Anda di halaman 1dari 141

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI MIOKARD

INFARK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT


DI RUANG TULIP RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK
TAHUN 2019

Karya Tulis Ilmiah

OLEH :
ELISA WULANDARI
144012016016

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2019

1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI MIOKARD


INFARK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT
DI RUANG TULIP RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK
TAHUN 2019

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
pada Program Studi Diploma III Keperawatan

OLEH :
ELISA WULANDARI
144012016016

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2019

ii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI MIOKARD


INFARK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT
DI RUANG TULIP RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK
TAHUN 2019

Elisa Wulandari
xiv + 81 Halaman + 16 Tabel + 2 Bagan + 10 Lampiran

ABSTRAK

Infark miokard adalah suatu proses dimana jaringan miokard mengalami


kerusakan (nekrosis) dalam region jantung yang mengalami penurunan suplai
darah adekuat karena terjadi sumbatan pada arteri coroner sehingga aliran darah
keotot jantung tidak cukup akan menyebabkan otot jantung mengalami kematian
.Data yang didapatkan dari WHO 4, 2 juta orang, Indonesia 229. 696 orang,
provinsi lampung 4. 448 penderita dan RSUD. dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung pada tahun 2017 jumlah pasien yang mengalami miocard infark yaitu 1.
279 jiwa dengan penderita perempuan 712 orang, laki-laki 567 orang dan yang
mengalami kematian 183 orang. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami Miocard Infark Dengan
Penurunan Nyeri Akut Di RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek.

Hasil dalam penelitian yang di dapatkan bahwa adanya kesamaan teori dengan
fakta yang di dapatkan, pada Tn E ditemukan keluhan nyeri dada sebelah kiri
sejak 2 hari sampai nyeri dada dirasakan menjalar ke punggung dan juga tangan
dengan skala nyeri 7 serta mual, pusing, kelemahan dalam beraktivitas
(lemas),dan klien merasakan sesak, sedangkan pada Tn M ditemukan adanya
keluhan nyeri dada sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit berawal dari
punggung lalu ke dada sebelah kiri dengan skala nyeri 6 serta mata berkunang-
kunang, pusing, kelemahan dalam beraktivitas (lemas). Pada pasien 1 dan 2
hampir memiliki masalah yang sama, namun memiliki kualitas nyeri yang
berbeda, pasien 1 dengan skala 7 dan pasien 2 dengan skala 6. Diharapkan bagi
tenaga kesehatan lebih memperhatikan masyarakat yang menderita Miokard
Infark dan memberikan informasi lebih untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam menjaga kesehatannya.

Kata kunci : miocard infark, nyeri akut


Daftar Pustaka : 27 (2008-2017)

iii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
4

NURSING CARE IN CLIENTS WHO HAVE MIOKARD INFARK


WITH NURSING ACUTE PAIN PROBLEMS IN TULIP
ROOM RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK
2019

Elisa Wulandari
xv + 81 Pages + 16 Tables + 2 Chart + 10 Lamp

ABSTRACT

Myocardial infarction is a process in which myocardial tissue is damaged


(necrosis) in the cardiac region which has decreased in adequate blood supply
due to blockage in the coronary arteries so that the heart muscle blood flow is not
enough to cause the heart muscle to die. Data obtained from WHO 4, 2 million
people, Indonesia 229. 696 people, Lampung province 4. 448 people and RSUD.
Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province in 2017 the number of patients who
experienced myocardial infarction was 1. 279 people with 712 female patients,
567 male people and 183 deaths. This study aims to describe Nursing Care in
Patients Who Have Miocard Infarction With Decreased Acute Pain in RSUD. Dr.
H. Abdul Moeloek.

The results in the study found that there was a similarity of theory with the facts
obtained, in that Mr. E was found to complain of left chest pain since 2 days until
chest pain was felt to spread to the back and also hands with a scale of pain 7 and
nausea, dizziness, weakness in activity (weak), and the client feels tightness,
whereas in Mr M there is a complaint of chest pain since 1 day before entering
the hospital starting from the back then to the left chest with a scale of pain 6 and
dizzy eyes, dizziness, weakness in activity (weakness ) In patients 1 and 2 almost
had the same problem, but had a different quality of pain, patient 1 with a scale of
7 and patient 2 with a scale of 6. It was hoped that health workers would pay
more attention to people suffering from infarction Miocard and provide more
information to increase public awareness in maintain his health.

Keywords: myocard infarction, acute pain


Bibliography: 27 (2008-2017)

iv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
5

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah


Telah diperiksa dan Disetujui untuk dihadapan TIM penguji
Karya Tulis Ilmiah

Yang diajukan oleh

ELISA WULANDARI
NIM144012016016

Telah disetujui pada tanggal:

Oleh

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Pira Prahmawati, S.Kep.,M.Kes Ns. Fitra Pringgayuda, M.Kep


NBM. 1194172 NBM. 909728

v
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
6

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI MIOKARD


INFARK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT
DI RUANG TULIP RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK
TAHUN 2019

Karya Tulis Ilmiah Oleh Elisa Wulandari ini telah diperiksa dan dipertahankan
dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan Lulus
pada tanggal 11 Juli 2019

MENGESAHKAN

Tim Penguji :
Penguji Utama : Ns. Tri Wijayanto, M.Kep.,Sp.KMB
NBM : 831882 (............................)

Penguji Anggota I : Ns. Pira Prahmawati, S.Kep.,M.Kes


NBM: 1194172 (............................)

Penguji Anggota II : Ns. Fitra Pringgayuda, M.Kep


NBM : 909729 (............................)

Ketua Program Studi DIII Keperawatan


STIKes Muhammadiyah Pringsewu

Ns. Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J


NBM : 1152420

Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu

Ns. Arena Lestari, M.Kep.,Sp.Kep. J


NBM. 965246

vi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

MOTTO

Yakin adalah kunci jawaban dari segala permasalahan dengan bermodal yakin
merupakan obat mujarab penumbuh semangat karena Hidup kumpulan
keyakinan dan perjuangan

Jangan pernah bandingkan proses mu dengan orang lain karena semakin susah
proses mu semakin bermakna ilmumu

Tugas akhir bukanlah sesuatu beban tetapi tugas akhir sesuatu ilmu yang
memberikan kita suatu penantian
Bagaimana proses akan menjawab segala keraguan yang ada dalam fikiran kita

Nikmati Proses Mu, Jangan Iri Dengan Proses Orang lain!!!!!!!


☺☺☺

(Elisa Wulandari)

vii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
8

PERSEMBAHAN

Dengan segala puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa dan atas dukungan
serta dari orang tua tercinta, akhirnya karya tulis ilmiah ini bisa terselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, dengan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:
1. Tuhan yang Maha Esa tanpa berkat nikmat dan kehendaknya semua ini
tidak akan berjalan dengan baik dan sungguh besar kekuasaanya yang
telah memberikan jalan hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
2. Khusus untuk kedua orang tuaku, Bapak Amirullah dan Ibu Bunaidah
yang tak pernah lelah demi memperjuangkan keberhasilanku sampai
saat ini terimakasih untuk semua doa, dan perjuangannya, kalian yang rela
bekerja keras tidak mengenal lelah demi melihat keberhasilanku, sungguh
tidak akan pernah bisa kubalas semua jasa kalian dengan apapun, yang
tidak pernah lelah memberi semangat , nasehat dan motivasi hingga saat
ini.
3. Untuk kakak-kakakku tercinta( Heni parlina, Desi puspitasari, Dodi
Wintara, Rinita yuliyanti) yang selalu menyayangiku dan mendukungku
serta menyemangatiku hingga aku dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini.
4. Dosen-dosen ku yang selalu memberikan ilmu dan bimbingannya serta
nasehat-nasehatnya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini
5. Untuk teman-teman Nadia saafia agustin, bella mia apriliana,mei surya
ningsih, shinta aulia, eka oktaviani, yulia putri kesuma dewi,dina irmalia,
ria febriyani, fikri auluha, nurul huda utama, sulton halala, wahdinil khoir,
desi ratna sari, upi heliza,dany sefrizal, dan teman-teman seperjuangan
lainnya serta jepri pratama yang sudah mendukung dan menyemangati
hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
6. Teman teman angkatan 21 yang sama-sama merintis, berjuang menjadi
satu keluarga dan dari awal masuk hingga keluar sampai kita semua dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
7. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu yang saya banggakan

viii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ix

RIWAYAT PENULIS

Elisa Wulandari dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1997 di Airnaningan, anak ke-5
dari pasangan Bapak Amirullah dan Ibu Bunaidah pendidikan SD Negeri 1
Airnaningan ditamatkan tahun 2009 dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Airnaningan
ditamatkan tahun 2012, dan pendidikan berikutnya SMK Karya Bhakti ditamatkan
pada tahun 2016 dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan jenjang
pendidikannya ke STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Prodi DIII
Keperawatan.

ix
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
x

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis telah diberikan menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sesuai
waktu yang ditentukan. Karya TulisI lmiah ini berjudul: “Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Infark Miokard dengan masalah Nyeri Akut di Rumah Sakit Dr. Hi
Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019”.

Karya Tulis Ilmiah diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir dalam
menempuh pendidikan Diploma III Keperawatan pada STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung. Selama penulisan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
penulis banyak mendapat bantuan baik moral maupun materil serta bimbingan
dari berbagai pihak.

Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih


kepada:
1. Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp.Kep.J, selaku Ketua STIKes
Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2. Ns. Nuria Muliani, M.kes.,Sp.kep.J, Selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3. Ns. Pira Prahmawati, S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing I
4. Ns. Fitra Pringgayuda,,M.Kep Selaku pembimbing II
5. Ns. Tri Wijayanto, M.Kep.,Sp.KMB Selaku penguji III
6. Seluruh dosen dan staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu.
7. Bapak, ibu, kakak Ku yang selalu menanti keberhasilanku.
8. Rekan- rekan seperjuagan angkatan 21 yang telah membantu dalam
penulisan karya penulis ilmiah ini

Semoga karya tulis ini dapat memberi manfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
WasalamualaikumWr.Wb

Pringsewu, 06 April 2019


Penulis

(Elisa WulanDari)

x
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. iii
MOTTO .............................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................ v
RIWAYAT PENULIS........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah...................................................................................... 6
C. Tujuan ....................................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Infard Miokard Akut .................................................................... 8
1. Definisi ................................................................................................ 8
2. Etiologi .............................................................................................. 10
3. Patofisiologi ...................................................................................... 14
4. Pathways ........................................................................................... 16
5. Manisfestasi Klinis ............................................................................ 17
6. Komplikasi ........................................................................................ 17
7. Pemeriksaan penunjang ..................................................................... 18
8. Penatalaksanaan ................................................................................ 19
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ....................................................... 23
1. Pengkajian ......................................................................................... 23
2. Dianogsa Keperawatan...................................................................... 28
3. Rencana keperawatan ....................................................................... 30
4. Implementasi ..................................................................................... 33
5. Evaluasi ............................................................................................. 34

12

BAB III METODE PENELITIAN xi


STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
A. Desain Penelitian ..................................................................................... 34xii
B. Batasan Istilah ......................................................................................... 34
C. Partisipan ................................................................................................. 35
D. Lokasi Dan Waktu Penelitian.................................................................. 36
E. Pengumpulan Data .................................................................................. 36
F. Analisis Data ........................................................................................... 37
G. Etik Penelitian ......................................................................................... 38
H. Jalannya penelitian .................................................................................. 40

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil ........................................................................................................ 42
B. Pembahasan ............................................................................................. 64
1. Pengkajian ......................................................................................... 68
2. Diagnosa Keperawatan...................................................................... 73
3. Intervensi Keperawatan ..................................................................... 73
4. Implementasi Keperawatan ............................................................... 75
5. Evaluasi Keperawatan ....................................................................... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ............................................................................................. 79
B. Saran ........................................................................................................ 81

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
13

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Keperawatan ........................................................................ 26


Tabel 3.1 Batasan Istilah .................................................................................... 33
Tabel 4.1 Identitas Klien .................................................................................. 41
Tabel 4.2 Riwayat Kesehatan ........................................................................... 42
Tabel 4.3 Riwayat Psiko-Sosial-Spiritual ........................................................ 44
Tabel 4.4 Lingkungan Pasien ........................................................................... 45
Tabel 4.5 Perubahan Pola Kesehatan ............................................................... 45
Tabel 4.6 Pemeriksaan Fisik ............................................................................ 48
Tabel 4.7 Hasil Pengkajian diagnostic ............................................................. 52
Tabel 4.8 Penatalaksanaan ............................................................................... 53
Tabel 4.9 Resume ............................................................................................. 53
Tabel 4.10 Data focus ...................................................................................... 54
Tabel 4.11 Analisa Data ................................................................................... 55
Tabel 4.12 Rencana Intervensi ......................................................................... 56
Tabel 4.13 Implementasi .................................................................................. 57
Tabel 4.14 Evaluasi .......................................................................................... 60

xiii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xi
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pathway Miokard Infark .................................................................. 14

Gambar 2.2 Skala Numeric ................................................................................. 24

xiv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sop Relaksasi Benson

Lampiran 2 Format pengkajian Keperawatan Medikal Bedah

Lampiran 3 Pra Survey

Lampiran 4 Jawaban Pra Survey

Lampiran 5 Surat Survey

Lampiran 6 Jawaban Survey

Lampiran 7 Lampiran Lulus etik

Lampiran 8 Informed Consent

Lampiran 9 Lembar Konsul

xv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit yang paling mematikan di

dunia. Data The Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME)

menunjukkan kematian di dunia yang disebabkan oleh penyakit terkait dengan

jantung dan pembuluh darah pada 2016 mencapai 17,7 juta jiwa atau sekitar

32,26% total kematian di dunia. Sebagian besar atau 63% kematian akibat

penyakit kardiovaskular merupakan penderita dengan usia di atas 70 tahun,

29,13% berusia 50-69 tahun, dan 7,61% berusia 15-49 tahun.

Penyakit kardiovaskular yang paling sering terjadi meliputi jantung koroner,

tekanan darah tinggi, kelainan jantung bawaan, hingga gagal jantung

kongestif. Bersumber dari penyakit-penyakit jantung tersebut penyakit jantung

kongestif terlebih miocard infark memiliki presentasi mengancam kehidupan

tertinggi karena serangan miocard infark terjadi secara tiba-tiba dengan

presentasi mencapai 72% dari penyebab kematian penyakit jantung (Data The

Institute for Health Metrics and Evaluation, 2016).

Menurut data Riskesdas tahun 2018 menunjukan bahwa penyakit jantung

koroner Salah satunya adalah IMA telah menyebabkan 36,33% dari total

kematian di Indonesia dan juga merupakan penyebab kematian tertinggi.

Kasus miokard infark yang terjadi di provinsi Lampung sendiri masih dibawah

1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

rata-rata kasus di Indonesia secara umum yaitu diangka 1.3 %dan Lampung

menempatkan diurutan ke-19 dalam daftar (Riskesdas, 2018).

Prasurvey peneliti pada tanggal 02 April 2019 di RSUD dr. H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung didapatkan data bahwa pasien yang mengalami Infark

Miokard dari bulan Januari-Februari Tahun 2019 didapatkan 34 pasien yang

mengalami infark miokard, dan 40 pasien yang mengalami penyakit jantung

iskemik lainya (Rekam Medik RSUD dr.Hi. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung, 2019).

Salah satu masalah keperawatan yang selalu sering muncul pada penderita

IMA adalah rasa nyeri yang sangat. Nyeri adalah suatu mekanisme protektif

bagi tubuh (Smeltzer & Bare, 2002). Mekanisme terjadinya nyeri pada

penderita miocard infark disebabkan adanya ateroklerosis diarteri koroner

sehingga menyebabkan suplai darah ke miokard menurun (kondisi iskemik).

Akibat dari iskemik adalah meningkatnya metabolisme anaerob yang di sertai

dengan peningkatan asam laktat yang menimbulkan rasa nyeri dada yang

hebat (Nurarif & Kusuma, 2015).

Nyeri pada miokard biasanya menjalar ketangan kiri, ke epigastrik. Serangan

nyeri pada infark miokard terjadi waktu istirahat atau tidur yang terjadi 20-

40 % pasien. Nyeri infark miokard bisa menyebabkab nyeri alih ke rahang ,

lengan kiri, dan bahu kiri nyeri terasa dibagian tubuh yang terpisah dari

sumber nyeri (Hariyanto & Sulistyowati, 2015).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

Dalam penanganan nyeri di perlukan intervensi keperawatan yaitu: pantau/catat

karakteristik nyeri, catat laporan verbal petunjuk non verbal, memberikan

oksigen sesuai yang diresepkan, berkolaborasi untuk memberikan terapi obat

sesuai resep dan mengevaluasi respons pasien secara terus menerus, bantu

melakukan teknik relaksasi benson, periksa tanda-tanda vital (Aspiani, 2015.,

Smeltzher,2002).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sunaryo dan Lestari di RS Dr.

Moewardi Surakarta pada tahun 2014 yaitu melakukan tindakan non

farmakologi memberikan relaksasi benson, dan berdasarkan hasil skala nyeri

setelah dilakukan intervensi analgetik + relaksasi benson pada hari-1 adalah 4,0

dan 2,8 pada hari ke-2, sedangkan pada responden dengan intervensi analgetik

saja rata-rata skala nyeri 4,8 pada hari ke-1 dan 4,3 pada hari ke-2 perawatan di

ICCU. Berdasarkan data diatas yang akan dilakukan peneliti salah satunya

ialah relaksasi benson yaitu teknik relaksasi pasif dengan tidak menggunakan

tegangan otot sehingga sangat tepat untuk mengurangi nyeri pada kasus infark

miokard, relaksasi benson ini adalah metode respons relaksasi dengan

melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat menciptakan suatu lingkungan

internal yang tenang sehingga dapat membantu pasien mencapai kondisi

kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi (Sunaryo & Lestari, 2014).

Penelitian mengenai miocard infark juga pernah di lakukan oleh Tisa

Kurniawati, dkk (2018) masalah keperawatan nyeri akut dengan melakukan

intervensi keperawatan utama pengkajian nyeri secara komperhensif serta

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

mengurangi rasa nyeri dengan melibatkan pengalaman nyeri masa lalu dan di

dukung dengan peningkatan pola istirahat tidur yang adekuat. Penelitian

mengenai miokard infark juga pernah di laukakan oleh Cipto Susilo, dkk

(2013) dengan masalah keperawatan nyeri akut. Cipto Susilo, dkk melakukan

penanganan nyeri dengan cara mengkaji serta mengevaluasi luas permukaan

yang mengalami infak dengan ditunjang melakukan teknik non farmakologi.

Tingkat kematian yang di akibatkan oleh miocard infark yang mencapai 17,7

juta jiwa di tahun 2016 menunjukan bahwa buruknya penanganan awal pada

menderita miocard infark.

Hal tersebut tentu menandakan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat pada

umumnya yang berada di sekitar penderita miokard infark sangatlah rendah.

Miocard infark yang datang secara tiba-tiba berefek sangat buruk bagi jiwa

penderita, hal tersebut di karenakan sifat miocard infark yang mengakibatkan

kegagalan jantung memompa darah, sehingga suplai oksigen ke seluruh tubuh

menjadi tidak tercukupi.

Hasil penelitian yang dilakukan Lestari (2017) menunjukan bahwa 85-90%

masyarakat tidak mengetahui tanda dan gejala miocard infark serta penanganan

pertama pada penderita yang terserang secara mendadak. Keterlambatan

penanganan dan ketidak tahuan masyarakat berakibat fatal bagi keselamatan

seorang yang terserang. Presentase kematian penderita dalam perjalanan yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

menunjukan angka 56%, hal ini menunjukan bahwa penanganan dan

pengetahuan masyarakat sangatlah rendah .

Pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan kesehatan sebagai salah satu

cara pencegahan dan pengendalian penyakit jantung, setiap tahunnya Hari

jantung Dunia diperingati setiap tanggal 29 September untuk memperingati

Hari Heart-Healthy Environment atau ” lingkungan sehat bagi Jantung” yang

bertujuan untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Dalam

mengendalikan peningkatan kejadian penyakit, kematian dan kecacatan

disebabkan penyakit kardiovaskuler, perlu dilakukan upaya pencegahan dengan

meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengenali gejala risiko penyakit

kardiovaskuler sehingga dapat menentukan langkah-langkah pencegahan yang

tepat (Kemenkes, 2014).

Berdasarkan data di atas, serta kasus yang banyak terjadi tentang penyakit

jantung koroner khususnya miocard infark yang menjadi salah satu

„pembunuh‟ No.1 di Dunia yang termasuk di dalamnya terdapat nama

Indonesia khususnya provinsi Lampung, penulis ingin melakukan penelitian

berkenaan dengan miocard infark terkhusus dalam penanganan nyeri yang di

alami oleh penderita, maka penulis mengangkat tema “Asuhan keperawatan

kepada klien yang mengalami miokard Infark dengan masalah keperawatan

nyeri akut ”.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah “ bagaimana

asuhan keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah nyeri

akut di Ruang Tulip RSUD Dr. Hi Abdul Moeloek Provinsi Lampung?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan

masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD Dr. Hi Abdul

Moeloek Provinsi Lampung.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada pasien infark miokard

akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr.

Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

b. Menetapkan masalah keperawatan pada pasien infark miokard akut

dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr. Hi.

Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

c. Menyusun rencana keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan

masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul

Moeloek Provinsi Lampung.

d. Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada pasien infark miokard

akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr.

Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

e. Melakukan evaluasi/hasil dari tindakan keperawatan pada pasien infark

miokard akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip

RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi rumah sakit

Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan asuhan

keperawatan medikal bedah pada pasien yang mengalami infark

miokard yang mengalami masalah keperawatan nyeri akut di RSUD

dr.Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

2. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan diskusi dan sumber data bagi penelitian yang

memerlukan masukan berupa data atau pengembangan penelitian

dengan masalah keperawatan yang sama demi kesempurnaan

penelitian.

3. Bagi klien

Supaya klien dan keluarga dapat mengetahui gambaran umum tentang

perawatan yang benar bagi pasien yang mengalami infark miokard

dengan masalah keperawatan nyeri akut untuk membantu mengurangi

nyeri pasien di RSUD dr.Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Infard Miokard Akut

1. Definisi

Infark miokard adalah suatu proses dimana jaringan miokard mengalami

kerusakan (nekrosis) dalam region jantung yang mengalami penurunan

suplai darah adekuat karena terjadi sumbatan pada arteri coroner sehingga

aliran darah keotot jantung tidak cukup akan menyebabkan otot jantung

mengalami kematian (Margareth, 2012).

Infark miokard akut dikenal sebagai serangan jantung, oklusi koroner, atau

hanya “koroner”, yang merupakan kondisi mengancam jiwa yang ditandai

dengan pembentukan area nekrotik local didalam miokardium. Infark

miokard akut biasanya mengikuti oklusi mendadak dari arteri koroner dan

henti mendadak dari aliran darah dan oksigen ke otot jantung.Jadi otot

jantung harus berfungsi terus menerus, penyumbatan darah ke otot serta

munculnya area nekrotik merupakan suata yang patal. Berdasarkan data

penelitian Framingham, sekitar 45% dari semua kasus infark miokard akut

terjadi pada orang yang lebih muda dari 65 tahun dan 5% terjadi pada

orang yang lebih muda dari 40 tahun. 85% orang meninggal karena infark

miokard berusia 65 tahun atau lebih (Black & Hawks, 2014).

8
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9

Infark miokard adalah suatu keadaan ketika secara tiba tiba pembatasan

atau Pemutusan aliran darah ke jantung yang menyebabkan kematian

jaringan pada otot jantung (miokardium) karena kekurangan suplai

oksigen, proses iskemik miokardium lama yang mengakibatkan kematian

(nekrosis) jaringan otot miokardium tiba- tiba (Aspiani, 2015).

2. Etiologi

Infark miokard akut terjadi jika suplai oksigen tidak sesuai dengan

kebutuhan dan tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkan

kematian sel-sel jantung tersebut. Beberapa hal yang menimbulkan

gangguan oksigenisasi tersebut diantaranya:

a. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard

Menurunnya suplai oksigen disebabkan oleh 3 faktor berikut ini.

1) Faktor pembuluh darah

Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan

darah mencapai sel jantung. Beberapa hal yang dapat menganggu

kepatenan pembuluh darah diantaranya aterosklerosis, spasme, dan

arteritis. Spasme pembuluh darah dapat juga terjadi pada orang

yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya dan

biasanya dihubungkan dengan beberapa hal, seperti mengonsumsi

obat-obatan tertentu, stress emosi atau nyeri, terpajan suhu dingin

yang ekstrem, dan merokok.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

2) Faktor sirkulasi

Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung

ke seluruh tubuh hingga kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini

tidak akan lepas dari faktor pemompaan dan volume darah yang

dipompakan. Kondisi yang menyebabkan gangguan pada sirkulasi

diantaranya kondisi hipotensi. Stenosis maupun insufisiensi yang

terjadi pada katup jantung (aorta, mitralis, trikuspidalis)

menyebankan penurunan curah jantung. Penurunan curah jantung

yang diikuti oleh penurunan sirkulasi menyebabkan beberapa

bagian tubuh tidak tersuplai darah dengan adekuat, termasuk dalam

hal ini otot jantung.

3) Faktor darah

Darah merupakan pengangkut oksigen dengan menuju suluruh

bagian tubuh. Jika daya angkut berkurang maka sebagus apapun

pembuluh darah dan pemompaan jantung tetap tidak cukup

membantu. Hal yang menyebabkan terganggunya daya angkut

darah, antara lain anemia, hipoksemia, dan polisitemia.

b. Meningkatnya kebutuhan oksigen pada tubuh

Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu

dikompensasi tubuh dengan meningkatkan denyut jantung untuk

meningkatkan curah jantung. Akan teteapi, jika orang terssebut telah

mengidap penyakit jantung, mekanisme kompensasi justru pada

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

akhirnya makin memperberat kondisinya karena kebutuhan oksigen

semakin meningkat, sedangkan suplai oksigen tidak bertambah, oleh

sebab itu, segala aktivitas yang menyebabkan peningkatan kebutuhan

oksigen akan memicu terjadinya infark. Misalnya, aktivitas berlebih,

emosi, makan terlalu banyak dan lain-lain. Hipertrofi miokard dapat

memicu terjadinya infark karena semakin banyak sel yang harus

disuplai oksigen, sedangkan asupan oksigen menurun akibat dari

pemompaan yang tidak efektif.

c. Faktor lainnya

1) Sumbataan pada arteri koroner

serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri

koroner menyebabkan terbatasnya atau terputusnya alliran darah

kesuatu bagian dari jantung. Jika terputusnya atau brkurangnya

aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka

jaringan jantung akan mati. Plak aterosklerotik dapat menyebabkan

suatu bekuan darah setempat (trombus) dan akan menyumbat

arteria. Trombus dimulai pada tempat plak aterosklerotik yang

telah tumbuh sedemikian besar sehingga telah memecah lapisan

intima sehingga langsung bersentuhan dengan aliran darah. Karna

plak tersebut menimbulkan permukaan yang tidak halus bagi

darah, trombosit mulai melekat, fibrin mulai menumpuk dan sel-sel

darah terjaring dan menyumbat pembuluh tersebut. Kadang bekuan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

tersebut terlepas dari tempat melekatnya ( pada plak aterosklerotik)

dan mengalir kecabang arteria koronaria yang lebih perifer pada

arteri yang sama.

2) Sirkulasi kolateral didalam jantung

Bila arteri koronaria perlahan menyempit dalam periode bertahun-

tahun, pembuluh kolateral dapat berkembang pada saat yang sama

dengan perkembangan aterosklerotik. Akan tetapi, pada akhirnya

proses sklerotik berkembang diluar batas penyediaan pembuluh

koloteral untuk memberikan aliran darah yang diperlukan. Bila ini

terjadi maka hasil kerja otot jantung menjadi sangat terbatas,

terkadang demikian terbatas sehingga jantung tidak dapat

memompa jumlah aliran darah normal yang diperlukan.

Penurunan kemampuan memompa jantung berhubungan dengan

luas dan lokasi kerusakan jaringan infark. Jika lebih dari separuh

jaringan jantung yang mengalami kerusakan , biasanya jantung

tidak dapat berfungsi dan kemungkinan terjadi kematian. Bahkan

kerusakan tidak luas , jantung tidak mampu memompa dengan baik

sehingga terjadi gagal jantung atau syok. Jantung yang mengalami

kerusakan dapat membesar dan sebagian besar merupakan usaha

jantung untuk mengompensasi kemampuan memompa yang

menurun ( karna jantung yang lebih besar akan berdenyut lebih

kuat). Jantung yang membesar juga merupakan gambaran dari

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

kerusakan otot jantungnya sendiri. Pembesaran jantung setelah

suatu sserangan jantung memberi prognosis yang lebih buruk.

3. Penyebab lain: embolus

Penyebab lain dari serangan jantung adalah suatu berkuan dari bagian

jantungnya sendiri. Terkadang embolus terbentuk didalam jantung lalu

pecah dan tersangkut di arteri koroner. Spasme pada arteri koroner

menyebabkan aliran darah berhenti. Spasme ini dapat disebabkan oleh

obat (seperti kokain) atau merokok, tetapi terkadang tidak diketahui

penyebabnya.

4. Faktor Resiko

Faktor resiko terjadinya infark miokard akut dibagi menjadi dua golongan,

yaitu faktor risiko yang dapat diubah dan faktor resiko yang tidak dapat

diubah.

a. Faktor resiko yang dapat diubah

1) Mayor, seperti merokok, hipertensi, obesitas, hiperlipidemia,

hiperkolesterolemia, dan pada pola makan (diit tinggi lemak dan

tinggi kalori)

2) Minor, seperti stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif,

ambivalen) dan kurang aktivitas fisik

b. Faktor resiko yang tidak dapat diubah

Faktor resiko ini meliputi hereditas/keturunan, usia lebih dari 40

tahun, ras (insiden lebih tinggi pada orang berkulit hitam), wanita post

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

menopause, dan secara umum pria lebih sering mengalami penyakit

infark miokard (Aspiani,2015).

5. Patofisiologi

Infark miokard akut sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau

lebih faktor resiko seperti obesitas, merokok, hipertensi dan lain lain.

Faktor ini disertai dengan proses kimiawi terbentuknya lipoprotein

ditunika intima yang dapat menyebabkan infeksi fibrin dan patelet

sehingga menimbulkan cedera endotel pembuluh darah koroner. Interaksi

tersebut menyebabkan invasi dan akumulasi lipid yang akan membentuk

plak fibrosa. Timbunan plak menimbulkan lesi komplikata yang dapat

menimbulkan tekanan pada pembuluh darah dan apabila rupture dapat

terjadi trombus.

Trombus yang menyumbat pembuluh darah menyebabkan aliran darah

berkurang sehinnga suplai oksigen yang diangkut darah kejaringan

miokardium berkurang yang berakibat penumpukan asam laktat. Asam

laktat yang meningkatkan menyebabkan nyeri dan perubahan PH yang

pada akhirnya menyebabkan perubahan sistem konduksi jantung sehingga

jantung mengalami distrimia. Iskemik yang berlangsung lebih dari 30

menit menyebabkan kerusakan otot jantung yang ireversibel dan kematian

otot jantung (infark).

Miokardium yang mengalami kerusakan otot jantung atau nekrosis tidak

lagi dapat memenuhi fungsi kontraksi dan menyebabkan keluarnya enzim

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

dari intrasel ke pembuluh darah yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan

laboratorium . otot jantung yang infark mengalami perubahan selama

penyembuhan. Mula-mula otot jantung yang mengalami infark tampak

memar dan sianotik karena darah didaerah sel tersebut terhenti dalam

jangka waktu 24 jam timbul edema sel dan terjadi respons peradangan

yang disertai infiltrasi leukosit.

Infark miokard yang menyebabkan fungsi ventrikel terganggu karena otot

kehilangan daya kontraksi, sedangkan otot yang iskemik disekitarnya jugta

mengalami gangguan dalam daya kontraksi. Secara fungsional, infark

miokardium akan mengakibatkan perubahan pada daya kontraksi, gerakan

dinding abnormal, penurunan stroke volume, pengurangan ejeksi ,

peningkatan volume akhir sistolik dan penurunan volume akhir diastolik

ventrikel. Keadaan tersebut menyebabkan kegagalan jantung dalam

memompa darah (dekompensasi kordis). Ketika darah tidak lagi dipompa,

suplai darah, dan oksigen sistemik menjadi tidak adekuat sehingga

menimbulkan gejala kelelahan. Selain itu dapat terjadi akumulasi cairan di

paru (edema paru) dengan manisfestasi sesak nafas.

Kebanyakan klien mencari pengobatan karena manisfestasi nyeri dada

seperti angina tapi lebih hebat. Serangan tersebut terjadi ketika klien

dalam keadaan istirahat, sering terjadi di dini hari. Paling nyata dirasakan

didaerah subternal kemudian menjalar kedua lengan, kerongkong atau

dagu atau abdomen sebelah atas (sering kali mirip dengan kolik

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

kolelitiatis, kolelitiasis akut, ulkus peptikum akut, atau pankreatitis akut).

Mual dan muntah sering kali menyertai nyeri (Aspiani, 2015).

6. Pathways
Gambar 2.1 Pathway Miokard Infark

Faktor Resiko

Proses Kimiawi

Terbentuk Lipoprotein Di Tunika

Interaksi Fibrin Dan Platelet

Cendera Endotel Pembuluh Darah Koroner

Invasi dan Akumulasi Lipid

Plak Fibrosa

Trombus

Aliran Darah Tersumbat

Aliran Darah Koroner

Suplai oksigen ke miokard

Metabolisme anaerob meningkat

Penimbunan Asam Laktat

Iskemi Nyeri Perubahan pH


akut
Infark Perubahan Sistem

Gangguan Kontraksi Disritm


Dan Keluarnya Enzim

Gangguan Fungsi

(Aspiani,2015).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

7. Manisfestasi Klinis

Tanda dan gejala pada infark miokard akut, antara lain sebagai berikut:

a. Nyeri dada sebelah kiri nyeri menjalar ke lengan kiri, bahu, rahang

kiri, punggung kiri, dan area nyeri epigastrik. Sifat nyeri seperti

ditekan, rasa tertindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan

dipelintir, durasi nyeri ≥30 menit.

b. Sesak napas

c. Gejala gastrointestinal, seperti mual, muntah, cegukan.

d. Gejala lain, seperti palpitasi, rasa pusing atau sinkop dan gejala akibat

emboli arteri (Aspiani, 2015).

8. Komplikasi

a. Mati mendadak

b. Aritmia

c. Nyeri menetap

d. Angina

e. Gagal jantung

f. Ketidakmampuan mitral

g. Pericarditis

h. Ruptur jantung

i. Thrombosis mural

j. Aneurisma ventrikel

k. Emboli pulmo ( Hariyanto & Sulistyowati, 2015).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

9. Pemeriksaan penunjang

a. Elektrokardiografi

Hasil pemeriksaan EKG pada pasien yang mengalami infark miokard

akut didapatkan adanya gelombang patologik disertai peninggian

segmen ST yang konveks dab diikuti gelombang T yang negative dan

simetrik, Q menjadi lebar (lebih dari 0,04 detik) dan dalam (Q/R lebih

dari ¼)

b. Laboratorium

Pemeriksaan enzim jantung, yaitu adanya peningkatan pada enzim CK

(kreatinkinase) utamanya pada CKMB

1) CPK (creatinin fosfakinase)

Isoenzim ini meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24

jam, kembali normal dalam 36-48 jam setelah serangan.Isoenzim

ini dikeluarkan jika terjadi kerusakan otot jantung. Normalnya 0-1

mU/mL.

2) LDH ( dehydrogenase laktat)

LDH kurang normal dari 195 mU/mL.kadar enzim ini baru naik

biasanya sesuadah 48 jam, akan kembali kenilai normal antara hari

ke-7 dan 12.

3) SGOT (serum glutamic oxalotransaminase test)

SGOT normal kurang dari 12 mU/mL.kadar enzim ini biasanya

kembali kenilai normal pada hari ke-4 hingga 7

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

4) Pemeriksaan lainnya,ditemukan peningkatan LED, leukositosis

ringan dan terkadang hiperglikemia ringan.

5) Kateterisasi

Angiografi coroner untuk mengetahui derajat obstruksi.

6) Radiologi

Hasil radiologi tidak menunjukan secara spesifik adanya infark

miokardium, hanya menunjukkan adanya pembesaran dari jantung

(Aspiani, 2015).

10. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan medis

1. Pemberian oksigen

Terapi oksigen dimulai saat awitan nyeri. Oksigen yang dihirup

akan langsung meningkatkan saturasi darah. Efektifitas teraupetik

oksigen ditentukan dengan observasi kecepatan dan irama

pertukaran pernapasan, dan pasien mampu bernafas dengan mudah.

Saturasi oksigen dalam darah secara bersamaan diukur dengan

pulsa-oksimetri.

2. Morfin

Morfin adalah obat dengan fungsi untuk meredakan sakit atau nyeri

yang parah. Morfin masuk ke dalam kategori analgesic narkotika.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

3. Nitrogliserin

Merupakan golongan obat nitrat yang digunakan untuk mengurangi

intensitas serangan angina (nyeri dada) guna untuk melebarkan

pembuluh darah, serta meningkatkan pasokan darah dan oksigen ke

otot jantung contoh nama merk dagang nitrat (tablet sublingual)

dosis 1 tablet 300-600 mcg.

4. Aspilet

Aspilet merupakan salah satu nama obat dari aspirin. Aspirin

mempunyai efek menghambat siklooksigenase platelet secara

ireversibel. Proses tersebut mencegah formasi tromboksan A2.

Pemberian aspirin untuk penghambatan agregasi platelet diberikan

dosis awal paling sedikit 160 mg dan dilanjutkan dosis 80-325 mg

per hari ( Smelthzer, 2002, Nurarid & Kusuma, 2015).

b. Penatalaksanaan keperawatan

Tindakan keperawatan ditujukan untuk mendeteksi terjadinya

komplikasi,

1) Klien istirahat total 24 jam pertama

2) Posisi semi fowler

3) Beri O2 2-4 L/m binasal

4) Pantau tanda-tanda vital tiap jam hingga keadaan stabil

5) Pantau EKG

6) Pasang jalur IV

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

7) Pemeriksaan laboratorium

8) Pemeriksaan EKG 12 sadapan setiap hari atau bila diperlukan

9) Pemberian obat sesuai dengan rencana pengobatan

a) Untuk mengurangi nyeri dada,misalnya: morfin sulfat, petidin

b) Obat anti aritmia

c) Sedatife bila klien gelisah

10) Diet

a) Biasanya dipuasakan selama 8 jam pertama setelah serangan

b) Bila keluhan berkurang/hilang diberikan diet bertahap dimulai

dengan diet jantung I

11) Mobilisasi dan latihan

a) Hari I

Latihan nafas dalam, melakukan pergerakan pasif dari ekstermitas

dengan cara dorsofleksi dan ekstensi 3x/hari. Makan sendiri

dengan posisi duduk, badan dan lengan bersandar.Perawatan diri

seperti mandi dilakukan dengan bantuan perawat.

b) Hari II

Melakukan gerakan aktif anggota gerak, tiap gerakan 5x, duduk

dipinggir tempat tidur denagn kaki kebawah atau diletakkan

diatas kursi selama 20 menit 2x sehari.Berikan pendidikan

kesehatan tentang factor risiko dan pengendaliaanya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

c) Hari III

Mengulangi latihan hari II, boleh turun dari tempat

tidur.Perawatan diri dilakukan sendiri tanpa bantuan, posisi

makan dengan duduk ditempat tidur.Klien diizinkan membaca

bacaan ringan.

d) Hari IV

Jalan disekitar ruangan 2x/hari.Berikan pendidikan kesehatan

tentang serangan jantung (Aspiani,2015).

12) Tindakan pemasangan Stent Jantung

Ring jantung adalah sebuah alat berbentuk tabung kecil, tersusun dari

kawat-kawat seperti jala yang ditempatkan pada pembuluh darah

koroner di jantung. Tujuan dari pemasangan ring jantung adalah

untuk membuka pembuluh darah yang menyempit dan

mempertahankannya sehingga otot-otot jantung mendapatkan

kembali suplai darah yang cukup. Pemasangan ring jantung atau

sering juga disebut dengan stent jantung merupakan salah satu

tindakan medis yang sering dikombinasikan dengan angioplasty.

Perbedaannya adalah pada angioplasty, tindakan medis yang

dilakukan hanya bertujuan untuk mengembalikan diameter pembuluh

darah jantung yang menyempit atau tersumbat. Sedangkan

pemasangan ring jantung dilakukan sesaat setelah angioplasty

dilakukan. Setelah lumen pembuluh darah terbuka, dokter akan

memasukan ring atau stent di lokasi sumbatan untuk

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

mempertahankan agar pembuluh darah tetap terbuka. Ring jantung

tersebut berbentuk seperti tabung kecil yang tersusun dari kawat-

kawat seperti jala. Pemasangan ring jantung ini bersifat menetap,

sekali dipasang maka tidak dapat dilepas kembali. Oleh karena

itu penggunaan bahan untuk stent jantung harus yang aman bagi

tubuh. Pembuluh darah jantung yang dimaksud adalah arteri koroner,

tugasnya memasok aliran darah ke otot-otot jantung sehingga jantung

dapat bekerja dengan baik. Penyempitan atau sumbatan arteri koroner

biasanya terjadi karena adanya timbunan lemak atau plak di dalam

lumen pembuluh darah, yang disebut aterosklerosis. Adanya

timbunan lemak di dalam lumen pembuluh darah dapat mengurangi

aliran darah yang menuju otot jantung sehingga dapat menimbulkan

nyeri dada dan apabila pembuluh darah sudah tersumbat secara total

dapat terjadi serangan jantung (penyakit jantung koroner), bahkan

infark miokard (Husilin, 2016)

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan proses dinamis yang terorganisasi, dan meliputi

tiga aktivitas dasar yaitu: mengumpulkan data secara sistematis, kedua,

memilah dan mengatur data yang dikumpulkan, dan ketiga,

mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali

( Tarwoto & Wartonah, 2011).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

a. Aktivitas/Istirahat

1) Gejala:

a) Kelemahan, kelelahan

b) Tidak dapat tidur

c) Pola hidup menetap, olahraga tidak teratur.

2) Tanda: takikardia, dispnea, pada istirahat/aktivitas

b. Sirkulasi

1) Gejala: riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri coroner, gagal

jantung kongestif, masalah tekanan darah dan diabetes mellitus.

2) Tanda:

a) Tekanan darah dapat normal atau naik turun: perubahan dicatat

dari posisi tidur hingga duduk atau berdiri.

b) Nadi: dapat normal; penuh/tidak adekuat, atau lemah/kuat

kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat: tidak teratur

(distrimia) mungkin terjadi.

c) Bunyi jantung: S3/S4 mungkin menunjukan gagal jantung atau

penurunan kontraktivitas atau keluhan ventrikel.

d) Murmur: bila ada menunjukan gagal katup atau disfungsi otot

papilaris

e) Edema: distensi vena jugular, edema dependen/perifer, edema

umum, cracklesmungkin ada dengan gagal jantung, atau ventrikel.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

f) Warna: pucat atau sianosis atau kulit abu-abu, kuku datar, pada

membrane mukosa atau bibir.

g) Irama jantung: dapat teratur atau tidak teratur.

c. Integritas ego

1) Gejala:

Menyangkal, takut mati, marah pada penyakit atau perawatan yang

“tak perlu”, khawatir tentang keluarga,karier, dan keuangan.

2) Tanda:

menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah,

perilaku menyerang, focus pada diri sendiri/nyeri.

d. Eliminasi

1) Tanda: normal atau bunyi usus menurun.

e. Makanan/cairan

1) Gejala: mual, kehilangan nafsu makan nyeri ulu hati, bersendawa.

2) Tanda: penurunan turgor kulit; kulit kering/berkeringat, muntah,

perubahan berat badan.

f. Hygiene

1) Gejala/tanda: kesulitan melakukan tugas perawatan.

g. Neurosensori

1) Gejala: pusing

2) Tanda: perubahan mentaldan kelemahan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

h. Nyeri/ketidaknyamanan (focus pengkajian tentang nyeri)

Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya

orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi

perasaan tersebut (Hariyanto & Sulistyowati,2015).

1) Gejala:

a) Nyeri yang timbul mendadak, nyeri tidak hilang dengan istirahat

atau nitrogliserin, biasanya membutuhkan narkotik analgetik

(morfin)

b) Lokasi pada dada anterior dan substernal

c) penyebaran: menyebar ke tangan i, leher, bahu kiri, wajah, rahang,

abdomen, punggung, dan nyeri juga dapat dijumpai pada daerah

epigastrium,

d) sifat nyeri : seperti ditekan, rasa terbakar, rasa tertindih benda

berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir.

e) lama nyeri (≥30 menit)

f) Intensitas: nilai nyeri biasanya 10 pada skala 0-10; mungkin

pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami.

Gambar 2.2
Skala Numeric

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri sedang Nyeri
Nyeri hebat

Gambar 2.2 skala Numeric

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

Keterangan :

skala 0-2 : yaitu nyeri hampir tidak ada

skala 3-4 : yaitu nyeri ringan nyeri seperti tertimpa beban berat,

skala 5-6 : yaitu nyeri sedang nyeri seperti tertusuk-tusuk

skala 7-8 : yaitu nyeri berat seperti terbakar

skala 9-10 : yaitu nyeri sangat berat „ yaitu nyeri seperti diremas-

remas.

2) Tanda:

a) Wajah meringis

b) Perubahan postur tubuh

c) Menangis, merintih, meregang, menggeliat,menarik diri, dan

kehilangan kontak mata.

3) Respon otomatik

Perubahan frekuensi/irama jantung, TD, penapasan, warna

kulit/kelembaban, kesadaran.

i. Pernafasan

1) Gejala: dispnea, dispnea nocturnal, batuk dengan/ tanpa produsi

sputum, riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.

2) Tanda: peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak, pucat atau

sianosis, bunyi nafas bersih atau crackle atau mengi, sputum bersih,

merah muda kental (Aspiani, 2015).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

2. Diagnosa Keperawatan

Dianogsa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status

kesehatan atau masalah actual atau resiko kedalam rangka

mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan mengurangi,

mencegah, atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada

tanggung jawabnya (Carpenito 1983 dalam Tarwoto, 2011).

a. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan aliran darah ke alveoli atau

kegagalan utama paru

b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d iskemik,kerusakan otot

jantung, penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria

c. Nyeri akut b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri

ditandai dengan penurunan curah jantung

d. Penurunan curah jantung b.d perubahan faktor-faktor listrik,

penurunan karakteristik miokard

e. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplay oksigen

miokard dan kebutuhan, adanya iskemia/nekrosis jaringan miokard

3. Nyeri akut pada infark miokard

a. Definisi

Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit,

atau intervensi bedah. Nyeri akut memiliki awitan yang cepat dengan

intensitas yang bervariatif (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk

waktu yang singkat. Nyeri akut berdurasi singkat kurang dari 6 bulan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

memiliki onset yang tiba-tiba dan terlokalisasi (Hariyanto &

Sulistyowati, 2015).

b. Etiologi

1. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)

2. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)

3. Agen pencedera fisik ( mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,

mengangkat berat, prosedur oprasi, trauma, latihan fisik berlebihan

(DPP PPNI,2016).

c. Gejala dan tanda

1. Gejala

a) Nyeri yang timbul mendadak, nyeri tidak hilang dengan

istirahat atau nitrogliserin, biasanya membutuhkan narkotik

analgetik (morfin)

b) Lokasi pada dada anterior dan substernal

c) penyebaran: menyebar ke tangan kiri, leher, bahu kiri, wajah,

rahang, abdomen, punggung, dan nyeri juga dapat dijumpai pada

daerah epigastrium,

d) sifat nyeri : seperti ditekan, rasa terbakar, rasa tertindih benda

berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir.

e) lama nyeri (≥30 menit)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

2. Tanda:

a) Wajah meringis

b) Perubahan postur tubuh

c) Menangis, merintih, meregang, menggeliat,menarik diri, dan

kehilangan kontak mata (Aspiani,2015).

4. Rencana keperawatan

Pada tahap perencanaan masalah infark miokard dengan nyeri dada, ada

empat hal yang harus diperhatikan yaitu : Menentukan prioritas masalah,

menentukan tujuan, menentukan kriteria hasil, dan merumuskan intervensi

(Tarwoto & Wartonah, 2011).

Tabel 2.1 Rencana Keperawatan


Dianogsa keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional

Hasil
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan asuhan Mandiri Mandiri
iskemia jaringan sekunder keperawatan selama 3x 24 1. Pantau/catat 1. Variasi
terhadap sumbatan arteri jam diharapkan pasien karakteristik nyeri, penampilan dan
dapat mengontrol nyeri catat laporan prilaku pasien
Gejala: dengan : verbal, petunjuk karena nyeri
a) Nyeri yang timbul  Pain level ( tingkat nonverbal, dan terjadi sebagai
mendadak, nyeri tidak nyeri) respons temuan
hilang dengan istirahat  Pain control ( kontrol hemodinamik(cont pengkajian.
atau nitrogliserin, nyeri) oh meringis, Kebanyakan
biasanya  Comfort level menangis, gelisah, pasien dengan
membutuhkan narkotik (tingkat berkeringat, IMA tampak
analgetik (morfin) kenyamanan) mencengkram sakit, distraksi,
b) Lokasi pada dada dada, napas cepat, dan berfokus pada
anterior dan substernal kriteria hasil: TD/frekuensi nyeri. Pernapasan
c) Penyebaran: menyebar ke 1. Mampu mengontrol jantung berubah mungkin
tangan kiri, leher, bahu nyeri(tahu meningkat sebagai
kiri, wajah, rahang, penyebab nyeri, akibat nyeri dan
abdomen, punggung, mampu berhubungan
dan nyeri juga dapat menggunakan dengan cemas,
dijumpai pada daerah teknik sementara
epigastrium, nonfarmakologi hilangnya stress
d) Sifat nyeri : seperti untuk mengurangi menimbulakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

ditekan, rasa terbakar, nyeri, mencari katekolamin akan


rasa tertindih benda bantuan) meningkat
berat, seperti ditusuk, 2. Melaporkan nyeri kecepatan jantung
rasa diperas, dan berkurang dengan dan TD.
dipelintir. menggunakan 2. Ambil gambaran 2. Nyeri sebagai
e) Lama nyeri (≥30 menit) managemen nyeri lengkap terhadap pengalaman
3. Mampu nyeri dari pasien subjektif dan
Tanda: memngenali nyeri termasuk lokasi; harus
a) Wajah meringis (skala, intensitas (0-10); digambarkan oleh
b) Perubahan postur tubuh intensitas,frekunsi, lamanya; pasien. Bantu
c) Menangis, merintih, dan tanda nyeri) kualitas(dangkal/m uuntuk menilai
meregang, 4. Menyatakan rasa enyebar) dan nyeri dengan
menggeliat,menarik diri, nyaman setelah penyebaran. membandingkann
dan kehilangan kontak nyeri berkurang ya dengan
mata. pengalamn lain
d) EKG 3. Anjurkan pasien 3. Penundaan
STEMI: terdapat untuk melaporkan pelaporan nyeri
ST elevasi nyeri dengan menghambat
NSTEMI: tanpa segmen segera peredaan nyeri/
ST elevasi memerlukan
e) CPK-MB peningkatan dosis
obat
Respon otomatik 4. Bantu melakukan 4. Membantu dalam
Perubahan frekuensi/irama teknik relaksasi penurunan
jantung, TD, penapasan, ( relaksasi benson) respons nyeri
warna kulit/kelembaban, memberikan
kesadaran. kontrol situasi,
meningkatkan
prilaku positif
5. Periksa tanda- 5. Hipotensi/depresi
tanda vital pernapasan dapat
sebelum dan terjadi sebagai
sesudah obat akibat pemberian
narkotik narkotik. Masalah
ini dapat
meningkatakan
kerusakan
miokardia pada
adanya kegagalan
ventrikel.
6. Pastikan bahwa 6. Istirahat fisik
istirahat telah dapat mengurangi
cukup konsumsi oksigen
jantung
Kolaborasi Kolaborasi
7. Berikan oksigen 7. Meningkatkan
tambahan dengan jumlah oksigen
kanul nasal atau yang ada untuk
masker sesuai pemakaian
indikasi miokardia dan
juga mengurangi
ketidaknyamanans
ehubungan
dengan iskemia

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

jaringan
8. Berikan obat 8. Nitrat berguna
sesuai untuk control
indikasi,contoh nyeri dengan efek
nitrogliserin vasodilatasi
(ISDN) koroner, yang
meningkatkan
aliran darah
koroner dan
perfusi miokardia.
Efek vasodilatasi
perifer
menurunkan
volume darah
kembali ke
jantung(preload)
sehingga
menurunkan kerja
otot jantung dan
kebutuhan
oksigen.

9. Berikan analgesic 9. Obat ini untuk


narkotik menurunkan
Fondaparinux kemampuan darah
(Arixtra) untuk membeku
dengan cara
menghambat
aktivitas factor
pembekuan darah,
sehingga
mencegah
terjadinya
penggumpalan
darah
( Aspiani 2015, Smeltzer, 2002, Doenges,2012).

5. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

perencanaan keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan

mandiri dan tindakan kolaborasi (Tarwoto & Wartonah,2011). Tindakan

keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan

yang telah dibuat.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


33

6. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya.

Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat

dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang

diberikan (Tarwoto & Wartonah, 2011). Evaluasi yang peneliti angkat

tentang asuhan keperawatan pada pasien infark miokard dengan masalah

nyeri akut yang mempunyai kriteria hasil menyatakan nyeri dada

hilang/terkontrol, mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi,

menunjukan menurunnya tegangan, rileks mudah bergerak (Doengoes,

2012).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah studi kasus yang mengeksplorasi suatu

masalah/fenomena ddengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data

yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Studi kasus

dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa,

aktivitas, atau individu. Jenis pendekatan yang digunakan yaitu studi kasus

multiple sama seperti kasus tunggal, hanya kasus yang dipelajari lebih dari

satu dengan karakteristik yang sama. Masing-masing kasus akan dibandingkan

satu sama lainnya. Tujuan kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi

masalah asuhan keperawatan pada klien yang mengalami infark miokard

dengan masalah nyeri akut.

B. Batasan Istilah

Batasan istilah adalah suatu upaya untuk memahami dan memecahkan

masalah secara ilmiah, sistematis dan logis (Notoadmojo, 2010).

Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami infark miorkard akut dengan

masalah nyeri akut di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi Abdul Moeloek

Provinsi Lampung Tahun 2019.

34
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
35

Tabel 3.1
Batasan Istilah

Variable Batasan istilah Cara Ukur


Infark Infark miokard adalah penyakit jantung yang Melihat rekam medic
Miokard disebabkan karena adanya sumbatan pada arteri ( Diagnosa Medis),
koroner karena adanya aterosklerotik pada arteri anamnesa,
koroner sehingga menyumbat aliran darah ke pemeriksaan fisik,
jaringan otot jantung pemeriksaan
(Aspiani, 2015). penunjang

nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit, Wawancara,


Nyeri akut atau intervensi bedah. Nyeri akut memiliki awitan observasi
yang cepat dengan intensitas yang bervariatif Pemeriksaan fisik,
(ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu dan studi
yang singkat. Nyeri akut berdurasi singkat kurang dokumentasi
dari 6 bulan memiliki onset yang tiba-tiba dan (pemeriksaan lab)
terlokalisasi (Hariyanto & Sulistyowati, 2015).

C. Partisipan

Subyek peneliti pada KTI ini adalah 2 pasien atau 2 kasus dengan masalah

keperawatan dan diagnosis medis yang sama yaitu infark miokard akut dengan

masalah keperawatan nyeri akut dan mempunyai kriteria inklusi dan kriteria

ekslusi

1. Kriteria inklusi:

a. Bersedia menjadi responden

b. Pasien yang mengalami infark miokard akut

c. Pasien mengalami nyeri nyeri akut ≤ 6 bulan

d. Memiliki intensitas nyeri akut (ringan-sedang-berat)

2. Kriteria eksklusi :

a. Pasien yang mengalami nyeri kronik ≥ 6 bulan

b. MCI berulang

c. Subyek penelitian dengan data rekam medik yang tidak lengkap

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

D. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di Ruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian terhitung dari Bulan Mei - Juni 2019

E. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ayang digunakan adalah

1. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara wawancara

langsung dengan responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil

secara langsung. Pengambilan data di lakukan dengan cara wawancara pada

pasien dan untuk mendapatkan informasi tentang identitas pasien, keluhan

utama pasien seperti: (penyebab timbulnya rasa nyeri, kualitas nyeri, lokasi

nyeri, intensitas nyeri, dan kapan keluhan nyeri dirasakan), riwayat

penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu, riwayat keluarga dan lain

sebagainnya (Hidayat,2011).

2. Observasi

Observasi merupakan pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan

secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau

hal-hal yang akan diteliti seperti ekspresi wajah, perubahan postur tubuh.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

3. Pemeriksaan fisik

Hasil pengukuran dengan pendekatan IPPA: inspeksi, palpasi, perkusi,

aukultasi pada sistem tubuh pasien. Sedangkan masalah keperawatan nyeri

akut menggunakan metode observasi dengan pengukuran skala Numeric

dan wawancara serta pemeriksaan fisik.

4. Dokumentasi

Penulis melakukan pendokumentasian dengan melihat hasil pemeriksaan

penunjang yaitu hasil pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan EKG,

rekam medik (melihat diagnose medis),ada peningkatan CPK-MB dan

pemeriksaan dignostik hasil rontgent thorak.

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian adalah :

1. Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi,

dokumentasi). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian

disalin dalam bentuk transkrip catatan atau catatan terstruktur.

2. Penyajian data

Pada tahap ini penyajian data dilakukan dengan pembuatan table, gambar,

bagan, maupun teks naratif kerahasiaan dari pasien dapat dijamin dengan

jalan mengaburkan identitas dari pasien tersebut

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

3. Kesimpulan

Dari seluruh data yang disajikan, kemudian data tersebut dibahas dan

dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan

prilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode

induksi. Data yang dikumpulkan terkait dengan proses keperawatan yaitu

dengan pengkajian, dianogsa, perencanaan, tindakan dan evaluasi.

G. Etik Penelitian

Etik penelitian adalah ilmu atau pengetahuan yang membahas

manusia.terkait dengan perilakunya terhadap manusia lain atau sesama

manusia dan mencakup perilaku peneliti terhadap subjek penelitian serta

sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat

( Notoadmojo ,2010).

Etika yang mendasari penelitian ini adalah:

1. Informed consent (persetujuan menjadi klien)

Peneliti menggunakan persetujuan untuk berpartisipasi dalam penelitian

setelah mendapat penjelasan dan telah memahami seluruh aspek

penelitian yang relevan terhadap keputusan untuk berpartisipasi sebagai

persetujuan pasien menjadi partisipan (Hanafiah, 2012).

2. Anonymity (tanpa nama)

Penulis merahasiakan nama klien dengan tidak memberikan atau

mencantumkan nama klien dan hanya menuliskan inisial pada data atau

hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2011).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

3. Confredentiality (kerahasiaan)

Penulis telah menjaga kerahasiaan pasien dalam bentuk identitas pasien

sampai informasi yang menyangkut pasien, prinsip ini dapat diterapkan

dengan cara meniadakan identitas lengkap seperti nama lengkap dan

alamat subjek kemudian diganti dengan kode tertentu. Dengan

demikian segala informasi yang menyangkut identitas subjek tidak

terespon secara luas (Dharma, 2011).

4. Non maleficience (tidak merugikan)

Penulis menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan tidak dapat

menyakiti/melukai dan tidak menimbulkan bahaya/cedera bagi orang

lain (Suhaeini,2014).

5. Justice ( keadilan)

Penulis memperlakukan kedua pasien sama (tidak diskriminatif) dalam

memperoleh haknya. Prinsip etik keadilan terutama menyangkut

keadilan distribusi gender, status ekonomi,gender, budaya, dan etnik

(Hanafiah, 2012).

6. Beneficiency (berbuat baik)

Peneliti menggunakan prinsip etik dalam berbuat baik menyangkut

kewajiban membantu pasien, dilakukan dengan mengupayakan manfaat

maksimal dengan kerugian minimal prinsip ini diikuti prinsip ini tidak

merugikan (primum non nocare, firs no harm, non malefesince) yang

menyatakan bahwa jika orang tidak dapat melakukan hal-hal yang

bermanfaat, setidaknya jangan merugikan orang lain (Hanafiah, 2012).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

H. Jalannya penelitian

1. Persiapan penelitian

a. Tahap persiapan

Peneliti mencari buku dan artikel yang berhubungan dengan sumber

untuk penelitian melihat fenomena dan disusun dengan pembimbing

serta meminta izin untuk mencari data-data diruang Tulip RSUD dr.

Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung untuk diangkat dalam

penelitian. Peneliti melakukan rancangan proposal penelitian,

kemudian proposal dikonsulkan kepada pembimbing setelah

proposal disetujui oleh dosen pembimbing kemudian proposal

diujikan. Setelah proposal diuji dan disetujui oleh dosen pembimbing

dan dosen penguji, kemudian melakukan perbaikan atas masukan

dari penguji 1,2 dan 3. Peneliti mengajukan uji etik penelitian

Selanjutnya peneliti mengajukan perizinan ke tempat penelitian

melalui instansi pendidikan.

b. Tahap pelaksanaan

Peneliti mendapat izin dari RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung, dan mendapat izin penelitian diruang Tulip, peneliti

laporan ke kepala ruangan Tulip untuk membahas judul dan proses

keperawatan yang akan dilakukan, setelah laporan peneliti kemudian

mengumpulkan data dengan cara melihat pendokumentasian rekam

medis, melihat hasil laboratorium, melihat hasil EKG, melakukan

anamnesa, pemeriksaan fisik, observasi setelah itu dapat melakukan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

intervensi di hari ke-1 dan sampai seterusnya yaitu pantau

karakteristik nyeri, melihat gambaran lengkap terhadap nyeri seperti

lokasi, intensitas, durasi, dan penyebaran, anjurkan pasien untuk

istirahat, mengajarkan teknik relaksasi benson, dan monitor TTV

sebelum dan sesudah obat narkotik, dan melakukan semua intervensi

yang tertera di rencana keperawatan. Pengumpulan data ini

berlangsung selama tiga hari, kelengkapan hasil observasi diperiksa

kembali, setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan

data dan analisis data, hasil pengolahan dan analisis data dirumuskan

kesimpulan penelitian, kemudian data disajikan dalam bentuk table

dan menggunakan teknik pendokumentasian asuhan keperawatan.

c. Tahap akhir

Hasil pengolahan data kemudian disajikan dengan presentasi.

Setelah melakukan siding dan disetujui untuk dilakukan penjilitan

hasil penelitian dikumpulkan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Profil RSUD Abdul Moeloek

Rumah sakit umum daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek pada mulanya

merupakan rumah sakit tipe A yang terletak di jl. Dr. Rivai 6, penengahan

Tanjung karang pusat, Kota Bandar Lampung di bawah pengelolaan

pemerintah provinsi lampung. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hi. Abdul

Moeloek Provinsi Lampung didirikan tahun 1914 sebagai rumah sakit

perkebunan pemerintahan Hindia Belanda untuk merawat buruh

perkebunannya. Pada awal berdirinya, rumah sakit ini berkapasitas 100

tempat tidur, kepemilikan rumah sakit ini terus berubah sejalan dengan

perubahan pemerintah.

Rumah Sakit Abdul Moeloek Provinsi Lampung memiliki kurang lebih 48

ruang rawat inap berdasarkan tipe kelas ruangan yang terdiri Ruang Anak,

Ruang Maternitas, Ruang Medikal Bedah, dan lainnya. Ruang Medikal

Bedah di rumah sakit ini yakni Ruang Mawar, Ruang Kutilang, Ruang

Murai, Ruang Gelatik, Ruang Melati, Ruang Bougenvil, Ruang Nuri,

Ruang Kenanga, RuangAnggre dan Ruang Tulip penelitian ini dilakukan

pada salah satu ruang inap Medikal Bedah yaitu Ruang Tulip merupakan

ruang inap Jantung.

42
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
43

Rumah Sakit Abdul Moeloek merupakan rumah sakit yang menjadi tempat

penelitian khususnya di Ruang Tulip ini merupakan ruang perawatan yang

merawat klien yang memiliki masalah pada jantung. Peneliti mengambil

kasus diagnosa Infark Miokard Akut yang sesuai dengan judul yang

peneliti ambil yaitu Asuhan Keperawatan Pada Klien Infark Miokard Akut

dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut

2. Pengkajian

a. Identitas Klien dan Keluarga

Tabel 4.1 Identitas Klien

Identitas Klien Klien 1 Klien 2

Ruang Tulip Tulip


Tanggal pengkajian 11 Juni 2019 Pukul 09.30 WIB 11 Juni 2019 Pukul 14.00 WIB
No. MR 00.59.77.58 00.59.77.32
Identitas Klien
Nama Tn. E Tn. M
Umur 52 60
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Wirausaha Wirausaha
Status perkawinan Kawin Kawin
Suku Padang Lampung
Bahasa yang digunakan Indonesia Indonesia
Alamat rumah Seputi Raman, Lampung Jl. Delima,sukabumi,Bandar
Tengah lampung
Sumber biaya Mandiri BPJS Jamkesmas BPJS
Tanggal masuk RS 09/06/2019 09/06/2019
Diagnosa Medis Infark Miokard (Stemi) Infark Miokard (Stemi)

B. Identitas penanggung jawab


Nama Ny. S Tn.R
Umur 48 25
Hubungan dengan klien Istri Anak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

b. Riwayat Kesehatan
Tabel 4.2 Riwayat Kesehatan

Riwayat Kesehatan Klien 1 Klien 2

Riwayat Masuk Rumah Klien datang ke IGD RSAM diantar Klien datang ke IGD RSAM
Sakit keluarga pada tanggal 09 Juni 2019 diantar keluarga pada tanggal
pada pukul 18.06 WIB, Tn E 09 Juni 2019 pada pukul 10.42
rujukan dari RS. Ahmad Yani WIB, Tn M rujukan dari RS.
Metro, dengan keluhan nyeri dada Adven, dengan keluhan nyeri
sebelah kiri sejak 2 hari sampai dada sejak 1 hari sebelum
nyeri dada dirasakan menjalar ke masuk rumah sakit berawal dari
punggung dan juga tangan dengan punggung lalu ke dada sebelah
skala nyeri 7 yang berdurasi 20- 30 kiri dengan skala nyeri 6 yang
menit serta mual, pusing, berdurasi 20-30 menit serta
kelemahan dalam beraktivitas mata berkunang-kunang,
(lemas),dan klien merasakan sesak. pusing, kelemahan dalam
Dan didapatkan pemeriksaan fisik beraktivitas (lemas).
TTV: Di dapatkan pemriksaan fisik
TD: 180/110 TTV
N: 89x/menit TD: 150/90 mmHG
S: 36,4 C N: 80x/menit
P: 26x/menit S: 36,0 C
Kesadaran: Composmentis P: 20 x/menit
Saat di UGD RSUD Dr. H. Abdul Kesadaran: Composmentis
Moeloek diberikan infus mikro 10 Saat di UGD RSUD Dr. H.
tpm, oksigen 4L/menit, obat ISDN Abdul Moeloek diberikan infus
5Mg dan Aspilet 80Mg kemudian 10 tpm, oksigen 3x/menit,
pasien dipindah ke ruang Tulip jam pemberian obat ISDN 5Mg dan
22.00 WIB Aspilet 80 Mg
Kemudian pasien dipindah
keruang Tulip pada jam 13.10
WIB
Riwayat kesehataan saat
ini: Nyeri dada kiri Nyeri dada kiri
Keluhan utama: Klien mengatakan nyeri dada Klien mengatakan nyeri dada
sebelah kiri yang menjalar ke sebelah kiri yang menjalar ke
punggung dan kedua tangan, nyeri kedua tangan, nyeri bertambah
bertambah saat berktivitas dan saat berktivitas dan berkurang
berkurang saat berbaring, nyeri saat beristirahat, nyeri seperti
seperti tertimpah benda berat dan dertimpa benda berat dan nyeri
nyeri hilang timbul, dengan skala hilang timbul, skala nyeri 5,
nyeri 6 Nyeri mengakibatkan klien
Nyeri mengakibatkan klien tidak tidak dapat beraktivitas seperti
dapat beraktivitas seperti biasanya, biasanya, klien meminta
klien meminta bantuan kepada bantuan kepada keluarganya
istrinya untuk membantu untuk membantu kebutuhannya.
kebutuhannya. Nyeri berdenyut dengan durasi
Nyeri berdenyut dengan durasi 5-10 3-7 menit.
menit.

Keluhan penyerta Sesak, mual, dan susah menelan, Mual, lemah, dan gelisah
gelisah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

Riwayat kesehatan Klien 1 Klen 2


Masa lalu

Riwayat penyakit masa Klien mengatakan pernah Klien mengatakan pernah


lalu menderita hipertensi, sejak 5tahun memiliki riwayat penyakit
yang lalu, dan pernah mengalami nyeri dada
nyeri bagian dada sebelumnya,
kurang lebih 6 bulan yang lalu.

Dirawat di RS Klien mengatakan pernah dirawat Klien mengatakan pernah


di RS Ahmad Yani Metro dirawat di rumah sakit Advent
sebelumdi rujuk ke RSUD Abdul sebelum di rujuk ke RSUD
Moeloek Abdul Moeloek

Kecelakaan: Klien mengatakan tidak pernah Klien mengatakan tidak pernah


mengalami kecelakaan sebelumnya mengalami kecelakaan
sebelumnya

Riwayat alergi Klien mengatakn tidak memiliki Klien mengatakn tidak


alergi memiliki alergi

Riwayat operasi Klien mengatakan tidak pernah Klien mengatakan tidak pernah
mengalami operasi mengalami operasi

Riwayat Keluarga Klien mengatakan keluarganya Klien mengatakan keluarganya


tidak memiliki riwayat penyakit memiliki riwayat penyakit
keturunan seperti jantung koroner, keturunan jantung koroner, ,
tekanan darah tinggi ataupun klien merupakan anak kedua
diabetes militus, klien merupakan dari 4 bersaudara memiliki 1
anak kempat dari 5 bersaudara orang istri dan 4 orang anak, 2
memiliki 1 orang istri dan 4 orang orang perempuan dan 2 orang
anak, 2 orang perempuan dan 2 laki-laki
orang laki-laki

Genogram

Klien 1

52

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

Keterangan :

Laki –laki :

Perempuan :

Klien :

Tinggal serumah :

Hubungan perkawinan :

Keturunan :

Meninggal :

Genogram

60

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

c. Riwayat psiko-sosial-spiritual

Riwayat 4.3 Psiko-Sosial-Spiritual

Riwayat Psiko-Sosial- Klien 1 Klien 2


Spiritual
1. Psikologi

Konsep diri Pasien mengatakan masih Pasien mengatakan masih


mengetahui identitas dirinya mengetahui identitas dirinya

Gambaran diri Pasien memiliki tubuh tinggi, Pasien memiliki tubuh pendek,
berbadan besar, berambut berambut putih dan masih
hitam dan memiligi gigi yang memiliki gigi yang lengkap
masih lengkap

Peran diri Pasien mengatakan dirinya Pasien mengatakan dirinya


sebagai kepala keluarga dan sebagai kakek dari 5 cucu yang
sebagai ayah dari keempat dimilikinya dan sebagai ayah
anaknya dari

Harga diri Pasien sebagai ayah dan Pasien sebagai kakek dan
tinggal bersama anak ke 4 nya tinggal bersama anak ketiga
nya

Ideal diri Pasien mengatakan ingin cepat Pasien mengatakan ingin cepat
sembuh sembuh

Identitas diri Pasien mengatakan bernama Pasien mengatakan bernama


Tn, E berusia 52 tahun, Tn. M berusia 60 tahun
beralamat di seputi raman, beralamat di sukabumi,
bersuku padang bersuku lampung

kecemasan Pasien mengatakan takut jika Pasien mengatakan takut jika


sakitnya semakin parah sakitnya semakin parah

2. Social Klien mengatakan selalu Klien mengatakan selalu


mendapatkan dukungan dari mendapatkan dukungan dari
keluarga,dan lingkungan keluarga, lingkungan maupun
maupun fasilitas terhadap fasilitas terhadap penyakit
penyakit yang dialaminya yang dialaminya

3. spritual Sebelum sakit Sebelum sakit


Pasien lancar dalam Pasien lancar dalam
menjalankan ibadah 5 menjalankan ibadah 5
waktunya waktunya

Saat sakit Saat sakit


Pasien beribadah diatas tempat Pasien tidak beribadah
tidur

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

d. Lingkungan

Tabel 4.4 Lingkungan Pasien

Lingkungan Klien 1 Klien 2


Rumah Pasien mengatakan kebersihan Pasien mengatakan kebersihan
Kebersihan rumahnya terjaga. rumah terjaga, pasien
Polusi Pasien mengatakan rumahnya mengatakan rumahnya bebas
Bahaya bebas dari polusi maupun dari polusi maupun bahaya.
bahaya
Pekerjaan Pasien mengatakan bekerja Pasien mengatakan bekerja
Kebersihan sebagai penjahit, sebagai pedagang,
Polusi Pasien mengatakan di tempat Pasien mengatakan
bahaya kerjanya banyak sisa-siasa pekerjaannya jauh dari polusi
bahan pakaian berserakan maupun bahaya

e. Perubahan Pola Kesehatan

Tabel 4.5 Perubahan Pola Kesehatan

Pola Kesehatan Klien 1 Klien 2


Pola Manajemen Kesehatan Dalam keluarga klien selalu Dalam keluarga klien selalu
membicarakan bersama-sama membicarakan bersama-sama
masalah yang dihadapi, dan masalah yang dihadapi, dan
apabila ada anggota keluarga apabila ada anggota keluarga
yang sakit akan menggunakan yang sakit akan menggunakan
pelayanan kesehatan terdekat pelayanan kesehatan terdekat
yaitu puskesmas dan rumah yaitu puskesmas.
sakit terdekat
Pola Nutrisi Sebelum sakit : Klien Seblum sakit : Klien
mengatakan makan 3 sampai mengatakan makan 2 sampai 3
4 kali setiap hari, nafsu makan kali setiap hari,nafsu makan
baik,jenis makanan nasi sayur, baik,jenis makanan nasi
lauk pauk. klien lebih sering saur,lauk pauk seperti ikan dan
memakan lauk ikan dan daging, klien juga mengatakan
daging, klien juga mengatakan tidak memiliki alergi ataupun
tidak memiliki alergi ataupun pantangan makanan, BB 57Kg
pantangan makanan, BB 96 Klien mengatakan tidak
Kg. klien mengatakan tidak memiliki makanan khusus,
memiliki pantangan apa pun klien selalu memakan,
saat makan, akan tetapi klien makanan yang di masak
mengatakan pernah istrinya, klien tau bahwa
berkonsultasi dengan tenaga makanan dengan lemak jenuh
medis lalu klien di intruksikan tidak baik bagi tubuh, dan
untuk mengurangi makanan klien juga jarang
dengan kadar lemak jenuh mengkonsumsi junk food
tinggi, dan memperbanyak
sayuran, namun klien tidak
melaksanakannya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

Pola Kesehatan Klien 1 Klien 2


Saat sakit : klien mengatakan Saat sakit : klien mengatakan
hanya mengkonsumsi hanya mengkonsumsi
makanan dari RS yaitu bubur, makanan dari RS yaitu bubur,
buah dan susu,BB 95 Kg klien buah dan susu,BB 55 Kg klien
tidak terpasang NGT tidak terpasang NGT

IMT = BB = 95 kg IMT = BB = 55 kg
TB(m²) 175(m²) TB(m²) 155(m²)
= 95 kg = 55 kg
1.75 ² 1.55 ²
= 95 = 55
3.06 2.40
= 31,04 = 22,91
Dengan kata lain klien 1 Dengan kata lain berat badan
mengalami obesitas klien 2 berada dalam batas
normal

Pola Cairan Sebelum sakit : Sebelum sakit :


klien mengatakan minum air pasien mengatakan minum air
6-7 gelas/hari, dengan jumlah 8 gelas/hari, dengan jumlah
1600. 1920cc
Saat sakit : pasien mengatakan Saat sakit : pasien mengatakan
hanya minum 6 gelas/ hari hanya minum 4gelas/ hari
dengan jumlah 1440cc 960cc, Pasien terpasang infuse
ditambah dengan jumlah RL 240cc dengan 10tpm.
240cc infuse RL 10tpm

Balance cairan : Balance cairan :


Intake – output = Intake – output =
Intake (infuse+minum) - Intake (infuse+minum) -
urine+IWL = urine+IWL =

Intake = 1440cc+240cc Intake = 960cc+240cc


= 1680cc = 1200cc
Output = urine+IWL Output = urine+IWL
IWL = 10ml/kg BB IWL = 10ml/kg BB
=10 x 95kg =10 x 55kg
=950 ml/ 24 jam =550 ml/ 24 jam
Urine + IWL Urine + IWL
=400+950 =550+550
=1350 ml =1100ml
Balance cairan = intake + Balance cairan = intake +
output output
=1680-1350 =1200-1100
= 330ml = 100ml
BAK BAK
Pola Eliminasi Klien mengatakan saat Klien mengatakan saat
dirumah dapat buang air kecil dirumah dapat buang air kecil
4-6 x/hari dengan jumlah 800- 4-6 x/hari dengan jumlah 800-
1200 ml dan warna kuning 1600 ml dan warna kuning
muda serta bau yang khas muda serta bau yang khas

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

Pola Kesehatan Klien 1 Klien 2


Saat sakit klien tidak memiliki Saat sakit klien mengatakn
masalah klien juga tetap dapat tidak ada perubahan dalam
buang air kecil 4 x/hari dengan berkemih, klien tetap BAK 4
jumlah 400 ml warna x/ hari dengan jumlah 550 ml
kekuningan dan berbau khas warna kekuninagn dan bau
yang khas
BAB
Sebelum sakit BAB
Sebelum sakit klien Sebelum sakit
mengatakan BAB 1-2 kali Sebelum sakit klien
sehari dangan tekstur lembek mengatakan BAB 1-2 kali
Saat sakit sehari dangan tekstur lembek
Klien mengatakan tidak bahwa Saat sakit
selama dirawat dirumah sakit Klien mengatakan susah untuk
baru BAB 1 x dengan tekstur BAB
sedikit keras

Pola Personal Hygiene Sebelum sakit Sebelum sakit


Klien mengatakan saat Klien mengatakan saat
dirumah mandi 3x sehari dirumah mandi 2x sehari
dilakukan sendiri dari cuci dilakukan sendiri dari cuci
rambut sampai oral hygiene rambut sampai oral hygiene

Saat sakit Saat sakit


saat dirumah sakit klien hanya saat dirumah sakit klien hanya
dilap lap saja pada saat pagi dilap lap saja pada saat pagi
hari tidak menggosok gigi dan dan sore hari tidak menggosok
tidak mencuci rambut gigi dan tidak mencuci rambut

sebelum sakit sebelum sakit


Pola Istirahat-Tidur Klien mengatakan saat Klien mengatakan saat
dirumah tidur 6-8 jam sehari dirumah tidur 6-8 jam sehari
dengan pembagian malam 6 dengan pembagian malam 6
jam serta tidur pada siang hari jam serta tidur pada siang hari
1 jam 1 jam

Saat sakit Saat sakit


saat dirumah sakit 4-5 jam saat dirumah sakit 3-4 jam
sering terbangun ketika tidur. sering terbangun ketika tidur
Dengan pembagian tidur Dengan pembagian tidur
malam 4 jam dan siang 1 jam malam 4 jam dan siang 1 jam

Pola Aktivitas dan Latihan Klien mengatakan setiap hari Klien mengatakan setiap hari
bekerja sebagai penjahit bekerja sebagai pedagang.
konveksi. Saat libur waktunya Waktu luangnya hanya
digunakan untuk pergi digunakan untuk beristirahat
memancing. Jika melakukan dirumah. Jika melakukan
aktivitas berlebih klien merasa aktivitas berlebih klien merasa
sesak dan lelah. Olahraga yang sesak dan mengalami nyeri
sering klien lakukan adalah dibagiang punggung. Klien
lari-lari kecil yang dilakukan tidak pernah berolahraga.
pagi hari.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

Pola Kesehatan Klien 1 Klien 2

Saat sakit Saat sakit


waktu klien hanya digunakan waktu klien hanya digunakan
untuk beristirahat ditempat untuk beristirahat ditempat
tidur segala sesuatu dilakukan tidur segala sesuatu dilakukan
diatas tempat tidur dan dibantu diatas tempat tidur dan dibantu
oleh keluarga. oleh keluarga.

Pola Kebiasaan yang Klien mengatakan sudah 20 Klien mengatakan merupakan


mempengaruhi Kesehatan tahun menjadi perokok aktif ia perokok aktif yang bisa
bisa menghabiskan rokok 2 menghabiskan 2 bungkus
bungkus 1 hari. Tetapi sudah dalam 1 hari dan Klien juga
1 tahun yang lalu ia sudah mengatakan minum kopi 3x
berhenti merokok. Klien juga sehari.
lebih banyak mengkonsumsi
makan berlemak.
Pola rasa aman nyaman Klien mengatakan nyeri dada Klien mengatakan nyeri dada
sebelah kiri yang menjalar ke sebelah kiri yang menjalar ke
punggung dan kedua tangan, kedua tangan, nyeri bertambah
nyeri bertambah saat saat berktivitas dan berkurang
berktivitas dan berkurang saat saat beristirahat, nyeri seperti
berbaring, nyeri seperti dertimpa benda berat dan nyeri
tertimpah benda berat dan hilang timbul, skala nyeri 5
nyeri hilang timbul, dengan menggunakan pengukuran
skala nyeri 6 dengan skala numeric.
pegukuran skala numeric. Nyeri mengakibatkan klien
Nyeri mengakibatkan klien tidak dapat beraktivitas seperti
tidak dapat beraktivitas seperti biasanya, klien meminta
biasanya, klien meminta bantuan kepada keluarganya
bantuan kepada istrinya untuk untuk membantu
membantu kebutuhannya. kebutuhannya.
Nyeri berdenyut dengan durasi Nyeri berdenyut dengan durasi
10-25 menit. 15-20 menit.

f. Pemeriksaan fisik (pendekatan head to toe/Pendekatan sistem)

Tabel 4.6 Pemeriksaan Fisik

Observasi Klien 1 Klien 2


0 0
S 36,5 C 36,8 C
N 115 x/menit 100 x/menit
TD 130/90 mmHg 140/80 mmHg
P 22x/menit 23 x/menit
GCS Composmentis Composmentis
(E: 4, M : 6, V: 5) (E :4, M : 6, V : 5 )
TB 175 cm 155 cm
BB 95kg 55kg

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

Pemeriksaan fisik persystem Klien 1 Klien 2

1. System penglihatan Posisi mata klien simetris Posisi mata klien simetris
antara kiri dan kanan, antara kiri dan kanan,
pergerakkan bola mata: bisa pergerakkan bola mata baik,
bergerak ke segala arah, konjungtiva ananemis, sclera
konjungtiva ananemis, sclera amikterik, reaksi pupil
anikterik, reaksi pupil mengecil saat didekatkan
mengecil saat didekatkan cahaya dan membesar saat
cahaya dan membesar saat dijauhkan cahaya, tidak
dijauhkan cahaya,reaksi pada menggunakan alat bantu
cahaya +/+ tidak penglihatan, tidak ada
menggunakan alat bantu masalah dalam penglihatan
penglihatan, tidak ada masalah klien.
dalam penglihatan klien.

2. System pendengaran Bentuk telinga klien simetris, Bentuk telinga klien simetris,
adanya serumen berwarna tidak terdapat serumen,
kuning, tidak ada lesi, serta kondisi telinga bersih tidak
tidak menggunakan alat bantu ada lesi, serta tidak
pendengaran, tidak ada menggunakan alat bantu
masalah dalam pendengaran pendengaran, tidak ada
klien. masalah dalam pendengaran
klien.

3. System wicara Klien tidak mengalami Klien tidak mengalami


kesulitan ataupun gangguan kesulitan ataupun gangguan
dalam bicara. dalam bicara.

4. System pernapasan Jalan nafas klien paten, klien Jalan nafas klien paten, klien
terlihat sedikit sesak, klien terlihat sedikit sesak, RR
terlihat sesak saat dan setelah 23x/m
melakukan aktivitas, RR Inspeksi: pergerakan dinding
22x/m irama teratur, dada simetris terdapat ictus
Inspeksi : pergerakan dinding cordis
dada simetris terdapat ictus Aukultasi: tidak ada suara
cordis tambahan, irama pernafasan
Aukultasi: tidak ada suara teratur,
tambahan, irama pernafasan Perkusi: terdengar sonor
teratur dan dalam diseluruh lapang paru
Perkusi: terdengar suara sonor Palpasi: tidak teraba adanya
dilapang paru benjolan
Palpasi: tidak teraba adanya Klien terpasang alat bantu
benjolan , klien tidak batuk pernapasan oksigen 2L/m
klien terpasang alat bantu
pernafasan oksigen 3L/m

5. System kardiovaskuler Nadi teraba 115 x/m irama Nadi teraba 100 x/m irama
a. Sirkulasi perifer teratur, tidak terdapat distensi teratur, tidak terdapat distensi
vena jugularis, warna pucat, jugularis, akral teraba hangat,
CRT 3 detik, akral teraba warna pucat, CRT 2 detik.
hangat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

b. Sirkulasi jantung Kulit muka klien terlihat Kulit muka klien terlihat
pucat, konjungtiva ananemis, pucat, keadaan mata baik,
bibir klien tidak sianosis, tidak konjungtiva ananemis, bibir
terdapat distensi vena klien tidak sianosis, tidak
jugularis, keadaan kuku klien terdapat distensi vena
pucat, dada simetris, jugularis, keadaan kuku klien
pucat, dada simetris, tidak ada

Inspeksi : pola nafas tidak Inspeksi : retraksi dada, pola


teratur, tidak deformitas nafas tidak teratur, tidak
bentuk tulang dada deformitas bentuk rangka

Auskultasi : dan saat auskultasi : saat dilakukan


dilakukan auskultasi jantung auskultasi jantung pada area
pada area ICS 2 kanan, ICS 2 ICS 2 kanan, ICS 2 kiri
kiri terdengar suara desiran terdengar suara desiran
jantung yang memanjang jantung yang memanjang
(mur-mur). (mur-mur).

Perkusi : saat dilakukan Perkusi : saat dilakukan


perkusi pada ruang sejajar perkusi pada ruang sejajar
intercostals ke 5 kiri pada intercostals ke 5 kiri pada
midclavikula terdengar suara midclavikula terdengar suara
pekak pekak,

Palpasi : saat dilakukan Palpasi :saat dilakukan palpasi


palpasi jantung pada area jantung pada area apeks
apeks jantung ICS kiri teraba jantung ICS kiri teraba
denyutan iktus cordis 2cm, denyutan iktus cordis,
Kecepatan denyut apical Kecepatan denyut apical
115x/m irama sinus takikardi 100x/m irama sinus rhytem,
rhytem, klien mengeluh klien mengeluh lemah, lelah,
lemah, lelah, dada berdebar dada berdebar debar, klien
debar, klien mengalami tidak mengalami kardiomegali
kardiomegali CTR 58% CTR 44%

6. System neurologi GCS : E : 4, M : 6, V : 5 GCS : E : 4, M : 6, V : 5


(composmentis), tidak (composmentis), tidak
terdapat tanda tanda terdapat tanda tanda
peningkatan tekanan peningkatan tekanan
intracranial, tidak mengalami intracranial, tidak mengalami
gangguan saraf neurologis, gangguan saraf neurologis,
reflek patologis dan fisiologis reflek patologis dan fisiologis
ada, tidak terdapat tanda-tanda ada, tidak terdapat tanda-
infeksi meningen, tanda infeksi meningen,
pergerakkan ekstremitas baik. pergerakkan ekstremitas baik.
kekuatan otot 5555 5555 kekuatan otot 5555 5555
5555 5555 5555 5555

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

7. System pencernaan Keadaan mulut klien sedikit Keadaan mulut klien bersih,
bersih, tidak ada lesi dan tidak ada lesi dan stomatitis,
stomatitis, klien mengalami klien tidak mengalami
kesulitan dalam menelan, kesulitan dalam menelan,
tidak ada keluhan nyeri pada klien muntah sedikit, tidak
perut, bising usus 10x/m, tidak ada keluhan nyeri pada perut,
ada keluhan nyeri abdomen bising usus 9x/m, tidak ada
saat dipalpasi, tidak terdapat keluhan nyeri abdomen saat
distensi abdomen, klien tidak dipalpasi, tidak terdapat
terpasang kolostomy. distensi abdomen, klien tidak
terpasang kolostomy.

8. System immunologi Tidak terdapat tanda-tanda Tidak terdapat tanda-tanda


pembesaran kelenjar getah pembesaran kelenjar getah
bening. bening.

9. System endokrin Nafas klien tidak berbau Nafas klien tidak berbau
keton, tidak terdapat keton, tidak terdapat
gangrene, tidak tremor, tidak gangrene, tidak tremor, tidak
terdapat pembesaran kelenjar terdapat pembesaran kelenjar
tiroid, tidak terdapat tanda- tiroid, tidak terdapat tanda-
tanda peningkatan gula darah. tanda peningkatan gula darah.

10. System urogenital Klien tidak mengalami Klien tidak mengalami


distensi kandung kemih, tidak distensi kandung kemih, tidak
ada nyeri tekan ataupun ada nyeri tekan ataupun
perkusi, klien tidak terpasang perkusi, klien tidak terpasang
kateter, frekuensi BAK 3-4x / kateter, frekuensi BAK 3-4x /
hari, jumlah output urine hari, jumlah output urine
300cc, keadaan genital baik 300cc, keadaan genital baik
dan tidak ada kelainan. dan tidak ada kelainan.

11. System integument Keadaan rambut klien baik, Keadaan rambut klien bersih,
kekuataan baik, berwarna kekuataan baik berwarna
hitam kebersihan cukup hitam kebersihan cukup
terjaga, kulit klien berwarna terjaga, kulit klien berwarna
coklat, tidak ada tanda-tanda coklat, tidak ada tanda-tanda
radang pada kulit klien. radang pada kulit klien.

12. System muskuloskletal Klien tidak mengalami Klien tidak mengalami


kesulitan dalam pergerakan, kesulitan dalam pergerakan,
namun klien mengalami nyeri namun klien mengalami nyeri
dan sesak nafas saat dan kelelahan saat
beraktifitas, tidak ada keluhan beraktifitas, tidak ada keluhan
sakit ataupun nyeri pada sakit ataupun nyeri pada
tulang maupun sendi, tonus tulang maupun sendi, tonus
otot klien kuat, tidak ada otot klien kuat, tidak ada
kelainan pada tulang dan otot. kelainan pada tulang dan otot.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

g. Hasil pengkajian diagnostic

Tabel 4.7 Hasil Pengkajian diagnostic

PEMERIKSAAN Pasien 1 Pasien 2 Nilai rujukan


Lab:
Pemeriksaan darah
Hemoglobin 13,5 g/dl 14,2 g/dl 13,00-12,90 g/dL
Leukosit 14.900/ul 10.600/ul 4.500-11.000 /µL
Eritrosit 5,1 juta/ul 4,3 juta/ul 4,7-6,1 juta/µL
Hematokrit 40 38 42-52 %
Trombosit 224.000/ul 288.000/ul 150.000-450.000 /µL
MCV 77 fl 89 fl 79-99 fL
MCH 26 pg 33 pg 27-31 pg
MCHC 34 g/dl 37 g/dl 30-35 g/dL
Hitung jenis
Basofil 0 0 0-1 %
Esinofil 0 0 2-4 %
Batang 0 0 3-5 %
Segmen 71 69 50-70 %
Limfosit 23 22 25-40 %
Monosit 6 9 2-8 %
Kimia :
Gula darah sewaktu 138 mg/dl 141 mg/dl < 140 mg/dL
Ureum 28 mg/dl 34 mg/dl 13-43 mg/dL
Creatinine 1,03 mg/dl 1,02 mg/dl 0,72-1,18 mg/dL
CK-Nac 2. 233 U/L 3. 753 U/L < 25 u/l
CK-MB 2. 538 U/L 391 U/L 135-145 mmol/l

Pemeriksaan lain: STEMI STEMI


EKG Pada LED V2, V3, Pada LED V1, V2,
V4 V3

kardiomegali Tidak kardiomegali


Foto thorax CTR :58 % CTR :44 %

h. Penatalaksanaan
Tabel 4.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Tanggal pasien 1 Pasien 2
obat
Oral: 11 juni Simvastatin 10 mg/24 jam Aspilet 80 mg/ 24 jam
2019 Ramipril 5 mg/24 jam Clopidogre 75 mg/ 8 jam
Aspilet 80 mg/24 jam ISDN 1 tablet/ 24 jam (sublingual)
Infus (mikro) 10tpm Infus (mikro) 10tpm
Ceftriaxsone 1gr/12 jam Ranitidine 1 amp/ 12 jam
Arixtra 2,5 mg/24 jam Lovenox 0,6 mg/12 jam

12 juni Ramipril 5 mg/ 24 jam Aspilet 80 mg/ 24 jam


2019 Clopidogrel 75 mg/ 8 jam Lovenox 0,6 mg/12 jam
Aspilet 80 mg/ 24 jam ISDN 1 tab/ 24 jam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

Arixtra 2, 5 mg/ 24 jam

13 juni Arixtra 2,5 mg/ 24 jam ISDN 1 tab/ 24 jam


2019

i. Resume
Tabel 4.9 Resume
Resume Kondisi Pasien 1 Pasien 2
Pasien
Klien datang ke IGD RSAM Klien datang ke IGD RSAM
diantar keluarga, Tn E rujukan dari diantar keluarga, Tn M rujukan
RS. Ahmad Yani metro, dengan dari RS. Adven, dengan keluhan
keluhan nyeri dada sebelah kiri nyeri dada sejak 1 hari sebelum
sejak 2 hari sampai nyeri dada masuk rumah sakit berawal dari
dirasakan menjalar ke punggung punggung lalu ke dada sebelah kiri
dan juga tangan dengan skala nyeri dengan skala nyeri 6 serta mata
7 serta mual, pusing, kelemahan berkunang-kunang, pusing,
dalam beraktivitas (lemas),dan kelemahan dalam beraktivitas
klien merasakan sesak. (lemas). Pada saat pengkajian
Pada saat pengkajian Klien Klien mengatakan nyeri dada
mengatakan nyeri dada sebelah kiri sebelah kiri yang menjalar ke
yang menjalar ke punggung dan kedua tangan nyeri seperti
kedua tangan,, nyeri seperti dertimpa benda berat dan nyeri
tertimpah benda berat dan nyeri hilang timbul, klien mengatakan
hilang timbul, klien mengatakan nyeri akan bertambah jika
nyeri akan bertambah jika melakukan aktifitas, skala nyeri 5.
melakukan aktivitas, skala nyeri 6. Hasil TTV :
Hasil TTV : S : 36,8 0C
S : 36,5 0C N : 100 x/menit
N : 115 x/menit TD : 140/80 mmHg
TD : 130/90 mmHg P : 23x/menit
P : 22x/menit Kesadaran : Composmentis
Kesadaran : Composmentis GCS : (E :4, M : 6, V : 5 )
GCS : (E: 4, M : 6, V: 5) TB : 155 cm
TB : 175 cm BB : 55kg
BB : 95 kg

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


57

j. Data focus

Tabel 4.10 Data focus

Data fokus Pasien 1 Pasien 2

Data subyektif 1. Pasien mengatakan nyeri di 1. Pasien mengatakan nyeri di


dada bagian kiri dada bagian kiri
2. Nyeri menjalar hingga ke 2. Pasien mengatakan nyeri
punggung dan kedua tangan seperti tertekan benda berat
3. Pasien mengatakan nyeri 3. Pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan seperti menjalar sampai
tertekan benda berat kepunggung
4. Pasien mengatakan badannya 4. Pasien mengatakan tidak
lemas dan mudah lelah bisa beraktivitas secara
aktivitas dibantu keluarga mandiri
dan perawat 5. Pasien mengatakan sering
5. Pasien mengatakan tidak merasa sesak
dapat beraktivitas sendiri 6. Pasien mengatakan nyeri
6. Pasien mengatakan nyeri hilang timbul
hilang timbul 7. Durasi bias dirasakan 15-20
7. Durasi bisa dirasakan 10-25 menit
menit

Data obyektif
1. Pasien terlihat sering 1. Pasien terlihat sering
memegangi dadanya memegangi dadanya dadanya
Pasien tampak lemas 2. . Pasien terlihat lemah
2. Saat berjalan harus pelan- 3. .Pasien tidak dapat
pelan beraktivitas mandiri
3. Pasien tidak dapat 4. .Aktivitas pasien di bantu
beraktifitas mandiri keluarga dan perawatan
4. Aktivitas Pasien dibantu oleh 5. Skala nyeri 5
keluarga 6. Hasil EKG menunjukan ST
5. Skala nyeri 6 elevasi
6. Hasil EKG menunjukan ST 7.Ck-Nac: 3.753 U/L
elevasi 8. Ck-Mb: 391 U/L
7. CK Nac : 2.233 U/L
8. CKMB : 2.538 U/L

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

k. Analisa data

Tabel 4.11 Analisa Data


DATA ETIOLOGI MASALAH
Pasien 1
Data subyektif Cendera Endotel Nyeri Akut
1. Pasien mengatakan nyeri di dada bagian Pembuluh Darah
kiri Koroner
2. Nyeri menjalar hingga ke punggung dan
kedua tangan Plak Fibrosa
3. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan
seperti tertekan benda berat Trombus
4. Pasien mengatakan nyeri hilang timbul
Aliran Darah
dengan durasi 10-25 menit
Tersumbat

Suplai oksigen ke
Data obyektif
miokard menurun
1. Pasien terlihat sering memegangi dadanya

2. Wajah pasien terlihat meringis Metabolisme


anaerob
3. Skala nyeri 6
meningkat
4. Ck-Nac : 2.233 U/L
5. Ck-Mb : 2.538 U/L penumpukan
Asam Laktat
Pada miokard

Nyeri Akut
Pasien 2
Data subyektif Cendera Endotel Nyeri Akut
1. Pasien mengatakan nyeri di dada bagian kiri Pembuluh Darah
2. Nyeri menjalar ke punggung Koroner
3. Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan benda
berat Plak Fibrosa
4. Pasien mengatakan nyeri makin bertambah jika
beraktivitas Trombus
5. Pasien mengatakan nyeri hilang timbul dengan
durasi 15-20 menit Aliran Darah
Tersumbat
Data obyektif
1. Pasien terkadang memegangi dadanya Suplai oksigen ke
2. Pasien tampak meringis miokard menurun
3. Skala nyeri 5
4. Ck-Nac: 3.753 U/L Metabolisme
5. Ck-Mb: 391 U/L anaerob
meningkat

penumpukan
Asam Laktat
Pada miokard

Nyeri Akut

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


59

l. Rencana Keperawatan

Tabel 4.12 Rencana Intervensi


DIANOSIS KEPERAAWATAN INTERVENSI
(Tujuan ,Kriteria Hasil) (NIC)
Pasien 1

Nyeri Akut b.d iskemia jaringan 1. Pantau/catat karakteristik nyeri, catat


nhkiuusekunder laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan
respons hemodinamik
NOC : 2. Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-
3x 24 jam diharapkan pasien dapat mengontrol 10); lamanya; kualitas(dangkal/menyebar)
nyeri dengan : dan penyebaran.
kriteria hasil: 3. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri
5. Mampu mengontrol nyeri(tahu penyebab dengan segera
nyeri, mampu menggunakan teknik 4. Bantu melakukan teknik relaksasi
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, ( relaksasi benson)
mencari bantuan) 5. Periksa tanda- tanda vital sebelum dan
6. Melaporkan nyeri berkurang dengan sesudah obat narkotik
menggunakan managemen nyeri 6. Pastikan bahwa istirahat telah cukup
7. Mampu memngenali nyeri (skala, 7. Kolaborasi pemberian oksigenasi
intensitas,frekunsi, dan tanda nyeri) 8. Kolaborasi pemberian analgesik
8. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang

Pasien 2
Nyeri Akut b.d iskemia jaringan sekunder 1. Pantau/catat karakteristik nyeri, catat
laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan
NOC : respons hemodinamik
2. Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-
3x 24 jam diharapkan pasien dapat mengontrol 10); lamanya; kualitas(dangkal/menyebar)
nyeri dengan : dan penyebaran.
kriteria hasil: 3. njurkan pasien untuk melaporkan nyeri
Mampu mengontrol nyeri(tahu penyebab nyeri, dengan segera
1. mampu menggunakan teknik 4. Bantu melakukan teknik relaksasi
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, ( relaksasi benson)
mencari bantuan) 5. Periksa tanda- tanda vital sebelum dan
2. Melaporkan nyeri berkurang dengan sesudah obat narkotik
menggunakan managemen nyeri 6. Pastikan bahwa istirahat telah cukup
3. Mampu memngenali nyeri (skala, 7. Kolaborasi pemberian oksigenasi
intensitas,frekunsi, dan tanda nyeri) 8. Kolaborasi pemberian analgesic
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
-

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


60

m. Implemantasi

Tabel 4.13 Implementasi

Diagnosa 11 juni 2019 Paraf 12 juni 2019 Paraf 13 juni 2019 Paraf
Keperawata
n
Pasien 1 Implementasi Implementasi Implementasi
Nyeri 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Akut b.d 1. Memantau/catat 1.Memantau/catat 1.Memantau/catat
iskemia karakteristik nyeri, catat karakteristik nyeri, karakteristik nyeri,
jaringan laporan verbal, petunjuk catat laporan verbal, catat laporan verbal,
sekunder nonverbal, dan respons petunjuk nonverbal, petunjuk nonverbal,
hemodinamik dan respons dan respons
R: hemodinamik hemodinamik
Klien mengatakan maih R: R:
merasakan nyeri Klien mengatakan Klien mengatakan
H: terkadang masih masih merasakan
Klien masih terlihat merasakan nyeri nyeri
gelisah dan terkadang H: H:
memegangi dadanya Klien terkadang Klien tidak terlihat
memegangi dadanya gelisah
09.30
2. Ambil gambaran 09.30 WIB 09.30 WIB
lengkap terhadap nyeri 2.Mengambil 2. Mengambil
dari pasien termasuk gambaran lengkap gambaran lengkap
lokasi; intensitas (0-10); terhadap nyeri dari terhadap nyeri dari
lamanya; pasien termasuk lokasi; pasien termasuk
kualitas(dangkal/menyeb intensitas (0-10); lokasi; intensitas (0-
ar) dan penyebaran. lamanya; 10); lamanya;
kualitas(dangkal/meny kualitas(dangkal/me
R : klien mengatakan ebar) dan penyebaran. nyebar) dan
nyeri seperti di tertekan penyebaran.
benda berat R : klien mengatakan
H : skala nyeri 6 nyeri seperti di tertekan R : klien
benda berat namun mengatakan nyeri
sudah berkurang seperti di tertekan
10.00 WIB H : skala nyeri 5 benda berat
3. Menganjurkan pasien H : skala nyeri 4
untuk melaporkan nyeri 10.00 WIB
dengan segera 3.Menganjurkan pasien 10.00 WIB
R : klien masih sering untuk melaporkan 3.Menganjurkan
mengeluh nyeri nyeri dengan segera pasien untuk
H : klien mengeluhkan R : klien masih melaporkan nyeri
nyeri di lokasi yang mengeluh nyeri dengan segera
sama H : klien mengeluhkan R : klien terkadang
nyeri di lokasi yang mengeluh nyeri
10.30 WIB sama yang datang
4.Mengajarkan teknik H : klien
relaksasi 10.30 WIB mengeluhkan nyeri
( relaksasi benson) 4.Mengajarkan teknik di lokasi yang
R : klien mengatakan ( relaksasi benson) sama

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


61

lebih merasa nyaman R : klien mengatakan 10.30 WIB


H : klien terlihat lebih lebih merasa nyaman 4.Mengajarkan
tenang setelah terapi ketika di berikan trapi teknik relaksasi
benson ( relaksasi benson)
11.00 WIB H : klien terlihat lebih R : klien
5.Memeriksa tanda- tenang setelah terapi mengatakan lebih
tanda vital sebelum dan merasa nyaman dan
sesudah 11.00 WIB merasa lebih baik
R: 5.Periksa tanda- tanda setelah di lakukan
Klien mengatakan nyeri vital sebelum dan terapi benson
sudah sedikit berkurang sesudah H : klien terlihat
H : TTV R: lebih tenang dan
Sebelum : Klien mengatakan nyaman setelah
TD : 130/80 mmHg nyeri sudah sedikit terapi
N : 110x/ mnt berkurang
S : 36, 40C H : TTV 11.00 WIB
RR : 21x/ menit Sebelum : 5.Periksa tanda-
Setelah : TD : 140/80 mmHg tanda vital sebelum
TD : 130/80 mmHg N : 108x/ mnt dan sesudah
N : 112x/ mnt S : 36, 80C R:
S : 36, 40C RR : 22x/ menit Klien mengatakan
RR : 20x/ menit Setelah : nyeri sudah sedikit
TD : 130/80 mmHg berkurang
11.30 WIB N : 110x/ mnt H : TTV
6.Memastikan bahwa S : 36, 60C Sebelum :
istirahat telah cukup RR : 20x/ menit TD : 130/80 mmHg
R : klien mengatakan N : 114x/ mnt
sudah banyak beristirahat 11.30 WIB S : 36, 20C
H : klien terlihat selalu 6. Memastikan bahwa RR : 22x/ menit
berbaring di tempat tidur istirahat telah cukup Setelah :
R : klien mengatakan TD : 130/80 mmHg
12.00 WIB sudah banyak N : 110x/ mnt
7.Memberikan oksigen beristirahat S : 36, 40C
tambahan dengan kanul H : klien terlihat RR : 20x/ menit
nasal 3 L/menit berbaring di tempat tidur
R : klien mengatakan 11.30 WIB
lebih merasa nyaman 6.Memastikan
Hasil : nafas klien mulai 12.00 WIB bahwa istirahat
lebih teratur 7.Memberkan oksigen telah cukup
tambahan dengan kanul R : klien mengatakan
12.30 WIB nasal 2L/menit sudah banyak
8.Berkolaborasi R : klien mengatakan beristirahat
pemberian terapi obat lebih merasa nyaman H : klien terlihat
R: pasien mengatakan Hasil : nafas klien selalu berbaring di
masih nyeri dan lemah terlihat lebih lancar tempat tidur
H:pemberian obat
simvastatin 10 mg/24 12.30 WIB8. 7.Memberikan
jam, ramipril 5 mg/24 8. Berkolaborasi oksigen tambahan
jam, aspilet 80 mg/24 pemberiaan terapi obat dengan kanul nasal
jam dan terinjeksi obat R: Pasien masih 2L/menit
arixtra 2,5 mg/24 jam mengeluh nyeri dan R : klien mengatak
lemah lebih merasa nyaman
H: terinjeksi obat Hasil : nafas klien
arixtra 2.5mg/24 jam lebih tertur

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


62

dan pemberian obat


ramipril 5mg/24 jam, 8. Berkolaborasi
clopidogrel 75 mg/8 jam pemberikan terapi
dan aspilet 80 mg/24 obat
jam R: pasien
mengatakan nyeri
berkurang
H:terinjeksi obat
arixtra 2.5mg/24 jam

Pasien 2 11 Juni 2019 12 Juni 2019 13 Juni 2019


Nyeri 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Akut b.d 1.Memantau/catat 1.Memantau/catat 1.Memantau/catat
iskemia karakteristik nyeri, catat karakteristik nyeri, karakteristik nyeri,
jaringan laporan verbal, petunjuk catat laporan verbal, catat laporan verbal,
sekunder nonverbal, dan respons petunjuk nonverbal, petunjuk nonverbal,
hemodinamik dan respons dan respons
R: hemodinamik hemodinamik
Klien mengatakan maih R: R:
merasakan nyeri Klien mengatakan Klien mengatakan
H: terkadang masih masih merasakan
Klien masih terlihat tidak merasakan nyeri nyeri namun sudah
nyaman H: membaik
Klien masih merasakan H:
nyeri namun dengan Klien tidak terlihat
intensitas yang minim gelisah
09.30
2.Mengambil gambaran 09.30 WIB 09.30 WIB
lengkap terhadap nyeri 2.Mengambil 2.Mengambil
dari pasien termasuk gambaran lengkap gambaran lengkap
lokasi; intensitas (0-10); terhadap nyeri dari terhadap nyeri dari
lamanya; pasien termasuk lokasi; pasien termasuk
kualitas(dangkal/menyeb intensitas (0-10); lokasi; intensitas (0-
ar) dan penyebaran. lamanya; 10); lamanya;
kualitas(dangkal/meny kualitas(dangkal/me
R : klien mengatakan ebar) dan penyebaran. nyebar) dan
nyeri seperti di tertekan penyebaran.
benda berat R : klien mengatakan
H : skala nyeri 5 nyeri seperti di tertekan R : klien
benda berat namun mengatakan nyeri
sudah berkurang seperti di tertekan
10.00 WIB H : skala nyeri 4 benda berat
3.Menganjurkan pasien H : skala nyeri 4
untuk melaporkan nyeri 10.00 WIB
dengan segera 3.Menganjurkan pasien 10.00 WIB
R : klien masih sering untuk melaporkan 3.Menganjurkan
mengeluh nyeri nyeri dengan segera pasien untuk
H : klien mengeluhkan R : klien masih melaporkan nyeri
nyeri di lokasi dada mengeluh nyeri yg dengan segera
sebelah kiri terkadang timbul R : klien terkadang
H : klien mengeluhkan mengeluh nyeri
nyeri di lokasi yang yang dating
sama

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


63

10.30 WIB 10.30 WIB H : klien


4.Mengajarkan teknik 4. Mengajarkan teknik mengeluhkan nyeri
relaksasi benson relaksasi di lokasi yang
R : klien mengatakan ( relaksasi benson) sama
nyaman dengan terapi R : klien mengatakan
benson lebih merasa nyaman 10.30 WIB
H : klien terlihat lebih ketika di berikan trapi 4.Mengajarkan
nyaman setelah di benson teknik relaksasi
lakukan terapi H : klien terlihat lebih ( relaksasi benson)
tenang dan nyaman R : klien
setelah dilakukan terapi mengatakan lebih
merasa nyaman dan
11.00 WIB 11.00 WIB merasa lebih baik
5.Memeriksa tanda- 5.Memeriksa tanda- setelah di lakukan
tanda vital sebelum dan tanda vital sebelum dan terapi benson
sesudah sesudah H : klien terlihat
R: R: lebih tenang dan
Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyaman setelah
sudah sedikit berkurang nyeri sudah sedikit terapi
H : TTV berkurang
Sebelum : H : TTV 11.00 WIB
TD : 150/90 mmHg Sebelum : 5.Memeriksa tanda-
N : 110x/ mnt TD : 140/90 mmHg tanda vital sebelum
S : 36, 40C N : 108x/ mnt dan sesudah
RR : 21x/ menit S : 36, 80C R:
Setelah : RR : 22x/ menit Klien mengatakan
TD : 140/90 mmHg Setelah : nyeri sudah sedikit
N : 112x/ mnt TD : 140/80 mmHg berkurang
S : 36, 40C N : 110x/ mnt H : TTV
RR : 20x/ menit S : 36, 60C Sebelum :
RR : 20x/ menit TD : 140/80 mmHg
11.30 WIB N : 114x/ mnt
6.Memastikan bahwa 11.30 WIB S : 36, 20C
istirahat telah cukup 6. Memastikan bahwa RR : 22x/ menit
R : klien mengatakan istirahat telah cukup Setelah :
sudah banyak beristirahat R : klien mengatakan TD : 140/90 mmHg
H : klien terlihat selalu sudah banyak N : 110x/ mnt
berbaring di tempat tidur beristirahat S : 36, 40C
H : klien terlihat RR : 20x/ menit
12.00 WIB berbaring, dan terkadang
7.Memberikan oksigen duduk dengan aktivitas 11.30 WIB
tambahan dengan kanul minimal 6.Memastikan
nasal 3 L/menit bahwa istirahat
R : klien mengatakan 12.00 WIB telah cukup
lebih merasa nyaman 7.Memberkan oksigen R : klien mengatakan
Hasil : nafas klien mulai tambahan dengan kanul sudah banyak
lebih teratur nasal 3L/menit beristirahat
R : klien mengatakan H : klien terlihat
12.30 WIB lebih merasa nyaman selalu berbaring di
8. Berkolaborasi Hasil : nafas klien tempat tidur
pemberian terapi obat terlihat lebih lancar
R: pasien mengatakan 7.Memberikan
sesak, nyeri dada dan 12.30 WIB oksigen tambahan
lemah 8.Berkolaborasi dengan kanul nasal
2L/menit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


64

H:pemberian obat aspilet pemberian terapi obat R : klien mengatak


80mg/8 jam,clopidogrel R; Pasien mengatakan lebih merasa nyaman
75 mg/8 jam masih nyeri dan lemah Hasil : nafas klien
ISDN 1 tablet/24 jam H: pemberian obat lebih teratur
Terinjeksi obat lovenox aspilet80mg/8 Jam, 8.Berkolaborasi
0,6 mg/12 jam, terinjeksi ISDN 1 tablet/24 jam pemberian terapi
obat ranitidine 1 amp/12 Terinjeksi obat lovenox obat
jam 0,6 mg/24 jam R: pasien
mengatakan nyeri
nya sudah mulai
berkurang
H: masuk obat ISDN
1 tablet/24 jam
(sublingual),

n. Evaluasi

Tabel 4.14 Evaluasi

Evaluasi Hari 1 Hari 2 Hari 3


Pasien 1
Diagnosa S: S: S:
Klien mengatakan Klien mengatakan Klien mengatakan
maih merasakan terkadang masih masih merasakan
nyeri merasakan nyeri nyeri
klien mengatakan Klien mengatakan klien mengatakan
nyeri seperti di nyeri seperti di nyeri seperti di
tertekan benda tertekan benda berat tertekan benda berat
berat namun sudah Klien terkadang
klien mengatakan berkurang mengeluh nyeri
lebih merasa klien mengatakan yang datang: klien
nyaman lebih merasa nyaman mengeluhkan nyeri
Klien mengatakan ketika di berikan trapi di lokasi yang sama
nyeri sudah sedikit benson Klien mengatakan
berkurang Klien mengatakan lebih merasa
klien mengatakan nyeri sudah sedikit nyaman dan merasa
sudah banyak berkurang lebih baik setelah di
beristirahat klien mengatakan lakukan terapi
O: sudah banyak benson
Klien masih terlihat beristirahat Klien mengatakan
gelisah dan nyeri sudah sedikit
terkadang O: berkurang
memegangi Klien terkadang
dadanya memegangi dadanya O:
skala nyeri 6 Skala nyeri 5 Klien tidak terlihat
klien masih sering klien mengeluhkan gelisah
mengeluh nyeri nyeri di lokasi yang
klien mengeluhkan sama
nyeri di lokasi yang Klien terlihat lebih skala nyeri 4
sama tenang setelah terapi klien terlihat lebih
klien terlihat lebih tenang dan nyaman
tenang setelah TTV setelah terapi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


65

terapi Sebelum : TTV


TTV TD : 140/80 mmHg Sebelum :
Sebelum : N : 108x/ mnt TD : 130/80 mmHg
TD : 130/80 mmHg S : 36, 80C N : 114x/ mnt
N : 110x/ mnt RR : 22x/ menit S : 36, 20C
S : 36, 40C Setelah : RR : 22x/ menit
RR : 21x/ menit TD : 130/80 mmHg Setelah :
Setelah : N : 110x/ mnt TD : 130/80 mmHg
TD : 130/80 mmHg S : 36, 60C N : 110x/ mnt
N : 112x/ mnt RR : 20x/ menit S : 36, 40C
S : 36, 40C RR : 20x/ menit
RR : 20x/ menit klien terlihat
klien terlihat selalu berbaring di tempat A:
berbaring di tempat tidur Masalah nyeri akut belum
tidur: A: teratasi
A: Masalah nyeri akut belum P:
Masalah nyeri akut belum teratasi Lanjutkan intervensi
teratasi P: 1. Pantau/catat
P: Lanjutkan intervensi karakteristik nyeri,
Lanjutkan intervensi 1. Ambil gambaran catat laporan verbal,
1. Ambil gambaran lengkap terhadap petunjuk nonverbal,
lengkap terhadap nyeri dari pasien dan respons
nyeri dari pasien termasuk lokasi; hemodinamik
termasuk lokasi; intensitas (0-10); 2. Ambil gambaran
intensitas (0-10); lamanya; lengkap terhadap
lamanya; kualitas(dangkal/men nyeri dari pasien
kualitas(dangkal/m yebar) dan termasuk lokasi;
enyebar) dan penyebaran. intensitas (0-10);
penyebaran. 2. Pantau/catat lamanya;
2. Pantau/catat karakteristik nyeri, kualitas(dangkal/me
karakteristik nyeri, catat laporan verbal, nyebar) dan
catat laporan petunjuk nonverbal, penyebaran.
verbal, petunjuk dan respons 3. Anjurkan pasien
nonverbal, dan hemodinamik untuk melaporkan
respons 3. Anjurkan pasien nyeri dengan segera
hemodinamik untuk melaporkan 4. Bantu melakukan
3. Anjurkan pasien nyeri dengan segera teknik relaksasi
untuk melaporkan 4. Bantu melakukan ( relaksasi benson)
nyeri dengan segera teknik relaksasi 5. Periksa tanda- tanda
4. Bantu melakukan ( relaksasi benson) vital sebelum dan
teknik relaksasi 5. Periksa tanda- tanda sesudah
( relaksasi benson) vital sebelum dan 6. Kolaborasi
5. Periksa tanda- sesudah pemberian oksigen
tanda vital sebelum 6. Kolaborasi pemberian 7. Kolaborasi
dan sesudah oksigen pemberian analgesik
6. Pastikan bahwa 7. Kolaborasi pemberian
istirahat telah analgesik
cukup
7. Kolaborasi
pemberian oksigen
8. Kolaborasi
pemberian
analgesik

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


66

Pasien 2
Diagnosa S: S: S:
Klien mengatakan Klien mengatakan Klien mengatakan
maih merasakan terkadang masih masih merasakan
nyeri merasakan nyeri nyeri namun sudah
klien mengatakan klien mengatakan membaik
nyeri seperti di nyeri seperti di klien mengatakan
tertekan benda tertekan benda berat nyeri seperti di
berat namun sudah tertekan benda berat
klien mengatakan berkurang klien terkadang
nyaman dengan klien masih mengeluh mengeluh nyeri
terapi benson nyeri yg terkadang yang datang
Klien mengatakan timbul klien mengatakan
nyeri sudah sedikit klien mengatakan lebih merasa
berkurang lebih merasa nyaman nyaman dan merasa
klien masih sering ketika di berikan trapi lebih baik setelah di
mengeluh nyeri benson lakukan terapi
klien mengatakan Klien mengatakan benson
sudah banyak nyeri sudah sedikit klien mengatakan
beristirahat berkurang nyeri sudah sedikit
O: klien mengatakan berkurang
Klien masih terlihat sudah banyak klien mengatakan
tidak nyaman beristirahat sudah banyak
skala nyeri 5 O: beristirahat
klien mengeluhkan Klien masih O:
nyeri di lokasi dada merasakan nyeri Klien tidak terlihat
sebelah kiri namun dengan gelisah
klien terlihat lebih intensitas yang minim skala nyeri 4
nyaman setelah di skala nyeri 4 klien mengeluhkan
lakukan terapi klien mengeluhkan nyeri di lokasi yang
TTV nyeri di lokasi yang sama
Sebelum : sama klien terlihat lebih
TD : 150/90 mmHg klien terlihat lebih tenang dan nyaman
N : 110x/ mnt tenang dan nyaman setelah terapi
S : 36, 40C setelah dilakukan TTV
RR : 21x/ menit terapi Sebelum :
Setelah : TTV TD : 140/80 mmHg
TD : 140/90 mmHg Sebelum : N : 114x/ mnt
N : 112x/ mnt TD : 140/90 mmHg S : 36, 20C
S : 36, 40C N : 108x/ mnt RR : 22x/ menit
RR : 20x/ menit S : 36, 80C Setelah :
klien terlihat selalu RR : 22x/ menit TD : 140/90 mmHg
berbaring di tempat Setelah : N : 110x/ mnt
tidur TD : 140/80 mmHg S : 36, 40C
A: N : 110x/ mnt RR : 20x/ menit
Masalah nyeri akut belum S : 36, 60C klien terlihat selalu
teratasi RR : 20x/ menit berbaring di tempat
P: klien terlihat tidur
Lanjutkan intervensi berbaring, dan A: Masalah nyeri akut belum
1. Ambil gambaran terkadang duduk teratasi
lengkap terhadap dengan aktivitas P:
nyeri dari pasien minimal Lanjutkan intervensi
termasuk lokasi; A:Masalah nyeri akut belum 1. Ambil gambaran

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


67

intensitas (0-10); teratasi lengkap terhadap


lamanya; P: Lanjutkan intervensi nyeri dari pasien
kualitas(dangkal/m 1. Ambil gambaran termasuk lokasi;
enyebar) dan lengkap terhadap intensitas (0-10);
penyebaran. nyeri dari pasien lamanya;
2. Pantau/catat termasuk lokasi; kualitas(dangkal/me
karakteristik nyeri, intensitas (0-10); nyebar) dan
catat laporan lamanya; penyebaran.
verbal, petunjuk kualitas(dangkal/men 2. Pantau/catat
nonverbal, dan yebar) dan karakteristik nyeri,
respons penyebaran. catat laporan verbal,
hemodinamik 2. Pantau/catat petunjuk nonverbal,
3. Anjurkan pasien karakteristik nyeri, dan respons
untuk melaporkan catat laporan verbal, hemodinamik
nyeri dengan segera petunjuk nonverbal, 3. Anjurkan pasien
4. Bantu melakukan dan respons untuk melaporkan
teknik relaksasi hemodinamik nyeri dengan segera
( relaksasi benson) 3. Anjurkan pasien 4. Bantu melakukan
5. Periksa tanda- untuk melaporkan teknik relaksasi
tanda vital sebelum nyeri dengan segera ( relaksasi benson)
dan sesudah 4. Bantu melakukan 5. Periksa tanda- tanda
6. Pastikan bahwa teknik relaksasi vital sebelum dan
istirahat telah ( relaksasi benson) sesudah
cukup 5. Periksa tanda- tanda 6. Pastikan bahwa
7. Kolaborasi vital sebelum dan istirahat telah cukup
pemberian oksigen sesudah 7. Kolaborasi
8. Kolaborasi 6. Pastikan bahwa pemberian oksigen
pemberian istirahat telah cukup 8. Kolaborasi
analgesik 7. Kolaborasi pemberian pemberian analgesic
oksigen
8. Kolaborasi pemberian
analgesik

B. Pembahasan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn.E dan Tn.M di Ruang

Tulip RSUD dr. Hi Abdul Moeloek Provinsi Lampung yang mengalami

miokard infark dengan masalah keperawatan nyeri akut. Perlu adanya

dilakukan pembahasan untuk mengetahui kesenjangan antara tinjauan kasus

dengan tinjauan teori. Adapun pembahasan yang penulis pergunakan

berdasarkan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


68

1. Pengkajian

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada kedua pasien terdapat

perbedaan antara pasien 1 dan pasien 2 yaitu:

a. Riwayat penyakit sekarang

Data pada Tn E di dapat nyeri dada sebelah kiri sejak 2 hari sebelum

masuk rumah sakit nyeri dirasakan menjalar ke punggung dan tangan

dengan skala 6, selain itu klien merasakan mual, pusing, kelemahan

dalam beraktivitas (lemas),dan sesak. Sedangkan data pada Tn M di

dapatkan nyeri dada sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit berawal

dari punggung lalu ke dada sebelah kiri dengan skala 5, serta mata

berkunang-kunang, pusing, kelemahan dalam beraktivitas (lemas),

terkadang terasa sesak.

Menurut Aspiani, 2015 tanda dan gejala pada penyakit kardiovaskuler

yaitu infark miokard adalah nyeri yang timbul mendadak, nyeri tidak

hilang dengan istirahat atau nitrogliserin, biasanya membutuhkan

narkotik analgetik (morfin) ,Lokasi pada dada anterior dan substernal,

penyebaran: menyebar ke tangan kiri, leher, bahu kiri, wajah, rahang,

abdomen, punggung, dan nyeri juga dapat dijumpai pada daerah

epigastrium, sifat nyeri : seperti ditekan, rasa terbakar, rasa tertindih

benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir, lama nyeri

(≥30 menit).

Tanda gejala seperti nyeri dada dan sesak nafas pada Tn E dan Tn M

kedua nya dikarenakan terjadinya aktivasi platelet(adanya penyempitan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


69

sehingga darah tidak bisa di pompa keseluruh tubuh) sehingga kerja

jantung meningkat, karena harus memompa darah di dalam rongga

yang sempit di sebabkan timbulnya dikompensasi kordis adalah

menurunkan kontraktilitas miokardium.

b. Riwayat penyakit masa lalu

Data yang didapat menunjukan pasien pertama memiliki riwayat

penyakit hipertensi, sementara pasien ke dua tidak memiliki riwayat

penyakit massa lalu. Menurut Aspiani 2015 menyebutkan bahwa Infark

miokard akut sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau lebih

faktor resiko seperti obesitas, merokok, hipertensi dan lain lain. Faktor-

faktor tersebut disertai dengan proses kimiawi terbentuknya lipoprotein

ditunika intima yang dapat menyebabkan infeksi fibrin dan patelet

sehingga menimbulkan cedera endotel pembuluh darah koroner.

Dari data tersebut menyatakan bahwa pasien pertama memiliki pemicu

terjadinya miocard infark, sehingga memiliki potensi lebih besar

terjadinya serangan ketimbang pasien ke dua.

c. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Setelah dilakukan pengkajian pasien pertama merupakan pecandu

rokok, namun sudah berhenti sejak 1 tahun yang lalu, pasien kedua

merupakan pecandu rokok hingga saat ini, sebelum sakit pasien bisa

menghabiskan 2 bungkus rokok setiap harinya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


70

Menurut Rienstra (2011) kebiasaan merokok memang dapat menjadi

penyebab utama terjadinya penyakit jantung. Orang yang pernah

menghisap rokok berisiko 3 kali lebih tinggi menderita penyakit

jantung. Merokok dapat merusak jantung dan pembuluh darah yang

meningkatkan kondisi jantung seperti aterosklerosis dan serangan

jantung.

Berdasarkan fakta dan teori dapat disimpulkan pasien 1 dan 2 menderita

penyakit jantung karena salah satu faktor penunjangnya yaitu merokok

dalam jangka waktu yang lama, walaupun pada penderita pertama

sudah berhenti merokok.

d. Pola nutrisi

Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien indeks masa tubuh pada pasien 1

memiliki BB/TB 95 kg /175cm(31,04) /status obesitas tingkat 1, pasien

2 memiliki BB/TB 155kg/55cm(22,91)/status gizi normal.

Menurut Riyanto (2013) Obesitas merupakan suatu keadan dimana

terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan

jauh diatas normal dan dapat membahayakan bagi kesehatan, obesitas

ini terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan

energi yang keluar.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


71

Dari data diatas juga dapat di tarik kesimpulan bahwa besar nilai IMT

dari batas normal seseorang dapat menjadi resiko terkena miokard

karena semakin besar nilai IMT pada seseorang mengakibatkan kerja

jantung lebih besar dibandingkan imt normal maupun dibawah normal.

Faktornya karena adanya sumbatan lemak jenuh pada arteri otot jantung

meningkat serta peningkatan kejra jantung, orang dengan obesitas

memaksa jantung untuk memompa darah lebih banyak ke tubuh, hal ini

dapat terjadi karena orang dengan obesitas memiliki luas tubuh yang

lebih lebar ketimbang orang dengan berat badan normal.

e. Pemeriksaan fisik

Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan data pasien pertama Tn. E

RR: 20x/menit TD: 130/90mmHg N: 115x/menit S: 36,30C , BB 95 kg,

TB 175 cm, CRT 3 detik, klien mengalami kardiomegali CTR 58%

sedangkan Tn M TD: 140/90mmHg N:100x/menit RR:22x/menit

S:36,8 0C CRT 2 detik , klien tidak mengalami kardiomegali CTR 44%

adanya perbedaan antara pasien 1 dan 2 yaitu adanya pembesaran

jantung (Kardiomegali).

Menurut Vijaganti, 2010 dikutip dalam Miller, 2006 (CTR)

cardiothoracic ratio adalah salah satu cara untuk menghitung ukuran

jantung terdapat pembesaran atau tidak, ukuran normal yaitu 50-55%

jika >55% maka masuk dalam kardiomegali/pembesaran jantung. Ada

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


72

beberapa penyebab terjadinya pembesaran jantung seperti tekanan

darah tinggi, diabetes, gangguan katup jantung dan lainnya.

Berdasarkan fakta dan teori dapat disimpulkan bahwa pasien 1

mengalami kardiomegali dan pasien 2 tidak mengalami kardiomegali.

Ini dikarenakan pada pasien 1 memiliki riwayat hipertensi.

f. Pemeriksaan Enzim jantung

1) Laboratorium

Pada pasien 1 Tn. E dan pasien 2 Tn. M terdapat kesenjangan pada

hasil pemeriksaan enzim jantung Tn. E yaitu CK Nac 2.233 dan

CKMB 2538 sedangkan Tn. M CK Nac 3.753 dan CKMB 391.

Menurut Aspiani, 2015 peningkatan enzim CKMB dapat

mencerminkan kerusakan sel pada otot jantung, nilai normal untuk

pemeriksaan enzim CKMB pada pria 38-175 U/L dan nilai normal

pemeriksaan CK Nac pada pria dan enzim lainnya seperti LED

terdapat peningkatan pada hasil laboratorium.

Berdasarkan dari data diatas kenaikan CKMB pasien 1 lebih tinggi

dibandingkan dengan pasien 2, hal ini menunjukan kerusakan pada

sel otot jantung pasien 1 lebih parah.

2) EKG

Hasil pemeriksaan EKG pada kedua pasien didapat ST Elevasi pada

(V2, V3 dan V4) pasien 1 dan pasien 2 (V1, V2, dan V3) . Menurut

Wibowo (2011) ST-elevation myocardial infarction. STEMI adalah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


73

salah satu jenis serangan jantung yang sangat serius dimana salah

satu arteri utama jantung (arteri yang memasok oksigen dan darah

yang kaya nutrisi ke otot jantung) mengalami penyumbatan.

Elevasi segmen ST adalah kelainan yang terdeteksi pada EKG 12-

lead. Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis yang sangat

mengancam jiwa dan biasanya terkait dengan proses penyakit yang

disebut dengan aterosklerosis.

2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosa yang muncul pada pasien 1 dan pasien 2 berdasarkan

pengkajian menunjukan pasien mengalami masalah keperawatan yaitu

nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder. Penulis

mengangkat diagnosa berdasarkan NANDA (2015) dengan cara

menganalisi pengkajian dan data penunjang kedua pasien, sehingga

penulis memfokuskan bahasan pada penanganan masalah keperawatan

nyeri akut yang di alami oleh kedua pasien.

3. Intervensi Keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian dan menegakkan diagnosa, penulis

menyusun intervensi. Masalah keperawatan lainnya tetap dilakukan

intervensi akan tetapi pada laporan karya tulis ilmiah ini penulis

memfokuskan pembahasan masalah nyeri akut yang di alami oleh

kedua pasien. Saat menentukan intervensi penulis mengobservasi

tingkat nyeri yang kedua pasien alami dengan cara menggunakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


74

numeric rating scale sehingga penulis dapat menetapkan sejauh mana

rasa nyeri yang pasien alami menggangu aktivitasl sehari-hari

Berdasarkan NANDA (2015) mengatakan setelah dilakukan pengkajian

kepada kedua pasien penulis merencanakan asuhan keperawatan

sebagai berikut : Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien

termasuk lokasi; intensitas (0-10); lamanya;

kualitas(dangkal/menyebar) dan penyebaran, Pantau/catat karakteristik

nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons

hemodinamik, Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera,

Bantu melakukan teknik relaksasi ( relaksasi benson), Periksa tanda-

tanda vital sebelum dan sesudah, Pastikan bahwa istirahat telah cukup.

Rencana yang telah di rumuskan oleh penulis diharapkan dapat

mengatasi masalah nyeri akut yang di alami oleh kedua pasien, dengan

metode utama penerapan terapi benson pada kedua pasien dan

mengukuran berkala setiap sebelum dan sesudah di lakukan tindakan

keperawatan diharapkan nyeri yang di alami klien dapat hilang atau

berkurang dengan criteria hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan

selama 3x 24 jam diharapkan pasien dapat mengontrol nyeri dengan :

Mampu mengontrol nyeri(tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan

teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan),

Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan managemen nyeri,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


75

Mampu memngenali nyeri (skala, intensitas,frekunsi, dan tanda nyeri),

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi dilakukan dengan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan

pada kedua pasien ,yaitu pantau keluhan umum pasien, observasi pasien

dalam mengontrol nyeri, mampu mengenali nyeri , menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri berkurang. Di harapkan setelah dilakukan

tindakan keperawatan penanganan nyeri, pasien dapat terbebas dari

gangguan nyeri yang di alaminya.

Pasien 1 dan pasien 2 setelah di berikan implementasi dengan Ambil

gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas

(0-10); lamanya; kualitas(dangkal/menyebar) dan penyebaran,

Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk

nonverbal, dan respons hemodinamik, Anjurkan pasien untuk

melaporkan nyeri dengan segera, Bantu melakukan teknik relaksasi

(relaksasi benson), Periksa tanda- tanda vital sebelum dan sesudah,

Pastikan bahwa istirahat telah cukup.

Implementasi yang di lakukan mengutamakan penanganan skala nyeri

dengan menggunakan teknik non farmakologi, yaitu dengan teknik

relaksasi benson, penerapan di lakukan sejak tanggal 11 juni 2019

sampai dengan tanggal 13 juni 2019. Tidak ada perbedaan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


76

implementasi antara kedua pasien, kedua pasien diberikan penanganan

penanggulangan nyeri yang sama selama 3 hari masa evaluasi.

Implementasi yang dilakukan peneliti diakui belum maksimal, karena

peneliti memiliki hambatan dalam segi waktu, material, dan keilmuan.

Namun peneliti merekomendasikan segala perencanaan untuk

dilakukan secara komperhensif agar pemulihan atau pemenuhan

kebutuhan dapat optimal, karena peneliti beranggapan segala intervensi

yang dilakukan berdampak positif pada proses penyembuhan pasien

infark miocard.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat di lihat dari hasilnya.

Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana perawatan yang dapat di

capai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang

diberikan, apabila belum teratasi dengan proses keperawatan yang

sudah di laksanakan serta hasil dari penilaian keperawatan untuk

perencanaan selanjutnya masalah belum teratasi dalam kasus ini

tindakan untuk mengupayakan nyeri akut adalah terus menggunakan

teknik non farmakologi dan di tunjang dengan teknik farmakologi.

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah di lakukan selama 3 hari, didapat

kan hasil yang berbeda di antara kedua pasien dalam masalah nyeri

yang di alami, pasien pertama mengalami pengurangan intensitas nyeri

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


77

dan mekanisme nyeri yang di rasakan, terhitung sejak hari pertama

pasien mengatakan nyeri masih sering timbul dengan skala nyeri 6, lalu

di hari kedua tindakan pasien mengatakan nyeri masih sering di rasakan

namun sudah berkurang dengan skala nyeri 5, kemudia di hari ketiga

penerapan pasien mengatakan nyeri masih terasa namun sudah

berkurang dengan skala nyeri 4, artinya pada pasien pertama didapatkan

skala nyeri yang di alami berkurang walau pun nyeri masih sering

timbul dan dapat dikatakan pelaksanaan penerapan berhasil namun

belum teratasi sepenuhnya.

Pasien kedua secara verbal mengatakan nyeri berkurang dari hari

kehari, namun jika di ukur skala nyeri dengan numeric rating scale di

dapatkan nyeri pasien hari ke1 berada di skala 5, dan pada hari ke2

turun ke skala 4 yang bertahan sampai akhir hari masa penerapan.

Dengan demikian berdasarkan data evaluasi dapat dikatakan masalah

nyeri akut pada kedua penderita miocard infark sudah dapat di atasi

sebagian, namun intervensi masih harus di lanjutkan guna

meningkatkan mutu kesehatan pasien penderita miocard infark.

Hasil evaluasi keseluruhan tindakan yang dilakukan menyatakan bahwa

segala tindakan yang dilakukan berefek positif pada proses

penyembuhan pasien, namun seperti yang dikatakan peneliti memiliki

hambatan dalam penelitian sehingga belum optimalnya tindakan yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


78

dilakukan. Peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat menjadi

revrensi dan acuan bagi peneliti selanjutnya untuk meningkatkan

kualitas kesehatan pasien, karena dari hasil evaluasi peneliti

beranggapan segala tindakan yang di lakukan menunjukan peningkatan

kesehatan pasien.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


79

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulisan mengambil suatu kesimpulan dari karya tulis ilmiah

yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien yang mengalami Miocard

Infark dengan masalah Nyeri Akut di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Bandar

Lampung 2019.

1. Pengkajian

Berdasarkan data yang didapat dari hasil pengkajian pasien 1 dan 2

mempunyai keluhan yang sama yaitu nyeri dada sebelah kiri yang

menyebar ke punggung dan kedua tangan, kedua pasien memiliki

kebiasaan merokok tetapi pasien pertama sudah tidak merokok lagi sejak 2

tahun yang lalu, sedangkan pasien kedua masih merokok.

2. Diagnosis keperawatan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian maka penulis

menegakan diagnosis keperawatan nyeri akut derhubungan dengan

iskemia jaringan sekunder

3. Rencana keperawatan

Perencanaan atau intervensi yang penulis lakukan pada kedua pasien untuk

menangani nyeri akut adalah ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari

pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10); lamanya; kualitas (dangkal/

menyebar) dan penyebaran, Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan

79
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
80

verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik, Anjurkan pasien

untuk melaporkan nyeri dengan segera, Bantu melakukan teknik relaksasi

(relaksasi benson), Periksa tanda- tanda vital sebelum dan sesudah,

Pastikan bahwa istirahat telah cukup.

4. Implementasi

Implementasi yang harus dilakukan pada kedua subyek penelitian sesuai

rencana keperawatan dengan masalah nyeri akut yaitu: Ambil gambaran

lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10);

lamanya; kualitas(dangkal/menyebar) dan penyebaran, Pantau/catat

karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons

hemodinamik, Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera,

Bantu melakukan teknik relaksasi ( relaksasi benson), Periksa tanda- tanda

vital sebelum dan sesudah, Pastikan bahwa istirahat telah cukup.

5. Evaluasi

Evaluasi yang digunakan yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Pada

evaluasi dari tindakan keperawatan yang dilakukan pada kedua pasien

selama 3 hari perawatan didapatkan bahwa masalah nyeri akut dari pasien

satu teratasi sebagian intensitas nyeri sudah turun dari hari pertama skala 6

dan beransur menurun setiap harinya dengan skala 4, dan pada pasien

kedua nyeri berkurang pada hari kedua dengan skala 4 dan nyeri tidak

berkurang dihari ketiga.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


81

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat peneliti berikan tentang

Asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami infark miokard dengan

masalah keperawatan nyeri akut di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung Tahun 2019 antara lain:

1. Bagi perawat

Agar dapat meningkatkan keterampilan sehingga mampu

melaksanakan asuhan keperawatan secara komperhensif

2. Bagi peneliti selanjutnya

Agar dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

terhadap asuhan keperawatan yang belum diteliti oleh peneliti

3. Bagi institusi

Agar dapat menjadikan karya tulis ini sebagai salah satu rujukan untuk

teori tentang asuhan keperawatan penyakit MCI dengan masalha

keperawatan nyeri akut.

4. Bagi pasien dan keluarga

Agar pasien dan keluarga dapat mengetahui gambaran umum tentang

perawatan yang benar bagi pasien yang mengalami infark miokard

dengan masalah keperawatan nyeri akut untuk membantu mengurangi

nyeri pasien

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


82

DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif & kusuma, Hardhi.(2015). Aplikasi Asuhan keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA. Jakarta: EGC

Aspiani, Reny yuli.(2015), Buku ajar Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC Jakarta: EGC

Amir, Hanafiah.2012 Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan . Jakarta, Buku


kedokteran

Aziz Alimul, Hidayat 2011. Metode Penelitian dan teknik analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika

Balck, J. M dan J.H. Hawks. (2014). Keperawatan medical bedah: Manajemen


klinis untuk hasil yang diharapkan. Edisi 8. Vol 3. Singapura: ELSEVIER.

Brunner & Suddarth,( 2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ,edisi 8
volume 2. Jakarta:EGC

Cipto Susilo (2013). Pengaruh terapi nafas dalam dalam penanganan nyeri yang
terjadi pada penderita MCI. Jurnal Keperawatan. JKA 2015: 1-9

Dharma. Kusuma Kalena,2011. Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan


Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta, Trans
Info Mediad

Doengoes, Marilyn E., M.F. Moorhouse dan A. C. Geissler. 2012. Rencana


Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC

Rendy dan Margareth. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika

Hariyanto, A & Sulistyowati,R.(2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah 1.


Yogyakarta :Ar-ruzz Media

Institute for Health Metrics and Evaluation, (2016). Kasus miokard infark yang
terjadi di Dunia. Diakses pada tanggal 29 Maret 2019
http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/03/13/penyakit-kardiovaskuler-
penyebab-kematian-terbesar-di-dunia.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


83

Kemenkes RI (2018). Profil kesehatan Indonesia. Jakarta: kemenkes RI


DIakses pada tanggal 17 maret 2019

Kemenkes RI (2014). Pusat Data dan Informasi Situasi Kesehatan Jantung.


Jakarta: kemenkes RI Diakses pada tanggal 18 maret 2019

Lestari, (2017) keefektifan penanganan nyeri yang terjadi pada penderita miokard
infark. Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol:4, No. 1, Mei 2016;

Muttaqin, Arif. (2009). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem


kardiovaskuler dan hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo S.( 2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta:


Jakarta

Rekam Medik dr. Hi. Abdul Moeloek, (2019). Data Miokard Infark.

Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan. Kementrian RI: Jakarta.

Smeltzer, Bare, Hinkle, and cheever. 2010.Textbook Of Medical Surgical Nursing


Volume 3. America: Library of Congress Catologin.

SDKI, DPP & PPNI.2017. standard Diagnosis keperawatan Indonesia: definisi


indicator diagnostic. (Edisi 1). Jakarta:DPPPPNI.

Tarwoto dan Wartonah. (2011). Kebutuhan dasar manusia dan proses


keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Tisa Kurniawati, (2018). Pengaruh terapi alternative terhadap penurunan


entisitas nyeri pada miocard infark. Jurnal Keperawatan. Vol (1-9). Vol:2 No 2.
ISSN:2338-3321.

Zakiyah, Ana. 2015. Nyeri: Konsep dan Penatalaksanaan dalam Praktik


Keperawatan Berbasis Bukti. Jakarta: Salemba Medika.

Rienstra M, McManus DD, Benjamin EJ (2011). Novel risk factors for atrial
fibrillation: Useful for risk prediction and clinical decision
makingCirculation, 125: e941-e946

Vijaganti, 2010. Hubungan antara cardiomegaly dan jantung normal berdasarkan


fotothorax. Jurnal of nursing.15-16 dilihat 27 juni 2019. www. Gagal jantung.
Thorax.ac.id

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


84

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


85

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

RELAKSASI BENSON

SPO RELAKSASI BENSON

Relaksasi benson merupakan pengembangan metode


Pengertian respon relaksasi dengan melibatkan factor keyakinan
pasien, yang dapat menciptakan suatu lingkungan
internal sehingga dapat membantu pasien mencapai
kondisi kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi
(Purwanto, 2006)

manfaat Berkurangnya rasa cemas, detak jantung lebih rendah,


mengurangi tekanan darah, mengurangi rasa nyeri,
meningkatkan keyakinan (Kusnandar, 2009).

Prosedur Langkah pertama:


a. Siapkan pasien, berikan informasi tentang
teknik relaksasi benson. Mintalah persetujuan
pasien untuk bersedia melakukan relaksasi
tersebut ( informed consent)
b. Pilihlah salah satu kata atau ungkapan singkat
yang mencerminkan keyakinan pasien.
Anjurkan pasien untuk memilih kata atau
ungkapan yang memiliki arti khusus bagi
pasien tersebut. Fungsi ungkapan ini dapat
mengaktifkan keyakinan pasien dan
meningkatkan keinginan pasien untuk
menggunakan teknik tersebut.
c. Jangan memaksa pasien untuk menggunakan
ungkapan- ungkapan yang dipilih oleh
perawat.

Langkah kedua:
a. Atur posisi senyaman mungkin. Mintalah
pasien untuk menunjukan posisi mana yang
ia inginkan untuk melakukan terapi relaksasi
Benson.
b. Pengaturan posisi dapat dilakukan dengan
cara duduk, berlutut, ataupun tiduran selama
tidak mengganggu pikiran pasien.
c. Pikiran pasien jangan sampai terganggu oleh
apapun termasuk karena adanya salah posisi
atau posisi yang tidak nyaman yang
mengakibatkan pasien menjadi tidak focus
pada intervensi yang akan dilakukan.
Lakukan modifikasi lingkungan agar tidak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


86

gaduh, batasi pengunjung, atau jika perlu


tutup ruangan yang akan digunakan untuk
relaksasi dengan tirai tertutup khusus ruangan

Langkah ketiga:
a. Anjurkan dan bimbing pasien untuk
memejamkan kedua mata sewajarnya.
b. Anjurkan pasien untuk menghindari
menutupkan mata kuat-kuat.
c. Tindakan menutup mata dilakukan dengan
wajar dan tidak mengeluarkan banyak tenaga

Langkah keempat:
Anjurkan pasien untuk melemaskan otot-
ototnya.
a. Bimbing dan mulailah pasien untuk
melemaskan otot-otot mulai dari kaki, betis,
paha, sampai dengan perut pasien.
b. Anjurkan pasien untuk mengendurkan semua
kelompok otot pada tubuh pasien
c. Anjurkan pasien untuk melemaskan kepala,
leher, dan pundak dengan memutar kepala
dan mengangkat pundak perlahan-lahan.
d. Untuk lengan dan tangan, anjurkan pasien
untuk mengulurkan kedua tangannya,
kemudian mengendurkan otot-otot
tanggannya dan biarkan terkulai wajar
dipangkuan
e. Anjurkan pasien untuk tidak memegang lutut,
kaki atau mengaitkan kedua tangan nya
dengan erat.

Langkah kelima:
Perhatikan napas dan mulailah menggunakan
kata-kata atau ungkapan focus yang berakar
pada keyakinan pasien.
1) Anjurkan pasien untuk menarik napas
melalui hidung secara perlahan, pusatkan
kesadaran pasien pada pengembangan
perut, tahanlah napas sebentar sampai
hitungan ketiga.
2) Setelah hitungan ketiga, keluarkan napas
melalui mulut secara perlahan-lahan(
posisi mulut seperti sedang bersiul)
sambil mengucapkan ungkapan yang
telah dipilih pasien dan diulang-ulang
dalam hati selama mengeluarkan napas

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


87

tersebut.
3) Lakukan selama 15 menit. Kegiatan ini
minimal dilakukan 1 kali sehari

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


88

PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Ruang :
No. Rekam Medik :
Tgl Pengkajian :
Pukul ;
I. DATA DASAR
A. Identitas Pasien
1. Nama (Isnisial klien) :
2. Usia
3. Status Perkawinan :
4. Pekerjaan :
5. Agama :
6. Pendidikan :
7. Suku :
8. Bahasa yang digunakan :
9. Alamat Rumah :
10. Sumber Biaya :
11. Tanggal Masuk RS :
12. Diagnosa Medis Saat Pengkajian :

B. Sumber Informasi
1. Nama :
2. Umur :
3. Hubungan dengan klien :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Alamat :
II. RIWAYAT KESEHATAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


89

A. Riwayat kesehatan masuk RS (UGD/Poliklinik) : waktu,


keluhan, pemeriksaan fisik dan data penunjang, penatalaksanaan

B. Riwayat kesehatan saat pengkajian/Riwayat Penyakit Sekarang :


1. Keluhan Utama :
P (Provokatif/Paliatif)
Penyebab :
Hal yang memperberat :
Hal yang memperingan :
Q (Quantitas/Kualitas) :
R (Region/Radiation) :
Lokasi dan penyebaran :
S (Severity/scale) :
Lamanya :
Frekwensi :
Intensitas :
T (Time) :
Kapan terjadinya :
2. Keluhan Penyerta :

C. Riwayat kesehatan masa lalu


Riwayat alergi :
Riwayat kecelakaan :
Riwayat perawatan do RS : (Diagnosa, Waktu, Kondisi
pulang)
Riwayat penyakit berat/kronis :
Riwayat pengobatan :
Riwayat operasi :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


90

D. Riwayat kesehatan Keluarga : (Genogram / Penyakit yang


pernah diderita oleh keluarga yang menjadi faktor resiko, 3
generasi) analisa dari genogram

E. Riwayat Psikososial – Spritual


1. Psikologis
Konsep diri (gambaran diri, peran, harga diri, ideal diri,
identitas) :
Kecemasan, ketakutan :
Fase kehilangan :
2. Sosial
Support system : (Dukungan keluarga, lingkungan dan
fasilitas terhadap penyakitnya)
Komunikasi : (Pola interaksi sosial sebelum dan
saat sakit)
3. Spiritual
System nilai kepercayaan : (Sebelum dan saat sakit)

F. Pendidikan dan Pengajaran


Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit,
prognosis, program pengobatan, diet dan perawatan

G. Lingkungan
1. Rumah
Kebersihan :
Polusi :
Bahaya :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


91

2. Pekerjaan
Kebersihan :
Polusi :
Bahaya :

H. Pola Kebiasaan sehari-hari sebelum dan saat sakit


1. Pola Nutrisi dan Cairan (sebelum dan saat sakit)
a. Pola Nutrisi :
Asupan :( ) Oral ( ) Enteral
( ) TPN
Frekwensi makan : x/Hari
Nafsu makan : ( ) Baik
( ) Kurang (Jelaskan
alasannya)
Diit :
Makanan tambahan :
Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan :

Jumlah kalori :
Keluhan :( ) Mual, ( )
Muntah
Perubahan berat badan 3 bulan terakhir: ( )
Bertambah kg
( ) Tetap
( ) Berkurang kg
b. Pola cairan :
Asupan cairan :( ) Oral, jenis, volume, total
( ) Enteral, jenis, frekwensi,
volume total

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


92

( ) Parenteral, jenis, jumlah,


tetesan, volume total

2. Pola Eliminasi (sebelum dan saat sakit):


a. BAK
Frekwensi : x/hari
Waktu :
Jumlah : cc/hari
Warna :
Bau :
Keluhan yang berhubungan dengan BAK :

b. BAB
Frekwensi : x/hari
Waktu :
Warna : cc/hari
Bau :
Keluhan :
Penggunaan laxative/pencahar :
c. IWL (Insensible Water Lose) : cc/hari
d. Balance cairan :

3. Pola Personal Hygiene (sebelum dan saat sakit) :


a. Mandi
Frekwensi : x/hari
b. Oral hygiene
Frekwensi : x/hari
Waktu :
c. Cuci rambut

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


93

Frekwensi : x/minggu

4. Pola Istirahat dan Tidur (sebelum dan saat sakit) :


Lama tidur : Jam/hari
Waktu
Siang : jam
: jam
Malam
Kebiasaan sebelum tidur/pengantar tidur :
( ) Penggunaan obat tidur
( ) Kegiatan lain, jelaskan
Kesulitan dalam hal tidur :
( ) Menjelang tidur
( ) Sering/mudah terbangun
( ) Merasa tidak puas setelah bangun tidur
Jelaskan alasannya :

5. Pola aktivitas dan latihan (sebelum dan saat sakit) :


Jenis pekerjaan :
Waktu bekerja :
Kegiatan waktu luang :
Keluhan dalam beraktivitas :
Olahraga
 Jenis :
 Frekwensi :
Keterbatasan dalam hal :
( ) Mandi
( ) Menggunakan pakaian
( ) Berhias
6. Pola kebiasaan yang memengaruhi kesehatan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


94

a. Merokok :( ) Ya
( ) Tidak
Frekwensi :
Jumlah :
Lama pemakaian :
b. Minuman keras : ( ) Ya
( ) Tidak
Frekwensi :
Jumlah :
Lama pemakaian :
c. Ketergantunga obat :( ) Ya
( ) Tidak
Jika Ya : Jelaskan : Jenis, Lama pemakaian,
Frekwensi dan Alasan

III. Pengkajian Fisik


1. Pemeriksaan umum
Kesadaran :
Tekanan darah :
Nadi :
Pernafasan :
Suhu :
TB/BB :

2. Pemeriksaan fisik per sistem


a. System penglihatan
Posisi mata :( ) Simetris ( ) Asimetris
Kelopak mata :
Pergerakaan bola mata :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


95

Konjungtiva :
Kornea :
Sclera :
Pupil :
Lapang pandang :
Ketajaman penglihatan :
Tanda-tanda radang :
Pemakaian alat bantu penglihatan :
Keluhan lain :

b. Sistem pendengaran
Kesimetrisan :
Karakteristik serumen (warna, konsistensi, bau) :
Tanda radang :
Cairan dari telinga :
Fungsi pendengaran:
Pemakaian alat bantu :

c. Sistem wicara
Kesulitan/gangguan wicara :

d. Sistem pernafasan
Jalan nafas :
Keluhan :( ) Sesak ( ) Nyeri
Bila sesak :( ) Setelah aktivitas
( ) Tanpa aktivitas
( ) Saat beraktivitas
Bila nyeri : Jelaskan
Frekwensi : x/menit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


96

Irama :( ) Teratur
( ) Tidak teratur
Kedalaman :( ) Dalam ( ) Dangkal
Suara nafas :
Batuk :( ) Ya ( ) Tidak
Jika Ya, :( ) Jenisnya
( ) Sputum
( ) Warna sputum
( ) Konsistensi
( ) Terdapat darah
Palpasi dinding dada :
Perkusi dada :
Penggunaan otot bantu nafas :
Penggunaan oksigen, ETT, orofaringeal airway, trkeostomi
:
WSD : (Type, undulasi, karakteristik cairan,
jumlah, kondisi
balutan WSD)

e. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi perifer
Nadi : x/menit
Irama :( ) Teratur ( ) Tidak
teratur
Denyut :( ) Lemah ( ) Kuat
Distensi vena jugukaris :
Temperatur kulit : ( ) Hangat ( ) Dingin
Warna kulit :( ) Pucat ( ) Cyanosis
( ) Kemerahan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


97

Pengisian kapiler :
Edema (lokasi da derajat) :

Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical : x/menit
Irama :( ) Teratur ( )
Tidak teratur
Bunyi jantung normal :
Kelainan bunyi jantung :
Keluhan :( ) Lemah ( )
Lelah
( ) Berdebar-
debar/palpitasi
( ) Keringat dingin
( ) Gemetaran
( ) Keringat dingin
( ) Kesemutan
( ) Kaki dan tangan dingin
Nyeri dada : (Penyebaran, lokasi, intensitas,
lamanya & skala)
Ictus cordis :
Kardiomegali (CTR) :

f. Sistem neurologi
Glaslow Coma Scale (GCS) : E….. M…… V…..
Tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial :

Jika ada, jelaskan…………………..

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


98

Gangguan neurologis : (N I – N XII)


Pemeriksaan reflek :
Patologis :
Fisiologis :
Tanda iritasi meningen :
Kekuatan otot/status motorik:

g. Sistem pencernaan
Keadaan mulut :
Kesulitan menelan :
Bising usus : x/menit
Lingkar perut :
Asites :
Palpasi 4 kuadran : ( ) Nyeri : lokasi, penyebaran
( ) massa/benjolan : lokasi, ukuran
Perkusi 4 kuadran : Suara timpani
(……………………..)
Suara pekak
(……………………..)
Suara tambahan
(…………………….)
Luka post operasi (jenisnya, kondisinya, ukuran) :
……….

g. Sistem immunology
Pembesaran kelenjar getah bening :

h. Sistem endokrim
Nafas berbau keton : ( ) Ya, ( ) Tidak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


99

Luka :( ) Ya, ( ) Tidak, jika Ya


jelaskan……
Exopthalmus :( ) Ya ( ) Tidak
Tremor :( ) Ya ( ) Tidak
Pembesaran kelenjar tyroid : ( ) Ya ( ) Tidak
Tanda-tanda peningkatan kadar gula darah : ( )
Polidipsi
( ) Poliuri ( ) Polifagi

i. Sistem urogenital
Distensi kandung kemih :
Nyeri tekan :
Nyeri perkusi pada CVA :
( ) Anuria ( ) Hematuria ( ) Disuria
( ) Nocture ( ) Oliguria ( ) Poliuria
Penggunaan kateter :
Penggunaan irigasi :
Keadaan genital :

j. Sistem integument
Keadaan rambut :
Kekuatan :
Warna :
Kebersihan :
Keadaan kuku :
Kekuatan :
Warna :
Kebersihan :
Keadaan kulit :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


100

Kekuatan :
Warna :
Kebersihan :
Tanda-tanda radang pada kulit :
Luka :
Dekubitus :
Pruritus :
Tanda-tanda perdarahan :
Tipe eksudat
Jumlah eksudat
Ukuran luka
Kedalaman luka
Under mining
Tipe jaringan mikrotik
Jumlah jaringan nekrotik
Tipe jaringan granulasi
Jumlah jaringan granulasi
Tepian luka
Viabilitas kulit peri ulkus
Tipe edema kaki
Lokasi edema kaki
Pengkajian bioburden
k. Sistem musculoskeletal
Keterbatasan dalam pergerakan : jelasakan………….
Sakit pada tulang dan sendi :
Tanda-tanda fraktur :
Lokasi :
Kontraktur pada persendian ekstremitas :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


101

Tonus otot :( ) Kuat


( ) Lemah
Kelainan bentuk tulang dan otot :
Tanda-tanda radang pada sendi :
Penggunaan alat bantu :( ) Ya
( ) Tidak
Penggunaan traksi, gips, orif/ef, pssw, jelaskan……….
Rentang gerak sendi (aktif/pasif) :

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


A. Pemeriksaan Diagnostik
B. Pemeriksaan Laboratorium

V. PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan medis (therapi obat, operatif dan lain-lain)
B. Penatalaksanaan keperawatan (saat pengkajian)
VI. ANALISA DATA
NO. Data Masalah Etiologi
1 DS :
DO :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


102

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI DENGAN PRIORITAS


1. ……………………………………………………………………..
2. ……………………………………………………………………..
3. ……………………………………………………………………..

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


103

VIII. RENCANA KEPERAWATAN


Nama klien : ……………..
Dx. Medis : ……………..
Ruang : ……………..
No. MR : ……………..

No Tanggal Diagnosa Tujuan Rencana Rasional


keperawatan dan (SMART) Tindakan
data penunjang

Pringsewu, 2019

(………………….)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


104

IX. CATATAN PERKEMBANGAN


Nama klien : …………….
Dx. Medis : …………….
Ruang : …………….
No. MR :…………….

No. Dx. Tanggal/ Implementasi Paraf Evaluasi (SOAP)


kep Jam Respond atau Hasil Tanggal/Jam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


60

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


61

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


62

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


63

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


64

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


65

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


66

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


67

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


68

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


69

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


70

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


71

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


72

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


73

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


74

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


75

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


76

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


77

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


78

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


79

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


80

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


81

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai