Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PSIKOLOGI KEPERAWATAN

TENTANG STRES

Di susun oleh :

KELOMPOK 7

1. Melkia Abast 7. Lyvenda Lengkong

2. Jonathan Mamoto 8. Maharani Gahiwu

3. Juwita kussoy 9. Marsela sorongan

4. Kezia Repi 10. Marsela monongko

5. Louisa Rau 11. Thilia sangkoy

6. Valentino momongan. 12. Mark sumarauw

Dosen : Ns. Rivolta A. Musak, S.Kep.,M.Kes


DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN

KATA PENGANTAR

.....................................................................................................................................

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR
BELAKANG........................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRES

B. PENGGOLONGAN STRES

C. FAKTOR-FAKTOR

D. KEMAMPUAN INDIVIDU MENAHAN STRES

E. SUMBER STRES PSIKOLOGI

F. REAKSI TUBUH TERHADAP STRES

G. CARA MENGENDALIKAN STRES

BAB III. PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat, dan anugerah-Nya kami dapat menyusun makalah Tentang
"Stres". Dalam penyusunan makalah ini, tentu tidak sedikit hambatan serta
halangan yang kami hadapi apalagi dalam proses perkuliahan daring seperti ini,
namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini
berkat kerja sama, dorongan, bantuan, dan bimbingan dari semua pihak
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan begitu baik. Kami
menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya masih begitu banyak
kekurangan, untuk itu kami sangat mengaharapkan adanya kritik serta saran
untuk makalah kami ini agar semakin baik dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang
Stres merupakan hal yang tak terhindarkan dalam hidup manusia. Setiap orang pernah dan
akan mengalaminya, dengan kadar ringan berat yang berbeda. Hal ini merupakan pengaruh
dari perubahan-perubahan sosial yang serba cepat sebagai konsekuensi modernisasi,
industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah mempengaruhi nilai-
nilai moral etika dan gaya hidup, dimana tidak semua orang mampu meyesuaikan diri,
tergantung atas kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing individu (Hawari, 2001). Stres
adalah munculnya reaksi psikologis yang membuat seseorang merasa tegang atau cemas
yang disebabkan ketidakmampuan mengatasi atau meraih tuntutan atau keinginannya
(Gray & Smeltzer, 1990 dalam agoes, 2003). Stres sendiri bisa berasal dari individu,
lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal dan dapat pula berasal dari tempat-tempat
dimana individu banyak menghabiskan waktunya seperti kantor dan tempat pendidikan.
Tubuh manusia dirancang khusus agar bisa merasakan dan merespon gangguan psikis ini,
agar manusia tetap waspada dan siap untuk menghadapi atau menghindari bahaya (Pedak,
2009).
BAB II

PEMBAHASAN
STRES
A. Pengertian
Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan
kehidupan (Vincent Cornelli, dalam Jenita DT Donsu, 2017).

Menurut Charles D. Speilberger, menyebutkan stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang


mengenai seseorang misalnya objek dalam lingkungan atau sesuatu stimulus yang secara
obyektif adalah berbahaya. Stres juga bias diartikan sebagai tekanan, ketegangan, gangguan
yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang (Jenita DT Donsu, 2017)

Menurut WHO (2003) stres adalah reaksi/respon tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan
mental/beban kehhidupan (Priyoto, 2014).

B. PENGGOLONGAN STRES

1. STRES AKUT

Stres akut Stres yang dikenal juga dengan flight or flight response. Stres akut adalah
respon tubuh terhadap ancaman tertentu, tantangan atau ketakutan. Respons stres akut
yang segera dan intensif di beberapa keadaan dapat menimbulkan gemetaran

2. STRES KRONIS

Stres kronis Stres kronis adalah stres yang lebih sulit dipisahkan atau diatasi, dan
efeknya lebih panjang dan lebih. di mana seorang individu merasa bahwa mereka
memiliki sedikit atau tidak ada kendali. Ini melibatkan respons sistem endokrin di
mana kortikosteroid dilepaskan

3. Stres Ringan
Stres ringan adalah stressor yang dihadapi setiap orang secara teratur, seperti banyak tidur,
kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan. Situasi stres ringan berlangsung beberapa menit
atau jam saja.
Ciri-ciri stres ringan yaitu semangat meningkat, penglihatan tajam, energy meningkat namun
cadangan energinya menurun, kemampuan menyelesaikan pelajaran meningkat, sering
merasa letih tanpa sebab, Dsb. Stres ringan berguna karena dapat memacu seseorang untuk
berpikir dan berusaha lbih tangguh menghadapi tantangan hidup.

4. Hipostres
Hipostres merupakan "ketidakadaan" stres, tetapi bisa juga diartikan kebosanan yang ekstrem.
Seseorang yang mengalami hipostres mungkin merasa tidak tertantang, tidak memiliki
motivasi untuk melakukan apa pun. Hipostres dapat memicu perasaan depresi dan kesia-siaan.

5. Eustres
Eustres merupakan stres yang sangat berguna lantaran dapat membuat tubuh menjadi lebih
waspada. Eustres membuat tubuh dan pikiran menjadi siap untuk menghadapi banyak
tantangan, bahkan bisa tanpa disadari. Tipe stres ini dapat membantu memberi kekuatan dan
menentukan keputusan, contohnya menemukan solusi untuk masalah.

C. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Stres


Banyak faktor, baik besar maupun kecil, yang dapat menghasilkan stres dalam kehidupan
individu. Pada beberapa kasus, kejadian-kejadian yang ekstrim, seperti perang, kecelakaan,
dan lain sebagainya, dapat menyebabkan stres.

Sementara kejadian sehari-hari, kondisi kesehatan fisik, tekanan baik dari luar maupun dari
dalam diri individu dan lain sebagainya juga berpotensi untuk menyebabkan stres. Berikut ini
adalah beberapa faktor yang mempengaruhi stres menurut Santrock, yaitu:

Faktor Lingkungan

Stres muncul karena suatu stimulus menjadi semakin berat dan


berkepanjangan sehingga individu tidak lagi bisa mengahadapinya. Ada tiga
tipe konflik yaitu mendekat-mendekat (approach - approach), menghindar -
menghindar (avoidance - avoidance) dan mendekat-menghindar
(approachavoidance). Frustasi terjadi jika individu tidak dapat mencapai
tujuan yang diinginkan. Stres dapat muncul akibat kejadian besar dalam hidup
maupun gangguan sehari-hari dalam kehidupan individu.
Faktor Kognitif

Lazarus percaya bahwa stres pada individu tergantung pada bagaimana mereka
membuat penilaian secara kognitif dan menginterpretasi suatul kejadian.

Penilaian kognitif adalah istilah yang digunakan Lazarus untuk


menggambarkan interpretasi individu terhadap kejadian-kejadian dalam hidup
mereka sebagai suatu yang berbahaya, mengancam, atau menantang (penilaian
primer) dan keyakinan mereka apakah mereka memiliki kemampuan untuk
menghadapi suatu kejadian dengan efektif (penilaian skunder). Strategi
”pendekatan” biasanya lebih baik dari pada strategi ”menghindara”.

Faktor Kepribadian

Pemilihan strategi mengatasi masalah yang digunakan individu dipengaruhi


oleh karakteristik kepribadian seperti kepribadian optimis dan pesimis. Menurut
Carver dkk (1989) individu yang memiliki kepribadian optimis lebih cenderung
menggunakan strategi mengatasi masalah yang berorientasi pada masalah
yang dihadapi. Individu yang memiliki rasa optimis yang tinggi lebih
mensosiasikan dengan penggunaan strategi coping yang efektif. Sebaliknya,
individu yang pesimis cenderung bereaksi dengan perasaan negatif terhadap
situasi yang menekan dengan cara menjauhkan diri dari masalah dan cenderung
menyalahkan diri sendiri.

Faktor Sosial-Budaya

Akulturasi mengacu pada perubahan kebudayaan yang merupakan akibat dari


kontak yang sifatnya terus menerus antara dua kelompok

kebudayaan yang berbeda. Stres alkuturasi adalah konsekuensi negatif dari


akulturasi. Anggota kelompok etnis minoritas sepanjang sejarah telah

mengalami sikap permusuhan, prasangka, dan ketiadaan dukungan yang efektif


selama krisis, yang menyebabkan pengucilan, isolasi sosial, dan
meningkatnya stres.

juga menyebabkan stres yang berat bagi individu dan keluarganya. Kondisi
kehidupan yang kronis, seperti pemukiman yang tidak memadai, lingkungan
yang berbahaya, tanggung jawab yang berat, dan ketidakpastian keadaan
ekonomi merupakan stresor yang kuat dalam kehidupan warga yang miskin.
Kemiskinan terutama dirasakan berat di kalangan individu dari etnis minoritas
dan keluarganya.

D. Kemampuan Individu Menahan Stress

Setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menahan stress. Hal ini
bergantung pada

1 sifat dan hakikat stress; yaitu intensitas, lamanya, lokal dan umum,

2 Sifat Individu yang terkait proses adaptasi.

Menurut Prof. Dadang Universitas Sumatera Utara Hawari 2001 bahwa stress apabila
ditinjau dari tipe kepribadian individu dibedakan menjadi dua macam yaitu :

1. Tipe yang rentan. Mempunyai ciri; ambisius, agresif, kompetitif yang kurang sehat, banyak
jabatan rangkap, emosional, terlalu percaya diri, self kontrol yang kuat, sifat kaku, terlalu
waspada, organisatoris, leader, workaholic, kurang rileks dan sering terburu-buru, Kurang
ramah dan sulit dipengaruhi, tak mudah bergaul

2. Tipe yang kebal Mempunyai ciri: ambisi nya wajar,berkompetisi secara sehat, tidak
agresif, cara bicara tenang, tidak memaksakan diri dalam menghadapi tantangan, mudah
bergaul dan ramah.

E. Sumber Stres Psikologi


Negative thinking atau berburuk sangka,

frustrasi (kekecewaan karena gagal memperoleh sesuatu yang

diinginkan), hasud (iri hati atau dendam), sikap permusuhan, perasaan

cemburu, konflik pribadi, dan keinginan yang di luar kemampuan.

stressor psikologis meliputi faktor persepsi,

perasaan dan emosi, situasi, pengalaman hidup, keputusan hidup,

perilaku dan melarikan diri.

F. Reaksi Tubuh Terhadap Stress


Respon tubuh terhadap stres dapat berupa napas dan detak jantung menjadi cepat, otot
menjadi kaku, dan tekanan darah meningkat. Stres sering kali dipicu oleh tekanan batin,
seperti masalah dalam keluarga, hubungan sosial, patah hati, cinta tak berbalas, atau masalah
keuangan.

G. Cara mengendalikan stress

1. Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya.

2. Melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan.

3. Kembangkan hobi yang bermanfaat.

4. Meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri pada Tuhan.

5. Berpikir Positive.

6. Tenangkan pikiran dengan relaksasi.

7. Jagalah kesehatan dengan olahraga atau aktivitas fisik secara teratur, tidur cukup, makan
makanan bergizi seimbang, serta terapkan perilaku bersih dan sehat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Stres merupakan hal yang tidak bisa di hindari dalam kehidupan manusia,
setiap orang pasti akan mengalami nya dengan kadar stres yg berbeda
baik itu ringan maupun berat. Stres dapat disebabkan oleh berbagai faktor
baik eksternal maupun internal, dan juga bisa datang dari berbagai
sumber. Tapi ada berbagai cara juga untuk menyalurkan stres tersebut.
Yang terpenting adalah diri kita. Dimana kita dapat mengendalikan diri
kita sendiri. Seperti yang kita ketahui stres memiliki tingkatan, dimana
ada yang dapat sembuh dengan mudah, ada juga yang harus memerlukan
pengobatan untuk menekan stres tersebut. Jadi, jangan biarkan stres
menguasai diri kita, tapi carilah cara untuk menghadapi stres tersebut.

B. DAFTAR PUSTAKA

- https://amp-kompas-com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com

- http://eprints.ums.ac.id/37501/6/BAB%20II.pdf

- https://sg.docworkspace.com/d/sINiXn9-GAffN3IkG

Anda mungkin juga menyukai