Anda di halaman 1dari 51

LABORATORIUM DIPLOMA III

ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES

KENDARI

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI III

OLEH

KELOMPOK 3

1. MASYITA AINUN NISA 7. RISKI UGRAENI


2. RIRIN ELPIRA 8. RANA NUR LAILYA
3. MAIKHAL SAEMARI 9. NUR ANISYAH PUTRI
4. RISKI YUNITA 10. DEWI OCTAVIANI
5. SARAH ENDI VIOLIN 11. DEVISTA BELO
6. LISA ANSIDAR 12. LIDYA DAMARA

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian
PRAKTIKUMANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
TAHUN AKADEMIK 2018

Kendari, 18 Januari 2018

praktikan

KELOMPOK 3

DISETUJUI OLEH :

INSTRUKTUR

1. Nursidah, SKM,.M.Ked (..........................................)

Mengetahui
Ketua Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kendari

ANITA ROSANTI, S.ST.,M.Kes


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat, rahmat dan hidayahnya
sehungga alhamdulillah laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Slawat serta salam
tak lupa pula penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membimbing kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan
seperti yang kita rasakan saat ini.

Dalam penyelesaian penyusunan laporan ini tidak luput penulis mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terselaisainya laporan ini. Terutama penulis
ucapkan terima kasih kepada ibu Nursidah, SKM,.M.Ked selaku dosen pembimbing mata
kuliah Instrumentasi III.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari kekeliruan dalam penyusunan
laporan ini. Hal ini disebabkan karna keterbatasan penyusunan laporan baik dalam segi
pengetahuan, tenaga, dan materi. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat dibutuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Kendari, 18 Januari 2018

Penulis,

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ........................................................................................................................... i

Halaman Judul .............................................................................................................................. ii

Lembar Pengesahan ...................................................................................................................... iii

Kata Pengantar .............................................................................................................................. iv

Daftar Isi ....................................................................................................................................... v

PRAKTIKUM I “PENGENALAN ALAT HEMATOLOGI ANALYZER”

PRAKTIKUM II “PENGENALAN ALAT FOTOMETER”

PRAKTIKUM III “PENGENALAN ALAT URINALYZER”

PRAKTIKUM IV “ PENGENALAN ALAT BLOOD GAS ANALYZER”

DAFTAR PUSTAKA
“PENGENALAN ALAT HEMATOLOGI
ANALYZER”
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI III

“PENGENALAN ALAT HEMATOLOGI ANALYZER”

Disusun Oleh :

Kelompok III

Nilai Laporan
Nama Kelompok III
Ttd Instruktur Ttd Mahasiswa
Kelas/Kelompok Analis Tk.2/III

Tgl. Praktikum 6 November 2017

Tgl. Dikumpul 18 Januari 2018

Tgl. Koreksi

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

D-III ANALIS KESEHATAN

2018
I. Judul Praktikum : pengenalan alat hematologi analyzer
II. Hari/tanggal : Senin, 06 november 2017
III. Tujuan : Tujuan dalam praktikum ini adalah untuk
mengenal alat hematologi analyzer.
IV. Prinsip Kerja :Pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi
sinar yang mempunyai panjang gelombang
tertentu dengan larutan atau sampel yang
dilewatinya.
V. Dasar Teori :
Seorang dokter biasanya menyuruh pasiennya memeriksakan darah ke laboratorium
untuk mendiagnosis penyakitnya. Di laboratorium darahnya dianalisis dan hasilnya berupa
catatan mengenai jumlah sel darah merah/Red Blood Cell (RBC), sel darah putih/White
Blood Cell (WBC), platelete dan parameter-parameter dalam darah lainnya. Bahkan
volume rata-rata sel darah pun akan diketahui.
Pemeriksaan darah atau dikenal dengan pemeriksaan hemathology tersebut
menggunakan alat Hematology Analyzer atau Blood Cell Counter (penghitung sel
darah).Fungsi alat ini intinya untuk menghitung jumlah sel-sel darah.
Tetapi hasil pemeriksaan dari alat ini bisa bermacam-macam, seperti perhitungan
volume rata-rata sel darah merah/Mean Cell Volume (MCV), rata-rata sel
hemoglobin/Mean Cell Hemoglobin (MCB), konsentrasi rata-rata sel hemoglobin/Mean
Cell Hemoglobin Concentration (MCHC), volume rata-rata platelete/Mean Platelete
Volume (MPV) dan masih banyak parameter yang dihasilkan sesuai dengan kemampuan
alatnya.

1. Pengertian
Hematologi, juga dieja hematologi (dari haima αἷμα "darah" Yunani dan-λoγία),
adalah cabang kedokteran internal, fisiologi, patologi, pekerjaan laboratorium klinis,
dan pediatri yang berkaitan dengan studi darah, organ pembentuk darah , dan darah
penyakit. Hematologi meliputi studi tentang etiologi, diagnosis, pengobatan,
prognosis, dan pencegahan penyakit darah. Pekerjaan laboratorium yang masuk ke
studi tentang darah sering dilakukan oleh teknolog medis. Ahli Darah dokter juga
sangat sering melakukan studi lebih lanjut di onkologi pengobatan medis kanker.
Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa darah.Alat ini biasa
digunakan dalam bidang Kesehatan.Alat ini dapat mendiagnosis penyakit yang
diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll. Prinsip kerjanya hampir sama
dengan alat Fotometer namun alat ini lebih canggih.
Hematologi Analyzer adalah alat yang dapat digunakan untuk pemerikasaan
darah.Alat ini juga digunakan di pusat studi primata, untuk mengecek sampel darah
hewan, apakah darahnya normal atau tidak (berpenyakit/tidak). The Analyzer DC
bernama akhirat sebagai analyzer, adalah foto plasma darah otomatis hemostasis
instrumen optik mampu melakukan pembekuan, * berkromogen * immunoassays
serentak di akses acak atau mode batch dari tabung primer dan sekunder.
Pemeriksaan darah lengkap umumnya telah menggunakan mesin penghitung otomatis
(hematology analyzer). Pemeriksaan dengan mesin penghitung otomatis dapat
memberikan hasil yang cepat. Namun, analyzer memiliki keterbatasan ketika terdapat
sel yang abnormal, misalnya banyak dijumpainya sel-sel yang belum matang pada
leukemia, infeksi bakterial, sepsis, dsb. Atau, ketika jumlah sel sangat tinggi sehingga
analyzer tidak mampu menghitungnya. Pada keadaan seperti ini, pemeriksaan manual
sangat diperlukan.
2. Sampel yang diperiksa
a) Pada sampel darah
1) Leukosit (White Blood Cells)
2) Eritrosit (Red Blood Cells)
3) Trombosit (Platelet)

b). Urine

3. Cara Pengoperasian
a) Hubungkan kabel power ke stabilisator (stavo)
b) Hidupkan alt (saklar on/off ada du sisi kanan atas alat)
c) Alat akan self check, pesan “please wait” akan tampil di layar
d) Alat akan secara otomatis melakukan self check kemudian background check
e) Pastikan alat pada ready
Cara kerja Pemeriksaan sampel Darah
a) Sampel darah harus dipastikan sudah homogen dengan antikoagulan
b) Tekan tombol Whole Blood “WB” pada layar
c) Tekan tombol ID dan masukkan no sampel, tekan enter
d) Tekan bagian atas dari temapt sampel yang berwarna ungu untuk membuka dan
letakkan sampel dalam adaptor
e) Tutup temapt sampel dan tekan “RUN”
f) Hasil akan muncu pada layar secara otomatis

4. Pemeliharaan Hematologi Analizer


Inilah yang harus diperhatikan oleh konsumen karena ada beberapa alat-alat
yang bisa dikatakan “bandel”. Namun sebandel-bandelnya alat tersebut, tetap saja
harus mendapatkan perhatian khusus seperti :
a) Menjaga Suhu ruangan
b) Lakukan control secara berkala
c) Selalu cek reagen : Diliuent, Rinse, Minidil, Minilyse, dsb.
d) Sampel jangan smapai aglutinasi, gunakan sampel darah yang sudah
ditambahkan antikoagulan. Pastikan tidak ada darah yang menggumpal karena
akan merusak hasil jika terisap.

5. Fungsi dari Hematologi Analyzer


Alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung
dan mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau
berkas cahaya terhadap sel-sel yang dilewatkan.
Mengukur sampel berupa darah.Alat ini biasanya digunakan dalam bidang
kesehatan.Alat ini dapat mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti
kanker, diabetes, dll. Pemeriksaan hematologi rutin seperti meliputi pemeriksaan
hemoglobin, hitung sel leukosit, dan hitung jumlah sel trombosit.

6. Macam-macam Alat Hematology Analyzer


Berikut ini akan ditampilkan macam-macam dan jenis Hematology Analyzer
dengan fitur pengukuran yang berbeda:
a. Jenis Semi Otomatis (dilusi dilakukan manual).
- Merk Celtac
- Tipe MEK-5208
- Buatan Nihon Kohden
- Menghitung WBC, RBC, Platelet, dan Hb.

Gambar 2.12. Hematology Analyzer Merk Celtac MEK-5208


b. Jenis Otomatis WBC 3-Part(dilusi, hemolyzing, count, display, dan print out
dilakukan secara otomatis).
- Merk Celtac Alpha
- Tipe MEK-6318
- Buatan Nihon Kohden
- Menghitung 3 jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.

Gambar2.13 Hematology Analyzer Merk Celtac Alpha MEK-6318


c. Jenis Otomatis WBC 5-Part (pengambilan sampel, dilusi, hemolyzing, count,
display, dan print out dilakukan secara otomatis).
- Merk Celtac F
- Tipe MEK-8222
- Buatan Nihon Kohden
- Menghitung 5 Jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.
Gambar 2.13. Hematology Analyzer Merk Celtac F MEK-8222

7. Kalibrasi Hematologi Analyzer

Kalibrasi instrumen diperlukan untuk beberapa CBC parameter-


Ters.Terutama HGB dan MCV dipengaruhi oleh perubahanreagen.Panduan kalibrasi
disebutkan di bawah ini :

a) Menghitung rata untuk parameter WBC, RBC, HGB,MCV dan PLT dari sampel
yangdiukur dengan reagen Mindray asli(nilai-nilai referensi)
b) Mengukur sampel yang sama, tapi sekarang dengan JT Bakerreagen.
c) Menghitung rata untuk parameter WBC, RBC, HGB,MCV dan PLT dari sampel
yang sekarangdiukur dengan reagen JT Baker.
d) "Main" menu, klik ikon "Kalibrasi" untukmemasuki layar "Kalibrasi". Cetak
lamafaktor-faktor kalibrasi
e) Menghitung untuk setiap parameter baru kalibrasi. Sebagai contoh:
MCVmindray = 92, MCVJ.T.Baker = 88 danfaktor kalibrasi yang lama adalah
99,0maka MCVmindray baru Faktor Baru =

Rata-rata nilai tes


97,2 x 89 = ------------------ = 100,6%
86
f) Faktor-faktor baru masuk layar kalibrasi.
g) Untuk verifikasi mengukur sampel samalagi dan membandingkan rata-rata
dengannilai-nilai referensi
h) Jika nilai masih tidak ok, ulangi langkah 5 untuk 7MCVJ.T.Baker92dan 88.
8. Keuntungan Hematologi Analyzer
a) Efisiensi Waktu
Llebih cepat dalam pemeriksaan hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3
menit dibandingkan dilakukan secara manual dan lebih tanggap dalam melayani
pasien.
b) Sampel
Pemeriksaan hematologi rutin secara manual misalnya, smapel yang
dibutuhkan lebih banyak membutuhkan smapel darah (Whole Blood).Manual
prosedur yang dilakukan dalam pemeriksaan leukosit membutuhkan sampel
darah 10 mikro, juga belum pmeriksaan lainnya.Namun pemeriksaan
hematologi analyzer ini hanya menggunakan sampel sedikit saja.
c) Ketepatan Hasil
Hasil yang dikeluarkan oleh alat hematologi analyzer ini biasanya sudah
melalui quality control yang dilakukan oleh intern laboratorium tersebut, baik di
institusi Rumah Sakit atupun Laboratorium Klinik pratama.
9. Kerugian Hematologi Analyzer
Tidak dapat menghitung sel abnormal
Pemeriksaaan oleh hematologi autoanalyzer ini tidak selamanya mulus
namun pada kenyataannya alat ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti
dalam hal menghitung sel-sel abnormal . Seperti dalam pemeriksaan hitung
jumlah sel, bisa saja nilai dari hasil hitung leukosit atau trombosit bisa saja
rendah karena ada beberapa sel yang tidak terhitung dikarenakan sel tersebut
memiliki bentuk yang abnormal.
10. Perawatan

nilah yang harus diperhatikan oleh konsumen karena ada beberapa alat-alat
yang bisa dikatakan “bandel”. Namun sebandel-bandelnya alat tersebut, tetap saja
harus mendapatkan perhatian khusus seperti :

-Suhu ruangan

-Lakukan control secara berkala

-Selalu cek reagen : Diliuent, Rinse, Minidil, Minilyse, dsb.


-Sampel jangan smapai aglutinasi, gunakan sampel darah yang sudah ditambahkan
antikoagulan. Pastikan tidak ada darah yang menggumpal karena akan merusak hasil
jika terisap.
VI. KESIMPULAN
Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa darah.Alat

ini biasa digunakan dalam bidang Kesehatan.Alat ini dapat mendiagnosis penyakit

yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll. Prinsip kerjanya hampir

sama dengan alat Fotometer namun alat ini lebih canggih.


DAFTAR PUSTAKA

 http:\\www.wordpress.com\Validasi Analitik Hematology Analyzer : Upaya untuk


mengkoreksi alat hematology analyzer merupakan sebuah upaya yang baik karena
kita tahu bahwa tidak semua alat luput dari kesalahan dan ketidaktelitian.html
 http:\\www.google.com\search\manual book Hematologi Analyzer.pdf
 http://andyrezkysulfajri.blogspot.co.id/2015/01/hematologi-analizer.html
 http://mohamadsofie.blogspot.co.id/2014/09/hematologi-analyzer.html
 http://jennypedaaakkendari2012.blogspot.co.id/2013/06/autoanalyzer.html
http://sasmedica.blogspot.co.id/

INSTRUKTUR PRAKTIKKAN

(NURSIDAH, SKM, M.Ked) (KELOMPOK III)


“PENGENALAN ALAT FOTOMETER”
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI III

“PENGENALAN ALAT FOTOMETER”

Disusun Oleh :

Kelompok III

Nilai Laporan
Nama Kelompok III
Ttd Instruktur Ttd Mahasiswa
Kelas/Kelompok Analis Tk.2/III

Tgl. Praktikum 7 November 2017

Tgl. Dikumpul 18 Januari 2018

Tgl. Koreksi

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

D-III ANALIS KESEHATAN

2018
I. Judul praktikum : ALAT FOTOMETER

II Hari/tanggal : Selasa, 06 November 2017

II. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengenali dan mengetahui alat fotometer.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui kegunaan alat fotometer.
3. Agar mahasiswa dapat menggunakan alat fotometer secara trampil.

III. Prinsip Kerja


Prinsip kerja fotometer yaitu sampel yang telah diinkubasi kemudian disedotkan
pada aspirator sehingga masuk ke dalam kuvet dan dibaca oleh sinar cahaya
kemudian sampel akan disedot kembali dengan pompa peristaltik menuju ke
pembuangan. Sampel yang digunakan harus dimasukkan dalam inkubator. Hal ini
agar reagen-reagen dalam sampel bekerja secara maksimal.

IV. Dasar Teori


Fotometer berasal dari kata “fhoto” yang berarti sinar dan “meter” alat
pengukur.Fotometer merupakan peralatan dasar dilaboratorium klinik untuk
mengukur intensitas atau kekuatan cahaya suatu larutan. Sebagian besar laboratorium
klinik menggunakan alat ini karena alat ini dapat menentukan kadar suatu bahan
didalam cairan tubuh seperti serum atau plasma. Prinsip dasar fotometri adalah
pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang
gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang dilewatinya.Polarimetri
adalah meteode yang digunakan untuk analisis komponen.
Alat fotometer pada prinsipnya memiliki kesamaan seperti spektrofotometer, yang
membedakan hanyalah penggunaan filter sebagai monokromatornya. Filter hanya
digunakan untuk meneruskan cahaya namun dapat juga menyerap sumber radiasi dari
gelombang lain. Penggunaan fotometer lebih sering digunakan untuk kebutuhan
laboratorium klinis (analisa darah).
Fotometer ialah alat untuk menangkap kekuatan cahaya atau interaksi cahaya
yang ditransmisikan atau pengukuran berdasarkan cahaya dengan sumber radiasi
elektromagnetik. Nama lain dari fotometer yang dipraktikumkan ialah Hospitex
Diagnostic artinya instrument yang biasa digunakan pada rumah sakit yang
menggunakan sample klinis misalnya serum darah. Komponen-komponen fotometer
hampir sama dengan spektrofotometer meliputi sumber cahaya atau sumber radiasi
yaitu lampu halogen, kemudian filter, tempat sample atau kuvet, detector ialah
silicon, dan sample klinis yaitu serum darah.

Fotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur pencahayaan atau


penyinaran. Seperti penerapan di fotometry industri, suatu "fotometer" adalah kata
umum yang meliputi alat-alat untuk mendeteksi:

1. intensitas cahaya hamburan


2. penyerapan
3. fluoresensi
Kebanyakan fotometer berlandaskan pada sebuah fotoresistor[1] atau fotodioda.
Masing-masing mengalami perubahan sifat kelistrikan ketika disinari cahaya, yang
selanjutnya dapat dideteksi dengan suatu rangkaian elektronik tertentu.

Alat ini memliki fungsi untuk mengukur intensitas atau kekuatan cahaya suatu
larutan. Sebagian besar laboratorium klinik menggunakan alat ini karena alat ini dapat
menentukan kadar suatu bahan didalam cairan tubuh seperti serum atau plasma.
Polarimetri adalah meteode yang digunakan untuk analisis komponen menggunakan
polarimeter.Photometer memiliki 2 jenis yaitu Photometer portabel dan non portabel.

Sebelum mengunakan Photometer pasti kan kuvet telah terpasang dan pompa
peristaltik telah di lingkari selang. Kabel di hubungkan dengan arus listrik 220 V.
Untuk memilih metode yang di gunakan di pilih pada touch screen,semua pengaturan
dapan kita atur pada alar tersebut.

Cara perawatan nya dengan membilas aquabides serta dihindari dari pelarut yang
bersifat korosif. Lampu halogen di matikan setiap setelah digunakan. Pembersih yang
digunakan dapat berupa campuran detergen,alkohol dan air atau menggunakan
sodium hipoklorit
Bagian-Bagian dan Fungsinya

1. Selang aspirator untuk menghisap sample untuk dianalisis.

2. Pompa peristaltic untuk menghisap sample dari kuvet dan menuju pembuangan.

3. Kuvet untuk tempat meletakkan sample.

4. Inkubator untuk menyamakan kondisi dengan yang sebenarnya dan agar hasilnya
sempurna.

5. Waste (pembuangan) untuk wadah pembuangan cairan yang telah dianalisis oleh
fotometer.

6. Selang peristaltic untuk membantu kerja pompa peristaltic yang bersifat elastic
dan menjadi jalur mengalirnya sample untuk dianalisis.

V. Alat Dan Bahan


Alat :
1.fotometer
Bahan :
Tergantung sampel apa yang ingin praktikan ujikan

VI. Prosedur Kerja


 Persiapan Sample
1. Fotometer disambungkan dengan sumber arus listrik 220 volt.
2. Tekan tombol power on.
3. Instrumen dibiarkan stabil dengan didiamkan sekitar 10 menit.
4. Selang peristaltic dan pompa dihubungkan.
5. Sebelum digunakan untuk analisis sample, alat dicuci dahuludengan aquabidea
dengan cara selang aspirator dicelupkan ke dalam aquades, lalu tekan tombol
washing pada monitor. Aquabides akan terhisap ke dalam alat dan dilakukan
proses pencucian. Pencucian dilakukan untuk mendorong gelembung-
gelembung udara atau kontaminan yang terdapat di dalam selang untuk masuk
ke pembuangan. Pencucian dilakukan 10 kali.
 Pengukuran Sample
1. Sample diinkubator selama 5-10 menit.
2. Ukurlah blanko, sample, dan standar.
3. Lakukan set up pada suhu kuvet.
4. Blanko akan dihisap dan dianalisis hingga keluar struk data.
 Cara Mematikan
1. Cuci dengan disinfektan 10% (deterjen dan aquades).
2. Dibilas dengan aquabides 10 kali.
3. Setelah itu, dicuci dengan udara agar alat yang dilalui cairan akan kering.
4. Selang peristaltic dikembalikan pada keadaan semula.
5. Alat dibersihkan dengan tisu dan tutup dengan plastic yang telah disediakan agar
terhindar dari debu dan kotoran.
6. Alat diputuskan dari power supply.

VII. Pembahasan

Fotometer berasal dari kata “fhoto” yang berarti sinar dan “meter” alat
pengukur.Fotometer merupakan peralatan dasar dilaboratorium klinik untuk
mengukur intensitas atau kekuatan cahaya suatu larutan. Sebagian besar laboratorium
klinik menggunakan alat ini karena alat ini dapat menentukan kadar suatu bahan
didalam cairan tubuh seperti serum atau plasma. Prinsip dasar fotometri adalah
pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang
gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang dilewatinya.Polarimetri
adalah meteode yang digunakan untuk analisis komponen.
Alat fotometer pada prinsipnya memiliki kesamaan seperti spektrofotometer, yang
membedakan hanyalah penggunaan filter sebagai monokromatornya. Filter hanya
digunakan untuk meneruskan cahaya namun dapat juga menyerap sumber radiasi dari
gelombang lain. Penggunaan fotometer lebih sering digunakan untuk kebutuhan
laboratorium klinis (analisa darah).
Prosedur kerja alat Fotometer adalah sebagai berikut :
 Persiapan Sample
1. Fotometer disambungkan dengan sumber arus listrik 220 volt.
2. Tekan tombol power on.
3. Instrumen dibiarkan stabil dengan didiamkan sekitar 10 menit.
4. Selang peristaltic dan pompa dihubungkan.
5. Sebelum digunakan untuk analisis sample, alat dicuci dahuludengan aquabidea
dengan cara selang aspirator dicelupkan ke dalam aquades, lalu tekan tombol
washing pada monitor. Aquabides akan terhisap ke dalam alat dan dilakukan
proses pencucian. Pencucian dilakukan untuk mendorong gelembung-
gelembung udara atau kontaminan yang terdapat di dalam selang untuk masuk
ke pembuangan. Pencucian dilakukan 10 kali.
 Pengukuran Sample
1. Sample diinkubator selama 5-10 menit.
2. Ukurlah blanko, sample, dan standar.
3. Lakukan set up pada suhu kuvet.
4. Blanko akan dihisap dan dianalisis hingga keluar struk data.
 Cara Mematikan
1. Cuci dengan disinfektan 10% (deterjen dan aquades).
2. Dibilas dengan aquabides 10 kali.
3. Setelah itu, dicuci dengan udara agar alat yang dilalui cairan akan kering.
4. Selang peristaltic dikembalikan pada keadaan semula.
5. Alat dibersihkan dengan tisu dan tutup dengan plastic yang telah disediakan agar
terhindar dari debu dan kotoran.
6. Alat diputuskan dari power supply
VIII. Kesimpulan
Fotometer digunakan untuk pemeriksaan faal hati dan faal ginjal. Fotometer
digunakan guna untuk mengetahui pemeriksaan SGOT, SGPT, kolesterol, gula darah,
dan pemeriksaan serum / plasma lainnya. Cara kerja fotometer memanfaatkan cahaya,
sama seperti spektrofotometer yang memanfaatkan cahaya. Hanya saja yang
membedakan hanyalah penggunaan filter sebagai monokromatornya. Fotometer juga
memerlukan pemeliharaan yang cukup rumit, seperti :
1. Alat ditempatkan pada ruangan bersuhu dan kelembaban tetap (berAC).
2. Alat ditempatkan pada meja yang datar dan permanen.
3. Sebelum dan setelah menggunakan instrument tesebut, harus dicuci minimal 10
kali.
4. Setelah digunakan, selang peristaltic harus dikembalikan pada keadaan semula.
5. Instrumen harus dibersihkan dari debu.
6. Jika terjadi kerusakan, hubungi agen atu supplier.
Daftar Pustaka

http://pangestu-ayupangestu.blogspot.com/2011/12/fotometer-dan-polarimeter.html

http://arfiyahtrimeirina.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikumpemeliharaan-dan.html

http://www.slideshare.net/ichootz/laporan-instrumen-i-fotometer

http://murtyaprilia.blogspot.com/

http://dwiputri07.wordpress.com/2012/11/13/fhotometer-4010/

INSTRUKTUR PRAKTIKKAN

(NURSIDAH, SKM, M.Ked) (KELOMPOK III)


“URENE ANALYZER”
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI III

“URINE ANALYZER”

Disusun Oleh :

Kelompok III

Nilai Laporan
Nama Kelompok III
Ttd Instruktur Ttd Mahasiswa
Kelas/Kelompok Analis Tk.2/III

Tgl. Praktikum 6 November 2017

Tgl. Dikumpul 18 Januari 2018

Tgl. Koreksi

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

D-III ANALIS KESEHATAN

2018
I. Judul Praktikum : Pengenalan alat Urine Analyzer
II. Hari, Tanggal : Senin, 6 November 2017
III. Tujuan :
- agar mahasiswa dapat memahami penggunaan alat urine analyzer
- agar mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian serta fungsi dari alat urine
analyzer
IV. Prinsip Kerja

Urine Analyzer adalah alat fotometer reflektansi (reflectance photometer).Urine


Analyzer membaca strip tes urine pada kondisi standar, menyimpan hasil ke memori dan
menampilkan hasil melalui printer built-in dan / atau serial interface pada alat tersebut. Urine
Analyzer menstandarisasi hasil ‘Urine Test Strip’ dengan dengan menghilangkan faktor-
faktor yang diketahui dapat mempengaruhi evaluasi/pengecekan secara visual pada strip tes
urine.
V. Dasar Teori
Urin merupakan keluaran akhir yang dihasilkan ginjal sebagai akibat kelebihan urine
dari penyaringan unsur-unsur plasma (Frandson, 1992). Urine atau urin merupakan cairan
sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam
ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui
uretra (Ningsih, 2012). Proses pembentukan urin di dalam ginjal melalui tiga tahapan yaitu
filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (penambahan)
(Budiyanto, 2013).
a. Pada filtrasi terjadi proses sebagai berikut. Filtrasi darah terjadi di glomerulus,
yaitu kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsul Bowman. Pada
glomerulus terdapat sel-sel endotelium sehingga memudahkan proses
penyaringan. Selain itu, di glomerulus juga terjadi pengikatan sel-sel darah,
keping darah, dan sebagian besar protein plasma agar tidak ikut dikeluarkan.
Hasil proses infiltrasi ini berupa urine primer (filtrate glomerulus) yang
komposisinya mirip dengan darah, tetapi tidak mengandung protein. Di dalam
urine primer dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, ion-ion, dan
garam-garam lainnya (Budiyanto, 2013).
b. Proses reabsorpsi terjadi di dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Proses ini
terjadi setelah urine primer hasil proses infiltrasi mengalir dalam pembuluh
(tubulus) proksimal. Bahan-bahan yang diserap dalam proses reabsorpsi ini adalah
bahan-bahan yang masih berguna, antara lain glukosa, asam amino, dan sejumlah
besar ion-ion anorganik. Selain itu, air yang terdapat dalam urine primer juga
mengalami reabsorpsi melalui proses osmosis, sedangkan reabsorpsi bahan-bahan
lainnya berlangsung secara transpor aktif. Proses penyerapan air juga terjadi di
dalam tubulus distal. Kemudian, bahan-bahan yang telah diserap kembali oleh
tubulus proksimal dikembalikan ke dalam darah melalui pembuluh kapiler yang
ada di sekeliling tubulus. Proses reabsorpsi ini juga terjadi di lengkung Henle,
khususnya ion natrium. Hasil proses reabsorpsi adalah urine sekunder yang
memiliki komposisi zat-zat penyusun yang sangat berbeda dengan urine primer.
Dalam urine sekunder tidak ditemukan zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh dan
kadar urine meningkat dibandingkan di dalam urine primer (Budiyanto, 2013).
c. Pada augmentasi, terjadi proses sebagai berikut. Urine sekunder selanjutnya
masuk ke tubulus kontortus distal dan saluran pengumpul. Di dalam saluran ini
terjadi proses penambahan zat-zat sisa yang tidak bermanfaat bagi tubuh.
Kemudian, urine yang sesungguhnya masuk ke kandung kemih (vesika urinaria)
melalui ureter. Selanjutnya, urine tersebut akan dikeluarkan dari tubuh melalui
uretra. Urine mengandung urea, asam urine, amonia, dan sisa-sisa pembongkaran
protein. Selain itu, mengandung zat-zat yang berlebihan dalam darah, seperti
vitamin C, obat-obatan, dan hormon serta garam-garam (Budiyanto, 2013).
1. KarakteristikUrin
Secara umum urin berwarna kuning. Urin yang didiamkan agak lama akan
berwarna kuning keruh. Urin berbau khas yaitu berbau ammonia. Ph urin berkisar antara
4,8 – 7,5 dan akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein serta urin akan
menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin yakni 1,002 –
1,035 g/ml (Uliyah, 2008). Komposisi urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat
terlarut. Di dalam urin terkandung bermacam – macam zat, antara lain (1) zat sisa
pembongkaran protein seperti urea, asam ureat, dan amoniak, (2) zat warna empedu yang
memberikan warna kuning pada urin, (3) garam, terutama NaCl, dan (4) zat – zat yang
berlebihan dikomsumsi, misalnya vitamin C, dan obat – obatan serta juga kelebihan zat
yang yang diproduksi sendiri oleh tubuh misalnya hormon (Ethel, 2003). Urin yang
normal tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein, berarti
telah terjadi kerusakan ginjal pada bagian glomerulus. Jika urin mengandung gula, berarti
tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat diakibatkan
oleh kerusakan tubulus ginjal. Dapat pula karena kadar gula dalam darah terlalu tinggi
atau melebihi batas normal sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua
gula yang ada pada filtrat glomerulus. Kadar gula yang tinggi diakibatkan oleh proses
pengubahan gula menjadi glikogen terlambat, kerena produksi hormon insulin terhambat.
Orang yang demikian menderita penyakit kencing manis (diabetes melitus). Zat warna
makanan juga dikeluarkan melalui ginjal dan sering memberi warna pada urin. Bahan
pengawet atau pewarna membuat ginjal bekerja keras sehingga dapat merusak ginjal.
Adanya insektisida pada makanan karena pencemaran atau terlalu banyak mengkonsumsi
obat – obatan juga dapat merusak ginjal (Scanlon, 2000).

2. Pemeriksaan Urin
Menurut Wulangi (1990), menyatakan bahwa analisa urin itu penting, karena
banyak penyakit dan gangguan metabolisme dapat diketahui dari perubahan yang terjadi
didalam urin. Zat yang dapat dikeluarkan dalam keadaan normal yang tidak terdapat
adalah glukosa, aseton, albumin, darah dan nanah (Wulangi, 1990). Pemeriksaan urin
merupakan pemeriksaan yang dipakai untuk mengetahui adanya kelainan di dalam
saluran kemih yaitu dari ginjal dengan salurannya, kelainan yang terjadi di luar ginjal,
untuk mendeteksi adanya metabolit obat seperti zat narkoba dan mendeteksi adanya
kehamilan (Medika, 2012). Bahan urin yang biasa di periksa di laboratorium dibedakan
berdasarkan pengumpulannya yaitu : urin sewaktu, urin pagi, urin puasa, urin
postprandial (urin setelah makan) dan urin 24 jam (untuk dihitung volumenya). Tiap-tiap
jenis sampel urin mempunyai kelebihan masing-masing untuk pemeriksaan yang berbeda
misalnya urin pagi sangat baik untuk memeriksa sedimen (endapan) urin dan urin
postprandial baik untuk pemeriksaan glukosa urin. Jadi sebaiknya sebelum kita
melakukan pemeriksaan urin sebaiknya meminta keterangan dari petugas laboratorium
tentang bahan urin yang mana yang diperlukan untuk pemeriksaan (Djojodibroto, 2001).

Pemeriksaan urin terbagi menjadi dua jenis yaitu pemeriksaan kimiawi dan pemeriksaan
sedimen.
a. Sebagaimana namanya dalam pemeriksaan kimia yang diperiksa adalah pH
urin / keasaman, berat jenis, nitrit, protein, glukosa, bilirubin, urobilinogen,dll.
Jenis zat kimia yang diperiksa merupakan penanda keadaan dari organ2 tubuh
yang hendak didiagnosa. Seperti penyakit “kuning” yang disebabkan oleh
bilirubin darah yang tinggi biasanya menghasilkan urin yang mengandung
kadar bilirubin diatas normal. Begitu pula zat kimia lainnya yang
dihubungkan dengan keadaan organ tubuh yang berbeda (Djojodibroto, 2001).
b. Dalam pemeriksaan sedimen yang diperiksa adalah zat sisa metabolisme yang
berupa kristal, granula termasuk juga bakteri. Dengan pemeriksaan sedimen
maka keberadaan suatu benda normal ataupun tidak normal yang terdapat
dalam urin kita akan dapat menunjukkan keadaan organ tubuh. Dalam urin
yang ditemukan jumlah eritrosit jauh diatas angka normal bisa menunjukkan
terjadinya perdarahan di saluran kemih bagian bawah. Begitu juga dengan
ditemukannya kristal-kristal abnormal dapat diprediksi jika seseorang
beresiko terkena batu ginjal, karena kristal-kristal dalam urin merupakan
pemicu utama terjadinya endapan kristal dalam saluran kemih terutama ginjal
yang jika dibiarkan berlanjut akan membentuk batu ginjal (Djojodibroto,
2001).

VI. PROSEDUR KERJA


A. Alat
1. Mikroskop
2. Tabung reaksi
3. Rak tabung
4. Pot sampel
5. Pipet tetes
B. Bahan
1. Urine 24 jam
2. Label
3. Aquadest
4. Tissue
C. Cara kerja
Strip uji ditempatkan pada tray, lalu tray ditarik motor penggerak sehingga strip
bergerak kedalam alat pembaca. Analisa pada membaca referensi, diikuti oleh masing-
masing dari bagian uji pada strip, sample masuk pada (LED Spectral Reflectance). Alat
pembaca berisi LED yang memancarkan cahaya pada berbagai macam panjang
gelombang. Pembacaan dilakukan secara ‘electro-optically’, ada banyak parameter yang
ada dalam urine analyzer dari PH, leukosit, nitrit dll.

LED memancarkan cahaya dari panjang gelombang yang diarahkan oleh light
guide ke permukaan test pad dengan sudut yang optimal. Cahaya LED yang mengenai
pad atau ‘test zone’ (zona uji) terpantul secara proporsional dengan warna yang
dihasilkan pada test pad dan ditangkap oleh detektor. Kemudian panjang gelombang yang
diterima detektor dikuatkan (amplification) dan difilter. Kemudian masin-masing cahaya
reflectance yang sudah dikuatkan tersebut dikelompokan berdasarkan parameter dan
dirubah menjadi sinyal analog menggunakan IC ADC (Analog Digital to Converter).
Proses selanjutnya dianalisa kadarnya dengan microcomputer dengan membandingkan
dengan cahaya referensi, hasilnya ditampilkan pada LCD. Proses ini memakan waktu
kurang lebih 55-56 detik.
VII. Hasil pengamatan
1. Gambar reagent strip laki-laki

2. Gambar reagent strip perempuan

Tabel Pengamatan Hasil Reagent strip

Parameter Laki-laki Perempuan


Leukosit 1+ 1+
Nitrogen + +
Protein - -
Glukosa Normal Normal
Keton - -
Urobilinogen Normal Normal
Bilirubin - -
Eritrosit - 1+
HB - -
BJ 1,005 1,01
pH 8 7

VIII. Pembahasan

Pemeriksaan urine secara otomatis Yaitu tetap menggunakan urine strip tetapi
pembacaanya menggunakan alat yang disebut Urine Analyzer. Urine analyzer adalah alat semi-
otomatis untuk pengecekan yang dilakukan diluar tubuh untuk mendapatkan hasil pengecekan
urine dengan hasil yang lebih tepat.Urine Analyzer adalah alat fotometer reflektansi (reflectance
photometer). Urine Analyzer membaca strip tes urine pada kondisi standar, menyimpan hasil ke
memori dan menampilkan hasil melalui printer built-in dan / atau serial interface pada alat
tersebut.

A. Fungsi urine analyzer :


Urine Analyzer digunakan untuk membaca dan mengevaluasi hasil dari Urine Strip test.
Strip tes urine ini digunakan untuk strip multiparameter penentuan berat jenis, pH, leukosit,
nitrit, protein, glukosa, keton, urobilinogen, bilirubin dan darah dalam urin.

Urine Analyzer menstandarisasi hasil ‘Urine Test Strip’ dengan menghilangkan faktor-
faktor yang diketahui dapat mempengaruhi evaluasi/pengecekan secara visual pada strip tes
urine. Pemakaian strip test haruslah hati-hati, setiap habis mengambil 1 batang strip test reagen
harus ditutup segera secara rapat agar terlindung dari kelembapan, sinar.

B. Cara Kerja Blok Diagram :

 Strip uji ditempatkan pada baki geser, lalu motor penggerak bergerak kedalam alat
pembaca. Analisa pad membaca referensi, diikuti oleh masing-masing dari bagian uji pada
strip. Alat pembaca berisi LED yang memancarkan cahaya pada berbagai macam panjang
gelombang. Pembacaan dilakukan secara ‘electro-optically’ yang dilakukan sebagai
berikut

 LED memancarkan cahaya dari panjang gelombang yang ditetapkan kepermukaan test pad
pada sudut optimal. Lampu yang mengenai ‘test zone’ (zonauji) terpantul secara
proporsional dengan warna yang dihasilkan pada test pad dan ditangkap oleh detektor.
Sebuah phototransistor diposisikan tepat di atas zona uji. Phototransistor mengirimkan
sebuah sinyal listrik analog ke A / D converter, yang berubah ke bentuk digital.
Mikroprosesor kemudian mengkonversi pembacaan digital menjadi nilai reflektansi
relative dengan mengacu pada standar kalibrasi. Akhirnya, system membandingkan nilai
reflektansi dengan batas jangkauan yang ditetapkan (reflektansi nilai-nilai yang diprogram
kedalam analisa untuk setiap parameter) dan output hasil semi-kuantitatif. Setiap pad tes
membaca photometrically sekitar 55-65 detik. Dalam sampel urin yang sangatbasa, Urine
Analyzer secara otomatis mengoreksi hasil tes berat jenis.

C. Parameter Urine Analyzer


Parameter dan panjang gelombang cahaya yang digunakan.
Parameter Panjang gelombang
Berat Jenis 620 nm
Ph 620 nm / 557 nm
Leukosit 557 nm
Nitrit 557 nm
Darah (eritrosit) 620 nm / 557 nm
Glukosa 557 nm
Keton 557 nm
Urobilinogen 557 nm
Bilirubin 557 nm
Protein 557 nm

Berikut ini adalah daftar prinsip-prinsip uji spesifik untuk setiap parameter:

 Berat Jenis: Dengan adanya kation, proton yang dilepaskan oleh zat pengompleks dalam
pad tes. Indikator bromthymol biru perubahan dari biru melalui biru-hijau ke kuning.

 Uji pH: pad pengujian berisi indikator metil merah dan bromthymolbiru. Indikator-
indikator ini memberikan perbedaan warna yang jelas pada rentang pH dari 5 sampai 9.1,
Dua warna berkisar dari oranye ke kuning dan hijau ke biru.

 Uji Leukosit: leukosit granulocytic mengandung esterases yang mengkatalisis hidrolisis


dari suatu indoxylcarbonic asam ester menjadi indoxyl. Indoxyl yang terbentuk bereaksi
dengangaram diazonium untuk menghasilkan warna ungu.

 Uji Nitrit: Nitrit, jika ada, akan bereaksi dengan amina aromatik untuk memberikan
garam diazonium, lelu terangkai dengan senyawa lebih lanjut, menghasilkan pewarna
merah-ungu azo

 Uji Protein: Tes ini didasarkan pada perubahan warna indikator 3 ', 3 ",5', 5"-
tetrachlorophenol-3, 4, 5, 6-tetrabromosulfophthalein dengan adanya protein. Reaksi
positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari kuning ke hijau muda atau hijau

 Uji Glukosa: deteksi Glukosa didasarkan pada metode enzymatic glucose


oxidase/peroxidase (GOD/POD) atau oksidasi /peroksidasi glukosa enzimatik Reaksi
oksidasi glukosa memanfaatkan enzim untuk mengkatalisis pembentukan asam gluconic
dan peroksida hidrogen dari oksidasi glukosa. Selanjutnya, enzim kedua,
peroksidasi,mengkatalisis reaksi hidrogen peroksida dengan chromogen
tetramethylbenzidine untuk membentuk kompleks pewarna hijau. Reaksi positif
ditunjukkan dengan perubahan warna dari kuning ke hijau
 Uji Keton: Berdasarkan prinsip Legal’s Test, natrium nitroprussidedan glisin bereaksi
dengan asetoasetat dan aseton dalam media alkali untuk membentuk kompleks pewarna
ungu.Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari krem ke ungu

 Uji Urobilinogen: Urobilinogen digabungkan dengan 4-methoxybenzene-diazonium-


tetrafluoroborate dalam asam media untuk membentuk zat warna azo merah

 Uji Bilirubin: Deteksi bilirubin berdasarkan pada reaksi penggabungan dari garam
diazonium dengan bilirubin dalam suatu asam menengah. Reaksi menghasilkan warna
merah muda menjadi merah-ungu sebanding dengan konsentrasi totalbilirubin (Beberapa
pengguna dapat menggambarkan ini sebagai krem pada warna persik.)

 Uji Darah: Hemoglobin dan mioglobin, jika ada, mengkatalisisoksidasi indikator dengan
peroksida organik terkandung dalam tes pad. Eritrosit hemolisis utuh pada tes pad dan
hemoglobin membebaskan hemoglobin yang menghasilkan suatu titik hijau. Karena test
pad menyerap beberapa microliter urin, eritrosit akan lebih terlihat. Pada set yang
terpisah dari blok warna yang mewakili eritrosit dan hemoglobin. Titik hijau tersebar atau
dipadatkan pada pad tes kuning adalah indikasi dari eritrosit utuh, atau mioglobin.

IX. Kesimpulan

1. Evaluasi skrining terhadap fungsi ginjal dapat dilakukan dengan cara urinanalisis
menggunakan carik uji atau reagent strip.
2. Dari hasil pemerikasaan disimpulkan bahwa pada sampel urin baik laki – laki
maupun perempuan, semua parameter (protein, glukosa, eritrosit, leukosit, nitrit, keton,
urobilinogen, bilirubin, bobot jenis, dan pH) menunjukkan nilai normal.

X. Saran

1. Diharapkan kepada praktikan pada saat melalukan praktikum selalu menggunakan APD.
2. Pada saat melakukan praktikum urine analyzer diharapkan menggunakan (SOP)
prosedur kerja yang sesuai, agar tidak menimbulkan kesalahan dalam proses praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/das.html#ixzz4ySJKGWxW

Budiyanto. 2013. Proses Pembentukan Urin Pada Ginjal. Tersedia di:


http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/proses-pembentukan-urine-pada-ginjal/
[Akses tanggal 6 April 2013].

Djojodibroto, R.D. 2001. Seluk Beluk Pemeriksaan Kesehatan (Medical Check Up): Bagaimana
Menyikapi Hasilnya. Pustaka Populer Obor. Jakarta.

Ethel, S. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi Keempat. Gadjah Mada University
Press: Yogyakarta.

Medika. 2012. Pemeriksaan Urin. Tersedia di: http://www.biomedika.


co.id/services/laboratorium/31/pemeriksaan-urin.html [Akses tanggal 6 April 2013].

Ningsih, Suti. 2012. Proses Pembentukan Urin. Tersedia di:


http://sutiningsih2/2012/12/proses_pembentukan_urin_15.html. [Akses tanggal 6 April 2013].

Scanlon, Valerie C. dan Tina Sanders. 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Uliyah, Musrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Salemba Medika. Jakarta.

Wulangi, Kartolo. 1990. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. ITB Press. Bandung.


“BLOOD GAZ ANALYZER”
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI III

“BLOOD GAS ANALYZER”

Disusun Oleh :

Kelompok III

Nilai Laporan
Nama Kelompok III
Ttd Instruktur Ttd Mahasiswa
Kelas/Kelompok Analis Tk.2/III

Tgl. Praktikum 6 November 2017

Tgl. Dikumpul 18 Januari 2018

Tgl. Koreksi

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

D-III ANALIS KESEHATAN

2018
I. JUDUL PRAKTIKUM : Blood Gas Analyzer
II. HARI/TANGGAL : Senin 6 November 2017
III. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Untuk mengetahui Blood Gas Analyzer


2. Untuk mengetahui cara kerja Blood Gas Analyzer
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Blood Gas Analyzer

IV. PRINSIP KERJA :


Gas sampel yang diambil melalui probe akan masuk ke setiap sampel sel secara
bergiliran dimana gas sampel akan dibandingkan dengan gas standar melalui pemencaran system
infra red dimana akan menghasilkan perbedaan panjang gelombang yang akan dikonversi
receiver menjadi signal analog (420).

V. DASAR TEORI :

Analisa gas darah merupakan salah satu alat diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi
pasien untuk mengetahui status oksigenasi dan keseimbangan asam basanya. Manfaat dari
pemeriksaan analisa gas darah tersebut bergantung pada kemampuan dokter untuk
menginterpretasi hasilnya secara tepat.
Pemeriksaan Analisa gas darah penting untuk menilai keadaan fungsi paru paru.pemeriksaan
dapat dilakukan melalui pengambilan darah astrup dari arteri radialis,brakhialis,atau formalis.
Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa),
oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau
kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai
pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun.
Meskipun biasanya pemeriksaan ini menggunakan spesimen dari darah arteri,jika sampel darah
arteri tida dapat diperoleh suatu sampel vena campuran dapat digunakan.
Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang
yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa
gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.
Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsentrasi ion H+ dan
dapat dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor, yaitu:
1. Mekanisme dapar kimia
2. Mekansime pernafasan.
3. mekanisme ginjal .
Terdapat 4 macam dapar kimia dalam tubuh, yaitu:
1. Sistem dapar bikarbonat-asam karbonat
2. Sistem dapar fosfat
3. Sistem dapar protein
4. Sistem dapar hemoglobin
Mekanismenya terdiri dari:
1. Mekanisme pernafasan
2. Mekanisme ginjal
3. Reabsorpsi ion HCO3-
4. Asidifikasi dari garam-garam dapar
5. Sekresi ammonia

a. Gangguan Asam Basa sederhana

Gangguan asam basa primer dan kompensasinya dapat diperlihatkan dengan memakai
persamaan yang dikenal dengan persamaan Henderson-Hasselbach. Persamaan asam basa adalah
sebagai berikut:
Persamaan ini menekankan bahwa perbandingan asam dan basa harus 20:1 agar pH dapat
dipertahankan dalam batas normal. Persamaan ini juga menekankan kemampuan ginjal untuk
mengubah bikarbonat basa melalui proses metabolik, dan kemampuan paru untuk mengubah
PaCO2 (tekanan parsial CO2 dalam darah arteri) melalui respirasi. Nilai normal pH adalah 7,
35- 7,45.
Perubahan satu atau dua komponen tersebut menyebabkan gangguan asam dan basa.
Penilaian keadaan asam dan basa berdasarkan hasil analisa gas darah membutuhkan pendekatan
yang sistematis. Penurunan keasaman (pH) darah < 7,35 disebut asidosis, sedangkan peningkatan
keasaman (pH) > 7,45 disebut alkalosis. Jika gangguan asam basa terutama disebabkan oleh
komponen respirasi (pCO2) maka disebut asidosis/alkalosis respiratorik, sedangkan bila
gangguannya disebabkan oleh komponen HCO3 maka disebut asidosis/alkalosis metabolik.
Disebut gangguan sederhana bila gangguan tersebut hanya melibatkan satu komponen saja
(respirasi atau metabolik), sedangkan bila melibatkan keduanya (respirasi dan metabolik) disebut
gangguan asam basa campuran.
Berikut terdapat klasifikasi gangguan asam basa primer :

1. Normal bila tekanan CO2 40 mmHg dan pH 7,4. Jumlah CO2 yang diproduksi dapat
dikeluarkan melalui ventilasi.
2. Alkalosis respiratorik. Bila tekanan CO2 kurang dari 30 mmHg dan perubahan pH,
seluruhnya tergantung pada penurunan tekanan CO2 di mana mekanisme kompensasi ginjal
belum terlibat, dan perubahan ventilasi baru terjadi. Bikarbonat dan base excess dalam batas
normal karena ginjal belum cukup waktu untuk melakukan kompensasi. Kesakitan dan
kelelahan merupakan penyebab terbanyak terjadinya alkalosis respiratorik pada anak sakit
kritis.
3. Asidosis respiratorik. Peningkatan tekanan CO2 lebih dari normal akibat hipoventilasi dan
dikatakan akut bila peninggian tekanan CO2 disertai penurunan pH. Misalnya, pada
intoksikasi obat, blokade neuromuskuler, atau gangguan SSP. Dikatakan kronis bila ventilasi
yang tidak adekuat disertai dengan nilai pH dalam batas normal, seperti pada
bronkopulmonari displasia, penyakit neuromuskuler, dan gangguan elektrolit berat.
4. Asidosis metabolik yang tak terkompensasi. Tekanan CO2 dalam batas normal dan pH di
bawah 7,30. Merupakan keadaan kritis yang memerlukan intervensi dengan perbaikan
ventilasi dan koreksi dengan bikarbonat.
5. Asidosis metabolik terkompensasi. Tekanan CO2 < 30 mmHg dan pH 7,30–7,40. Asidosis
metabolik telah terkompensasi dengan perbaikan ventilasi.
6. Alkalosis metabolik tak terkompensasi. Sistem ventilasi gagal melakukan kompensasi
terhadap alkalosis metabolik ditandai dengan tekanan CO2 dalam batas normal dan pH lebih
dari 7,50 misalnya pasien stenosis pilorik dengan muntah lama.
7. Alkalosis metabolik terkompensasi sebagian. Ventilasi yang tidak adekuat serta pH lebih dari
7,50.
8. Hipoksemia yang tidak terkoreksi. Tekanan oksigen kurang dari 60 mmHg walau telah
diberikan oksigen yang adekuat
9. Hipoksemia terkoreksi. Pemberian O2 dapat mengoreksi hipoksemia yang ada sehingga
normal.
10. Hipoksemia dengan koreksi berlebihan. Jika pemberian oksigen dapat meningkatkan
tekanan oksigen melebihi normal. Keadaan ini berbahaya pada bayi karena dapat
menimbulkan retinopati of prematurity, peningkatan aliran darah paru, atau keracunan
oksigen. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan yang lain seperti konsumsi dan
distribusi oksigen

PROSEDUR KERJA:

a. Pra Instumentasi
1. Persiapan Pasien
a. Jelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang dilakukan
b. Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan rasa sakit
c. Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul.
2. Bahan Pemeriksaan ; darah, serum, plasma
3. Parameter :
a. Blood Gas Parameters : pH, PCO2, PO2
b. Electrolyte Parameters : Sodium (Na+), Potassium (K+), Chloride (Cl–), Calcium
(Ca2+)
c. Hematocrit (Hct)
4. Persiapan Sampel
a. Lakukan pengambilan sampel darah arteri yang letaknya dapat dilakukan pada:
1. Arteri Radialis, merupakan pilihan pertama yang paling aman dipakai untuk fungsi
arteri kecuali terdapat banyak bekas tusukan atau haematoem juga apabila Allen test
negatif.
2. Arteri Dorsalis Pedis, merupakan pilihan kedua.
3. Arteri Brachialis, merupakan pilihan ketiga karena lebih banyak resikonya bila terjadi
obstruksi pembuluh darah.
4. Arteri Femoralis, merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri diatas tidak
dapat diambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh darah akan menghambat aliran darah ke
seluruh tubuh / tungkai bawah dan bila yang dapat mengakibatkan berlangsung lama
dapat menyebabkan kematian jaringan. Arteri femoralis berdekatan dengan vena besar,
sehingga dapat terjadi percampuran antara darah vena dan arteri.
b. Penambahan antikoagulan berupa lithium heparin 240-250 unit tiap 1 cc darah.
c. Alat pengambilan sampel menggunakan semprit khusus
d. Dilakukan pengukuran suhu badan serta kadar hemoglobin pasien.
e. Pengecekan BGA dan reagen
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

1. Penusukan tepat pada arteri ditandai dengan darah yang keluar berwarna segar dan
memancar.
2. Spesimen dimasukkan ke dalam kantong es bila tempat pemeriksaan jauh.
3. Cantumkan suhu pasien, jam pengambilan darah dan konsentrasi oksigen yang
diberikan.
4. Daerah/lokasi pengambilan darah arteri harus bergantian.

b. Analatik
1. Nyalakan power ON
2. Setiap pertama kali menghidupkan alat, lalu kalibrasi dengan cara tekan calibrate
kemudian enter. Alat akan melakukan kalibrasi secara otomatis.
3. Apabila ada sample pemeriksaan sebelum melakukan pemeriksaan tekan status untuk
mengetahui kondisi apakah pH, PCO2 dan PO2 kondisinya OK. Jika OK sample langsung
dapat diperiksa. Setelah dilakukan pemeriksaan, alat ini akan mengkalibrasi secara otomatis.
4. Apabila alat sudah dalam kondisi ready for analysa berarti alat sudah siap melakukan
pemeriksaan, tekan Analyzer. Selang pengisap sample akan keluar secara otomatis
kemudian masukan sample bersamaan tekan lagi analyzer sampai sample terhisap secara
otomatis selang akan masuk sendiri.
Wadah sampel yang dimasukkan ke selang dapat disesuaikan dengan kondisi.
a. Syringe
Untuk pengukuran gas darah menggunakan syringe 2 mL. The Vitalpath Analyzer,akan
langsung mengaspirasi dari jarum suntiknya

b. Tabung Koleksi Heparin

Dapat juga menggunakan tabung DRI-CHEM ® 4000 atau


DRI-CHEM ® 7000 yang sudah berisi heparin. Dengan ukuran tabung 0,5 mL dan 1,5 mL.

c. Tabung Kapilari
Ketika pasien mengalami dehidrasi atau memerlukan sampel yang sedikit, atau saat
melakukan pemeriksaan ulang dapat menggunakan tabung kapilari berisi 140 uL.
5. Lakukan daftar isian seperti yang terlihat dilayar monitor, sample ID , HB, suhu badan, jenis
sample (0 arteri, 1 vena, 2 kapiler), F102 (volume oksigen yang dilorelasi dengan persen lihat
daftar), kemudian clear 2x.
6. Alat akan menghitung secara otomatis dalam waktu yang relatif cepat hasil akan keluar
melalui printer.
PEMBAHASAN

Analisa gas darah merupakan salah satu alat diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi
pasien untuk mengetahui status oksigenasi dan keseimbangan asam basanya. Manfaat dari
pemeriksaan analisa gas darah tersebut bergantung pada kemampuan dokter untuk
menginterpretasi hasilnya secara tepat..

a. Indikasi
Indikasi dari pasien yang harus melakukan analisa gas darah yaitu :

1. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik.


2. Pasien dengan edema pulmo .
3. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS).
4. Infark miokard
5. Pneumonia
6. Klien syok
7. Post pembedahan coronary arteri baypass.
8. Resusitasi cardiac arrest
9. Klien dengan perubahan status respiratori
10. Anestesi yang terlalu lama.

b. Faktor yang mempengaruhi Pemeriksaan BGA


Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan BGA:

1. Gelembung udara

Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia
cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158
mmHg, maka hasilnya akan meningkat.

2. Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin yang
berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek
penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.
3. Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia
membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel diperiksa
dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan
dalam kamar pendingin beberapa jam.11.SuhuAda hubungan langsung antara suhu dan tekanan
yang menyebabkan tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.Nilai
pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai PCO2 yang abnormal
terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen
merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah.

c. Komplikasi

1. Apabila jarum sampai menebus periosteum tulang akan menimbulkan nyeri


2. Perdarahan
3. Cidera syaraf
4. Spasme arteri
d. Quality Control
Quality control digunakan untuk menjamin kualitas instrument sehari-hari guna menjaga
akurasi dan realibilitas hasil pasien melalui tes kontrol eksternal dengan mengetahui rentang nilai
yang dapat diterima untuk setiap tes yang dilakukan. Hal ini memungkinkan dokter untuk
menafsirkan data laboratorium dengan lebih percaya diri. Protokol ™TrueQC Heska yang
berpola setelah Pedoman ASVCP dan termasuk proses untuk melaksanakan program QC
sederhana dan dapat diandalkan yang memvalidasi faktor penting yang melekat untuk pengujian
di rumah sakit. Pengujian QC harian sejalan dengan praktek laboratorium standar dan
memberikan kepastian dan validasi hasil laboratorium yang akurat.Rekomendasi untuk QC untuk
Analyzer VitalPath termasuk menjalankan materi QC harian pada awal setiap hari, sebelum
setiap sampel pasien yang dijalankan. ini sederhana protokol memastikan kinerja optimal dari
analisa, reagen, dan operator, dan memberikan keyakinan sepenuhnya pada hasil.
Post Instrumentasi
1. Hasil pemeriksaan yang tertera pada layar dilihat dan diamati
2. hasil pemeriksaan dicetak
3. hasil pemeriksaan pada data pasien dicatat pada log book

e. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan :

1. Kalibrasi secara otomatis setelah pemeriksaan sampel


2. Hasilnya cepat
3. Akurat
4. Fleksibel karena wadah sampel bisa disesuaikan dengan kondisi.
5. Mencakup elektrolit, hematokrit, dan gas darah.
6. Hasil pmeriksaan sudah diklasifikasikan dalam keadaan normal atau tidak sehinggan
memudahkan dalam penarikan kesimpulan.
Kekurangan :

1. Mahal
2. Penggunaannya harus terus menerus
3. Perawatan harus rutin dilakukan.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembahasan makalah diatas adalah sebagai berikut:

1. Tujuan dari analisa gas darah adalah mengetahui fungsi jantung dengan pemeriksaan
dapat dilakukan melalui pengambilan darah astrup dari arteri radialis,brakhialis,atau
formalis,selain itu Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa dan terakhir Menilai
kondisi fungsi metabolisme tubuh.Gangguan asam basa primer dan kompensasinya dapat
diperlihatkan dengan memakai persamaan yang dikenal dengan persamaan Henderson-
Hasselbach.Pemeriksaan analisa gas darah dapat mengindikasikan penyakit Pasien
dengan penyakit obstruksi paru kronik, dema pulmo, pasien akut respiratori distress
sindrom (ARDS) , Infark miokard, Pneumonia.Faktor yang mempengaruhi analisa gas
darah anatara lain : gelembung udara, antikoagulan, metabolisme, dan suhu.
2. Hal yang harus diperhatikan dalam pra instrumentasi yaitu pengambilan sampel/
sampling, alat, dan reagen.Pada proses pengerjaan sampel yang harus diperhatikan adalah
standar operasional prosedur yang meliputi sampel, quality control, dan
kalibrasi.Sedangkan pada pasca instrumentasi hal yang harus diperhatikan adalah
pengolahan data.
3. Kelebihan dari analisa gas darah jenis Vitalpath adalah kalibrasi secara otomatis setelah
pemeriksaan sampel, hasilnya cepat, akurat, fleksibel karena wadah sampel bisa
disesuaikan dengan kondisi, mencakup elektrolit, hematokrit, dan gas darah, dan hasil
pmeriksaan sudah diklasifikasikan dalam keadaan normal atau tidak sehinggan
memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Sedangkan kekurangannya adalah mahal,
penggunaannya harus terus menerus, perawatan harus rutin dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/site/asidosis/Home/analisis-gas-darah-agd

http://elearning.unej.ac.id/courses/IKU1426/document/AGD.doc?cidReq=IKU1426

http://www.heska.com/Products/Lab-Systems/VitalPath-Blood-Gas---Electrolyte-Analyzer.aspx

http://murtyaprilia.blogspot.com/2012/12/analisa-gas-darah-blood-gas-analyzer.html

INSTRUKTUR PRAKTIKKAN

(NURSIDAH, SKM, M.Ked) (KELOMPOK III)


DAFTAR PUSTAKA

 http:\\www.wordpress.com\Validasi Analitik Hematology Analyzer : Upaya untuk


mengkoreksi alat hematology analyzer merupakan sebuah upaya yang baik karena kita tahu
bahwa tidak semua alat luput dari kesalahan dan ketidaktelitian.html

 http:\\www.google.com\search\manual book Hematologi Analyzer.pdf

 http://pangestu-ayupangestu.blogspot.com/2011/12/fotometer-dan-polarimeter.html

 http://arfiyahtrimeirina.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikumpemeliharaan-dan.html

 http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/das.html#ixzz4ySJKGWxW

 Budiyanto. 2013. Proses Pembentukan Urin Pada Ginjal. Tersedia di:


http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/proses-pembentukan-urine-pada-ginjal/
[Akses tanggal 6 April 2013].

 Djojodibroto, R.D. 2001. Seluk Beluk Pemeriksaan Kesehatan (Medical Check Up):
Bagaimana Menyikapi Hasilnya. Pustaka Populer Obor. Jakarta.

 Ethel, S. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta.

 Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi Keempat. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.

 https://sites.google.com/site/asidosis/Home/analisis-gas-darah-agd

 http://elearning.unej.ac.id/courses/IKU1426/document/AGD.doc?cidReq=IKU1426

 http://www.heska.com/Products/Lab-Systems/VitalPath-Blood-Gas---Electrolyte-
Analyzer.aspx

Anda mungkin juga menyukai