Leukorea atau keputihan yang terjadi pada wanita tidak menyebabkan kematian tetapi
kesakitan , karena cairan yang keluar selalu membasahi bagian dalam dan terkadang
menimbulkan iritasi, rasa gatal sehingga membuat ketidaknyamanan. Leukorea merupakan
gejala awal dari infeksi, keganasan atau tumor jinak reproduksi.
Secara alamiah wanita mengeluarkan cairan dari alat kelaminnya yang berasal dari :
2. Lendir servik.
1. Vulva.
2. Vagina.
3. Servik uteri.
4. Korpus uteri.
5. Tuba.
Vulva
Sekret dalam vulva dihasilkan oleh kelenjar- kelenjar bartholini dan skene. Sekret ini
bertambah pada perangsangan, misalnya sewaktu koitus. Jika kelenjar- kelenjar tersebut
meradang, oleh karena infeksi maka sekret berubah jadi flour.
Vagina
Vagina tidak mempunyai kelenjar dan dibasahi oleh cairan transudat dan lendir dari servik.
PH dalam vagina disebabkan oleh kegiatan hasil diderlein yang mengubah glukogen (epitel
vagina) menjadi acidum lacticium.
Servik uteri
Sekret servik yang normal bersifat jernih, liat dan alkalis. Sekret ini dipengaruhi hormon-
hormon ovarium baik kuantitas atau kualitasnya. Sekret bertambah pada infeksi (cervicitis)
yang dipermudah kejadiannya oleh robekan servik dan tumor servik.
Korpus uteri
Korpus uteri hanya menghasilkan sekret pada fase post ovulator. Sekret bertambah pada
endometritis akut, jika ada sisa plasenta polip mioma submucosa dan carcinoma.
Tuba
Tuba jarang mengeluarkan flour albus, kadang-kadang terjadi pada hydrosalpinx profluens.
Klasifikasi Leukorea
1. Leukorea fisiologis.
2. Leukorea patologis.
Leukorea fisiologis
Leukorea fisiologis terjadi mendekati ovulasi (karena rangsangan seksual), menjelang dan
sesudah menstruasi atau pengaruh hormone pada kehamilan. Terdiri dari cairan yang kadang-
kadang berupa mucus yang mengantongi banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Ciri-
cirinya adalah: berwarna putih dan menjadi kekuningan bila kontak dengan udara karena
prosesokside; tidak gatal; tidak mewarnai pakaian dalam dan tidak berbau.
Leukorea patologis
Leukorea patologis terjadi karena infeksi vaginal, infeksi trikomonas vaginalis, infeksi jamur
candida albicans, keganasan reproduksi ataupun adanya benda asing dalam jalan lahir.
Terdapat banyak leukosit. Ciri-ciri adalah: terjadi peningkatan volume (membasahi celana
dalam); terdapat bau yang khas; perubahan konsistensi dan warna; penyebab infeksi
Trikomoniasis, Kandidiasis dan Vaginosis bacterial.
Gejala Leukorea
Penyebab Leukorea
1. Konstitusional.
2. Kelainan endokrin.
3. Infeksi.
4. Penyebab lain.
Konstitusional
Penyebab leukorea atau keputihan secara konstitusional ditemukan pada keadaan anemia,
nefritis dan pada bendungan umum (decompensatio cordis, serosis, hepatitis).
Kelainan endokrin
Seperti pada fungsional bleeding (kadar estrogen tinggi). Pada kehamilan (karena hidraemia
dan pengaruh endokrin).
Infeksi
1. Vultasivulvo vaginitis.
2. Vaginitas (kolpitis).
3. Servivitis.
4. Salpingitis
Penyebab lain
1. Corpus allienum : possarium, rambut kemaluan, rambut wol, kain atau kapas.
Jenis Leukorea
2. Trikomoniasis.
3. Vaginosis bacterial.
Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV) disebabkan oleh candida albicans atau kadang oleh
candida sp atau ragi lainnya. Gejala klinisnya antara lain: gatal pada vulva dan vagina; vulva
lecet; duh tubuh vagina dan dapat sampai dispareuni. Sedangkan gejala lain yang mungkin
timbul antara lain: eritema; dapat timbul fisura; edema; duh tubuh vagina putih seperti susu
mungkin bergumpal, tidak berbau dan terdapat lesi satelit. Pemeriksaan penunjang dengan
sediaan apus dari duh tubuh vagina dengan pewarnaan garam ditemukan blastospora dan
pseudohifa; sediaan basah dengan larutan KOH 10 % ditemukan pseudohifa dan atau
blastospora. Penatalaksanaan Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV) akut dengan pemberian
Ketokonazole 200 mgr tablet 2 tab x 5 hari; Flukonazol 150 mgr tablet dosis tunggal;
Intrakonazolel 100 mgr tablet 2 tab x 3 hari.
Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit ber Flagela
Trikomonas vaginalis. Gejala klinis antara lain: 10-50 % asimtomatik; duh tubuh vagina
berbau, dapat disertai gatal pada vagina; kadang-kadang terdapat rasa tidak enak di perut
bagian bawah. Sedangkan gejala lain antara lain: duh tubuh vagina dengan konsistensi
bermacam-macam dari sedikit banyak dan ecer bentuk kuning kehijauan berbusa dapat terjadi
pada 1030 % wanita; vuivitis dan vaginitis; gambaran serviks strobery dapat ditemukan
pada 2 % pasien; pada 515 % tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan. Adapun
pemeriksaan penunjang dengan cara duh tubuh vagina dari forniks posterior dan dilakukan
pemeriksaan sediaan basah dengan larutan NaCl fisiologis. Terdapat Tricomonas Vaginalis
dengan pergerakan flagella yang khas. Penatalaksanaan dengan pemberian Metonidazole 2
gram oral dosis tunggal atau Metronidazole 2 x 0,5 mg oral selama 7 hari.
Vaginosis bacterial
Vaginosis bacterial adalah sindrom klinis yang disebabkan oleh pergantian lactobacillus sp
penghasil H2O2 yang normal di dalam vagina dengan sekelompok bakteri aerob. Gejala klinis
antara lain: duh tubuh vagina putih homogen, melekat pada dinding vagina dan vestibulum;
pH cairan vagina > 4,5; terciumnya bau amis seperti ikan pada duh tubuh vagina yang diolesi
dengan larutan KOH 10 %. Pemeriksaan penunjang dengan sediaan apus dengan pewarnaan
gram ditemukam clue cell. Penatalaksanaan Non medikamentosa dengan cara: pasien
dianjurkan untuk menghindari vaginal douching atau bahan antiseptic; konseling. Sedangkan
penatalaksanaan Medikamentosa dengan pemberian obat pilihan yaitu Metronidazole 2 x 500
mg / hari selama 57 hari; Metronidazole 2 gram peroral dosis tunggal; pemberian obat
alternatif yaitu Klindamicin 2x 300 mg / hari peroral selama 7 hari.
Infeksi genital non spesifik adalah infeksi saluran genital yang disebabkan oleh penyebab
nonspesifik. Istilah ini meliputi berbagai keadaan yaitu uretritis non spesifik, uretritis non
gonore proktitis non spesifik dan infeksi spesifik pada wanita. Keluhan pada wanita berupa
duh tubuh vagina; perdarahan antar menstruasi; perdarahan pasca koitus; disuria bila
mengenai uretra; asimptomatik. Gejalanya duh tubuh endoserviks mukopurulent; ektopia
serviks disertai edema serviks rapuh, mudah berdarah. Pemeriksaan penunjang dari duh tubuh
genetalia. Penatalaksanaan dengan pemberian Doksisiklin 2 x 100 mg / hr selama 7 hari;
Terasiklin 4 x 500 mg / hr selama 7 hari; Eratromicin 4 x 500 mg / hr selama 7 hari.
Diagnosis Lekhorea
Pemeriksaan mikrobiologis dan bakteriologis, meliputi: cairan seperti susu biasanya berasal
dari vagina; cairan yang liat muko purulen berasal dari servik; cairan yang purulen biasanya
disebabkan gonococcus; cairan yang membuih oleh trichomonas; zat seperti keju oleh
monilia biasanya gatal; cairan yang jernih terdapat pada asthenia; flour bercampur darah
terdapat pada endometritis senilis.
Pencegahan Leukhorea
1. Menjaga alat kelamin tetap bersih dan kering.