“MELENA”
3. Angelita Dotulong 8. Christy Wuisan 14. Fallie Adam 20. Joshua Pandey
4. Anjeli Mumu 9. Delvia Kere 15. Fira Rondonuwu 21. Julia Tampa
5. Bianconeri Baginda 10. Eudia Monding 16. Gabriel Waworuntu 22. Louisa Rau
TOMOHON
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa. Atas berkat rahmat-Nya dan tuntunan-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Makalah disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1
(KMB 1). Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I .........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat ............................................................................................................2
BAB II ........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN .........................................................................................................................3
A. Landasan Teori ...................................................................................................................3
1. Pengertian .................................................................................................................3
2. Etiologi .....................................................................................................................3
3. Manifestasi Klinis......................................................................................................5
4. Komplikasi ................................................................................................................5
5. Patofisiologi ..............................................................................................................6
6. Pathway.....................................................................................................................7
7. Pemeriksaan Diagnostik ............................................................................................8
8. Penatalaksanaan Medis ..............................................................................................9
B. Konsep Asuhan Keperawatan ........................................................................................... 11
1. Pengkajian keperawatan .......................................................................................... 11
2. Diagnosis ................................................................................................................ 15
3. Perencanaan ............................................................................................................ 16
4. Pelaksanaan/Implementasi ....................................................................................... 22
5. Evaluasi................................................................................................................... 23
iii
BAB III ..................................................................................................................................... 24
PENUTUP ................................................................................................................................ 24
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 24
B. Saran ................................................................................................................................ 24
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melena adalah pengeluaran feses atau tinja yang berwarna hitam seperti ter yang disebabkan
oleh adanya perdarahan saluran makan bagian atas. Melena adalah keluarnya tinja yang lengket
dan hitam seperti aspal, dan lengket yang menunjukkan perdarahan saluran pencernaan bagian
atas serta dicernanya darah pada usus halus. Warna merah gelap atau hitam berasal dari konversi
Hb menjadi hematin oleh bakteri setelah 14 jam. Sumber perdarahannya biasanya juga berasal
dari saluran cerna atas. ( Sylvia, A price. 2005. Patofisiologi konsep klinis proses-proses
BAB darah atau biasa disebut hematochezia ditandai dengan keluarnya darah berwarna
merah terang dari anus, dapat berbentuk gumpalan atau telah bercampur dengan tinja. Sebagian
besar BAB darah berasal dari luka di usus besar, rektum, atau anus. Warna darah pada tinja
tergantung dari lokasi perdarahan. Umumnya, semakin dekat sumber perdarahan dengan anus,
semakin terang darah yang keluar. Oleh karena itu, perdarahan di anus, rektum dan kolon
sigmoid cenderung berwarna merah terang dibandingkan dengan perdarahan di kolon transversal
dan kolon kanan (lebih jauh dari anus) yang berwarna merah gelap atau merah tua.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan dan Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian
Melena adalah pengeluaran feses atau tinja yang berwarna hitam seperti teh yang
disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan bagian atas. Warna hematemesis
tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antara darah dengan asam lambung dan
besar kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi atau kemerah-merahan dan
Melena adalah keluarnya feses berwarna hitam per rektal yang mengandung campuran
darah, biasanya disebabkan oleh perdarahan usus proksimal (Grace &Borley, 2007).
2. Etiologi
1) Kelainan esofagus
a. Varises esophagus
pernah mengeluh rasa nyeri atau pedih di epigastrium. Pada umumnya sifat
perdarahan timbul spontan dan massif. Darah yang dikeluarkan melalui feses
asam lambung.
b. Karsinoma esophagus
3
Karsinoma esophagus sering memberikan keluhan pada penderita melena.
kronis dan biasanya ringan, sehingga lebih timbul melena. Tukak di esophagus
dan duodenum.
2) Kelainan di lambung
Hematemesis bersifat tidak masif dan timbul setelah penderita minum obat-
b. Tukak lambung
Penderita mengalami dispepsi berupa mual, muntah , nyeri ulu hati dan sebelum
dengan makanan.
rombositopenia purpura.
alkohol.
4
3. Manifestasi Klinis
a. Gelisah
e. Nyeri perut
f. Rasa kembung
i. Hiperperistaltik
k. Peningkatan kadar urea darah setelah 24-48 jam karena pemecahan protein darah
4. Komplikasi
a. Syok hipovolemik
Syok hipovolemik disebut juga dengan syok preload yang ditandai dengan
penurunan volume intraventrikel. Pada klien dengan syok berat, volume plasma
dapat berkurang sampai lebih dari 30% dan berlangsung yang tidak teratasi dengan
5
baik. Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syock, diobati dengan
b. Penurunan kesadaran
c. Ensefalopati
Terjadi akibat kerusakan fungsi hati di dalam menyaring toksin di dalam darah.
Racun-racun tidak dibuang karena fungsi hati terganggu. Dan suatu kelainan dimana
fungsi otak mengalami kemunduran akibat zat-zat racun di dalam darah, yang dalam
5. Patofisiologi
Pada melena dalam perjalanannya melalui usus, darah menjadi berwarna merah gelap
bahkan hitam. Perubahan warna disebabkan oleh HCL lambung, pepsin, dan warna hitam
ini diduga karena adanya pigmen porfirin. Kadang-kadang pada perdarahan saluran cerna
bagian bawah dari usus halus atau kolon asenden, feses dapat berwarna merah terang /
gelap.
Diperkirakan darah yang muncul dari duodenum dan jejunum akan tertahan pada
saluran cerna sekitar 6 -8 jam untuk merubah warna feses menjadi hitam. Paling sedikit
perdarahan sebanyak 50 -100cc baru dijumpai keadaan melena. Feses tetap berwarna hitam
seperti ter selama 48 – 72 jam setelah perdarahan berhenti. Ini bukan berarti keluarnya
feses yang berwarna hitam tersebut menandakan perdarahan masih berlangsung. Darah
yang tersembunyi terdapat pada feses selama 7 – 10 hari setelah episode perdarahan
tunggal.
6
6. Pathway
Sirosis hepatitis
Pembuluh luptur
Perdarahan dilambung
DEFISIT VOLUME
Muntah darah dan berak darah
CAIRAN
INTOLERANSI
RISIKO SYOK
AKTIVITAS
7
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Penunjang
a. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis, ph dan kadar gula jika diduga ada intoleransi
gula, biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi terhadap
b. Diagnostik
a. Laboratorium
1) Darah perifer lengkap, analisis gas darah (penurunan Hb, Hmt, peningkatan
leukosit)
dan laktat.
3) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
b. Pemeriksaan radiologic
terutama pada daerah 1/3 distal distal esophagus, kardia dan fundus lambung
c. Pemeriksaan endoskopik
8
Dengan adanya berbagai macam tipe fiberendokop, maka pemeriksaan secara
endoskopik menjadi sangat penting untuk menentukan dengan tepat tempat asal
d. Colonoscopy
hati kronik seperti sirosis hati yang mungkin sebagai penyebab perdarahan
saluran makan bagian atas. Pemeriksaan ini memerlukan peralatan dan tenaga
8. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian atas harus sedini mungkin
dan sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan yang diteliti dan
pertolongan yang lebih baik. Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian
atas meliputi :
a. Tirah baring.
9
e. Infus cairan langsung dipasang untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
menanggulangi perdarahan.
k. Dilakukan klisma dengan air biasa disertai pemberian antibiotika yang tidak diserap
oleh usus, sebagai timdakan sterilisasi usus. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya peningkatan produksi amoniak oleh bakteri usus, dan ini dapat
10
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan upaya untuk
pengumpulan data secara lengkap dan sistematis mulai dari pengumpulan data, identitas dan
evaluasi status kesehatan klien. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain:
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
b. Keluhan utama
Biasanya keluhan utama klien adalah muntah darah atau berak darah yang datang secara
tiba-tiba.
Keluhan utama klien adalah muntah darah atau berak darah yang datang secara tiba-tiba.
hepatoma, ulkus peptikum, kanker saluran pencernaan bagian atas, riwayat penyakit
Biasanya apabila salah satu anggota keluarganya mempunyai kebiasaan makan yang
11
keluarga yang lain.
Pengkajian pada klien Hematemesis Melena yang merujuk pada kasus Perdarahan
1) Aktivitas/ istirahat
2) Sirkulasi
Gejala :
3) Integritas ego
Gejala : Faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan, kerja), perasaan tak
berdaya.
4) Eliminasi
12
Gejala : Riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan GI atau
masalah yang berhubungan dengan GI, misalnya luka peptic atau gaster, gastritis,
Tanda : Nyeri tekan abdomen, distensi. Bunyi usus : sering hiperaktif selama
perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan. Karakter feses : diare, darah warna gelap,
7) Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik
ulu hati, sendawa bau asam, mual/muntah,Tidak toleran terhadap makanan, contoh
Tanda : Muntah : warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan
darah. Membrane mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk
9) Neurosensori
Gejala : Rasa berdenyut, pusing/sakit kepala karena sinar, kelemahan. Status mental :
10) Nyeri/kenyamanan
13
Gejala : Nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih : nyeri hebat
makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida
(ulkus duodenal).
g. Keamanan
sirosis/hipertensiportal).
h. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Adanya penggunaan obat resep/dijual bebas yang mengandung ASA, alcohol,
steroid, NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat diterima karena
(misal : anemia) atau diagnose yang tak berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus,
atau episode muntah berat. Masalah kesehatan yang lama misalnya sirosis, alkoholisme,
14
i. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum klien Hematomesis Melena akan terjadi ketidakseimbangan nutrisi akibat
anoreksia, intoleran terhadap makanan / tidak dapat mencerna, mual, muntah, kembung.
b. Sistem Respirasi
Akan terjadi sesak, takipnea, pernafasan dangkal, bunyi nafas tambahan hipoksia, ascites.
c. Sistem Kardiovaskuler
gagal
d. Sistem Gastrointestinal
Nyeri tekan abdomen / nyeri kuadran kanan atas, pruritus, neuritus perifer.
e. Sistem Persyarafan
Penurunan kesadaran, perubahan mental, bingung halusinasi, koma, bicara lambat tak jelas.
f. Sistem Geniturianaria/Eliminasi
adanya bising usus, feses warna tanah liat, melena, urin gelap pekat, diare / konstipasi.
2. Diagnosis
a. Hipotermia b.d terpapar suhu lingkungan rendah d.d klien mengatakan merasa dingin,
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d klien mengatakan aktivitas dibantu oleh keluarga,
klien mengatakan kaki sebelah kiri sulit digerakan, pasien tampak bedrest.
15
c. Resiko syok d.d kekurangan volume cairan.
3. Perencanaan
Perencanaan
No Diagnosis Keperawatan
Tujuan/kriteria hasil Intervensi
(hipotermia ringan:
takipnea,disartria,menggi
hipotermia sedang:
aritmia,hipotensi, apatis,
koagulopati, refleks
menurun; hipotermia
16
berat: oliguria, refleks
menghilang,edema paru,
asam-basa abnormal)
Terapeutik
- Sediakan lingkungan
suhu ruangan,incubator)
yang basah
- Lakukan penghangatan
aktif eksternal(mis.
Perawatan metode
kangguru)
Edukasi
- Anjurkan makan/minum
hangat
17
2. Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan intervensi Manajemen energi
oleh keluarga, klien meningkat dengan kriteria hasil fungsi tubuh yang
terganggu tidur
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Terapeutik
- Sediakan lingkungan
stimukus(mis. Cahaya,
suara,kunjungan)
yang menegangkan
18
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
- Anjurkan melakukan
- Anjurkan menghubungi
berkurang
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
meningkatkan asupan
makanan
19
1. Kekuatan nadi meningkat - Monitor status
Terapeutik
mempertahankan saturasi
perlu
perlu
20
urine, jika perlu
Edukasi
awal syok
menemukan atau
- Anjurkan memperbanyak
- Anjurkan menghindari
alergen
Kolaborasi
jika perlu
- Kolaborasi pemberian
- Kolaborasi pemberian
21
antiinfalamasi, jika perlu
4. Pelaksanaan/Implementasi
Menurut (Potter & Perry, 2011) dalam buku Konsep& Penulisan Asuhan
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. OIeh karena itu, jika
a. Tindakan observasi
b. Tindakan terapeutik
Tindakan terapeutik adalah tindakan yang secara lansung dapat berefek memulihkan
status kesehatan klien atau dapat mencegah perburukan masalah kesehatan klien.
c. Tindakan edukasi
pasien merawat dirinya dengan membantu pasien memperoleh perilaku baru yang dapat
mengatasi masalah.
d. Tindakan kolaborasi
Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang membutuhkan kerjasama baik dengan perawat
22
5. Evaluasi
Menurut (Potter & Perry, 2011). dalam buku Konsep & Penulisan Asuhan
Keperawatan, tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.
ulang.
b. O (Objektif): data objektif yang diperoleh dari hasil observasi perawat, misalnya tanda-
tanda akibat penyimpanan fungsi fisik, tindakan keperawatan, atau akibat pengobatan.
kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial, dimana
analisis ada 3, yaitu (teratasi, tidak teratasi, dan sebagian teratasi) sehingga perlu tidaknya
dilakukan tindakan segera. Oleh karena itu, sering memerlukan pengkajian ulang untuk
keperawatan, baik yang sekarang maupun yang akan datang (hasil modifikasi rencana
berdasarkan kriteria tujuan yang spesifik dan periode yang telah ditentukan.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melena merupakan tinja berwarna gelap degan atau tanpa terlihat adanya darah yang
diakibatkan oleh perdarahan di saluran pencernaan bagian atas. Tinja berwana hitam dapat
disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit. Contohnya termasuk obat-obatan yang mengandung
B. Saran
penyakit Melena ini, bisa menjadi referensi bagi para pembaca khususnya mahasiswa
keperawatan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Adhi N.Diagnosis dan Tatalaksana Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas
NonVariesal.CDK.2017;44
Hematemesis dan atau Melena di RSUP M Djamil Padang Periode Januari 2010-
25