BETRI WAHYUNI
143110207
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG
2017
BETRI WAHYUNI
143110207
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D IIII KEPERAWATAN PADANG
2017
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nim : 143110207
Orangtua
Ayah : Damris
Ibu : Zainidar
Pendidikan Tahun
TKN Pembina Pematang Reba 2001-2002 SDN 007 KOTA LAMA
2002-2008 SMPN 5 RENGAT BARAT 2008-2011
SMAN 2 SOLOK 2011-2014
POLTEKKES KEMENKES PADANG 2014-2017
KATA PENGANTAR
Peneliti
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2017 Betri Wahyuni
ABSTRAK
Pada survey awal, ditemukan 73 anak dengan sindroma nefrotik sepanjang tahun
2014 dan angka ini meningkat pada 2015 mencapai 76 anak. Tujuan penelitian ini
untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan pada anak dengan sindroma nefrotik
di ruangan Rawat Anak IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr.M. Djamil Padang.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain penelitian studi
kasus. Penelitian dilakukan diruang rawat inap akut anak, waktu pelaksanaan
selama 7 hari. Populasi penelitian, semua anak dengan sindroma nefrotik. Sampel
sebanyak 2 orang dengan teknik purposive sampling. Instrumen pengumpulan
data digunakan format pengkajian anak dan alat pemeriksaan fisik. Cara
pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Analisis
dilakukan dengan menganalisis semua data pada tahapan proses keperawatan
dengan menggunakan konsep dan teori keperawatan .
Hasil penelitian, An. A edema pada hampir seluruh bagian tubuh, pasien rewel
dan peningkatan berat badan. Sedangkan pada partisipan tampak edema, demam
dan penurunan nafsu makan. Diagnosa utama adalah Kelebihan volume cairan
berhubungan dengan penurunan tekanan osmotik koloid. Intervensi yaitu monitor
cairan, manajemen cairan dan monitor tanda-tanda vital. Evaluasi diharapkan
tekanan darah dalam batas normal, keseimbangan cairan, edema berkurang dan
keseimbangan intake output. Masalah teratasi sebagian dengan adanya penurunan
berat badan dan edema berkurang. intervensi dilanjutkan dengan didelegasikan
pada perawat ruangan.
Disarankan kepada kepala instalasi kebidanan dan Anak agar dapat mengadakan
pembaharuan pelaksanaan asuhan keperawatan dalam merawat pasien dengan
sindroma nefrotik.
DAFTAR SKEMA.................................................................................. x
DAFTAR TABEL................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xii BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang............................................................................. 1
2. Rumusan Masalah......................................................................... 3
3. Tujuan........................................................................................... 4
4. Manfaat ........................................................................................ 5
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sindrom Nefrotik merupakan penyakit ginjal yang paling sering
ditemukan pada anak, dan didefinisikan sebagai kumpulan gejala yang
disebabkan oleh adanya kerusakan glomerulus yang terjadi pada anak
dengan karakteristik proteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan
edema (Suradi & Yuliani, 2010).
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurisya, dkk
(2014) di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dan Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Bandung, di dominasi oleh laki-laki dengan
rasio laki-laki berbanding perempuan 1,4:1. Hasil ini sesuai pula dengan
yang dikemukakan oleh Niaudet serta Dolan dan Gill bahwa penderita SN
anak laki-laki lebih banyak dari pada anak perempuan.
Survey awal yang dilakukan pada 11 Januari 2017 diruang Akut IRNA
Kebidanan Anak RSUP.Dr.M.Djamil Padang ditemukan 24 orang anak
dirawat,1 orang anak diantaranya dengan diagnosa medis Sindroma
Nefrotik. Pada anak dengan Sindrom Nefrotik, Diagnosa keperawatan
yang muncul adalah Kelebihan volume cairan dan hipertermi. Adapun
implementasi keperawatan yang telah dilaksanakan kepada anak tersebut
ialah kompres hangat serta memantau suhu anak, menimbang berat badan
anak setiap hari, berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian terapi
diit, berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi (steroid,
antibiotik, antihipertensi ).
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada anak dengan
Sindroma Nefrotik di Ruang Akut Irna Kebidanan & Anak RSUP Dr.
M. Djamil Padang tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
4. Manfaat
1. Penulis
Laporan kasus ini dapat mengaplikasikan dan menambah wawasan
ilmu pengetahuan serta kemampuan penulis dalam menerapkan
asuhan keperawatan pada Anak dengan penyakit Sindroma
Nefrotik di Ruang Akut Irna Kebidanan & Anak RSUP Dr. M.
Djamil Padang tahun 2017.
2. Rumah sakit
3. Institusi Pendidikan
Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pikiran untuk pengembangan ilmu dalam penerapan asuhan
keperawatan pada anak dengan penyakit Sindroma Nefrotik di
Ruang Akut Irna Kebidanan & Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang
tahun 2017.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Ginjal mendapatkan darah dari arteri renalis yang merupakan cabang dari
aorta abdominalis. Arteri renalis memiliki cabang yang besar yaitu arteri
renalis anterior dan juga memiliki cabang yang kecil yaitu arteri renalis
posterior. Cabang anterior memberikan darah untuk ginjal anterior dan
ventral sedangkan cabang posterior memberikan darah untuk ginjal
posterior dan dorsal.
Diantara kedua cabang ini terdapat suatu garis yaitu Brudels Line yang
terdapat disepanjang margo lateral dari ginjal. Pada garis ini tidak terdapat
pembuluh darah, sehingga kedua cabang ini akan menyebar hingga
kebagian anterior dan posterior dari kolisis sampai ke medula ginjal yang
terletak diantara piramid dan disebut dengan arteri interlobularis yang
berjalan tegak kedalam korteks dan berakhir sebagai vasa aferen
glomerulus untuk 1-2 glomerulus, ploksus kaliper sepanjang sepanjang
tubulus dan melingkar didalam korteks serta sebagai pembuluh darah yang
menembus kapsul Bowman.
Dari glomerulus keluar pembuluh darah aferen dan terdapat suatu anyaman
yang mengelilingi tubuli kontorti. Disamping itu ada cabang yang lurus
menuju pelvis renalis untuk memberikan darah pada ansa henle dan duktus
koligen yang dinamakan dengan arteri rektal. (Syaifuddin, 2012).
3. Etiologi
4. Patofisiologi
Bowel Bone
Menekan Tirah Baring
Edema sal.
saraf Vagus pencernaan
dan
Lambung Tekan
Absorbsi tdk lama pd
adekuat bag.
Persepsi
edema
kenyang
dan idak Feses
nyaman di Encer Sirkulasi
epigastrium perifer
tdk
Anoreksi MK : Diare adekuat
MK :
MK:
Keidakseimbangan
Kerusakan
nutrisi kurang dari
Integritas
kebutuhan tubuh
Perpindahan Kulit
cairan dari
intravaskuler ke Cairan Intravaskuler
intersiial
Hipovolemik
Bagan 2.1
WOC Sindroma Nefrotik
Sumber: Price & Wilson, 2006
1. Respon Tubuh Terhadap Perubahan Fisiologis
2. Sistem Pencernaan
3. Sistem Pernapasan
4. Sistem Perkemihan
3. Penatalaksanaan
Menurut Betz & Sowden, (2009) penatalaksanaan medis untuk
sindrom nefrotik meliputi :
1. Pemberian kortikosteroid seperti prednison atau prednisolon untuk
menginduksi remisi. Dosis akan diturunkan setelah 4 sampai 8 minggu
terapi. Jika pasien mengalami kekambuhan, maka perlu diberikan
kortikosteroid dengan dosis tinggi untuk beberapa hari.
2. Penggantian protein, hal ini dapat dilakukan dengan pemberian albumin
melalui makanan atau melalui intravena.
3. Pengurangan edema.
1. Terapi diuretik, hendaknya terapi ini diberikan lebih cermat guna
mencegah terjadinya penurunan volume intravaskuler, pembentukan
trombus maupun ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Membatasi pemberian natrium.
4. Mempertahankan keseimbangan elektrolit.
5. Pengobatan nyeri untuk mengatasi ketidaknyamanan yang berhubungan
dengan edema maupun tindakan medis yang dilakukan kepada pasien.
6. Pemberian antibiotik seperti penisilin oral atau jenis lain, mengingat pasien
dengan sindroma nefrotik rentan terkena infeksi akibat daya tahan
tubuhnya yang rendah.
7. Terapi Imunosupresif untuk anak yang gagal berespon dengan terapi
steroid.
Menurut Ngastiyah, (2014) Penatalaksanaan medis pada anak
dengan Sindroma nefrotik Meliputi :
1. Diit tinggi protein sebanyak 2-3 gr/Kg BB dengan garam minimal bila
edema masih berat. Bila edema sudah berkurang, maka dapat diberikan
sedikit garam ( Buku Kuliah IKA Jilid II).
2. Mencegah infeksi juga perlu dilakukan, karena anak kemungkinan akan
menderita tuberkulosis. Bila terjadi infeksi beri terapi antibiotik.
3. Kondisi alkalosis akibat hipokalemia dapat dibantu dengan pemberian
terapi KCl.
4. Kondisi hipertensi pada klien dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan
antihipertensif seperti resephin atau pemblok beta dengan efek samping
penurunan laju filtrasi glomerulus dan harus digunakan dengan sangat hati-
hati.
5. Berikan diuretik untuk mengatasi edema
6. Berikan terapi kortikosteroid. International Kooperative Study Of Kidney
Disease in Children (ISKDC) mengajukan cara pengobatan sebagai
berikut:
1. Selama 28 hari prednison diberikan peroral dengan dosis 60 mg/hari/luas
permukaan badan dengan maksimum 80 mg/hari/luas permukaan badan.
2. Kemudian dilanjutkan dengan prednison per oral 28 hari dengan dosis 40
mg/hari/lpb, setiap 3 hari dalam seminggu diberikan dosis 60 mg/hari/lpb.
2. Konsep Asuhan Keperawatan pada Kasus Sindroma Nefrotik 1.
Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan kasus Sindroma Nefrotik meliputi:
1. Identitas, seperti :nama, tempat tanggal lahir/umur, berat badan
lahir, panjang badan lahir, serta apakah bayi lahir cukup bulan atau
tidak, jenis kelamin, anak ke, jumlah saudara dan identitas orang
tua.
2. Keluhan Utama
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya orang tua anak mengeluhkan sembab pada beberapa
bagian tubuh anak seperti pada wajah, mata, tungkai serta
bagian genitalia. Orang tua anak biasanya juga mengeluhkan
anaknya mudah demam dan daya tahan tubuh anaknya terbilang
rendah.
4. Riwayat Pertumbuhan
Biasanya anak cenderung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena
keletihan akibat lambung yang mengalami tekanan oleh cairan intrastisial dan
memberikan persepsi kenyang pada anak.
3. Pemeriksaan Fisik
1. TTV
1. Tekanan Darah: Pada masa anak-anak tekanan
darahsistole normal 80 sampai 100 mmHg dan nilai
diastole normal 60 mmHg. Anak dengan hipovolemik
akan mengalami hipotensi, maka akan ditemukan
tekanan darah kurang dari nilai normal atau dapat
ditemukan anak dengan hipertensi apabila kolesterol
anak meningkat.
2. Nadi: berdasarkan usia, frekuensi nadi anak usia 2-6
tahun105x/ menit, frekuensi nadi anak usia 6-10 tahun
95x/menit, frekuensi nadi anak usia 10-14 tahun
85x/menit dan frekuensi nadi anak usia 14-18 tahun
82x/menit.
3. Pernapasan: frekuensi napas anak usia 2-6 tahun
2130x/menit, anak 6 sampai 10 tahun 20-26x/menit
dan anak usia 10-14 tahun 18-22x/menit.
2. Postur
BB Ideal: bagi anak usia 2-12 tahun dengan cara 2n (umur
dalam tahun) + 8. Perlu ditanyakan kepada orangtua, BB anak
sebelum sakit untuk menentukan adanya peningkatan BB pada
anak dengan sindroma nefrotik. Edema pada anak juga dapat
ditandai dengan peningkatan Berat Badan >30%.
3. Kepala-leher
Pada umumnya tidak ada kelainan pada kepala, normalnya
Jugularis Vein Distention (JVD) terletak 2 cm diatas angulus
sternalis pada posisi 450, pada anak dengan hipovolemik akan
ditemukan JVD datar pada posisi supinasi, namun pada anak
dengan hipervolemik akan ditemukan JVD melebar sampai ke
angulus mandibularis pada posisi anak 450.
4. Mata
Biasanya pada pasien dengan Sindroma Nefrotik mengalami
edema pada periorbital yang akan muncul pada pagi hari
setelah bangun tidur atau konjunctiva terlihat kering pada anak
dengan hipovolemik.
5. Hidung
Pada pemeriksaan hidung secara umum tidak tampak kelainan,
namun anak dengan Sindroma Nefrotik biasanya akan
memiliki pola napas yang tidak teratur sehingga akan
ditemukan pernapasan cuping hidung.
6. Mulut
Terkadang dapat ditemukan sianosis pada bibir anak akibat
penurunan saturasi oksigen. Selain itu dapat ditemukan pula
bibir kering serta pecah-pecah pada anak dengan hipovolemik .
7. Kardiovaskuler
1. Inspeksi, biasanya tampak retraksi dinding dada akibat
polanapas yang tidak teratur
2. Palpasi, biasanya terjadi peningkatan atau penurunan
denyutjantung
3. Perkusi, biasanya tidak ditemukan masalah
4. Auskultasi, biasanya auskultasi akan terdengar ronki
sertapenurunan bunyi napas pada lobus bagian bawah
Bila dilakukan EKG, maka akan ditemukan aritmia,
pendataran gelombang T, penurunan segmen ST, pelebaran
QRS, serta peningkatan interval PR.
8. Paru-Paru
1. Inspeksi, biasanya tidak ditemukan kelainan
2. Palpasi, biasanya dapat ditemukan pergerakan fremitus tidak simetris bila
anak mengalami dispnea
3. Perkusi, biasanya ditemukan sonor
4. Auskultasi, biasanya tidak ditemukan bunyi napas tambahan. Namun,
frekuensi napas lebih dari normal akibat tekanan abdomen kerongga dada.
9. Abdomen
1. Inspeksi, biasanya kulit abdomen terlihat tegang dan mengkilat bila anak
asites
2. Palpasi, biasanya teraba adanya distensi abdomen dan bila diukur lingkar
perut anak akan terjadi abnormalitas ukuran
3. Perkusi, biasanya tidak ada kelainan
4. Auskultasi, pada anak dengan asites akan dijumpai shifting dullness
10. Kulit
Biasanya, pada anak Sindroma Nefrotik yang mengalami diare
akan tampak pucat serta keringat berlebihan, ditemukan kulit
anak tegang akibat edema dan berdampak pada risiko
kerusakan integritas kulit.
11. Ekstremitas
Biasanya anak akan mengalami edema sampai ketungkai bila
edema anasarka atau hanya edema lokal pada ektremitas saja.
Selain itu dapat ditemukan CRT > 2 detik akibat dehidrasi.
12. Genitalia
Biasanya pada anak laki-laki akan mengalami edema pada
skrotum dan pada anak perempuan akan mengalami edema
pada labia mayora.
4. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Urine
1. Urinalisis
1. Proteinuria, dapat ditemukan sejumlah protein
dalamurine lebih dari 2 gr/m2/hari.
2. Ditemukan bentuk hialin dan granular.
3. Terkadang pasien mengalami hematuri.
2. Uji Dipstick urine, hasil positif bila ditemukan protein dan
darah.
3. Berat jenis urine akan meningkat palsu karena
adanyaproteinuria ( normalnya 50-1.400 mOsm).
4. Osmolaritas urine akan meningkat.
2. Uji Darah
Aplikasi panas /
1.Jelaskan
penggunaan aplikasi
panas atau dingin,
alasan dan pengaruh
terhadap nyeri
2.Pertimbangkan
kondisi kulit dananalgetik
Pemberian
kontraindikasi
1. Cek perintah
3.Bungkus perangkat
pengobatan meliputi
panas/dingin dengan
medianama, dosis
seperti kaindan
frekuensi durasi
4.Tentukan
2. Cek
pengaplikasian adanya
badan/tinggi kecenderungan naik
berdasarkan responobat
riwayatalergi
badan dan turunnya berat
verbal, perilaku, dan
3. Monitor
4. hidrasi badan anak tanda vital
4 Risiko infeksi 1. Kontrol risiko1.: biologis individu
4.Identifikasi makanan
Kontrol Infeksi
Batasan Karakteristik : proses infeksi 1. Batasi berat
perubahan
1. Kerusakan integritas Kriteria Hasil : jumlah
badan terakhir
kulit 1. Mengidentifi pengunjung
2. Statis cairan tubuh kasi faktor 3.Pengecekan
2. Anjurkankulit pasien
3. Penurunan risiko infeksi hemoglobin 1.Amati
2. warna,
mengenai teknik cuci
kehangatan,
tangan yang benar
Mengidntifik
bengkak, pulsasi,
4. Vaksinasi tidak asi tanda dantekstur, 3. Anjurkanpengunjung
edema dan
adekuat gejala infeksi untuk
ulserasi mencuci
pada
3. Menggunaka ekstremitas tangan saat
n 2.Monitor memasuki
warna dandan
alat meninggalkan
suhu kulit
pelindung 3.Monitor warna kulit
ruangan pasien
diri untuk memeriksa
adanya ruamnutrisi
Monitor atau
4. Mencuci
lecet
1. Timbang berat
tangan 2. 4.Monitor kulit untuk
2. Status nutrisi badanpasien
adanya kekeringan
Kriteria hasil : 2. kelembaban
atau Lakukan
1. Asupan gizi 5.Monitor pengukuranantropom
infeksi,
3. Ratio berat 3.Monitor etri pada komposisi
2. Asupan terutama
output dari daerah
pencernaan
edema
7.Timbang tubuh pasien
5 Diare 1. Eliminasi 1. Manajemen Batasan
secara berkalaKarakteristik
: Usus Diare 8.Beritahu dokter jika
1.Bising usus hiperaktif Kriteria Hasil: terjadi peningkatan riwayat
1. Tentukan
frekuensi atau suara
2.Nyeri abdomen 1. Pola diare
perut
sedikitnya tiga eliminasi 2. Intruksikan pasien kali defekasi 2. Warna
feses atau anggota perhari 3. Suara bising
2.
keluarga untuk
Manajemen
3.Kram usus mencatat warna, Faktor yangcairan volume, frekuensi
berhubungan : dan konsistensi tinja 1. Timbang berat
1. Proses infeksi dan 3. Anjurkan pasienbadan setiap
parasit menghindari
hari dan
2. malabsorbsi makanan pedas dan
monitor status
yang menimbulkan
pasien
2. gas dalam
Jaga perut
intake
dengan akurat
dan hitung
output pasien
3. Monitor status
hidrasi
4. Monitor tanda-
tanda vital
pasien
3. Pengecekan
Kulit
1.Amati warna kulit
2.Monitor suhu kulit
3.Monitor kulit dan
selaput lendir
4.Monitor adanya
kelembaban atau
kekeringan yang
berlebihan
5.Dokumentasi membran
mukosa
4. Energi untuk
4. Monitor tanda
dangejala diare
5. Monitor kulit
perinium terhadap
adaya iritasi dan
ulserasi
6. Ukur diare atau
Ketidakseimbangan 1. Status 1. Terapi nutrisi nutrisi kurang dari nutrisi 1.
Lengkapi kebutuhan tubuh Kriteia Hasil : pengkajian Batasan Karakteristik
nutrisi sesuai
: 1. Asupan gizi
1. Nyeri abdomen 2. Asupan kebutuhan
2. Diare makanan 2. Monitor
3. Bising usus 3. Asupan intruksi
diet hiperaktif cairan yang sesuai
4. Membran Rasio beratmemenuhi badan/
mukosa5. tinggikebutuhan
pucat badannutrisi pasien
5. Tonus Hidrasiperhari sesuai kebutuhan
otot 3. Berikan nutrisi
menurun6. yang dibutuhkan
Faktor sesuai dengan
yang batasan anjuran
Berhubungan : diet
1. Faktor psikologis
2. Monitor 3. Penahapan diet
nutrisi 1. Berikan nutrisi
1. Timbang berat
badanpasien
2. Lakukan
pengukuranantro
pometrik pada
komposisi tubuh
3. Monitorkecender
ungan naik dan
turunnya berat
badan anak
4. Identifikasi
perubahanberat
badan
terakhir
5. Monitor adanya
mualdan muntah
6. Identifikasiabnor
malitas
eliminasi bowel
7. Monitor diet
danasupan kalori
8. Identifikasi
perubahannafsu
makan dan
aktivitas
akhir-
akhir ini
9. Tentukan pola
makan(misalnya
makanan yang
disukai dan tidak
disukai,
konsumsi
makanan cepat
saji, makan
tergesa-gesa)
kebutuhan
2. Monitor toleransi
peningkatan diet
3. Tawarkan
kemungkinan
makan 6 kali dalam
porsi kecil
lingkungan
4. Ciptakan yang
memungkinkan
makanan disajikan
sebaik mungkin
7 Kerusakan integritas kulit 1. Integritas 1. Manajemen
Batasan Karakteristik : jaringan: tekanan
1. Kerusakan Kulit & 1. Berikan pakaian
lapisan kulit Membran yang tidak ketat
2. Gangguanmukosa pada pasien
permukaan kulit Kriteria Hasil : 2. Monitor area
Faktor yang 1. Suhu kulit kulit yang Berhubungan : 2. Sensasi mengalami
1. Perubahan turgor 3. Elastisitas kemerahan dan
2. Kondisi gangguan 4. Keringat pecah-pecah metabolik
5. Tekstur 3. Monitor
6. Ketebalan mobilitas dan
7. Perfusi aktivitas pasien jaringan
4. Monitor sumber
8. Lesi pada tekanan
dan kulit gesekan
9. Pengelupasan 2. Pengecekan
kulitKulit
1. Amati warna,
kehangatan,
bengkak, pulsasi,
tekstur, edema dan
ulserasi pada
ekstremitas
2. Monitor warna dan
suhu kulit
3. Monitor warna
kulit untuk
memeriksa adanya
ruam atau lecet
4. Monitor kulit untuk
terutama dari
adanya kekeringan
atau kelembaban
5. Monitor infeksi,
daerah edema
3. Manajemen
cairan
1.Timbang berat badan
setiap hari dan
monitor status
pasien
2.Jaga intake dengan
akurat dan hitung
output pasien
3.Monitor status hidrasi
4.Monitor kelebihan
cairan atau retensi
(misalnya edema,
distensi vena
jugularis dan
edema)
5.Kaji luas dan lokasi
edema
6.Monitor status gizi
7.Berikan cairan dengan
tepat
8.Berikan diuretik yang
diresepkan
Sumber: NIC-NOC 2016
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Jenis penelitian adalah kualitatif dengan desain penelitian studi kasus yang
dijabarkan secara deskriptif yaitu mendeskripsikan (memaparkan)
peristiwaperistiwa penting yang terjadi pada masa kini dan rancangan
penelitian studi kasus yaitu rancangan penelitian yang mencakup pengkajian
satu unit penelitian secara intensif misalnya satu pasien, keluarga, kelompok,
komunitas, atau institusi (Nursalam, 2015). Penelitian ini diarahkan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan bagaimana penerapan asuhan
keperawatan pada anak dengan Sindroma Nefrotik di ruang Akut IRNA
Kebidanan dan Anak RSUP. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April - Juni 2017 diruangan rawat inap anak
IRNA Kebidanan dan anak RSUP Dr.M.Djamil Padang. Waktu pengumpulan
data ±7 hari pada 24-30 Mei 2017.
6. Analisis Data
Rencana analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis
semua temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan
konsep dan teori keperawatan pada anak dengan sindroma nefrotik. Data
yang ditemukan saat pengkajian dikelompokan dan dianalisis berdasarkan
data subjektif dan objektif, sehingga dapat dirumuskan diagnosa keperawatan,
kemudian menyusun rencana keperawatan serta melakukan implementasi dan
evaluasi keperawatan pada anak dengan Sindroma Nefrotik. Analisis
selanjutnya membandingkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada
responden 1 dan responden 2.
BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS
1. Deskripsi Kasus
Pada bagian mata, pasien edema Pada ekstremitas atas hasil pada
palpebra. Abdomen terlihat pengukuran lingkar lengan atas mengkilat
dan tegang, saat dipalpasi 19 cm, terdapat edema pada teraba distensi,
lingkar perut 61 cm. punggung tangan dan jari-jari Pada ekstremitas
atas ditemukan dan ditemukan pula edema edema pada jari, punggung
tangan pada ekstremitas bawah bagian hingga batas lengan,
ekstremitas punggung kaki. Turgor kulit bawah ditemukan edema pada
kembali dengan cepat. Tidak punggung kaki hingga bagian paha.
ditemukan adanya edema labia. Turgor kulit kembali dengan cepat.
Pada genitalia ditemukan edema pada skrotum.
Pada diagnosa 2)
ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor
biologis diperoleh data
subjektif: Tn.R mengatakan
adiknya terlihat pucat dan tidak
menghabiskan makanan, pasien
mengeluh rasa makanan
hambar. Data objektif: mukosa
mulut kering, bibir pecahpecah,
LILA 19 cm, berat badan saat
ini 29 kg, berat badan
sebelumnya 36 kg, HDL 21
mg/dL (dislipidemia), diit MB
DN 2048 kkal dengan protein
30 gr dan lemak 36,4 gr, habis
¼ porsi.
Diagnosa 3) risiko infeksi
dengan faktor risiko
ketidakadekuatan pertahanan
sekunder, data subjektif: Tn.R
mengatakan adiknya sering
mengalami demam dan sudah
±1,5 tahun didiagnosa SLE + total protein 6,3 gr/dL, albumin
Sindroma Nefrotik. Data objektif: 2,4 gr/dL.
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 4) kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan
tekanan osmotik koloid, data subjektif: Tn.R mengatakan adiknya
mengalami sembab pada punggung tangan dan punggung kaki hingga
lutut. Data objektif: edema pada punggung tangan dan punggung kaki
hingga lutut, BB saat ini 29, sebelum sakit 36 kg, minum ±1000 cc dan
BAK ±800cc, nilai natrium 130 Mmol/L.
Berdasarkan masing-masing dibuat intervensi keperawatan
diagnosa yang telah peneliti sebagai berikut: 1)
rumuskan maka dibuat intervensi hipertermi berhubungan
keperawatan sebagai berikut: 1) dengan penyakit, tujuannya
kelebihan volume cairan keseimbangan antara
berhubungan dengan produksi dan kehilangan
penurunan tekanan osmotik panas, tandatanda vital dalam
koloid, tujuannya tekanan darah batas normal. Rencana
dalam batas normal, intervensi tersebut adalah a)
keseimbangan intake dan output perawatan demam, aktivitas
dalam 24 jam, berat badan stabil, keperawatannya seperti
edema berkurang, tidak ditemuka monitor suhu, monitor
asites, nilai elektrolit dalam batas intake/output, berikan terapi
normal. Rencana intervensinya antipiretik, b) pengaturan
adalah a) manajemen cairan, suhu, aktivitas
aktivitas keperawatannya seperti keperawatannya seperti
timbang berat badan setiap hari monitor warna dan suhu kulit,
dan monitor status pasien, jaga monitor tanda-tanda
dan catat intake/output, monitor hipertermi, tingkatkan intake
status hidrasi, monitor tanda- nutrisi. c) monitor tanda-
tanda vital pasien, monitor tanda vital, aktivitas
kelebihan cairan atau retensi keperawatannya seperti
(misalnya edema, distensi vena monitor kualitas nadi,
jugularis dan edema), b) monitor monitor adanya pola napas
cairan, aktivitas keperawatannya abnormal.
seperti tentukan riwayat, jumlah c) monitor tanda-tanda vital,
dan tipe intake/output, monitor aktivitas keperawatannya
serum dan elektrolit urine, seperti monitor tekanan
monitor TD, HR dan RR, catat darah, nadi, suhu dan status
intake/output akurat, Berdasarkan pernapasan dengan tepat,
masing-masing diagnosa yang monitor irama dan laju
telah peneliti rumuskan maka pernapasan, monitor warna
kulit, suhu dan kelembaban, Untuk diagnosa keperawatan
monitor sianosis sentral dan 3) Pada diagnosa keperawatan
perifer. 2) ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
Pada diagnosa keperawatan 2) kebutuhan tubuh, tujuannya
risiko infeksi, tujuannya asupan gizi, makanan dan
mengidentifikasi faktor risiko cairan adekuat, rasio berat
infeksi, mengidentifikasi tanda badan/ tinggi badan mencapai
dan gejala infeksi, asupan gizi ideal. Intervensi yang
klien adekuat, ratio berat direncanakan adalah a) Terapi
badan/tinggi badan ideal, status nutrisi, aktivitas
hidrasi adekuat. Intervensi yang keperawatannya seperti
direncanakan adalah a) kontrol lengkapi pengkajian nutrisi
infeksi, aktivitas keperawatannya sesuai kebutuhan, monitor
seperti batasi jumlah pengunjung, intruksi diet yang sesuai untuk
anjurkan pasien mengenai teknik memenuhi kebutuhan nutrisi
cuci tangan yang benar, anjurkan pasien perhari sesuai
pengunjung untuk mencuci kebutuhan, berikan nutrisi
tangan saat memasuki dan yang dibutuhkan sesuai
meninggalkan ruangan pasien, b) dengan batasan anjuran diet,
monitor nutrisi, aktivitas b) monitor nutrisi, aktivitas
keperawatannya seperti timbang keperawatannya seperti
berat badan pasien, lakukan timbang berat badan pasien,
pengukuran antropometri pada lakukan pengukuran
komposisi tubuh, monitor antropometrik pada komposisi
kecenderungan naik dan turunnya tubuh, monitor kecenderungan
berat badan anak, identifikasi naik dan turunnya berat badan
perubahan berat badan terakhir, c) anak, identifikasi perubahan
pengecekan kulit, aktivitas berat badan terakhir, monitor
keperawatannya seperti amati adanya mual dan muntah,
warna, kehangatan, bengkak, identifikasi abnormalitas
pulsasi, tekstur, edema dan eliminasi bowel, monitor diet
ulserasi pada ekstremitas, monitor dan asupan kalori, c)
warna dan suhu kulit, monitor penahapan diet, aktivitas
warna kulit untuk memeriksa keperawatannya seperti
adanya ruam atau lecet, monitor berikan nutrisi peroral sesuai
kulit untuk adanya kekeringan kebutuhan, monitor toleransi
atau kelembaban, monitor infeksi, peningkatan diet, tawarkan
terutama dari daerah edema. kemungkinan makan 6 kali
dalam porsi kecil, ciptakan lakukan pengukuran
lingkungan yang memungkinkan. antropometri pada komposisi
defisiensi pengetahuan, tujuannya tubuh, monitor
berinteraksi positif dengan anak, kecenderungan naik dan
membantu menyediakan kebutuhan turunnya berat badan anak,
fisik anak, memberikan nutrisi identifikasi perubahan berat
sesuai kebutuhan, menggambarkan badan terakhir, c)
perilaku yang mengurangi resiko pengecekan kulit, aktivitas
tinggi. Intervensinya adalah a) keperawatannya seperti
pengetahuan manajemen penyakit, amati warna, kehangatan,
aktivitas keperawatan seperti bengkak, pulsasi, tekstur,
memberikan pendidikan kesehatan edema dan ulserasi pada
b) perilaku patuh diit yang ekstremitas, monitor warna
disarankan, seperti memberikan dan suhu kulit, monitor
informasi tentang diit yang warna kulit untuk
didapatkan anak. memeriksa adanya ruam
Untuk diagnosa keperawatan 3) atau lecet, monitor kulit
risiko infeksi tujuannya untuk adanya kekeringan
mengidentifikasi faktor risiko atau kelembaban, monitor
infeksi, mengidentifikasi tanda dan infeksi, terutama dari daerah
gejala infeksi, asupan gizi klien edema.
adekuat, ratio berat badan/tinggi Pada diagnosa keperawatan
badan ideal. Intervensi yang 4) kelebihan volume
direncanakan adalah a) kontrol cairan berhubungan
infeksi, aktivitas keperawatannya dengan penurunan
seperti batasi jumlah pengunjung, tekanan osmotik koloid,
anjurkan pasien mengenai teknik tujuannya tekanan darah
cuci tangan yang benar, anjurkan dalam batas normal,
pengunjung untuk mencuci tangan keseimbangan intake dan
saat memasuki dan meninggalkan output dalam 24 jam, berat
ruangan pasien, b) monitor nutrisi, badan stabil, edema
aktivitas keperawatannya seperti berkurang, tidak ditemuka
timbang berat badan pasien, asites, nilai
4. Implementasi Keperawatan
elektrolit dalam batas normal. Rencana intervensi tersebut
diantaranya a) manajemen cairan, aktivitas keperawatannya
seperti timbang berat badan setiap hari dan monitor status
pasien, jaga dan catat intake/output, monitor status hidrasi,
monitor tandatanda vital pasien, monitor kelebihan cairan
atau retensi (misalnya edema, distensi vena jugularis dan
edema), b) monitor cairan, aktivitas keperawatannya seperti
tentukan riwayat, jumlah dan tipe intake/output, monitor serum dan
elektrolit urine, monitor TD, HR dan RR, catat intake/output akurat, c)
monitor tanda-tanda vital, aktivitas keperawatannya seperti monitor
tekanan darah, nadi, suhu dan status pernapasan dengan tepat, monitor
irama dan laju pernapasan, monitor warna kulit, suhu dan kelembaban,
monitor sianosis sentral dan perifer.
Implementasi keperawatan yang Selanjutnya, implementasi
dilakukan peneliti selama keperawatan untuk diagnosa
pengelolaan kasus 5 hari untuk keperawatan 2) risiko infeksi
diagnosa keperawatan 1) kelebihan dengan faktor risiko
volume cairan berhubungan ketidakadekuatan pertahanan
dengan penurunan tekanan sekunder yaitu a) memberikan
osmotik koloid, dilakukan tindakan Cefixime 2x25 mg, b)
keperawatan meliputi a) mengajarkan pasien dan
menimbang berat badan dengan keluarga cara mencuci tangan
hasil 12 kg b) memonitor dengan benar, c) melakukan
tandatanda vital yaitu TD 150/100 pengecekan kulit terkait adanya
mmHg, nadi 112x/i, pernapasan tanda gejala infeksi seperti
24x/i dan suhu 36,8oC c) memantau bengkak dan kemerahan, d)
retensi cairan yaitu piting edema memberikan diit
Implementasi keperawatan yang MB Nefrotik 1100 kkal, e)
dilakukan peneliti selama melakukan pengukuran suhu
pengelolaan kasus 5 hari untuk hasilnya suhu 36,8oC, f)
diagnosa keperawatan 1) memantau adanya peningkatan
hipertermi berhubungan dengan atau penurunan berat badan,
penyakit yaitu a) monitor suhu, berat badan 12 kg.
hasilnya 38,5oC b) monitor warna Implementasi keperawatan
kulit, tidak ditemukan kemerahan untuk diagnosa keperawatan 3)
dan bengkak c) memberikan defisiensi pengetahuan
paracetamol 300 mg, d) berhubungan dengan kurang
mengajarkan keluarga kompres informasi yaitu a) menggali
hangat. pengetahuan orangtua tentang
positif, d) menilai luas dan lokasi penyakit yang diderita anak
edema hasilnya edema pada saat ini melalui diskusi
(palpebra, ekstremitas, skrotum) terbuka, b) memberikan
dan asites, e) memantau pendidikan kesehatan dengan
intake/output yaitu intake cairan berdiskusi terbuka bersama
±1200cc dan output ±900cc, f) orangtua tentang tanda gejala
memberikan Lasix 2x10mg penyakit, diit dan pengobatan
anak.
Diperoleh hasil orang tua Cefixime 2x150 mg, b)
mengetahui pengertian, tanda dan mengajarkan pasien dan
gejala serta diit pada pasien dengan keluarga cara mencuci tangan
sindroma nefrotik. dengan benar, c) melakukan
Selanjutnya, implementasi pengecekan kulit, tidak
keperawatan untuk diagnosa ditemukan bengkak dan
keperawatan 2) kemerahan, d) melakukan
ketidakseimbangan nutrisi pengukuran suhu, hasilnya
kurang dari kebutuhan tubuh suhu 38,5oC.
berhubungan dengan faktor Pada implementasi
biologis yaitu a) menimbang berat keperawatan untuk diagnosa
badan, berat badan pasien 29 kg, b) keperawatan 4) kelebihan
memantau adanya mual muntah, c) volume cairan berhubungan
memberikan DN 2048 kkal habis ¼ dengan penurunan tekanan
porsi, d) memotivasi pasien untuk osmotik koloid, yaitu a)
makan, e) pantau sebab penurunan menimbang berat badan,
nafsu makan. hasilnya 29 kg b) memonitor
tanda-tanda vital, TD 100/60
mmHg, nadi 82x/i, pernapasan
21x/i dan suhu 38,5oC c)
Implementasi keperawatan untuk
memantau retensi cairan,
diagnosa keperawatan 3) risiko
ditemukan adanya piting
infeksi dengan faktor risiko
edema, d) menilai luas dan
ketidakadekuatan pertahanan
lokasi edema, terdapat edema
sekunder yaitu a) memberikan
(punggung kaki dan punggung
5. Evaluasi Keperawatan
tangan), e) memantau intake/output, intake cairan ±1000cc dan
output cairan ±800 cc.
Setelah dengan
dilakukan penurunan
tindakan tekanan
keperawatan osmotik
maka didapatkan koloid, data
hasil subjektif:
perkembangan Ny.J
kondisi pasien mengatakan
sebagai berikut: sembab
1) kelebihan pada bagian
volume cairan mata anak
berhubungan sudah
berkurang dan pernah
anak sudah tidak demam.
rewel. Data Tidak
objektif: TD ditemukan
130/90 mmHg, data objektif
nadi 113x/i, yang
pernapasan menunjukka
22x/i, suhu n adanya
36,9 C, namun
o
tanda dan
berat badan anak gejala
masih 12 kg. infeksi pada
Masalah teratasi anak.
sebagian dengan Masalah
kriteria hasil tidak terjadi
tekanan darah dengan
dalam batas kriteria tidak
normal dan ditemukan
edema tanda dan
berkurang. gejala
Namun masih infeksi,
ditemukan sehingga
asites, intervensi
ketidakstabilan masih
berat badan dan dilanjutkan
ketidakseimbang untuk
an intake output mencegah
Intervensi terjadinya
dilanjutkan. infeksi.
Untuk diagnosa
keperawatan 2) Evaluasi
risiko infeksi untuk
dengan faktor diagnosa
risiko keperawatan
ketidakadekuata 3) defisiensi
n pertahanan pengetahuan
sekunder, data berhubungan
subjektif: dengan
orangtua kurangnya
mengatakan informasi,
selama dirawat data
anaknya tidak subjektif:
orangtua Untuk diagnosa keperawatan 2)
mengatakan ketidakseimbangan nutrisi
memahami kurang dari kebutuhan tubuh
tentang penyakit berhubungan dengan faktor
yang diderita biologis, data subjektif: Tn.R
Setelah mengatakan adinya
dilakukan menghabiskan ½ dari 1 porsi
tindakan makanannya. Data objektif:
keperawatan berat badan anak 30 kg, LILA
maka didapatkan 19 cm. Masalah teratasi dengan
hasil kriteria hasil makanan dan
perkembangan cairan adekuat. Intervensi
kondisi pasien dihentikan.
sebagai berikut:
1) hipertermi Evaluasi untuk diagnosa
berhubungan keperawatan 3) risiko infeksi
dengan dengan faktor risiko
penyakit, data ketidakadekuatan pertahanan
subjektif: Tn.R
mengatakan
adiknya sudah
tidak demam
lagi. Data
objektif: kulit
tidak teraba
panas, TD
110/60 mmHg,
nadi 84x/i,
pernapasan
21x/i, suhu
37,0 C. Masalah
o
teratasi dengan
kriteria hasil
suhu dalam
batas normal,
tidak ditemukan
kulit kemerahan.
Intervensi dihentikan.
anaknya saat ini dan rentan terserang penyakit. Masalah
kekhawatiran berkurang. belum terjadi dengan kriteria tidak
Data objektif: orangtua ditemukan tanda dan gejala infeksi,
pasien mampu sehingga intervensi masih dilanjutkan
menjelaskan kembali untuk mencegah terjadinya infeksi.
tanda dan gejala sehingga Evaluasi pada diagnosa keperawatan 4)
anak perlu dibawa ke kelebihan volume cairan berhubungan
pelayanan kesehatan. dengan penurunan tekanan osmotik
Masalah teratasi dengan koloid, data subjektif:
kriteria hasil orangtua Tn.R mengatakan masih sembab pada
memberikan nutrisi sesuai kaki dan tangan adiknya. Data objektif:
kebutuhan anak dan piting edema masih ditemukan pada
memahami diit anak. punggung tangan dan kaki pasien, berat
Intervensi dihentikan. badan pasien 30 kg, TD 110/60 mmHg,
sekunder, data subjektif: Tn.R mengatakan nadi 84x/i, pernapasan 21x/i, suhu
adiknya sudah tidak demam lagi. Data 37,0oC. Masalah belum teratasi karena
objektif: tidak ditemukan tanda dan gejala masih ditemukan edema, berat badan
infeksi pada anak. Namun, karena daya tahan belum stabil dan cairan belum
tubuh anak yang lemah menyebabkan anak seimbang.Intervensi dilanjutkan.
3. ..
4. Pembahasan Kasus
Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membahas antara teori dan
laporan kasus asuhan keperawatan pada An.A dan An.R dengan
Sindroma Nefrotik yang telah dilakukan sejak tanggal 24 – 30 Mei 2017
di ruang akut IRNA Kebidanan dan anak RSUP Dr.M.Damil Padang.
Kegiatan yang dilakukan meliputi observasi hasil pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan yang dilakukan oleh perawat ruangan.
1. Pengkajian keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 13.30
WIB didapatkan Participant I, ibu mengatakan anak mengalami
sembab pada hampir seluruh bagian tubuh (mata, pipi, perut, kaki,
tangan, kelamin), begitu pula pada Participant II, keluarga
mengatakan anak mengalami sembab pada tangan dan kaki. Hasil
pemeriksaan fisik pada pemeriksaan tekanan darah, didapatkan pada
Participant I 150/100 mmHg dan pada Participant II 100/60 mmHg.
Menurut Betz & Sowden, (2009) Walaupun gejala pada anak akan
bervariasi seiring dengan perbedaan proses penyakit, gejala yang
paling sering berkaitan dengan sindroma nefrotik yaitu Retensi cairan
dengan edema berat (edema fasial, abdomen, area genitalia dan
ekstremitas). Biasanya pada anak laki-laki akan mengalami edema
pada skrotum dan pada anak perempuan akan mengalami edema pada
labia mayora. Selain itu dapat ditemukan adanya peningkatan tekanan
darah akibat retensi cairan dan natrium.
Menurut Pramana, dkk, (2013) Sindrom Nefrotik adalah kumpulan
gejala yang terdiri dari proteinuria massif (≥ 40 mg/m 2 LPB/jam atau
rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 atau dipstick ≥ 2+),
hipoalbuminemia (≤ 2,5 gr/dL), edema, serta dapat disertai
hiperkolesterolemia (250 mg/uL) serta peningkatan tekanan darah.
Sedangkan hasil urinalisis akan ditemukan proteinuria lebih dari 2
gr/m2/hari, uji dipstick urine, hasil positif bila ditemukan protein dan
darah, berat jenis urine akan meningkat palsu karena adanya
proteinuria ( normalnya 50-1.400 mosm), osmolaritas urine akan
meningkat ( Suriadi & Yuliani, 2010 ).
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan pada kasus, diagnosa
yang muncul pada Participant I adalah kelebihan volume cairan
berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi, risiko infeksi
dengan faktor risiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder dan
defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Sedangkan pada Participant II diagnosa yang muncul adalah
hipertermi berhubungan dengan penyakit, ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis,
risiko infeksi dengan faktor risiko ketidakadekuatan pertahanan
sekunder dan kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan
mekanisme regulasi.
Menurut Diagnosis Keperawatan NANDA 2012-2014, diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul pada anak dengan sindroma
nefrotik adalah Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
gangguan mekanisme regulasi, Ketidakefektifan pola napas
berhubungan dengan keletihan otot pernapasan, Risiko infeksi
berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekuder
imunosupresan, Diare berhubungan dengan edema mukosa usus,
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis, Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan penurunan imunologik.
Kelebihan volume cairan pada anak dengan sindroma nefrotik terjadi
akibat menurunnya albumin, tekanan osmotik plasma menurun
sehingga cairan intravaskuler berpindah kedalam interstisial.
Menurunnya volume cairan intravaskuler menyebabkan alirah darah
ke renal berkurang, sehingga ginjal merangsang produksi renin
angiotensin, meningkatkan sekresi ADH dan aldosteron maka
terjadilah retensi natrium dan air yang menyebabkan edema (Suriadi&
Yuliani, 2010). Kelebihan volume cairan menyebabkan cairan
intravaskuler berpindah keruang interstisial, sehingga akan terlihat
gejala edema (palpebra, ekstermitas), abdomen mengkilat, ukuran
abnormalitas pada lingkar perut edema skrotum pada anak laki-laki
dan edema labia mayora untuk anak perempuan, selain itu dapat pula
ditemukan peningkatan berat badan >20%.
4. Implementasi Keperawatan
Peneliti melakukan semua imlementasi berdasarkan tindakan yang
telah direncanakan pada intervensi, pada kedua partisipan tidak dapat
dilakukan tindakan pemantauan nilai elektrolit serum karena
pemeriksaan laboratorium hanya dilakukan pada awal saat pasien
masuk. Pada masalah kelebihan volume cairan yang dialami kedua
participant telah dilakukan tindakan keperawatan meliputi a)
menimbang berat badan anak setiap hari, b) memonitor tanda-tanda
vital meliputi TD, nadi, pernapasan dan suhu, c) memantau retensi
cairan dengan menilai adannya piting edema, d) menilai luas dan
lokasi edema, e) memantau intake/output perhari, f) memberikan
terapi diuretik sesuai medikasi.
Defisit pengetahuan banyak terjadi pada orang tua anak yang sedang
sakit. Biasanya, kekhawatiran orangtua terhadap keadaan anaknya
merupakan salah satu bentuk ketidaktahuan orang tua terhadap proses
penyakit. Menurut analisa peneliti, kurangnya informasi kepada
orangtua anak sangat berpengaruh teradap pola koping keluarga
dalam menghadapi anak yang sedang sakit, sehingga pendidikan
kesehatan kepada keluarga pasien sangat perlu diberikan. Informasi
yang telah diberikan kepada keluarga pasien meliputi tanda-gejala
anak dengan sindroma nefrotik sehingga anak perlu segera dibawa ke
pelayanan kesehatan terdekat, serta memberikan pengetahuan tentang
diit rendah garam dan tinggi protein kepada anak.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan dari tanggal 24–30 Mei 2017 dengan metode
penilaian Subjektiv, Objektiv, Assasment, Planning (SOAP) untuk
mengetahui keefektifan dari tindakan yang telah dilakukan. Setelah
dilakukan tindakan keperawatan pada partisipan I selama 5 hari untuk
masalah keperawatan kelebihan volume cairan berhubungan dengan
gangguan mekanisme regulasi ditemukan data subjektif ibu
mengatakan sembab pada bagian mata anak sudah berkurang dan anak
sudah tidak rewel, Sedangkan data objektif diperoleh TD 130/90
mmHg, nadi 113x/i, pernapasan 22x/i, suhu 36,9oC, namun berat
badan anak masih 12 kg. Masih terdapat edema pada ekstremitas dan
skrotum serta asites. balance cairan +150 cc. Kriteria yang harus
dicapai adalah
Tekanan Darah dalam batas normal, Keseimbangan intake dan output
dalam 24 jam, Berat badan stabil, edem berkurang, tidak ditemukan asites,
nilai elektrolit dalam batas normal.
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada Partisipan I dan Partisipan
II dengan sindroma nefrotik diruang Akut IRNA Kebidanan dan Anak RSUP
DR. M. Djamil Padang, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa orangtua Partisipan I mengeluh
anak sembab, rewel dan berat badan meningkat. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan piting edema positif pada palpebra, ekstremitas, skrotum dan
asites, tekanan darah 150/100 mmHg, berat badan anak 12 kg, lingkar
perut 61 cm. Hasil pemeriksaan penunjang pada Participant I, total
albumin 1,1 gr/dL (3,8-5,0 gr/dL). Sedangkan pada Partisipan II, Tn.R
mengeluh adiknya sembab, pucat dan penurunan nafsu makan. Dari
pemeriksaan fisik ditemukan piting edema positif pada punggung tangan
dan punggung kaki, berat badan 29 kg, LILA 19 cm. Hasil pemeriksaan
penunjang pada Participant II albumin 2,4 gr/dL (3,8-5,0 gr/dL).
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada sindroma nefrotik sebanyak
tujuh diagnosa. Berdasarkan kasus, diagnosa yang muncul pada Partisipan
I adalah kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan
mekanisme regulasi, risiko infeksi dengan faktor risiko ketidakadekuatan
pertahanan sekunder, defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi. Sedangkan pada partisipan II diagnosa yang muncul
yaitu hipertermi berhubungan dengan penyakit, ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis,
risiko infeksi dengan faktor risiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder
dan kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi.
3. Intervensi keperawatan yang direncakan tergantung pada masalah
keperawatan yang ditemukan. Berikut beberapa intervensi keperawatan
berdasarkan diagnosa kelebihan volume cairan pada Partisipan I a)
manajemen cairan, aktivitas keperawatan seperti menimbang berat badan
anak setiap hari, jaga dan catat intake/output, b) monitor cairan, aktivitas
keperawatan seperti monitor serum dan elektrolit urine, c) monitor
tandatanda vital, aktivitas keperawatan seperti monitor tekanan darah,
nadi, suhu, pernapasan, irama napas. Sedangkan beberapa intervensi pada
diagnosa kelebihan volume cairan pada kasus Partisipan II sama dengan
intervensi pada kasus Partisipan I.
4. Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai rencana tindakan yang
telah disusun. Implementasi keperawatan pada Partisipan I dilakukan
selama lima hari sedangkan implementasi keperawatan pada Partisipan II
dilakukan selama tujuh hari.
5. Hasil evaluasi :
1. Evaluasi tindakan keperawatan selama lima hari pada Partisipan I dengan
diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan didapatkan data subjektif:
orangtua mengatakan sembab pada anak sudah berkurang, dan data
objektif: TD 130/90 mmHg, nadi 113x/i, pernapasan 22x/i dan suhu
36,9oC, berat badan anak 12 kg, balance cairan +150 cc, piting edema
positif pada punggung tangan, punggung kaki, skrotum dan asites pada
abdomen, masalah belum teratasi, namun karena pasien pulang paksa
pada hari rawatan ke-8 telah diberikan pendidikan kepada keluarga untuk
mengatur makanan pasien rendah garam dan mengatur kebutuhan protein
pasien 20 gr/hari, jika hal ini tidak diperhatikan maka anak akan
mengalami edema, oliguri, dan peningkatan tekanan darah.
2. Evaluasi yang dilakukan selama tujuh hari pada Partisipan II dengan
diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan didapatkan data subjektif:
Tn.R mengatakan masih sembab pada kaki adiknya, dan data objektif:
anak tidak berkeringat, tidak ada kemerahan pada kulit anak, suhu 37,1oC,
tidak teraba panas pada kulit, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
masalah teratasi sebagian, sehingga pada hari rawatan ke-13 intervensi
pemberian terapi kortikosteroid tetap dilanjutkan hingga hari rawatan
pasien ke-28 hari. Selain itu perlu dipantau keseimbangan cairan pasien
dan monitor adanya perubahan tekanan darah. Sehingga, keseimbangan
cairan dapat terjaga, tidak ditemukan keparahan kondisi edema dan
tekanan darah tetap stabil.
2. Saran
1. Bagi Direktur RSUP Dr. M. Djamil Padang
Melalui pimpinan diharapkan dapat memberikan motivasi kepada
semua staf agar memberikan pelayanan kepada pasien secara optimal
dan meningkatkan mutu dalam pelayanan di rumah sakit.
3) Kebiasaan sehari-hari
1.Nutrisi dan makanan dari rumah sakit berupa nasi, lauk, sayur, buah (MB cairan
Nefroik 1100 kkal, protein 20 gr/day, garam 1 gr/day) dan habis 1 porsi. Sedangkan
cairan yang dikonsumsi anak selama 1 hari ±1200 cc. Anak mengatakan porsi makan
yang diberikan kurang.
2.Isirahat dan Siang Malam
idur Pola idur : teratur Pola idur : teratur
Jumlah jam idur :3 jam/hari Jumlah jam idur :8 jam/hari
Masalah :idak ada Masalah :idak ada
3.Eliminasi BAK : Frek 5x/hari, Jumlah ±900 cc, Warna kuning kecokelatan
Masalah :pernah mengalami hematurie
BAB : Frek 1x/hari
Konsistensi lembek
Masalah :idak ada
4.Personal Frek. Mandi : 1 x/hr Cuci rambut : 7 x/mg Sikat gigi :2x/hr higiene
Masalah :idak ada
5.Akivitas Dengan teman sebaya bermain
6.Rekreasi Pola rekreasi keluarga : idak teratur
VI. DATA PENUNJANG
Laboratorium Hasil pemeriksaan laboratorium pada 22 Mei 2017 diperoleh total protein
3,2 gr/dL (6,6-8,7 gr/dL), albumin 1,1 gr/dL(3,8-5,0 gr/dL), nilai natrium
128 Mmol/L (136-145 Mmol/L) dan kalsium 7,6 mg/dL (8,1-10,4 mg/dL).
Sedangkan hasil urinalisa pada 22 Mei 2017 diperoleh protein +2 dalam
urine.
Terapi medis Pada 24 Mei 2017, An.A mendapatkan terapi medis antara lain Prednison
1-1-2 tab, Captopril 3x12,5 mg, Nifedipin 3x2 mg, Lasix 2x10 mg,
Simfastain 1x10 mg, Ceixime 2x25 mg
Perawat Yang Melakukan
Pengkajian
(_________________________)
BETRI WAHYUNI
Analisa Data
No Data Eiologi Masalah
1 DS: Kelebihan asupan Kelebihan volume
1. Ny.J mengatakan anaknya cairan cairan
mengalami sembab pada
hampir seluruh bagian
tubuh,
2. Ny.J mengatakan anak juga
sedikit rewel
DO:
1. anak minum ±1200 cc dan
BAK ±900 cc.
2. Piing edema posiif pada
palpebra, pipi, punggung
tangan hingga batas lengan,
punggung kaki hingga paha,
skrotum, abdomen,
3. anak terlihat gelisah,
4. BB anak 12 kg, sebelum sakit
9,5 kg.
5. nilai natrium 128 Mmol/L
dan kalsium 7,6 mg/dL.
3. Intervensi Keperawatan
5. Monitor Cairan
5. Tentukan riwayat,
jumlah dan ipe
intake/output
6. Monitor serum
dan elektrolit
urine
7. Monitor TD, HR
dan RR
8. Catat
intake/output
akurat
6. Monitor tanda-tanda
vital
5. Monitor tekanan
darah, nadi, suhu
dan status
pernapasan
dengan tepat
6. Monitor irama dan
laju pernapasan
7. Monitor warna
kulit, suhu dan
kelembaban
8. Monitor sianosis
sentral dan perifer
2 Risiko infeksi 3. Kontrol risiko: proses4. Kontrol Infeksi
dengan faktor risiko infeksi 4. Batasi jumlah
keidakadekuatan Kriteria Hasil : pengunjung
pertahanan 5. Mengideniikasi 5. Anjurkan pasien
sekunder faktor risiko infeksi mengenai teknik
6. Mengidniikasi cuci tangan yang
tanda dan gejala benar
infeksi 6. Anjurkan
7. Menggunakan alat pengunjung untuk
pelindung diri mencuci tangan
8. Mencuci tangan saat memasuki dan
4. Status nutrisi meninggalkan
Kriteria hasil : ruangan pasien
5. Asupan gizi hi berat badan
4.Implementasi Keperawatan
dianjurkan saat ini
3. Mengetahui porsi 2. Kaji adanya
makanan yang keterbatasa
disarankan inansial yang
dapat
mempengaru
hi
3. Ajarkan
pasien dan
keluarga
nama
makanan yang
sesuai dengan
diit yang
disarankan
4. Jelaskan pada
pasien
mengenai
tujuan
kepatuhan
terhadap diit
2. Manajemen
hipervolemi
1. Monitor
intake/output
2. Monitor
edema perifer
3. Batasi asupan
natrium
sesuai indikasi
3. Manajemen berat
badan
1. Hitung berat badan ideal
pasien
2. Diskusikan dengan keluarga
kondisi medis yang
mempengaru
P: intervensi dilanjutkan
Kelebihan volumeS: orangtua mengatakan badan anaknya
cairanmasih sembab dan anak masih rewel berhubunganO:
dengan kelebihan
28. TD 130/90 mmHg, nadi 110x/i,
asupan cairan o
Risiko infeksi
dengan faktor
risiko O:
keidakadekuatan
43. terapi Ceixime 2x25mg diberikan
pertahanan
44. terpasang tryway pada vena radialis
sekunder
dextra
45. suhu 37,2 oC
A: masalah idak terjadi
P: intervensi dilanjutkan pemberian
anibioik dan memantau suhu
Deisiensi S: orangtua mengatakan sudah mengetahui
pengetahuan penyebab tekanan darah anak inggi
berhubungan O:
dengan orangtua mampu menjelaskan kembali
kurangnya makanan yang mempengaruhi terjadinya
informasi peningkatan tekanan darah
A: masalah teratasi
P: intervensi dihenikan
pernapasan 22x/i dan suhu 36,9oC
38. BB 12 kg
39. intake ±1000cc dan output ±900
cc
40. terapi lasix 2x10mg
41. anak terlihat rewel
42. piing edema
posiif pada
ekstremitas, skrotum dan asites
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan dengan
pemberian pendidikan kesehatan
kepada keluarga tentang tanda-
gejala anak perlu segera
dibawa ke pelayanan kesehatan
S: orangtua mengatakan anaknya idak
mengalami demam saat ini
2. Pengkajian
Waktu Pengkajian Hari Tanggal Jam
Masalah :idak ada
10. Personal Frek. Mandi : 1 x/hr Cuci rambut : 2 x/mg Sikat gigi :2x/hr higiene
Masalah :idak ada
11. Akivitas Dengan teman sebaya bermain
12. Rekreasi Pola rekreasi keluarga : idak teratur
VI. DATA PENUNJANG
Laboratorium Hasil pemeriksaan laboratorium pada 18 Mei 2017 diperoleh nilai asam
urat 7,5 mg/dL ( 2,4-5,7 mg/dL), total kolesterol 237 mg/dl (<200 mg/dl),
nilai natrium 130 Mmol/L (136-145 Mmol/L), total protein 6,3 gr/dL
(6,68,7 gr/dL), albumin 2,4 gr/dL (3,8-5,0 gr/dL). Sedangkan hasil
urinalisa pada 18 Mei 2017 diperoleh protein +2 dalam urine.
Terapi medis Pada 24 Mei 2017, An.R mendapatkan terapi medis antara lain
Methylprednisolon 1x24 mg, Captopril 3x12,5 mg, Vit.C 3x100 mg, Bicnat
3x3 mg, Luminal 2x60 mg, Ceixime 2x150 mg, Allopurinol 3x100 mg, Calc
3x500 mg
Perawat Yang Melakukan
Pengkajian
(_________________________)
BETRI WAHYUNI
Analisa Data
N Data Eiologi Masalah
o
1 DS: Penyakit Hipertermi
Tn.R mengatakan adiknya
demam dan badannya teraba
hangat.
DO:
6. suhu 38,5oC
7. kulit teraba hangat
8. wajah memerah
9. leukosit 5.700/mm 3.
2 DS: Faktor biologis Keidakseimbangan
Tn.R mengatakan adiknya nutrisi kurang dari
terlihat pucat dan idak kebutuhan tubuh
menghabiskan makanan,
pasien mengeluh rasa
makanan hambar.
DO:
3. mukosa mulut kering,
4. bibir pecah-pecah,
5. LILA 19 cm,
6. berat badan saat ini 29 kg,
berat badan sebelumnya 36
kg,
7. HDL 21 mg/dL
(dislipidemia),
8. diit MB DN 2048 kkal
dengan protein 30 gr dan
lemak 36,4 gr, habis ¼ porsi
3 DS: Keidakadekuatan Risiko infeksi
Tn.R mengatakan adiknya pertahanan
sering mengalami demam dan sekunder
sudah ±1,5 tahun didiagnosa
SLE + Sindroma Nefroik
DO:
total protein 6,3 gr/dL,
albumin 2,4 gr/dL.
2. Diagnosa Keperawatan
4. Hipertermi berhubungan dengan penyakit
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
faktor biologi
6. Risiko infeksi dengan faktor risiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder
7. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan asupan cairan
3. Intervensi Keperawatan
berat badan/kebutuhan inggi
badannutrisi pasien
6. Hidrasiperhari
sesuai kebutuhan
6. Berikan nutrisi yang
dibutuhkan sesuai
dengan batasan anjuran
5. Monitor nutrisi
10.Timbang berat badan pasien
11.Lakukan pengukuran
antropometrik pada
komposisi tubuh
12.Monitor kecenderungan
naik dan turunnya berat badan
anak
13.Ideniikasi perubahan berat
badan terakhir
14.Monitor adanya mual dan
muntah
15.Ideniikasi abnormalitas
eliminasi bowel
16.Monitor diet dan asupan
kalori
17.Ideniikasi perubahan nafsu
makan dan
akivitas
akhir-
akhir ini
18.Tentukan pola makan
(misalnya
makanan yang disukai dan idak
disukai, 12. konsumsi
Ideniikasimakanan
perubahan berat
cepat
badan terakhir
6. Pengecekan kulit
11. Amai warna,
kehangatan,
bengkak, pulsasi,
tekstur, edema dan
ulserasi pada
ekstremitas
12. Monitor
No Diagnosa NOC saji, NIC
warna dan suhu
makan
1 Hipertermi 2. Termoregulasi 1. Pengaturan
kulit suhu
tergesa-gesa)
berhubungan Kriteia Hasil : 1. Monitor
13. suhu dan
Monitor
dengan penyakit 7. Tidak ada 6. warna kulit untuk
Penahapan
dehidrasi 2. Monitor
diet tekanan
memeriksa adanya
normal 14.siperoral
Monitor sesuai
kulit
9. Tidak ada 3. Monitor
untuk
kebutuhan adanya dan
peningkatan suhu laporkan
Monitor adanya
6. kekeringan atau
toleransi
kulit hipotermia
kelembaban
peningkatan diet
10. Tidak ada 4.
7. Tingkatkan
15. Monitor
Tawarkan nutrisi
perubahan warna yang adekuat
infeksi, terutama
kemungkinan
kulit 5. Berikan
dari medikasi
makan 6 edema
daerah kali
2. Perawatan
Manajemen
dalam porsicairan
kecil
demam
8. Ciptakan
1. Pantau suhu dan
lingkungan yang
tanda vital lain
memungkinkan
2. Monitor asupan dan
makanan
haluaran
disajikan sebaik
3. Lembabkan
mungkinhidung
3 Risiko infeksi dengan 6. Kontrol risiko: proses4. Kontrolmukosa dan Infeksi bibir
faktor risiko infeksi 10.yangBatasi
kering jumlah
keidakadekuatan Kriteria Hasil : 3. Kontrol Infeksi
pengunjung
pertahanan 9. Mengideniikasi 7.
11.Batasi Anjurkan jumlah
sekunder faktor risiko pengunjung
pasien mengenai
infeksi 8. Anjurkan
teknik cucipasien
tangan
10. Mengidniikasi mengenai
yang benar teknik
tanda dan gejala 12.cuci tangan
Anjurkan yang
infeksi benar
pengunjung untuk
11. Menggunakan 9. Anjurkan
mencuci tangan
alat pelindung diri pengunjung
saat memasuki untuk
dan
12. Mencuci tangan mencuci
meninggalkan tangan
7. Status nutrisi saat memasuki
distensi
ruangan pasien dan
vena
4 Kelebihan volume 5. Kriteria Keseimbangan
hasil : cairan7.meninggalkan
cairan berhubungan 9. Kriteria Hasil: ruangan pasien
Asupan gizi 19. 5. Timbang
Monitor berat
nutrisi dengan
2 Keidakseimbangan
kelebihan 3. Status nutrisi
11. 10. Keseimbanganbadan 4. Terapi nutrisi
Asupan makanan seiap asupan cairan
9. Timbang berat
nutrisi kurang dari Kriteia
intake dan output 11. hariRaio Hasil : dan 4.
dalam badan Lengkapi
24 jampasienmonitor
berat
kebutuhan tubuh 1. Asupan 10. pengkajian
Lakukan
12. badan/inggi
Berat badan
badanstabil status pasien
berhubungan gizi nutrisi sesuai
pengukuran
12. 13. hidrasi
Turgor kulit 20. Jaga dan catat
dengan faktor 2. Asupan kebutuhanpada
antropometri
biologi 14. makanan
Asites intake/output 5. komposisi
Monitor tubuh
15. 3. Edema perifer 21.
Asupan 11.
Monitor
intruksi
Monitor diet
6. Eliminasi
cairan urine status hidrasi yang sesuai
Kriteria
kecenderungan hasil : 22.
Monitor
4. Energi untuk
naik dan turunnya
5. Rasio beratmemenuhi
tanda-tanda badan anak
9. Pola eliminasi
10. Bau urine vital pasien
11. Jumlah urine 23. Monitor
kelebihan
12. Warna urine
cairan atau
retensi
(misalnya
edema,
jugularis dan
edema)
24. Kaji luas dan
lokasi edema
25. Monitor
status gizi
26. Berikan cairan
dengan tepat
27. Berikan
diureik yang
diresepkan
8. Monitor Cairan
9. Tentukan riwayat,
jumlah dan ipe
intake/output
10. Monitor
serum dan
elektrolit urine
11. Monitor TD,
HR dan RR
12. Catat
intake/output
akurat
9. Monitor tanda-tanda
vital
9. Monitor tekanan
darah, nadi, suhu
dan status
pernapasan
dengan tepat
10. Monitor irama
dan laju
pernapasan
11. Monitor
warna kulit, suhu
dan kelembaban
12. Monitor
sianosis sentral
dan perifer
4. Implementasi Keperawatan Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi
Hipertermi 1. monitor suhu, hasilnya 38,5 C berhubungan
o
3. memantau retensi
cairan, ditemukan adanya
piing edema,
4. menilai luas dan lokasi
edema,terdapat edema (punggung
kaki dan punggung tangan),
5. memantau intake/output,
intakecairan ±1000cc dan output
cairan ±800 cc.
28 Mei 2017
Kelebihan volume1. menimbang berat badan, hasilnya 29
cairan berhubungan kg
dengan kelebihan2. memonitor tanda-tanda vital,
TD asupan cairan 120/80 mmHg, nadi 83x/i, pernapasan
23x/i, suhu 36,9oC
3. memantau retensi cairan,
ditemukanadanya piing edema
4. menilai luas dan lokasi
edema,terdapat edema (punggung
kaki dan punggung tangan)
5. Evaluasi Keperawatan