Anda di halaman 1dari 55

TINJAUAN ANALISIS KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN BERKAS

REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP KHUSUSNYA PADA


KASUS BEDAH DI RSUD Dr. R.M DJOELHAM BINJAI
TRIWULAN I TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

NIA KURNIA
NIM : 1313466027

AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


(APIKES) IMELDA MEDAN
T.A 2015/2016
LEMBAR PERSETUJUAN

TINJAUAN ANALISIS KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN BERKAS


REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP KHUSUSNYA PADA
KASUS BEDAH DI RSUD Dr. R.M DJOELHAM BINJAI
TRIWULAN I TAHUN 2016

OLEH:

NIA KURNIA
NIM : 1313466027

Penelitian Ini telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing sebagai Persyaratan


Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Akademi Perekam Medik
dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan

Disetujui :
Dosen Pembimbing

(Esraida Simanjuntak, SKM)

Disahkan :
Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan
(APIKES) Imelda Medan

(dr. Suheri P. Gultom, M.Kes)

i
PERNYATAAN

TINJAUAN ANALISIS KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN BERKAS


REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP KHUSUSNYA PADA
KASUS BEDAH DI RSUD Dr. R.M DJOELHAM BINJAI
TRIWULAN I TAHUN 2016

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali ada
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2016

NIA KURNIA
NIM : 1313466027

ii
LEMBAR PENGUJIAN

Penelitian dengan Judul :

TINJAUAN ANALISIS KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN BERKAS


REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP KHUSUSNYA PADA
KASUS BEDAH DI RSUD Dr. R.M DJOELHAM BINJAI
TRIWULAN I TAHUN 2016

OLEH

NIA KURNIA
NIM : 1313466027

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji


Pada Tanggal 05 Agustus 2016

Penguji I : Dra. Rani Robetty, M.Kom ( )

Penguji II : Esraida Simanjuntak, SKM ( )

Penguji III : Marta Simanjuntak, SST, MIK ( )

Disahkan :
Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan
(APIKES) Imelda Medan

(dr. Suheri P. Gultom, M.Kes)

iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Nia Kurnia

Tempat/Tanggal Lahir : Tj.Rejo, 03 Juni 1995

Agama : Islam

Anak Ke :3

Alamat : Jl. Lembaga Dusun II Desa Tj.Rejo

II. Identitas Orangtua

Nama Ayah : Junaidi

Pekerjaaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Hasni

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Lembaga Dusun II Desa Tj.Rejo

III Riwayat Pendidikan

2001-2007 : SDN 101786 Tj.Rejo

2007-2010 : SMP Negeri 3 Percut

2010-2013 : SMA Negeri 1 Percut

2013-2016 : Apikes Imelda Medan

iv
AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN
(APIKES) IMELDA MEDAN

Nama : Nia Kurnia


NIM : 1313466027
Judul : Tinjauan Analisis Ketidaklengkapan Berkas Rekam Medis
Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.
R.M Djoelham Binjai Triwulan 1 Tahun 2016

ABSTRAK
Kelengkapan berkas rekam medis sangat penting, selain untuk menunjang tertib
administrasi kelengkapan berkas rekam medis juga sangat penting bagi pasien
kelengkapan berkasnya karena sebagai kendali dalam menerima pelayanan
kesehatannya yang berkelanjutan. Data-data yang menunjukkan ketidaklengkapan
berkas rekam medis dapat dilihat dari pengisian identitas pasien, pengisian lembar
anamneses, pengisian lembar resume, pengisian lembar diagnose, dan pengisian
lembar informed consent. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa
ketidaklengkapan berkas rekam medis pasien rawat inap khususnya pada kasus
bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai triwulan 1 tahun 2016. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2016 di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu bertujuan untuk mengetahui
tinjauan ketidaklengkapan berkas rekam medis rawat inap khususnya pada kasus
bedah. Populasi dalam penelitian ini adalah berkas rekam medis pasien rawat
inap, data diambil dari hasil laporan analisa kualitatif dan kuantitatif berkas rekam
medis pasien rawat inap khususnya pada kasus bedah tahun 2016. Dari hasil
penelitian dapat dilihat bahwa pada periode 2016 triwulan 1 jumlah pengisian
berkas rekam medis identitas pasien terisi lengkap, pada pengisian anamnese yaitu
11,83%, pada pengisian resume terisi lengkap, pada pengisian diagnosa yaitu
1,33%, dan pada pengisian informed consent yaitu 12,83%. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ketidaklengkapan pengisian
berkas rekam medis pasien rawat inap khususnya pada kasus bedah di RSUD
Dr.R.M Djoelham Binjai dikategorikan masih belum sempurna karena ada
beberapa pengisian berkas yang tidak lengkap.

Kata Kunci : Ketidaklengkapan Berkas Rekam Medis, Pasien Rawat Inap,


Kasus Bedah

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul

Tinjauan Analisis Ketidaklengkapan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap

Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai Triwulan 1

Tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisa Ketidaklengakapan

Berkas Rekam Medis Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD

Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016.

Terwujudnya penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan

berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Maka dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. H. R. I. Ritonga, MSc, selaku ketua Yayasan Imelda Medan.

2. dr. Imelda L. Ritonga, S.Kep, M.Pd, MN selaku Koordinator Pendidikan

Yayasan Imelda Medan.

3. dr. Suheri P. Gultom, M.Kes selaku Direktur Akademi Perekam Medik dan

Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.

4. Esraida Simanjuntak, SKM selaku Pudir I Akademi Perekam Medis Informasi

Kesehatan Imelda Medan dan sekaligus selaku pembimbing serta penguji II

yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.

5. Ali Sabela, S.Kep Ns selaku Pudir II Akademi Perakam Medis Dan Informasi

Kesehatan Imelda Medan.

vi
6. Dra. Rani Robetty, M.Kom selaku Pudir III Akademi Perakam Medis Dan

Informasi Kesehatan Imelda Medan sekaligus penguji I.

7. Marta Simanjuntak, SST. MIK selaku penguji III.

8. Siti, M.Kes selaku wali kelas yang selalu memberikan bimbingan dan arahan

kepada kami.

9. Seluruh staf dosen Akademi Perkam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda

Medan yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.

10. Direktur dan seluruh staf pegawai RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai khususnya

petugas rekam medis yang telah banyak membantu penulis.

11. Ayahanda dan Ibunda, kakak dan adik-adik dan seluruh keluarga yang

memberikan dukungan serta doa selama perkuliahan sampai dengan

terselesainya penelitian ini

12. Teman-teman satu kelas stambuk 2016, dan sahabat-sahabat Igun, Suri, Desi,

Aisyah, dan Nining.

13. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dan memberikan dukungan

dan masukan yang namanya tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat

meningkatkan mutu Profesi Perekam Informasi Kesehatan.

Medan, Agustus 2016

Peneliti

( Nia Kurnia )

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i


LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
LEMBAR PENGUJIAN ................................................................................ iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................ 4
1.3 Pembatasan Masalah................................................................ 4
1.4 Rumusan Masalah ................................................................... 5
1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 7


2.1 Pengertian Rekam Medis ......................................................... 7
2.2 Tujuan Rekam Medis .............................................................. 8
2.3 Kegunaan Rekam Medis ......................................................... 11
2.4 Isi Rekam Medis ..................................................................... 14
2.5 Tinjauan Analisis Kuantitatif................................................... 17
2.5.1 Definisi Analisis Kuantitatif ............................................ 17
2.5.2 Tujuan Analisis Kuantitatif ............................................ 17
2.5.3 Komponen Analisis Kuantitatif ...................................... 18
2.6 Kepemilikan dan Penyimpanan Rekam Medis........................ 18
2.7 Formulir dan Cara Pengisian Rekam Medis ............................ 19
2.7.1 Ketentuan Pengisian Rekam Medis ................................. 19
2.7.2 Penanggungjawab Pengisian Rekam Medis ................... 20
2.7.3 Pelayanan Rawat Inap .................................................... 21
2.8 Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis ......................... 22
2.9 Kasus Bedah ..................................................................... 22
2.10 Kerangka Konsep ............................................................. 23

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 24


3.1 Metode Penelitian .................................................................... 24
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.................................................. 24
3.2.1 Waktu Penelitian ............................................................ 24
3.2.2 Tempat Penelitian ........................................................... 24

viii
3.3 Sejarah Ringkas Dan Perkembangan RSUD Dr.R.M Djoelham
Binjai ........................................................................................ 24
3.4 Visi, Misi dan Motto................................................................ 27
3.4.1 Visi .................................................................................. 27
3.4.2 Misi .................................................................................. 27
3.4.3 Motto ............................................................................... 27
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ................................. 28
3.5.1 Populasi .......................................................................... 28
3.5.2 Sampel ............................................................................ 28
3.5.3 Teknik Sampling ............................................................ 29
3.6 Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian ........................ 29
3.6.1 Variabel ........................................................................... 29
3.6.2 Definisi Operasional ....................................................... 29
3.7 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ...................................... 30
3.7.1 Data Primer ..................................................................... 30
3.7.2 Data Sekunder ................................................................ 30
3.7.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................. 30
3.8 Teknik Pengolahan Data.......................................................... 31
3.9 Teknik Analisa Data Penelitian ............................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 32


4.1 Hasil ......................................................................................... 32
4.2 Pembahasan ............................................................................. 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 39


5.1 Kesimpulan .............................................................................. 39
5.2 Saran ........................................................................................ 40

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam


Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di
RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016
Berdasarkan Pengisian Lembar Identitas Pasien ............................ 33

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam


Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di
RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016
Berdasarkan Pengisian Lembar Anamnese ..................................... 34

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam


Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di
RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016
Berdasarkan Pengisian Lembar Resume ......................................... 34

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam


Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di
RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016
Berdasarkan Pengisian Lembar Diagnosa ....................................... 34

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam


Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di
RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016
Berdasarkan Pengisian Lembar Informed Consent ......................... 35

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam


Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di
RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016 .............. 35

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : SK Dosen Pembimbing

Lampiran 2 : Surat Penelitian dari Akademi Perekam Informasi Kesehatan

Imelda Medan

Lampiran 3 : Surat ijin Penelitian dari RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai

Lampiran 4 : Surat Selesai Penelitian dari RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai

Lampiran 5 : Master Tabel

Lampiran 6 : Lembar Konsul

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

integral dari suatau organisasi soaial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan paripurna (konperehensip), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat (WHO, 2008). Undang-

Undang Republik Indonesia No 44 Tahun 2009 tetang rumah sakit bahwa rumah

sakit mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang aman,

bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, atau dapat menjadi

tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran

lingkungan dan gangguan kesehatan. Sedangkan pengertian rumah sakit menurut

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat

(Menkes, 2010).

Rumah sakit merupakan suatu institusi yang komplek, pada pakar, dan

pada modal. Kompleksitan dalam pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai

fungsi pelayanan, pendidikan, dan penilitian serta mencakup berbagai tingkatan

maupun jenis disiplin, agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang

profesional baik dibidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk

1
2

menjalankan tugas tersebut perlu di dukung adanya unit-unit pembantu yang

mempunyai tugas spesifik, diantaranya adalah unit rekam medis (Budi, 2011).

Salah satu yang berperan aktif dalam suatu rumah sakit adalah bagian dari

perekam medis atau disebut dengan medical record. Untuk menentukan mutu

pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah data atau informasi dari rekam medis

yang baik dan lengkap. Pelayanan rekam medis (RM) rawat jalan dimulai dari

tempat pendaftaran sampai memperoleh dokumen rekam medis (RM) yang

digunakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan (Depkes RI, 1997).

Berdasarkan Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 dikatakan bahwa

Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas

pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

diberikan kepada pasien. Oleh karena itu, resume medis merupakan catatan yang

mencerminkan segala informasi penting yang menyangkut pasien, menjadi dasar

untuk menentukan tindakan yang lebih lanjut dalam upaya pelayanan medis.

Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam

tentang identitas, anamnesis, penentuan fisik laboratorium, diagnosa, segala

pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan tentang

pengobatan, baik rawat inap, rawat jalan maupun pengobatan melalui pelayanan

rawat darurat (Rustiyanto, 2010).

Peningkatan mutu pelayanan yang diberikan, tidak terlepas dari rekam

medis yang merupakan sumber dan pusat data dalam penyediaan informasi dan

merupakan hal penting dari sistem pelayanan kesehatan serta menggambarkan

seluruh aspek dari pengolahan rumah sakit dan aspek pelayanan yang diberikan
3

terhadap pasien. Informasi yang akurat dapat dilihat dari cara pengumpulan data,

pengolahan data, penganalisaan data, dan interprestasi data yang diperoleh

sehingga informasi yang dihasilkan dapat mencerminkan mutu pelayanan rumah

sakit yang baik dan berguna untuk pengambilan keputusan serta sebagai acuan

untuk perencanaan masa depan (Depkes,1997).

Proses pengolahan data rekam medis suatu rumah sakit khususnya dalam

menganalisa berkas rekam medis pasien (analisa kuantitatif) merupakan salah satu

faktor yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pelayanan suatu rumah

sakit di mana analisa kuantitatif ini berkas pasien rekam medis di review area

tertentu catatan medis untuk mengidentifikasikan spesifik tentang semua

pelayanan dan tindakan medis yang dilakukan oleh paramedik kepada pasien.

Dengan menganalisa berkas rekam medis informasi yang dihasilkan dapat lebih

tepat dan akurat (Edna, 1999).

Analisis kuantitatif dilakukan untuk membuat catatan medis lengkap

sebagai rujukan dalam asuhan pasien, melindungi kepentingan hukum pasien,

dokter, rumah sakit dan untuk memenuhi lisensi, akreditasi,dan sertifikasi. Oleh

karena itu, kelengkapan pengisian rekam medis merupakan salah satu yang perlu

mendapatkan perhatian (Edna,1999).

Data-data yang menunjukkan ketidaklengkapan berkas rekam medis dapat

dilihat dari kelengkapan pengisian identitas pasien, pengisian lembar anamneses,

pengisian lembar resume, pengisian lembar diagnose, dan pengisian lembar

informed consent.
4

Berdasarkan hasil pengamatan yang pernah saya lakukan di RSU IPI Imelda

Medan pada berkas rekam medis khususnya kasus bedah banyak yang belum terisi

yaitu sebanyak 40% dari semua berkas kasus bedah yang ada.

Berdasarkan hasil survey awal bulan Juni tahun 2016 di RSUD Dr.R.M

Djoelham Binjai, penulis melihat adanya pelaksanaan pengolahan berkas rekam

medis dalam hal ini analisis kuantitatif kelengkapan pengisian berkas rekam

medis pasien rawat inap khususnya pada kasus Bedah dimana masih banyak

lembaran berkas rekam medis yang tidak terisi, yaitu sebesar 30% angka KLPCM

dibulan Mei sebayak 5 berkas rekam medis tidak lengkap dari 15 berkas rekam

medis pasien Bedah yang pulang. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran

petugas untuk melengkapi berkas rekam medis dengan baik.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul Tinjauan Analisis Ketidaklengkapan Pengisian

Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di

RSUD Dr.R.M Djoelham Triwulan 1 Tahun 2016.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

Bagaimana kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap

khususnya pada kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai tahun 2016.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi bagaimana kelengkapan pengisian

berkas rekam medis pasien rawat inap khususnya pada kasus Bedah dalam di

RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai tahun 2016.


5

1.4 Rumusan Masalah

Bagaimana analisis ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis

pasien rawat inap khususnya pada kasus bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham

Triwulan I Tahun 2016 ?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Menganalisa Ketidaklengakapan Berkas Rekam Medis Rawat Inap

Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai

Triwulan I Tahun 2016.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit :

Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk rumah sakit tentang

bagaimana pentingnya analisa kuantitatif berkas rekam medis rawat

inap khususnya pada kasus Bedah.

2. Bagi Petugas Rumah Sakit :

Dapat menambah wawasan pengetahuan bagi tenaga kesehatan baik

tenaga medis, paramedik, tenaga kesehatan lainnya dan lebih khusus

bagi petugas rekam medis.

3. Bagi Institusi Pendidikan :

Dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa/i DIII Rekam Medis

Informasi Kesehatan khususnya dan menambah referensi perpustakaan

APIKES Imelda Medan dan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya.


6

4. Bagi Peneliti :

Merupakan suatu pengalaman yang berharga dalam memperluas

pengetahuan tentang rekam medis dan informasi kesehatan khusunya

tentang analisis kuantitatif dan merupakan syarat untuk menyelesaikan

program Pendidikan Ahli Madya Rekam Medis Informasi Kesehatan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rekam Medis

Menurut Pasal 1 Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008. Rekam

medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen anatara lain identitas

pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Oleh karena itu, resume medis

merupakan catatan yang mencerminkan segala informasi penting yang

menyangkut pasien, menjadi dasar untuk menentukan tindakan yang lebih lanjut

dalam upaya pelayanan medis.

Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam

tentang identitas, anamnesis, penentu fisik laboratorium, diagnosa, segala

pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan tentang

pengobatan, baik rawat inap, rawat jalan maupun pengobatan melalui pelayanan

rawat darurat (Rustiyanto, 2010).

Menurut Gemala Hatta dalam buku Sunny Ummul Firdaus, 2008 rekam

medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat

penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan lampau yang ditulis

oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan

kesehatan kepada pasien.

7
8

2.2 Tujuan Rekam Medis

Tujuan dibuatnya rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib

administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Tanpa dukungan suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar tertib

administrasi dirumah sakittidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan.

Sedangkan tertib administrasimerupakan salah satu faktor yang menentukan

upaya kesehatan di rumah sakit (Rustiyanto, 2009).

Pembuatan rekam medis di rumah sakit bertujan untuk mendapatkan

catatan atau dokumen yang akurat dan adekuat dari pasien, mengenai kehidupan

dan riwayat kesehatan, riwayat penyakit dimasa lalu dan sekarang, juga

pengobatan yang telah diberikan sebagai upaya meningkatkan pelayanan

kesehatan (Rustiyanto, 2009).

Tujuan primer rekam medis terbagi dalam 5 kepentingan, yaitu untuk :

1. Pasien

Rekam kesehatan merupakan alat bukti utama yang mampu membenarkan

adanya pasien dengan identitas yang jelas dan telah mendapatkan berbagai

pemeriksaan dan pengobatan di sarana pelayanan kesehatan dan segala hasil

serta konsekuensi biayanya.

2. Pelayanan Pasien

Rekam kesehatan mendokumentasikan pelayanan yang diberikan pleh tenaga

kesehatan, penunjang medis dan tenaga lain yang bekerja dalam berbagai

fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan demikian rekaman itu membantu

pengambilan keputusan tentang terapi, tindakan, dan penentuan diagnosis


9

pasien. Rekam kesehatan juga sebagai sarana komunikasi antar tenaga lain

yang sama-sama terlibat dalam menangani dan merawat pasien. Rekaman

yang rinci dan bermanfaat menjadi alat penting dalam menilai dan mengelola

resiko manajemen.

3. Manajemen pelayanan

Rekam medis yang lengkap memuat aktivitas yang terjadi dalam manajemen

pelayanan sehingga digunakan dalam menganalis berbagai penyakit,

menyusun pedoman praktik, serta untuk mengevaluasi mutu pelayanan yang

diberikan.

4. Menunjang pelayanan

Rekam medis yang rinci akan mampu menjelaskan aktivitas yang berkaitan

dengan penanganan sumber-sumber yang ada pada organisasi pelayanan

dirumah sakit, menganalisis kecenderungan yang terjadi dan

mengomunikasikan informasi diantara klinik yang berbeda.

5. Pembiayaan

Rekam medis yang akurat mencatat segala pemberian pelayanan kesehatan

yang diterima pasien.

Tujuan sekunder rekam kesehatan ditujukan kepada hal yang berkaitan

dengan lingkungan seputar pelayanan pasien, yaitu untuk kepentingan edukasi,

riset, peraturan dan pembuatan kebijakan (Gemala, 2011).


10

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008

tentang rekam medis dalam pasal 3 menyebutkan butir-butir minimal yang harus

dimuat untuk pasien rawat inap dan perawatan 1 hari sekurang-kurangnya

memuat:

a. Identifikasi pasien;

b. Tanggal dan waktu;

c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat

penyakit;

d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;

e. Diagnosis ;

f. Rencana penatalaksanaan;

g. Pengobatan atau tindakan;

h. Persetujuan tindakan bila diperlukan;

i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan;

j. Ringkasan pulang (discharge summary);

k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu

yang memberikan pelayanan kesehatan;

l. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kerja kesehatan tertentu;

m. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik (Firdaus, 2008).
11

2.3 Kegunaan Rekam Medis

Kegunaan rekam medis secara umum anatara lain sebagai berikut :

1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahlinya yang ikut ambil

bagian; didalam memberikan pelayanan pengobatan, perawatan kepada

pasien;

2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus

diberikan kepada seorang pasien;

3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit,

dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat dirumah sakit;

4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap

kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien;

5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan

tenaga kesehatan lainnya;

6. Menyediakan data-data khususnya yang sangat berguna untuk penelitian dan

pendidikan;

7. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran medik pasien;

8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta bahan

pertanggungjawaban dan laporan (Rustiyanto, 2009).

Kegunaan berkas rekam medis menurut pasal 13 Permenkes RI Nomor

269/Menkes/Per/III/2008 rekam medis dapat dipakai sebagai:

1. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien;

2. Alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran dan

kedokteran gigi dan penegakan etika kedokteran dan etika dokter gigi;
12

3. Keperluan pendidikan dan penelitian;

4. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan;

5. Data ststistik kesehatan.

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:

a. Aspek Administrasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya

menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggungjawab sebagai tenaga

medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya

dalam bidang teknologi informasi yang sudah memasuki bidang kesehatan, maka

penggunaannya didalam rekam medis saat ini sangat diperlukan karena kita

melihat proses pengobatan dan tindakan yang diberikan atas diri seorang pasien

dapat diakses secara langsung oleh bagian yang berwenang atas pemeriksaan

tersebut (Depkes, 1997).

Kemudian pengolahan data-data medis secara komputerisasi juga akan

memudahkan semua pihak yang berwenang dalam hal ini petugas administrasi di

suatu instansi pelayanan kesehatan dapat secara mengetahui rincian biaya yang

harus dikeluarkan oleh pasien yang menjalani pengobatan di rumah sakit.

b. Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan tersebut

digunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang

diberikan kepada seorang pasien dan dalam rangka mempertahankan serta


13

meningkatkan mutu pelayanan melalui kegiatan audit medis, manajemen resiko

klinis serta keamanan/keselamatan pasien dan kendali biaya.

c. Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya

menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam

rangka usaha menegakkan hukum serta menyediakan bahan sebagai tanda bukti

untuk menegakkan keadilan. Rekam medis adalah milik dokter dan milik rumah

sakit,sedangkan isinya yang terdiri dari identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,

tindakan dan layanan lain yang telah diberikan kepada pasien adalah sebagai

informasi yang dapat dimiliki oleh pasien sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.(UU Praktik Kedokteran RI No.29 Tahun 2004 Pasal 46

ayat (1), Penjelasan).

d. Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya

mengandung data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek keuangan.

Kaitannya rekam medis dalam aspek keuangan sangat erat sekali dalam hal

pengobatan, terapi serta tindaka-tindakan apa saja yang diberikan kepada seorang

pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu penggunaan

sistem teknologi computer di dalam proses penyelenggaraan rekam medis sangat

diharapkan sekali untuk diterapkan pada setiap instansi pelayanan kesehatan.


14

e. Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya

menyangkut data dan informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek

pendukung penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.

f. Aspek Pendidikan

Berkas rekam medis memp[unyai nilai pendidikan, karena isinya

menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan

pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat

digunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang profesi dibidang

kesehatan.

g. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena

menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai

bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit. Perkembangan

ilmupengetahuan dan teknologi informasi dapat diaplikasikan penerapannya

didalam penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis yang cukup efektif dan

efisien. Pendokumentasian data medis seorang pasien dapat dilaksanakan dengan

mudah dan efektif sesuai aturan serta prosedur yang telah ditetapkan

(Depkes,1997).

2.4 Isi Rekam Medis

Dalam rekam kertas ataupun komputerisasi, isi rekam medis kesehatan

dibagi dalam dua data yaitu: data administrative dan data klinis, sedangkan isi

(data atau informasi) rekam medis dipengaruhi oleh bentuk pelayanan kesehatan:
15

1. Data administratif

Data administratif mencakup data demografi, keuangan (financial)

disamping tentang informasi lain berhubungan dengan pasien, seperti data yang

terdapat pada beragam izin (consent), pada lembaran hak kuasa otorisasi untuk

kepentingan pelayanan kesehatan dan dalam pelayanan informasi pasien. Data

administratif mencakup informasi tentang:

a. Nama lengkap (nama sendiri dan nama keluarga yaitu nama

ayah/suami/marga). Tuliskan nama keluarga, beri tanda koma, baru nama

sendiri;

b. Nomor rekam medis pasien dan nomor identitas lain (asuransi);

c. Alamat lengkap pasien (nama jalan/gang, nomor rumah, wilayah kota yang

dihuni saat ini dan kode pos bila diketahui);

d. Nomor rekam medis pasien dan tempat kelahiran pasien;

e. Jenis kelamin;

f. Status pernikahan;

g. Nama dan alamat keluarga terdekat yang sewaktu-waktu dapat dihubungi;

h. Tanggal dan waktu terdaftar di tempat penerimaan pasien rawat

inap/jalan/gawat darurat;

i. Nama rumah sakit (tertera dalam kop formulir: nama, alamat, telepon, dan

kota) (Gemala, 2011).


16

2. Data Klinis

Data klinis adalah data hasil pemeriksaan, pengobatan, perawatan yang

dilakukan oleh praktisi kesehatan dan penunjang medis terhadap pasien rawat inap

maupun rawat jalan (termasuk darurat). Data klinis meliputi:

a. Riwayat kepenyakitan (medis);

b. Riwayat pemeriksaan fisik;

c. Observasi klinis;

d. Perintah dokter;

e. Laporan dan hasil prosedur diagnosik dan tearpeutik;

f. Laporan konsultasi;

g. Ringkasan riwayat pulang (resume);

h. Instruksi untuk pasien (Gemala, 2011).

Menurut Permenkes Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 2

yang melepaskan isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan rawatan 1 hari

sekurang-kurangnya memuat:

a. Identitas pasien;

b. Tanggal dan waktu;

c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat

penyakit;

d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis;

e. Diagnosis;

f. Rencana penatalaksanaan;

g. Pengobatan dan/atau tindakan;


17

h. Persetujuan tindakan bila diperlukan;

i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan;

j. Ringkasan pulang (discharge summary);

k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu

yang memberikan pelayanan kesehatan;

l. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu dan;

m. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.

(Gemala, 2010).

2.5 Tinjauan Analisis Kuantitatif

2.5.1 Definisi Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah untuk menilai kelengkapan dan kekurangan

rekam medis rawat inap dan rawat jalan yang dimiliki oleh sarana pelayanan

kesehatan (Gemala, 2011).

2.5.2 Tujuan Analisis Kuantitatif

1. Menentukan sekitarnya dan kekurangan agar dapat dikoreksi dengan

segera pada saat pasien dirawat dan item kekurangan belum terlupukan

untuk menjamin efektifitas kegunaan isi rekam medis kemudian hari.

Yang dimaksud dengan koreksi ialah perbaikan sesuai yang terjadi.

2. Untuk mengidentifikasi bagian yang tidak lengkap sehingga mudah dapat

dikoreksi dengan adanya dibuat suatu prosedur.

Analisis kuantitatif dilakukan untuk membuat catatan medis lengkap

sebagai rujukan dalam asuhan pasien, melindungi kepentingan hukum pasien,


18

dokter, rumah sakit dan untuk memenuhi lisensi, akreditasi, dan sertifikasi (Lily,

2007).

2.5.3 Komponen Analisis Kuantitatif

1. Menelaah kelengkapan data sosial pasien (demografi): meliputi informasi

tentang identitas pasien, nomor rekam medis, alamat lengkap, usia, orang

yang dapat dihubungi dan tanda tangan persetujuan;

2. Menelaah kelengkapan bukti rekaman;

3. Menelaah tanda bukti keabsahan rekaman dari tenaga kesehatan maupun

tenaga lain yang terlibat dalam pelayanan kepada pasien sehingga

informasi dapat dipertanggungjawabkan secara hukum;

4. Menelaah tata cara mencatat (administratif) yang meliputi adanya

tanggal, keterangan waktu, menulis pada baris yang tetap serta

menerapkan cara koreksi yang benar. Keempat unsur ini merupakan hal

yang sering disepelekan dalam pencatatan sehingga pelaksanaan

diidentikkan dengan tingkat kedisiplinan pengisian rekam medis (Gemala

R.Hatta, 2011).

2.6 Kepemilikan dan Penyimpanan Rekam Medis

Menurut Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 pasal 12 pemilik rekam

medis adalah pelayanan kesehatan. Isinya milik pasien, apabila pasien

menginginkan isi dari rekam medis sada beberapa kebijakanm yang ditempuh.

Ada yang mengijinkan pasien mengkopi secara lengkap isi dari rekam medis, ada

yang membuat ringkasan saja sesuai dengan kebutuhan pasien, semua kebijakan
19

ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari dokter yang merawat pasien

dan direktur rumah sakit (Depkes, 1997).

Menurut Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 pasal 8 penyimpanan

rekam medis dilakukan selama 5 (lima) tahun terhitung tanggal terakhir pasien

berobat. Apabila ada hal-hal yang bersifat khusus dapat ditetapkan sendiri,

sedangkan rekam medis yang tidak aktif dapat dibuat mikro film untuk bentuk

arsip lainnya. Setelah batas waktu 5 tahun dilampaui, rekam medis inaktif boleh

dimusnakan kecuali ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik (Depkes,

1997).

2.7 Formulir dan Cara Pengisian Rekam Medis

Banyak macam untuk formulir rekam medis yang dipakai di rumah sakit,

namun harus memenuhi keperluan-keperluan yang mendasar. Formulir-formulir

rekam medis sendidri tidak memberikan jaminan dan catatan data medis yang

tepat dan baik, apabila dokter maupun staf medisnya tidak secara seksama

melengkapi informasi yang diperlukan pada setiap lembaran rekam medis dengan

baik dan benar. Formulir rekam medis meliputi formulir rekam medis untuk

pasien rawat inap dan formulir rekam medis rawat jalan (Depkes, 1997).

Sehubungan Menteri Kesehatan RI No.749 a/MenKes/Pers/XII/1989 tentang

rekam medis maka:

2.7.1 Ketentuan Pengisian Rekam Medis

Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya stelah pasien

menerima pelayanan dengan ketentuan sebagai berikut:


20

1. Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambat-

lambatnya dalam waktu 1x24 jam harus ditulis dalam lembaran rekam

medis;

2. Sebuah pencatatan harus ditanda tangani oleh dokter/tenaga kesehatan

lainnya sesuai dengan kewenangan dan ditulis nama keterangannya serta

diberi tanggal;

3. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa

lainnya ditanda tangani dan menjadi tanggungjawab dokter yang

merawat atau oleh dokter pembimbingnya;

4. Pencatatan yang dibuat oleh residens harus diketahui oleh dokter

pembimbingnya;

5. Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan

melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf;

6. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan

(Depkes,1997).

2.7.2 Penanggungjawab Pengisian Rekam Medis

Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang melakukan

rawat inap maupun rawat jalan wajib membuat rekam medis. Yang

membuat/mengisi rekam medis adalah dokter dan tenaga kerja alainnya:

1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis

yang melayani pasien di rumah sakit;

2. Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit;

3. Residens yang melaksanakan kepanitraan klinik;


21

4. Tenaga paramedik keperawatan dan tenaga paramedis non keperawatan

yang sedang terlibat didalam anatara lain: Perawat, perawat gigi, bidan,

tenaga laboratorium klinik, gizi, anastesi, pinata rontgen, rehabilitasi

medis dan lain sebagainnya.

5. Dalam hal dokter luar negeri melakukan ahli teknologi kedokteran yang

berupa tindakan/konsultasi kepada pasien yang membuat rekam medis

adalah dokter yang ditunjuk oleh direktur rumah sakit (Depkes, 1997).

2.7.3 Pelayanan Rawat Inap

Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien

oleh tenaga kesehatan professional akibat penyakit tertentu, dimana pasien di

inapkan disuatu ruangan di rumah sakit. Ruang rawat inap adalah ruang tempat

pasien dirawat. Ruangan ini dulunya sering hannya berupa bangsal yang dihuni

oleh banyak orang sekaligus. Saat ini, ruang rawat inap dibanyak rumah sakit

sudah sangat mirip dengan kamar-kamar hotel. Pasien yang berobat jalan, biala

pasien tersebut melakukan perawatan didalam rumah sakit, atau menginap di

rumah sakit (Nanang, 2014).

Rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan di rumah sakit dimana

penderita tinggal/pondok sedikitnya satu hari, berdasarkan rujukan dari pelaksana

pelayanan kesehatan tingkat I atau dokter spesialis yang ditunjuk.

Jenis pelayanan yang diberikan, meliputi:

1. Mondok dan makan sesuai dengan kebutuhan gizi;

2. Visite/konsul ahli sekurangnya 1 (satu) kali sehari;

3. Tindakan medis;
22

4. Obat-obatan dan alat kesehatan;

5. Penunjang diagnostik;

6. Operasi (Nanang, 2014).

2.8 Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis

Kelengkapan pengisian data lembar resume rekam medis oleh tenaga

kesehatan akan memudahkan dalam member tindakan atau terapi kepada pasien.

Selain itu juga sebagai sumber data pada bagian rekam medis dalam pengolahan

data yang kemudian akan menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen

dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk pengembangan pelayanan

kesehatan (Depkes, 1997).

2.9 Kasus Bedah

Bedah atau pembedahan adalah spesialisasi dalam kedokteran yang

mengobati penyakit atau luka dengan operasi manual dan instrumen. Ahli bedah

(Surgeon) dapat merupakan dokter, dokter gigi, atau dokter bedah yang memiliki

spesialisasi dalam bidang ilmu bedah. Isi Rekam Medis Rawat Inap Kasus Bedah

Meliputi : Indentitas, Anamnese, Riwayat penyakit, Hasil pemeriksaan

Laboratorium/Radiologi, Diagnosa, Persetujuan tindakan medis, Pengobatan,

Asuhan keperawatan, Catatan observasi klinis, Hasil pengobatan dan Resume

Medis ( Ester, 2002 ).


23

2.10 Kerangka Konsep

Kelengkapan Berkas Rekam


Medis Rawat Inap Kasus
Kelengkapan Berkas
Bedah, meliputi:
Rekam Medis Rawat
1. Identitas pasien
Inap Kasus Bedah :
2. Anamnese
1. Lengkap
3. Resume
2. Tidak Lengkap
4. Diagnosa
5. Informed Consent

Gambar 1. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Pengaruh
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini adalah deskriftif kuantitatif yang bertujan untuk mengetahui

tinjauan ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap khususnya

pada kasus bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2016.

3.2.2 Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr.RM Djoelham Binjai dengan alasan

seringnya ditemukan berkas rekam medis yang tidak lengkap dikarenakan

kurangnya kesadaran petugas betapa pentingnya melengkapi berkas rekam medis

dengan baik yang sangat mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit sehingga

saya memilih RSUD Dr.RM Djoelham Binjai sebagai Rumah Sakit yang tepat

sebagai tempat melakukan penelitian.

3.3 Sejarah Ringkasan & Perkembangan RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai

Sejarah RSUD Dr.R.M Djoelham Kota Binjai yang sebelumnya bernama

RSU Binjai belum terdokumentasikan secara lengkap. Penelusuran Sejarah RSU

Binjai didapat dari penuturan beberapa orang tua yang dianggap mengetahui asal

mula berdirinya RSU Binjai. Cikal Bakal RSU Binjai telah ada berdiri sejak

zaman kesultanan pada masa Penjajahan Belanda dan Jepang. Namun dengan

24
25

kondisi luas bangunan yang tidak begitu besar, pasang surutnya perlawanan

terhadap penjajahan tidak mengubah kondisi dan fungsi Rumah Sakit yang pada

masa itu hanya memiliki satu gedung dengan fasilitas peralatan medis yang sangat

sederhana sekali. Bangunan itu sekarang menjadi Gedung Induk yang telah

banyak mengalami renovasi.

RSU Binjai konon sudah berdiri sejak 1927, yang didirikan oleh Tengku

Musa. Pada masa tersebut telah ada seseorang Dokter Umum yang bertugas

memberikan pelayanan kesehatan baik bagi Keluarga Kesultanan maupun

masyarakat, Dokter tersebut adalah Dr. Jalalludin Siregar. Tidak ada catatan resmi

sampai kapan beliau melaksanakan pengabdiannya di RSU Binjai tempo dulu

tersebut.

Periode sejarah berdirinya RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai :

1. RSUD Dr.R.M Djoelham diperkirakan sejak tahun 1937 mulai

melaksanakan dharma baktinya dibidang pelayanan kesehatan di RSU

Binjai tersebut. Pada Masa pendudukan Penjajahan Jepang, Dr.R.M

Djoelham disamping berjuang dalam bidang pelayanan kesehatan, juga

aktif memperjuangkan kemerdekaan diwilayah Kota Binjai.

2. Periode tahun 1966 1971, Kepala DKR yang juga Pimpinan RSU Binjai

dijabat oleh Dr. Maringan E, Hutapea. Keberadaan RSU Binjai yang

merupakan bagian DKR masih melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan

dasar, atau hal ini berarti tidak terdapat perkembangan yang berarti dalam

peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.


26

3. Periode tahun 1971 1976, Kepala DKR yang juga pimpinan RSU Binjai

dijabat oleh Dr.H. Mahiddin, SKM. Perkembangan yang muncul pada

periode ini adalah dengan dimulai adanya pemisahan jabatan Kepala DKR

( Dinas Kesehatan ) Kota Binjai dengan Kepala/Pimpinan RSU Binjai.

4. Pada periode 1976 1980 Pimpinan RSU Binjai dijabat oleh Dr.H. Azwar

Hamid. Pada periode ini RSU Binjai ditetapkan sebagai RSUD Kelas D

yang merupakan Rumah Sakit Pembantu, dengan RSU Tanjung Pura

sebagai Rumah Sakit Induk.

5. Periode tahun 1985 1987, Pimpinan RSU Binjai dijabat oleh Dr.H.

Sofyan Siregar, MPH. Pada kurun waktu tersebut, terbitlah kebijaksanaan

Departemen Kesehatan RI untuk menyempatkan Dokter Spesialis (PPDS).

6. Pada tanggal 18 Mei 1992, berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya

Binjai Nomor : 4 Tahun 1991, RSU Binjai dibatalkan namanya menjadi

RSUD Dr.Djoelham Kota Binjai. Penambalan nama ini sebagai upaya

penghormatan dan mengenang jasa seorang Dokter yang cukup berperan

baik dalam pengabdian dibidang kesehatan maupun pada masa perjuangan

kemerdekaan.

7. Direktur RSUD Dr.R.M Djoelham selanjutnya adalah Dr.H. Mahim MS

Siregar, yang menjabat sejak tahun 1994 2001. Pada masa periode ini,

upaya peningkatan dan pengembangan Rumah Sakit, namun penambahan

ruangan sarana/prasarana pelayanan belum secara maksimal terlaksana.

8. Pada periode berikutnya tahun 2001 2008, Direktur RSUD Dr.R.M

Djoelham adalah Dr.H.T.Murad El Fuad, Sp.A. Dengan dukungan dari


27

Walikota Binjai yang dijabat oleh H.M. Ali Umri, SH, MKN, terobosan

besar telah banyak dilaksanakan.

3.4 Visi, Misi dan Motto

3.4.1 Visi

Terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitan menuju Binjai Sejarah

dan Indonesia sehat 2010.

3.4.2 Misi

1. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang berkualitas dalam

rangka mewujudkan kepuasan pelanggan.

2. Menyelenggarakan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusi

dengan menjunjung tinggi etika, norma dan hukum sesuai dengan

perundang-undangan yang berlaku.

3. Menyelenggarakan pengelola manajemen rumah sakit secara professional.

4. Menyelenggarakan pemanfaatan sumber daya rumah sakit untuk

mendukung upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

5. Menyelenggarakan upaya penelitian dan pengembangan rumah sakit

dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

3.4.3 Motto

CEPAT, TEPAT, SELAMAT.


28

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.5.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh berkas rekam medis rawat inap

khususnya pada kasus bedah periode triwulan I tahun 2016 di RSUD Dr.R.M

Djoelham Binjai berjumlah 159 berkas rekam medis.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari objek yang diteliti jumlah dan karakteristiknya

dan mewakili seluruh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian adalah berkas

rekam medis rawat inap khususnya pada kasus bedah periode triwulan I tahun

2016 berjumlah 61 berkas di RSUD Dr.RM Djoelham Binjai (Notoatmodjo,2010).

N
=
1 + N(d2 )

159
=
1 + 159(0,12 )

159
=
1 + 159(0,01s)

159
=
1 + 1,59

159
=
2,59

n= 61 berkas

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = tingkat kepercayaan (0,01)


29

3.5.3 Teknik Sampling

Mengemukakan bahwa sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan

objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 61 berkas rekam medis dengan menggunakan

teknik accidental sampling, yaitu dengan cara mengambil seluruh sampel secara

tidak terencana dan data yang sudah terkumpul disajikan secara deskriptif dan

hasil tersebut tidak dapat digeneralisasi (Arif , 2011)

3.6 Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian

3.6.1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang

dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian

tertentu (Notoatmodjo, 2010). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah

identitas pasien, anamnese, resume, diagnose dan informed consent.

3.6.2 Definisi Operasional

1. Identitas pasien adalah data-data mengenai keterangan pribadi seseorang

pasien, alamat, tempat dan tanggal lahir (umur), nomor rekam medis, jenis

kelamin, status perkawinan, agama, pekerjaan.

2. Anamnese adalah catatan pemeriksaan fisik pasien, tindakan, terapi,

pengobatan yang dilakukan pada pasien dan perkembangan pasien tersebut.

3. Resume adalah lembaran yang berisi informasi tentang identitras pasien, cara

penerimaan melalui cara masuk dikirim oleh, serta berisi ringkasan data pada

saat pasien keluar, nama dan tanda tangan dokter atau tenaga kesehatan tertentu

yang memberi pelayanan kesehatan.


30

4. Diagnosa adalah observasi klinis, hasil pemeriksaan fisik atau tindakan kepada

pasien terlebih dahulu sehingga dapat disimpulkan nama penyakit yang diderita

oleh pasien tersebut.

5. Informed consent adalah lembaran yang berisikan tentang persetujuan

dilakukannya tindakan medis atau bedah kepada pasien dan keluarga yang

bertanggungjawab.

3.7 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

3.7.1 Data Primer

Data primer, yaitu data yang dipoeroleh dari subjek penelitian melalui

observasi atau pengambilan data langsung pada objek sebagai sumber informasi

dilapangan.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dilapangan berupa laporan dari

RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Tahun 2016.

3.7.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagain

proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam

penelitian kuantitatif. Untuk penelitian kuantitatif pengumpulan data, dapat

dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah

data lapangan yang diperlukan.


31

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

3.7.3.1 Observasi

Observasi atau pengamatan adalah suatu prosedur yang terencana, yang

anatar lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan aktivitas tertentu yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti.

3.8 Teknik Pengolahan Data

Data yang sudah dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Collecting

Mengambil berkas rekam medis khususnya kasus bedah untuk dianalisis

apakah sudah terisi dengan lengkap.

2. Editing

Memeriksa berkas rekam medis khususnya kasus bedah apakah sudah terisi

dengan lengkap.

3. Klasifikasi

Penyusunan bersistem menurut kaidah standar yang sudah ditetapkan.

4. Penyajian Data

Salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil p[enelitian yang telah

dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang

diinginkan.

3.9 Teknik Analisa Data Penelitian

Menggunakan metode deskriptif yaitu mengetahui gambaran persentase

ketidaklengkapan data pada berkas rekam medis rawat inap khususnya pada kasus

bedah.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari berkas rekam medis hasil

tinjauan analisis ketidaklengkapan berkas rekam medis sebanyak 61 berkas rekam

medis rawat khususnya bedah periode tahun 2016 yang dilakukan diruang kerja

rekam medis informasi kesehatan RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai pada tanggal

29 Juli 2016 dengan hasil itu data-data tersebut akan digambarkan dalam bentuk

tabel dari masing-masing komponen analisa berkas rekam medis dan di RSUD

Dr.R.M Djoelham Binjai menggunakan analisis retrospective yaitu analisis yang

dilakukan setelah pasien selesai mendapatkan pelayanan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 61 sampel berkas rekam medis

pasien rawat inap khususnya pada kasus bedah di Rumah Sakit Umum Daerah

Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan pertama tahun 2016 diketahui bahwa semua

sampel berkas rekam medis telah diisi identitas pasien dengan lengkap dan tidak

ada sampel berkas rekam medis yang tidak diisi identitas pasien. Untuk mencari

persentasenya dapat dicari dengan menggunakan rumus :

Hasil penelitian
Persentase = x 100%
Jumlah Sampel

32
33

Dengan perhitungan sebagai berikut :

a. Persentase Kelengkapan Identitas Pasien

Jumlah sampel : 61 berkas rekam medis

Jumlah Identitas yang lengkap : 61 berkas rekam medis.

61
Persentase = x 100%
61

=100%

Jadi, perentase Identitas pasien yang lengkap sebesar 100%

b. Persentase Ketidaklengkapan Identitas Pasien

Jumlah sampel : 61 berkas rekam medis

Jumlah identitas pasien yang tidak lengkap : 0 berkas rekam medis.

0
Persentase = x 100%
61

= 0

Jadi, persentase pasien yang tidak lengkap sebesar 0 %.

Komponen analisis kuantitatif berkas rekam medis :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam


Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di
RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016
Berdasarkan Pengisian Lembar Identitas Pasien

No Identitas Pasien Jumlah Berkas Rekam Persentase ( % )


Medis
1. Lengkap 61 100
2. Tidak Lengkap 0 0
Jumlah 61 100
34

Berdasarkan tabel di atas persentase ketidaklengkapan pengisian lembar

identitas pasien sebanyak 61 Berkas Rekam Medis pada triwulan pertama tahun

2016 sebesar 0 % dan persentase kelengkapannya sebesar 100%.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam


Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di
RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016
Berdasarkan Pengisian Lembar Anamnese

No Anamnese Jumlah Berkas Rekam Persentase ( % )


Medis
1. Lengkap 54 88,52
2. Tidak Lengkap 7 11,48
Jumlah 61 100

Berdasarkan tabel di atas persentase ketidaklengkapan pengisian lembar

anamnese sebanyak 61 Berkas Rekam Medis pada triwulan pertama tahun 2016

sebesar 11,48% dan persentase kelengkapannya sebesar 88,52%.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam


Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di
RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016
Berdasarkan Pengisian Lembar Resume

No Resume Jumlah Berkas Persentase ( % )


Rekam Medis
1. Lengkap 61 100
2. Tidak Lengkap 0 0
Jumlah 61 100

Berdasarkan tabel di atas persentase ketidaklengkapan pengisian lembar

resume sebanyak 61 Berkas Rekam Medis pada triwulan pertam tahun 2016 dan

persentase kelengkapannya sebesar 100%.


35

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam


Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di
RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016
Berdasarkan Pengisian Lembar Diagnosa

No Diagnosa Jumlah Berkas Rekam Persentase ( % )


Medis
1. Lengkap 60 98,36
2. Tidak Lengkap 1 1,64
Jumlah 61 100
Berdasarkan tabel di atas persentase ketidaklengkapan pengisian lembar

diagnose sebanyak 61 Berkas Rekam Medis pada triwulan pertama tahun 2016

sebesar 1,64% dan persentase kelengkapannya sebesar 98,36%.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam


Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di
RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016
Berdasarkan Pengisian Lembar Informed Consent

No Informed Jumlah Berkas Rekam Persentase ( % )


Consent Medis
1. Lengkap 53 86,89
2. Tidak Lengkap 8 13,11
Jumlah 61 100

Berdasarkan tabel di atas persentase ketidaklengkapan pengisian lembar

informed consent sebanyak 61 Berkas Rekam Medis pada triwulan pertama tahun

2016 sebesar 13,11% dan persentase kelengkapannya sebesar 86,89%


36

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam


Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD
Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016

%
Tidak
Jumlah Persentase (%) Ketidak
Lengkap
No Uraian Berkas Perbulan lengkapan
Perbulan
Pertriwulan
Jan Feb Mar Jan Feb Mar Jan Feb Mar
1 Identitas 25 20 16 0 0 0 0 0 0 0
Pasien
2 Anamnese 25 20 16 2 3 2 8 15 12,5 11,83
3 Resume 25 20 16 0 0 0 0 0 0 0

4 Diagnosa 25 20 16 1 0 0 4 0 0 1,33
5 Informed 25 20 16 4 2 2 16 10 12,5 12,83
Consent

4.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel variabel komponen identifikasi analisis kuantitatif diatas

menunjukan bahwa dari Persentasi digunakan 61 berkas rekam medis rawat inap

yang dianalisa ketidaklengkapannya yaitu:

Identitas pasien yang tidak lengkap mencantumkan nomor rekam medis,

nama pasien, alamat, tempat dn tanggal lahir / umur, jenis kelamin, agama, dan

pekerjaan pasien pada bulan Januari sampai bulan Maret terisi lengkap.

Anamnese yang tidak lengkap mencantumkan catatan pemerikasaan fisik

pasien, tindakan, dan pengobatan yang dilakukan pada pasien bulan Januari

sebanyak 2 berkas dengan persentase 8%, pada bulan Februari sebanyak 3 berkas

dengan persentase 15%, dan pada bulan Maret sebanyak 2 berkas dengan

persentase 12,5%. Jadi, ketidaklengkapan pengisian anamnese pada triwulan

pertama tahun 2016 sebanyak 61 berkas rekam medis dengan persentase 11,83%.
37

Resume yang tidak lengkap mencantumkan informasi tentang identitas

pasien seta berisi ringkasan data pada pasien keluar pada bulan Januari sampai

bulan Maret terisi lengkap.

Diagnosa yang tidak lengkap mencantumkan diagnosa pada bulan Januari

sebanyak 1 berkas dengan persentase 4%, pada bulan Februari terisi lengkap dan

pada bulan Maret terisi lengkap. Jadi, ketidaklengkapan pengisian diagnosa

triwulan pertama tahun 2016 sebanyak 61 berkas rekam medis dengan persentase

1,33%.

Informed Consent yang tidak lengkap mencantumkan persetujuan

dilakukan tindakan medis atau bedah kepada pasien dan keluarga yang

bertanggungjawab, serta tanda dokter bedah pada bulan Januari sebanyak 4 berkas

dengan persentase 16%, pada bulan Februari sebayak 2 berkas dengan persentase

10%, dan pada bulan Maret sebanyak 2 berkas dengan persentase 12,5%. Jadi,

ketidaklengkapan pengisian Informed Consent pada triwulan pertama tahun 2016

sebanyak 61 berkas rekam medis dengan persentase 12,83%.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang berjudul, Tinjauan

Analisis Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Rawat Inap

Khususnya Pada Kasus Bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.R.M Djoelham

Binjai Triwulan Pertama Tahun 2016 yang telah disajikan pada Bab IV dan

dapat disimpulkan bahwa :

1. Identitas pasien, jumlah berkas yang diteliti pada triwulan pertama tahun 2016

sebanyak 61 berkas rekam medis. Berkas rekam medis pada identitas pasien

terisi lengkap.

2. Anamnese, jumlah berkas yang diteliti pada triwulan pertama tahun 2016

sebanyak 61 berkas rekam medis. Berkas yang tidak lengkap pengisian

anamneses berjumlah 7 berkas rekam medis sehingga memilki nilai persentase

ketidaklengkapan sebesar 11,83%.

3. Resume, jumlah berkas yang diteliti pada triwulan pertama tahun 2016

sebanyak 61 berkas rekam medis. Berkas rekam medis pada resume terisi

lengkap..

4. Diagnosa, Jumlah berkas yang diteliti pada triwulan pertama tahun 2016

sebanyak 61 berkas rekam medis. Berkas yang tidak lengkap pengisian

diagnose berjumlah 1 berkas rekam medis sehingga memiliki nilai persentase

ketidaklengkapan sebesar 1,33%.

38
39

5. Informed Consent, jumlah berkas yang deteliti tidak lengkap pada triwulan

pertama tahun 2016 sebanyak 61 berkas rekam medis. Berkas yang tidak

lengkap pengisian Informed Consent berjumlah 8 berkas rekam medis

sehingga memiliki nilai persentase ketidaklengkapan sebesar 12,83%.

6. Jadi berdasarkan penelitian ini kelengkapan pengisian rekam medis di RSUD

Dr.R.M Djoelham Binjai masih belum sempurna karena ada beberapa

pengisian berkas yang tidak lengkap.

5.2 Saran

1. Perlu adanya revisi SOP yang lebih detail tentang kelengkapan pencatatan

rekam medis agar mudah dipahami dan diterapkan petugas.

2. Setiap petugas harusnya menyadari akan pentingnya kelengkapan

dokumen rekam medis.

3. Perlu adanya cros check ulang/ assembling dan analising yang lebih teliti.
DAFTAR PUSTAKA

Budianas, Nanang, 2016. Pengertian Rawat Inap


http://www.wikipedia.org/wki/pasien/diakses 12 Juni 2016 Pukul 20:00WIB

Departemen Kesehatan RI Direktorat Pelayanan Medik, Pedoman Pengelolaan


Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia, Revisi I, Depkes, Jakarta : 1997

Ester, Monica, 2002. Keperawatan Medical Bedah Pendekatan Sistem


Gastrointestina 1.Jakarta: EGC, http://www.scribd.com/doc/Pengertian-
Bedah diakses 05 Juni 2016 Pukul 20:10 WIB

Firdaus. US, 2008. Rekam Medik Dalam Sorotan. Surakarta: Lembaga


Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UNS Press.

Hatta, Gemala R. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana


Pelayanan Kesehatan. Edisi Revisi , UIP, Jakarta 2011

Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta

Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008. Rekam Medis. Dari


http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/1310/1/PMK2
69-0308.pdf.Diakses 29 Mei 2016 Pukul 21:00 WIB

Sumantri, A. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana


MASTER TABEL

LEMBAR OBSERVASI KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN BERKAS


REKAM MEDIS DI RAWAT INAP KHUSUSNYA KASUS BEDAH DI
RSUD DR. R.M. DJOELHAM BINJAI TRIWULAN I
TAHUN 2016

Berkas Indetitas Anamnese Resume Diagnosis Informed


Rekam Pasien Consent
Medis L TL L TL L TL L TL L TL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
Jumlah 61 0 54 7 61 0 60 1 53 8
LEMBAR KONSUL

Nama : Nia Kurnia

Nim : 1313466003

Judul : Tinjauan Analisis Ketidaklengkapan Pengisian Berkas


Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus
Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Triwulan 1 Tahun
2016

No Hari/Tanggal Materi yang Dikonsulkan Hasil Konsul Paraf


1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Disetujui :
Dosen Pembimbing

(Esraida Simanjuntak, SKM)

Anda mungkin juga menyukai