Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antibodi adalah molekul protein besar berbentuk Y yang dibuat oleh sistem
kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi dan menetralisir benda asing dan
patogen, seperti bakteri, virus, jamur, parasit, dan racun. Juga dikenal sebagai
immunoglobulin, antibodi yang diproduksi oleh sel-sel darah putih yang disebut
limfosit B, atau sel B.
Selama tahap prenatal dan neonatal, antibodi ini diberikan kepada janin atau
bayi melalui imunisasi pasif oleh sang ibu. Kemampuan pada sistem kekebalan
tubuh bayi untuk secara mandiri mengembangkan antibodi ini kemudian
berkembang selama satu atau dua tahun pertama kehidupan.
Diperkirakan bahwa manusia mampu menghasilkan sekitar 10 miliar jenis
antibodi, utamanya dengan memvariasikan komposisi asam amino dari molekul
protein. Setiap jenis antibodi mempertahankan tubuh melawan jenis spesifik dari
antigen tertentu.
Meskipun antibodi kebanyakan dibuat sebagai respons terhadap antigen
tertentu, sistem kekebalan tubuh juga memproduksi "antibodi alami" yang belum
aktif, dalam artian belum menanggapi paparan antigen, imunisasi, atau vaksinasi.
Antibodi alami ini beredar melalui darah dan bereaksi terutama terhadap
karbohidrat yang ditemukan pada permukaan bakteri, dan merupakan awal dari
respon imun tanpa harus mengaktifkan sistem imun adaptif.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah
sebagai berikut :
- Apakah yang dimaksud dengan antibodi?
- Apakah teori pembentukan dari antibodi ?
- Apa fungsi dari antibodi?
- Bagaimana struktur dari antobodi?
-

Bagaimanakah klasifikasi/penggolongan antibodi?


1

Bagaimana cara kerja dari antibodi?

1.3 Tujuan
Tujuan pada makalah ini, yaitu :
- Untuk mengetahui pengertian dari antibodi
- Untuk mengetahui teori pembentukan antibodi
- Untuk mengetahui fungsi dari antibodi
- Untuk memahami struktur dari antibodi
- Untuk mengetahui klasifikasi/penggolongan dari antibodi
- Untuk memahami cara kerja dari antibodi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Immunoglobulin
Immunoglobulin atau antibodi adalah sekelompok glikoprotein yang terdapat
dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia. Immunoglobulin
termasuk kedalam kelompok glikoprotein yang mempunyai struktur dasar yang
sama, terdiri dari 83-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat.
Antibodi adalah subtansi kimia berupa glikoprotein dengan struktur tertentu
yang terbentuk sebagai respons terhadap keberadaan benda-benda asing (antigen)
yang tidak dikehendaki oleh tubuh dan bersifat reaktif terhadap antigen tersebut.
Antibodi memiliki kemampuan alami dalam mengidentifikasi antigen.

Antibodi menghancurkan antigen dengan cara mengikatnya. Antibodi


memiliki struktur molekul yang bersesuaian dengan antigen secara sempurna,
seperti anak kunci dengan lubangnya. Karena itu setiap antibodi spesifik terhadap
antigen jenis tertentu. Dan jika pembentukan antibodi tidak sesuai dengan
antigennya maka akan timbul masalah dimana sistem kekebalan tubuh tidak akan
bekerja dengan baik dan tubuh akan rentan terhadap penyakit.
Komponen polipeptida membawa sifat biologik molekul antibodi tersebut.
Molekul antibodi mempunyai dua fungsi yaitu mengikat antigen secara spesifik
dan memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mast.
Pada manusia dikenal 5 kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai perbedaan
sifat fisik, tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan
aktivitas biologik berlainan.
2.2 Teori Pembentukan antibodi
1. Teori Instruktif (Pauling)
Teori ini menerangkan bahwa kespesifikan suatu molekul antibodi bukan
ditentukan oleh susunan asam amino tetapi oleh bentuk rantai peptida yang
mengelilingi determinan antigen. Teori ini menyatakan bahwa persediaan antibodi
di dalam tubuh mempunyai bentuk dan akan segera menyesuaikan bentuknya
secara komplementer dengan bentuk antigen. Teori ini mulai ditinggalkan ketika
pada kenyataannya sifat khas antibodi ditentukan oleh urutan susunan asam amino
bagian variabel (Fab).
2. Teori Seleksi Klonal (Burnet)
Teori seleksi klonal merupakan teori yang didasarkan pada kemampuan mutasi
dan seleksi dari sel-sel tertentu di dalam tubuh. Teori ini menerangkan bahwa sel
yang berperan dalam proses imun, yaitu sel limfosit hanya dapat mengikat satu
antigen atau grup antigen yang hampir serupa. Berdasarkan teori ini setiap
individu memiliki kumpulan sel-sel limfosit yang berlainan yang dapat bereaksi
dengan suatu antigen secara spesifik.

Bila antigen masuk ke dalam tubuh maka akan segera diikat oleh reseptor yang
sesuai yang terdapat pada permukaan sel limfosit, kemudian sel limfosit akan
berproliferasi membentuk satu klon. Sebagian dari sel klon ini membentuk
antibodi dan sebagian yang lainnya akan menyebar melalui peredaran darah dan
kelenjar limfe ke dalam jaringan tubuh sebagai cadangan sel yang sensitif
terhadap antigen tersebut atau disebut dengan memory cells. Kemudian sel B
tertentu akan berdiferensiasi dengan cepat dan mensekresi antibodi yang spesifik
terhadap antigen tertentu. Apabila antigen yang sama masuk untuk kedua kalinya
ke dalam tubuh maka antigen akan dikenali oleh sel memori dan mengakibatkan
terbentuknya zat anti yang lebih cepat dan lebih banyak.
3. Teori Indirect template
Antigen yang masuk ke dalam sel yang memproduksi antibodi, menginduksi
pembentukan genocopy yang akan di transmisikan ke sel progeni
Respon terhadap antigen pada sel progeni di lakukan dengan pembacaan pesan
genetik dari DNA.
4. teori direct template
Antigen yang masuk ke sel imunokompeten bertindak sebagai template atau
cetakan terhadap molekul antibodi yang akan di sintesis.
Antigen tersebut atau bagian dari antigen akan di ingat oleh sel, sehingga
memudahkan pembentukan antibodi di kemudian hari.
5. Teori Germ Line
Semua gen yang ada pada sel B menentukan berbagai kelas dan subkelas dari
imunoglobulin.
Semua gen yang ada berkemampuan untuk membentuk antibodi terhadap berbagai
antigen.
6. teori mutasi somatik
Mutasi gen somatik bertanggung jawab untuk memproduksi imunoglobulin.

Mutasi gen somatik menjelaskan kemampuan individu untuk membentuk antibodi


terhadap berbagai antigen.
2.3 Fungsi Immunoglobulin
Molekul antibodi mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mengikat antigen secara spesifik
b. Memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mati
c. Membantu imunitas melawan beberapa agen infeksi yang disebarkan
melalui darah seperti bacteria, virus, parasit, dan beberapa jamur
d. Memberi aktifitas antibody dalam karena gamaglobulin mengandung
sebagian besar antibodi jaringan serum
e. Mengikat dan menghancurkan antigen, namun demikian pengikatan
antigen tersebut kurang memberikan dampak yang nyata kalau tidak
disertai fungsi efektor sekunder. Fungsi efektor sekunder yang penting
adalah memacu aktivasi komplemen, di samping itu merangsang pelepasan
histamin oleh basofil atau mastosit dalam reaksi hipersensitivitas tipe
segera

Antibodi dapat ditemukan pada aliran darah dan cairan nonseluler.


Kemampuan tubuh untuk membentuk antibodi menentukan seberapa tinggi sistem
kekebalan tubuh yang miliki. Antibodi dihasilkan oleh limfosit B atau sel-sel B.
Limfosit B atau sel-sel B terbentuk dari sel induk didalam sumsum tulang yang
dapat berkembang menjadi sel plasma. Setiap sel B mempunyai antibodi di

permukaannya yang memiliki struktur yang khas atau spesifik dan hanya
mengenali satu jenis antigen.
2.4 Struktur Immunoglobulin
Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang
tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai :
a. H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000
b. rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000.

Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai
L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga
membentuk struktur yang simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini
adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam amino yang dikenal sebagai
daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai L, yang terdiri dari hampir
110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain, sedangkan ikatan
antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain.
Rantai L mempunyai 2 tipe yaitu kappa dan lambda, sedangkan rantai H
terdiri dari 5 kelas, yaitu rantai G (), rantai A (), rantai M (), rantai E () dan
rantai D (). Setiap rantai mempunyai jumlah domain berbeda. Rantai pendek L
mempunyai 2 domain; sedang rantai G, A dan D masing-masing 4 domain, dan
rantai M dan E masing-masing 5 domain.

Gambar. Struktur Immunoglobulin


Kemampuan suatu molekul antibodi untuk bergabung dengan antigen
tergantung pada suatu tempat yang disebut: tempat pengikatan antigen (Fab). Di
sini suatu sekuens asam amino tertentu membentuk konfigurasi yang merupakan
pasangan dari konfigurasi antigen.
Sekuens ini berbeda pada masing-masing antibodi dengan spesifitas. Sendirisendiri dan ditentukan oleh gen-gen variabel. Gugusan variabel pada rantai ringan
dan berat disebut VL dan VH. Tiap-tiap daerah ini mengandung bagian-bagian
yang mempunyai asam amino yang lebih bervariasi daripada yang lain. Daerah ini
disebut daerah hiper variabel dan merupakan tempat pengikatan antigen.
Bagian lain dari molekul antibodi tersebut mengandung sekuens satu sama
lain. Daerah-daerah tetap ini pada tiap-tiap molekul dari kelas antibodi mana pun,
baik pada rantai ringan maupun berat, Cl maupun CH. Gugusan tetap ini
menentukan aktivitas biologik tertentu dari molekul tersebut
Rantai dasar imunoglobulin dapat dipecah menjadi beberapa fragmen. Enzim
papain memecah rantai dasar menjadi 3 bagian, yaitu 2 fragmen yang terdiri dari
bagian H dan rantai L. Fragmen ini mempunyai susunan asam amino yang
bervariasi sesuai dengan variabilitas antigen. Fab memiliki satu tempat pengikatan
antigen (antigen binding site) yang menentukan spesifisitas imunoglobulin.

Fragmen lain disebut Fc yang hanya mengandung bagian rantai H saja dan
mempunyai susunan asam amino yang tetap. Fragmen Fc tidak dapat mengikat
antigen tetapi memiliki sifat antigenik dan menentukan aktivitas imunoglobulin
yang bersangkutan, misalnya kemampuan fiksasi dengan komplemen, terikat pada
permukaan sel makrofag, dan yang menempel pada sel mast dan basofil
mengakibatkan degranulasi sel mast dan basofil, dan kemampuan menembus
plasenta.
Enzim pepsin memecah unit dasar imunoglobulin tersebut pada gugusan
karboksil terminal sampai bagian sebelum ikatan disulfida (interchain) dengan
akibat kehilangan sebagian besar susunan asam amino yang menentukan sifat
antigenik determinan, namun demikian masih tetap mempunyai sifat antigenik.
Fragmen Fab yang tersisa menjadi satu rangkaian fragmen yang dikenal sebagai
F(ab2) yang mempunyai 2 tempat pengikatan antigen
2.5 Klasifikasi Immunoglobulin
Sebagai Rantai Panjang :
a. Imunoglobulin G ( Ig G) disebut juga rantai (gamma)
Terbanyak dalam serum (75%). Dapat menembus plasenta membentuk
imunitas bayi sampai berumur 6 sampai dengan 9 bulan. Mempunyai sifat
opsonin yang efektif pada pemusnahan antigen, karena sel-sel fagosit,
monosit dan makrofag mempunyai reseptor untuk fraksi Fc dari IgG (FcyR) sehingga dapat mempererat hubungan antara fagosit dengan sel sasaran.
Opsonin dalam bahasa Yunani berarti menyiapkan untuk dimakan.
Selanjutnya proses opsonisasi tersebut dibantu oleh reseptor untuk
komplemen pada permukaan fagosit.
Immunoglobulin ini yang paling banyak di dalam tubuh, dihasilkan dalam
jumlah besar ketika tubuh terpajan ulang ke antigen yang sama. Ia
memberikan proteksi utama pada bayi terhadap infeksi selama beberapa
minggu setelah lahir karena IgG mampu menembus jaringan plasenta. IgG
yang dikeluarkan melalui cairan kolostrum dapat menembus mukosa usus
bayi dan menambah daya kekebalan. IgG lebih mudah menyebar ke dalam
celah-celah ekstravaskuler dan mempunyai peranan utama menetralisis
toksin kuman dan melekat pada kuman sebagai persiapan fagosistosis serta
8

memicu kerja system komplemen. Dikenal 4 subklas yang disebut IgG1,


IgG2, IgG3 dan IgG4. Perbedaannya terletak pada rantai berat (H) yang
disebut 1, 2, 3 dan 4.
b. Imunoglobulin A
Sedikit dalam serum. Banyak terdapat dalam saluran nafas, cerna, kemih,
air mata, keringat, ludah dan air susu. Fungsinya menetralkan toksin dan
virus, mencegah kontak antara toksin/virus dengan sel alat sasaran dan
mengumpalkan dan mengganggu gerak kuman yang memudahkan
fagositosis (Opsonisasi) oleh sel polimorfonuklear.
c. Imunoglobulin M
IgM mempunyai rumus bangun pentamer dan merupakan imunoglobulin
terbesar. Tidak dapat menembus plasenta, dibentuk pertama kali oleh
tubuh akibat rangsangan antigen sifilis, rubela, toksoplasmosis.
Fungsinya mencegah gerakan mikroorganisme antigen memudahkan
fagositosis dan Aglutinosis kuat terhadap antigen.
Kadar IgM yang tinggi dalam darah umbilikus merupakan petunjuk
adanya infeksi intrauterin. Bayi yang baru lahir mengandung IgM 10%
dari kadar IgM dewasa, dan akan mencapai kadar IgM dewasa pada usia 1
tahun.
d. Imunoglobulin E
Jumlah paling sedikit dalam serum. Mudah diikat oleh sel mastosit, basofil
dan eosinofil yang memiliki reseptor untuk fraksi Fc dari IgE (FcE-R). IgE
dibentuk setempat oleh sel plasma dalam selaput lendir saluran napas dan
cerna. Kadar tinggi pada kasus: alergi, infeksi cacing, skistosomiasis,
trikinosis. Proteksi terhadap invasi parasit seperti cacing.
e. Imunoglobulin D
Sedikit ditemukan dalam sirkulasi, karena IgD tidak dilepas sel plasma
dan sangat rentan terhadap degradasi oleh proses proteolitik. Tidak dapat
mengikat komplemen. Mempunyai aktifitas antibodi terhadap antigen
berbagai makanan dan autoantigen seperti nukleus.

Gambar. Klasifikasi Immunoglobulin

Sebagai Rantai Pendek :


a. Antibodi Imun (Immunoglobulin)
Adalah antibodi yang terbentuk karena terpapar antigen tertentu dan
bersifat spesifik artinya antibodi ini akan aktif jika ada antigen yang
merangsang pembentukannya sifat fisika-kimianya yang dipakai untuk
mengklasifikasi antibodi sebagai berikut :
Kelarutannya dalam garam dan solvens
Mobilitas elektroforesis
Besar molekul
Sedimentasi dalam ultrasentrifus
Jenis antibodi imun menurut hubungan reaksinya dengan antigen :

Antitoksin
Aglutinin
Presipitin
Lisin
Opsonin
Antibodi pelindung
Antibodi pengikat komplemen
Ab Blocking dan non-presipitating

b. Antibodi Alamiah

10

Adalah antibodi yang terbentuk secara natural berdasarkan golongan


darah. Misalnya:

Golongan darah A mempunyai antibodi B

Golongan darah B mempunyai antibodi A

Golongan darah AB mempunyai antibodi O

Golongan darah O mempunyai antibodi A dan antibodi AB

c. Antibodi Monoklonal
Adalah antibodi yang spesifik terhadap satu macam epitop. Dalam
pembuatan antibodi monoclonal dapat dilakukan dengan cara in vitro dan
in vivo. Secara in vitro antibodi monoclonal diproduksi dengan cara
hibridisasi sel myeloma dan sel limfa, kemudian di biakan pada mikroplate
9b well dan diinkubasi pada incubator 37 C mengandung CO2 5%,
sedangkan secara in vivo setelah hibridisasi dinokulasikan pada ruang
peritioned pada mencit, kemudian cairan asites diisolasikan dan
dimurnikan sebagai antibodi monoclonal Tahap pembuatan antibodi
monoklonal :

Imunisasi

Fusi

Seleksi hibridoma

Seleksi kolona

Pembiakan

11

Penyimpanan

d. Antibodi Poliklonal
2.6 Cara Kerja Antibodi
Antibodi bekerja menghancurkan antigen melalui beberapa cara, yaitu penetralan,
pengendapan, pelekatan, dan aktivasi protein komplemen. Prinsipnya adalah
terjadi pengikatan antigen oleh antibodi, yang selanjutnya antigen yang telah
diikat oleh antibodi akan dimakan oleh sel makrofag.
a. Penetralan
Antibodi menetralkan racun atau toksin yang dihasilkan oleh bakteri
(antigen) dan menjadikannya tidak berbahaya sehingga dapat disekresi
dari tubuh melalui tubulus-tubulus ginjal.

b. Pengendapan (Presipitasi)
Antibodi

mengendapkan

molekul-molekul

antigen

dengan

cara

menjadikan mereka membentuk gumpalan-gumpalan yang tidak larut.


Dalam bentuk demikian, antigen-antigen dapat ditelan oleh sel-sel fagosit,
dicerna, dan dijadikan tidak berbahaya.
c. Pelekatan
Antibodi melekat pada sel-sel mikroorganisme (antigen) sebagai opsonin
sehingga antigen tersebut dapat difagosit dan dihancurkan oleh neutrofil.
d. Aktivasi Protein Komplemen
Antibodi bekerja sama dengan protein komplemen dalam plasma, melekat
pada dinding sel antigen, dan mengidentifikasi mereka untuk sel-sel T.
12

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Antibodi adalah subtansi kimia berupa glikoprotein dengan struktur
tertentu yang terbentuk sebagai respons terhadap keberadaan benda-benda
asing (antigen) yang tidak dikehendaki oleh tubuh dan bersifat reaktif

13

terhadap antigen tersebut. Antibodi memiliki kemampuan alami dalam


mengidentifikasi antigen.
Molekul antibodi mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Meningkatkan antigen secara spesifik
b. Memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mati
c. Membantu imunitas melawan beberapa agen infeksi yang disebarkan
melalui darah seperti bacteria, virus, parasit, dan beberapa jamur
d. Memberi aktifitas antibody dalam karena gamaglobulin mengandung
sebagian besar antibodi jaringan serum
e. Mengikat dan menghancurkan antigen, namun demikian pengikatan
antigen tersebut kurang memberikan dampak yang nyata kalau tidak
disertai fungsi efektor sekunder. Fungsi efektor sekunder yang penting
adalah memacu aktivasi komplemen, di samping itu merangsang pelepasan
histamin oleh basofil atau mastosit dalam reaksi hipersensitivitas tipe
segera.
Adapun klasifikasi immunoglobulin dibagi menjadi dua sub kelas
yakni : Immunoglobulin sebagai rantai panjang dan immunoglobulin
sebagai rantai pendek. Imunoglobulin sebagai rantai panjang dibagi
menjadi:

Immunoglobulin A

Immunoglobulin E

Immunoglobulin M

Immunogloblulin D

Immunoglobulin G
14

Sedangkan sebagai rantai pendeknya antara lain:

Antibodi imun

AntibodiPoliklonal

Antibodi Monoklonal

Antibodi Alamiah

3.2 Saran
Penulis mengharapkan,semoga dengan hadirnya makalah ini dapat
menambah wawasan bagi para pembaca,dan merupakan tambahan referensi
untuk ilmu pengetahuan khususnya tentang imunoglobulin. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Barata, Garna, Karnen. Rengganis, Iris. 2010. Imunologi Dasar. Edisi IX. Balai
Penerbit FKUI, Jakarta.
http://teknologilaboratoriumkesehatan.blogspot.com/2009/07/strukturimunoglobulin.html
15

Sativani, Riza. Struktur dan Fungsi Imunoglobulin. Diakses pada 11 Juni 2010,
dari http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2010/06/struktur-dan-fungsiimunoglobulin.html
Anonymous. Antigen dan Antibodi. Diakses pada Juni 2011, dari
http://biologipedia.blogspot.com/2011/03/antigen-dan-antibodi.html
Anonymous. Diakses dari, http://tri-falaq
http://id.wikipedia.org/wiki/Antibodi

16

Anda mungkin juga menyukai