Anda di halaman 1dari 6

Trichomonas

Klasifikasi :

Class : Flagellata
Family : Trichomonadidae
Genus : Trichomonas
Speciees : Trichomonas vaginalis . Trichomonas hominis . Trichomonas faetus

Trichomonas mempunyai 4 flagel anterior dan satu flagel posterior yang melekat pada
tepi membran bergelombang, kosta, aksostil, dan inti. Trichomonas berkembang biak secara
belah pasang longitudinal dan tidak membentuk kista, penularan terjadi dalam bentuk
tropozoit. Trichomonas yang menghinggapi manusia terdiri dari 3 spesies yaitu Trichomonas
tenax, Trichomonas hominis dan Trichomonas vaginalis. Hanya trichomonas vaginalis yang
dapat menyebabkan penyakit. Dan yang akan di bahas lebih lanjut tentang Trichomonas
vaginalis.

Trichomonas Vaginalis

Sejarah
Spesies parasit ini ditemukan pertama kali oleh Donne 1836 pada sekresi purulen dari
vagina wanita dan sekresi traktus urogenital pria. Pada tahun 1837, protozoa ini dinamakan
Trichomonas vaginalis. Parasit ini bersifat cosmopolitan ditemukan pada saluran reproduksi
wanita dan terdapat pula pada saluran uretra pria . Penyebab terjadinya keputihan pada
wanita. Biasa disebut leukorrhoe atau flour albus.

Morfologi dan daur hidup

Mempunyai ukuran antara 15 20 mikron x 10 mikron


Tidak berwarna dan bentuknya cuboid
Sitoplasmanya bergranula dimana granula tersebut pada umumnya terletak di sekitar
custa dan axostyle
Membran bergelombang berakhir pada pertengahan tubuh, jadi tidak mempunyai flagela
bebas
Sitostoma tidak ada
Habitat pada vagina bagian atas serta prostat dan sekitarnya
Makanannya adalah kuman-kuman, sel-sel vagina dsb
Trichomonas Vaginalis hanya dapat hidup pada pH > 5,5 7,5

Parasit hidup dalam vagina dan urethra wanita dan prostata, vesica seminalis dan urethra pria.
Penyakit ditularkan lewat hubungan kelamin, bahkan pernah ditemukan pada anak yang baru lahir. Juga
pernah secara kebetulan ditemukan pada anak dan wanita yang masih perawan, mungkin terjadi infeksi
melalui handuk dan pakaian yang tercemar. Derajat keasaman normal pada vagina adalah 4,0-4,5, tetapi
bila terinfeksi akan berubah menjadi 5,0-6,0 sehingga organisme ini dapat tumbuh baik.

Trichomonas vaginalis tidak menyerang jaringan di sebelah bawah dinding vagina, ia hanya ada di
rongga vagina; sangat jarang ditemui di tempat lain. Lingkungan vagina sangat disukai oleh organisme ini

Patologi
Kebanyakan spesies Trichomonas tidak begitu patogen dan gejalanya hampir tidak terlihat. Tetapi
beberapa strain dapat menyebabkan inflamasi, gatal-gatal, keluar cairan putih yang mengandung
trichomonas. Protozoa ini memakan bakteri, leukosit dan sel eksudat. Seperti mastigophora lainnya T.
vaginalis membelah diri secara longitudinal dan tidak membetuk cyste.
Beberapa hari setelah infeksi, terjadi degenerasi epithel vagina diikuti infiltrasi leukosit. Sekresi vagina
akan bertambah banyak berwarna putih kehijauan dan terjadi radang pada jaringan tersebut. Pada
infeksi akut, biasanya akan menjadi kronis dan gejalanya menjadi tidak jelas. Pada pria yang terinfeksi,
gejalanya tidak terlihat, tetapi kadang ditemukan adanya radang urethritis atau prostitis.
Trichomonas vaginalis dapat menimbulkan reaksi radang pada rongga vagina yang didominasi
oleh sel lekosit polymorphonuclear (PMN). Trichomonas vaginalis dan ekstraknya dapat
merangsang kemotaktik sel lekosit PMN, yang mungkin mempengaruhi perkembangan
gejalanya.

Mekanisme lengkap penghancuran sel epitel vagina yang diserang oleh Trichomonas vaginalis
belum diketahui dengan pasti.

1.Trikomoniasis pada wanita

Yang diserang terutama dinding vagina, dapat bersifat akut maupun kronik. Pada kasus akut
terlihat sekret vagina seropurulen berwarna kekuning-kuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak
(malodorous), dan berbusa. Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab. Kadang-kadang
terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks, yang tampak sebagai granulasi berwarna
merah dan dikenal sebagai "strawberry appearance" dan disertai gejala dispareunia, perdarahan
pascacoitus, dan perdarahan intermenstrual. Bila sekret banyak yang keluar dapat timbul iritasi
pada lipat paha atau di sekitar genitalia eksterna. Selain vaginitis dapat pula terjadi uretritis,
Bartholinitis, skenitis, dan sistisis yang pada umumnya tanpa keluhan. Pada kasus yang kronik
gejala lebih ringan dan sekret vagina biasanya tidak berbusa. [3]

2.Trikomoniasis pada laki-laki


Pada laki-laki yang diserang terutama uretra, kelenjar prostat, kadang-kadang preputium,
vesikula seminalis, dan epididimis. Pada umumnya gambaran klinis lebih ringan dibandingkan
dengan wanita. Bentuk akut gejalanya mirip uretritis nongonore, misalnya disuria, poliuria, dan
sekret uretra mukoid atau mukopurulen. Urin biasanya jernih, tetapi kadang-kadang ada benang-
benang halus. Pada bentuk kronik gejalanya tidak khas yaitu gatal pada uretra, disuria, dan urin
keruh pada pagi hari

Pria yang mengandung Trichomonas vaginalis sebagian besar asimtomatik dan respon radang pada
uretra pria biasanya tidak ditemukan. Hal ini berhubungan dengan epitel kuboid pada uretra.
Trichomonas vaginalis dapat menginfeksi epitel skuamosa pada vagina tetapi hanya yang rentan saja.

Cara menghilangkan Trichomonas vaginalis dari saluran urogenital pria belum diketahui pasti, tetapi
mungkin organisme hilang secara mekanik pada waktu buang air kecil dan adanya seng di dalam cairan
normal prostat dapat dengan cepat membunuh trichomonas

PENULARAN

Risiko tertular infeksi Trichomonas vaginalis didasarkan pada jenis aktivitas seksual. Wanita
yang terlibat dalam aktivitas seksual beresiko tinggi berada pada risiko lebih besar terkena
infeksi. Faktor risiko untuk infeksi Trichomonas vaginalis meliputi:

1. Pasangan baru atau multi pasangan


2. Riwayat Infeksi Menular Seksual (IMS)
3. Infeksi Menular Seksual (IMS) yang sedang dialami sekarang
4. Kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi
5. Bertukar seks untuk uang atau obat-obatan
6. Menggunakan obat injeksi
7. Tidak menggunakan kontrasepsi penghalang (misalnya, karena kontrasepsi oral)

Dalam sebuah penelitian bahwa faktor risiko trikomoniasis dipertimbangkan untuk umum,
penggunaan narkoba dalam 30 hari sebelumnya adalah orang yang paling sangat terkait dengan
infeksi dan infeksi dengan kejadian (infeksi baru diamati selama studi) [2]

Faktor risiko yang paling signifikan adalah aktivitas seksual selama 30 hari sebelumnya (dengan
1 atau lebih pasangan). Wanita dengan 1 atau lebih pasangan seksual selama 30 hari sebelumnya
memiliki 4 kali lebih mungkin mengalami infeksi Trichomonas vaginalis

Trichomonas vaginalis menular melalui hubungan seksual meskipun masih diperdebatkan


Trichomonas vaginalis dapat hidup pada obyek yang basah selama 45 menit pada kloset duduk, kain lap
pencuci badan, baju, air mandi dan cairan tubuh

Penularan perinatal terjadi kira-kira 5% dari ibu yang terinfeksi tetapi biasanya sembuh sendiri dengan
metabolisme yang progresif dari hormon ibu

Diagnosis
Diagnosis bergantung pada ditemukannya trichomonas dalam sekresi penderita. Dapat juga dilakukan
dengan tes haemaglutination indirek (tidak langsung).Pengobatan dengan cara oral seperti
metronidazole biasanya dapat sembuh dalam waktu 5 hari. Dapat terjadi reinfeksi kembali melalui
hubungan kelamin. Obat suppositoria dan douches cukup baik dilakukan untuk membuat pH vagina
menjadi asam. Pasangan sex juga harus diobati bersamaan untuk mencegah terjadinya reinfeksi.
Pemeriksaan Sedimen Urine :
Trichomonas adalah parasit yang sering ditemukan dalam sedimen urine. Biasanya, sel didapat karena
cemaran dari alat genitalia. Tetapi dalam literatur disebutkan bahwa Trichomonas harus dilaporkan
karena kasus-kasus dari kolonisasi vesical dan prostata oleh organisme ini.
Identifikasi Trichomonas yang hidup mudah dilakukan karena dalam sedimen urine segar terlihat
bergerak. Identifikasi Trichomonas yang tak bergerak mungkin akan sedikit mengalami kesulitan dan
sedikit ditemukan dalam sedimen urine. Bentuk khas dari Trichomonas berupa seperti buah pir, memiliki
flagella, inti satu pada anterior, pada ekor terdapat flagella, bergerak dalam sedimen urine kadang
berputar-putar. Dalam keadaan hidup sulit atau lemah menyerap zat warna Sternheimer malbins,
sedangkan dalam keadaan mati berwarna ungu kemerahan. Ditemukan parasit ini harus diidentifikasi
dan dicocokkan dengan morfologi yang ada dalam literatur parasitologi.

Tes dan Pemeriksaan Laboratorium


Diagnosis dibuat dengan langsung mengamati trichomonas melalui mikroskop (''Trichomonas
vaginalis'' terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang).Trichomonas berbentuk buah pir dan
memiliki flagela beberapa (ekor whiplike) pada salah satu ujungnya.

1. Tes laboratorium hanya dilakukan jika dokter mencurigai trikomoniasis sebagai


kemungkinan diagnosis.
2. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin harus mengirim sampel ke laboratorium, dan
hasilnya mungkin tidak segera datang.
3. Dokter akan mengumpulkan spesimen selama pemeriksaan panggul.
4. Dokter memasukkan spekulum ke dalam vagina dan kemudian menggunakan aplikator
kapas-tipped untuk mengumpulkan sampel.
5. Sampel tersebut kemudian ditempatkan ke slide mikroskop dan dikirim ke laboratorium
untuk dianalisis.
6. Trichomonas terlihat jarang selama pengujian urin.

Diagnosis trikomoniasis biasanya meminta pencarian untuk penyakit menular seksual lainnya,
seperti sifilis, HIV, gonore, atau Chlamydia.

Pemeriksaan mikroskop secara langsung


Dengan sediaan basah dapat ditemukan protozoa dengan 4-5 flagel dan ukuran 10-20 m yang motil

Pada wanita metode ini mempunyai sensitifitas 50- 70% dan spesimen harus diambil dari vagina karena
agen penyebab hanya menyerang epitel skuamosa

Pada pria cara penemuan Trichomonas vaginalis tidak selalu berhasil dan Trichomonas vaginalis dapat
dideteksi dengan menggunakan sedimen urin

Cara lain menggunakan pewarnaan Gram, Giemsa, Papa-nicolaou, Periodic acid schiff, Acridine orange,
Fluorescein, Neutral red dan Imunoperoxidase

Kultur
Teknik kultur menggunakan berbagai cairan dan media semi solid yang merupakan baku emas untuk
diagnosis Biasanya dengan menggunakan medium Feinberg-Whittington memberikan hasil yang dapat
dipercaya
Teknik kultur ini mempunyai sensitifitas kira-kira 97%

Metode serologi
Beberapa studi mengatakan bahwa uji serologis kurang sensitif daripada kultur atau pemeriksaan
sediaan basah
Pada metode serologi ini dapat digunakan teknik ELISA, tes latex agglutination yang menggunakan
antibodi poliklonal
Antigen detection immunoassay yang menggunakan antibodi
monoklonal dan nucleic acid base test

Pengobatan
Biasanya antibiotik oral disebut metronidazole (Flagyl) diberikan untuk mengobati
trikomoniasis. Sebelum mengkonsumsi obat ini, sangat penting untuk memberitahu dokter Anda
jika ada kemungkinan bahwa Anda hamil, karena obat tersebut dapat membahayakan bayi.

Pasangan Anda juga harus diobati pada saat yang sama untuk mencegah infeksi ulang dan
penyebaran lebih lanjut penyakit. Selain itu, orang yang sedang dirawat karena trikomoniasis
harus menghindari seks sampai pengobatan mereka dan mitra seksualnya lengkap dan tidak
memiliki gejala. Ini penting jika Anda merasa lebih baik

Keputihan :
Cairan *Censored disebut tidak normal manakala memiliki ciri-ciri, jumlahnya berlebihan, berbau
amis/apek, menyebabkan gatal dan nyeri di sekitar daerah kelamin, berwarna putih susu/ kuning tua/
cokelat/ kehijauan/ kemerahan, dan menimbulkan kelainan pada daerah kelamin luar seperti benjolan
atau luka. Ketidaknormalan itu bisa disebabkan karena faktor infeksi dan bukan infeksi

Keputihan karena Trichomonas vaginalis :


Keputihan berupa sekret berwarna kuning-hijau, kental, berbusa dan berbau tidak enak
(malodorous). Kadang keputihan yang terjadi menimbulkan rasa gatal dan iritasi pada daerah
intim.

Agar terhindar dari keputihan yang tidak normal :


1. Menjaga kebersihan genitalia. Selesai buang air kecil bersihkan dengan air, arahnya dari
depan (kandung kemih) ke belakang (anus), supaya tidak menginfeksi bakteri anus ke vagina
anda.
2. Memilih pakaian dalam yang tepat, sebaiknya dari bahan nylon. Rutinlah mengganti pakaian
dalam setiap hari. Begitupula jika memakai pantyliners, jangan sampai seharian penuh.
3. Menghindari berat badan berlebih dan tidak makan terlalu banyak makanan yang tinggi
kandungan gulanya.
4. Melakukan pemeriksaan ginekologi secara teratur, termasuk deteksi dini kanker serviks.
Idealnya setahun sekali, khususnya bagi yang sudah pernah melakukan hubungan seksual.
5. Jangan sembarangan buang air kecil ditempat umum, pastikan di WC umum menggunakan
sabun dan diserap sisa air dengan tissue kering untuk mengurangi resiko infeksi. Dapat juga
menggunakan air aqua gelas untuk mencuci alat kelamin.
6. Hindari penggunaan antibiotika dan obat-obatan dalam jangka lama, karena menyebabkan
terjadinya perubahan populasi normal dalam lumen tubuh terutama di alat kelamin dan usus.

Anda mungkin juga menyukai