PENDAHULUAN
Kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi
masyarakat Indonesia, tidak terkecuali mahasiswa. Dalam bidang pendidikan dan pengajaran
di sekolah dasar, bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran pokok. Pelajaran bahasa
dalamnya tercantum beberapa tujuan pembelajaran. Salah satu tujuan pokoknya adalah
mahasiswa mampu dan terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar setelah mengalami
proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Keterampilan berbahasa itu tidak saja meliputi satu
tersebut saling berkaitan. Bahasa tulis mencakup sejumlah unsur-unsur bahasa, salah satunya
adalah mengenai ejaan yang mencakup macam-macam huruf, berbagai kata, dan aneka tanda
baca. Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan, khususnya berbagai persoalan yang akan
dibahas dalam bab ini. Hal-hal yang dimaksud adalah pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital
dan pemakaian huruf miring dan huruf tebal pada bahasa tulis.
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas penulis dalam makalah ini adalah :
1
3. Bagaimana pemakaian huruf miring dalam penulisan Bahasa Indonesia?
1.4 Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini yaitu untuk menambah pengetahuan para pembaca
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ketertiban dalam penggunaan huruf kapital (huruf besar) saat menulis seringkali
diabaikan. Tidak hanya dalam tulisan biasa, penggunaan huruf kapital juga sering tidak
diperhatikan dalam tulisan yang dijadikan sarana pendidikan untuk masyarakat. Kita dapat
melihatnya dalam tulisan di media massa, sarana promosi umum, atau tulisan lainnya. Jika
masyarakat terbiasa melihat penyajian bahasa yang salah, kesalahan akan menjadi
kelaziman. Akibatnya, bahasa yang salah lantas dianggap wajar. Jika ini terus terjadi, kita
akan sulit memelihara keutuhan bahasa yang kita banggakan sebagai salah satu identitas
bangsa. Oleh karena itulah, penggunaan huruf kapital dalam Bahasa Indonesia untuk
berbahasa dengan baik dan benar akan dipaparkan secara singkat disini. Berikut adalah
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :
a) Dia mengantuk.
3
b) Bapak menasihatkan,”Berhati-hatilah, Nak!”
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama, Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya:
a) Allah
c) Quran
d) Islam
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
a) Sultan Hasanuddin
b) Imam Syafii
c) Nabi Ibrahim
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
c) Profesor Supomo
4
d) Laksamana Muda Udara Husen Sastranegera
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya:
a) Amir Hamzah
b) Dewi Sartika
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai
a) Mesin diesel
b) 10 volt
c) 125 ampere
7. Huruf kapital dipakasi sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
a) bangsa Indonesia
5
b) suku Sunda
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai
b) keinggris-inggrisan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
a) bulan Agustus
b) hari Galungan
c) hari Jumat
d) hari Lebaran
e) Perang Candu
f) tahun Hijriah
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai
nama.Misalnya:
6
a) Asia Tenggara
b) Banyuwangi
c) Bukit Barisan
d) Cirebon
e) Danau Toba
g) Pegunungan Jaya-wijaya
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur
nama diri.Misalnya:
a) berlayar ke teluk
b) mandi di kali
c) menyeberangi selat
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama
jenis. Misalnya:
a) gula jawa
b) kacang bogor
c) pisang ambon
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti
dan. Misalnya
7
a) Republik Indonesia
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta
a) Perserikatan Bangsa-Bangsa
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan,
8
kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi
awal. Misalnya:
a) Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
a) Dr.
b) M.A.
c) S.H.
d) Prof.
e) Tn.
f) Ny.
g) Sdr.
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai
9
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “tebal” bermakna berjarak lebih besar.
Huruf tebal dapat diartikan huruf yang dituliskan dengan jarak yang lebih besar daripada huruf
pada umumnya. Huruf tebal terlihat lebih besar jika dibandingkan dengan huruf yang biasa.
Istilah huruf tebal digunakan untuk huruf yang dicetak tebal. Dalam cetakan komputer, penulisan
huruf tebal lebih mudah dilakukan karena ada ikon “Bold”. Akan tetapi dalam ketikan manual
atau tulisan tangan, huruf tebal ditandai dengan garis bawah ganda pada kata yang dimaksud.
Dalam bahasa Indonesia, tata cara penulisan juga sangat diperhatikan. Tata cara penulisan sangat
penting karena makna yang ditimbulkan akan berbeda jika menggunakan tata cara penulisan
yang salah. Oleh karena itu pemerintah, khususnya kementerian pendidikan, menyusun pedoman
tentang tata tulis dalam bahasa Indonesia. Tata tulis ini ditujukan agar adanya keseragaman
dalam penulisan, yang bahasan ini tentunya tentang penggunaan huruf tebal.
10
Pada mulanya penggunaan huruf tebal diatur sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Republik
Indonesia No.46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Akan tetapi belum lama ini telah disusun pedoman ejaan yang telah
Indonesia No.50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Secara ringkas
1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menulis judul buku, bab, bagian bab, daftar isi,
daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks dan lampiran. Misalnya :
Bagian bab :
1.2 Tujuan
1) Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata atau kelompok kata untuk keperluan itu digunakan huruf miring.
Misalnya:
2) Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema atau sublema, serta
a. Kalah tidak menang, kehilangan atau merugi, tidak lulus, tidak menyamai.
11
b. Mengalah mengaku kalah
Catatan :
Dalam tulisan tangan atau ketik manual, huruf atau kata yang dicetak dengan huruf tebal diberi
Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf italic ini
biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata. Di samping itu, huruf-huruf
ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing. Dalam hal
ini huruf bercetak miring pada umumnya dipakai pada pengutipan judul buku, nama koran atau
media pers. Selain itu, huruf miring juga biasa digunakan untuk menegaskan kata atau bagian
tertentu dalam kalimat atau penulisan kata-kata yang bukan merupakan bahasa Indonesia seperti
istilah bahasa Inggris dan bahasa daerah. Adapun penggunaan huruf miring yaitu :
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,dan surat
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
12
a) Huruf pertama kata abad ialah a.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis di
bawahnya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemakaian huruf kapital diantaranya yaitu huruf kapital atau hurufbesar dipakai sebagai
huruf pertama kata pada awal kalimat. Huruf kapital dipakai sebegai huruf pertama petikan
langsung.Misalnya: Adik bertanya,”Kapan kita pulang?”. Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama, Tuhan dan kitab suci, termasuk kata
ganti untuk Tuhan. Huruf kapital dipakai sebagaihuruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yangdiikuti nama orang. Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai
Pemakaian huruf miring diantaranya: huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan, misalnya:
majalah Bahasa dan Kesusastraan, buku Negarakertagama. Huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita sebagai calon pendidik, harus
selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali potensi dapat dilakukan
salah satunya dengan cara mempelajari makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat
14
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbub. (1987). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan
15