Oleh Kelompok 8
6. Rivaivel Lasut
TOMOHON
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada TYME, yang telah memberikan karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Implikasi
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Antropologi karena telah
memberikan tugas ini kepada kami serta membimbing kami dalam menyelesaikan tugas
ini.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah
ini.Semoga makalah ini dapat memberikan pemikiran serta kelancaran tugas kami
Tomohon,agustus 2022.
Kelompok 8
2
DAFTAR ISI
COVER..............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................7
2.1 Transkultural............................................................................................................7
2.2 Definisi Transcultural Nursing................................................................................7
2.3 Penggunaan Transcultural Nursing..........................................................................8
2.4 Konsep Dalam Keperawatan Transkultural...........................................................12
2.5 Implikasi Transkultural Dalam Praktik Keperawatan............................................15
2.6 Teknologi Dalam Keperawatan............................................................................25
BAB III............................................................................................................................31
PENUTUP.......................................................................................................................31
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................31
3.2 Saran...................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................32
3
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang memiiki peradaban. Hal ini dapat dibuktikan sejak
zaman manusia purba sampai zaman manusia modern.Keunikan dalam hal peradaban
ini tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk lainnya, sehingga para ilmuan tertarik untuk
antropologi. Ada beberapa ilmu terapan yang berhubungan dengan antropologı, antara
pikiran, dan dengan akalnya inilah bisa berpikir, berkreası, dan dapat survive di dunia
zaman karena pada hakikatnya kebudayaan dan lingkungan saling terkait. Dengan
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang
Tahun 1945, semangat BhinnekaTunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik
sebagai proses pencerdasan kehidupan bangsa dalam arti utuh dan luas (Dkk, 2016).
4
Sosial berarti segala sesuatu yang bertalian dengan sistem hidup bersama atau hidup
bermasyarakat dari orang atau sekelompok orang yang di dalamnya sudah tercakup
struktur, organisasi, nilai-nilai sosial, dan aspirasi hidup serta cara mencapainya.
Budaya berarti cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya secara timbal balik
dengan alam dan lingkungan hidupnya yang di dalamnya tercakup pula segala hasil dari
cipta, rasa, karsa, dan karya, baik yang fisik materiil maupun yang psikologis, idil, dan
spiritual. Kehidupan masyarakat sebagai sistem sosial dan budaya dipandang sebagai
suatu sistem atau sistem sosial, yaitu suatu keseluruhan bagian atau unsur unsur yang
Budaya memengaruhi persepsi pasien dan penyedia tentang kondisi kesehatan dan
perawatan yang tepat. Budaya juga memengarnuhi perilaku yang membuat kita terkena
penyakit dan alasan yang mendorong kita untuk mencari perawatan,bagaimana kita
menggambarkan gejala kita, dan kepatuhan kita terhadap pengobatan. Hal ini
menjadikan budaya sebagai pusat dan isu penting bagi semua profesi kesehatan.
kesehatan karena budaya adalah dasar dari masalah dan praktik kesehatan setiap orang.
terjadi dalam sistem budaya yang berkaitan dengan masalah kesejahteraan yang lebih
luas daripada yang ditangani oleh kekhawatiran dokter dengan penyakit dan cedera;
Ketika biomedis berubah dari pendekatan yang berfokus padapenyakit menjadi konsep
5
dengan kesehatan dan kesejahteraan, perspektif budaya dan kompetensi budaya muncul
Antropologi kesehatan ialah ilmu yang mempelajari gejala-gejala dan sosio budaya,
biobudaya, dan ekologi budaya dari kesehatan dan kesakitan yangdilihat dari segi-segi
fisik, jiwa dan sosial serta perawatannya masing-masing dan interaksi antara ketiga segi
ini dalam kehidupan masyarakat, baik pada tingkat individual maupun tingkat kelompok
dan keterampilan hubungan lintas budaya karena layanan kesehatan lebih efektif bila
1.3 Tujuan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transkultural
Transkultural terdiri atas dua kata dasar yaitu "trans" yang berarti "berpindah" atau
"suatu perpindahan" dan satu kata lagi yaitu "kultur" yang berarti "kebudayaaan".
Kultur atau suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi kegenerasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
bahwa budaya itu dipelajari. Budayajuga merupakan suatu pola hidup menyeluruh.
budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turutmenentukan
lintasbudaya.
belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan
diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan asuhan keperawatan khususnya
7
budaya atau keutuhan budaya kepada marnusia (Leininger, 2002) Asumsi mendasar dari
sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara
utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam
Human caring secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan
dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena
yang universal dimana ekspresi,struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu
Mempertahankan budaya yaitu strategi yang pertama dilakukan bila budaya pasien
keperawatan diberikansesuai nilai- nilai yang relevan yang telah di miliki klien,sehingga
kesehatannya.
perawat agar dapat menyesuaikan diri dengan budayanya dan sesuai dengan teori-teori
yang dipelajari.Dalami lmu keperawatan, banyak sekali teori-teori yang mendasari ilmu
8
tersebut.Termasuk salah satunya teori yang mendasari bagaimana sikap perawat dalam
menerapkan asuhan keperawatan. Salah satu teori yang diaplikasikan dalam asuhan
humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan kultur
yang universal. Kultur yang spesifik ialah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik
yang dimiliki oleh kelompok tertentu. Kultur yang universal ialah nilai-nilai dan norma-
norma yang diyakini dan dilakukan hampir semua kultur (Leininger, 1979). Leininger
bahwa masyarakat dengan perbedaan kultur dapat menjadi sumber informasi dan
menentukan jenis perawatan yang diinginkan, karena kultur adalah pola kehidupan
masyarakat yang berpengaruh terhadap keputusan dan tindakan. Cultur care adalah
teori yang holistik karena meletakan di dalamnya ukuran dari totalitas kehidupan
manusia dan berada selamanya, termasuk sosial struktur, pandangan dunia, nilai
Virginia Henderson (1978) Perawatan adalah upaya membantu individu baik yang
sembuh dari penyakit atau meninggal dunia dengan tenang. Tenaga perawat berperan
menolong individu agar tidak menggantungkan diri pada bantuan orang lain dalam
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat
9
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang menyeluruh
ditunjukkan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat, bentuk pelayanan bio-
(Lokakarya Nasional,1983).
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keperawatan adalah upaya pemberian
pelayanan atau asuhan keperawatan yang bersifat humanistic dan professional, holistic
berdasarkan ilmu dan kiat, standar pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik
yang melandasi perawat professional secara mandiri atau melalui upaya kolaborasi.
asuhan keperawatan.
10
2. Berperan aktif dalam kegiatan penelitian dibidang keperawatan dan
3. Berperan aktif dalam mendidik dan melatih pasien dalam kemandirian untuk
hidup sehat.
professional.
3. Melakukan konseling
kerja.
11
9. Mengelola pelayanan kesehatan, termasuk merencanakan,mengembangkan dan
Selain itu, peran perawat menurut konsirsium ilmu kesehatantahun 1989, terdiri
dari:
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan
mengambil keputusan.
12
universal sehingga tidak ada dua budaya yang sama persis, (2) budaya yang
bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan kepada
2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan
atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan
kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang
5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang
1981).
13
6. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan
pada tubuh dan bentuk kepala. Ada tiga jenis ras yang umumnya dikenal, yaitu
pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
kehidupan manusia.
10. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,
14
mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup
memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena
percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok
lain.
cepatnya perpindahan penduduk setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan pula munculnya
variasi kultur (budaya) atau multicultural pada suatu daerah atau wilayah tertentu.
tersebut tentu bisa mengalami masalah kesehatan di tempat tinggal barunya. Karenanya
menjadi penting bagi setiap tenaga kesehatan termasuk perawat untuk mengetahui
bagaimana merawat pasien dengan berbagai latar belakang budaya. Penanganan pasien
dengan perbedaan latar belakang budaya dalam keperawatan itu dikenal dengan sebutan
Keperawatan transcultural merupakan istilah bagi disiplin ilmu formal dan praktik
yang berpusat pada nilai, kepercayaan, dan praktik asuhan kultural untuk individu atau
15
kelompok tertentu. Pengembangan keperawatan transcultural perlu dilakukan karena
persaingan bebas tejadi diberbagai bidang, termasuk kesehatan. Ini pun dialami oleh
Indonesia sebagai Negara yang mulai ikut membuka perdagangan bebas,baik berupa
barang maupun jasa professional. Tenaga kesehatan seperti perawat pun dituntut
berpandangan global karena kesempatan merawat pasien dari berbagai belahan dunia
semakin besar.
Profesional (MPKP). Salah satu subsistem dari MPKP adalah pengunaan pendekatan
Leininger pada 1974 Teori Leininger tersebut berkeyakinan, bahwa memahami budaya
yang dianut pasien merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
integral dari pelayanan kesehatan. Hal ini didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
bersifat kultur spesifik dan kultur universal, sehingga menghasilkan kesehatan dan
16
Kultur spesifik adalah budaya dengan nilai - nilai dan norma spesifik yang
dimiliki oleh kelompok lain. Kultur universal merupakan nilai-nilai dan norma-norma
yang diyakini dan dilakukan hampir semua kultur,seperti budaya minum teh dapat
diharapkannya kesadaran dan apresiasi terhadap perbedaan kultur. Ini berarti perawat
professional wajib memiliki pengetahuan dan praktik berdasarkan kultur secara konsep
dengan perbedaan kultur dapat menjadi sumber informasi dan menjadi dasar penentuan
jenis perawatan yang diinginkan dari pemberi pelayanan professional. Ini karena kultur
adalah pola kehidupan masyarakat yang berpengaruh terhadap keputusan dan tindakan.
Culture care adalah teori holistic yang didalamnya teraplikasi ukuran dari totalitas
kehidupan manusia yang berlaku selamanya. Culture care juga mencakup struktur
social, pandangan dunia, nilai kultural, konteks lingkungan,ekspresi bahasa dan etník,
dikelola secara professional dalam konteks budaya klien serta kebutuhan asuhan
17
keperawatan. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan menurut Leininger
adalah:
Strategi ini bisa dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan
nilai relevan klien, sehingga kien dapat meningkatkan atau mempertahankan status
mengonsumsi kepala ikan lele agar kepala bayi ideal, minum air kelapa agar kulit bayi
putih, dan air rabusan kacang hijau agar rambut bayi tebal. Hal tersebut menurut
kesehatan bisa terus dilakukam, tetapi dengan maksud lain. Ikan lele baik dikonsumsi
karena mengandung protein guna memperbaiki pertumbuhan janin. Air kelapa baik bagi
ibu hamil karena mengandung elektrolit sehingga memperkuat kontraksi otot. Dalam
hal ini, prinsip keperawatannya 1alah maintenance care, perilakubudaya yang tidak
lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan. Misalnya, pasien hamil mempunyai
pantangan makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber
18
Strategi ini dapat dilakukan bila budaya klien merugikan status kesehatannya. Misalnya,
harus dirancang sesuai latar belakang budaya, sehingga budaya selalu bisa dipandang
sebagai rencana hidup lebih baik. Pola rencaa hidup yang dipilih biasanya yang lebih
janin. Perawat perlumemberikan pengertian jika ada makanan yang tidak boleh
dikonsumsitetapi ternyata sering dikonsumsi karena alasan sudah menjadi budaya siibu
hamil.
1) Proses keperawatan
yang berbeda dalam budaya. Dalam proses pengkajian, hubungan antara perawat dan
pasien juga perlu diperhatikan dan didasarkan pada beberapa faktor penting yang
19
a. Faktor teknologi (technological factors)
kesehatan. Perawatjuga perlu tahu alasan klien mencari bantuan kesehatan, alasan
kebiasaanberobat klien.
Agama adalah suatu system simbol pandangan dan motivasi teramat realistis bagi
para
motivasi
kehidupan
sendiri. Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti agama yang dianut,
kebiasaan
agama yang berdampak positif terhadap kesehatan, ikhtiar pasien untuk sembuh,
serta
Pada faktor ini yang perlu dikaji oleh perawat ialah nama lengkap dan nama
panggilan di dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin,
20
status perkawinan, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota keluarga,
d. Faktor ilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural values and lifeways)
dianggap baik dan buruk. Nilai-nilai budaya adalah sesuatumengenai baik dan buruk
yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganutbudaya. Norma adalah aturan social
kaidah dengan sifat penerapanterbatas pada penganut budaya terkait. Hal-hal yang
perlu dikaji berkaitandengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah posisi dan
kebijakan yang diterapkan rumah sakit, mulai darijam berkunjung, baju pasien,
jumlah anggota keluarga yang boleh menungggu, hak dan kewajiban pasien atau
sumber ekononmi umum antara lain asuransi, biaya kantor,tabungan dan patungan
21
antar anggota keluarga. Faktor ekonomi ini dapat ikut menentukan pasien dirawat di
g. Faktor pendidikan
Latar belakang pendidikan klien adalah pengaaman klien dalam menempuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Dalam menempuh pendidikan formal tersebut
pasti klien mengalami suatu proses eksperimental. Semakin tinggi pendidikan klien,
semakin tinggi pula keyakinannya harus didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang
rasional. Klien dengan pendidikan tinggi juga lebih mudah beradaptasi terhadap
budaya baru yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Perawat perlu mengkaji latar
belajar klien secara aktif dan mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak
terulang kembali.
c. Mencari pola dan spesifikasi budaya, arti dan nilai budaya dapat digunakan untuk
22
e. Mengidentifikasi secara keseluruhan dan spesifik poa keperawatan budaya yang
penelitian.
perawatan.
keperawatan transkultural.
respon klien sesuailatar belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah, atau
sudah ditentukan dan diklasi fikasikan, tetapi dapat berubah dan berkembang
dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dengan alasan normatif atau empiris.
23
NANDA. Ketiganya ialah gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
tujuan atau hasil dari asuhan keperawatan untuk tiap diagnosis, dan meilih langkah
Kriterianya, hasil tertulis yang diharapkan dari pasien,yaitu isi dan waktu harus
merupakan singkatan dari Spesifik, Measurable atau dapat diukur, Acceptable atau
dapat diterapkan, Realistis dan Timne atau ada batasan waktu yang akan dicapai.
24
(ANA),atau dari standar tersebut yang dikembangkan berdasarkan data
empirispasien.
komunikasi lintas budaya juga perlu menjadi perhatian. Ketika seorang perawat
berinteraksi dengan klien berbeda latar belakang budaya, dapat dikatakan terjadi
diantaranya:
kesehatan pasien.
klien. Interaksi yang terjadi bisa beragam, mulai dari informalSampai formal.
c. Komunikası non-verbal
dan jarak, jenis kelamin, dan gender. Misalnya, setiap budaya memiliki interpretasi
kontak mata atau dekat seseorang berbicara dengan orang lain juga ditentukan oleh
budaya. Budaya juga mengatur hubungan antar jenis keamin dan bagaimana peran
25
d. Bahasa
Penunjukan perasaan tidak enak pasien ketika sakit juga dipengaruhi budaya.
suku Batak cenderung akan berteriak, sedangkan suku jawa lebih banyak merintih.
muncul dari cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat nya. Dalam era ini,
Teknologi kesehatan merupakan alat atau cara yang dipakai tenaga kesehatan dalam
teknologi dalam kesehatan diperlukan untuk menunjang diagnostik atau diguakan dalam
tindakan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan. Karena itu, teknologi kadang
pelayanan kesehatan baru dan penolakan terhadap medis ilmiah. Ada beberapa hal yang
diantaranya:
26
a. Adanya model "berlawan"
terharap tindakan medis,tindakan keperawatan, dan lainnya. Pada model ini juga
Biasanya yang terjadi adalah pada perspektif kesehatan suatu tindakan dianjurkan untuk
b. Dikotomi kognitif
Kepercayaan masyarakat bahwa ada penyakit yang dapat di sembuhkan oleh dokter
dan ada yang tidak. Hal ini mengakibatkan sikap dan perilaku, bisa mendukung
perbedaan peri laku masyarakat. Misalnya, pada sebuah kasus penyakit, tiap individu
atau masyarakat bisa mengambil tindakan berbeda, mereka akan menyelusuri siapa
Ada tiga hal yang membuat masyarakat tertentu menolak masuk rumah sakit.
Pertama, masyarakat menganggap bahwa rumah sakit sebagai tempat untuk mati atau
placenta, dalam adat jawa biasanya ari-ari dibawa pulang untuk dikubur atau
27
dihanyutkan disungai.Namun, di beberapa rumah sakit, utamanya di barat, ari-ari
Persepsi ini sering terjadi ketika seorang tenaga kesehatan sedang mengkaji masalah
otoriter karena memiliki hak untuk mengajari pasien tentang apa yang harus dan tidak
boleh dilakukan pasien. Di sisilain, keluarga pasien dianggap pihak yang paling berhak
antara peran dokter dengan peran keluarga. Begitu juga dengan perawat, perawat selalu
Dalam budaya barat ada ungkapanan apple a day keeps the doctor away ".
Sebagian masyarakat tidak menyadari bahwa imunisasi merupakan hal penting sebagai
masyarakat dalam birokrasi medis ilmiah juga menjadi dilema memperkenalkan ilmu
kesehatan ini disebut teknologi karena dianggap sebagai sesuatu yang canggih.
28
Banyak perencanaan nasional didasarkan atas asumsi bahwa cara-cara yang berhasil
petugas kesehatan pun sering kali lupa mengubah kebudayaan dan pola pikir suatu
rumah sakit Guangzhou, china semuanya sudah online. Para petugas kesehatan disana
tidak banyak lagi menggunakan kertas, sehingga dokter terbiasa langsung menawarkan
resep berupa obat kimia atau tradisional. Itu dilakukan usai dokter melihat hasil kajian
perawat dan data pasien dari komputer. Hal ini masih sulit diaplikasikan di negara lain.
Masyarakat biasanya lebih suka pengobatan yang kuratif dari pada tindakan
preventif. Hal ini biasanya berkaitan dengan kondisi finansial.Tindakan kuratif biasanya
lebih murah dan tidak berkala, sebaliknya tindakan preventif biasanya mahal dan harus
menengah ke atas.
Sering kali petugas kesehatan berasumsi bahwa prioritas pribadi mereka merupakan
prioritas kelompok sasaran juga. Misalnya untuk kasus kanker serviks di indonesia.
Menurut dara riset kesehatan dasar 2013 oleh kementrian kesehatan, kanker serviks
termasuk penyakit denga prevalensi yang tinggi dan juga menjadi peringkat pertama
enggan melakukan uji pap Smear. Alasannya, mereka mengganggap itu bukan prioritas,
dibanding dengan gizi anak, pendidikan anak, ataupun kebutuhan rumah tangga lainnya.
29
Jelas bahwa apa yang di prioritaskan tenaga kesehatan tidak sama dengan prioritas
kelompok sasaran.
ibu-ibu rumah tangga .tetapi para ibu tersebut harus memita izin kepada suaminya
dalam keikutsertaan program KB, Maka penting juga bagi petugas kesehatan untuk
mensosialisasikan program ini kepada pihak lain seperti para suami,orang tua dan
mertua.
karena berbagai hal. Contohnya, obat-obatan kurang konsisten, pemilihan obat yang
kurang teliti, petugas kurang menguasai bahasa masyarakat setempat, serta proporsi
Banyak kaum profesional mengalami dilema etik. Di satu sisi mereka dituntut untuk
memberikan bantuan bagi yang membutuhkan. Sementara di sisi lain, mereka juga
dibatasi oleh badan-badan peraturan yang membedakan antara para klien layak dan
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transkultural keperawatan sangat dibutuhkan dalam dunia keperawatan ketika
perawat menghadapi pilihan yang sulit di mana perawat harus memilih budaya yang
dianut oleh klien atau teori kesehatan yang ia pelajari. Transkultural juga dibutuhkan
Lingkungan sangat mempengaruhi adanya penyakit karena salah satu faktor yang
mempengaruhi terjadinya penyakit adalah dari faktor ksternal atau lingkungan sekitar.
Kebudayaan dapat mempengaruhi status gizi pada orang dewasa, namun pada anak
31
3.2 Saran
Bagi mahasiswa sebaiknya dapat mengetahui dan memahami tentang kebudayaan
penyuluhan dan edukasi dengan baik dan benar. Bagi pembaca sebaiknya dapat
32
DAFTAR PUSTAKA
KEPERAWATAN. https://books.google.co.id/
https://id.scribd.com/document/484123900/MAKALAH-PENERAPAN-
TRANSKULTURAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-pdf
https://www.researchgate.net/publication/327787660_Transcultural_Nursing
https://books.google.co.id/
https://www.researchgate.net/profileaSuprapto-Suprapto-10/publication/
355912994_BUKU_AJAR_ANTROPOLOGI_KESEHATAN/links/
6184003c3c987366c32789ee/BUKU-AJAR-ANTROPOLOGI-KESEHATAN.pdf
https://id.scribd.com/document/475633302/MAKALAH-IMPLIKASI-
TRANSKULTURAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN
33