Anda di halaman 1dari 9

1.

Giardia Lambia

Giardia lamblia adalah salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran pencernaan
manusia. Protozoa ini ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek  tahun 1681 pada fesesnya
sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia intestinalis atau Giardia doudenalis.
Selain menyerang saluran pencernaan manusia, protozoa flagellata ini dapat pula menyerang
kucing, anjing, burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba.

Struktur Giardia lambia

Giardia lamblia memiliki 2 stadium, yaitu stadium trofozoit dan stadium kista. 

Gambar 1. Bentuk dan bagian-bagian Giardia lamblia


 Tropozoit Giardia lamblia berbentuk bilateral simetris seperti buah jambu monyet,
bagian anterior tampak membulat dan bagian posterior meruncing.Ukuran panjangnya 10-
20 mikron dengan diameter 7-10 mikron.Di bagian anterior terdapat sepasang inti
berbentuk oval.Di bagian ventral anterior terdapat dua batang batil isap (parabasal)
berbentuk seperti cakram cekung yang berfungsi untuk perlekatan di permukaan sel
epithel usus.Tropozoit mempunyai 8 flagel, sehingga bersifat motil. Giardia lamblia tidak
mempunyai mitokondria, peroxisome, hydrogenisomes, atau organel subseluler lain untuk
metabolisme energi.
Gambar 2. Tropozoit Giardia lamblia
Kista Giardia lamblia berbentuk oval berukuran 8-12 mikron dan mempunyai dinding
yang tipis dan kuat dengan sitoplasma berbutir halus.Kista yang baru terbentuk
mempunyai dua inti sedangkan kista matang mempunyai empat inti dan terletak di satu
kutub.

Gambar 3. Kista Giardia lamblia

 Pencegahan
Pencegahan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
a) Mengkonsumsi air minum yang bersih yang telah menjalani pemanasan sampai
50° sehingga dapat menginaktifkan kista.
b) Pada umumnya G. Lamblia resisten terhadap klorin, sehingga penyaringan sangat
diperlukan untuk menghilangkan kontaminasi oleh protozoa patogen ini.
c) Melindungi tempat persediaan air dari hospes reservoir (berang-berang dan tikus
air).
d) Memasyarakatkan kebersihan individu (cuci tangan).
e) Penyediaan makanan yang bersih dan baik.
Pencegahan infeksi parasit ini terutama dengan memperhatikan hygiene perorangan,
keluarga, dan kelompok., dengan menghindari air minum yang terkontaminasi. Sanitasi
air minum untuk mencegah terjadinya epidemi giardiasis dilakukan dengan metode
coagulation-sedimentation-filtration.Klorinasi air minum untuk mengeliminasi kista
memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi dan kontak yang lebih lama pada biasanya.
Proteksi individu dapat dilakukan dengan merebus air sampai mendidih minimal 1 menit.
Bila air tidak dapat direbus, dapat diberikan 2-4 tetes kaporit untuk setiap liter air dan
tunggu selama 60 menit sebelum diminum.Bila airnya dingin dibutuhkan waktu semalam
untuk membunuh kista G.intestinalis.Memanaskan makanan atau makanan yang matang
dapat mencegah infeksi kista G.intestinalis.
Ingat, bahwa tidak semua orang terlihat bergejala walaupun di dalam tubuhnya terdapat
Giardia.Oleh sebab itu diperlukan kewaspadaan universal dalam prilaku keseharian
khususnya perhatian utama pada anak-anak yang bisa tertular penyakit ini dari makanan-
minuman yang kebersihannya diragukan.

2 BALANTIDIUM COLI

1) PENGERTIAN

Balantidium coli ada di salah satu dari dua tahap pembangunan: Trophozoites dan
Cysts. Pada trophozoite formulir, mereka dapat berbentuk persegi panjang atau bulat, dan
biasanya 30-150 μm dan panjang 25-120 μm di lebar. Penyalahgunaan ukurannya adalah
pada tahap ini yang memungkinkan Balantidium coli menjadi ciri sebagai terbesar
protozoan parasit manusia. Trophozoites memiliki macronucleus baik dan micronucleus,
dan keduanya biasanya terlihat. macronucleus yang besar dan berbentuk sosis sementara
micronucleus kurang menonjol. Pada tahap ini, organisme tidak infective tetapi dapat
replikasi oleh pembelahan biner melintang. Risa dalam tahap, yang berlangsung di parasit
yang lebih kecil, lebih berbentuk bulat, dengan diameter sekitar 40 sampai 60 μm.
Berbeda dengan trophozoite, permukaan yang hanya ditutupi dengan bulu mata, yang
memiliki bentuk cyst sulit dinding yang terbuat dari satu atau lebih lapisan. The cyst ini
juga berbeda dari formulir trophozoite karena non-mobil dan tidak mengalami
reproduksi. Namun, cyst adalah bentuk parasit yang berlangsung ketika penyebab
infeksi.

Infeksi terjadi bila sebuah host ingests cyst, yang biasanya terjadi selama
kejangkitan konsumsi air atau makanan. Setelah cyst adalah ingested, melalui host dari
sistem pencernaan. Sementara cyst menerima beberapa perlindungan dari degradasi
lingkungan oleh acidic dari perut melalui penggunaan dari luar tembok, kemungkinan
yang akan dimusnahkan pada pH lebih rendah dari 5, sehingga lebih mudah untuk
bertahan di stomachs of malnourished individu yang memiliki sedikit asam lambung.
Setelah cyst mencapai usus halus, trophozoites diproduksi. yang kemudian menjajah
trophozoites usus besar, di mana mereka tinggal di lumen dan pakan pada flora usus.
Beberapa trophozoites menyerbu tembok yang menggunakan titik dua proteolytic
enzymes dan multiply, dan beberapa dari mereka kembali ke lumen. Pada lumen
trophozoites Mei hancur atau mengalami encystation. Encystation yang dipicu oleh
dehidrasi isi dari usus dan biasanya terjadi di distal usus besar, tetapi mungkin juga
terjadi di luar tuan rumah dalam kotoran. Sekarang dalam bentuk cyst dewasa, cysts akan
dilepaskan ke dalam lingkungan di mana mereka bisa pergi ke menulari baru host.
Diagnosa penyakit Diagnosis dari Balantidiasis bisa menjadi proses rumit, sebagian
karena gejala terkait mungkin atau tidak hadir. Namun, dari diagnosa Balantidiasis dapat
dipertimbangkan bila pasien diare telah digabungkan dengan kemungkinan sejarah
sekarang terpapar amebiasis melalui perjalanan, kontak dengan orang terinfeksi, atau anal
intercourse. Selain itu, dari diagnosa Balantidiasis dapat dibuat oleh pemeriksaan
mikroskopis dari sampel kotoran atau jaringan.

2) PENCEGAHAN

Pencegahan Memerlukan langkah-langkah pencegahan efektif kebersihan pribadi


dan masyarakat. Beberapa pengamanan khusus meliputi: o o o o Pemurnian dari air
minum. Penanganan makanan yang tepat. Memperhatikan pembuangan kotoran manusia.
Pemantauan kontak dari balantidiasis pasien. KLASIFIKASI Balantidium coli Scientific
classification Domain: Eukarya Kingdom: Chromalveolata Superphylum: Alveolata
Phylum: Ciliophora Class: Litostomatea Order: Vestibuliferida Family: Balantiididae
Genus: Balantidium Species: B. coli Binomial name Balantidium coli (Malmsten, 1857)
BENTUK2 Tropozoites dan Cyst Protozoa

3.toxoplasmosis
Toxoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yaitu penyakit pada hewan yang
dapat
ditularkan ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh sporozoa yang dikenal
dengan nama Toxoplasma gondii, yaitu suatu parasit intraselluler yang banyak
terinfeksi pada manusia dan hewan peliharaan. Penderita toxoplasmosis sering
tidak memperlihatkan suatu gejala klinis yang jelas sehingga dalam menentukan
diagnosis penyakit toxoplasmosis sering terabaikan dalam praktek dokter sehari-
hari. Apabila penyakit toxoplasmosis mengenai wanita hamil trismesterketiga
dapat mengakibatkan hidrochephalus, khorioretinitis, tuli atau epilepsi. Penyakit
toxoplasmosis biasanya ditularkan dari kucing atau anjing tetapi penyakit ini juga
dapat menyerang hewan lain seperti babi, sapi, domba, dan hewan peliharaan
lainnya. Walaupun sering terjadi pada hewan-hewan yang disebutkan di atas
penyakit toxoplasmosis ini paling sering dijumpai pada kucing dan anjing. Untuk
tertular penyakit toxoplasmosis tidak hanya terjadi pada orang yang memelihara
kucing atau anjing tetapi juga bisa terjadi pada orang lainnya yang suka
memakan makanan dari daging setengah matang atau sayuran lalapan yang
terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit toxoplasmosis. Dewasa ini
setelah siklus hidup toxoplasma ditemukan maka usaha pencegahannya
diharapkan lebih mudah dilakukan. Pada saat ini diagnosis toxoplasmosis
menjadi lebih mudah ditemukan karena adanya antibodi IgM atau IgG dalam
darah penderita. Diharapkan dengan cara diagnosis maka pengobatan penyakit
ini menjadi lebih mudah dan lebih sempurna, sehingga pengobatan yang
diberikan dapat sembuh sempurna bagi penderita toxoplasmosis. Dengan jalan
tersebut diharapkan insidensi keguguran, cacat kongenital, dan lahir mati yang
disebabkan oleh penyakit ini dapat dicegah sedini mungkin. Pada akhirnya
kejadian kecacatan pada anak dapat dihindari dan menciptakan sumber daya
manusia yang lebih berkualitas.

PENGOBATAN TOXOPLASMOSIS.
Sampai saat ini pengobatan yang terbaik adalah kombinasi pyrimethamine
dengan
trisulfapyrimidine. Kombinasi ke dua obat ini secara sinergis akan menghambat
siklus p-amino
asam benzoat dan siklus asam folat. Dosis yang dianjurkan untuk
pyrimethamine ialah 25 – 50
mg per hari selama sebulan dan trisulfapyrimidine dengan dosis 2.000 – 6.000
mg sehari selama
sebulan.
Karena efek samping obat tadi ialah leukopenia dan trombositopenia, maka
dianjurkan
untuk menambahkan asam folat dan yeast selama pengobatan. Trimetoprinm
juga ternyata
efektif untuk pengobatan toxoplasmosis tetapi bila dibandingkan dengan
kombinasi antara
pyrimethamine dan trisulfapyrimidine, ternyata trimetoprim masih kalah
efektifitasnya.
Spiramycin merupakan obat pilihan lain walaupun kurang efektif tetapi efek
sampingnya
kurang bila dibandingkan dengan obat-obat sebelumnya. Dosis spiramycin yang
dianjurkan ialah
2 – 4 gram sehari yang di bagi dalam 2 atau 4 kali pemberian. Beberapa peneliti
mengajurkan
pengobatan wanita hamil trimester pertama dengan spiramycin 2 – 3 gram
sehari selama
seminggu atau 3 minggu kemudian disusl 2 minggu tanpa obat. Demikian
berselang seling
sampai sembuh. Pengobatan juga ditujukan pada penderita dengan gejala klinis
jelas dan
terhadap bayi yang lahir dari ibu penderita toxoplasmosis.

PENCEGAHAN TOXOPLASMOSIS
Dalam hal pencegahan toxoplasmosis yang penting ialah menjaga kebersihan, mencuci
tangan setelah memegang daging mentah menghindari feces kucing pada waktu
membersihkanm halaman atau berkebun. Memasak daging minimal pada suhu 66oC
atau dibekukan pada suhu –20oC. Menjaga makanan agar tidak terkontaminasi dengan
binatang rumah atau serangga. Wanita hamil trimester pertama sebaiknya diperiksa
secara berkala akan kemungkinan infeksi dengan toxoplasma gon

4.e.coli

Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang


pendek yang memiliki panjang sekitar 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4-0,7μm
dan bersifat anaerob fakultatif. E. coli membentuk koloni yang bundar, cembung,
dan halus dengan tepi yang nyata (Smith-Keary, 1988 ; Jawetz et al., 1995).
E. coli dapat dilihat pada gambar
Penyakit

b. E. coli Enterotoksigenik (ETEC)


ETEC penyebab yang sering dari “diare wisatawan” dan penyebab diare pada
bayi di negara berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk
manusia menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil.
c. E. coli Enteroinvasif (EIEC)
EIEC menimbulkan penyakit yang sangat mirip dengan shigelosis. Penyakit
yang paling sering pada anak-anak di negara berkembang dan para wisatawan
yang menuju negara tersebut. Galur EIEC bersifat non-laktosa atau melakukan
fermentasi laktosa dengan lambat serta bersifat tidak dapat bergerak. EIEC
menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus.
d. E. coli Enterohemoragik (EHEK)
EHEK menghasilkan verotoksin, dinamai sesuai efek sitotoksisnya pada sel
Vero, suatu ginjal dari monyet hijau Afrika.
e. E. coli Enteroagregatif (EAEC)
EAEC menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di negara
berkembang.
3. Sepsis
Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, E. coli dapat memasuki aliran
darah dan menyebabkan sepsis.
4. Meningitis
E. coli dan Streptokokus adalah penyebab utama meningitis pada bayi. E. coli
merupakan penyebab pada sekitar 40% kasus meningitis neonatal (Jawetz et
pengobatan
infeksi oleh E. coli dapat diobati menggunakan sulfonamida, ampisilin,
sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin dan aminoglikosida. Aminoglikosida
kurang baik diserap oleh gastrointestinal, dan mempunyai efek beracun pada
ginjal. Jenis antibiotik yang paling sering digunakan adalah ampisilin.
Ampisilin adalah asam organik yang terdiri dari satu inti siklik dengan
satu rantai samping. Inti siklik terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam,
sedangkan rantai sampingnya merupakan gugus amino bebas yang mengikat satu
atom H (Ganiswarna, 1995). Struktur ampisilin dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Struktur kimia ampisilin (Farmakope IV, 1995)
Ampisilin memiliki spektrum kerja yang luas terhadap bakteri Gram
negatif, misalnya E. coli, H. Influenzae, Salmonella, dan beberapa genus Proteus.
Namun ampisilin tidak aktif terhadap Pseudomonas, Klebsiella, dan Enterococci
(Setiabudy dalam Ganiswarna, 1995). Ampisilin banyak digunakan untuk
mengatasi berbagai infeksi saluran pernafasan, saluran cerna dan saluran kemih
(Tan Hoan Tjay dan Raharja, 2002).

Trichomonas vaginalis
Morfologi
Trichomonas vaginalis merupakan organisme berbentuk buah pir, bergerak aktif
bergoyang dan berputar dengan flagel anterior 3-5 buah, berukuran 10 x 7 μm dan mampu
bereplikasi melalui pembelahan biner. Mempunyai satu inti dengan kromatin yang
terdistribusi secara merata. Belum pernah dilaporkan adanya bentuk kista pada T.
Vaginalis.
Transmisi
Protozoa ini hidup di dalam taktus genitalis bagian distal pada wanita dan pada laki-laki
terdapat pada uretra dan prostat. Trofozoit menetap di membran mukosa vagina,
memakan bakteri dan sel darah putih. Pada pria, protozoa ini menetap di kelenjar prostat
atau pada epitel uretra.
Sebagian besar laki-laki yang menderita trikomoniasis bersifat asimtomatik, namun pada
wanita menimbulkan nyeri, meradang,erosi dan sekret kuning kecoklatan.
Pencegahan Semua mitra seksual harus diobati secara bersamaan untuk mencegah
terjadinya reinfeksi.

Anda mungkin juga menyukai