meningkat tajam dan
terjadilah ovulasi. Sisa folikel akan berubah menjadi corpus luteum yang
dan esterogen yang cepat, aerteri spiral menjadi spasme. Selama fase iskemi,
produksi oleh corpus luteum, dimana fungsi dari corpus luteun ini dipengaruhi
oleh hormone LTH (luteotropic hormone). Pada anak-anak LTH belum diproduksi
oleh kelenjar hipofise anterior, akibatnya pada anak-anak belum terjadi menstruasi
(Rahmawati, 2015)
Perubahan Uterus Selama Siklus Menstruasi
pembelahan mitosis yang cepat dan pembentukan struktur kelenjar. Pada keadaan
Pada keadaan ini endometrium berada di fase sekresi dan dalam persiapan untuk
sekresi esterogen dan progesterone dari ovarium. Penurunan kadar perifer dari
meninggalkan cavitas peritonealis. Oleh sebab itu, ovarium dan tuba uterine
menyatu dan menjadi uterus dan vagina bagian atas. Vagina bagian bawah
dapat terbentuk uterus septata (uterus septus atau subseptus) atau uterus ganda
Uterus memiliki panjang 8 cm, lebar 5 cm dan tebal 2-3 cm. uterus terdiri
dari Corpus uteri dengan fundus superior (fundus uteri dan leher (cerviks uteri).
Suatu penyempitan (isthmus uteri) menandai transisi antara corpus dan cervix
uteri. Tuba uterine memanjang pada kedua sisi corpus uteri untuk berhubungan
dengan ovarium.
Ruang di dalam uterus dibagi menjadi cavitas uteri di dalam corpus uteri
dan canalis cervicis uteri di dalam cervix uteri. Bagian bawah cervix masuk ke
dalam vagina dan dikenal dengan nama portio vaginalis cervicis. Bagian atasnya
lapisan mukosa dalam (tunica mukosa; endometrium), kemudian lapisan otot yang
kuat (Tunica muscularis; miometrium) otot polos, dan lapisan peritoneal paling
luar (tunica serosa; perimetrium). Folikel dan corpora lutea mengasilkan hormon
Posisi uterus dan adneksa, uterus, tuba uterine dan ovarium berada dub
uteri mencapai ventral dari taut uterotubal menuju dibding kateral pelvic minor
dan melewati canalis inguinalis untuk menyatu dengan jaringan ikat labia mijora.
ovarii menghubungkan ovarium dan dinding pelvis lateral dan berisi A. dan V.
adalah ekstensi cavitalis peritonealis paling kaudal pada perempuan dan dapat
tidak ada antefleksi dan retroversi, retrofleksi. Organa feminina genetalia interna
didarahi oleh tiga pasang arteri, uterus: A. uterine (A. iliaca internal) dengan Rr.
siklus menstruasi sebagai respon dari hormon sex steroid di ovarium. Ovarium
dipengaruhi hormon yang dihasilkan oleh pituitary karena sinyal dari hipotalamus.
1. Fase Proliferasi
Fase proliferasi (fase estrogenik) bermula setelah selesai haid. Pada mulanya
pembuluh darah portal hipofisis dan diangkut oleh aliran aksoplasma ke bagian
depan kelenjar hipofisis. Rekrutmen folikel terjadi dalam 4 sampai 5 hari pertama
fase folikuler, dan pada hari ke 5 sampai 7 terjadi seleksi dari sebuah folikel yang
dominan. Folikel-folikel yang tersisa bias mengalami tambahan pertumbuhan
yang terbatas tetapi pada akhirnya akan mengalami atresia. Pematangan sebuah
folikel yang dominan terjadi antara hari ke 8 dan 12. Folikel yang dominan itu
pada basis endometrium asli, dan satu-satunya sel epitel yang tertinggal terletak
pada bagian dalam sisa-sisa kelenjar dan kriptus endometrium. Dibawah pengaruh
estrogen yang sekresinya ditingkatkan oleh ovarium selama bagian pertama siklus
ovarium, sel-sel stroma dan sel-sel epitel dengan cepat berproliferasi. Permukaan
permulaan menstruasi. Selama dua minggu pertama siklus seksual (yaitu sampai
efek ini ditingkatkan oleh estrogen. Pada saat ovulasi tebal endometrium 2-3 mm.
siklis pada perempuan usia subur. Endometrium mengalami regenerasi pada setiap
fungsional, meluruh dan dibentuk ulang dari lapisan basal yang lebih dalam
sebanyak hamper 400 kali selama masa subur sebagian besar perempuan. Tidak
ada jaringan tubuh lain pada manusia yang memiliki gambaran peluruhan dan
biasanya memiliki ketebalan kurang dari 2 mm. kelenjar pada tahap ini memiliki
struktur tubular yang sempit dan berjalan hamper lurus dan sejajar dari lapisan
pada epitel kelenjar, ditemukan pada hari kelima siklus, dan aktivitas mitotic
dalam epitel dan stroma menetap hingga hari 16-17, atau 2-3 hari pascaovulasi.
sebagian juga diatur oleh factor pertumbuhan epidermis (EGF) dan transforming
growth factor α (TGF α). Proliferasi sel stroma tampaknya dipacu oleh kerja
estrogen secara parakrin maupun autokrin dan oleh meningkatnya kadar factor
kelenjar dan peningkatan substansi dasar stroma, yaitu edema dan materi
kelenjar dlam lapisan fungsional terpisah sangat jauh. Keterpisahan ini tampak
sangat jauh karena dibandingkan dengan lapisan basal; pada lapisan basal,
kelenjar tampak lebih rapat dan stroma lebih padat. Pada pertengahan siklus,
menjelang menstruasi, epitel kelenjar menjadi lebih tinggi dan berlapis semu.
endometrium, yang dinamakan dating, sulit dilakukan pada fase proliferasi karena
sangat bervariasinya durasi fase ini pada tiap perempuan. Secara spesifik, fase
folikular normalnya dapat sependek 5-7 hari hari atau sepanjang 21-30 hari.
2. Fase Sekresi
histologik yang berlangsung sangat cepat. Pada paruh pertama fase ini, tampilan
stroma. Pada hari ke 16 dari siklus (hari kedua pasca ovulasi) vakuola-vakuola
akan mendesak nuclei sel-sel epitel ke posisi sentral di dalam sel. Bahan-bahan
sekresi asidofilik intaluminal kelenjar paling jelas terlihat pada hari ke 21. Edema
stroma yang bervariasi pada fase proliferasi, juga menjadi nyata pada saat ini dan
ini mulanya paling jelas terlihat di sekitar arteria spiralis dan akhirnya menyebar
tertimbun dalam sel epitel kelenjar, dan kelenjar menyekresi sedikit cairan
endometrum. Sitoplasma sel stroma juga bertambah, lipid dan glikogen banyak
mengendap dalam sel stroma, dan suplai darah ke endometrium meningkat lebih
lanjut sebanding dengan aktifitas sekresi yang sedang berkembang. Pada akhir
fase ini, endometrium mempunyai ketebalan 4 sampai 6 mm. Tujuan dari seluruh
perubahan endometrium ini adalah untuk menghasilkan cadangan zat gizi yang
sangat banyak yang dapat memberikan keadaan yang sesuai untuk implantasi
Peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi secara bersamaan
kandungan hormon dalam darah tidak ada. Bila tidak terjadi kehamilan, makan
produksi hormone oleh corpus luteum pada hari ke 24. Lapisan fungsional dari
fungsional.
4. Fase implantasi
Pada hari ketiga dan keempat setelah fertilisasi,embrio terbentuk bola yang
ditutupi kapsul traslusen yang disebut zona pellucida. Pada hari keempat dan
kelima setelah fertilisasi, terdapat cavitas didalam embrio yang berisi cairan yang
disebut blastocele, pada stadium ini embrio disebut blastosit. Lapisan paling luar
blastosit disebut tropectoderm. Sekitar hari keenam sampai hari ketujuh setelah
langsung dengan epitel luar endometrium. Awalnya blastosit tidak invasif, namun
setelah terjadi hatcing dari zona pelusida, permukaan non adhesif dari
bahwa harus ada perkembangan yang sinkron dari embrio dan endometrium agar
hormon steroid ini meliputi juga dalam pengaturan growth factor dan sitokin.
yang terakhir ini memiliki kesamaan dengan proses invasi trofoblas, dan berbagai
penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki interaksi antara sel-sel desidua dan
waktu yang terbatas dibawah pengaruh hormonsteroid dan sinyal parakrine dari
embrio yang sedang berkembang. Hormon stroid merespon jaringan endometrium
Paulsen dan J. Waschke. 2015. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Ed. 23 Jilid 2
Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan, Edisi 4. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.