Anda di halaman 1dari 13

RENCANA TINDAK LANJUT PEKA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Intervensi Komunitas

Dosen Pengampu
Dra. Helly Ocktilia, MP.
Dra. Teta Riasih, MP.

Oleh
2A – Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial
Kelompok 1
Alfina Nur Fauziah 19.03.001
Tirsa Alinta Pramasiwi 19.03. 004
Triesta Nurul Auliya 19.03.006
Nurmalita Fajri Adelya 19.03.008
Fardhan Wiradiva Pambudi 19.03.011
Yuke Nathasya 19.03.013
Efryl Saptya Nurachman 19.03.014
Regina Aulia Zalzabila 19.03.015
Arnoldus N. Gebze 19.03.016
Titis Rachma Aprilia 19.03.018
Anggiyani Bryanaputri 19.03.020
Armila Duratul Salsabila 19.03.021

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN SOSIAL
POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL
BANDUNG
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan judul, “Rencana Tindak Lanjut
PEKA” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Intervensi Komunitas yang
diampu oleh Ibu Dra. Helly Ocktilia, MP dan Dra. Teta Riasih, MP.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya Ibu Dra. Helly Ocktilia, MP dan
Dra. Teta Riasih, MP. selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi Intervensi Komunitas.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 07 April 2021

Penulis

2|Teknologi Intervensi Komunitas


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4

1.3 Tujuan..............................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

2.1 Pengertian Rancana Tindak Lanjut PEKA......................................................................5

2.2 Langkah-Langkah Menyusun RTL PEKA.......................................................................6

BAB III.....................................................................................................................................12

PENUTUP................................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Organisasi yang baik, tumbuh dan berkembang akan menitikberatkan pada sumber
daya manusia (human resources) agar dapat menjalankan fungsinya dengan optimal,
khususnya dalam menghadapi dinamika perubahan lingkungan yang terjadi. Apabila jasa
yang disumbangkan para individu kepada organisasi mendapat perhatian dan imbalan dari
perusahaan sebagai umpan balik maka suatu organisasi akan berjalan lancar Menurut Allen
(dalam As’ad, 2001:103) menyatakan bahwa betapapun sempurnanya rencana, organisasi dan
pengawasan, bila karyawan tidak dapat menjalankan tugasnya dengan minat dan gembira,
maka kinerja suatu organisasi tidak akan mencapai hasil optimal. Artinya dibutuhkan
motivasi untuk meningkatkan semangat kerja karyawan dalam mencapai tujuan
Rencana Tindak Lanjut merupakan sebuah rencana kerja yang dibuat secara
individual oleh para peserta pelatihan yang berisi tentang rencana implentasi kompetensi
yang diperoleh selama mengikuti pelatihan yang menjadi tugas dan wewenangnya pada unit
organisasi dimana peserta tersebut bekerja. Rencana Tindak Lanjut adalah rencana kegiatan
yang harus dilakukan pada tahap berikutnya dan dinyatakan dalam satu rangkaian kegiatan
yang berkelanjutan. Termasuk didalamnya adalah perubahan-perubahan yang perlu
dilakukan, selaras dengan perubahan kebutuhan dan masalah yang akan dihadap di lokasi asal
peserta.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana menyusun rencana tindak lanjut PEKA pada organisasi DPM Poltekesos
Bandung?

1.3 Tujuan
Mengetahui dan memahami rencana tindak lanjut PEKA pada organisasi DPM
Poltekesos Bandung.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rancana Tindak Lanjut PEKA


PEKA merupakan singkatan dari Penilaian Kapasitas. Pengertian PEKA adalah
penilaian kemampuan organisasi yang dilakukan bersama-sama oleh pengurus dan anggota
organisasi tersebut, yang hasilnya menjadi pijakan untuk memperkuat dan mengembangkan
organisasi dalam usaha mencapai cita-citanya.
Dalam menyusun Rencana Tindak Lanjut, pada umumnya akan mencakup mengapa,
apa, bagaimana, siapa, dan kapan implementasi dari kompetensi tersebut dilakukan.
Kondisional tersebut dapat diterangkan sebagai berikut:
1. Mengapa, yaitu menyangkut alasan kenapa harus dilakukan intervensi dalam
kegiatan tindak lanjut terhadap kegiatan yang sudah direncanakan
2. Apa, yaitu menyangkut jenis kegiatan yang dapat dilakukan di dalam kegiatan
sehari-hari di tempat kerjanya
3. Bagaimana, yaitu cara, pendekatan, metode, pola atau langkah-langkah yang
harus ditempuh sehingga intervensi dengan memasukkan kompetensi baru
tersebut dapat terlaksana dan berkontribusi dengan baik dan benar
4. Siapa, yaitu menyebutkan pihak pemangku kepentingan (stakeholder) siapa
saja yang harus dan perlu diikutsertakan dalam melakukan kegiatan tindak
lanjut agar dapat berjalan sesuai yang diharapkan
5. Kapan, yaitu menjelaskan dan menguraikan tentang batasan waktu yang
dianggap tepat dalam mengimplementasikan tindak lanjut
6. Dimana, yaitu menyebutkan dimana kegiatan tersebut akan dilakukan
misalnya: level/tahapan/lokasi/tempat.
Berdasarkan Rencana Tindak Lanjut yang diuraikan di atas, maka akan dengan mudah
pihak yang bertanggung jawab terhadap program pelatihan untuk mengetahui keluaran dan
hasil serta dampak pelatihan. Dengan demikian jelas bahwa tanggung jawab dampak
pelatihan tidak hanya ada di pundak fasilitator atau penyelenggara pelatihan. Komitmen dan
dukungan dari semua pihak merupakan unsur yang paling penting, khususnya pimpinan
lembaga atau instansi peserta sehingga peningkatan kompetensi pengetahuan, keterampilan

5
dan sikap yang didapat selama pelatihan bisa diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi
setempat.
Rencana Tindak Lanjut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap sesuai yang diharapkan oleh unit kerja peserta dalam rangka memenuhi kekurangan
kompetensi (competency gap) para peserta pelatihan dalam kaitannya dengan tugas dan
fungsinya sebagai tenaga suatu organisasi/ lembaga.

2.2 Langkah-Langkah Menyusun RTL PEKA


1. Langkah 1
Ciri yang berpengaruh besar terhadap pencapaian tujuan dan pengelompokan
nilai
a. Aspek Bidang Kepengurusan dan Keanggotaan- DPM:
Tertinggi: Memiliki struktur yang jelas sesuai kebutuhan dan Memiliki aturan tertulis
yang dijalankan oleh organisasi. Nilai: 4
Terendah: Pengurus bekerjasama dan saling mendukung. Nilai: 3,57
b. Aspek Bidang Kepemimpinan – DPM:
Tertinggi: Pemimpin selalu menjalankan tugas sesuai jabatannya. Nilai: 4
Terendah: Pemimpin memberikan laporan tertulis dan Pemimpin mempunyai sikap
membatasi masa jabatan. Nilai: 3,57
c. Aspek bidang administrasi dan keuangan – DPM
Tertinggi: Memp. Nama, alamat, dan sekretariat yang jelas, Memp.catatan kegiatan,
keuangan, data anggota, dll, Melakukan pengelolaan keuangan secara terbuka, Secara
rutin melakukan pemeriksaan keuangan. (Semua Aspek). Nilai: 4
Terendah: -
d. Aspek bidang kemampuan SDM – DPM
Tertinggi: Mendukung pengembangan kemampuan anggota. Nilai: 4
Terendah: Memp.kader untuk dijadikan pengurus periode berikutnya. Nilai: 2,57
e. Aspek bidang pengelolaan kegiatan – DPM
Tertinggi: Memp.rencana kerja tertulis dan dilaksanakan sesuai rencana, Mengadakan
pertemuan rutin untuk membahas rencana kegiatan, dan Selalu menyususn rencana
kerja bersama. Nilai: 4
Terendah: Anggota organisasi memperoleh manfaat. Nilai: 3,28
f. Aspek bidang hubungan dengan pihak lain – DPM

6
Terendah: Mempunyai kerjasama dengan pihak lain dan Mempunyai cara berbagi
informasi dengan pihak lain. Nilai: 4
Tertinggi: Terlibat aktif dalam perkumpulan yang mendukung pencapaian tujuan.
Nilai: 3,71

2. Langkah 2
Prioritas yang akan ditindak lanjuti dari ciri-ciri yang berpengaruh besar
terhdap kemajuan organisasi dan hasil penialaian rendah
Prioritas yang akan ditindak lanjuti dari ciri-ciri yang berpengaruh besar
terhadap kemajuan organisasi yang telah ditetapkan di langkah pertama adalah salah
satu ciri di aspek bidang kemampuan SDM yaitu “Mempunyai kader untuk dijadikan
pengurus” dengan penilaian sebesar 2,57.
Alasan mengapa ciri ini yang dipilih sebagai prioritas adalah karena ciri ini
memiliki nilai yang terendah dari semua aspek penilaian padahal mempunyai kader
untuk dijadikan pengurus adalah hal yang penting dalam pencapaian tujuan DPM
yaitu untuk melaksanakan fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan
dalam organisasi kemahasiwaan kampus. Dalam mencapai tujuan tersebut tentunya
pengurus DPM harus mempunyai keterampilan dan pengetahuan yang berhubungan
dengan fungsi-fungsi tersebut diatas sehingga penting untuk DPM mempunyai kader
yang bisa dibimbing, diperkenalkan, serta diberi gambaran tentang fungsi legislasi,
fungsi anggaran, dan juga fungsi pengawasan.
Meskipun nantinya di dalam perekerutan pengurus DPM dilakukan seleksi
yang diperuntukan kepada semua mahasiswa, akan tetapi setidaknya mahasiswa yang
sudah tergabung dalam kader ini mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang
lebih daripada mahasiswa yang lain sehingga bisa dikatakan bahwa mahasiswa yang
tergabung dalam kader ini dapat lebih siap dan matang untuk menjadi pengurus
nantinya. Mereka sudah belajar banyak hal dari sebelum mereka menjadi pengurus
sehingga saat mereka terpilih atau lolos seleksi menjadi pengurus DPM mereka sudah
tinggal mengembangkan skil yang sudah mereka dapatkan.
Hal tersebut sangat membantu dalam perjalanan organisasi DPM, dengan
memiliki pengurus yang berkualitas maka pencapaian tujuan DPM akan berjalan
dengan maksimal.

7
3. Langkah 3
Gagasan Kegiatan
Dalam pencapaiannya, organisasi DPM ini memiliki beberapa kegiatan yang
mendukung terhadap aspek peningkatan ciri – ciri di bidang kemampuan SDM
tersebut. Kegiatan yang dilakukan bisa dilakukan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa
(DPM) Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung diantaranya adalah :
1. Sosialisasi program DPM
Dalam melakukan kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh anggota
organisasi DPM ini, memberikan pemahaman kepada mahasiswa lainnya
agar lebih mengenal berbagai kegiatan yang diadakan oleh DPM dan juga
sebagai minat perhatian mahasiswa terhadap organisasi tersebut. Pada
kegiatan sekolah legislatif yang diselenggarakan oleh organisasi DPM,
dengan membuka pemilihin terhadap seluruh mahasiswa kampus
Poltekesos. Yang terlibat dalam kegiatan tersebut bukan hanya anggota
khusus dari DPM saja, namun juga melibatkan pihak dari luar yaitu degan
melibatkan mahasiswa umum lainnya. Kegiatan tersebut dilakukan, seperti
mempelajari bagaimana kepemimpinan, cara membuat undang – undang,
pedoman persidangan, peraturan khusus ketua dan yang lainnya. Tujuan
diadakannya kegiatan tersebut juga untuk bisa mengenalkan organisasi
DPM terhadap mahasiswa lain agar lebih mengenal dan tau lebih banyak
mengenai DPM.
2. Sekolah Legislasi
Sekolah Legislasi ini bisa dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan
dan pelatihan bagaimana cara kepemimpinan yang baik, cara membuat
uundangan-undangan, bagaimana cara persidangan, dan banyak hal lagi
mengenai tugas-tugas yang dijalankan oleh DPM sehingga mahasiswa
yang mengikuti sekolah legislasi ini dapat mempunyai pengetahuan yang
baik tentang DPM.
3. Pertemuan Rutin antara Pengurus dan Mahasiswa bukan Pengurus DPM
Pertemuan rutin ini bisa dilakukan kepada mahasiswa yang tertarik dengan
DPM akan teteapi belum atau tidak menjadi pengurus DPM. Pertemuan ini
bisa dilakukan secara informal didalamnya ada sharing dari pengurus
kepada yang bukan pengurus maupun pertanyaan dari mahasiswa ke

8
pengurus DPM dengan suasana yang lebih santai, tidak trlalu kaku.
Sehingga mahasiswa dapat lebih bebas bertanya dan juga berpendapat.
4. Magang DPM
Magang DPM ini merupakan kegiatan yag bisa dilakukan dengan cara
membuat recruitmen magang nantina mahasiswa yang mengikuti magang
akan seolah-olah menjadi pengurus DPM. Mereka mengikuti semua
kegiatan DPM mulai dari melakukan tugas-tugas dan juga rapat sesuai
jabatan yang mereka pilih. Mereka bertugas untuk membantu pengurus
dalam menjalankan tugasnya. Magang DPM bertujuan memberikan
pengetahuna, keterampilan, dan pengalaman bagi mahasiswa yang tertarik
ingin menjadi pengurus DPM selanjutnya.

4. Langkah 4
Menentukan Kegiatan
Dari beberapa gagasan yang sudah ada di langkah 3 maka dipilih 2 kegiatan
untuk disusun Rencana Tindak Lanjutnya. Kegiatan yang dipilih yaitu :
1. Sosialisasi DPM
Alasan memilih sosialisasi adalah agar mahasiswa dapat mengetahui,
mengenal lebih jauh lagi tentang DPM agar mahasiswa mempunyai
ketertarikan terlebih dahulu mengenai organisasi ini sehingga mereka
punya keinginan untuk emnjadi pengurus DPM.
2. Sekolah Legislasi
Alasan memilih kegiatan ini adalah karena didalam sekolah legislasi
terdapat banyak pengetahuan dasar tentang tugas-tugas DPM yang akan
dipelajari, maka sekolah legislasi penting dilakukan sebagai awal dari
pengkaderan sebagai calon pengurus DPM nantinya.

9
5. Langkah 5
Rencana Tindak Lanjut
Kegiatan Hasil yang Penanggun Kapan Kapan Sumber Apa yang
mau dicapai g Jawab mulai selesai pendukung terjadi jika
tidak
dilakukan
Sosialisas Memberikan Ketua 25 29 Lembaga Mahasiswa
i DPM pemahaman DPM Oktober Oktober Poltekesos, kurang
mengenai 2021 2021 BEM, memahami
apa itu DPM Mahasiswa DPM
Polteksos Poltekesos
Bandung dan Bandung
menarik
minat
mahasiswa
untuk
bergabung
dengan
Dewan
Perwakilan
Mahasiswa
(DPM)
Menarik Ketua 1 15 Lembaga Tujuan
Sekolah minat DPM Novembe Novembe Poltekesos, peningkatan
Legislasi mahasiswa r 2021 r 2021 BEM, kader
poltekesos kemahasiswaa Kepengurusa
bandung n n DPM tidak
untuk tercapai
bergabung
dengan
Dewan
Perwakilan
Mahasiswa
(DPM)

10
sehingga
kader
kepengurusa
n meningkat

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Rencana Tindak Lanjut merupakan sebuah rencana kerja yang berisi tentang
rencana implentasi kompetensi yang diperoleh selama mengikuti pelatihan yang
menjadi tugas dan wewenangnya pada unit organisasi dimana peserta tersebut
bekerja. Dalam menyusun Rencana Tindak Lanjut, pada umumnya akan mencakup
mengapa, apa, bagaimana, siapa, dan kapan implementasi dari kompetensi tersebut
dilakukan. Sekolah Legislasi, Sosialisasi, dan Musyawarah Mahasiswa (MuMas)
merupakan contoh implementasi Rencana Tindak Lanjut Orgnasisasi Dewan
Perwakilan Mahasiswa (DPM) agar tujuan yang diinginkan oleh organisasi tersebut,
dengan tercapainya kegiatan tersebut dapat merupakan salah satu faktor dari
peningkatan dari organisasi DPM.
Oleh karena itu, orientasi dari pada perwujudan implementasi organisasi DPM
untuk menciptakan mahasiswa yang memiliki pengetahuan lebih tentang bidang
legislatif dan melatih mahasiswa untuk merangkai retorikanya masing – masing serta
mengharapkan setiap mahasiswa mempinyai jiwa kepemimpinan untuk memimpin
suatu kelompok maupun diri sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Rustanto & Tuti Kartika, 2002, Metode Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Partisipatif (MP3L), STKS Bandung

Immanuel Hardjo, Ed, 2005, PEKA Panduan Menilai Kemampuan Organisasi Maysrakat,
Denpasar : Acces Project-AusAID

Hardjono, W. (2020). Analisis Efektivitas Rencana Tindak Lanjut. Jurnal Agriwidya, 1(1),
119–127.

13

Anda mungkin juga menyukai