Anda di halaman 1dari 7

CATATAN PELAKSANAAN DISKUSI

Mata Kuliah : Praktik Peksos Industri dan CSR

Program Studi : Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial

Dosen : 1. Milly Mildawati, Ph.D

2. Fachry Arsyad, M.Kesos

Tingkat & Kelas : 3A

Hari, tanggal : Jumat, 24 September 2021

Materi : Hubungan Industrial

Penyaji : Kelompok 5

1. Triesta Nurul Auliya 19.03.006

2. Fardhan Wiradiva P 19.03.011

3. Anggiyani Bryanaputri 19.03.020

4. Yunida Handayani 19.03.069

Moderator : Dimas Bagus Anggraono (NRP 1903045)

Notulen : Alfina Nur Fauziah (NRP 1903001)

DAFTAR PERTANYAAN

N NRP NAMA INTI PERTANYAAN, SANGGAHAN, SARAN


O
SESI 1
1. 1903004 Tirsa Alinta P Bagaimana tata cara penyelesaian perselisihan
hubungan industrial? yang dimana dalam industry pasti
mempunyai aspek procedural yang perlu diperhatikan.
2. 1903030 Muhammad Ichsan Bagaimana prosedurnya apabila timbul persoalan
Qomari A industrial dengan diberhentikannya seorang karyawan
secara sepihak dengan tuduhan-tuduhan yang sepihak
pula, tanpa diberikan kesempatan untuk menjelaskan
permasalahannya. Pertanyaanya ialah langkah-langkah
apa yang perlu diambil oleh seorang karyawan untuk
mengajukan proses ini? dan langkah apa juga yang
perlu diambil oleh pihak perusahaan?
3. 1903018 Titis Rachma Pandemi Covid19 di Indonesia memberikan dampak
Aprilia pada ledakan pemutusan hubungan kerja yang semakin
marak. Dengan adanya PHK tersebut,apa yang harus
dilakukan oleh karyawan atau buruh agar tetap bisa
memenuhi kebutuhan hidup serta bagaimana
keterkaitan stakeholder baik
perusahaan,pemerintah,dan pihak-pihak terkait dalam
menangani perselisahan PHK?
4. 1903055 Dwi Sonya Sijabat Dari beberapa artikel yang saya baca, hubungan
industrial di Indonesia menganut paham dasar negara
kita yaitu Pancasila. Nah, apabila ditelusuri, seharusnya
setiap perusahaan dengan pekerja dan pengusaha di
dalamnya menunjukkan hubungan yang harmonis.
Namun, mengapa perusahaan dan para pekerja banyak
yang memiliki hubungan tidak harmonis bahkan
terkesan menindas atau mengancam kelompok
tertentu?
SESI 2
5. 1903031 Hafidzha Alfaisa M Dalam menjalankan perannya sebagai negosiator,
apabila perusahaan menolak atau menghambat proses
negoisasi, apakah hal yang bisa dilakukan seorang
peksos?
6. 1903027 Syaufa Tasya Konflik yang terjadi antara Perusahaan dan Karyawan
memang sering terjadi. Nah apa faktor terbesar yang
biasanya menyebabkan perselisihan antara perusahaan
dan karyawan? Lantas apakah ada cara yang dapat
meminimalisir konflik Perusahaan dan karyawannya?
7. 1903014 Efryl Saptya N Dalam ptt disebutkan Arbitrase hanya berwenang
menangani perkara perselisihan kepentingan dan
perselisihan antar serikat pekerja dalam satu
perusahaan. Bagaimanakah peran peksos dalam
menanggani hal tersebut?

DAFTAR JAWABAN DAN TAMBAHAN

N
NRP NAMA INTI JAWABAN, PENJELASAN, SARAN
O
SESI 1
1. 1903006 Triesta Nurul Jawaban Pertanyaan dari Tirsa
Auliya Dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (UU
Penyelesaian PHI), terdapat 2 jalur penyelesaian yang
dapat dipilih yaitu :
1. Penyelesaian Perselisihan Melalui Jalur di luar
Pengadilan
Mekanisme penyelesaian perselisihan di luar
Pengadilan dapat dijalankan melalui :
a. Perundingan Bipartit :
Merupakan perundingan antara pekerja atau serikat
pekerja dengan pengusaha untuk menyelesaikan
perselisihan hubungan industrial. Nah, apabila
perundingan berujung pada tidak munculnya
kesepakatan maka perundingan berlanjut ke proses
selanjutnya melalui perundingan tripartit.
b. Perundingan Tripartit :
Merupakan perundingan antara pekerja, serikat pekerja
dengan pengusaha yang difasilitasi oleh mediator atau
konsiliator atau arbiter sebagai tindak lanjut dari
gagalnya perundingan bripartite. Dalam menyelesaikan
perselisihan, ada 3 (tiga) bentuk tripartite yaitu :
- Mediasi hubungan industrial (mediasi) adalah
penyelesaian perselisihan hak, perselisihan
kepentingan, perselisihan PHK dan perselisihan antar
serikat pekerja/buruh yang ditengahi oleh seorang atau
lebih mediator yang netral.
- Konsiliasi hubungan industrial (konsiliasi) adalah
penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan
PHK dan perselisihan antar serikat pekerja/buruh yang
ditengahi oleh seorang atau lebih konsiliator yang netral.
- Arbitrase hubungan industrial (arbitrase) adalah
penyelesaian perselisihan kepentingan dan perselisihan
antar serikat pekerja/serikat buruh di luar Pengadilan
Hubungan Industrial melalui kesepakatan tertulis dari
para pihak yang berselisih untuk menyerahkan
perselisihan kepada arbiter yang putusannya mengikat
para pihak dan bersifat final.
2. Penyelesaian Perselisihan Melalui Jalur Pengadilan
Hubungan Industrial yaitu dapat dilakukan apabila
proses mediasi dan konsiliasi mengalami kegagalan
karena tidak adanya kesepakatan atar para pihak yang
bersengketa. Diajukan melalui Gugatan kepada
Pengadilan Hubungan Industrial yaitu pengadilan
khusus di lingkungan pengadilan negeri yang dibentuk
untuk memeriksa mengadili dan memutus perkara
perselisihan hubungan industrial. Proses berjalannya di
atur dalam UU Penyelesaian PHI.

2. 1903069 Yunida Handayani Tambahan Jawaban dari Triesta


Tahapan procedural dalam penyelesaian perselisihan
hub. Industrial (sumber video yang ditampilkan)
1. Mengajukan diskusi dengan pihak perusahaan
secara internal pekerja yang akan di
PHK/bermasalah yang kemudian diatur
jadwalnya oleh pihak perusahaan.
2. Melakukan perundingan bipartit I dengan
perusahaan
3. (Jika gagal) laporkan hal tersebut ke peserikat
kerja dan diskusikan untuk tahap selanjutnya.
4. Melakukan perundungan bipartite II dengan
diwakili oleh peserikat kerja.
5. (jika gagal) pergi ke Dinas Tenaga Keja dan
laporkan permaslaahannya.
6. Mediasi dengan perusahaan yang diwakili dinas
tenaga kerja.
7. (Jika gagal) laporkan dan ajukan permasalahan
dalam PHI.
3. 1903011 Fardhan Wiradiva Jawaban Pertanyaan dari M. Ichsan
P Pada prinsipnya, UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan) dan UU No. 2
Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial (UU PPHI) telah mengatur tentang
apa saja keadaan dan bagaimana mekanisme
pemutusan hubungan kerja (PHK). 
Pasal 151 UU Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa
pekerja dan pengusaha harus berusaha semaksimal
mungkin menghindari PHK. Kalaupun tak bisa dihindari,
pekerja dan pengusaha harus berunding untuk mencari
kesepakatan. Kalau perundingan itu masih mentok,
maka PHK baru bisa dilakukan setelah ada penetapan
dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial. 
Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan tanpa
persetujuan lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial menjadi batal demi hukum. Artinya,
PHK itu dianggap sama sekali pernah ada. Hal itu
ditegaskan oleh pasal 155 Ayat (1) UU
Ketenagakerjaan. 
4. 1903020 Anggiyani Jawaban Pertanyaan dari Titis
Bryanaputri Jadi, hal-hal yang dapat dilakukan oleh karyawan atau
buruh yang terkena PHK adalah seperti:
1. Atur Pengeluaran
Misalnya dengan cara menghapus semua tagihan yang
tidak penting, hemat uang untuk pembelian
barang/produk yang sifatnya tidak penting, dan fokus
pada pembelian bahan makanan sebagai kebutuhan
pokok yang harus dipenuhi lebih dulu.
2. Pikirkan Rencana Darurat
Misalnya dengan mempertimbangkan untuk menjual
aset yang dimiliki jika Anda tidak dapat menemukan
pekerjaan yang cocok dalam waktu dekat. Lalu, bisa
pindah ke tempat tinggal yang lebih murah, manfaatkan
polis asuransi jiwa jika memungkinkan, kurangi
pengeluaran dengan memperbanyak proyek mandiri,
seperti memasak sendiri untuk tiga kali makan, mencuci
baju sendiri, bebersih rumah sendiri, dll.
3. Berperilaku Hemat secara Kreatif
Di tengah pandemi virus Corona banyak himbauan
untuk tetap di rumah saja sehingga dapat memiliki lebih
banyak waktu untuk berkreasi, seperti misalnya
membuat masker kain yang saat ini banyak dicari oleh
masyarakat, membuat makanan dan minuman yang
dapat meningkatkan imun tubuh, atau membuat cairan
hand sanitizer sendiri di rumah lalu menjualnya untuk
menambah pemasukan.
4. Temukan Kembali Semangat Hidup
Dengan cara mencoba untuk mengelola tekanan,
misalnya dengan rutin berolahraga atau melakukan hal
apapun yang disukai untuk mengembalikan semangat
hidup. Selain itu, dengan cara menemukan hobi baru
yang bermanfaat yang bisa membuat jadi lebih baik,
bahagia, dan tetap produktif sehingga semakin mudah
mengidentifikasi peluang sebagai jalan keluar dari
masalah yang sedang dihadapi.
5. Mencari Pekerjaan Sementara
Meski banyak perusahaan yang melakukan PHK atau
merumahkan pegawainya, ada juga perusahaan yang
secara substansial membutuhkan karyawan tambahan.
Seperti, karyawan untuk kebutuhan pengantaran/kurir,
pekerja gudang, pegawai toko bahan makanan, dan
masih banyak lagi sektor industri yang membutuhkan
tambahan pegawai. Dengan adanya hal tersebut
sehingga bisa menjadikannya pilihan untuk mendapat
penghasilan agar dapat bertahan hidup.
Lalu, mengenai keterkaitan stakeholder dalam
penyelesaian perselisihan hubungan industrial seperti
PHK, yaitu pada awalnya pengusaha dan pekerja/buruh
atau serikat pekerja/ serikat buruh menyelesaikan
perselisihan dengan cara musyawarah untuk mencapai
mufakat. Lalu apabila tidak mencapai mufakat, maka
pengusaha dan pekerja/ buruh atau serikat pekerja/
serikat buruh menyelesaikan perselisihan hubungan
industrial melalui prosedur penyelesaian perselisihan
hubungan industrial yang diatur dengan undang-undang
dari Pemerintah, yaitu dengan jalan mediasi atau
konsiliasi. Bila proses tersebut tetap gagal, maka
perselisihan hubungan industrial dapat diselesaikan
melalui jalur hukum di pengadilan hubungan industrial.
5. 1903056 Sekar Tresna Tambahan Jawaban dari Anggiyani
(Audience) Dalam kaitannya dengan keterkaitan stakeholder, yaitu
pemerintah dan perusahaan (pihak swasta) dalam
menangani masalah PHK di masa pandemi Covid-19 ini,
para stakeholder tersebut saling berkaitan dalam hal
regulasi. Pemerintah, melalui kebijakan maupun
undang-undang dapat memberikan landasan bagi
perusahaan agar dapat lebih mempertimbangkan solusi
lain untuk keberlangsungan perusahaan di masa
pandemi selain dengan PHK. Dengan adanya regulasi
dari pemerintah, maka perusahaan akan dapat
mempertimbangkan kembali solusi selain PHK untuk
mengatasi masalah di masa pandemi covid-19.
6. 1903069 Yunida Handayani Jawaban Pertanyaan dari Dwi Sonya
Sesuai pengertian yang memang didasarkan UUD 1945
dan Pacasila. Tujuan kehamosian, kondusif, dinamis,
berkeadilan.
Alasan
1. Motif mencari keuntungan (karyawan dan
perusahaan)
2. Latar belakang yang berbeda2 (karyawan dengan
karyawan)
3. Kurangnya pembinaan dan Pelatihan (semua pihak)
SESI 2
6. 1903006 Triesta Nurul Jawaban Pertanyaan dari Efryl
Auliya Jadi dalam menyelesaikan perselisihan di hubungan
industri itu kan bisa dengan cara Penyelesaian
Perselisihan Melalui Jalur di luar Pengadilan atau di jalur
pengadilan, nah mekanisme nya di luar perundingan itu
dengan cara perundingan briparit atau triparit. Salah
satunya melalui abritrasi, yang mana itu adalah
penyelesaian perselisihan kepentingan dan perselisihan
antar serikat pekerja/serikat buruh di luar Pengadilan,
melalui kesepakatan tertulis dari para pihak yang
berselisih untuk menyerahkan perselisihan kepada
arbiter yang putusannya mengikat para pihak dan
bersifat final.

Peran peksos sendiri jika dalam menangani perselisihan


di hubungan industrial bisa sebagai mediator yaitu
sebagai penengah jika terjadi perselisihan antara suatu
karyawan dengan perusahaan atau perselisihan antar
serikat pekerja dalam satu perusahaan.Mediator
berperan membantu dalam merumuskan kesepakatan
damai dalam proses mediasi antara para pihak yang
bersengketa tanpa memaksakan adanya sebuah
penyelesaian, nah hal ini juga berkaitan dengan tata
cara penyelesaian perselisihan industri (PHI) dalam
mekanisme abirtrase ini.
7. 1903020 Anggiyani Jawaban Pertanyaan dari Hafidzha Alfaisa
Bryanaputri Jadi, sesuai dengan peran negosiator itu sendiri, yaitu
melakukan kesepakatan dengan pendekatan kedua
belah pihak dan saling menguntungkan. Hal yang dapat
dilakukan oleh peksos adalah mencari jalan tengah
yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak
sampai tercapainya konsensus tanpa ada pihak yang
dirugikan, dan yang utama adalah kebutuhan pekerja
dapat terpenuhi. Adapun teknik negosiasi yang dapat
dilakukan seperti:
1. Teknik Negosiasi Kooperatif
Teknik ini menganggap negosiator pihak lawan sebagai
mitra, bukan sebagai musuh. Para pihak saling
menjajaki kepentingan, nilai-nilai bersama dan mau
bekerja sama. Tujuan negosiator adalah penyelesaian
sengketa yang adil berdasarkan analisis obyektif dan
atas fakta hukum yang jelas.
2. Teknik Negosiasi Lunak
Teknik ini dilakukan dengan cara menempatkan
pentingnya hubungan timbal balik antar pihak.Tujuannya
adalah untuk mencapai kesepakatan. Lalu, juga
memberi konsesi untuk menjaga hubungan timbal balik;
Mempercayai perunding; Mudah mengubah posisi;
serta mengalah untuk mencapai kesepakatan.
8. 1903069 Yunida Handayani Jawaban Pertanyaan dari Syaufa
Faktor terbesar adlaah faktor ekonomi.
Cara meminimalisir :
1. Memiiki kesadaran dari petingnya HI yg baik dan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Melakukan inovasi dalam HI
a. pelatihan ingternal
b. acara benrsama
c. bekrja sama dengan organisasi/kelompok yg
dpat menunjang HI yang baik
3. Memberi pelatihan dan pembinaan oleh
pemrintah terkait (dinas tenaga kerja)
Contoh yang telah terlaksana : Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Prov. NTB melalui
Bidang PHI dan Jamsos melaksanakan
Pelatihan Strategi Mencegah Perselisihan
Hubungan Industrial Bagi Pekerja dan
Pengusaha yang dilaksanakan di Hotel Pratama
Mataram 22 s.d 24 Mei 2017 yang dihadiri oleh
unsur pekerja, pengusaha, pemerintah dan
perwakilan dari Dirjen PHI Kemnaker RI sebagai
narasumber.
Cara/strategi mencegah perselisihan hub.industrial:
1. Memahami bahwa PP / PKB sebagai Sarana
Hubungan Industrial yang penting bagi Pekerja
dan Pengusaha untuk menciptakan ketenangan
bekerja dan berusaha di Perusahaan;
2. Memahami proses penyelesaian perselisihan
hubungan industrial sesuai undang – undang
nomor 2 tahun 2004;
3. Melaksanakan proses penyelesaian perselisihan
hubungan industrial dengan bijaksana dalam
internal Perusahaan;
4. Membina hubungan kerja dengan baik dan
harmonis, melalui komunikasi dalam lembaga
kerjasama bipartit;
5. Meningkatkan kinerja sumber daya manusia di
Perusahaan dalam mencapai tujuan bersama;
6. Mengambil langkah – langkah strategis dalam
pengelolaan sumber daya manusia di
Perusahaan secara harmonis;
7. Melaksanakan Peraturan Perusahaan /
Perjanjian Kerja Bersama secara Konsisten,
Disiplin dan Penuh Tanggung Jawab;
8. Meningkatkan disiplin kerja dan produktivitas
kinerja pekerja di Perusahaan menjadi lebih
baik.

Anda mungkin juga menyukai