SIKLUS MENSTRUASI
PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
1102015178
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Defenisi
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan endometrium, dimana apabila kurang lebih 14 hari paskaovulasi tidak
terjadi suatu pembuahan, maka dinding endometrium akan meluruh dan keluar
darah melalui vagina.2 Pada pengertian klinik, haid dinilai berdasarkan tiga hal.
Yakni siklus, lama, dan jumlah darah yang keluar selama satu kali haid. Siklus haid
yaitu jarak antara hari pertama haid dengan hari pertama haid berikutnya, dikatakan
normal apabila tidak kurang dari 24 hari dan tidak lebih dari 35 hari. Lama haid
yaitu jarak dari hari pertama haid sampai perdarahan haid berhenti, yakni 3-7 hari.
2
Sedangkan jumlah darah yakni tidak melebihi 80 mL, ganti pembalut 2-6 kali per hari.
Siklus ovarium
Durasi rata-rata pada siklus ini kurang lebih 28 hari (dari rentang 25-32
hari). Terjadinya suatu peristiwa hormonal menyebabkan ovulasi dan pada
akhirnya mengarah ke siklus menstruasi. Perubahan histologis pada
endometrium (siklus uterus) selalu berjalan bersamaan dan
berkesinambungan dengan siklus ovarium. Siklus ovarium dibagi menjadi 3
fase, yakni :2,3
1. Fase folikuler (fase preovulasi)
Panjang fase folikuler berkisar antara 10-14 hari. Selama fase ini
terdapat proses steroidogenesis, folikulogenesis, dan oogenesis/meiosis
yang saling terkait satu sama lain. Fase ini diawali dengan pertumbuhan dari
folikel antral, namun pada hari ke 5-7 hanya satu folikel dominan yang tetap
tumbuh akibat sekresi FSH yang menurun.
2. Fase Ovulasi
Menjelang dinding folikel pecah dan keluarnya oosit saat ovulasi, sel
granulosa menjadi membesar dan timbul vakuol beserta penumpukan
pigmen kuning, lutein proses luteinisasi yang kemudian dikenal sebagai
korpus luteum. 2 hari paskaovulasi, pembuluh-pembuluh darah dan kapiler-
kapiler menginvasi lapisan sel granulosa. Neovaskularisasi yang
berlangsung dengan cepat ini diakibatkan oleh produksi dari VEGF
(vascular endothelial growth factor) dan angipoetin sebagai respon
terhadap LH. Selama luteinisasi, sel-sel ini menjadi hipertrofi, dan
meningkatkan kapasitas mereka untuk menghasilkan hormon- hormon.
Korpus luteum mampu menghasilkan baik progesteron, estrogen maupun
androgen. Kemampuan menghasilkan steroid seks korpus luteum sangat
bergantung pada tonus kadar LH pada fase luteal. Kadar progesteron dan
estradiol mencapai puncaknya sekitar 8 hari paskalonjakan LH, dan
kemudian menurun perlahan jika tidak terjadi pembuahan, GnRH kembali
meningkat sehingga kembali lagi ke fase folikuler dan siklus ovarium yang
baru dimulai lagi. Korpus luteum akan mengalami regresi 9-11
paskaovulasi, diduga akibat luteolisis estrogen yang dihasilkan oleh korpus
luteum sendiri. Namun apabila terjadi pembuahan sekresi progesteron tidak
akan menurun karena diselamatkan oleh hCG (human chorionic
gonadotropin).
a. fase proliferasi (berlangsung 5-7 hari atau paling lama 21-30 hari)4
Pada siklus haid, fase akhir luteal, terdapat stratum basalis dan
sedikit sisa lapisan stratum fungsionalis dengan ketebalan yang
beragam. Pada fase folikuler, folikulogenesis menghasilkan steroid
seks. Steroid seks terutama estrogen ini akan memicu pertumbuhan
dinding endometrium untuk kembali menebal. Pertumbuhan
endometrium dinilai dari penampakan histologi dari kelenjar, stroma
dan pembuluh darah (arteria spiralis). Pada awalnya kelenjar lurus
pendek, ditutup oleh epitel silindris pendek. Kemudian epitel
kelenjar mengalami proliferasi dan pseudostratifikasi, melebar
kesamping sehingga mendekati dan bersentuhan dengan kelenjar
disebelahnya. Epitel penutup permukaan kavum uteri yang rusak
dan hilang saat haid sebelumnya terbentuk kembali. Stroma
endometrium awalnya padat akibat haid sebelumnya menjadi edema
dan longgar. Arteri spiralis lurus tidak bercabang, menembus
stroma, menuju permukaan kavum uteri sampai tepat dibawah
membran epitel penutup permukaan kavum uteri. Tepat dibawah
epitel permukaan kavum uteri, arteri spiralis membentuk anyaman
longgar pembuluh darah kapiler.
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat
masa menstruasi :2
a) Kram perut
Disebabkan karena terjadinya vasospasmus, dimana diproduksinya
prostaglandin (PG) yang meningkatkan kontraksi uterus.
b) Nyeri payudara
Kelenjar mama sangat sensitif terhadap pengaruh hormon estrogen dan
progesteron. Pembesaran mama disebabkan oleh perubahan vaskular,
bukan karena kelenjar, dan terjadi pada fase luteal sebagai respons dari
kenaikan progesteron. Sedangkan pembesaran mama pada pubertas,
merupakan respons dari peningkatan estrogen.
c) Perubahan suasana hati
Adanya peningkatan labilitas emosi ( perubahan mood) disebabkan karena
penurunan progesteron. Namun, perubahan mood tidak sinkron dengan
fluktuasi hormon.
BAB III
KESIMPULAN
3. Cunningham FG, Gant NF, Laveno JK, Gauth JC, Gilstrap LC,
Elsevier.
5. Guyton A.C., Hall J.E. 2008. Buku ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta. EGC.