LEUKORRHEA
Disusun oleh:
Yuliatika Chriestiana Putri
61110023
Pembimbing:
dr. Zufri, Sp.OG
2014
DEFINISI
Leukorrhea (fluor albus, vaginal discharge, duh tubuh vagina) atau
keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina yang bersifat berlebihan dan
bukan merupakan darah.
KLASIFIKASI LEUKORRHEA
Leukorrhea dibagi menjadi dua, yaitu :
I.
Leukorrhea Fisiologis
Yaitu sekret dari vagina normal yang berwarna jernih atau putih,
menjadi kekuningan bila kontak dengan udara yang disebabkan oleh
proses oksidasi. Secara mikroskopik terdiri dari sel-sel epitel vagina yang
terdeskuamasi, cairan transudasi dari dinding vagina, sekresi dari
endoserviks berupa mukus, sekresi dari saluran yang lebih atas dalam
jumlah bervariasi serta mengandung berbagai mikroorganisme terutama
Lactobacillus doderlein. Memiliki pH < 4,5 yang terjadi karena produksi
asam laktat oleh Lactobacillus dari metabolisme glikogen pada sel epitel
vagina.
Leukorrhea fisiologis terdapat pada keadaan sebagai berikut :
1. Bayi baru lahir sampai dengan usia 10 hari, hal ini disebabkan
pengaruh estrogen di plasenta terhadap uterus dan vagina bayi.
2. Premenarche, mulai timbul pengaruh estrogen
3. Saat sebelum dan sesudah haid
4. Saat atau sekitar ovulasi, keadaan sekret dari kelenjar pada serviks
uteri menjadi lebih encer
5. Pada kehamilan, karena pengaruh peningkatan vaskularisasi dan
bendungan di vagina dan di daerah pelvis
6. Stress emosional
7. Penyakit kronis, penyakit saraf, karena pengeluaran sekret dari
kelenjar serviks uteri juga bertambah
Leukorrhea Patologis
Leukorrhea dikatakan tidak normal jika terjadi peningkatan volume
(khususnya membasahi pakaian), bau yang khas dan perubahan
konsistensi atau warna. Penyebab terjadinya leukorrhea patologis
bermacam-macam, dapat disebabkan oleh adanya infeksi (oleh bakteri,
jamur, protozoa, virus) adanya benda asing dalam vagina, gangguan
hormonal akibat menopause dan adanya kanker atau keganasan dari alat
kelamin, terutama pada serviks.
Penyebab leukorrhea patologis :
a. Infeksi
Penyebab leukorrhea terbanyak adalah infeksi pada vagina (vaginitis) dan
seviks (servisitis). Ada atau tidaknya bau, gatal dan warna dapat
membantu menemukan etiologinya. Sekret yang disebabkan oeh infeksi
biasanya mukopurulen, warnanya bervariasi dari putih kekuningan hingga
berwarna kehijauan. Vaginitis paling sering disebabkan oleh Candida spp.,
Trichomonas vaginalis, Vaginalis bakterialis. Sedangkan servisitis paling
sering disebabkan oleh Chlamidia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae.
Selain itu penyebab infeksi yang lain adalah infeksi sekunder pada luka,
abrasi (termasuk yang disebabkan oleh benda asing), ataupun terbakar.
b. Non infeksi
Dapat disebabkan oleh :
Benda asing
Adanya benda asing seperti kotoran tanah atau biji-bijian pada anakanak ataupun tertinggalnya tampon maupun kondom pada wanita
dewasa, adanya cincin pesariumpada wanita yang menderita prolaps
uteri serta pemakaian alat kontrasepsi seperti IUD dapat merangsang
pengeluaran sekret secara berlebihan.
Hormonal
Perubahan hormonal estrogen dan progesteron yang terjadi dapat
dikarenakan adanya perubahan konstitusi dalam tubuh wanitu itu
sendiri atau karena pengaruh dari luar misalnya karena obat/cara
kontrasepsi, dapat juga karena penderita sedang dalam pengobatan
hormonal.
Kanker
Pada kanker terdapat gangguan dari pertumbuhan sel normal yang
berlebihan sehingga mengakibatkan sel bertumbuh sangat cepat secara
abnormal dan mudah rusak, akibatnya terjadi pembusukan dan
perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk
memberikan makanan dan oksigen pada sel kanker tersebut. Pada Ca
cerviks terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk
akibat terjadinya proses pembusukan tadi, dan acapkali disertai adanya
darah yang tidak segar.
DIAGNOSIS
Ketepatan dalam mendiagnosis penyebab leukorrhea merupakan kunci
utama dalam keberhasilan pengobatan, sehingga sangat perlu mengidentifikasi
kuman penyebabnya secara pasti.
i.
Anamnesis
Pemeriksaan klinis
Pada pemeriksaan spekulum harus diperhatikan sifat cairannya seperti
kekentalan, warn, bau serta kemungkinan adanya benda asing, ulkus dan
neoplasma (kelompok khusus).
Laboratorium
Dibuat sediaan basah NaCl 0,9% fisiologis untuk trikomoniasis, KOH
10% untuk kandidias, pengecatan gram untuk bakteri penyebab gonore.
Pemeriksaan tambahan dilakukan bila ada kecurigaan keganasan. Kultur
dilakukan pada keadaan klinis ke arah gonore tetapi hasil pemeriksaan
gram negatif. Pemeriksaan serologis dilakukan bila kecurigaan ke arah
klamidia.
iv.
Pengobatan
Pengobatan terapi jangan semata-mata bertumpu pada hasil-hasil
pemeriksaan laboratorium. Pada pengalaman klinik, ternyata kebanyakan
lekore disebabkan oleh infeksi campuran sehingga harus diberikan terapi
kombinasi.
Pengawasan
Pada kunjungan ulang dilakukan pemeriksaan klinis dan laboratorium
untuk menilai keberhasilan terapi dan menentukan langkah selanjutnya.
Bila lekore masih ada, sedangkan tanda klinis sudah hilang, perlu
dipikirkan sebab lain misalnya hormon.
Infeksi Jamur
Kandidiosis vulvovaginal (KV)
Kandidiosis
vulvovaginal
merupakan
infeksi
vagina
yang
mengandung
glikogen.
Keadaan-keadaan
yang
mendukung
Diagnosis
-
Leukorrhea yang bervariasi mulai dari cair sampai kental dan sangat
gatal (pruritus vulva)
Tanda inflamasi : dapat ditemukan eritem (+), edem (+) pada vulva dan
labia, lesi diskret pustulopapular (+), dermatitis vulva
Laboratorium : pH vagina < 4,5, Whiff test (-). Pada sediaan gram :
bentuk ragi (+) dan pseudohifa (+)
Pengobatan
-
II.
Infeksi Protozoa
Trichomoniasis
Trichomoniasis adalah infeksi traktus urogenitalis yang disebabkan
oleh protozoa yaitu T. vaginalis. Masa inkubasi berkisar antara 5-28 hari.
Pada wanita T. vaginalis paling sering menyebabkan infeksi pada epitel
vagina, selain pada uretra, serviks, kelenjar Bartholini dan kelenjar skene.
Bila ada keluhan, biasanya berupa cairan vagina yang banyak, sekitar
50% penderita mengeluh bau yang tidak enak disertai gatal pada vulva
dan dispareunia.
Jumlah leukorrhea banyak, sering disertai bau yang tidak enak, pruritus
vulva, external dysuria dan iritasi genital sering ada
Pengobatan
-
Pada
III.
Infeksi Bakteri
Vaginosis Bakterial (VB)
Vaginosis bakterial merupakan sindroma atau kumpulan gejala
klinis akibat pergeseran lactobacilli yang merupakan flora normal vagina
yang dominan oleh bakteri lain, seperti Gardnerella vaginalis, Prevotella
spp, Mobilancus spp, Mycoplasma spp dan Bacteroides spp. Vaginosis
bakterial merupakan penyebab vaginitis yang sering ditemukan terutama
pada wanita yang masih aktif secara seksual, namun demikian Vaginosis
bakterial tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
Gejala klinis
-
Bila ada keluhan umumnya berupa cariran yang berbau amis seperti
ikan terutama setelah melakukan hubungan seksual
Pengobatan
-
PENYEBAB
KELUHAN
- bau
duh
tubuh
vagina
- lecet pada vulva
- iritasi pada vulva
- dispareunia
GEJALA
- Vulvitis/vaginitis
- Duh tubuh vagina
Jumlah
Warna
konsistensi
DIAGNOSIS
- pH vagina
- Whiff test
- Mikroskopis
KOH 10%
Kandidosis Vulvovaginalis
Trichomoniasis
C.albicans
T.vaginalis
Bau asam
Bau
Bau amis
+
+
+
+
+
+
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Sedikit-sedang
Putih
Encer/menggumpal/cheesy
plaques
Banyak
Kuning
Encer/berbusa
purulen
Sedang
Putih Keabuan
Encer/berbusa.
Homogen,
tipis, melekat
pada dinding
vagina
4,5
(-)
> 4,5
seringkali (+)
> 4,5
(+)
Gram
NaCl
Gerakan
Trichomonas
(+)
Banyak sel
PMN
Vaginosis
Bakterial
G.vaginalis
Bakteri
anaerob
Mycoplasma
Clue cells,
PMN sedikit,
lactobacilli
sedikit (-)
TERAPI
Kandidosis
Vulvovaginalis
Klotrimazol 500 mg
intravagina,
dosis
tunggal atau
Klotrimazol
200
mg / intravagina
selama 3 hari atau
Nistatin 100.000 unit
/ intravagina selama
14 hari atau
Flukonazole
150
mg / peroral dosis
tunggal atau
Ketokonazole 200
mg
2x1
tablet
selama 5 hari atau
Itrakonazole 200 mg
2x1 tablet selama 1
hari
Trichomoniasis
- Metronidazole 2 gr peroral,
dosis
tunggal atau
- Metronidazole
2x500 mg peroral,
selama 7 hari
-
Vaginosis
Bakterial
Metronidazole 2
gr peroral, dosis
tunggal atau
Metronidazole
2x500
mg
peroral, 2 kali
selama 2 hari
atau
Ampisilin 500
mg
peroral
4xsehari selama
7 hari
Krim
klindamisin
vagina
2%,
intravagina
selama 7 hari
atau
Gel
metronidazole
0,75%
intravagina
2xsehari selama
5 hari
Servisitis Gonore
Gonore merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh N.
gonnorrheae pada traktus genitalis dan organ tubuh lainnya seperti
konjungtiva, faring, rektum, kulit, persendian, serta organ dalam.
Ditularkan melalui hubungan seksual. Pada wanita, N. gonnorrhoeae
pertama kali mengenai kanalis servikalis. Selain itu dapat mengenai uretra,
kelenjar skene, dan kelenjar bartholini. Masa inkubasi bervariasi,
umumnya 10 hari.
Gejala klinis :
-
Diagnosis:
-
Pengobatan:
-
II.
Pengobatan
-
ENCER,
BERBUSA,
BERBAU,
KUNING
KEHIJAUAN
PUTIH
KENTAL,
SUSU BASI,
YOGHURT
BERNANAH,
SERVIKS
PURULENT
SUSPEK:
TRIKOMONIASIS
VAGINOSIS
BAKTERI
SUSPEK:
KANDIDIASIS
SUSPEK:
GONORE
KLAMIDIASIS
KELOMPOK
KHUSUS
PUTIH-ABU
KOMPLIKASI
Komplikasi fluor albus ialah pruritus, eczema dan condylomata acuminate sekitar
vulva.
DAFTAR PUSTAKA
De Charney. Alan H, M.D. 2003. Current Obstetric and Gynaecology Diagnosis
and Treatment. New York : McGraw Hill.
Daili, Sjaiful Fahmi, Wresti Indriatmi B. 2003. Penyakit Menular Seksual.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Hidayat Wijayanegara, Achmad Suardi, Wiryawan Permadi, Tina Dewi Judistiani.
1997. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr.Hasan
Sadikin Edisi kedua. Bandung: Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi
FKUP/RSUP Dr.Hasan Sadikin.
Medscape General Medicine, 2003 in Normal Vaginal Ecosystem Physiology.
www.medscape.com,
Medscape General Medicine, 2005 in Practice Guide to Diagnosing and Treating
Vaginitis. www.medscape.com,