OLEH :
ELISA WULANDARI
144012016016
1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2
OLEH :
ELISA WULANDARI
144012016016
ii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3
Elisa Wulandari
xiv + 81 Halaman + 16 Tabel + 2 Bagan + 10 Lampiran
ABSTRAK
Hasil dalam penelitian yang di dapatkan bahwa adanya kesamaan teori dengan
fakta yang di dapatkan, pada Tn E ditemukan keluhan nyeri dada sebelah kiri
sejak 2 hari sampai nyeri dada dirasakan menjalar ke punggung dan juga tangan
dengan skala nyeri 7 serta mual, pusing, kelemahan dalam beraktivitas
(lemas),dan klien merasakan sesak, sedangkan pada Tn M ditemukan adanya
keluhan nyeri dada sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit berawal dari
punggung lalu ke dada sebelah kiri dengan skala nyeri 6 serta mata berkunang-
kunang, pusing, kelemahan dalam beraktivitas (lemas). Pada pasien 1 dan 2
hampir memiliki masalah yang sama, namun memiliki kualitas nyeri yang
berbeda, pasien 1 dengan skala 7 dan pasien 2 dengan skala 6. Diharapkan bagi
tenaga kesehatan lebih memperhatikan masyarakat yang menderita Miokard
Infark dan memberikan informasi lebih untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam menjaga kesehatannya.
iii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
4
Elisa Wulandari
xv + 81 Pages + 16 Tables + 2 Chart + 10 Lamp
ABSTRACT
The results in the study found that there was a similarity of theory with the facts
obtained, in that Mr. E was found to complain of left chest pain since 2 days until
chest pain was felt to spread to the back and also hands with a scale of pain 7 and
nausea, dizziness, weakness in activity (weak), and the client feels tightness,
whereas in Mr M there is a complaint of chest pain since 1 day before entering
the hospital starting from the back then to the left chest with a scale of pain 6 and
dizzy eyes, dizziness, weakness in activity (weakness ) In patients 1 and 2 almost
had the same problem, but had a different quality of pain, patient 1 with a scale of
7 and patient 2 with a scale of 6. It was hoped that health workers would pay
more attention to people suffering from infarction Miocard and provide more
information to increase public awareness in maintain his health.
iv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
5
HALAMAN PERSETUJUAN
ELISA WULANDARI
NIM144012016016
Oleh
MENYETUJUI
Pembimbing I Pembimbing II
v
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
6
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Oleh Elisa Wulandari ini telah diperiksa dan dipertahankan
dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan Lulus
pada tanggal 11 Juli 2019
MENGESAHKAN
Tim Penguji :
Penguji Utama : Ns. Tri Wijayanto, M.Kep.,Sp.KMB
NBM : 831882 (............................)
Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu
vi
MOTTO
Yakin adalah kunci jawaban dari segala permasalahan dengan bermodal yakin
merupakan obat mujarab penumbuh semangat karena Hidup kumpulan
keyakinan dan perjuangan
Jangan pernah bandingkan proses mu dengan orang lain karena semakin susah
proses mu semakin bermakna ilmumu
Tugas akhir bukanlah sesuatu beban tetapi tugas akhir sesuatu ilmu yang
memberikan kita suatu penantian
Bagaimana proses akan menjawab segala keraguan yang ada dalam fikiran kita
(Elisa Wulandari)
vii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
8
PERSEMBAHAN
Dengan segala puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa dan atas dukungan
serta dari orang tua tercinta, akhirnya karya tulis ilmiah ini bisa terselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, dengan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:
1. Tuhan yang Maha Esa tanpa berkat nikmat dan kehendaknya semua ini
tidak akan berjalan dengan baik dan sungguh besar kekuasaanya yang
telah memberikan jalan hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
2. Khusus untuk kedua orang tuaku, Bapak Amirullah dan Ibu Bunaidah
yang tak pernah lelah demi memperjuangkan keberhasilanku sampai
saat ini terimakasih untuk semua doa, dan perjuangannya, kalian yang rela
bekerja keras tidak mengenal lelah demi melihat keberhasilanku, sungguh
tidak akan pernah bisa kubalas semua jasa kalian dengan apapun, yang
tidak pernah lelah memberi semangat , nasehat dan motivasi hingga saat
ini.
3. Untuk kakak-kakakku tercinta( Heni parlina, Desi puspitasari, Dodi
Wintara, Rinita yuliyanti) yang selalu menyayangiku dan mendukungku
serta menyemangatiku hingga aku dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini.
4. Dosen-dosen ku yang selalu memberikan ilmu dan bimbingannya serta
nasehat-nasehatnya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini
5. Untuk teman-teman Nadia saafia agustin, bella mia apriliana,mei surya
ningsih, shinta aulia, eka oktaviani, yulia putri kesuma dewi,dina irmalia,
ria febriyani, fikri auluha, nurul huda utama, sulton halala, wahdinil khoir,
desi ratna sari, upi heliza,dany sefrizal, dan teman-teman seperjuangan
lainnya serta jepri pratama yang sudah mendukung dan menyemangati
hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
6. Teman teman angkatan 21 yang sama-sama merintis, berjuang menjadi
satu keluarga dan dari awal masuk hingga keluar sampai kita semua dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
7. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu yang saya banggakan
viii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ix
RIWAYAT PENULIS
Elisa Wulandari dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1997 di Airnaningan, anak ke-5
dari pasangan Bapak Amirullah dan Ibu Bunaidah pendidikan SD Negeri 1
Airnaningan ditamatkan tahun 2009 dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Airnaningan
ditamatkan tahun 2012, dan pendidikan berikutnya SMK Karya Bhakti ditamatkan
pada tahun 2016 dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan jenjang
pendidikannya ke STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Prodi DIII
Keperawatan.
ix
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
x
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis telah diberikan menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sesuai
waktu yang ditentukan. Karya TulisI lmiah ini berjudul: “Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Infark Miokard dengan masalah Nyeri Akut di Rumah Sakit Dr. Hi
Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019”.
Karya Tulis Ilmiah diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir dalam
menempuh pendidikan Diploma III Keperawatan pada STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung. Selama penulisan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
penulis banyak mendapat bantuan baik moral maupun materil serta bimbingan
dari berbagai pihak.
Semoga karya tulis ini dapat memberi manfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
WasalamualaikumWr.Wb
(Elisa WulanDari)
x
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah...................................................................................... 6
C. Tujuan ....................................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
13
DAFTAR TABEL
xiii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xi
v
DAFTAR GAMBAR
xiv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dunia. Data The Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME)
jantung dan pembuluh darah pada 2016 mencapai 17,7 juta jiwa atau sekitar
32,26% total kematian di dunia. Sebagian besar atau 63% kematian akibat
presentasi mencapai 72% dari penyebab kematian penyakit jantung (Data The
koroner Salah satunya adalah IMA telah menyebabkan 36,33% dari total
Kasus miokard infark yang terjadi di provinsi Lampung sendiri masih dibawah
1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2
rata-rata kasus di Indonesia secara umum yaitu diangka 1.3 %dan Lampung
Prasurvey peneliti pada tanggal 02 April 2019 di RSUD dr. H. Abdul Moeloek
Lampung, 2019).
Salah satu masalah keperawatan yang selalu sering muncul pada penderita
IMA adalah rasa nyeri yang sangat. Nyeri adalah suatu mekanisme protektif
bagi tubuh (Smeltzer & Bare, 2002). Mekanisme terjadinya nyeri pada
dengan peningkatan asam laktat yang menimbulkan rasa nyeri dada yang
nyeri pada infark miokard terjadi waktu istirahat atau tidur yang terjadi 20-
lengan kiri, dan bahu kiri nyeri terasa dibagian tubuh yang terpisah dari
sesuai resep dan mengevaluasi respons pasien secara terus menerus, bantu
Smeltzher,2002).
setelah dilakukan intervensi analgetik + relaksasi benson pada hari-1 adalah 4,0
dan 2,8 pada hari ke-2, sedangkan pada responden dengan intervensi analgetik
saja rata-rata skala nyeri 4,8 pada hari ke-1 dan 4,3 pada hari ke-2 perawatan di
ICCU. Berdasarkan data diatas yang akan dilakukan peneliti salah satunya
ialah relaksasi benson yaitu teknik relaksasi pasif dengan tidak menggunakan
tegangan otot sehingga sangat tepat untuk mengurangi nyeri pada kasus infark
mengurangi rasa nyeri dengan melibatkan pengalaman nyeri masa lalu dan di
mengenai miokard infark juga pernah di laukakan oleh Cipto Susilo, dkk
(2013) dengan masalah keperawatan nyeri akut. Cipto Susilo, dkk melakukan
Tingkat kematian yang di akibatkan oleh miocard infark yang mencapai 17,7
juta jiwa di tahun 2016 menunjukan bahwa buruknya penanganan awal pada
Miocard infark yang datang secara tiba-tiba berefek sangat buruk bagi jiwa
masyarakat tidak mengetahui tanda dan gejala miocard infark serta penanganan
Berdasarkan data di atas, serta kasus yang banyak terjadi tentang penyakit
nyeri akut ”.
B. Rumusan masalah
asuhan keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah nyeri
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr.
dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr. Hi.
masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul
akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr.
D. Manfaat Penelitian
penelitian.
3. Bagi klien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
suplai darah adekuat karena terjadi sumbatan pada arteri coroner sehingga
aliran darah keotot jantung tidak cukup akan menyebabkan otot jantung
Infark miokard akut dikenal sebagai serangan jantung, oklusi koroner, atau
miokard akut biasanya mengikuti oklusi mendadak dari arteri koroner dan
henti mendadak dari aliran darah dan oksigen ke otot jantung.Jadi otot
penelitian Framingham, sekitar 45% dari semua kasus infark miokard akut
terjadi pada orang yang lebih muda dari 65 tahun dan 5% terjadi pada
orang yang lebih muda dari 40 tahun. 85% orang meninggal karena infark
8
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9
Infark miokard adalah suatu keadaan ketika secara tiba tiba pembatasan
2. Etiologi
Infark miokard akut terjadi jika suplai oksigen tidak sesuai dengan
2) Faktor sirkulasi
tidak akan lepas dari faktor pemompaan dan volume darah yang
3) Faktor darah
c. Faktor lainnya
luas dan lokasi kerusakan jaringan infark. Jika lebih dari separuh
Penyebab lain dari serangan jantung adalah suatu berkuan dari bagian
penyebabnya.
4. Faktor Resiko
Faktor resiko terjadinya infark miokard akut dibagi menjadi dua golongan,
yaitu faktor risiko yang dapat diubah dan faktor resiko yang tidak dapat
diubah.
tinggi kalori)
tahun, ras (insiden lebih tinggi pada orang berkulit hitam), wanita post
5. Patofisiologi
Infark miokard akut sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau
lebih faktor resiko seperti obesitas, merokok, hipertensi dan lain lain.
terjadi trombus.
memar dan sianotik karena darah didaerah sel tersebut terhenti dalam
jangka waktu 24 jam timbul edema sel dan terjadi respons peradangan
seperti angina tapi lebih hebat. Serangan tersebut terjadi ketika klien
dalam keadaan istirahat, sering terjadi di dini hari. Paling nyata dirasakan
dagu atau abdomen sebelah atas (sering kali mirip dengan kolik
6. Pathways
Gambar 2.1 Pathway Miokard Infark
Faktor Resiko
Proses Kimiawi
Plak Fibrosa
Trombus
Gangguan Fungsi
(Aspiani,2015).
7. Manisfestasi Klinis
Tanda dan gejala pada infark miokard akut, antara lain sebagai berikut:
a. Nyeri dada sebelah kiri nyeri menjalar ke lengan kiri, bahu, rahang
kiri, punggung kiri, dan area nyeri epigastrik. Sifat nyeri seperti
ditekan, rasa tertindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan
b. Sesak napas
d. Gejala lain, seperti palpitasi, rasa pusing atau sinkop dan gejala akibat
8. Komplikasi
a. Mati mendadak
b. Aritmia
c. Nyeri menetap
d. Angina
e. Gagal jantung
f. Ketidakmampuan mitral
g. Pericarditis
h. Ruptur jantung
i. Thrombosis mural
j. Aneurisma ventrikel
9. Pemeriksaan penunjang
a. Elektrokardiografi
simetrik, Q menjadi lebar (lebih dari 0,04 detik) dan dalam (Q/R lebih
dari ¼)
b. Laboratorium
mU/mL.
LDH kurang normal dari 195 mU/mL.kadar enzim ini baru naik
5) Kateterisasi
6) Radiologi
(Aspiani, 2015).
10. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
1. Pemberian oksigen
pulsa-oksimetri.
2. Morfin
Morfin adalah obat dengan fungsi untuk meredakan sakit atau nyeri
3. Nitrogliserin
4. Aspilet
b. Penatalaksanaan keperawatan
komplikasi,
5) Pantau EKG
6) Pasang jalur IV
7) Pemeriksaan laboratorium
10) Diet
a) Hari I
b) Hari II
c) Hari III
bacaan ringan.
d) Hari IV
Ring jantung adalah sebuah alat berbentuk tabung kecil, tersusun dari
itu penggunaan bahan untuk stent jantung harus yang aman bagi
nyeri dada dan apabila pembuluh darah sudah tersumbat secara total
1. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
1) Gejala:
a) Kelemahan, kelelahan
b. Sirkulasi
2) Tanda:
papilaris
f) Warna: pucat atau sianosis atau kulit abu-abu, kuku datar, pada
c. Integritas ego
1) Gejala:
2) Tanda:
d. Eliminasi
e. Makanan/cairan
f. Hygiene
g. Neurosensori
1) Gejala: pusing
Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya
1) Gejala:
(morfin)
epigastrium,
Gambar 2.2
Skala Numeric
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri sedang Nyeri
Nyeri hebat
Keterangan :
skala 3-4 : yaitu nyeri ringan nyeri seperti tertimpa beban berat,
skala 9-10 : yaitu nyeri sangat berat „ yaitu nyeri seperti diremas-
remas.
2) Tanda:
a) Wajah meringis
3) Respon otomatik
kulit/kelembaban, kesadaran.
i. Pernafasan
sianosis, bunyi nafas bersih atau crackle atau mengi, sputum bersih,
2. Diagnosa Keperawatan
a. Definisi
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit,
atau intervensi bedah. Nyeri akut memiliki awitan yang cepat dengan
waktu yang singkat. Nyeri akut berdurasi singkat kurang dari 6 bulan
Sulistyowati, 2015).
b. Etiologi
(DPP PPNI,2016).
1. Gejala
analgetik (morfin)
daerah epigastrium,
2. Tanda:
a) Wajah meringis
4. Rencana keperawatan
Pada tahap perencanaan masalah infark miokard dengan nyeri dada, ada
Hasil
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan asuhan Mandiri Mandiri
iskemia jaringan sekunder keperawatan selama 3x 24 1. Pantau/catat 1. Variasi
terhadap sumbatan arteri jam diharapkan pasien karakteristik nyeri, penampilan dan
dapat mengontrol nyeri catat laporan prilaku pasien
Gejala: dengan : verbal, petunjuk karena nyeri
a) Nyeri yang timbul Pain level ( tingkat nonverbal, dan terjadi sebagai
mendadak, nyeri tidak nyeri) respons temuan
hilang dengan istirahat Pain control ( kontrol hemodinamik(cont pengkajian.
atau nitrogliserin, nyeri) oh meringis, Kebanyakan
biasanya Comfort level menangis, gelisah, pasien dengan
membutuhkan narkotik (tingkat berkeringat, IMA tampak
analgetik (morfin) kenyamanan) mencengkram sakit, distraksi,
b) Lokasi pada dada dada, napas cepat, dan berfokus pada
anterior dan substernal kriteria hasil: TD/frekuensi nyeri. Pernapasan
c) Penyebaran: menyebar ke 1. Mampu mengontrol jantung berubah mungkin
tangan kiri, leher, bahu nyeri(tahu meningkat sebagai
kiri, wajah, rahang, penyebab nyeri, akibat nyeri dan
abdomen, punggung, mampu berhubungan
dan nyeri juga dapat menggunakan dengan cemas,
dijumpai pada daerah teknik sementara
epigastrium, nonfarmakologi hilangnya stress
d) Sifat nyeri : seperti untuk mengurangi menimbulakan
jaringan
8. Berikan obat 8. Nitrat berguna
sesuai untuk control
indikasi,contoh nyeri dengan efek
nitrogliserin vasodilatasi
(ISDN) koroner, yang
meningkatkan
aliran darah
koroner dan
perfusi miokardia.
Efek vasodilatasi
perifer
menurunkan
volume darah
kembali ke
jantung(preload)
sehingga
menurunkan kerja
otot jantung dan
kebutuhan
oksigen.
5. Implementasi
6. Evaluasi
2012).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa,
aktivitas, atau individu. Jenis pendekatan yang digunakan yaitu studi kasus
multiple sama seperti kasus tunggal, hanya kasus yang dipelajari lebih dari
satu sama lainnya. Tujuan kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi
B. Batasan Istilah
Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami infark miorkard akut dengan
masalah nyeri akut di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi Abdul Moeloek
34
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
35
Tabel 3.1
Batasan Istilah
C. Partisipan
Subyek peneliti pada KTI ini adalah 2 pasien atau 2 kasus dengan masalah
keperawatan dan diagnosis medis yang sama yaitu infark miokard akut dengan
masalah keperawatan nyeri akut dan mempunyai kriteria inklusi dan kriteria
ekslusi
1. Kriteria inklusi:
2. Kriteria eksklusi :
b. MCI berulang
1. Lokasi penelitian
Provinsi Lampung
2. Waktu penelitian
E. Pengumpulan Data
1. Wawancara
utama pasien seperti: (penyebab timbulnya rasa nyeri, kualitas nyeri, lokasi
sebagainnya (Hidayat,2011).
2. Observasi
hal-hal yang akan diteliti seperti ekspresi wajah, perubahan postur tubuh.
3. Pemeriksaan fisik
4. Dokumentasi
F. Analisis Data
1. Pengumpulan data
2. Penyajian data
Pada tahap ini penyajian data dilakukan dengan pembuatan table, gambar,
bagan, maupun teks naratif kerahasiaan dari pasien dapat dijamin dengan
3. Kesimpulan
Dari seluruh data yang disajikan, kemudian data tersebut dibahas dan
G. Etik Penelitian
( Notoadmojo ,2010).
mencantumkan nama klien dan hanya menuliskan inisial pada data atau
3. Confredentiality (kerahasiaan)
lain (Suhaeini,2014).
5. Justice ( keadilan)
(Hanafiah, 2012).
maksimal dengan kerugian minimal prinsip ini diikuti prinsip ini tidak
H. Jalannya penelitian
1. Persiapan penelitian
a. Tahap persiapan
serta meminta izin untuk mencari data-data diruang Tulip RSUD dr.
b. Tahap pelaksanaan
Peneliti mendapat izin dari RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi
data dan analisis data, hasil pengolahan dan analisis data dirumuskan
c. Tahap akhir
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Rumah sakit umum daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek pada mulanya
merupakan rumah sakit tipe A yang terletak di jl. Dr. Rivai 6, penengahan
pemerintah provinsi lampung. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hi. Abdul
tempat tidur, kepemilikan rumah sakit ini terus berubah sejalan dengan
perubahan pemerintah.
ruang rawat inap berdasarkan tipe kelas ruangan yang terdiri Ruang Anak,
Bedah di rumah sakit ini yakni Ruang Mawar, Ruang Kutilang, Ruang
pada salah satu ruang inap Medikal Bedah yaitu Ruang Tulip merupakan
42
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
43
Rumah Sakit Abdul Moeloek merupakan rumah sakit yang menjadi tempat
kasus diagnosa Infark Miokard Akut yang sesuai dengan judul yang
peneliti ambil yaitu Asuhan Keperawatan Pada Klien Infark Miokard Akut
2. Pengkajian
b. Riwayat Kesehatan
Tabel 4.2 Riwayat Kesehatan
Riwayat Masuk Rumah Klien datang ke IGD RSAM diantar Klien datang ke IGD RSAM
Sakit keluarga pada tanggal 09 Juni 2019 diantar keluarga pada tanggal
pada pukul 18.06 WIB, Tn E 09 Juni 2019 pada pukul 10.42
rujukan dari RS. Ahmad Yani WIB, Tn M rujukan dari RS.
Metro, dengan keluhan nyeri dada Adven, dengan keluhan nyeri
sebelah kiri sejak 2 hari sampai dada sejak 1 hari sebelum
nyeri dada dirasakan menjalar ke masuk rumah sakit berawal dari
punggung dan juga tangan dengan punggung lalu ke dada sebelah
skala nyeri 7 yang berdurasi 20- 30 kiri dengan skala nyeri 6 yang
menit serta mual, pusing, berdurasi 20-30 menit serta
kelemahan dalam beraktivitas mata berkunang-kunang,
(lemas),dan klien merasakan sesak. pusing, kelemahan dalam
Dan didapatkan pemeriksaan fisik beraktivitas (lemas).
TTV: Di dapatkan pemriksaan fisik
TD: 180/110 TTV
N: 89x/menit TD: 150/90 mmHG
S: 36,4 C N: 80x/menit
P: 26x/menit S: 36,0 C
Kesadaran: Composmentis P: 20 x/menit
Saat di UGD RSUD Dr. H. Abdul Kesadaran: Composmentis
Moeloek diberikan infus mikro 10 Saat di UGD RSUD Dr. H.
tpm, oksigen 4L/menit, obat ISDN Abdul Moeloek diberikan infus
5Mg dan Aspilet 80Mg kemudian 10 tpm, oksigen 3x/menit,
pasien dipindah ke ruang Tulip jam pemberian obat ISDN 5Mg dan
22.00 WIB Aspilet 80 Mg
Kemudian pasien dipindah
keruang Tulip pada jam 13.10
WIB
Riwayat kesehataan saat
ini: Nyeri dada kiri Nyeri dada kiri
Keluhan utama: Klien mengatakan nyeri dada Klien mengatakan nyeri dada
sebelah kiri yang menjalar ke sebelah kiri yang menjalar ke
punggung dan kedua tangan, nyeri kedua tangan, nyeri bertambah
bertambah saat berktivitas dan saat berktivitas dan berkurang
berkurang saat berbaring, nyeri saat beristirahat, nyeri seperti
seperti tertimpah benda berat dan dertimpa benda berat dan nyeri
nyeri hilang timbul, dengan skala hilang timbul, skala nyeri 5,
nyeri 6 Nyeri mengakibatkan klien
Nyeri mengakibatkan klien tidak tidak dapat beraktivitas seperti
dapat beraktivitas seperti biasanya, biasanya, klien meminta
klien meminta bantuan kepada bantuan kepada keluarganya
istrinya untuk membantu untuk membantu kebutuhannya.
kebutuhannya. Nyeri berdenyut dengan durasi
Nyeri berdenyut dengan durasi 5-10 3-7 menit.
menit.
Keluhan penyerta Sesak, mual, dan susah menelan, Mual, lemah, dan gelisah
gelisah
Riwayat operasi Klien mengatakan tidak pernah Klien mengatakan tidak pernah
mengalami operasi mengalami operasi
Genogram
Klien 1
52
Keterangan :
Laki –laki :
Perempuan :
Klien :
Tinggal serumah :
Hubungan perkawinan :
Keturunan :
Meninggal :
Genogram
60
c. Riwayat psiko-sosial-spiritual
Gambaran diri Pasien memiliki tubuh tinggi, Pasien memiliki tubuh pendek,
berbadan besar, berambut berambut putih dan masih
hitam dan memiligi gigi yang memiliki gigi yang lengkap
masih lengkap
Harga diri Pasien sebagai ayah dan Pasien sebagai kakek dan
tinggal bersama anak ke 4 nya tinggal bersama anak ketiga
nya
Ideal diri Pasien mengatakan ingin cepat Pasien mengatakan ingin cepat
sembuh sembuh
d. Lingkungan
IMT = BB = 95 kg IMT = BB = 55 kg
TB(m²) 175(m²) TB(m²) 155(m²)
= 95 kg = 55 kg
1.75 ² 1.55 ²
= 95 = 55
3.06 2.40
= 31,04 = 22,91
Dengan kata lain klien 1 Dengan kata lain berat badan
mengalami obesitas klien 2 berada dalam batas
normal
Pola Aktivitas dan Latihan Klien mengatakan setiap hari Klien mengatakan setiap hari
bekerja sebagai penjahit bekerja sebagai pedagang.
konveksi. Saat libur waktunya Waktu luangnya hanya
digunakan untuk pergi digunakan untuk beristirahat
memancing. Jika melakukan dirumah. Jika melakukan
aktivitas berlebih klien merasa aktivitas berlebih klien merasa
sesak dan lelah. Olahraga yang sesak dan mengalami nyeri
sering klien lakukan adalah dibagiang punggung. Klien
lari-lari kecil yang dilakukan tidak pernah berolahraga.
pagi hari.
1. System penglihatan Posisi mata klien simetris Posisi mata klien simetris
antara kiri dan kanan, antara kiri dan kanan,
pergerakkan bola mata: bisa pergerakkan bola mata baik,
bergerak ke segala arah, konjungtiva ananemis, sclera
konjungtiva ananemis, sclera amikterik, reaksi pupil
anikterik, reaksi pupil mengecil saat didekatkan
mengecil saat didekatkan cahaya dan membesar saat
cahaya dan membesar saat dijauhkan cahaya, tidak
dijauhkan cahaya,reaksi pada menggunakan alat bantu
cahaya +/+ tidak penglihatan, tidak ada
menggunakan alat bantu masalah dalam penglihatan
penglihatan, tidak ada masalah klien.
dalam penglihatan klien.
2. System pendengaran Bentuk telinga klien simetris, Bentuk telinga klien simetris,
adanya serumen berwarna tidak terdapat serumen,
kuning, tidak ada lesi, serta kondisi telinga bersih tidak
tidak menggunakan alat bantu ada lesi, serta tidak
pendengaran, tidak ada menggunakan alat bantu
masalah dalam pendengaran pendengaran, tidak ada
klien. masalah dalam pendengaran
klien.
4. System pernapasan Jalan nafas klien paten, klien Jalan nafas klien paten, klien
terlihat sedikit sesak, klien terlihat sedikit sesak, RR
terlihat sesak saat dan setelah 23x/m
melakukan aktivitas, RR Inspeksi: pergerakan dinding
22x/m irama teratur, dada simetris terdapat ictus
Inspeksi : pergerakan dinding cordis
dada simetris terdapat ictus Aukultasi: tidak ada suara
cordis tambahan, irama pernafasan
Aukultasi: tidak ada suara teratur,
tambahan, irama pernafasan Perkusi: terdengar sonor
teratur dan dalam diseluruh lapang paru
Perkusi: terdengar suara sonor Palpasi: tidak teraba adanya
dilapang paru benjolan
Palpasi: tidak teraba adanya Klien terpasang alat bantu
benjolan , klien tidak batuk pernapasan oksigen 2L/m
klien terpasang alat bantu
pernafasan oksigen 3L/m
5. System kardiovaskuler Nadi teraba 115 x/m irama Nadi teraba 100 x/m irama
a. Sirkulasi perifer teratur, tidak terdapat distensi teratur, tidak terdapat distensi
vena jugularis, warna pucat, jugularis, akral teraba hangat,
CRT 3 detik, akral teraba warna pucat, CRT 2 detik.
hangat
b. Sirkulasi jantung Kulit muka klien terlihat Kulit muka klien terlihat
pucat, konjungtiva ananemis, pucat, keadaan mata baik,
bibir klien tidak sianosis, tidak konjungtiva ananemis, bibir
terdapat distensi vena klien tidak sianosis, tidak
jugularis, keadaan kuku klien terdapat distensi vena
pucat, dada simetris, jugularis, keadaan kuku klien
pucat, dada simetris, tidak ada
7. System pencernaan Keadaan mulut klien sedikit Keadaan mulut klien bersih,
bersih, tidak ada lesi dan tidak ada lesi dan stomatitis,
stomatitis, klien mengalami klien tidak mengalami
kesulitan dalam menelan, kesulitan dalam menelan,
tidak ada keluhan nyeri pada klien muntah sedikit, tidak
perut, bising usus 10x/m, tidak ada keluhan nyeri pada perut,
ada keluhan nyeri abdomen bising usus 9x/m, tidak ada
saat dipalpasi, tidak terdapat keluhan nyeri abdomen saat
distensi abdomen, klien tidak dipalpasi, tidak terdapat
terpasang kolostomy. distensi abdomen, klien tidak
terpasang kolostomy.
9. System endokrin Nafas klien tidak berbau Nafas klien tidak berbau
keton, tidak terdapat keton, tidak terdapat
gangrene, tidak tremor, tidak gangrene, tidak tremor, tidak
terdapat pembesaran kelenjar terdapat pembesaran kelenjar
tiroid, tidak terdapat tanda- tiroid, tidak terdapat tanda-
tanda peningkatan gula darah. tanda peningkatan gula darah.
11. System integument Keadaan rambut klien baik, Keadaan rambut klien bersih,
kekuataan baik, berwarna kekuataan baik berwarna
hitam kebersihan cukup hitam kebersihan cukup
terjaga, kulit klien berwarna terjaga, kulit klien berwarna
coklat, tidak ada tanda-tanda coklat, tidak ada tanda-tanda
radang pada kulit klien. radang pada kulit klien.
h. Penatalaksanaan
Tabel 4.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Tanggal pasien 1 Pasien 2
obat
Oral: 11 juni Simvastatin 10 mg/24 jam Aspilet 80 mg/ 24 jam
2019 Ramipril 5 mg/24 jam Clopidogre 75 mg/ 8 jam
Aspilet 80 mg/24 jam ISDN 1 tablet/ 24 jam (sublingual)
Infus (mikro) 10tpm Infus (mikro) 10tpm
Ceftriaxsone 1gr/12 jam Ranitidine 1 amp/ 12 jam
Arixtra 2,5 mg/24 jam Lovenox 0,6 mg/12 jam
i. Resume
Tabel 4.9 Resume
Resume Kondisi Pasien 1 Pasien 2
Pasien
Klien datang ke IGD RSAM Klien datang ke IGD RSAM
diantar keluarga, Tn E rujukan dari diantar keluarga, Tn M rujukan
RS. Ahmad Yani metro, dengan dari RS. Adven, dengan keluhan
keluhan nyeri dada sebelah kiri nyeri dada sejak 1 hari sebelum
sejak 2 hari sampai nyeri dada masuk rumah sakit berawal dari
dirasakan menjalar ke punggung punggung lalu ke dada sebelah kiri
dan juga tangan dengan skala nyeri dengan skala nyeri 6 serta mata
7 serta mual, pusing, kelemahan berkunang-kunang, pusing,
dalam beraktivitas (lemas),dan kelemahan dalam beraktivitas
klien merasakan sesak. (lemas). Pada saat pengkajian
Pada saat pengkajian Klien Klien mengatakan nyeri dada
mengatakan nyeri dada sebelah kiri sebelah kiri yang menjalar ke
yang menjalar ke punggung dan kedua tangan nyeri seperti
kedua tangan,, nyeri seperti dertimpa benda berat dan nyeri
tertimpah benda berat dan nyeri hilang timbul, klien mengatakan
hilang timbul, klien mengatakan nyeri akan bertambah jika
nyeri akan bertambah jika melakukan aktifitas, skala nyeri 5.
melakukan aktivitas, skala nyeri 6. Hasil TTV :
Hasil TTV : S : 36,8 0C
S : 36,5 0C N : 100 x/menit
N : 115 x/menit TD : 140/80 mmHg
TD : 130/90 mmHg P : 23x/menit
P : 22x/menit Kesadaran : Composmentis
Kesadaran : Composmentis GCS : (E :4, M : 6, V : 5 )
GCS : (E: 4, M : 6, V: 5) TB : 155 cm
TB : 175 cm BB : 55kg
BB : 95 kg
j. Data focus
Data obyektif
1. Pasien terlihat sering 1. Pasien terlihat sering
memegangi dadanya memegangi dadanya dadanya
Pasien tampak lemas 2. . Pasien terlihat lemah
2. Saat berjalan harus pelan- 3. .Pasien tidak dapat
pelan beraktivitas mandiri
3. Pasien tidak dapat 4. .Aktivitas pasien di bantu
beraktifitas mandiri keluarga dan perawatan
4. Aktivitas Pasien dibantu oleh 5. Skala nyeri 5
keluarga 6. Hasil EKG menunjukan ST
5. Skala nyeri 6 elevasi
6. Hasil EKG menunjukan ST 7.Ck-Nac: 3.753 U/L
elevasi 8. Ck-Mb: 391 U/L
7. CK Nac : 2.233 U/L
8. CKMB : 2.538 U/L
k. Analisa data
Suplai oksigen ke
Data obyektif
miokard menurun
1. Pasien terlihat sering memegangi dadanya
Nyeri Akut
Pasien 2
Data subyektif Cendera Endotel Nyeri Akut
1. Pasien mengatakan nyeri di dada bagian kiri Pembuluh Darah
2. Nyeri menjalar ke punggung Koroner
3. Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan benda
berat Plak Fibrosa
4. Pasien mengatakan nyeri makin bertambah jika
beraktivitas Trombus
5. Pasien mengatakan nyeri hilang timbul dengan
durasi 15-20 menit Aliran Darah
Tersumbat
Data obyektif
1. Pasien terkadang memegangi dadanya Suplai oksigen ke
2. Pasien tampak meringis miokard menurun
3. Skala nyeri 5
4. Ck-Nac: 3.753 U/L Metabolisme
5. Ck-Mb: 391 U/L anaerob
meningkat
penumpukan
Asam Laktat
Pada miokard
Nyeri Akut
l. Rencana Keperawatan
Pasien 2
Nyeri Akut b.d iskemia jaringan sekunder 1. Pantau/catat karakteristik nyeri, catat
laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan
NOC : respons hemodinamik
2. Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-
3x 24 jam diharapkan pasien dapat mengontrol 10); lamanya; kualitas(dangkal/menyebar)
nyeri dengan : dan penyebaran.
kriteria hasil: 3. njurkan pasien untuk melaporkan nyeri
Mampu mengontrol nyeri(tahu penyebab nyeri, dengan segera
1. mampu menggunakan teknik 4. Bantu melakukan teknik relaksasi
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, ( relaksasi benson)
mencari bantuan) 5. Periksa tanda- tanda vital sebelum dan
2. Melaporkan nyeri berkurang dengan sesudah obat narkotik
menggunakan managemen nyeri 6. Pastikan bahwa istirahat telah cukup
3. Mampu memngenali nyeri (skala, 7. Kolaborasi pemberian oksigenasi
intensitas,frekunsi, dan tanda nyeri) 8. Kolaborasi pemberian analgesic
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
-
m. Implemantasi
Diagnosa 11 juni 2019 Paraf 12 juni 2019 Paraf 13 juni 2019 Paraf
Keperawata
n
Pasien 1 Implementasi Implementasi Implementasi
Nyeri 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Akut b.d 1. Memantau/catat 1.Memantau/catat 1.Memantau/catat
iskemia karakteristik nyeri, catat karakteristik nyeri, karakteristik nyeri,
jaringan laporan verbal, petunjuk catat laporan verbal, catat laporan verbal,
sekunder nonverbal, dan respons petunjuk nonverbal, petunjuk nonverbal,
hemodinamik dan respons dan respons
R: hemodinamik hemodinamik
Klien mengatakan maih R: R:
merasakan nyeri Klien mengatakan Klien mengatakan
H: terkadang masih masih merasakan
Klien masih terlihat merasakan nyeri nyeri
gelisah dan terkadang H: H:
memegangi dadanya Klien terkadang Klien tidak terlihat
memegangi dadanya gelisah
09.30
2. Ambil gambaran 09.30 WIB 09.30 WIB
lengkap terhadap nyeri 2.Mengambil 2. Mengambil
dari pasien termasuk gambaran lengkap gambaran lengkap
lokasi; intensitas (0-10); terhadap nyeri dari terhadap nyeri dari
lamanya; pasien termasuk lokasi; pasien termasuk
kualitas(dangkal/menyeb intensitas (0-10); lokasi; intensitas (0-
ar) dan penyebaran. lamanya; 10); lamanya;
kualitas(dangkal/meny kualitas(dangkal/me
R : klien mengatakan ebar) dan penyebaran. nyebar) dan
nyeri seperti di tertekan penyebaran.
benda berat R : klien mengatakan
H : skala nyeri 6 nyeri seperti di tertekan R : klien
benda berat namun mengatakan nyeri
sudah berkurang seperti di tertekan
10.00 WIB H : skala nyeri 5 benda berat
3. Menganjurkan pasien H : skala nyeri 4
untuk melaporkan nyeri 10.00 WIB
dengan segera 3.Menganjurkan pasien 10.00 WIB
R : klien masih sering untuk melaporkan 3.Menganjurkan
mengeluh nyeri nyeri dengan segera pasien untuk
H : klien mengeluhkan R : klien masih melaporkan nyeri
nyeri di lokasi yang mengeluh nyeri dengan segera
sama H : klien mengeluhkan R : klien terkadang
nyeri di lokasi yang mengeluh nyeri
10.30 WIB sama yang datang
4.Mengajarkan teknik H : klien
relaksasi 10.30 WIB mengeluhkan nyeri
( relaksasi benson) 4.Mengajarkan teknik di lokasi yang
R : klien mengatakan ( relaksasi benson) sama
n. Evaluasi
Pasien 2
Diagnosa S: S: S:
Klien mengatakan Klien mengatakan Klien mengatakan
maih merasakan terkadang masih masih merasakan
nyeri merasakan nyeri nyeri namun sudah
klien mengatakan klien mengatakan membaik
nyeri seperti di nyeri seperti di klien mengatakan
tertekan benda tertekan benda berat nyeri seperti di
berat namun sudah tertekan benda berat
klien mengatakan berkurang klien terkadang
nyaman dengan klien masih mengeluh mengeluh nyeri
terapi benson nyeri yg terkadang yang datang
Klien mengatakan timbul klien mengatakan
nyeri sudah sedikit klien mengatakan lebih merasa
berkurang lebih merasa nyaman nyaman dan merasa
klien masih sering ketika di berikan trapi lebih baik setelah di
mengeluh nyeri benson lakukan terapi
klien mengatakan Klien mengatakan benson
sudah banyak nyeri sudah sedikit klien mengatakan
beristirahat berkurang nyeri sudah sedikit
O: klien mengatakan berkurang
Klien masih terlihat sudah banyak klien mengatakan
tidak nyaman beristirahat sudah banyak
skala nyeri 5 O: beristirahat
klien mengeluhkan Klien masih O:
nyeri di lokasi dada merasakan nyeri Klien tidak terlihat
sebelah kiri namun dengan gelisah
klien terlihat lebih intensitas yang minim skala nyeri 4
nyaman setelah di skala nyeri 4 klien mengeluhkan
lakukan terapi klien mengeluhkan nyeri di lokasi yang
TTV nyeri di lokasi yang sama
Sebelum : sama klien terlihat lebih
TD : 150/90 mmHg klien terlihat lebih tenang dan nyaman
N : 110x/ mnt tenang dan nyaman setelah terapi
S : 36, 40C setelah dilakukan TTV
RR : 21x/ menit terapi Sebelum :
Setelah : TTV TD : 140/80 mmHg
TD : 140/90 mmHg Sebelum : N : 114x/ mnt
N : 112x/ mnt TD : 140/90 mmHg S : 36, 20C
S : 36, 40C N : 108x/ mnt RR : 22x/ menit
RR : 20x/ menit S : 36, 80C Setelah :
klien terlihat selalu RR : 22x/ menit TD : 140/90 mmHg
berbaring di tempat Setelah : N : 110x/ mnt
tidur TD : 140/80 mmHg S : 36, 40C
A: N : 110x/ mnt RR : 20x/ menit
Masalah nyeri akut belum S : 36, 60C klien terlihat selalu
teratasi RR : 20x/ menit berbaring di tempat
P: klien terlihat tidur
Lanjutkan intervensi berbaring, dan A: Masalah nyeri akut belum
1. Ambil gambaran terkadang duduk teratasi
lengkap terhadap dengan aktivitas P:
nyeri dari pasien minimal Lanjutkan intervensi
termasuk lokasi; A:Masalah nyeri akut belum 1. Ambil gambaran
B. Pembahasan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn.E dan Tn.M di Ruang
1. Pengkajian
Data pada Tn E di dapat nyeri dada sebelah kiri sejak 2 hari sebelum
dapatkan nyeri dada sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit berawal
dari punggung lalu ke dada sebelah kiri dengan skala 5, serta mata
yaitu infark miokard adalah nyeri yang timbul mendadak, nyeri tidak
benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir, lama nyeri
(≥30 menit).
Tanda gejala seperti nyeri dada dan sesak nafas pada Tn E dan Tn M
miokard akut sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau lebih
faktor resiko seperti obesitas, merokok, hipertensi dan lain lain. Faktor-
rokok, namun sudah berhenti sejak 1 tahun yang lalu, pasien kedua
merupakan pecandu rokok hingga saat ini, sebelum sakit pasien bisa
jantung.
d. Pola nutrisi
Dari data diatas juga dapat di tarik kesimpulan bahwa besar nilai IMT
Faktornya karena adanya sumbatan lemak jenuh pada arteri otot jantung
memaksa jantung untuk memompa darah lebih banyak ke tubuh, hal ini
dapat terjadi karena orang dengan obesitas memiliki luas tubuh yang
e. Pemeriksaan fisik
jantung (Kardiomegali).
1) Laboratorium
pemeriksaan enzim CKMB pada pria 38-175 U/L dan nilai normal
2) EKG
(V2, V3 dan V4) pasien 1 dan pasien 2 (V1, V2, dan V3) . Menurut
salah satu jenis serangan jantung yang sangat serius dimana salah
satu arteri utama jantung (arteri yang memasok oksigen dan darah
2. Diagnosis Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
intervensi akan tetapi pada laporan karya tulis ilmiah ini penulis
tanda vital sebelum dan sesudah, Pastikan bahwa istirahat telah cukup.
mengatasi masalah nyeri akut yang di alami oleh kedua pasien, dengan
4. Implementasi Keperawatan
pada kedua pasien ,yaitu pantau keluhan umum pasien, observasi pasien
infark miocard.
5. Evaluasi Keperawatan
kan hasil yang berbeda di antara kedua pasien dalam masalah nyeri
pasien mengatakan nyeri masih sering timbul dengan skala nyeri 6, lalu
skala nyeri yang di alami berkurang walau pun nyeri masih sering
kehari, namun jika di ukur skala nyeri dengan numeric rating scale di
dapatkan nyeri pasien hari ke1 berada di skala 5, dan pada hari ke2
nyeri akut pada kedua penderita miocard infark sudah dapat di atasi
kesehatan pasien.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada bab ini penulisan mengambil suatu kesimpulan dari karya tulis ilmiah
Infark dengan masalah Nyeri Akut di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung 2019.
1. Pengkajian
mempunyai keluhan yang sama yaitu nyeri dada sebelah kiri yang
kebiasaan merokok tetapi pasien pertama sudah tidak merokok lagi sejak 2
2. Diagnosis keperawatan
3. Rencana keperawatan
Perencanaan atau intervensi yang penulis lakukan pada kedua pasien untuk
menangani nyeri akut adalah ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari
79
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
80
4. Implementasi
5. Evaluasi
Evaluasi yang digunakan yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Pada
selama 3 hari perawatan didapatkan bahwa masalah nyeri akut dari pasien
satu teratasi sebagian intensitas nyeri sudah turun dari hari pertama skala 6
dan beransur menurun setiap harinya dengan skala 4, dan pada pasien
kedua nyeri berkurang pada hari kedua dengan skala 4 dan nyeri tidak
B. Saran
1. Bagi perawat
3. Bagi institusi
Agar dapat menjadikan karya tulis ini sebagai salah satu rujukan untuk
nyeri pasien
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, Reny yuli.(2015), Buku ajar Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC Jakarta: EGC
Aziz Alimul, Hidayat 2011. Metode Penelitian dan teknik analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika
Brunner & Suddarth,( 2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ,edisi 8
volume 2. Jakarta:EGC
Cipto Susilo (2013). Pengaruh terapi nafas dalam dalam penanganan nyeri yang
terjadi pada penderita MCI. Jurnal Keperawatan. JKA 2015: 1-9
Rendy dan Margareth. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
Institute for Health Metrics and Evaluation, (2016). Kasus miokard infark yang
terjadi di Dunia. Diakses pada tanggal 29 Maret 2019
http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/03/13/penyakit-kardiovaskuler-
penyebab-kematian-terbesar-di-dunia.
Lestari, (2017) keefektifan penanganan nyeri yang terjadi pada penderita miokard
infark. Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol:4, No. 1, Mei 2016;
Rekam Medik dr. Hi. Abdul Moeloek, (2019). Data Miokard Infark.
Rienstra M, McManus DD, Benjamin EJ (2011). Novel risk factors for atrial
fibrillation: Useful for risk prediction and clinical decision
makingCirculation, 125: e941-e946
RELAKSASI BENSON
Langkah kedua:
a. Atur posisi senyaman mungkin. Mintalah
pasien untuk menunjukan posisi mana yang
ia inginkan untuk melakukan terapi relaksasi
Benson.
b. Pengaturan posisi dapat dilakukan dengan
cara duduk, berlutut, ataupun tiduran selama
tidak mengganggu pikiran pasien.
c. Pikiran pasien jangan sampai terganggu oleh
apapun termasuk karena adanya salah posisi
atau posisi yang tidak nyaman yang
mengakibatkan pasien menjadi tidak focus
pada intervensi yang akan dilakukan.
Lakukan modifikasi lingkungan agar tidak
Langkah ketiga:
a. Anjurkan dan bimbing pasien untuk
memejamkan kedua mata sewajarnya.
b. Anjurkan pasien untuk menghindari
menutupkan mata kuat-kuat.
c. Tindakan menutup mata dilakukan dengan
wajar dan tidak mengeluarkan banyak tenaga
Langkah keempat:
Anjurkan pasien untuk melemaskan otot-
ototnya.
a. Bimbing dan mulailah pasien untuk
melemaskan otot-otot mulai dari kaki, betis,
paha, sampai dengan perut pasien.
b. Anjurkan pasien untuk mengendurkan semua
kelompok otot pada tubuh pasien
c. Anjurkan pasien untuk melemaskan kepala,
leher, dan pundak dengan memutar kepala
dan mengangkat pundak perlahan-lahan.
d. Untuk lengan dan tangan, anjurkan pasien
untuk mengulurkan kedua tangannya,
kemudian mengendurkan otot-otot
tanggannya dan biarkan terkulai wajar
dipangkuan
e. Anjurkan pasien untuk tidak memegang lutut,
kaki atau mengaitkan kedua tangan nya
dengan erat.
Langkah kelima:
Perhatikan napas dan mulailah menggunakan
kata-kata atau ungkapan focus yang berakar
pada keyakinan pasien.
1) Anjurkan pasien untuk menarik napas
melalui hidung secara perlahan, pusatkan
kesadaran pasien pada pengembangan
perut, tahanlah napas sebentar sampai
hitungan ketiga.
2) Setelah hitungan ketiga, keluarkan napas
melalui mulut secara perlahan-lahan(
posisi mulut seperti sedang bersiul)
sambil mengucapkan ungkapan yang
telah dipilih pasien dan diulang-ulang
dalam hati selama mengeluarkan napas
tersebut.
3) Lakukan selama 15 menit. Kegiatan ini
minimal dilakukan 1 kali sehari
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Ruang :
No. Rekam Medik :
Tgl Pengkajian :
Pukul ;
I. DATA DASAR
A. Identitas Pasien
1. Nama (Isnisial klien) :
2. Usia
3. Status Perkawinan :
4. Pekerjaan :
5. Agama :
6. Pendidikan :
7. Suku :
8. Bahasa yang digunakan :
9. Alamat Rumah :
10. Sumber Biaya :
11. Tanggal Masuk RS :
12. Diagnosa Medis Saat Pengkajian :
B. Sumber Informasi
1. Nama :
2. Umur :
3. Hubungan dengan klien :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Alamat :
II. RIWAYAT KESEHATAN
G. Lingkungan
1. Rumah
Kebersihan :
Polusi :
Bahaya :
2. Pekerjaan
Kebersihan :
Polusi :
Bahaya :
Jumlah kalori :
Keluhan :( ) Mual, ( )
Muntah
Perubahan berat badan 3 bulan terakhir: ( )
Bertambah kg
( ) Tetap
( ) Berkurang kg
b. Pola cairan :
Asupan cairan :( ) Oral, jenis, volume, total
( ) Enteral, jenis, frekwensi,
volume total
b. BAB
Frekwensi : x/hari
Waktu :
Warna : cc/hari
Bau :
Keluhan :
Penggunaan laxative/pencahar :
c. IWL (Insensible Water Lose) : cc/hari
d. Balance cairan :
Frekwensi : x/minggu
a. Merokok :( ) Ya
( ) Tidak
Frekwensi :
Jumlah :
Lama pemakaian :
b. Minuman keras : ( ) Ya
( ) Tidak
Frekwensi :
Jumlah :
Lama pemakaian :
c. Ketergantunga obat :( ) Ya
( ) Tidak
Jika Ya : Jelaskan : Jenis, Lama pemakaian,
Frekwensi dan Alasan
Konjungtiva :
Kornea :
Sclera :
Pupil :
Lapang pandang :
Ketajaman penglihatan :
Tanda-tanda radang :
Pemakaian alat bantu penglihatan :
Keluhan lain :
b. Sistem pendengaran
Kesimetrisan :
Karakteristik serumen (warna, konsistensi, bau) :
Tanda radang :
Cairan dari telinga :
Fungsi pendengaran:
Pemakaian alat bantu :
c. Sistem wicara
Kesulitan/gangguan wicara :
d. Sistem pernafasan
Jalan nafas :
Keluhan :( ) Sesak ( ) Nyeri
Bila sesak :( ) Setelah aktivitas
( ) Tanpa aktivitas
( ) Saat beraktivitas
Bila nyeri : Jelaskan
Frekwensi : x/menit
Irama :( ) Teratur
( ) Tidak teratur
Kedalaman :( ) Dalam ( ) Dangkal
Suara nafas :
Batuk :( ) Ya ( ) Tidak
Jika Ya, :( ) Jenisnya
( ) Sputum
( ) Warna sputum
( ) Konsistensi
( ) Terdapat darah
Palpasi dinding dada :
Perkusi dada :
Penggunaan otot bantu nafas :
Penggunaan oksigen, ETT, orofaringeal airway, trkeostomi
:
WSD : (Type, undulasi, karakteristik cairan,
jumlah, kondisi
balutan WSD)
e. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi perifer
Nadi : x/menit
Irama :( ) Teratur ( ) Tidak
teratur
Denyut :( ) Lemah ( ) Kuat
Distensi vena jugukaris :
Temperatur kulit : ( ) Hangat ( ) Dingin
Warna kulit :( ) Pucat ( ) Cyanosis
( ) Kemerahan
Pengisian kapiler :
Edema (lokasi da derajat) :
Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical : x/menit
Irama :( ) Teratur ( )
Tidak teratur
Bunyi jantung normal :
Kelainan bunyi jantung :
Keluhan :( ) Lemah ( )
Lelah
( ) Berdebar-
debar/palpitasi
( ) Keringat dingin
( ) Gemetaran
( ) Keringat dingin
( ) Kesemutan
( ) Kaki dan tangan dingin
Nyeri dada : (Penyebaran, lokasi, intensitas,
lamanya & skala)
Ictus cordis :
Kardiomegali (CTR) :
f. Sistem neurologi
Glaslow Coma Scale (GCS) : E….. M…… V…..
Tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial :
g. Sistem pencernaan
Keadaan mulut :
Kesulitan menelan :
Bising usus : x/menit
Lingkar perut :
Asites :
Palpasi 4 kuadran : ( ) Nyeri : lokasi, penyebaran
( ) massa/benjolan : lokasi, ukuran
Perkusi 4 kuadran : Suara timpani
(……………………..)
Suara pekak
(……………………..)
Suara tambahan
(…………………….)
Luka post operasi (jenisnya, kondisinya, ukuran) :
……….
g. Sistem immunology
Pembesaran kelenjar getah bening :
h. Sistem endokrim
Nafas berbau keton : ( ) Ya, ( ) Tidak
i. Sistem urogenital
Distensi kandung kemih :
Nyeri tekan :
Nyeri perkusi pada CVA :
( ) Anuria ( ) Hematuria ( ) Disuria
( ) Nocture ( ) Oliguria ( ) Poliuria
Penggunaan kateter :
Penggunaan irigasi :
Keadaan genital :
j. Sistem integument
Keadaan rambut :
Kekuatan :
Warna :
Kebersihan :
Keadaan kuku :
Kekuatan :
Warna :
Kebersihan :
Keadaan kulit :
Kekuatan :
Warna :
Kebersihan :
Tanda-tanda radang pada kulit :
Luka :
Dekubitus :
Pruritus :
Tanda-tanda perdarahan :
Tipe eksudat
Jumlah eksudat
Ukuran luka
Kedalaman luka
Under mining
Tipe jaringan mikrotik
Jumlah jaringan nekrotik
Tipe jaringan granulasi
Jumlah jaringan granulasi
Tepian luka
Viabilitas kulit peri ulkus
Tipe edema kaki
Lokasi edema kaki
Pengkajian bioburden
k. Sistem musculoskeletal
Keterbatasan dalam pergerakan : jelasakan………….
Sakit pada tulang dan sendi :
Tanda-tanda fraktur :
Lokasi :
Kontraktur pada persendian ekstremitas :
V. PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan medis (therapi obat, operatif dan lain-lain)
B. Penatalaksanaan keperawatan (saat pengkajian)
VI. ANALISA DATA
NO. Data Masalah Etiologi
1 DS :
DO :
Pringsewu, 2019
(………………….)