Anda di halaman 1dari 18

ETIOLOGI, DIAGNOSIS,

DAN PENGOBATAN
LEUKOREA
Muhammad Iqbal Cahyana Eka Putra
19710104
Definisi
• Leukorea (white discharge, fluor albus, keputihan) adalah
cairan yang keluar dari organ genital selain darah.

• Cairan yang keluar dari vagina tidak semua merupakan


keadaan patologis.

• Keputihan ada yang fisiolgis (normal) dan patologis (tidak


normal -> diobati)
Epidemiologi
• Sebuah studi oleh Venupagol pada tahun 2017
melaporkan BV sebagai penyebab patologis yang paling
umum (27%), diikuti oleh trikomoniasis (25%), VVC
(22%), koinfeksi (Candida dan BV) (3%), dan non-spesifik
infeksi (23%).
Patofisiologi
• Dalam kondisi normal, cairan yang keluar dari vagina
akan bervariasi karena umur, siklus menstruasi,
kehamilan, penggunaan pil KB. Lingkungan vagina yang
normal ditandai adanya suatu hubungan yang dinamis
antara Lactobacillus acidophilus dengan flora endogen
lain, estrogen, glikogen, pH vagina dan hasil metabolit
lain. Vaginitis sering disebabkan karena flora normal
vagina berubah, karena pengaruh bakteri patogen atau
adanya perubahan dari lingkungan vagina sehingga
bakteri patogen itu mengalami proliferasi.
Etiologi Leukorea Patologis
• Leukorea patologis biasanya disebabkan oleh kelainan
serviks dan vagina yang dapat bersifat non-infeksi atau
infeksi.
• 1. Non-infeksi
Leukorea yang disebabkan selain infeksi. Misalnya
karena alergi atau benda asing didalam vagina
menyebabkan peradangan yang menghasilkan bau tak
sedap dan eksudat berlebih. Kebersihan genital dan produk
kontrasepsi adalah penyebab paling umum dari vaginitis
non-infeksi.
2. Infeksi
• Infeksi Serviks
Yang paling sering adalah gonorhea disebabkan bakteri
neisseria gonorrhoeae dan chlamydiosis disebabkan
chlamydia trachomatis. Gejala infeksi gonokokal dan
klamidiosis biasanya muncul dengan leukorea dan sekret
purulen atau mukopurulen di endoserviks. Pada wanita
biasanya tidak ada keluhan.
• Infeksi Vagina
• a) Bacterial vaginosis
• Disebabkan karena perubahan flora normal vagina
(Lactobacillus) menjadi bakteri campuran yang didominasi
oleh bakteri G. Vaginalis, M. Hominis, dan bakter anaerob
lainnya. Gejala keputihan berbau kuat, biasanya amis,
dan muncul di introitus vagina terutama setelah
melakukan hubungan seksual dan tanpa tanda-tanda
peradangan pada vulva atau vagina.
• b) Vulvovaginal candidiasis
• Disebabkan oleh jamur Candida albicans. Gejala terdapat
tanda-tanda inflamasi yang lebih menonjol pada vulva
seperti pruritus, rasa tidak nyaman, dispareunia, disuria,
dan terdapat kelebihan sekret dengan konsistensi kental,
putih seperti kepala susu/krim dan tidak berbau dengan
tanda-tanda peradangan seperti eritema, fisura vagina
atau edema dan iritasi / ekskoriasi vulva karena invasi
epitel oleh patogen.
• c) Trichomoniasis
• Disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. Gejala Jumlah
keputihan banyak, berwarna kuning atau hijau, berbau
menyengat, dan berbusa. Terdapat petekie hemoragik
pada dinding vagina yang disebut “strawberry serviks”.
Sama dengan VVC terdapat nyeri punggung dan nyeri
perut bagian bawah diikuti pruritus vulva, keluarnya cairan
amis dan rasa terbakar saat buang air kecil, serta
terdapat tanda-tanda inflamasi.
Diagnosis : Anamnesis
• Keluhan yang sering dikeluhkan adalah keputihan yang
disertai dengan bau tidak sedap, gatal-gatal, rasa
terbakar, bercak dan dispareunia. Tanyakan frekuensi
cairan, bau abnormal, konsistensi atau warna dan juga
riwayat aktivitas seksual.
Diagnosis : Pemeriksaan Fisik
• Lakukan pemeriksaan genitalia eksterna dan daerah
perianal untuk mengamati apakah terdapat peradangan,
ulserasi, bekas garukan, atau benjolan. Pada kondisi
abnormal, leukorea dapat ditemukan pada vulva. Inspeksi
pembesaran kelenjar getah bening inguinal untuk
menyingkirkan diagnosis banding herpes genital primer.
Pemeriksaan menggunakan spekulum sangat penting
untuk mengidentifikasi peradangan, ulkus, striktur,
neoplasia, dan sekret vagina dan serviks. Jumlah,
konsistensi, dan lokasi keputihan juga harus dinilai.
Diagnosis : Pemeriksaan Penunjang
• Diagnosis VB secara klinis ditegakkan bila
memenuhi tiga dari empat kriteria yang dideskripsikan
oleh Amsel, yang meliputi :
• (i) peningkatan pH vagina >4,5
• (ii) duh vagina encer, homogen
• (iii) whiff test positif
• (iv) ditemukan clue cell pada sediaan basah.
• Selain itu dapat juga dilakukan pewarnaan gram
menggunakan skor Nugent.
• Pemeriksaan mikroskopis preparat basah pada
trikomoniasis ditemukan pergerakan trikomonas,
peningkatan jumlah leukosit, dan pH > 4,5.
• Sedangkan pada VVC akan ditemukan spora, hifa, atau
kuncup ragi pada pemeriksaan preparat basah.
• Pada gonorea dan clamydiosis juga dilakukan
pemeriksaan dengan pewarnaan gram.
Tatalaksana
• Infeksi Serviks :
• Penatalaksanaan klamidiosis dapat diberikan azitromisin
1 gram dosis oral tunggal atau doksisiklin 100 mg dua kali
sehari secara oral selama 7 hari.
• Leukorea yang disebabkan oleh gonore diberikan satu
dosis ceftriaxone 250 mg IM ditambah azitromisin 1 gram
secara oral sebagai dosis tunggal.
• Infeksi Vagina :
• Rekomendasi untuk BV terapi adalah metronidazol 500 mg
per oral dua kali sehari selama 7 hari, atau metronidazol
0,75% gel satu kali (5 gram) intravaginal sekali sehari
selama 5 hari.
• Terapi trikomoniasis adalah metronidazol 2 gram secara
oral sebagai dosis tunggal atau tinidazol 2 gram secara oral
sebagai dosis tunggal.
• Terapi topikal jangka pendek dikatakan efektif untuk
pengelolaan VVC yaitu: krim klotrimazol 1% 5 gram per hari
secara intravaginal selama 7-14 hari. Terapi oral yang dapat
diberikan adalah flukonazol 150 mg per oral dosis tunggal.
Komplikasi
• Kehamilan ektopik
• Infertilitas
• Limfadenitis
• Endometritis, Salpingitis
• Bayi prematur, BBLR
• BBL dari ibu yang terinfeksi C. Trachomatis berpotensi
terkena konjungtivitis dan/atau pneumonia
Prognosis
• Angka kematian akibat leukorrhea relatif kecil. Terapi
yang adekuat memberikan prognosis yang baik.
Prognosis dari penyakit ini selain dipengaruhi oleh
pengobatan secara medis, juga dipengaruhi oleh
higienitas dan perilaku pasien.

Anda mungkin juga menyukai