2. Epidemiologi
Cara infeksi dengan menelan kista matang yang dapat terjadi secara
tidak langsung melalui air dan makanan yang terkontaminasi, atau secara
langsung melalui fecal-oral. Giardia dilaporkan telah terjadi di Afrika, Asia
dan Amerika Latin; sekitar 200 juta orang terinfeksi, dengan 500.000 kasus
baru yang dilaporkan setiap tahunnya. (Raza, 2013)
Giardia memiliki 2 fase utama, yaitu fase trofozoit dan fase kistik.
Infeksinya dikarenakan kistik yang tertelan, yang dieskresikan di feses.
Sekitar 10-25 kistik yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
Beberapa mamalia 1-10 kistik. Kistik giardia dapat di transmisi secara
langsung antar host, termasuk kontaminasi air dan makanan. (Raza, 2013)
Trofozoit dilepaskan oleh kistik yang tertelan di usus halus, dimana
trofozoitnya mempebanyak diri. Banyak trofozoit yang membelah diri tebawa
sampai ke kolon, dan sedikit demi sedikit berubah menjadi kistik sebagai
respon terhadap rangsagan bile salt. Kistik dapat muncul di feses setelah 3
hari atau 3 minggu setelah terjadinya infeksi, tergantung spesies host. (Raza,
2013)
Kistiknya dapat bertahan untuk beberapa waktu yang lama pada
lingkungan yang dingin, dan lembab. Dan sangat suseptibel terhadap sinar
matahari dan akan hancur dengan mudah pada lingkungan yang kering dan
panas. (Reza, 2013)
a. Stadium trofozoit: Ukuran 12-15 mikron; berbentuk simetris bilateral
seperti buah jambu monyet yang bagian anteriornya membulat dan bagian
posteriornya meruncing. Permukaan dorsal cembung (konveks) dan pipih
di sebelah ventral dan terdapat batil isap berbentuk seperti cakram yang
cekung dan menempati setengah bagian anterior badan parasit. Ia
mempunyai sepasang inti yang letaknya di bagian anterior, bentuknya oval
dengan kariosom di tengah atau butir-butir kromatin tersebar di plasma
inti. Trofozoit ini mempunyai 4 pasang flagel yang berasal dari 4 pasang
blefaroplas. Terdapat 2 pasang yang lengkung dianggap sebagai benda
parabasal, letaknya melintang di posterior dari batil isap.
b. Stadium kista: Berbentuk oval berukuran 8-12 mikron, mempunyai
dinding yang tipis dan kuat. Sitoplasmanya berbutir halus dan letaknya
jelas terpisah dari dinding kista. Kista yang baru terbentuk mempunyai 2
inti; yang matang mempunyai 4 inti, letaknya pada satu kutub.
(A) (B)
Gambar 1.2 (A) Trofozoit (B) Kistik
Pemberantasan/ penatalaksanaan
1. Metronidazol
Giardiasis biasanya dapat berhasil diobati dengan menggunakan obat
yang disebut metronidazol, yang bekerja dengan membunuh parasit yang
menyebabkan infeksi. Dengan dosis 5-7,5 mg/kg berat badan 3 kali sehari
selama 7 hari atau 30 mg/kg berat badan dosis tunggal selama 3 hari.
(Gandahusada, 2000)
Hal ini biasanya diambil dalam bentuk tablet (oral). Kursus yang
disarankan perawatan akan tergantung pada faktor-faktor seperti usia dan
berat badan, tetapi dapat berkisar dari tiga sampai 10 hari saja.
(Gandahusada, 2000)
Metronidazol ditoleransi dengan baik pada orang dewasa dan anak-
anak. Efek samping yang serius jarang (terjadi dalam waktu kurang dari 1
dalam 1.000 orang). (Gandahusada, 2000)
Efek samping yang paling sering dilaporkan biasanya yang ringan
mempengaruhi sistem pencernaan, seperti:
a. Mual
b. Muntah
c. Diare
d. Sakit perut
2. Tinidazol
Jika tidak dapat mengambil metronidazol, misalnya telah sebelumnya
memiliki reaksi alergi terhadap hal itu, suatu obat alternatif yang disebut
tinidazol mungkin disarankan, dengan dosis 30-50 mg/kg dosis tunggal.
Kebanyakan orang hanya perlu kursus 1-3 hari tinidazol. Risiko efek
samping sedikit lebih tinggi, meskipun ini cenderung ringan dan
meningkatkan sebagai tubuh Efek samping meliputi:
a. Mual
b. Muntah
d. Diare
f. Kelelahan
CFSPH. The Center for Food Security & Public Health. 2012. Giardiasis. Iowa
http://www.cfsph.iastate.edu/Factsheets/pdfs/giardiasis.pdf [ diakses pada 22
Mei 2017]
Raza, A. dkk. Giardiasis. 2013. Reviews in Veterinary and Animal Sciences. (1): 15-
20