Anda di halaman 1dari 11

Pemeriksaan Makroskopis dan Mikroskopis Urine

Pemeriksaan Makroskopik-Mikroskopik Urine

Dikenal pemeriksaan urin rutin dan lengkap. Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin rutin adalah
pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urine yang meliputi pemeriksaan protein dan
glukosa.Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan urine lengkap adalah pemeriksaan urine rutin
yang dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton, bilirubin,urobilinogen, darah samar dan nitrit.

A.Makroskopik Urine

Yang diperiksa adalah volume, warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH urine. Pengukuran volume
urine berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kwantitatif atau semi kwantitatif suatu zat dalam
urine dan untuk menentukan kelainan dalam keseimbangan cairan badan.

Pengukuran volume urine yang dikerjakan bersama dengan berat jenis urine bermanfaat untuk
menentukan gangguan faal ginjal.

1.Volume

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urine seperti umur, berat badan, jenis kelamin,
makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah
tropik volume urine dalam 24 jam antara 800 1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan volume
urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuria. Poliuria ini mungkin terjadi
pada keadaan fisiologik seperti pemasukan cairan yang berlebihan, nervositas, minuman yang
mempunyai efek diuretika. Selain itu poliuri dapat pula disebabkan oleh perubahan patologik seperti
diabetes mellitus, diabetes insipidus, hipertensi, pengeluaran cairan dari edema.Bila volume urine
selama 24 jam 300-750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguri. Keadaan ini mungkin didapat pada diare,
muntah - muntah, deman edema, nefritis menahun. Anuria adalah suatu keadaan dimana jumlah urine
selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan ginjal. Jumlah
urin siang 12 jam dalam keadaan normal 2 sampai 4 kali lebih banyak dari urin malam 12 jam. Bila
perbandingan tersebut terbalik disebut nokturia, seperti didapat pada diabetes mellitus

2.Warna

Pemeriksaan terhadap warna urine mempunyai makna karena kadang-kadang dapat menunjukkan
kelainan klinik. Warna urine di nyatakan dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua,
kuning bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu dan sebagainya.Warna urine dipengaruhi oleh
kepekatan urin, obat yang di minum maupun makanan. Pada umumnya warna di tentukan oleh
kepekatan urin, makin banyak diuresa makin muda warna urin itu. Warna normal urin berkisar antara
kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh beberapa macam zat warna seperti urochrom,
urobilin dan porphyrin. Bila didapatkan perubahan warna mungkin disebabkan oleh zat warna yang
normal ada dalam jumlah besar, seperti urobilin menyebabkan warna coklat.

Disamping itu perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya zat warna abnormal, seperti hemoglobin
yang menyebabkan warna merah dan bilirubin yang menyebabkan warna coklat. Warna urine yang dapat
disebabkan oleh jenis makanan atau obat yang diberikan kepada orang sakit seperti obat dirivat fenol
yang memberikan warna coklat kehitaman pada urine.

Kejernihan dinyatakan dengan salah satu pendapat seperti jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh.
Biasanya urine segar pada orang normal jernih.

Kekeruhan ringan disebut nubecula yang terdiri dari lendir, sel epitel dan leukosit yang lambat laun
mengendap. Dapat pula disebabkan oleh urat amorf, fosfat amorf yang mengendap dan bakteri dari
botol penampung. Urine yang telah keruh pada waktu dikeluarkan dapat disebabkan oleh chilus, bakteri,
sedimen seperti epitel, leukosit dan eritrosit dalam jumlah banyak

3.BJ

Pemeriksaan berat jenis urine bertalian dengan faal pemekatan ginjal, dapat dilakukan dengan berbagai
cara yaitu dengan memakai falling drop, gravimetri, menggunakan pikno meter, refraktometer dan
reagens 'pita'.Berat jenis urin sewaktu pada orang normal antara 1,003 - 1,030 . Berat jenis urin
herhubungan erat dengan diuresa, makin besar diuresa makin rendah berat jenisnya dan sebaliknya.
Makin pekat urine makin tinggi berat jenisnya, jadi berat jenis bertalian dengan faal pemekat ginjal. Urin
sewaktu yang mempunyai berat jenis 1,020 atau lebih, menunjukkan bahwa faal pemekat ginjal baik.
Keadaan ini dapat dijumpai pada penderita dengan demam dan dehidrasi. Sedangkan berat jenis urin
kurang dari 1,009 dapat disebabkan oleh intake cairan yang berlebihan, hipotermi, alkalosis dan
kegagalan ginjal yang menahun.

4.Bau

Untuk menilai bau urin dipakai urin segar, yang perlu diperhatikan adalah bau yang abnormal. Bau urine
normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang berlainan dapat disebabkan oleh
makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria.
Bau amoniak disebabkan perombakan ureum oleh bakteri dan biasanya terjadi pada urine yang
dibiarkan tanpa pengawet. Adanya urin yang berbau busuk dari semula dapat berasal dari perombakan
protein dalam saluran kemih umpamanya pada karsinoma saluran kemih.

5.pH

Penetapan pH diperlukan pada gangguan keseimbangan asam basa, kerena dapat memberi kesan
tentang keadaan dalam badan. pH urine normal berkisar antara 4,5 - 8,0 . Selain itu penetapan pH pada
infeksi saluran kemih dapat memberi petunjuk ke arah etiologi. Pada infeksi oleh Escherichia coli
biasanya urine bereaksi asam, sedangkan pada infeksi dengan kuman Proteus yang dapat merombak
ureum menjadi amoniak akan menyebabkan urin bersifat basa. Dalam pengobatan batu karbonat atau
kalsium fosfat urine dipertahankan asam, sedangkan untuk mencegah terbentuknya batu urat atau
oksalat pH urine sebaiknya dipertahankan basa.

B.Mikroskopik Urine

Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urine yaitu pemeriksaan sedimen urine. Ini penting
untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat ringannya penyakit.Urine
yang dipakai ialah urin sewaktu yang segar atau urine yang dikumpulkan dengan pengawet formalin.

Pemeriksaan sedimen dilakukan dengan memakai lensa objektif kecil (10X) yang dinamakan lapangan
penglihatan kecil atau LPK.Selain itu dipakai lensa objektif besar (40X) yang dinamakan lapangan
penglihatan besar atau LPB. Jumlah unsur sedimen bermakna di laporkan secara semi kuantitatif,yaitu :
Jumlah rata-rata per LPK untuk silinder dan per LPB untuk eritrosit dan leukosit.

Unsur sedimen yang kurang bermakna seperti epitel atau kristal cukup dilaporkan dengan :

+ (ada),

++ (banyak)

+++ (banyak sekali).

Unsur sedimen dibagi atas dua golongan yaitu :

* unsur organik

* non organik.

Unsur organik berasal dari sesuatu organ atau jaringan antara lain epitel, eritrosit, leukosit, silinder,
potongan jaringan,sperma, bakteri, parasit dan yang non organik tidak berasal dari sesuatu organ atau
jaringan.seperti urat amorf dan kristal. Eritrosit atau Leukosit didalam sedimen urine mungkin terdapat
dalam urin wanita yang haid atau berasal dari saluran kernih.

Dalam keadaan normal tidak dijumpai eritrosit dalam sedimen urin, sedangkan Leukosit hanya terdapat
0 - 5/LPK dan pada wanita dapat pula karena kontaminasi dari genitalia. Adanya eritrosit dalam urine
disebut hematuria. Hematuria dapat disebabkan oleh perdarahan dalam saluran kemih, seperti infark
ginjal, nephrolithiasis, infeksi saluran kemih dan pada penyakit dengan diatesa hemoragik. Terdapatnya
Leukosit dalam jumlah banyak di urin disebut piuria. Keadaan ini sering dijumpai pada infeksi saluran
kemih atau kontaminasi dengan sekret vagina pada penderita dengan fluor albus. Epitel merupakan
unsur sedimen organik yang dalam keadaan normal didapatkan dalam sedimen urin.Dalam keadaan
patologik jumlah epitel ini dapat meningkat, seperti pada infeksi,radang dan batu dalam saluran kemih.
Pada sindroma nefrotik di dalam sedimen urin mungkin didapatkan oval fat bodies. Ini merupakan epitel
tubuli ginjal yang telah mengalami degenerasi lemak, dapat dilihat dengan memakai zat warna Sudan
III/IV atau diperiksa dengan menggunakan mikroskop polarisasi.

Kristal dalam urin tidak ada hubungan langsung dengan batu didalam saluran kemih.
Kristal asam urat, kalsium oksalat, triple fosfat dan bahan amorf merupakan kristal yang sering
ditemukan dalam sedimen dan tidak mempunyai arti, karena kristal-kristal itu merupakan hasil
metabolisme yang normal.Terdapatnya unsur tersebut tergantung dari jenis makanan, banyak makanan,
kecepatan metabolisme dan kepekatan urine.

Disamping itu mungkin didapatkan kristal lain yang berasal dari obat -obatan atau kristal-kristal lain
seperti kristal tirosin, kristal leucin.

Silinder adalah endapan protein yang terbentuk didalam tubulus ginjal, mempunyai matrix berupa
glikoprotein (protein Tamm Horsfall) dan kadang-kadang dipermukaannya terdapat leukosit, eritrosit dan
epitel.Pembentukan silinder dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain osmolalitas, volume, pH dan
adanya glikoprotein yang disekresi oleh tubuli ginjal.

Dikenal bermacam-macam silinder yang berhubungan dengan berat ringannya penyakit ginjal. Banyak
peneliti setuju bahwa dalam keadaan normal bisa didapatkan sedikit eritrosit, lekosit dan silinder hialin.
Terdapatnya silinder seluler seperti silinder lekosit, silinder eritrosit, silinder epitel dan sunder berbutir
selalu menunjukkan penyakit yang serius.

Pada pielonefritis dapat dijumpai silinder lekosit dan pada glomerulonefritis akut dapat ditemukan
silinder eritrosit. Sedangkan pada penyakit ginjal yang berjalan lanjut didapat silinder berbutir dan
silinder lilin.

C.Pemeriksaan Warna Urine

Warna urine normal adalah kuning muda atau kuning jerami, jernih. Pada produksi urine yang banyak,
berat jenisnya antara 1.015 - 1.030 tergantung pada konsentrasi bahan solid yang larut dalam urine. bila
produksi urine sedikit, maka urine menjadi pekat dan berat jenisnya naik, sedangkan warnanya lebih
gelap. bila berat jenisnya turun, berarti urine lebih encer dan menjadi tidak bewarna, seperti yang terjadi
pada diabetes insipidus.

Urine normal agak asam atau pH nya kurang dari 7. Urine normal mengandung urea, kreatinin, asam
urat, garam, pigmen empedu, dan asam oksalat. bila urine normal ini disimpan, maka akan bereaksi
menjadi bersifat alkalis, karena urea diubah menjadi amonia. Urine dikatakan tidak normal apabila
mengandung albumin, gula, aseton, nanah, ataupun butir darah, serta kast positif. Dalam keadaan
normal, seseorang akan membuang air kecil setiap 3 - 4 jam.

1. Warna Merah :

- Ada hemonglobin, mioglobin dan porfirin ( berarti ada perdarahan saluran kencing ).

- Oleh karena obat tertentu.

- Karena zat warna dari makanan tertentu, misal biet, senna, robarber.

2. Warna Jingga :
- Zat warna empedu.

-Karena obat-obat: antiseptic saluran kencing, pyridium, dan obat fenothiazin.

3. Warna Kuning :

- Urine pekat.

- Keberadaan urobilin dan bilirubin.

- Obat preparat vitamin dan obat psikoaktif.

4. Warna Hijau :

- Keberadaan biliverdin.

- Keradaan bakteri pseudomonas

- Obat preparat vitamin dan obat psikoaktif.

5. Warna Biru :

karena patologis Deuretika tertentu.

6. Warna Coklat :

- Keberadaan hematin asam, mioglobin dan zat warna empedu

- Obat-obat nitrofurantioin, levodova.

7. Warna Hitam/ hampir hitam :

Keberadaan melanin, kaskara, senyawa besi dan fenol.

- Obat levodova, kaskara, senyawa besi dan fenol .

Urine yang berwarna coklat disertai buih biasanya disebabkan oleh penyakit liver atau saluran empedu.
Pemeriksaan urine di bawah mikroskop dilakukan untuk mengetahui apakah ada butir darah merah
maupun butir darah putih, sel epithel, bakteri, jamur, dan kristal.

D.Sampel Urine

1.Pemilihan jenis sampel urine.

Tenik pengumpulan sampai dengan pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang benar.

Jenis sampel urine :

a.Urine sewaktu / urine acak (random).


Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus. Mungkin
sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel
skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin.

b.Urine pagi

Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau menelan
cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur
- unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan
pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin)
dalam urine.

c.Urine tampung 24 jam

Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus -menerus dan dikumpulkan
dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine,
misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar ber volume 1.5
liter dan biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.

E.Wadah Spesimen

Wadah untuk menampung spesimen urine sebaiknya terbuat dari bahan plastik, tidak mudah pecah,
bermulut lebar, dapat menampung 10-15 ml urine dan dapat ditutup dengan rapat. Selain itu juga harus
bersih, kering, tidak mengandung bahan yang dapat mengubah komposisi zat-zat yang terdapat dalam
urine.

F.Prosedur Pengumpulan

Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan yang tidak
memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi penjelasan tentang tata cara
pengambilan yang benar. Spesimen urine yang ideal adalah urine pancaran tengah (midstream), di mana
aliran pertama urin dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang telah disediakan.
Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Aliran pertama urine berfungsi untuk menyiram
sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar tidak mencemari spesimen urine. Sebelum dan sesudah
pengumpulan urine, pasien harus mencuci tangan dengan sabun sampai bersih dan mengeringkannya
dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. Pasien juga perlu membersihkan daerah genital sebelum
berkemih. Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon yang bersih sebelum menampung
spesimen.Pasien yang tidak bisa berkemih sendiri perlu dibantu orang lain (mis. keluarga atau perawat).
Orang-orang tersebut harus diberitahu dulu mengenai cara pengumpulan sampel urine. Pada pasien
bayi dipasang kantung penampung urine pada genitalia. Pada kondisi tertentu, urine kateter juga dapat
digunakan.

Prosedur ini menyebabkan 1 - 2 % risiko infeksi dan menimbulkan trauma uretra dan kandung kemih.
Untuk menampung urine dari kateter, lakukan desinfeksi pada bagian selang kateter dengan
menggunakan alkohol 70%. Aspirasi urine dengan menggunakan spuit sebanyak 10 - 12 ml. Masukkan
urine ke dalam wadah dan tutup rapat. Segera kirim sampel urine ke laboratorium.

1.Cara pengumpulan urine 24 jam adalah :

-Pada hari pengumpulan, pasien harus membuang urin pagi pertama.

-Catat tanggal dan waktunya. Semua urine yang dikeluarkan pada periode selanjutnya ditampung.Jika
pasien ingin buang air besar, kandung kemih harus di kosongkan terlebih dahulu untuk menghindari
kehilangan air seni dan kontaminasi feaces pada sampel urine wanita.

-Keesokan paginya tepat 24 jam setelah waktu yang tercatat pada wadah, pengumpulan urin di
hentikan.Spesimen urine sebaiknya didinginkan selama periode pengumpulan.

2.Biakan Urine

Spesimen urine apabila ditampung secara benar mempunyai nilai diagnostic yang besar, tetapi bila
tercemar oleh kuman yang bersal dari uretra atau peritoneum dapat menyebabkan salah penafsiran.
Sampel urine acak cukup baik untuk biakan kuman. Namun, bila spesimen urine acak tidak menunjukkan
pertumbuhan, urine pekat atau urine pagi dapat digunakan. Sampel urine yang dikumpulkan adalah
urine midstream clean-catch.

Biakan kuman dengan sampel ini dapat menentukan diagnosis secara teliti pada 80% penderita wanita
dan hampir 100% penderita pria, apabila lubang uretra dibersihkan sesuai persyaratan. Urine clean-catch
adalah spesimen urin midstream yang dikumpulkan setelah membersihkan meatus uretra eksternal.
Urine jenis ini biasanya digunakan untuk tes biakan kuman (kultur). Sebelum mengumpulkan urine,
pasien harus membersihkan daerah genital dengan air bersih atau steril. Jangan gunakan deterjen atau
desinfektan.

Tampung urine bagian tengah ke dalam wadah yang steril. Kumpulkan urin menurut volume
direkomendasikan, yaitu 20 ml untuk orang dewasa dan 5-10 ml untuk anak-anak. Pada keadaan yang
mengharuskan kateter tetap dibiarkan dalam saluran kemih dengan sistem drainase tertutup, urine
untuk biakan dapat diperoleh dengan cara melepaskan hubungan antara kateter dengan tabung drainase
atau mengambil sampel dari kantung drainase.

Bila tidak memungkinkan memperoleh urine yang dikemihkan atau bila diduga terjadi infeksi dengan
kuman anaerob, aspirasi suprapubik merupakan cara penampungan yang paling baik. Spesimen yang
menunjukkan pertumbuhan lebih dari satu jenis kuman, dianggap sebagai tercemar, kecuali pada
penderita dengan kateter yang menetap.

3.Cara pengambilan sampel urine clean-catch pada pasien wanita :

Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya dengan handuk, kain
yang bersih atau tissue. Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan Bersihkan labia
dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari depan ke belakang. Bilas dengan air bersih dan
keringkan dengan kasa steril yang lain. Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan jari
tangan jangan menyentuh daerah yang telah dibersihkan. Keluarkan urine, aliran urine yang pertama
dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan
urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah.
Wadah ditutup rapat dan segera dikirim FBke laboratorium.

4.Cara pengambilan urine clean-catch pada pasien pria :

Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya dengan handuk, kain
yang bersih atau tissue. Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang.

Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah
steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis.

Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke
laboratorium.

Aspirasi jarum suprapubik transabdominal kandung kemih merupakan cara mendapatkan sampel urine
yang paling murni. Pengumpulan urine aspirasi suprapubik harus dilakukan pada kandung kemih yang
penuh. Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan Povidone iodine 10% kemudian bersihkan
sisa Povidone iodine dengan alkohol 70%. Aspirasi urine tepat di titik suprapubik dengan menggunakan
spuit Diambil urine sebanyak 20 ml dengan cara aseptik/suci hama (dilakukan oleh petugas yang
berkompenten). Masukkan urine ke dalam wadah yang steril dan tutup rapat. Segera dikirim ke
laboratorium.

PEMERIKSAAN KIMIA URINE

1.PROTEIN

Penyebab dari proteinun (adanya protein dalam urine) adalah :

I.Faktor Pre Glomerulus :

Bila di dapatkan peningkatan kadar protein dengan berat

Molekul < albumin misalnya :Hb, Benceb Jones protein.

II.Faktor Glomerulus :

Perubahan pada pori glomerulus.

Peningkatan permeabilitas protein.

Kebocoran kapile NEPHROTIK SYNDROME

Proliferasi endotel-GLOMERULONEPHRITIS
Kerusakan pediele-IDIOPHATIK NEPHROSIS

111.Faktor Tubulus :

Gangguan reabsorbsi protein

Gangguan sel

Gangguan peredaran darah

Pada kelainan ginjal,hamper selalu disertai proteinuri ,tetapi proteinuri tidak selalu disebabkan oleh
karena penyakit ginjal

Perubahan tekanan darah ,anemi,bendungan vena,dapat menyebabkan terjadinya proteinuri.

Derajat proteinuri:

BERAT:bila proteinuri>4 gram protein/hari

-Nepharotik Syndrome

-Glomerulo Nephorotik Akut dan Kronis

-Lupus Nephritis

SEDANG:bila proteionuri 0,5- 4 gram protein/hari

-Kebanyakan penyakit ginjal

-Nephrosklerosis Pyelonepharitis

-Preelampsi

RINGAN:bila proteinuri<0.5 gram protein/ hari

-Pyelonephritis kronis

-Polyeystik kidney

-Orthostastik proteinuri

2.GLUKOSA

Dalam keadaan normal urine mengandung 100-200 mg/24 jam bahan reduktor .

Termasuk dalam bahan reduktor adalah:

1.GLUKOSA ,GALAKTOSA ,FRUKTOSA ,LAKTOSA .

2,ASCORBICACID ,KREATININ ,URIC ACID


3.Obat obatan:SALISILAT ,AMIDOPHYLLIN ,CHLORALHIDRAT ,PARALDHEDIT

Glukosa(adanya glukosa didalam urine )dapat terjadi bila:

#Jumlah glukosa yang difiltrasi glomerlus>reabsorbsi tubalus

#Reabsorbsi tubulus menurun

Bila terjadi kerusakan glomerulus ,maka reabsorbsi tubulus akan ditingkatkan sehinnga tterjadi glikosuri.

Glikosuri dapat terjadi pada keadaan :

-Diabetes mellitus

-Allimentary glkkosuri (banyak maka gula)

-Renal glikosuri (banyak makan gula).

-Nephrotik syndrome.

-Trauma pada susunan syaraf pusat (SSP).

-Pemberian glukosa secara iv.

Untuk mendeteksi adanya glukosa dalam urine dipakai test FEHLING.

-Biru.

+Hijau keruh.

++Hijau kuning.

+++Kuning merah.

++++Merah bata.

3.KETON BODIES

Keton bodies ini terdiri dari :beta hidroksi butyric acid, acctoacctic acid, dan acctone.

Terdapat keton bodies pada urine terjadi pada keadaan :

Diabetes Mellitus yang tak terkontrol.

Kelaparan.

Dehidrasi dan muntah.

Kerja keras.
Udara yang dingin.

Apabila metabolism karbohidrat terganggu, maka terjadi pembakaran protein dan lemak sebagai
penggantinya. Atom karbon (C) dari protein dan lemak inilah yang akan berubah menjadi keton bodies
dan dikeluarkan melalui urine.

4.BILIRUBIN

Bila terdapat bilirubin didalam urine berarti ini berasal dari peningkatan conyugated bilirubun di dalam
darah. Hal ini dapat terjadi pada :

#Obtruksi extra hepatic.

#Hepatitis.

#Kerusakan sel hepar.

5.UROBILIN

Berbeda dengan bilirubin diatas, maka dalam keadaan normal pun urobilin terdapat di dalam urine, tapi
dalam jumlah yang terbatas, yaitu 4 mg /hari.

Setelah urine dikeluarkan dari tubuh kita, beberapa jam kemudian urobilinogen akan berubah menjadi
urobilin oleh adanya cahaya.

Kadarnya di dalam urine akan meningkat pada :

#Hemolitik Sel Darah Merah.

#Parechym Renal Dieses.

#Obstruksi saluran empedu.

Anda mungkin juga menyukai