Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN BUDAYA/TRANSKULTURAL

Mata Kuliah

ISBD/PSIKOSOSIAL

Dosen Mata Kuliah

Ns. Vivi Berhimpong, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh :

Fanycia Laluan 18061052 Aprilia Laoh 20061054


Vanessa karamoy 20061006 Alfani Mandowen 20061064
Ezra Pangemanan 20061008 Gabriel Kaligis 20061085
Delina Saluge 20061029 Notiana Kobogau 21061701
Mercy Sampul 20061048

UNIVERSITAS SARI PUTRA INDONESIA TOMOHON


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T/A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan YME karena hanya atas anugerahNya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada
pembaca. Makalah ini tentu dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari anggota-anggota
kelompok dan juga bimbingan dari Ns. Vivi Berhimpong, S.Kep., M.Kep selaku dosen mata
kuliah ISBD/PSIKOSOSIAL.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan kami sebagai penulis menyadari
tentu makalah ini masih belum sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca guna meningkatkan kemampuan kami kedepannya.

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................................................ii

BAB 1..............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1. Latar Belakang......................................................................................................................1

2. Rumusan Masalah.................................................................................................................2

3. Tujuan Penulisan..................................................................................................................3

4. Manfaat Penulisan................................................................................................................3

BAB II.............................................................................................................................................4

ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTUR...........................................................................4

1. Pohon Masalah......................................................................................................................4

2. Pengkajian.............................................................................................................................4

3. Diagnosa Keperawatan.........................................................................................................7

4. Intervensi Keperawatan........................................................................................................7

5. Implementasi Keperawatan................................................................................................12

6. Evaluasi Keperawatan........................................................................................................12

Daftar Pustaka................................................................................................................................13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Transcultural nursing,teori ini di gagas pertama kali oleh madeleine Leininger
yang di inspirasi oleh pengalaman dirinya sewaktu bekerja sebagai perawat spesialis
anak di Midwestern United States pada tahun 1950 dan pertama kali diigunakan
pada tahun 1960.

Leininger mendefinisikan”transkultural Nursing” sebagai area yang luas dalam


keperawatan yang mana berfokus pada komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan
subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing care dan nilai sehat-sakit,
kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic
body of knowledge untuk kultur yang spesifik dan kultur yang universasl dalam
keperawatan (Andrews and Boyle,1997: Leininger dan McFarland,2002). Tujuan dari
transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan apresiasi terhadap perbedaan
kultur. Selain itu juga untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam keperawatan yang
humanis sehingga terbentuk praktik keperawatan sesuai dengan kultur dan universal
(leininger,1978).

Keperawatan transkultural merupakan suatu arah utama dalam keperawatan yang


berfokus pada study komparatif dan analisis tentang budaya dan sub budaya yang
berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan, niai-nilai,
keyakinan tentang sehat sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan
mengembangkan body of knowladge yang ilmiah dan humanistik guna memberi tempat
praktik keperawatan pada budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey, 1994).

Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock
maupun culture imposition.Cultural shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba
mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien)
sedangkan culture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik
secara diam-diam mauoun terang-terangan memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan,

1
dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya pda individu, keluarga, atau kelompok dari
budaya lain karena mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi dari pada budaya
kelompok lain.
Setiap individu memiliki budaya baik disadari maupun tidak disadari, budaya
merupakan struktur dari kehidupan. Istilah budaya pertama kali didefinisikan oleh
antropolog Inggris Tylor tahun 1871 bahwa budaya yaitu semua yang termasuk dalam
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat dan kebiasaan lain yang dilakukan
manusia sebagai anggota masyarakat. ( Brunner dan Suddart, 2001 ).
Kebudayaan juga didefinisikan sebagai rancangan hidup yang tercipta secara
historis baik eksplisit maupun implisit, rasional, irasional yang ada pada suatu waktu
sebagai pedoman yang potensial untuk prilaku manusia (kluckhohn dan kelly, dalam
kessing, 1992). Menurut swasono (1998), respon masyarat terhadap berbagai peristiwa
kehidupan disebut budaya. Dan budaya ini berbeda-beda pada berbagai kelompok di
masyarakat. Andrews dan Boyle (2003) mendefinisikan budaya dari Leininger (1978)
bahwa budaya adalah pengetahuan yang dipelajar dan disebarkan dengan nilai,
kepercayaan, aturan perilaku, dan praktik gaya hidup yang menjadi acuan bagi kelompok
tertentu dalam berpikir dan bertindak dengan cara yang terpola.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pemikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-
benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditunjukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2. Rumusan Masalah

a) Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan budaya/transkultur?


b) Bagaimana diagnosa asuhan keperawatan budaya/transkultur?
c) Bagaimana intervensi asuhan keperawatan budaya/transkultur?
d) Bagaimana implementasi asuhan keperawatan budaya/transkultur?

2
e) Bagaimana evaluasi asuhan keperawatan budaya/transkultur?

3. Tujuan Penulisan

a) Untuk mengetahui pengkajian asuhan keperawatan budaya/transkultur


b) Untuk mengetahui diagnosa asuhan keperawatan budaya/transkultur
c) Untuk mengetahui intervensi asuhan keperawatan budaya/transkultur
d) Untuk mengetahui implementasi asuhan keperawatan budaya/transkultur
e) Untuk mengetahui evaluasi asuhan keperawatan budaya/transkultur

4. Manfaat Penulisan

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman melakukan asuhan


keperawatan budaya/transcultural dengan teori transcultural nursing.

3
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTUR

1. Pohon Masalah

Gangguan
Komunikasi
Verbal

Kurang Gangguan
pemahaman Interaksi
Sosial

Perbedaan Lingkungan Kurang Defisit Ketidakpatuhan


bahasa terbatas terpapar Pengetahuan Pengobatan
informasi

Budaya/
Transkultur Adat/aturan Budaya

2. Pengkajian

Carpenito dan Moyet ( 2007 ) dalam buku Konsep dasar keperawatan dengan


pemetaan konsep halaman 19 mengemukakan bahwa pengkajian adalah tahap yang
sistematis dalam pengumpulan data tentang individu, keluarga, dan kelompok.
Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu :

a) Faktor teknologi (tecnological factors)


Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat
penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu
mengkaji :
- Persepsi sehat sakit

4
- Kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan
- Alasan mencari bantuan kesehatan
- Alasan klien memilih pengobatan alternatif
- Persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini.
b) Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi
para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk
menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri.
Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah :
- Agama yang dianut
- Status pernikahan
- Cara pandang klien terhadap penyebab penyakit
- Cara pengobatan
- Kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
c) Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor :
- Nama lengkap
- Nama panggilan
- Umur
- Tempat tanggal lahir
- Jenis kelamin
- Status
- Tipe keluarga
- Pengambilan keputusan dalam keluarga
- Hubungan klien dengan kepala keluarga.
d) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut
budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah

5
yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu
dikaji pada faktor ini adalah :
- Posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga
- Bahasa yang digunakan
- Kebiasaan makan
- Makanan yang dipantang dalam kondisi sakit
- Persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari
- Kebiasaan membersihkan diri.
e) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew
and Boyle, 1995).
Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah :
- Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung
- Jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu
- Cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
f) Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang
dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus
dikaji oleh perawat diantaranya :
- Pekerjaan klien
- Sumber biaya pengobatan
- Tabungan yang dimiliki oleh keluarga
- Biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau
patungan antar anggota keluarga.
g) Faktor pendidikan (educational factors)
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam
menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan
klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional

6
dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan
kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah :
- Tingkat pendidikan klien
- Jenis pendidikan
- Kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya
sehingga tidak terulang kembali.

3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa asuhan keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau


masalah kesehatan aktual atau potensial serta penyebabnya. Tahap diagnosa adalah tahap
pengambilan keputusan pada proses keperawatan yang meliputi identifikasi apakah
maslah klien dapt dihilangkan , dikurangi atau diubah melalui tindakan keperawatan
(Nursalam, 2007). Terdapat tiga diagnosa yang ditegakkan, berdasarkan keperawatan
transkultural pada pasien.
1) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur D.0119
2) Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan disorientasi sosiokultural D.0118
3) Ketidakpatuhan berhubungan dengan lingkungan tidak terapeutik D.0114

4. Intervensi Keperawatan

Intervensi Keperawatan
Kode Diagnosa
No. Kode SLKI Kode SIKI
Diagnosa Keperawatan
SLKI SIKI

1. D.0119 L.13110 I.13492


Gangguan Komunikasi Verbal b/d Komunikasi Proses Komunikasi
Perbedaan kultur Verbal Tindakan :
Ditandai dengan : Meningkat 1. Observasi :
a. Gejala dan tanda mayor - Monitor kecepatan,
1. Subjektif kuantitas,volume,dan diksi

7
(tidak tersedia) bicara
2. Objektif - Monitor proses kognitif,
- Tidak mampu berbicara anatomis dan fisiologis
atau mendengar yang berkaitan dengan
- Menunjukan respon bicara
tidak sesuai - monitor
b. Gejala dan tanda minor frustasi,marah,depresi,atau
1. Subjektif hal lain yang mengganggu
(tidak tersedia) bicara
2. Objektif - identifikasi perilaku
- Afasia emosional dan fisik sebagai
- Disfasia bentuk komunikasi
- Apraksia 2. Terapeutik :

- Disleksia - Gunakan metode

- Disartia komunikasi alternatif

- Afonia - Sesuaikan gaya komunikasi

- Dislasia dengan kebutuhan


- Modifikasi lingkungan
- Pelo
untuk meminimalkan
- Gagap
bantuan
- Tidak ada kontak mata
- Ulangi apa yang
- Sulit memahami
disampaikan pasien
komunikasi
- Berikan dukungan
- Sulit mempertahankan
psikologis
komunikasi
- Gunakan juru bicara,jika
- Sulit menggunakan
perlu.
ekspresi wajah atau
3. Edukasi
tubuh
- Anjurkan bicara perlahan
- Tidak mampu
- Ajarkan pasien dan
menggunakan ekspresi
keluarga proses
wajah atau tubuh

8
- Sulit menyusun kognitif,anatomis,dan
kalimat
fisiologis yang
- Verbaliasai tidak tepat
- Sulit mengungkapkan berhubungan dengan
kata- kata kemampuan berbicara
- Disorientasi 4. Kolaborasi
orang,ruang,waktu
- Defisit penglihatan - Rujuk ke ahli patologi bicara
- Delusi atau terapis

2. D.0118 L.13115 I.13498


Gangguan Interaksi Sosial b/d Interaksi Sosial Promosi Sosialisasi
Disorientasi sosiokultural Meningkat Tindakan :
Ditandai dengan : 1. Observasi :
a. Gejala dan tanda mayor - Identifikasi kemampuan
1. Subjektif : melakukan interaksi dengan
- Merasa tidak nyaman orang lain
dengan status social - Identifikasi hambatan
- Merasa sulit menerima melakukan interaksi dengan
atau orang lain
mengkomunikasikan 2. Terapeutik :
perasaan - Motivasi meningkatkan
2. Objektif : keterlibatan dalam suatu
- Kurang responsif pada hubungan
orang lain - Motivasi kesabaran dalam
- Tidak berminat mengembangkan suatu
melakukan kontak hubungan
emosi dan fisik - Motivasi berpartisipasi dalam
b. Gejala dan tanda minor aktivitas baru dan kegiatan
1. Subjektif : kelompok
- Sulit mengungkapkan - Motivasi berinteraksi diluar
kasih sayang lingkungan
- Diskusikan kekuatan dan

9
2. Objektif : keterbatasan dalam
- Gejala cemas berat berkomunikasi dengan orang
- Kontak mata kurang lain
- Ekspresi wajah tidak - Diskusikan perencanaan
responsif kegiatan di masa depan
- Tidak kooperatif dalam - Berikan umpan balik positif
bermain dan berteman dalam perawatan diri
dengan sebaya - Berikan umpan balik positif
- Perilaku tidak sesuai pada setiap peningkattan
usia kemampuan
3. Edukasi :
- Anjurkan berinteraksi dengan
orang lain secara bertahap
- Anjurkan ikut serta kegiatan
social dan kemasyrakatan
- Anjurkan berbagi
pengalaman dengan orang
lain
- Anjurkan meningkatkan
kejujuran diri dan
menghirmati orang lain
- Anjurkan penggunaan alat
bantu
- Anjurkan membuat
perencanaan kelompok kecil
untuk kegiatan khusus
- Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan
komunikasi
- Latih mengekspresikan

10
marah dengan tepat

3. D.0118 L.12110 I.12361


Ketidakpatuhan b/d lingkungan Tingkat Dukungan Kepatuhan Program
tidak terapeutik Kepatuhan Pengobatan
Ditandai dengan : Meningkat Tindakan :
a. Gejala dan tanda mayor 1. Observasi
1. Subjektif : - Identifikasi kepatuhan
- Menolak menjalani menjalani program
perawatan/pengobatan pengobatan
- Menolak mengikuti 2. Terapeutik :
anjuran - Buat komitmen menjalani
2. Objektif : program pengobatan dengan
- Perilaku tidak baik
mengikuti program - Buat jadwal pendampingan
perawatan/pengobatan keluarga untuk bergantian
- Perilaku tidak menemani pasien selama
menjalankan anjuran menjalani program
b. Gejala dan tanda minor pengobatan
1. Subjektif : - Dokumentasikan aktivitas
- (tidak tersedia) sealama menjalani proses
2. Objektif : pengobatan
- Tampak tanda/gejala - Diskusikan hal-hal yang
penyakit dapat mendukung atau
- Masalah kesehatan menghambat berjalannya
masih ada atau program pengobatan
meningkat - Libatkan keluarga untuk
- Tampak kompilasi mendukung program
penyakit pengobatan yang dijalani
- Masalah kesehatan 3. Edukasi :
menetap atau - Informasikan program

11
meningkat pengobatan yang harus
dijalani
- Informasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
- Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan merawat
pasien selama menjalani
program pengobatan
- Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ke pelayanan
kesehatan terdekat,jika perlu

5. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan,  dimana


perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam Haryanto, 2007).

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh


perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon,
1994, dalam Potter & Perry, 2011).

6. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah Tindakan intelektual yang melengkapi prosses keperawatan yang


menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan,rencana Tindakan,dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai, Surasmi (2013).

12
13
Daftar Pustaka

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016),  Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),  Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018),  Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),  Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018),  Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),  Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018.  Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
dr. Suparyanto, M.Kes: IMPLEMENTASI KEPERAWATAN. (dr-suparyanto.blogspot.com)
SLKI GANGGUAN PERSEPSI SENSORI – PERAWAT NGASKEP (wordpress.com)
bajangblogers: PENGKAJIAN KEPERAWATAN (lailybajangmasruri.blogspot.com)
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018.  Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Microsoft Word - BAB II.doc (unimus.ac.id)

14
15

Anda mungkin juga menyukai