Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN GERONTIK

“Menganalisa Kasus Asuhan Keperawatan”

Dosen Pengampu :
Ns. Sumandar, M.Kes

Disusun Oleh :
Nadia Aufa (180101147)
Yetri Muliza (180101152)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes AL-INSYIRAH PEKANBARU
T.A 2020/2021
KASUS

Lansia laki laki umur 61 tahun tinggal di Melati Kota Pekanbaru pendidikan SD suku
Melayu dan sudah ditinggal istri semenjak 5 tahun terakhir dan beragama islam. Pada saat
dilakukan pengkajian pada tanggal 03 April 2021 di peroleh data sebagai berikut:

Lansia tersebut mengatakan bahwa sulit bernapas dan bahkan dada terasa sakit bahkan
lansia tampak memegang dada. Hal ini dirasakan Lansia sementara 3 bulan terakhir. Sulit
bernapas ini bertambah apabila lansia melakukan aktivitas berat dan dalam kondisi pusing
memikirkan anak-anaknya. Lansia mengatakan sulit bernapas akan akan berkurang apabila
lansia meminum obat sesak dan mengurangi pikiran mengenai masalah keluarga. Lansia juga
mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengannya. Dan selama
ini lansia sudah pernah berobat ke RS. Dan lansia hanya mengatakan bahwa ia adalah
perokok berat semajak usia muda dan pekerjaan dahulu semua merupakan pekerjaan berat
dan baru sekitaran 8 bulanan terakhir berhenti dari merokok. BB 45 Kg, TD 140/90 mmhg, R
30x/m, N 84x/m, S 38 .Tampak turgor kulit buruk, Pada pemeriksaan kepala terlihat uban,
tidak ada benjolan dan lesi, rambut hitam lurus; wajah mata dan leher tidak ada kelainan,
tidak ada nyeri tekan pada leher, sulit untuk mencerna makanan, terkadang ada nyeri
menelan, tampak menggunakan gigi palsu, fungsi pendengaran tidak mengalami gangguan,
pada saat pemeriksaan dada tampak bentuk dada barrel chest, dada anterior menonjol, dan
napas terdengar mengi, pada saat dilakukan perkusi berupa taktil vocal fremitus menurun,
dan pada saat diperkusi terdengar hipersonor dan pada saat auskultasi terdengar ronchi. Irama
jantung reguler, Pada pemeriksaan abdomen tidak ada nyeri tekan, tidak ada gangguan pada
saat BAK/BAB, dan pada saat dilakukan pemeriksaan pada ekstremitas bawah tidak
ditemukan gangguan. Tidak ada riwayat kejang, tidak memiliki riawayat penyakit gula dan
gondok. Lansia merupakan pemuka masyarakat di lingkungan tempat tinggal. Pada
pemeriksaan penunjang yang ada di rumah lansia tampak hiperinflasi, hiperlusen, ruang
retrosternal melebar, diafragma mendatar.

Pada pengkajian fungsional diperoleh bahwa mandi, berpakaian, ke kamar kecil,


berpindah tempat, BAK/BAB, makan/minum Lansia melakukan dengan sendiri tanpa
bnatuan siapapun,Pada saaat ditanya tanggal, hari, nama tempat serta alamat, Lansia
mengatakan benar. Dan pada saat ditanya umur, kapan lahir, siapa nama presiden.
sebelumnya Lansia tidak bisa menjawab dengan benar. Tapi pada saat ditanya nama presiden
saat ini lansia menjawab benar. Dan pada saat ditanya mengenai penjumlahan (20-3) dan
tetap pegurangan 3 dari setiap angka baru Tn Z mampu menjawab.

Mohon saudara analisa kasus diatas, dan buatkan proses keperawatan dengan pendekatan
asuhan keperawatan gerontik
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ASMA

I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Nama : Tn. Z
b. Umur : 61 tahun
c. Alamat : jalan melati kota pekanbaru
d. Pendidikan : SD
e. Tanggal pengkajian : 03 april 2021
f. Jenis kelamin : laki laki
g. Suku : Melayu
h. Agama : Islam

2. Status kesehatan saat ini


a. Keluhan saat ini
Klien datang dengan mengeluhkan sulit bernapas dan dada terasa sakit bahkan
klien tampak memegang dada.
b. Keluhan utama
Klien mengatakan sudah 3 bulan terakhir mengalami sulit bernapas. Sulit
bernapas tersebut akan bertambah apabila klien melakukan aktivitas berat dan
dalam kondisi pusing memikirkan anak anaknya. Klien mengatakan sulit bernapas
akan berkurang apabila lansia meminum obat sesak dan mengurangi pikirannya
mengenai masalah keluarga. Klien mengatakan bahwa ia adalah perokok berat
semenjak usia muda dan pekerjaan dahulu merupakan pekerjaan berat, sekitar 8
bulan terakhir klien berhenti merokok dan klien sudah 5 tahun ditinggal istri.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan selama sudah pernah berobat ke RS.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit yang sama
dengannya.
5. Tinjauan sistem
a. Pemeriksaan tanda vital
 Berat badan : 45 kg
 Tekanan Darah : 140/90 mmhg
 Pernapasan : 30x/m
 Nadi : 84x/m
 Suhu : 38°C
b. Pemeriksaan fisik

 Kepala : Terlihat rambut beruban,tidak ada benjolan dan lesi,


rambut hitam lurus
 Wajah : Mata tidak ada kelainan
 Mulut : Mengunakan gigi palsu
 Leher : Tidak ada kelainan,tidak ada nyeri tekan pada leher.
Sulit untuk mencerna makanan, terkadang ada nyeri
saat menelan.
 Telinga : Tidak ada gangguan pada pendengaran
 Dada :  Inspeksi :Tapak bentuk dada berel chest,dada
anterior menonjol,napas terdengar mengi
 Perkusi: Taktil vocal fremitus menurun,terdengar
hipersonor
 Auskultasi : Terdengar Ronchi
 Integument : Turgor kulit buruk
 Jantung : Irama jantung regular
 Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada gangguan saat
BAK/BAB
 Ekstermitas bawah : Tidak ditemukan gangguan

6. Pengkajian fungsional

No Kegiatan Mandiri Bayunan Bantuan penuh


sebagian
1. Mandi √
2. Berpakaian √
3. Ke kamar mandi √
4. Berpindah tempat √
5. BAB/BAK √
6. Makan/minum √

7. Pengkajian status mental

No Pertanyaan Benar Salah


1. Tanggal berapa hari ini ? √
2. Hari apa sekarang ini ? √
3. Apa nama tempat ini ? √
4. Dimana alamat bapak ? √
5. Berapa umur bapak ? √
6. Kapan bapak lahir ? √
7. Siapa nama presiden sebelumnya ? √
8. Siapa nama presiden saat ini ? √
9. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 √
dari setiap angka baru, semua secara menurun
Jumlah 6 3
Interpretasi hasil :
 Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
 Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
 Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
 Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
Hasil score :
 Klien memiliki score dengan salah menjawab 3 dan benar menjawab 6, berarti
menurut intrepretasi hasil fungsi intelektual klien utuh atau tidak mengalami
gangguan.
II. ANALISA DATA

No Data Masalah
1. Data subjektif : Pola nafas tidak efektif
 Klien mengatakan sulit bernafas
 Klien mengatakan dada terasa
sakit
 Klien mengatakan sulit bernafas
ketika melakukan aktivitas berat
Data objektif :
 TD : 140/90 mmHg
R : 30 x/m
N : 84 x/m
 Inspeksi dada barel chest
 Dada anterior menonjol
 Nafas terdengar megi
 Auskultasi terdengar Ronchi
2. Data subjektif : Gangguan menelan
 Klien mengatakan sulit untuk
mencerna makanan
 Klien mengatakan terkadang
merasakan nyeri saat menelan
Data objektif :
 BB : 45 Kg
 Turgor kulit buruk
 Klien tampak mengalami
kesulitan dalam menelan
3. Data subjektif : Kecemasan/ansietas
 Klien mengatakan sesak
napas bertambah jika klien
pusing memikirkan anak
anaknya
 Klien mengatakan sesak
napas yang terjadi akan
berkurang jika klien
mengurangi pikirannya
mengenai masalah keluarga
Data objektif :
 Klien sudah ditinggal istri
selama 5 tahun
 Klien tampak cemas karena
memikirkan anak anak nya
 Tanda tanda vital :
Tekanan Darah :
140/90 mmhg
Pernapasan :
30x/m
Nadi :
84x/m
Suhu : 38°C

III. DIAGNOSA
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi/kelelahan
2. Gangguan menelan berhubungan dengan : defisit struktur atau fungsi mulut,
faring, atau esofagus
3. Kecemasan / ansietas

IV. INTERVENSI

No Diagnose Tujuan Dan Hasil Intervensi


Keperawatan
1. Pola nafas tidak NOC 1. Posisikan pasien untuk
efektif berhubungan 1. Respiratory status : memaksimalkan ventilasi
dengan penurunan ventilation 2. Kaji pantau frekuensi
energi/kelelahan. 2. Respiratory status : pernafasan
Airway patency 3. Lakukan fisiotrapi dada jika
3. Vital sing status perlu
Setelah dilakukan 4. Auskultasi suara nafas,catat
tindakan keperawatan adanya suara tambahan
selama 24x jam pasien 5. Catat adanya/derajat
menunjukan keefiktifan distress, misal
pola nafas,dibutuhkan :gelisah,ansietas,distress
kriteria hasil : pernafasan,penggunaan otot
1. Mendemostrasikan bantu. disfungsi pernafasan
suara nafas yang adalah indicator kegagalan
bersih, tidak ada nafas
sianosis dan dyspnea 6. Pertahankan jalan nafas
(mampu yang paten
mengeluarkan 7. Observasi adanya tanda
sputum,mampu tanda hipoventilasi
bernafas dengan 8. Monitor adanya kecemasan
mudah,tidak ada pasien terhadap oksigen
pursedlip) 9. Monitor vital sing
2. Menunjukan jalan 10. Informasikan pada pasien
nafas yang paten dan keluarga tentang tehnik
(klien tidak merasa relaksasi untuk
tercekik,irama memperbaiki pola nafas,
nafas,frekuensi 11. Monitor pola nafas
pernafasan dalam
rentang normal,tidak
ada suara nafas
abnormal
3. Tanda tanda vital
dalam rentang normal
(tekanan
darah,nadi,pernafasan)
2. Gangguan menelan NOC: NIC :
- Kaji tingkat kesadaran,
berhubungan  Pencegahan aspirasi
refleks batuk, refleks
dengan : defisit  Status menelan
muntah, dan kemampuan
struktur atau fungsi Setelah dilakukan
menelan
mulut, faring, atau tindakan keperawatan
- Pantau gerakan lidah
esofagus selama …. pasien
klien saat makan
menunjukkan perbaikan
- Pantau adanya
dalam proses menelan
penutupan bibir saat makan,
dengan kriteria hasil:
minum, dan menelan
 Menunjukkan
- Pantau hidrasi tubuh
kemampuan menelan
(misalnya, asupan, haluaran,
 Menunjukkan
turgor kulit dan membran
kemampuan
mukosa)
mengosongkan rongga
- Berikan perawatan mult
mulut
jika diperlukan
 Menunjukkan
- Berikan atau gunakan
kenyamanan dengan
alat bantu jika diperlukan
menelan
- Bantu pasien untuk
 Peningkatan upaya
mengatur posisi kepala
menelan
fleksi ke depan untuk
menyiapkan makanan
- Bantu pasien untuk
menempatkan makanan di
belakang mulut dan bagian
yang tidak sakit
- Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang makanan yang
mudah ditelan
3. Kecemasan/ansietas NOC : NIC :
Pengkajian:
Kriteria hasil :
- Kaji dan dokumentasikan
 Ansietas berkurang, tingkat kecemasan pasien
termasuk reaksi fisik
dibuktikan oleh bukti - Kaji tanda-tanda vital klien
tingkat ansietas hanya Observasi
ringan sampai sedang, - Observasi tanda-tanda vital
dan selalu menunjukkan - Observasi anda tanda cemas
pengendalian diri berat
terhadap ansietas, Pendidikan Kesehatan
konsentrasi, koping. - Berikan informasi mengenai
 Menunjukkan sumber komunitas yang tersedia,
pengendalian diri seperti teman, tetangga,
terhadap ansietas yang kelompok, tempat ibadah,
dibuktikan oleh lembaga sukarelawan dan pusat
indikator sebagai rekreasi
berikut: Mandiri
- Merencanakan strategi - Dampingi pasien, bicara
koping untuk situasi dengan tenang, dan berikan
penuh tekanan ketenangan serta rasa
-Mempertahankan nyaman
performa peran - Sediakan pengalihan
- Memantau distorsi melalui televesi, radio,
sensori permainan, serta terapi
- Memantau manifestasi okupasi
perilaku ansietas - Berikan penguatan
- Menggunakan teknik positif ketika pasien mampu
relaksasi untuk meneruskan aktifitas sehari-
meredakan ansietas hari dan aktifitas lainnya
meskipun mengalami
ansietas
Penurunan cemas
- Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
- Dampingi klien (misalnya,
selama prosedur) untuk
meningkatkan keamanan dan
mengurangi rasa takut
- Berikan pijatan
punggung/pijat leher, jika perlu
- Bantu klien untuk
mengidentifikai situasi yang
mencetuskan cemas.

V. IMPLEMETASI

No Diagnose keperawatan Implementasi


1. Pola nafas tidak efektif 1. mengposisikan pasien untuk
berhubungan dengan penurunan memaksimalkan ventilasi
energi/kelelahan. 2. Mengkaji pantau frekuensi pernafasan
3. Melakukan fisiotrapi dada jika perlu
4. Mengauskultasi suara nafas,catat adanya
suara tambahan
5. Mencatat adanya/derajat distress, misal :
gelisah, ansietas, distress pernafasan,
penggunaan otot bantu.disfungsi
pernafasan adalah indicator kegagalan
nafas
6. Mempertahankan jalan nafas yang paten
7. Mengobservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
8. Memonitor adanya kecemasan pasien
terhadap oksigen
9. Memonitor vital sing
10. Menginformasikan pada pasien dan
keluarga tentang tehnik relaksasi untuk
memperbaiki pola nafas,
11. Memonitor pola nafas
2. Gangguan menelan 1. Mengkaji tingkat kesadaran, refleks batuk,
berhubungan dengan : defisit refleks muntah, dan kemampuan menelan
struktur atau fungsi mulut, faring, 2. Memantau gerakan lidah klien saat makan
atau esofagus 3. Memantau adanya penutupan bibir saat
makan, minum, dan menelan
4. Memantau hidrasi tubuh (misalnya,
asupan, haluaran, turgor kulit dan
membran mukosa)
5. Memberikan perawatan mult jika
diperlukan
6. Memberikan atau gunakan alat bantu jika
diperlukan
7. Membantu pasien untuk mengatur posisi
kepala fleksi ke depan untuk menyiapkan
makanan
8. Membantu pasien untuk menempatkan
makanan di belakang mulut dan bagian
yang tidak sakit
9. Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang
makanan yang mudah ditelan
3. Kecemasan/ansietas 1. Mengkaji dan dokumentasikan tingkat
kecemasan pasien termasuk reaksi fisik
2. Mengkaji tanda-tanda vital klien
3. Mendampingi pasien, bicara dengan
tenang, dan berikan ketenangan serta rasa
nyaman
4. Memberikan penguatan positif ketika
pasien mampu meneruskan aktifitas
sehari-hari dan aktifitas lainnya meskipun
mengalami ansietas
5. Menggunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
6. Mendampingi klien (misalnya, selama
prosedur) untuk meningkatkan keamanan
dan mengurangi rasa takut
7. Membantu klien untuk mengidentifikai
situasi yang mencetuskan cemas.

VI. EVALUASI

No Diagnosa Evaluasi
1. Pola nafas tidak efektif S:
berhubungan dengan  Klien mengatakan tidak sulit bernafas
penurunan energi/kelelahan.  Klien mengatakan dada tidak terasa
sakit
 Klien mengatakan sudah merasa
nyaman
O:
 Tanda vital normal
 Nafas tidak terdengar mengi
 tidak terdengar Ronchi
A : masalah sudah teratasi
P : intervensi di hentikan
2. Gangguan menelan S:
berhubungan dengan : defisit  Klien mengatakan tidak sulit untuk
struktur atau fungsi mulut, mencerna makanan
faring, atau esofagus  Klien mengatakan tidak nyeri saat
menelan
O:
 BB sudah meningkat
 Turgor kulit baik
 Klien tampak tidak kesulitan dalam
mencerna makanan
A : masalah sudah teratasi
P : intervensi di hentikan
3. Kecemasan/ansietas S:
 Klien mengatakan sudah merasa nyaman
karena didampingi oleh anak anaknya
 Klien mengatakan pikiran cemas terhadap
keluarga nya sudah berkurang
O:
 Klien tampak sudah merasa nyaman
didampingi anaknya
 Klien tampak merasa sudah tidak cemas
lagi terhadap anaknya
 Tanda tanda vital normal
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Nanda Internasional. (2015). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.


Jakarta: EGC.

M. Bulechek, G. (2016). edisi enam Nursing interventions classification ( N I C ). singapore:


elsevier Global rights.

Sue Moorhead, d. (2016). edisi enam Nursing outcomes classification (Noc).Singapore:


Elsevier Global Rights.

Anda mungkin juga menyukai