Anda di halaman 1dari 80

INFEKSI

MENULAR
SEKSUAL
PENDAHULUAN
Penyakit menular Seksual (PMS)
Penularan terutama pada waktu hubungan seksual

Jumlah PMS : AIDS PANDEMI , 2001 ~ 40 juta

Hubungan seksual : Hubungan intim 2 individu


Reproduksi & rekreasi

Dampak negatif globalisasi :


Perilaku seks bebas hamil muda & PMS

TANDA SUATU PMS ?

Adanya kelainan didaerah genital


Cairan dari lubang kencing & vagina,
borok,
Timbul beberapa saat - beberapa bulan
setelah kencan dengan mitra seksual
resiko tinggi
DUH TUBUH URETRA

Neisseria Urethritis
gonorrhoeae Gonokokus
Penyebab
utama
Chlamydia Uretritis Non
trachomatis Gonokokus
GO (GONORRHOEA
/KENCING NANAH)

IMS PALING SERING DITEMUKAN


Penyebab : N. Gonorrhoea ( Diplokokus )
Masa Inkubasi : 2 5 hari

Gejala pada pria : Duh tubuh mukopurulen pada


pagi hari (morning drips),rasa gatal,panas dan
nyeri saat kencing. Nyeri pada ereksi, orifisium
uretra eksternum kemerahan dan edema.
Gejala pd WANITA
Umumnya tdk menimbulkan gejala.
Sebagian ditemukan pd waktu pemeriksaan
kehamilan / memasang IUD.

Gejala yg mungkin timbul antara lain:


Keputihan,kental,kekuningan.
Nyeri pinggul bawah
Nyeri saat haid
Nyeri saat kencing
Uretrithis Non gonore
Infeksi traktus genital yang disebabkan oleh
penyebab non spesifik

Etiologi terbanyak ; Chlamydia trachomatis (30-


50%) ureaplasma urealyticum (10-40%)
KLAMIDIOSIS
Gejala :

Pd PRIA
* Sakit ringan saat kencing
* Sakit di saluran kencing
* Keluar sekret dari saluran kencing

Pd WANITA
* Umumnya tdk bergejala
* Keputihan encer berwarna putih kekuningan
* Nyeri rongga panggul
* Perdarahan pasca hubungan seksual
URETRAL DISCHARGE

GONORE NON GONORE

E/: N. gonnorhoeae C. trachomatis (30-50%)


U. urealyticum (10-40%)
T. vaginalis
H. simpleks, dll

MI: 2-5 hari 1-5 minggu

GK/ OUE gatal dan panas, disuri, duh Lebih ringan


tubuh mukopurulen (70%) Seros/seromukus, Mukopurulen
:
OUE eritem, edem, ektropion (38%)
Lebih ringan
LAB Gram : diplokokus gram -, biji kopi, Lebih ringan
intra/ekstra sel Lekosit >5/lpb
Kultur Thayer MArtin Ditemukan T. vaginalis
Tes definITIF : Oksidase , Fermentasi
Tes dua gelas Thomson
Uretritis GO pada pria & wanita
Diplokokus gram negatif
Terapi UGA dan NGU
Flour Albus
TRICHOMONIASIS

BAKTERIALIS VAGINOSIS

VULVOVAGINITIS BAKTERIALIS
TRICHOMONIASIS
ETIOLOGI

T.vaginalis
Diperkirakan 50% wanita dengan T. vaginalis
asimtomatik
Gejala biasanya muncul dalam 5-28 hari setelah
pajanan
Trichomoniasis
Gambaran Klinis

Leukorea selalu banyak


Encer sampai kental, kuning kehijauan
Homogen, berbau
pH di atas 4,5
Gatal dan panas
Titik-titik berdarah pada serviks
strawberry spot/appereance
Pemeriksaan Sediaan Basah

Dari swab vagina diambil menggunakan lidi kapas


steril, kemudian dibuat apusan pada objek glass.

Teteskan Na Cl (sodium chloride)

Langsung diamati di bawah mikroskop


(dianjurkan kurang dari 15 menit)

Ditemukan Parasit bentuknya lonjong, flagella


yang panjang dan membran yang bergerak
bergelombang ukuran sebesar 2 kali leukosit
Trichomonas vaginalis
Mikroskopis Trichomonas
Tatalaksana

Terapi
Metronidazol 2 g per oral dosis tunggal
Metronidazol 2 X 500 mg po 7 hari
Bacterial Vaginosis
Bacterial Vaginosis
Penyebab utama vaginal discharge di U.S.
Sinonim : non-spesific vaginitis
Gardnella Vaginitis
Patogenesis
Vagina kehilangan flora normal
(Lactobacili) dan diganti oleh bakteri
anaerob.
Flora normal : Lactobacilus Crispatus &
Lactobacillus Jensenii, spesies Prevotella.
Bakteri anaerob pada BV jumlahnya 100-1000 kali
dari normal. Jenisnya : Mobiluncus, Bacteroides,
Peptostreptococcus, Fusobacterium, Veillonella,
dan Eubacterium.
Patogenesis
Lactobacilli berguna menjaga keasaman pH di dalam
vagina dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme
anaerob dengan menggunakan enzin hidrogen peroxida.

Normalnya, Lactobacilli ada dalam jumlah yang banyak


pada wanita sehat.

Pada BV, populasi Lactobacilli sangat menurun drastis


dan terjadi peningkatan mikroorganisme anaerob,
khususnya G.vaginalis.
Bacterial Vaginosis
Trigger : unknown
o Diduga terjadi alkalinisasi berulang di vagina akibat terlalu sering dibersihkan
menggunakan air dan sabun mandi yang pH nya basa.

BV berisiko untuk terjadinya Pelvic Inflamatory Disease (PID),


infeksi post opertif, patologi sel abnormal, ketubah pecah dini
dan kehamilan prematur.
Manifestasi Klinis
1. 50% pasien asimptomatik
2. Vaginal discharge, jumalh bertambah daripada
biasanya, berbau fishy (amis), semakin banyak
setelah coitus/ berhubungan seksual. Discharge
bersifat homogen dan mengandung gelembung
(bubles).
3. Warna sekret keabuan dan melapisi tipis dinding
vagina.
Pemeriksaan Penunjang
1. Ph > 4.5 (4,7-5,7)

2. Pemeriksaan gram pada mikroskop ditemukan


clue sel dan tidak ditemukan adanya leukosit,
kecuali bila terdapat co-infection.

3. Pemberian KOH 10% (whiff test) pada sediaan


sekret (object glass) menimbulkan bau fishy
amine like odor (semakin amis)
Pemeriksaan Penunjang

Cara Langsung:

o Dari swab vagina diambil menggunakan lidi kapas steril, kemudian dibuat apusan
pada objek glass.
o Teteskan Na Cl (sodium chloride)
o Langsung diamati di bawah mikroskop
o Ditemukan Clue sel
Clue sel
Material discharge tidak ditemukan Lactobacilli , tetapi diganti
oleh Coccobacilli.

Epitel vagina akan dilapisi oleh Coccobacili sehingga membuat


tepi dari epitel vagina sedikit tidak jelas.

Epitel inilah yang disebut sebagai Clue sel

Pemeriksaan menggunakan mikroskop bisa dibantu dengan


menambahkan Sodium Chloride.
Normal Clue cell
Diagnosis
Berdasarkan manifestasi klinis dan pemeriksaan
penunjang.
National Guideline for Management Bacterial Vaginosis
British 2006 menulis Kriteria Amsel.
o Untuk mendiagnosa BV dengan memenuhi
tiga dari empat Kriteria di bawah ini:
Vaginal discharge homogen putih keabuan
Ditemukan Clue sel pada mikroskopi
Ph > 4,5
Penambahan KOH 10 % menghasilkan
fishy odor.
Terapi
Tujuan terapi adalah menghambat perkembangan
bakteri anaerob tanpa menghilangkan flora normal
di vagina.

Pengobatan :
o Metronidazole antibiotik untuk membunuh bakteri anaerob tetapi
membunuh Lactobasili dalam jumlah sedikit.
Metronidazole
Merupakan Drug of Choice kasus Bacterial
Vaginosis.
Dosis : 500 mg p.o (2 kali sehari selama 7 hari).
Hindari minum alkohol saat menjalani
pengobatan menggunakan metronidazole sampai
24 jam setelah pengobatan.
Alternatif : Clindamicyn 300 mg p.o (2 kali sehari
selama 7 hari)
Terapi
Topikal : Metronidazole gel 0,075 % (5 gram)
intravagina dipakai 2 kali sehari selama 5 hari.

Alternatif : Clindamicyn 300 mg p.o dipakai 2 kali


sehari selama 7 hari.
VULVOVAGINAL
CANDIDIASIS
PENDAHULUAN
Vulvovaginal candidiasis adalah infeksi vulva
dan vagina yang disebabkan oleh Candida sp.

Sekitar 85-90% sel ragi yang diisolasi dari


vagina merupakan spesies Candida albicans.
Sisanya adalah spesies non-albicans, dan yang
terbanyak adalah Candida glabrata
(Torulopsis glabrata).
Faktor resiko
Ada beberapa faktor predisposisi terjadinya vulvovaginal candidiasis, yaitu
diantaranya:

Kehamilan
Pada saat kehamilan pembukaan vagina dapat meningkatkan risiko infeksi
dan berakhir pada peningkatan prevalensi colonisasi Candida dan prevalensi
vaginitis simptomatik.
Kadar hormon reproduksi yang tinggi menyebabkan kadar glikogen pada
jaringan vagina berlimpah, sehingga dapat menjadi sumber karbon bagi
Candida.
Selain itu estrogen juga dapat meningkatkan adhesi sel ragi pada mukosa
vagina. Menurut studi, hormon seks yang melekat pada Candida dapat
meningkatkan formasi mycelial oleh ragi sehingga meningkatkan virulensi.

Kontrasepsi
Beberapa studi menjelaskan bahwa pemakaian kontrasepsi hormonal (tinggi
estrogen) dapat menignkatkan colonisasi Candida dengan cara yang sama
pada kehamilan. Selain itu penggunaan IUD juga dilaporkan dapat
meningkatkan kolonisasi Candida karena IUD menjadi media persarangan
(harbor) Candida.
PATOGENESIS
Kandida memasuki lumen vagina datang dari faktor perianal
atau kontaminasi dari traktus gastrointestinal

Invasi hifa ke dalam epitel jaringan akan


menyebabkan terjadinya proses keradangan dan
akhirnya merusakkan sel-sel epitel tersebut.

Proses ini menyebabkan reaksi inflamasi pada mukosa


yang mengakibatkan pembengkakan, eritema, dan
deskuamasi sel epitel vagina.

Selain proses tersebut di atas mungkin kandida


menimbulkan simtom vaginitis karena reaksi
hipersensitivitas, khususnya pada wanita yang mengalami
VVC rekuren yang idiopatik.
GEJALA
Cairan putih seperti susu
Cairan membentuk gumpalan
Gatal pada daerah vulva
Kemerahan daerah luar vagina
Kandidiasis
DIAGNOSA

PEMERIKSAAN BIAKAN
PEMERIKSAAN bahan yang akan diperiksa ditanam
LANGSUNG dalam agar dektrosa glukosa Sabouraud,
dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik
kerokan kulit atau (kloramfenikol) untuk mencegah
pertumbuhan bakteri.
usapan mukokutan Perbenihan disimpan dalam suhu kamar
atau lemari suhu 37C, koloni tumbuh
diperiksa dengan setelah 24-48 jam, berupa yeast like
colony.
larutan KOH 10%
atau dengan
pewarnaan gram,
terlihat sel ragi,
blastospora, atau hifa
semu.
KOH 10 %

Pewarnaan Gram
BIAKAN & MORFOLOGI
VAGINITIS / Flour Albus
NORMAL KANDIDA TRIKOMONAS VAGINOSIS
BAKTERIAL
ETIOLOGI Laktobasilus C. albicans T. vaginalis G.vaginalis

KELUHAN - Vulva gatal, Vulva gatal Sekret


iritasi, sekret > Sekret >> meningkat,
purulen bau
SEKRET
-jumlah Sedikit Sedikit-sedang Banyak Sedang
-warna Bening/putih Putih Kuning Putih/Abu-abu
-konsistensi Homogen (-) Gumpalan Homogen Homogen,
susu pecah, encer,
lengket melekat
INFLAMASI - + + -

PH VAGINA 4.5 4.5 4.5 4.5


KOH10%; - - - +
BAU AMIS
FLUOR ALBUS

Encer,, bau, putih Encer, berbusa,


. Putih kental spt
Kehijauan, kental
keabuan bau, kekuningan susu basi

Gatal
Disertai
Faktor risiko: Faktor risiko: Faktor risiko:
dyspareunia,
IUD, pil KB, DM, promiskuitas
dysuria
pakaian ketat

Whiff test (+) Strawberry cervix Dinding vagina Nyeri adnexa


Whiff test(+) penuh sekret puti5 N. gonorrheae:
pH >4,5
pH >5,0 pH <4,5 Diplococcus Gram (-
wet mount : clue Wet mount: protozoa KOH: pseudohifa )
cells (+) motil berflagel (+), budding yeast

BACTERIAL CANDIDIASIS
TRICHOMONIASIS GONORE
VAGINOSIS VULVOVAGINA
ULKUS GENITALIS

ULKUS MOLE
SIFILIS
(Chancroid)

HERPES LIMFOGRAN
SIMPLEX ULOMA
GENITALIS VENEREUM
DD ULKUS ETIOLOGI Manifestasi Pemeriksaan
Klinis Penunjang
SIFILIS Treponema Sifilis Primer -Tes serologik :
Pallidum; (Stage 1) VDRL dan TPHA
Menyebabkan -Erosi selanjutnya
ulkus durum; menjadi ulkus -Pemeriksaan
bulat, soliter, durum dengan
merah, bersih, mikroskop
tidak nyeri, tidak - Ulkus kecil, lapangan gelap
bergaung tidak nyeri, dasar
bersih, tepi tidak
menggaung, tidak
ada indurasi
Lanjutan Manifestasi
klinis sifilis
Sifilis Sekunder ( Stage II)
- Dapat berbentuk roseola, kondilomata, sifilis bentuk
varisella Lesi Generalisata

Sifilis tersier (Stage III)


- Berupa Guma di kulit
- Guma ; Nodula atau ulkus yang dalam, bentuk
serpiginosa, sekret seropurulen, dan jaringan
nekrosis
DD ULKUS ETIOLOGI Manifestasi Pemeriksaan
Klinis Penunjang
ULKUS MOLE Haemophilus - Lesi bentuk -Pemeriksaan
(Chancroid) ducreyi makula atau sediaan apus (
papula lalu diambil dari tepi
pustula pecah ulkus yang
membentuk ulkus menggaung,
yang khas diberi pewarnaan
gram)
-Ulkus bentuk
cawan, tepi tidak -Biakan kuman (
rata, dinding diambil dari pus
menggaung, atau lesi)
daerah sekitar
eritem

-Dasar Kotor,
mudah berdarah

-Multipel, lunak,
nyeri tekan
DD ULKUS ETIOLOGI Manifestasi Pemeriksaan
Klinis Penunjang

Herpes simpleks Virus Herpes -Kumpulan -Tzanck Smear ;


Genitalis simpleks vesikel pada kulit menemukan
atau mukosa multinucleated
dengan rasa giant cell
terbakar dan gatal
- Kultur jaringan
- Vesikel
berkelompok di - Pemeriksaan
atas daerah mikroskop
eritematous pada elektron untuk
kelamin, pecah melihat morfologi
meningggalkan virus
ulkus kecil,
dangkal
DD ULKUS ETIOLOGI Manifestasi Pemeriksaan
Klinis Penunjang
Limfogranuloma Chlamydia -Pengecatan
venereum (LGV) trachomatis -Limfadenitis giemsa dari pus ;
inguinal menemukan
unilateral, nyeri badan inklusi
dan teraba padat.
-Tes serologi
- Kultur jaringan
ULKUS GENITAL
CHANCROID SIFILIS HERPES
GENITALIS
Etiologi H. Ducreyi T. palidum Virus H. simplex
II
Masa inkubasi 1-14 (+ 3-6) 10-90 (21) 1-12 minggu
(hari)
Predileksi Pria Pria Pria
Frenulum, Sulkus Gland,
prepusium, koronarius, prepusium,
sulkus koronarius, gland, batang, batang
gland, batang. perianal Wanita
Wanita Wanita Serviks, vagina,
Serviks, vagina, Serviks, vagina, labia,
fourchette, fourchette, fourchette,
labia, perianal. labia klitoris

Jumlah lesi 1-3 sampai 10 1, kadang>1 Multipel


HG primer
jumlah>HG
rekuren
CHANCROID SIFILIS HERPES
GENITALIS
Ulkus
- awal lesi Makula, papula, Papula Vesikel
pustula
- ukuran S/d 2 cm Bbrp mm s/d 1-2 1 cm
cm
- bentuk Batas tegas, tidak Batas tegas, bulat Kecil
teratur, tepi oval, simetris berkelompok
tidak rata
bergaung Meninggi Sangat dangkal
-Tepi

Kotor, mudah Bersih, merah, Merah terang


- dasar berdarah, dengan serum
jaringan nekrotik bening

- indurasi - _
+

-nyeri Sering Sering


Jarang
GHANCROID SIFILIS HERPES
GENITAL
Adenopati Umumnya Bilateral, Nyeri, 50% HG
inguinal tunggal, multipel, tdk primer bilateral
unilateral, nyeri, nyeri
eritem.
Dapat supurasi
Gejala konstitusi jarang Pada S1 jarang HG primer
sering, HG
rekuren jarang
Mikroskopik Gram : Dark field micr: Giemsa :
Gram (-) Gerakan sel raksasa
berderet, treponema berinti banyak
berpasangan
SIFILIS
CHANCROID
HERPES GENITALIS
Haemophillus
Ducreyi

Batang, kecil, gram


negatif, pleomorfik ->
Berderet Seperti Rel
Kereta
Pewarnaan Gram
Mikroskop Lapang Gelap Gram negatif, bentuk
Gerakan Treponema spiral
Tzank Smear
Multinucleated Giant Cell
Terapi Ulkus Genital
Bubo Inguinalis
KESIMPULAN

MENCEGAH PERGAULAN SEKS BEBAS

Penyuluhan PMS & dampaknya


Pendidikan seks ~ tatabudaya & agama
Hindari hubungan seks pranikah
& diluar nikah
Isi waktu luang dgn kegiatan positif
Daftar Pustaka
UK National Guideline on the management
CDC Sexually Transmitted Diseases
Treatment Guidelines 2015
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI edisi 7
tahun 2015
Pedoman Infeksi Menular Seksual 2015
Novaks Gynecology 12 Edition
Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 7th Ed
Medscape

Anda mungkin juga menyukai