Anda di halaman 1dari 31

R E F E R R AT

LEUKOREA

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti


Program Pendidikan Profesi Bagian Obstetri Dan Ginekologi

DISUSUN OLEH :
R I S D A FA J R I A N T Y A LWA R I S I
FA A 11 3 0 3 3

PEMBIMBING :
D R . M I K K O U . L , S P. O G . M . K E S

K E PA N I T E R A A N K L I N I K O B S T E T R I D A N G I N E K O L O G I
R S U D D R . D O R I S S Y L VA N U S / P S P D U P R
PA L A N G K A R AYA
2017
PENDAHULUAN

• salah satu masalah yang banyak dikeluhkan wanita


mulai dari usia muda sampai usia tua.
• Lebih dari sepertiga penderita yang berobat ke
klinik-klinik ginekologi di Indonesia mengeluh
adanya leukorea (fluor albus) dan lebih dari 80%
diantaranya adalah yang patologis.
• Keputihan atau fluor albus bisa terjadi pada saat
tubuh dalam keadaan sehat atau saat tubuh
dalam keadaan terinfeksi oleh mikroorganisme
tertentu.
• seringnya dijumpai kasus yang kronis karena
ketidaktahuan dari wanita
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Leukorea (white discharge, fluor albus,
keputihan) adalah nama gejala yang
diberikan kepada cairan yang dikeluarkan
dari alat-alat genital yang tidak berupa
darah.

Sekret vagina dalam keadaan normal:


• Jernih, putih keruh atau berwarna kekuningan ketika
mengering pada pakaian
• Sekret tidak mengganggu
• Tidak terdapat darah
• Ph 3,5 – 4,5
EPIDEMIOLOGI

• perempuan yang mengalami flour albus bervariasi


antara 1 -15%
• Seringkali fluor albus merupakan indikasi suatu
vaginitis, lebih jarang merupakan indikasi dari
servisitis tetapi kadang kedua-duanya muncul
bersamaan.
• Infeksi yang sering menyebabkan vaginitis adalah
 Vaginosis bakterial 40-50%
 Kandidiasis 20-25%
 Trikomoniasis 15-20%
ETIOLOGI

• leukorea merupakan gejala yang paling sering


dijumpai pada penderita ginekologik, adanya
gejala ini diketahui penderita karena mengotori
celananya.
• Sumber cairan ini dapat berasal dari sekresi vulva,
cairan vagina, sekresi serviks, sekresi uterus, atau
sekresi tuba falopii
KLASIFIKASI

1. Leukorea Fisiologis
sekret dari vagina normal yang berwarna jernih atau
putih, menjadi kekuningan bila kontak dengan udara
yang disebabkan oleh proses oksidasi, memiliki pH <
4,5. terdapat pada keadaan:
Bayi baru lahir sampai dengan usia 10 hari
Premenarche
Saat sebelum dan sesudah haid
Saat atau sekitar ovulasi
rangsangan seksual pada wanita dewasa
kehamilan
Stress emosional
KLASIFIKASI....

2. Leukorea Patologis
Leukorrhea dikatakan tidak normal jika terjadi
peningkatan volume, bau yang khas dan perubahan
konsistensi atau warna. Penyebabnya:
infeksi (tersering vagina dan serviks)
benda asing dalam vagina
gangguan hormonal akibat menopause
kanker atau keganasan dari alat kelamin
Pada pemeriksaan sekret vagina (normal) dapat
ditemukan batang gram positif, yaitu Lactobacillus
acidophillus.

Mempertahankan ekosistem vagina:


 Produksi asam laktat
 Produksi hidrogen perosida yang toksis
 Memiliki mikrovili
Infeksi Pada Vagina

• Infeksi jamur
Kandidiosis vulvovaginal (KV)

• Infeksi protozoa
Trichomoniasis

• Infeksi bakteri
Vaginosis Bakterial (VB)
Kandidiosis Vulvovaginal (KV)
• disebabkan oleh Candida spp terutama Candida albicans
• hidup dalam suasana asam yang mengandung glikogen
• Duh tubuh vagina disertai gatal pada vulva
• Disertai disuria eksternal dan dipareunia superfisial
• Pada pemeriksaan tampak hiperemia di labia minora,
introitus vagina dan 1/3 vagina bagian bawah.
• Kelainan yang khas :
gumpalan-gumpalan sebagai
kepala susu berwarna
putih kekuningan.
Diagnosis

• Leukorrhea yang bervariasi mulai dari cair sampai kental dan


sangat gatal (pruritus vulva)
• Dapat ditemukan rasa nyeri pada vagina, dispareunia, rasa
terbakar pada vulva dan iritasi vulva
• Tanda inflamasi : dapat ditemukan eritem (+), edem (+) pada
vulva dan labia, lesi diskret pustulopapular (+), dermatitis vulva
• Laboratorium : pH vagina < 4,5, Whiff test (-). Pada sediaan gram :
bentuk ragi (+) dan pseudohifa (+)
• Mikroskopik : leukosit, sel epitel, 80% pasien dengan gejala terlihat :
ragi (yeast) mycelia atau pseudomycelia
Trichomoniasis

• infeksi traktus urogenitalis yang


disebabkan oleh protozoa yaitu
Trichomoniasis vaginalis.
• Masa inkubasi berkisar antara 5-
28 hari
• biasanya ditularkan melalui
hubungan seksual tanpa
menggunakan pelindung
dengan seseorang yang
mengidap trichomoniasis atau
dapat juga ditularkan melalui
perlengkapan mandi
• sekret vagina seropurulen berwarna kekuning-
kuningan, kuning hijau, berbau tidak enak dan
berbusa
• dinding vagina tampak kemerahan dan sembab
• kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina
dan serviks, yang tampak sebagai granulasi berwarna
merah (strawberry appearance)
• gejala dispareunia, perdarahan pasca koitus dan
perdarahan intramenstrual
Diagnosis Trichomoniasis

• Jumlah leukorrhea banyak, sering disertai bau yang tidak


enak, pruritus vulva, external dysuria dan iritasi genital sering
ada
• Warna sekret : putih, kuning atau purulen
• Konsistensi : homogen, basah, sering frothy atau berbusa
(foamy)
• Tanda-tanda inflamasi: eritem pada mukosa vagina dan
introitus vagina, kadang-kadang petechie pada serviks,
dermatitis vulva
• Sekitar 2-5% serviks penderita tampak strawberry serviks
• Laboratorium : pH vagina  5,0, whiff test biasanya (+)
• Mikroskopik : dengan pembesaran 400 kali dapat terlihat
pergerakan trichomonas. Bentuknya ovoid, ukuran lebih
besar dari sel PMN dan mempunyai flagel. Pada 80-90%
penderita symtomatic leucocyte (+), clue cell dapat (+)
Vaginosis Bakterial (VB)

• sindroma atau kumpulan gejala klinis akibat pergeseran


lactobacilli yang merupakan flora normal vagina yang
dominan oleh bakteri lain
• Asimtomatik pada sebagian penderita vaginosis
bakterialis
• keluhan umumnya berupa cairan yang berbau amis
seperti ikan terutama setelah melakukan hubungan
seksual
Diagnosis

Diagnosis vaginosis bakterial dapat ditegakkan bila


ditemukan tiga dari empat gejala berikut (Kriteria
Amsell) :
• Cairan vagina homogen, putih keabu-abuan,
melekat pada dinding vagina
• pH vagina > 4,5
• Whiff test (+)
• Ditemukan clue cell pada pemeriksaan mikroskopik
Infeksi Pada Servix
1. Servisitis Gonore
• disebabkan oleh N. gonnorrheae pada traktus
genitalis
• Ditularkan melalui hubungan seksual
• Pada wanita, N. gonnorrhoeae pertama kali
mengenai kanalis servikalis.
• Masa inkubasi bervariasi, umumnya 10 hari.
• Asimtomatik pada lebih dari sebagian penderita
gonore
• keluhan umunya cairan vagina jumlahnya
meningkat, menoragi atau perdarahan
intermenstrual
Infeksi Pada Servix
1. Servisitis Gonore...
• biasanya ditemukan duh tubuh serviks yang
mukopurulen.
• Serviks tampak eritem, edem, ektopi dan mudah
berdarah saat pengambilan bahan pemeriksaan
• Ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
laboratorium lsediaan apus endoserviks dengan
pengecatan gram akan ditemukan gonokokus
gram negatif yang tampak di dalam sel PMN
(intraselular) dan di luar sel PMN (ekstraselular)
• Pengobatan: Siprofloksasin, Ofloksasin, Tiamfenikol,
Seftriaksin, Spektinomisin
Infeksi Pada Servix
2. Chlamidia trachomatis
• disebabkan oleh Chlamidia trachomatis
• Pada wanita, traktus genitalis yang paling sering
terinfeksi oleh C. trachomatis adalah endoserviks.
• Pada 60 % penderita biasanya asimtomatik
Infeksi Pada Servix
2. Chlamidia trachomatis...
• biasanya tidak khas dan serupa dengan keluhan
servisitis gonore, yaitu adanya duh tubuh vagina.
• Pada pemeriksaan inspekulo sekitar 1/3 penderita
dijumpai duh tubuh servks yang mukopurulen,
serviks tampak eritem, ektopi dan mudah berdarah
pada saat pengambilan bahan pemeriksaan dari
mukosa endoserviks
Infeksi Pada Servix
2. Chlamidia trachomatis...
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
laboratorium, yaitu pemeriksaan sitologi, identifikasi
antigen C.trachomatis, PCR dan isolasi
C.trachomatis pada biakan sel.
• Pengobatan:
• Doksisiklin
• Azitromisin
• Eritromisin
• Ofloksasin
Patogenesis

• Lingkungan vagina yang normal ditandai adanya


suatu hubungan yang dinamis antara Lactobacillus
acidophilus dengan flora endogen lain, estrogen,
glikogen, pH vagina dan hasil metabolit lain.
• Lactobacillus acidophilus menghasilkan endogen
peroksida yang toksik terhadap bakteri patogen.
Karena aksi dari estrogen pada epitel vagina,
produksi glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan
produksi asam laktat yang menghasilkan pH vagina
yang rendah sampai 3,8-4,5 dan pada level ini
dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain
Patogenesis....

• Kandidiasis vaginalis merupakan infeksi vagina


yang disebabkan oleh Candida sp. terutama C.
albicans. Infeksi Candida terjadi karena perubahan
kondisi vagina. Sel ragi akan berkompetisi dengan
flora normal sehingga terjadi kandidiasis.
• Perubahan lingkungan vagina seperti peningkatan
produksi glikogen saat kehamilan atau peningkatan
hormon esterogen dan progesteron karena
kontrasepsi oral menyebabkan perlekatan Candida
albicans pada sel epitel vagina dan merupakan
media bagi pertumbuhan jamur.
Patogenesis....

• Pada penderita dengan Trikomoniasis, perubahan


kadar estrogen dan progesterone menyebabkan
peningkatan pH vagina dan kadar glikogen
sehingga berpotensi bagi pertumbuhan dan
virulensi dari Trichomonas vaginalis.
• Sedangkan vaginitis sering disebabkan karena flora
normal vagina berubah karena pengaruh bakteri
patogen atau adanya perubahan dari lingkungan
vagina sehingga bakteri patogen itu mengalami
proliferasi.
Penatalaksanaan

• Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai


cara, diantaranya:
• Memakai alat pelindung. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kemungkinan tertularnya penyakit
karena hubungan seksual
• Pemakaian obat atau cara profilaksis.
• Pemeriksaan dini
• Terapi leukorea harus disesuaikan dengan
etiologinya
PROGNOSIS

• Vaginosis bakterial mengalami kesembuhan rata-


rata 70 – 80%
• Kandidiasis mengalami kesembuhan rata-rata 80 -
95%.
• Trikomoniasis mengalami kesembuhan rata-rata
95%.
KESIMPULAN

Leukorea (white discharge, fluor albus, keputihan)


adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang
dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah.
Dapat dibedakan antara leukorea yang fisiologik dan
yang patologik. Leukorea fisiologik terdiri atas cairan yang
kadang-kadang berupa mukus yang mengandung banyak
epitel dengan leukosit yang jarang sedang pada leukorea
patologik terdapat banyak leukosit. Penyebab paling
penting dari leukorea patologik ialah infeksi.
penatalaksanaan leukorea yaitu preventif dan kuratif.
Penatalaksanaan preventif seperti menggunakan kondom
saat berhubungan seksual, menggunakan obat profilaksis
dan pemeriksaan berkala. penatalaksanaan kuratif harus
disesuaikan dengan etiologinya.
DAFTAR PUSTAKA
• Hakimi M. Radang dan Beberapa Penyakit Lain Pada Alat Genital. Ilmu Kandungan.
ed.3. Editor: Anwar M, Baziad A, Prabowo RP. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2011. 219-36
• Gor HB. Vaginitis. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/257141-
overview#a0101. Last update September, 17th 2014. Accessed Mei, 10th 2017
• Kuswadji. Kandidosis. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A, Hamzah
M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p.106-9
• Samra-Latif OM. Vulvovaginitis. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/2188931-overview. Last update: March, 27th
2014. Accessed Mei, 10th 2017
• Smith DS. Trichomoniasis. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/230617-overview. Last update: September,
17th 2014. Accessed Mei, 10th 2017
• Daili SF. Trikomoniasis. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A,
Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p.384-5
• Judanarso J. Vaginosis Bakterial. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda
A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p.386-92
• Daili SF. Gonore. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A, Hamzah M,
Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p.369-80
• Struble K. Chlamydial Genitourinary Infections. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/214823-overview. Last update: August, 22nd
2014. Accessed Mei, 10th 2017
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai