Anda di halaman 1dari 13

1.

Anatomi dan Fisiologi Kehamilan


a. Sistem reproduksi
Sistem reproduksi wanita terdiri atas genital interna, genital eksterna, dan organ accessory (payudara).
Genital interna terdiri atas vagina, uterus dan ligamennya. Genital eksterna terdiri atas mons pubis, labia
majora, labia minora, clitoris, uretha meatus, dan paraurethal glands, hymen, vestibulum vagina, dan perineal
(Olds, S.B., et. All., 2000; london, M.L., all., 2003).
 Vagina merupakan rongga muskulomembranosa yang berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di
bagian kranial dorsal sampai dengan vulva di bagian kaudal ventral. Vagina memiliki dinding ventral dan
dinding dorsal yang elastis, dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid. Fungsi
vagina adalah untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada terjadinya menstruasi sebagai jalan untuk

lahirnya bayi dan plasenta, serta sebagai alat untuk melakukan hubungan seksual.

 Uterus atau rahim merupakan bagian inti dari sistem reproduksi wanita dan merupakan organ yang
memiliki peranan besar dalam reproduksi wanita, mulai dari saat menstruasi hingga melahirkan.
Kesehatan uterus memengaruhi proses reproduksi itu sendiri. Uterus terletak di dalam rongga abdomen.
Uterus terletak di tengah-tengah rongga panggul, di antara bladder (kandung kemih) dan rektum (rectum),
di atas vagina. Uterus memiliki bentuk seperti buah pir. Utenus terdiri atas corpus uteri, serviks uteri yang
berbentuk silinder, dan fundus uteri. Saat hamil, uterus akan membesar dengan berat sampai 1000 gram
(London all, 2003). Uterus juga memiliki lapisan otot yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan
parametrium, lapisan myometrium, dan lapisan-lapisan myometrium.
 Serviks merupakan bagian terbawah dari uterus. Serviks terdiri atas vaginalis dan pars supravaginalis.
Serviks sering disebut dengan nama leher rahim. Pada serviks terdapat organ yang bernama portio. Portio

menjadi sangat penting pada saat persalinan akan dimulai karena portio dapat menentukar berapa cm
pembukaan jalan lahir. Pembukaan jalan lahir ditentukan dari 1-10 cm, di mana persalinan dimulai
setelah pembukaan portio mencapai 10 cm (Salmah, Rusmiati, Maryanah, & Susanti, 2005).

 Tuba falopi terletak pada uterus yang terletak di kiri dan kanan uterus panjang 8-14 cm. Tuba falopi
memiliki fungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai ke cavum uteri. Ovarium berfungsi
dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum. Ovum yang sudah matang (sudah siap
dibuahi) akan dikeluarkan dari ovarium dan dimasukkan ke dalam cavum uteri melalui tuba falopi. Ovum
yang sudah matang ini akan dikeluarkan oleh ovarium setiap bulan. Hal tersebut terjadi selama wanita
dalam masa subur (masa menarche sampai sebelum menopause) (Solehati & Kosasih, 2015).
 Mons pubis merupakan bantalan lemak dan kulit. Mons pubis terletak di bagian paling luar dari organ
reproduksi wanita. Organ ini terdiri atas lapisan lemak. Mons pubis pada masa pubertas mulai ditumbuhi
oleh rambut pubis. Labia majora merupakan lapisan lemak lanjutan dari mons pubis ke arah bawah dan
belakang. Labia majora berbentuk seperti sepasang bibir besar yang terletak di bagian luar dan
membatasi vulva. Organ ini homolog embriologi dengan skrotum pada pria. Labia minora merupakan
lipatan jaringan tipis di balik labia majora dan tidak mempunyai folikel rambut. Labia minora berbentuk
seperti sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam dan membatasi vulva.
 Klitoris merupakan organ yang bentuknya kecil seperti kacang. Klitoris merupakan organ dengan
tonjolan kecil yang terletak di depan vulva. Organ ini homolog embriologi dengan penis pada pria.
Klitoris merupakan organ reproduksi wanita yang sangat sensitif dengan rangsangan karena memiliki
banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Hymen merupakan lapisan tipis bermukosa, terdapat lubang
kecil untuk menstruasi. Hymen merupakan organ wanita yang paling dijaga karena merupakan salah satu
mahkota wanita.
 Vestibulum vagina merupakan daerah dengan batas atas klitoris, batas bawah dengan fourchet, dan batas
lateral dengan labia minora. Vestibulum vagina merupakan area yang dikelilingi labia minora.
Vestibulum vagina berasal dari sinus urogenital. Perineal merupakan organ reproduksi wanita yang
terletak di luar. Perineal merupakan daerah antara tepi bawah vulva dan tepi depan anus. Perineal menjadi
sangat penting terutama pada saat terjadinya persalinan pervaginam. Selain genital eksterna dan genital
interna, wanita juga memiliki organ reproduksi accessory. Organ reproduksi accessory pada wanita
seperti payudara merupakan organ yang sering tidak diceritakan dalam reproduksi wanita. Padahal,
payudara merupakan salah satu organ penting dalam reproduksi wanita (Salmah, Rusmiati, Maryanah, &
Susanti, 2005).
 Fungsi sistem reproduksi wanita dipengaruhi berbagai hormon. Hormon – hormon tersebut adalah
sebagai berikut:
1) GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone) adalah hormon stimulator bagi sekresi hormon
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).hormon ini diproduksi oleh
hipotalamus di otak yang berfungsi dalam merangsang hipofisis anterior untuk memproduksi dan
melepaskan hormon – hormon gonadotropin, seperti FSH dan LH. Apabila kadar esterogen tinggi,
maka esterogen akan memberikan umpan balik ke hipotalamus sehingga kadar GnRH akan menjadi
rendah, begitu pun sebaliknya.
2) FSH (Follicle Stimulating Hormone) diproduksi di sel – sel basal hipofisis anterior. Hormon ini
berfungsi untuk memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel – sel granulosa di ovarium
wanita (memiliki fungsi merangsang pembentukan folikel sel telur).
3) LH (luiteizing hormone) diproduksi oleh sel –sel kromofob hipofisis anterior.bersama dengan FSH
memicu perkembangan folikel juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus.
4) Progesteron adalah hormon streoid yang berperan dalam siklus menstruasi wanita, proses
kehamilan, dadi ovn embriogenesis. Progesteron diproduksi di korpus luteum di ovarium.
Berfungsi dalam merangsang pertumbuhan endometrium uterus.
5) Estrogen, diproduksi oleh sel – sel teka interna folikel di ovarium secara primer. Berfungsi sebagai
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan berbagai organ reproduksi wanita, seperti uterus,
serviks, vagina, payudara, lekuk tubuh, tulang, dan rambut kemaluan.
6) HCG (Human Chrionic Gonadotrophin), mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3 – 4 minggu oleh
jaringan trofoblas (plasenta). Berfungsi dalam meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus
luteum dan memproduksi hormon streroid. Hormon HCg kerap kali menyebabkan ibu hamil merasa
mual dan muntah selama masa awal kehamilannya (emesis) sehingga ibu hamil menjadi kurang
nafsu makan. Padahal pada masa awal kehamilan organ penting bayi sedang terbentuk seperti
persyarafan dlln. Sehingga peran perawat penting dalam hal ini dengan pemberian penyuluhan
kesehatan pada ibu dan keluarga.
7) LTH (Lactotrophic hormone)/prolaktin diproduksi di hipofisis anterior, berfungsi dalam
memicu/meningkatkan produksi dan sekresi air susu ibu (ASI).
b. Payudara
Payudara (mammary glands) merupakan organ accessory pada sistem reproduksi wanita, berbentuk seperti
kerucut, terletak simetris pada dada wanita sebelah kiri dan kanan yang terletak sejajar. Pada payudara melekat
otot pektoralis mayor, otot seratus anterior, dan jaringan fibrosa. Seluruh susunan kelenjar payudara berada di
bawah kulit di daerah pektoral. Pada bagian tengah payudara terdapat nipple (puting) berdiameter 0.5-1.3 cm
serta areola yang mengelilingi puting tersebut berdiameter 2.5-10 cm. secara umum, payudara terdiri atas
glandular, jaringan fibrosa, dan jaringan adiposa/ lemak. Glandular terdiri atas acini atau alveoli yang tersusun
atas 15-24 lobus (Olds, S.b., et. All.; 2000).
Payudara memiliki multifungsi pada wanita. Bagi wanita, payudara merupakan organ yang berfungsi untuk
keindahan penampilan seorang wanita sehingga menjadikan mereka tampil percaya diri, selain itu payudara
juga berfungsi dalam sensasi seksual dan fungsi laktasi yang memproduksi susu untuk menutrisi bayi (Olds,
S.B, et. All.; 2000)

c. Uterus
Uterus/rahim merupakan bagian inti dalam organ reproduksi wanita. Terletak di dalam rongga abdomen.
Berbentuk seperti buah pir, berongga, dan terdiri atas sejumlah otot. Uterus terletak di tengah – tengah rongga
panggul diantara urin bladder dan rektum serta diatas vagina, uterus memiliki bobot 50 – 70 gram. Panjang 6
– 8 cm. Dan tebal 1-2,5 cm (London, M.L., 2003 ). Fungsi uterus adalah sebagai tempat implantasi, nidasi,
retensi, dan nutrisi konseptus pada masa kehamilan. Pada saat persalinan, uterus berperan dalam mengeluarkan
isi konsepsi (bayi dan plasenta)dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus.
2. Utero Placental
Plasenta adalah organ fetomaternal yang menghubungkan ibu dan janin pada saat kehamilan. plasenta juga
mensekresi endokrin dan merupakan tempat pertukaran selektif zat yang dapat larut dalam darahmelalui uterus
bagian trofoblas yang mengandung pembuluh darah. Plasenta menghubungkan secara erat kapiler janin dan darah
ibu. Darah janin yang miskin organ mengalir ke plasenta melalui dua arteri umbilikalis dan darah yang kaya oksigen
dari ibu mengalir ke janin melalui satu vena umbilikalis (Laveno, 2019).

Pembentukan normal pada pembuluh darah uteroplasenta terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama dimulai
sebelum usia kehamilan 12 minggu. Pada tahap ini terjadi invasi dan modifikasi arteri spiralis desidua. Invasi dan
modifikasi terjadi sampai batas terluar dari myometrium. Antara usai 12 minggu sampai 16 minggu terjadi invasi
tahap kedua yaitu invasi pada intramyometrial arteri spiralis yang menyebabkan dilatasi lumen arteri spiralis dan
terjadi penurunan tahanan pada pembuluh uteroplasenter (Laveno, 2019).

2. Fisiologi Kehamilan
A. Fisiologi Kehamilan

Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus mentruasi 28 hari. Siklus
menstruasi bervariasi pada setiap individu. Untuk menentukan masa subur dapat digunakan beberapa cara seperti :
a) Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung tujuh hari, contoh : mentruasi hari pertama
tanggal 5, maka perhitungan minggu suburnya adalah tanggal 17-24 dengan rrumus (5+12) sampai
(5+12)+7=24
b) Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi terjadi pelepasan telur dan terjadi
penurunan diikuti dengan kenaikan suhu 1\2 derajat celcius
c) Kemungkinan keinginan seks meningkat pada saat pelepasan ovum
d) Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum

Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian dalam. Bentuk sperma yang menyerupai
kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang panjang seperti cambuk memungkinkan sperma untuk
bergerak masuk melalui kanalis cervikalis dan kavum uteri kemudian berada dalam tuba untuk menunggu
kedatangan sel telur. Bila pada saat itu terjadi ovulasi, maka kemungkinan besar akan terjadi fertilisasi.
Setelah masuknya kepala sperma ke dalm ovum dengan meninggalkan ekornya, terjadilah pertemuan inti
masing-masing dengan kromosom mencari pasangannya. Mula-mula terjadilah pembelahan inti menjadi dua dan
seterusnya hingga seluruh ruangan ovum penuh dengan hasil pembelahan sel, yang disebut morula. Pembelahan
berlangsung terus hingga bagian dalam terbentuk ruangan yang mengandung cairan disebut blastokist. Sementara
itu bagian luar dinding telur timbul rumbai-rumbai yang disebut villi yang akan berguna untuk menanamkan diri
pada lapisan dalam rahim, yang telah siap menerima dalam bentuk reaksi decidua.
Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi korealis dapat menanamkan diri pada dinding
rahim yang disebut nidasi atau implantasi. Sejak saat terjadi konsepsi, fertilisasi, impregnancy, sampai nidasi
diperlukan waktu 6-7 hari (Purwaningsih dkk, 2010).

3. Fisiologi Persalinan
a.Kala persalinan
Proses
persalinan terdiri dari 4
kala, yaitu :
Kala I ( kala
pembukaan )
Waktu untuk
pembukaan serviks
sampai menjadi
pembukaan lengkap.
Inpartu ( partus dimulai ) di tandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks
mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effiment). Darah beasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekiter
servikalis karena servik mendatar dan terbuka.
Kala pembukaan di bagi atas 2 fase, yaitu :
1. Fase laten : Dimana pembukaan serviks, berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm, berlangsung 7-8 jam.

2. Fase aktif : Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 subfase :


 Periode akselerasi : Berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
 Periode dilatasi maksimal (steady): Selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
 Periode deselerasi : Berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.
Perbedaan Primigravida dan Multigravida
Primigravida Multigravida
 Serviks mendatar (efficement) dulu  Mendatar dan membuka bisa
baru dilatasi bersamaan
 Berlangsung 13-14 jam  Berlangsung 6-7 jam
Kala II ( kala pengeluaran janin )
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali. Karena biasanya dalan hal ini kepala
janin sudah masuk ruang panggul, maka pada his di rasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara
reflekturus menimbulkan rasa mengedan.wanita merasa pula tekanan pada rektum dan hendak buang air besar.
Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka, labia mulai membuka dan tidak lama
kemudian kepala janin tampak pada vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin
tidak masuk lagi di luar hisdan kekuatan mengedan maksimal kepala janin di lahirkan dengan suboksipito di bawah
sympisis dan dahi, muka,dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan
badan dan anggota bayi. Pada Primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multigravida rata-rata 0,5
jam.
Kala III ( kala pengeluaran uri )
Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri.
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan
berisi placenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran
uri. Dalam waktu 5-15 menit, seluruh placenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau
dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh placenta di sertai dengan pengeluaran darah,
kira-kira 200 cc.
Kala IV ( mulai lahirnya uri selama 1-2 jam)
adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap
bahaya perdarahan postpartum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :
Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam

4. Tanda-tanda impartu
• His
• Keluar lendir bersemu darah
• Vulva lebih membuka
• Kepala janin makin nampak
• Perineum menjadi makin lebar dan tipis
• Anus membuka dinding rektum
Sarwono, Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat cetakan kelima. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2016

5. Faktor-faktor yang berperan dalam proses persalinan


Fakror-faktor penting dalam persalinan
1.Power
 His ( kontraksi oto rahim )
 Kontraksi otot dinding
 Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
 Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum
2.Passanger
 Janin dan placenta
3. Passage
 Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang
4.Penolong

TINJAUAN

PUSTAKA

A. ANATOMI JALAN LAHIR

Jalan lahir dibagi atas a) bagian tulang terdiri atas tulang-


tulang panggul dengan sendi-sendinya (artikulasio); dan b)
bagian lunak terdiri atas otot-otot,
jaringan dan ligamen (Hanifa, 2006). 2.1.1
Tulang-Tulang Panggul
Tulang-tulang panggul terdiri dari 1) os koksae yang
terdiri atas a) os ilium; b) os ischium; c) os pubis; 2) os sakrum;
dan 3) os cocygeus. Yang ketiganya saling berhubungan,
didepan: simfisis pubis,

dibelakang artikulasio sakroiliaka, dibawah artikulasio sakrokoksigea. Yang memungkinkan

pergeseran untuk memperbesar sedikit ukuran panggul saat persalinan (Hanifa, 2006).

Secara fungsional panggul terdiri dari 2 bagian:


a. Pelvis mayor / False Pelvis: diatas linea terminalis.
b. Pelvis Minor / True Pelvis: dibawah linea terminalis, yang bentuknya menyerupai saluran

bersumbu melengkung kedepan

Pintu atas panggul adalah suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium, korpus vertebrae sacral
1, linea terminalis, pinggir atas simfisis. Jarak dari pinggir atas simfisis ke

promontorium (conjugata vera) adalah 11cm. Jarak terjauh garis melintang (diameter
transversa) adalah 12,5 – 13 cm. Dari artikulasio sakroiliaka ke titik persekutuan diameter
transversa dan conjugata vera ke linea terminalis (diameter oblique) adalah 13 cm. Jarak
bagian bawah simfisis ke promontorium (conjugata diagonalis) secara statistik diketahui
Conjugata Vera = Conjugata Diagonal – 1,5 cm. Jarak dari bagian dalam tengah simfisis ke

promontorium (conjugata obstetrica) (Hanifa, 2006).


Pintu bawah panggul terdiri dari 2 bidang datar, yaitu bidang yang dibentuk oleh garis antara
kedua tuber ossis iskii dengan ujung os sacrum dan segitiga lainnya dengan bagian
bawah simfisis. Pinggir bawah simfisis berbentuk melengkung ke bawah membentuk sudut (arkus pubis)
normalnya kurang lebih 90 . Jarak antara kedua tuber ossis iskii (distansia tuberum) kurang lebih 10,5
cm (Hanifa, 2006).
Bidang hodge dipelajari untuk menentukan sampai di
manakah bagian terendah janin turun dalam
panggul pada persalinan (Hanifa, 2006).

1. Bidang Hodge I : bidang yang dibentuk pada


lingkaran pintu atas panggul dengan bagian atas
simfisis dan promontorium
27

2. Bidang Hodge II : bidang ini sejajar dengan Hodge I terletak setinggi bagian bawah
simfisis
3. Bidang Hodge III : bidang ini sejajar dengan bidang-bidang Hodge I dan II terletak
setinggi spina ischiadika kanan dan kiri
4. Bidang Hodge IV : bidang ini sejajar dengan bidang-bidang Hodge I, II, dan III, terletak
setinggi os cocygea
2.1.2 Bagian Lunak Jalan Lahir

Pada kala II yang ikut membentuk jalan lahir adalah segmen bawah uterus dan vagina.

Otot dasar panggul dibagi (Hanifa, 2006) :

1. Bagian luar : m. Sfingter ani externus, m.Bulbokavernosus (mengelilingi vagina), m.


Perinei tansversus superfisialis
2. Bagian tengah : m.Sfingter uretra, m, iliokoksigeus, m.Iskiokoksigeus, m. Perinei
transversus profundus
3. Bagian dalam : diafragma pelvis, terutama m.levator ani. Didalamnya berjalan n.pudendus
masuk ke rongga panggul melalui canalis Alcock (antara spina iskiadika dan tuber iskii)
penting untuk anestesi blok n.pudendus.

B. PARTUS ( PERSALINAN)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2007 ).

1. Klasifikasi
a. Menurut cara persalinan
(1) Partus biasa (normal)
Proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai
ibu dan bayi yang umumnya terjadi < 24 jam.

(2) Partus luar biasa (abnormal)


Persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan opersasi
caesarea.
b. Menurut umur kehamilan
1. Abortus (keguguran) : terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup (viable) –
berat janin dibawah 1000 gram – tua kehamilan dibawah 28 minggu.

2. Persalinan imatur : persalinan saat kehamilan 20 – 28 minggu dengan berat janin


antara 500 – 1000 gram.
3. Persalinan prematur : persalinan saat kehamilan 28 – 36 minggu dengan berat janin
antara 1000 – 2500 gram.
4. Persalinan matur atau aterm (cukup bulan) : persalinan pada usia kehamilan 37 – 40
minggu, janin matur, berat badan diatas 2500 gram.
5. Persalinan postmaturus (serotinus) : persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari
waktu perkiraan lahir, janin disebut postmatur.
28

6. Partus presipitatus : partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, di atas
becak, dan sebagainya

7. Persalinan percobaan : suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti


tentang ada atau tidaknya disproporsi cephalopelvic (Mochtar, 1998).
2. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan
Sebab terjadinya partus hingga kini masih merupakan teori-teori kompleks. Beberapa teori yang
paling sering diungkapkan adalah :

a. Penuaan plasenta. Berkaitan dengan penurunan hormon progesterone. Penurunan


progesterone mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus karena progesteron berperan untuk
menurunkan kontraksi uterus.

b. Peningkatan reseptor oksitosin pada akhir kehamilan.


c. Penekanan pada pleksus Frankenhausser. Adanya pembesaran uterus menyebabkan

peningkatan tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser. Bila ganglion tertekan,
kontraksi uterus dapat dibangkitkan.

(Prawirohardjo, 2007; Sherwood, 2001)


3. Tanda-Tanda In-Partu
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada
serviks.

c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.


d. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan telah ada pembukaan.
(Mochtar, 1998)
4. Persalinan ditentukan oleh 3 faktor “P” utama, yaitu
a. Power → His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan
kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
b. Passage → Keadaan jalan lahir.
c. Passanger → Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik
mayor).
(ditambah faktor-faktor “P” lainnya : psychology, physician, position)

Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan

normal diharapkan dapat berlangsung.

5. Perubahan Fisiologis Saat Melahirkan


Pada kehamilan lanjut, jumlah reseptor oksitosin dalam sel desidua dan sel-sel miometrium
meningkat. Oksitosin berikatan dengan reseptor-reseptor ini dan menginduksi
pelepasan prostaglandin (PGE2). Oksitosin mungkin juga meningkatkan pasase ion kalsium yang
mengaktifkan aktin dan myosin untuk menghasilkan kontraksi fibril (Prawirohardjo, 2007).
38

Pembukaan sudah lengkap berarti kepala bayi sudah siap untuk keluar dari ostium uteri eksternum. Perineum
menonjol menunjukkan bahwa janin sudah masuk pintu bawah panggul dan sebentar lagi akan keluar.
Penatalaksanaan bagi ibu yang mengalami hipertensi belum dapat ditentukan karena apabila ini
merupakan hipertensi gestasional, ibu tidak perlu minum obat dan akan sembuh sendiri sebelum 12 minggu.
Dan apabila ibu ini menderita preeklamsi ringan, ibu juga tidak perlu diberi obat penurun tensi, hanya perlu
istirahat yang cukup. Apabila tekanan darahnya tidak juga turun,
barulah diberikan obat penurun tekanan darah.

BAB IV
SIMPULAN

Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pasien dalam skenario tersebut menderita
preeklampsia ringan. Untuk lebih memastikan diagnosis tersebut, perlu diketahui adanya proteinuria atau tidak
melalui pemeriksaan urin rutin. Penatalaksanaan preeklampsia ringan:

1. Rawat jalan
2. Rawat inap. Istirahat di tempat tidur adalah istirahat pokok, diit rendah garam, diberikan obat-
obatan seperti valium tablet 5 mg dosis 3x sehari, atau tablet fenobarbital 30 mg dengan dosis
3x sehari, diuretika dan antihipertensi tidak dianjurkan, karena obat ini tidak begitu
bermanfaat bahkan bisa menutupi tanda dan gejala pre-eklampsi berat.

Preeklampsia ringan (tekanan darah diatas 140/90 yang terjadi pada umur kehamilan 20 minggu yang
mana wanita tersebut belum pernah mengalami hipertensi sebelumnya) dapat dilakukan observasi di rumah
atau di rumah sakit tergantung kondisi umum pasien. Jika umur
bayi masih prematur, maka diusahakan keadaan u mum pasien dijaga sampai bayi siap dilahirkan. Proses
kelahiran sebaiknya dilakukan di rumah sakit dibawah pengawasan ketat dokter spesialis kebidanan. Jika umur
bayi sudah cukup, maka sebaiknya segera dilahirkan baik secara induksi (dirangsang) atau operasi.
39

B
AB
V
DA
FT
AR
PU
ST
AK
A

Guyton, A. C., J. E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Terjemahan Irawati, et.al. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Hanifah, Laily. Bernadette, Nur. 2006. Aborsi di Indonesia. Akses tanggal 15 Oktober
2008 di http://situs.kesrepro.info/gendervaw/jun/2002/utama03.htm

Hartanto, H. R. 2008. His dan Tenaga Lain dalam Persalinan. Dalam: Prawirohardjo,
S. 2008. Ilmu Kebidanan. Edisi 2. Editor: Saifuddin, A. B., et. al. Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. pp: 288-95
Jones, G. J., N. P. Anagnostaskos. 2002. Principles of Anatomy and Physiology. Edisi
11. New York: Harper&Row, Publishers.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. Abortus. 1 st Ed. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Prawidiharjo, Bambang. 2007. Induksi Persalinan. Akses 21 Mei 2008 di


http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/12/induksi-persalinan.html

Norwitz, Errol R. Schorge, John O. 2006. At a Glance Obstetri dan Ginekologi.


Jakarta: Erlangga.

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Ed. 2,


Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai