Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SENAM LANSIA

Oleh Kelompok 11
1.Anjeli Mumu 2021014
2.Josua Pandey 2021062
3.Misela Abusalam 2021080

Tim Dosen:
Ns Grace A.Marentek,S.Kep,M.Kep
Dr.Ns Djoise Kaunang,S.pd,S.kep,M.Kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA TOMOHON


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SENAM LANSIA”.
  Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan Mata
Kuliah. Dalam penulisan makalah, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.Namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penulisan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan,
dan bimbingan orang tua,sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Baik pada teknis penulisan maupun dalam materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.

Tomohon,Mei 2023
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................i
Daftar isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II STUDI PUSTAKA................................................................................................2
1. Konsep Dasar Lansia………………………………………………………2
2. Konsep Senam……………………………………………………………..2
3. Senam Lansia………………………………………………………………3
4. Aktivitas Lansia…………………………………………………………….3
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….. 4
A.Kesimpulan………………………………………………………………… 4
B.Saran………………………………………………………………………... 4
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang Masalah
Memasuki usia tua banyak lansia yang mengalami kemunduran fisik yang ditandai dengan
pendengaran berkurang, penglihatan menurun, aktivitas fisik menjadi lambat dan penurunan
nafsu makan serta kondisi tubuh lain juga mengalami kemunduran (Padila, 2013). Penuaan
biasanya diikuti dengan penurunan kualitas hidup, untuk mempertahankan kualitas hidup tetap
aktif dan produktif lansia perlu memperhatikan masalah faktor gizi dan olahraga (Sugaray,
2012).
Olahraga pada usia lanjut dapat dilakukan dengan memperhatikan tingkat kekuatan, seperti
jalan cepat, bersepeda santai dan senam. Bahkan aktivitas sehari-hari seperti membersihkan
rumah, berkebun dan mencuci pakaian dengan intensitas selama 30 menit juga baik bagi
kesehatan. Penting bagi lansia untuk mengikuti senam karena akan membantu tubuh lansia agar
tetap bugar dan tetap segar, karena senam lansia mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong
jantung bekerja secara optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang terdapat
didalam tubuh. Semua jenis senam dan aktivitas olahraga ringan sangat bermanfaat untuk
menghambat proses degeneratif atau proses penuaan (Novarina, 2012).
Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal
ini sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup serta menjadi tanda membaiknya tingkat
kesejahteraan masyarakat. Hasil sensus 12 penduduk pada tahun 2010 menunjukkan bahwa
Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di Dunia
yakni mencapai 18,1 juta jiwa pada tahun 2010 atau 9,6% dari jumlah penduduk (Anonim,
2013). Pada tahun 2014 jumlah lansia di Jawa Timur telah mencapai 4,23 juta orang atau sekitar
10,96% dari penduduk Jawa Timur. Jumlah penduduk lansia perempuan terhitung lebih banyak
dibanding penduduk lansia laki-laki, yaitu 2,32 juta penduduk lansia perempuan berbanding 1,91
juta penduduk laki-laki (BPS, 2014). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Ponorogo
jumlah lansia di Kabupaten Ponorogo telah mencapai 144.678 jiwa dengan rincian laki-laki
sebesar 66.711 jiwa dan perempuan sebesar 77.967 jiwa. Sedangkan jumlah posyandu lansia
yang ada di Kabupaten Ponorogo pada akhir tahun 2014 sebanyak 374 posyandu lansia dengan
jumlah kader yang aktif sebesar 1297, tapi tidak semua posyandu lansia memiliki program senam
lansia.
Dari wilayah kerja Puskesmas Balong terdapat lansia sejumlah 7848 jiwa. Dan terdapat 27
posyandu lansia yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas Balong, tetapi hanya terdapat 16
posyandu lansia yang memiliki program senam lansia. Di Desa Karangan Kecamatan Balong
Kabupaten Ponorogo jumlah lansia sebesar 563 jiwa. Dusun Karangan Desa Karangan
merupakan salah satu desa yang posyandu lansianya memiliki program senam lansia yang berada
di wilayah kerja puskesmas Balong dengan jumlah lansia sebesar 140 jiwa dan jumlah lansia
yang tercatat mengikuti senam lansia pada tahun 2015 sebesar 50 orang, dengan jumlah
kehadiran setiap bulannya pada bulan 3 Januari 50 orang, Februari 37 orang, Maret 41 orang,
April 33 orang, Mei 38 orang, Agustus 32 orang, September 27 orang, Oktober 28 orang. Banyak
lansia yang tidak mau mengikuti senam lansia disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum
tahu manfaat dari senam lansia.
Pada penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dari faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi lansia dalam melakukan senam lansia di UPT Pelayanan Tresna Werdha Khusnul
Khotimah Pekanbaru, pada 5 lansia yang sehat didapatkan 3 dari 5 orang lansia tidak mengikuti
senam lansia dengan alasan malas, capek, ngantuk dan tidak ada keinginan untuk melakukan
senam lansia. Padahal petugas panti selalu memberi arahan, perhatian, pengawasan dan motivasi,
agar semua lansia tahu bahwa pentingnya melakukan senam lansia secara rutin. Namun
kenyataannya masih banyak lansia tidak mau melakukan senam lansia. Hal ini disebabkan
karena ketidakmampuan dan penurunan fungsi fisik dalam melakukan senam lansia (Sugaray,
2012).
Faktor yang dapat mempengaruhi kurangnya motivasi lansia dalam mengikuti senam lansia
yaitu kurangnya promosi kesehatan menyebabkan lansia cenderung tidak aktif dalam senam
lansia dibandingkan dengan lansia yang didukung oleh promosi kesehatan (Indrawati, 2013).
Ketidakaktifan lansia dalam mengikuti senam lansia juga disebabkan karena jarak rumah lansia
dengan lokasi senam diposyandu cukup jauh menurut ukuran lansia yang bersangkutan, lansia
yang sakit. Faktor lain yang ikut mempengaruhi ketidakaktifan lansia adalah masalah waktu
senam yang diadakan pada pagi 4 hari dimana pada jam-jam tersebut lansia mempunyai aktivitas
sendiri dirumah seperti mencuci baju atau membantu memasak (Paryanti, 2011).
Kenyataannya melakukan olahraga secara teratur dapat memperbaiki morbiditas dan
mortalitas yang diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler. Selain itu senam lansia juga akan
membantu meningkatkan kualitas hidup, menambah kegembiraan dan memaksimalkan sisa
kemampuan (Sigalingging, 2008). Dampak lansia yang kurang aktif dalam bergerak dan
olahraga yaitu akan menyebabkan gangguan pada sistem musculoskeletal yaitu terjadinya atrofi
otot, osteoporosis, serta timbulnya kekakuan pada sendi yang peka (terutama kaki) (Novarina,
2012).
Dalam mencapai kesehatannya lansia perlu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang berfungsi tanpa rangsangan dari luar tetapi sudah dengan
sendirinya terdorong untuk berbuat sesuatu misalnya dari dalam dirinya lansia itu sendiri,
sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang berfungsi karena adanya rangsangan dari luar
seperti lingkungan, teman, keluarga, dan informasi. Informasi senam lansia diberikan oleh kader
posyandu atau pemandu senam, informasi diharapkan dapat membantu dan memotivasi lansia
untuk melakukan senam lansia, selain motivasi dari diri sendiri diharapkan juga dukungan dari
keluarganya sendiri (Sugaray, 2012).
Selain itu cara untuk dapat meningkatkan motivasi lansia yaitu cara memotivasi dengan
menggunakan ancaman atau kekersan agar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus
dilakukan, memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu sesuai
harapan 5 yang memberikan motivasi, dan yang terakhir yaitu memotivasi dengan menanamkan
kesadaran sehingga lansia berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dalam dirinya
sendiri dalam mengikuti senam lansia (Sulistyorini, 2013). Berdasarkan banyaknya masalah yang
terjadi akibat kurangnya motivasi lansia dalam mengikuti senam lansia penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dan memahami lebih jauh tentang motivasi lansia dalam mengikuti senam
lansia.

2.Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena permasalahan pada latar belakang di atas maka penulis merumuskan
masalah bagaimana motivasi lansia dalam mengikuti senam lansia ?

3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui motivasi lansia dalam mengikuti senam lansia apakah motivasinya tinggi
atau rendah.
4.Manfaat penelitian
a.Manfaat Teoritis
Diharapkan lansia dapat lebih meningkatkan motivasinya dalam mengikuti olahraga seperti
senam lansia karena banyak manfaat dalam melakukan senam lansia.
b.Manfaat Praktis
1. Bagi Institusi Kesehatan Sebagai kajian dan juga sebagai bahan untuk meningkatkan
kualitas kesehatan lansia, dan motivasi dalam melaksanakan promosi kesehatan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui lebih baik lagi
tentang senam lansia, khususnya motivasi melakukan senam lansia sehingga dapat dijadikan
acuan penelitian yang akan datang.
BAB II
STUDI PUSTAKA

1. Konsep Dasar Lansia 
A.Definisi Lansia
Menua atau menjadi tua adalah suatu proses biologis yang tidak dapat dihindari. Proses
penuaan terjadi secara alamiah. Hal ini dapat menimbulkan masalah fisik, mental, sosial,
ekonomi dan psikologis.(Mustika, 2019). Lansia merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya bisa dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses
alamiah, yang berarti seseorang akan melewati tiga tahap dalam kehidupannya yaitu masa anak,
dewasa dan juga tua.(Mawaddah, 2020).
Jika ditanya kapan seseorang dikatakan lansia jawabannya adalah jadi kita ada dua kategori
lansia yaitu kategori usia kronologis dan usia biologis artinya adalah jika usia kronologis adalah
dihitung dalam atau dengan tahun kalender.Di Indonesia usia pensiun 56 tahun biasanya disebut
sudah lansia namun ada Undang – undang mengatakan bahwa usia 60 tahun ke atas baru paling
layak atau paling tepat disebut usia lanjut usia biologis adalah usia yang sebenarnya kenapa
begitu karena dimana kondisi pematangan jaringan sebagai indeks usia lansia pada biologisnya.
Pada seseorang yang sudah lanjut usia banyak yang terjadi penurunan salah satunya kondisi fisik
maupun biologis, dimana kondisi psikologisnya serta perubahan kondisi sosial dimana dalam
proses menua ini memiliki arti yang 11 Artinya proses menua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat
bertahan terhadap lesion atau luka (infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Hal ini
dikarenakan fisik lansia dapat menghambat atau memperlambat kemunduran fungsi alat tubuh
yang disebabkan bertambahnya umur.(Friska et al., 2020).
B.Ciri-Ciri Lansia
Menurut Oktora & Purnawan, (2018) adapun ciri dari lansia diantaranya :
a. Lansia merupakan periode kemunduran Kemunduran pada lansia sebagian datang dari
faktor fisik dan faktor psikologis sehingga motivasi memiliki peran yang penting dalam
kemunduran pada lansia. Misalnya lansiayang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan
kegiatan, maka akanmempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang
memilikimotivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
b. Penyesuaian yang buruk pada lansia prilaku yang buruk terhadap lansia membuat
mereka cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan
bentuk perilaku yang buruk.Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri
lansia menjadi buruk pula. Contoh: lansia yang tinggal bersama keluarga sering tidak dilibatkan
untuk pengambilan keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang
menyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga
diri yang rendah.
C.Konsep Senam
1.Definisi Senam
Senam lansia adalah olah raga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan pada lansia.
Aktivitas olah raga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan sehat, karena melatih tulang
tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas
yang ada didalam tubuh.
2.Manfaat Senam Lansia
manfaat senam lansia yaitu Bermanfaat untuk menghambat proses penuaan, jika dilakukan
secara teratur akan mendapat kesegaran jasmani yang baik, mencegah terjadinya kehilangan
massa tulang, terpeliharanya kekuatan otot, daya tahan tubuh dan kelenturan persendian,
terpeliharanya kesehatan jantung dan system pernapasan menjadi baik, tekanan darah menjadi
stabil dan dapat meningkatkan peredaran darah, sehingga dapat menghilangkan rasa sakit,
menimbulkan rasa bahagia,bisa tidur lebih nyenyak dan pikiran tetap segar.
3.Senam Lansia
D.Definisi Senam Lansia
Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang
diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan
fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut. Selain kegiatan senam lansia, latihan nafas
dalam juga dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan lansia. Tujuan utama pengaturan
pernafasan adalah untuk menyuplai kebutuhan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
tubuh, misalnya saat latihan fisik, infeksi, atau masa kehamilan. Pengaturan pernafasan
meningkatkan pengeluaran karbon dioksida, hasil proses metabolisme tubuh Pernafasan yang
pelan, dalam, dan teratur dapat meningkatkan aktivitas parasimpatis. Peningkatan aktivitas
parasimpatis dapat menurunkan curah jantung dan resistensi perifer total, yang nantinya juga
bisa 70 menurunkan tekanan darah (Potter & Perry, 2005).
E.Jenis-jenis Senam Lansia
1.Senam Kebugaran Lansia
Senam jenis ini bertujuan untuk meningkatkan kebugaran para lansia. Salah satu contoh
gerakannya adalah gerakan kepala.Gerakan kepala berfungsi untuk meregangkan otot-otot kepala
agar peredaran darah bisa lancar. Contoh gerakannya adalah dengan menganggukkan kepala ke
atas dan ke bawah dalam hitungan 1 sampai 8 dilakukan selama 5 kali, setelah itu anggukan ke
kiri dan ke kanan dalam hitungan 1 sampai 8 dilakukan sebanyak 5 kali.

2. Senam Hipertensi
Senam hipertensi adalah olahraga yang dilakukan untuk menyehatkan aliran darah dan
membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Contoh gerakannya bisa dengan memanfaatkan
kemampuan tangan.Gerakan menyatukan kedua telapak tangan dengan cara tepuk tangan dan
posisi tangan sejajar dengan dada, mulai dari hitungan 1 sampai 8 dilakukan sebanyak 5 kali.
Gerakan ini berfungsi untuk meningkatkan kinerja jantung.

3. Senam Diabetes
Senam diabetes berupaya untuk menjaga kebugaran dan mengendalikan gula darah. Salah satu
gerakan yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan tangan.Lakukan gerakan tepuk
tangan dengan salah satu jari menekuk, mulai dengan hitungan 1 sampai 8 sebanyak 5 kali.
Gerakan ini bermanfaat untuk mengurangi penyakit diabetes melitus.

4. Jalan Santai
Gerakan ini lebih mengutamakan kekuatan kaki yang bertujuan untuk mengurangi asam urat dan
memperlancar peredaran darah. Dalam posisi berdiri, lakukan gerakan jinjit secara bergantian
antara kaki kanan dan kaki kiri dengan hitungan 1 sampai 8 sebanyak 5 kali.
F.Aktivitas Lansia
Setelah menginjak usia lanjut, kebanyakan orang mengurangi aktivitas sehari-hari, karena
stamina sudah jauh berkurang, punya kondisi kesehatan tertentu, atau tidak ada kesempatan.
Padahal, orang lanjut usia (lansia) justru harus tetap aktif dengan melakukan beragam aktivitas
yang berguna setiap hari agar lansia sehat dan bugar. Aktivitas apa saja yang bisa dilakukan dan
apa manfaatnya?
Aktivitas, baik fisik, sosial, maupun kegiatan berguna lainnya, bisa memberikan beragam
manfaat pada kesehatan lansia. Berikut ragam manfaat yang bisa lansia peroleh bila tetap aktif
dan melakukan aktivitas.
1. Olahraga
    Olahraga untuk lansia, baik yang dilakukan sendiri atau bersama dengan orang lain bisa jadi
pilihan, seperti: jalan kaki, berenang, yoga, senam lansia atau latihan peregangan. Lansia juga
bisa ikut kelas olahraga bersama, seperti kelas yoga, komunitas gerak jalan, atau
bersepeda. Kelas olahraga bersama bermanfaat agar lansia tidak merasa kesepian dan lebih
bersemangat karena melakukan olahraga bersama-sama.
2.  Kerajinan tangan
     Lansia juga bisa melakukan kerajinan tangan untuk mengisi waktu luang agar tidak bosan dan
kesepian. Beberapa aktivitas kerajinan tangannya seperti, melukis, menggambar, merajut, atau
yang lebih kompleks, membuat tembikar.
3.  Berkebun
   Berkebun dengan kegiatan seperti, menanam, menyiram tanaman, dan membersihkan
dedaunan kering, bisa memenuhi kebutuhan gizi lansia akan vitamin D dari sinar matahari.
4. Membaca dan menulis
    Jika menyukai buku, membaca bisa menjadi pilihan kegiatan yang tepat. Kegiatan ini dapat
dilakukan sendiri di rumah atau klub buku tertentu sambil meningkatkan hubungan sosial. Selain
itu, menulis juga bisa menjadi alternatif lansia yang suka bercerita dan bermanfaat untuk
mengasah kemampuan berpikir serta kreativitasnya.
5.  Memasak
   Aktivitas masak bisa menjadi solusi yang menyenangkan, terlebih jika dapat berkreasi
membuat berbagai menu makanan sehat lansia untuk menunjang kebutuhan gizinya.
6.  Menari dan bermain musik
   Musik telah terbukti dapat memberi dampak positif terhadap siapapun. Oleh sebab itu aktivitas
lansia, seperti mendengarkan musik, memainkan alat musik, atau menari, cocok jadi pilihan yang
tepat.
7. Memelihara hewan
   Dilansir dari laman UMH, penelitian telah menunjukkan bahwa memelihara hewan bisa
membantu meningkatkan kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan. Memelihara kucing,
anjing, burung, atau ikan pun bisa menjadi ragam opsi aktivitas lansia.
8.  Menjadi relawan
   Menjadi sukarelawan dapat mengatasi perasaan tidak lagi aktif berperan yang mungkin lansia
rasakan, sehingga dengan bergabung dalam berbagai kegiatan, acara, atau komunitas sosial dapat
menjadi pilihan aktivitas bagi lansia.
9.  Game mengasah otak
   Memainkan permainan atau game mengasah otak bisa menjadi solusi bagi lansia yang tak bisa
bepergian keluar rumah. Contoh permainan yang bisa dicoba seperti catur atau kartu, yang
bermanfaat untuk mencegah penurunan fungsi otak pada lansia. Dengan beragam pilihan
aktivitas tersebut, tidak ada alasan bagi lansia untuk bermalas-malasan.Walaupun sudah tak
seenergik dulu, aktivitas tetap perlu diterapkan sebagai salah satu gaya hidup sehat untuk lansia.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka secara umum dapat disimpulkan
bahwa, pada lansia terjadi proses penuaan yang dapat menimbulkan berbagai masalah, salah
satunya ialah penurunan fungsi dan kekuatan otot yang mengakibatkan penurunan kemampuan
dalam mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Senam lansia merupakan aktivitas fisik yang
dapat menigkatkan kekuatan otot, serta meningkatkan fleksibilitas sendi yang dapat mengurangi
kemungkinan bagi lansia untuk jatuh.keseimbangan lansia dilatih dengan senam.
Dari pembahasan pada bab sebelumnya didapatkan kesimpulan bahwa terdapat faktor yang
mempengaruhi keseimbangan pada lansia antara lain aktivitas fisik, penyakit linu pada sendi,
jenis kelamin dan fungsi penglihatan.
B.Saran
Lansia diharapkan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan mengikuti senam lansia
di posyandu serta penerapan pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan
yang umum terjadi pada lansia misalnya penyakit lansia.
DAFTAR PUSTAKA
1.Gustin A.G,(2013),Depkes RI:Senam Lansia,EGC:Jakarta
2.Indhryani R,2020.Rekomendasi Senam Lansia,Rahasia Tetap Bugar di usia senja.Artikel
kesehatan
3.Kemenkes RI,2016,Buku Kesehatan Lansia,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai