Penyaji : Kelompok 4
DAFTAR PERTANYAAN
N
NRP NAMA INTI JAWABAN, PENJELASAN, SARAN
O
SESI 1
1. 1903044 Helvina Fitria Jawaban Pertanyaan dari Nurmalita:
Wibawa Upaya yang paling efektif untuk mengurangi risiko
kecelakaan kerja baik dari perusahaan maupun pekerja
nya langsung dan upaya meningkatkan keselamatan
dan kesehatan kerja, yaitu dengan cara memasang
gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua
bahan pembinaan, Menyediakan semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki
tempat kerja. APD tersebut diantara lain baju safety
helm kacamata penutup telinga sarung tangan sabuk
safety sepatu safety dll. Selain itu upaya yang dilakukan
secara rinci sudah dijelaskan dengan detail di SMK3
dan dalam suatu perusahaan wajib menjelaskan
tahapan pemahaman resiko dalam program kerja dan
melaksanakan juga Pengendalian resiko bahayanya zat
kimia secara administratif planning dan intruksi apd.
Sedangkan regulasi yang mengatur hal ini yaitu antara
lain Peraturan Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
1. Undang-Undang no 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan / Manpower Act No. 13 of 2003
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja / Safety Act No.1, 1970
3. Undang - Undang No. 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan / Health Act No.23, 1992
4. Undang - Undang No. 3 tahun 1992 Tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
5. Permenaker No. 1/1980
Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Konstruksi
Bangunan.
6. Keputusan Bersama Menaker‐MenPU No.
174/MEN/1986 & 104/KPTS/1986
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kegiatan
Konstruksi.
7. PP no 50 tahun 2012
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan &
Kesehatan Kerja (SMK3)
8. Permen PU No. 05/2014
Pedoman Sistem Manajemen K3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum karena peraturan mengenai hal ini
sudah cukup kompleks dan jelas.
2. 1903055 Dwi Sonya Sijabat Jawaban Pertanyaan dari Arinalhaq:
Banyak cara yang dilakukan baik dari perusahaan
ataupun jaminan sosial negara yang menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja bagi para pekerjanya.
Hal faktor perikemanusiaan disini melihat bahwa pekerja
bukan hanya diserap tenaganya namun juga dilindungi
dan dijamin kesehatan dan keselamatannya selama
bekerja. Caranya dapat dilakukan dengan memberikan
jaminan ketenagakerjaan bagi para pekerja.
3. 1903065 Ikagami Putri Jawaban Pertanyaan dari Hasna:
Pada dasarnya sertifikat K3 diperoleh perorangan,
maksudnya ketika seorang ahli K3 atau seseorang yang
telah resmi memiliki sertifikat K3 dan bekerja di satu
perusahaan dengan memiliki sertifikasi ini, bukan hanya
ahli K3 yang akan mendapatkan keuntungan, tetapi juga
perusahaan tersebut. Selain itu, para karyawan yang
ada di dalam perusahaan pun akan terlindungi dan
untuk memastikan K3 telah dilakukan secara optimal di
perusahaan atau instansi, ada peran dari ahli K3.
Namun, tidak semua orang atau karyawan dapat
menjabat tanggung jawab ini. Ahli K3 harus mengikuti
training dan mendapatkan sertifikasi di Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP) yang bernaung di bawah Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
4. 1903055 Dwi Sonya Sijabat Tambahan Jawaban dari Ikagami:
Banyak perusahaan yang sudah mendaftarkan para
pekerjanya ke dalam jaminan ketenagakerjaan seperti
BPJS Ketenagakerjaan. Contohnya seperti perusahaan
Bank BRI dimana setelah para pekerja direkrut, Bank
BRI memberikan jaminan sosial ketenagakerjaan yaitu
BPJS Ketenagakerjaan.
5. 1903044 Helvina Fitria Jawaban Pertanyaan dari Syaufa:
Wibawa Sebelum membahas mengenai bagaimana bila suatu
perusahaan melanggar UU. Suatu perusahaan dibentuk
atau dibuat dengan sebelumnya sudah memenuhi
syarat kriteria antara lain adanya SMK3 sertifikat K3 dll
nah tentang keselamatan pekerja sudah diatur dalam
SMK3 tersebut. Jika tidak memenuhi bisa kena sanksi
dan tidak bisa berjalan usahanya. Selain itu ketika
sebelum masuk bekerja para karyawan/pekerja pasti
akan dicek terlebih dahulu bagaimana kondisi fisik,
kesehatan, apakah mereka buta warna atau tidak dll
karena itu semuansudah tertera didalam Sistem
Manajemen K3. Sedangkan pertanyaan bagaimana bila
melakukan pelanggaran UU No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan. Yaitu penjelasan Pasal 87:
“Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan. “
Maka dari itu, ketentuan pidana dan sanksi administratif
atas Pelanggaran pasal 190 ayat 2:
1) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) berupa: a. teguran; b. peringatan tertulis; c.
pembatasan kegiatan usaha; d. pembekuan
kegiatan usaha; e. pembatalan persetujuan; f.
pembatalan pendaftaran; g. penghentian sementara
sebagian atau seluruh alat produksi; h. pencabutan
ijin.
Sanksi Atas Pelanggaran Undang‐Undang No.01 Tahun
1970 dalam Pasal 15.
2) Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1)
dapat memberikan ancaman pidana atas
pelanggaran peraturannya dengan hukuman
kurungan selamalamanya 3 (tiga) bulan atau denda
setinggi‐tingginya Rp. 100.000,‐ (seratus ribu
rupiah).
3) Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran.
SESI 2
6. 1903065 Ikagami Putri Jawaban Pertanyaan dari Intan:
Sebagai advokasi sosial (advokator).Dapat berupa
upaya terorganisir untuk membawa perubahan-
perubahan secara sistematis dan memberi keadilan bagi
pekerja di suatu perusahaan.
Mediasi (mediator). Pekerja sosial menjembatani
hubungan kedua belah pihak, yaitu karyawan dan
perusahaan. Pekerja sosial tidak memihak salah satu
pihak karena bertujuan untuk mencari persamaan nilai
dari pihak-pihak yang terlibat konflik, dan membantu
mengidentifikasi kepentingan bersama.
Negosiasi (negosiator). Pekerja sosial memiliki klien
yang mengalami konflik dan mencari penyelesaian
dengan kompromi sehingga mencapai
kesepakatan kedua belah pihak. Posisi negosiator
berbeda dengan posisi mediator. Seorang
negosiator berada pada salah satu posisi yang
sedang konflik. Pada kasus ini seorang pekerja sosial
berada dipihak karyawan untuk mendapatkan jaminan
kesehatan dan keselamat kerja dalam lingkungan
pekerja.
7. 1903044 Helvina Fitria Tambahan Jawaban dari Ikagami:
Wibawa Menurut Straussner dalam Edi Suharto (2009) terdapat
satu cara mengkonseptualisasikan beragam pelayanan
sosial yang diberikan pekerja sosial dengan tipologi
model setting pekerjaan sosial industri yaitu:
Model Pelayanan Sosial bagi Pegawai
Model ini meliputi perancangan dan
pengimplementasian program-program dan pelayanan-
pelayanan sosial terutama ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan para pegawai suatu perusahaan secara
individual.
Praktik langsung dengan individu, keluarga dan populasi
khusus. Tugas Pekerja Sosial dalam bidang ini meliputi
intervensi krisis (crisis intervention), asesmen
(penggalian) masalahmasalah personal dan pelayanan
rujukan, pemberian konseling bagi pecandu alkohol dan
obatobatan terlarang pelayanan dan perawatan sosial
bagi anak-anak pekerja dalam perusahaan atau
organisasi serikat kerja, dan pemberian konseling bagi
pensiunan atau pekerja yang menjelang pensiun.
8. 1903065 Ikagami Putri Jawaban Pertanyaan dari Triesta:
Sebenarnya, persoalan tanggung jawab ini sudah jelas
dinyatakann dalam Kitab Undang Undang Hukum
Perdata (“KUHPerdata”). Dalam pasal 1367 ayat (1)
disebutkan:
“Seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk
kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, tetapi
juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orang-
orang yang menjadi tanggungjawabnya atau disebabkan
oleh barang-barang yang berada dibawah
pengawasannya.”
Selanjutnya pasal 1367 ayat (3) KUHPerdata
ditegaskan:
“Majikan-majikan dan orang yang mengangkat orang
lain untuk mewakili urusan-urusan mereka, adalah
bertanggung jawab tentang kerugian yang diterbitkan
oleh pelayan-pelayan atau bawahan-bawahan mereka
didalam melakukan pekerjaan untuk mana orang-orang
ini dipakainya.”
Dalam hukum perdata juga diatur selain majikan seperti
disebutkan diatas, perusahaan atau kepala tukang
(mandor) bertanggung jawab atas kerugian yang
disebabkan oleh karyawannya selama waktu orang-
orang itu berada di bawah pengawasannya. Inilah
konsep dan pengaturan yang diatur dalam KUHPerdata.
Karena kecelakaan kerja juga selain disebabkan oleh
rusaknya barang/mesin bisa juga dari kelalaian pekerja.
9. 1903055 Dwi Sonya Sijabat Tambahan Jawaban dari Ikagami:
Perusahaan bertanggung jawab atas kesehatan dan
keselamatan dari para pekerja, namun perusahaan
memiliki tingkatan kecelakaan kerja yang dapat
ditanggulangi oleh perusahaan. Hal ini dapat dihitung
melalui rumus yang ada di dalam video yang telah
disampaikan.
10. 1903055 Dwi Sonya Sijabat Jawaban Pertanyaan dari Sekar:
Aspek kesehatan dan keselamatan kerja dalam melihat
buangan limbah pabrik yang mempengaruhi kehidupan
lingkungan sekitar harusnya menjadi perhatian penting
bagi perusahaan. Perusahaan dalam menangani hal
tersebut harusnya memiliki nilai ambang batas (nab)
sebagai batasan dalam penggunaan zat kimia dalam
perusahaaan. Selain itu, perusahaan harus memiliki
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
dimana melihat dampak positif dan dampak negatif yang
dihasilkan perusahaan bagi lingkungan sekitar. AMDAL
ini dapat menjadi bentuk analisis perusahaan agar
mampu memperbaiki dampak negatif bagi lingkungan
sekitar dan mejaga kelestariannya.