Anda di halaman 1dari 23

PERAN KADER POSYANDU DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN

IBU DAN ANAK

OLEH

KLAUDIA D. NIHUS
20201057

FAKULTAS ILMU KESEHTAN PRODI KEPERWATAN PROFESI


NERS UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ST. PAULUS
RUTENG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“Peran Kader Posyandu Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ibu dan Anak ” tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari cara
pembuatan skripsi pada Universitas ST. PAULUS Ruteng dan untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga proposal penelitian ini dapat
selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:
1. Ns. Angelina Roida Eka, M. Kep. Sp. Kep. J
2. Ns. Yuliana Reginaldis Rosali Krowa., S.Kep.,M.Kep.
3. Natalia D.P. Raden, M.Keb
4. Christin F.M. Bebok, S.Psi.,M.Psi.,Psikolog
5. Segenap Dosen Jurusan Keperawatan UNIVERSITAS Katolik ST. Paulus Ruteng
yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
6. Orang tua, saudara-saudara kami, atas doa, bimbingan, serta kasih sayang yang selalu
tercurah selama ini.
Kami menyadari proposal ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis mengharapkan
saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya laporan
proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di
lapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu demi kesempurnaan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga proposal ini bermanfaat
bagi para pembaca.
Ruteng
2023
Penulis

Klaudia D. Nihus

DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………… i
Kata Pengantar……………………………………………………. ii
Daftar Isi…………………………………………………………. iii
BAB I……………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………… 2
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………… 4
1.4 Manfaat Penelitan………………………………………… 4
BAB II……………………………………………………………… 5
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Peran kader dalam posyandu dengan meningkatka
kesejatraan ibu dan anak …………………………………
5
1. DEFENISI PERAN KADER…………………………
5
2. PERAN POSYANDU TERHADAP IBU DAN
ANAK SERTA MASYARAKAT…………………….
6
3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEJATRAAN
IBU DAN ANAK………………………………………….
7
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Posyandu (pos pelayanan terpadu) adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh,


petugas kesehatan seperti bidan dan lainnya, guna untuk masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak
pada khususnya. Posyandu merupakan bagian dari pembangunan untuk mencapai
keluarga kecil bahagia dan sejahtera, dilaksanakan oleh keluarga bersama dengan
masyarakat di bawah bimbingan petugas kesehatan dari puskesmas setempat. Sasaran
utama kegiatan posyandu ini adalah balita dan orang tuanya, ibu hamil, ibu menyusui dan
bayinya, serta wanita usia subur. Sedangkan yang bertindak sebagai pelaksana posyandu
adalah kader. Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk
masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.
Peranan Kader urgen untuk diteliti guna meningkatkan motivasi ibu pada balita
berkunjung ke Posyandu. Fokus penelitian ini diarahkan pada kebermaknaan hubungan
antara peranan lader dengan motivasi ibu balita berkunjung ke Posyandu di Desa Pliken
Kabupaten Banyumas Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di
posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau berinisiatif dan bekerja secara
sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan
sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan
posyandu (Ismawati dkk, 2010).
Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dilakukan dengan
melibatkan masyarakat untuk berperan penting serta dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan. Sejak berkembangnya polindes menjadi PKD (Poliklinik Kesehatan Desa)
tahun 2003 diharapkan dapat mendekatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan,
mendorong pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan dan diharapkan menjadi
potensi awal untuk mempercepat terwujudnya desa siaga. Kader merupakan sumber daya
masyarakat yang memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Para kader sebelumnya telah dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan
yang berguna untuk menunjang tugasnya melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh
pemerintah dan diharapkan mereka memiliki sikap yang positif sehingga mereka dapat
berperan serta aktif meningkatkan
upaya kesehatan melalui kegiatan posyandu (Sudargo, 2013).

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarak


(UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar (Kementerian Kesehatan RI 2012). Posyandu sebagai pusat
kegiatan masyarakat dalam bidang kesehatan melaksanakan pelayanan KB, gizi,
imunisasi, penanggulangan diare, dan KIA. Upaya keterpaduan pelayanan ini merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada ibu dan anak
serta seluruh masyarakat . Berdasarkan hal tersebut, tujuan didirikannya Posyandu adalah
untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud
keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Dengan demikian Posyandu merupakan kegiatan
kesehatan dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang
dibantu oleh petugas kesehatan (Saepudin et al. 2012).
Menurut Dinas Kesehatan D.I. Yogyakarta (2012) angka kematian anak di D.I.
Yogyakarta pada tahun 2012 menunjukkan bahwa D.I. Yogyakarta mempunyai angka
kematian Ibu dan Anak yang relatif tinggi yaitu 25 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan
target MDG’s di tahun 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Kasus kematian pada
anak di D.I. Yogyakarta pada tahun 2012 terjadi 400 kasus, dan mengalami peningkatan
dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 terjadi 241 kasus kematian anak dan tahun
2011 sebanyak 311 kasus. Penyebab terbanyak dari kasus kematian anak tersebut adalah
BBLR dan asfiksia (Dinkes, 2012). Anak Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan
anak yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2500 gram (Yulifah & Yuswanto,
2009). menempati peringkat kedua tertinggi kasus BBLR dari 4 kabupaten di
D.I.Yogyakarta setelah Kabupaten Gunung Kidul yaitu sekitar 534 anak dari 13.419
kelahiran (3.98%).Anak yang lahir dengan berat badan lahir rendah di Kabupaten Bantul
di tahun 2013, dilaporkan sejumlah 3,5%. Kasus BBLR tersebut ada di semua wilayah
kerja puskesmas dan Rumah Sakit se-Kabupaten Bantul. BBLR juga merupakan salah
satu faktor penyebab kematian bayi di bantul pada tahun 2013 dengan jumlah 18 kasus
dari 126 kasus lainnya (Dinkes, 2014). Hasil penelitian Deshpande et al (2011) di dalam
penelitian Paneru et al (2014) ada lebih dari 43 faktor yang diketahui dapat mempengaruhi
berat badan lahir, dari semua faktor tersebut faktor ibu merupakan faktor yang paling
penting Berdasarkan hasil penelitian Paneru et al (2014) faktor dari ibu sangat
terpengaruh terhadap pertumbuhan janin, beberapa diantaranya adalah faktor obstetrik
yaitu usia ibu saat hamil, paritas, jarak kehamilan dekat, riwayat melahirkan BBLR, dan
usia kehamilan serta kondisi morbiditas ibu selama hamil seperti anemia dan penyakit
hipertensi.Peran dari keluarga terutama ibu sangat penting dalam mencegah terjadinya
BBLR, dengan selalu menjaga kesehatan ibu sebelum dan selama hamil karena akan
berpengaruh pada kesejahteraan janin yang dikandung Oleh karena itu, pelayanan
posyandu merupakan salah satu bentuk upaya meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak agar
posyandu berfungsi sebagai wadah pemberdayaan dimasyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat serta
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan Angka
Kematian Ibu (AKIA), Angka Kematian Anak (AK IA). Angka Kematian Ibu dan Anak
Jumlah Posyandu di Indonesia sebanyak 266.827 yang tersebar di seluruh Indonesia dan
terdapat sekitar 3 sampai 4 orang kader per Posyandu dan berarti ada lebih dari 1 juta
kader Posyandu.
Berdasarkan data Riskesdas,hampir 78% penimbangan anak dilaksanakan di
Posyandu. Kondisi tersebut memperlihatkan peran penting dari kader Posyandu sebagai
garda terdepan dalam pelayanan kepada kesehatan ibu danak melalui posyandu. Namun
demikian, masih banyak kader yang belum memiliki pemahaman dan keterampilan yang
memadai dalam memerankan tugasnya. Kader Posyandu sebaiknya mampu menjadi
pengelola Posyandu dengan baik karena merekalah yang paling memahami kondisi
kebutuhan masyarakat di wilayahnya. Pengelola Posyandu merupakan orang yang dipilih,
bersedia, mampu, dan memiliki waktu serta kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar
masyarakat. Oleh sebab itu, pelatihan bagi kader Posyandu merupakan salah satu upaya
dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kemampuan kader Posyandu. Kegiatan
pelatihan kader Posyandu ini dapat difasilitasi oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
swasta maupun organisasi masyarakat, lembaga kemasyarakatan, dan unsur masyarakat
luas termasuk dunia usaha.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang yang dipaparkan di atas, dapat dirumuskan
bahwa yang menjadi pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah:
“Peran Kader Posyandu Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ibu dan Anak.
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut maka dapat dirumuskan beberapa sub-sub
masalah sebagai berikut
1. Bagaimana peran kader posyandu dalam meningkatkan kesejatraan ibu dan
anak di Bagaimana hambatan kader posyandu dalam meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
a. Peran posyandu dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak
b. Upaya yang dilakukan dari posyandu dalam meningkatkan kesehatan ibu dan
anak
2. Manfaat Penelitian Memberikan gambaran maupun informasi kepada pembaca
bahwa peran posyandu sangat penting dalam meningkatkan kesehatan ibu dan
anak.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan baik secara
teoritis maupun praktis.
a. Kegunaan teoretis
Menemukan pengetahuan baru tentangperan kader posyandu dalam
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak baik dari segi latar belakang, perilaku
maupun tingkat pendidikannya. Hal-hal apa yang menjadi hambatan kader posyandu
dalam upaya kesejahteraan ibu dan anak, dan diharapkan bahwa dalam penelitian ini
dapat memberikan motivasi dan dapat membantu dalam menyelesaikan
masalah-masalah kader posyandu.

b. Kegunaan praktis
Dapat memberikan motivasi kader posyandu dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak.
1. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi para akademisi untuk
mendapatkan gambaran tentang bagaimana peran serta hambatan kader
posyandu dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
2. Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada posyandu untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan
anak di posyandu

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.2 KAJIAN TEORI


2.2.1 Peran kader dalam posyandu dengan meningkatkan kesejatraan ibu
dan anak
1. Defenisi peran kader
Peran adalah bagian utama yang perlu dilakukan. Manusia
sebagai makhluk sosial cenderung hidup berkelompok. Soerjono Soekanto
menjelaskan bahwa peran adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu
atau kelompok. Peran dan status tidak dapat dipisahkan. Karena peran yang
melekat pada seseorang harus dibedakan dari posisinya dalam masyarakat.
Peran adalah fungsi, adaptasi, dan peran sebaggai salah satu proses.
Kebutuhan akan fasilitas yang memungkinkan individu atau kelompok
memenuhi perannya. Kesehatan merupakan hak asasi (UUD 1945, pasal 28
H ayat 1 dan UU No. 23 Tahun 1992) dan sekaligus sebagai investasi,
sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan serta ditingkatkan ditingkatkan
oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat
dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Posyandu
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk
masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.
Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu.
Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela serta
ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan
sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti
kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010). Kader kesehatan adalah laki-laki
atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani
masalah-masalah kesehatan perorangan maupun masyarakat, serta bekerja
di tempat yang dekat dengan pemberian pelayanan kesehatan (Terati, 2014).
Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan
bertugas mengembangkan masyarakat. Dalam hal ini kader disebut juga
sebagai penggerak atau promotor kesehatan (Yulifah, 2009).
Kader aktif adalah kader yang selalu melaksanakan kegiatan posyandu
dan selalu menjalankan tugas dan perannya sebagai kader (cecep, 2015).
Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dilakukan
dengan melibatkan masyarakat untuk berperan serta dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan. Sejak dikembangkannya polindes menjadi PKD
(Poliklinik Kesehatan Desa) tahun 2003 diharapkan dapat mendekatkan
akses dan mutu pelayanan kesehatan, mendorong pemberdayaan ibu dan
anak serta masyarakat dibidang kesehatan dan diharapkan menjadi potensi
awal untuk mempercepat terwujudnya desa siaga.
Kader diharapkan berperan aktif dan mampu menjadi pendorong,
motivator dan penyuluh masyarakat. Kader diharapkan dapat menjembatani
antara petugas/ahli kesehatan dengan masyarakat serta membantu
masyarakat mengidentifikasi dan menghadapi/ menjawab kebutuhan
kesehatan mereka sendiri. Kader juga diharapkan dapat menyediakan
nberita dan imformasi bagi pejabat kesehatan berwenang yang mungkin
tidak dapat mencapai masyarakat langsung, serta mampu mendorong para
pejabat kesehatan di sistem kesehatan agar mengerti dan merespons
kebutuhan masyarakat. Kader dapat membantu mobilisasi sumber daya
masyarakat, mengadvokasi masyarakat serta membangun kemampuan local.
2. PERAN POSYANDU TERHADAP IBU DAN ANAK SERTA
MASYARAKAT
Masyarakat desa Narawita pada umumnya mendukung dan siap
dalam
melaksanakan program Posyandu yang telah menjadi program pemerintah.
Namun, untuk kelancaran pelaksanaan program Posyandu ini, banyak pihak
yang harus terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagian
besar masyarakat sudah ikut serta dalam kegiatan program Posyandu seperti
imunisasi, penimbangan balita, konsultasi kesehatan, konsultasi gizi, dan
pemeriksaan pasangan usia subur. Namun demikian, masih ada bagian
masyarakat yang belum secara penuh berperan serta dalam pelaksanaan
program posyandu. Padalah tingkat keberhasilan program Posyandu
bergantrung pada dukungan dan peran serta dari seluruh lapisan
masyarakat. Dengan kata lain, keberhasilan pelaksanaan program terpadu
sangat tergantung dari peran serta masyarakat dalam mengelola dan
memanfaatkan Posyandu.
Tingkat ketercapaian tujuan program posyandu di desa Narawita masih
perlu diukur atau dievaluasi secara mmenyeluruh. Evaluasi program
posyandu perlu dilihat dari semua unsur seperti sumberdaya manusia,
sarana, dan partisipasi masyarakatnya. Dalam pencapaian tujuan kegiatan
Posyandu selama ini banyak unsur yang menjadi pendukungnya seperti
tingkat pendidikan tenaga medis, partisipasi masyarakat, keterlibatan kader
Posyandu, tim penggerak PKK, serta komitmen pemerintahan desa dan
kabupaten. Semua elemen tersebut sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan program posyandu. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu),
merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat oleh
petugas kesehatan bersama kadernya secara lengkap. Kegitan pelayanan
kesehatan yang diberikan secara rutin adalah pelayanan Keluarga
Berencana, kesehatan ibu dan anak, imunisasi, perbaikan gizi dan
penanggulangan diare. Pelaksanaan program posyandu ini memiliki
pengaruh dan perubahan soial yang sangat besar. Perubahan.
Tujuan utama pelayanan kesehatan posyandu adalah meningkatkan
kesejateraan sosial
masyarakat. Kesejahteraan sosial meliputi kesehatan, keadaan ekonomi,
kebahagiaan, dan kualitas hidup rakyat. Kesejahteraan masyarakat adalah
ukuran tertentu akan tingkat kebutuhan suatu kelompok di suatu tempat
dimana dalam kondisi sejahtera. Dengan demikian yang paling diharapkan
dari pelaksanan program pelayanan posyandu adalah terbentuknya
masyarakat yang sejahtera, ditandai dengan kehidupan yang layak dalam
memenuhi kebutuhan dasar hidup, pangan, sandang papan, pendidikan,
kesehatan, rasa aman dan kesempatan memperoleh pekerjaan serta
meningkatkan pendapatan masyarakat.
3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEJATRAAN IBU DAN
ANAK
a. Pengaruh Antara Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Kesejahteraan ibu dan
anak Hasil uji terhadap koefisien parameter antara peran tenaga kesehatan
dan kesejahteraan Ibu dan anak pasca melahirkan menunujukan ada
pengaruh positif sebesar 0,278130, nilai Statistik sebesar 5,338840 dan
signifikan pada α= 5%. Nilai T-Statistik tersebut berada di atas nilai kritis
(1,96).
Peran petugas kesehatan adalah suatu kegiatan yang diharapkan dari
seorang petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
ibu dan anak serta masyarakat untuk meningkatkan derajat masyarakat.12
Suatu pola tingkah laku, kepercayaan, nilai, sikap yang diharapkan oleh
masyarakat muncul dan menandai sifat dan tindakan si pemegang
kedudukan. Jadi peran menggambarkan 1305 perilaku yang seharusnya
diperlihatkan oleh individu pemegang peran tersebut dalam situasi
umum.13 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh darsono dan hasan dalam judul “peran tenaga kesehatan dan
ketahanan komunitas terhadap kesejahteraan” dengan p value =0,00;OR
=8,628 ; 95% CI (1,746-15,842), yang menunujukkan bahwa peran tenaga
kesehatan mampu membentuk kesejahteraan ibu dan anak dan dapat
mengurangi AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi)
peran tenga kesehatan sebagai motivasi ini sangat bermakna dorongan
terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan.
Elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi unsur membangkitkan,
mengarahkan, menjaga, menunjukkan intensitas, bersifat terus menerus dan
adanya tujuan.14 Penulis menganalisis bahwa peran tenaga kesehatan tidak
lepas dari faktor motivator, edukator dan fasilitator pemberi inisiatif
masyarakat dalam hal kesehatan nya agar terciptanya kesejahteraan
kesehatan ibu dan anak. Pengaruh
b. Pengaruh Antara Keterpaparan Informasi Terhadap Kesejahteraan Ibu dan
Anak Hasil uji terhadap koefisien parameter untuk pengaruh langsung
keterpaparan informasi terhadap kesejahteraan ibu dan Anak menunjukkan
terdapat pengaruh positif 0,222373 sedangkan nilai T-statistik sebesar
3,124716 dan signifikan α=5%, nilai T statistik tersebut berada di atas nilai
kritis (1,96). Berdasarkan hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa
pengaruh langsung keterpaparan informasi lebih besar nilainya
dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung dan signifikan ada pengaruh
positif dari kedua variable tersebut. Nilai T-Statistik menunjukkan bahwa
ada pengaruh langsung dan tidak langsung antara keterpaparan informasi
dan kesejahteraan ibu dan anak. Informasi yang baik dan berasal berbagai
sumber akan meningkatkan pengetahuan seseorang, informasi yang akan
diterima merupakan suatu dasar dari meningkatnya pengetahuan seseorang,
semakin banyak informasi yang didapat maka semakin tinggi pula tingkat
pengetahuannya.15 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Juli Wijayanto yang berjudul “Faktor-
faktor yang mempengaruhi kesejahteraan” menunjukkan ada hubungan
antara keterpaparan informasi terhadap kesejahteraan ibu hamil (P value)
=0,000 OR 10,683;95% Ci (3,438-16,419).16 Sehingga dengan
keterpaparan informasi mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam
pembentukkan pengetahuan seseorang, media memberikan informasi dan
pengetahuan yang pada akhirnya dapat membentuk persepsi positif
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Penulis
menganalisis bahwa peningkatan pengetahuan seseorang melalui media
informasi dapat memberikan pemikiran yang positif tentang kesehatan dan
sebagai promosi kesehatan dapat merubah perilaku individu, kelompok atau
masyarakat demi mencapai tujuan kesejahteraan ibu dan anak.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus dengan

pendekatan kualitatif. Peneliti tersebut dimaksud untuk memahami tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitu tentang peran, dukungan, Strategi hambatan,

secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata dan bahasa. Dalam

penelian ini peneliti ingin melakukan analisis mendalam terkait peran dan

dukungan sosial kader poyandu dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak

dengan pendekatan studi kasus pada ibu yang memiliki anak gizi kurang di Desa

Poco Lia. Metode ini digunakan dikarenakan peran kader posyandu berkontribusi

pada kesejahteraan ibu dan anak yang berperan penting pada pertumbuhan anak.

Tujuan utama penelitian kualitatif bukan untuk menemukan kebenaran melainkan

pemahaman subjek pada lingkungan sekitarnya.

3.1 Unit Analisis dan Informan

Unit analisis dalam penelian ini adalah para Kader Pos Yandu dan Ibu-ibu

yang memiliki anak balita di Desa Poco Lia Kecamatan Lamaba Leda Selatan.

Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu

metode yang menggunakan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria pada saat

menentukan informan. Adapun Kriteria Informan dalam penelitian ini adalah:


a. Kader posyandu yaitu orang yang paling tahu dan memahami

tentang program poyandu dan memahami peran pada diri masing-

masing.

b. Orangtua anak atau ibu yang memiliki anak balita kurang gizi.

3.2 Definisi Operasional

a. Peran, yaitu serangkaian perilaku kegiatan yang akan dilakukan kader

posyandu melayani Ibu dan anak yang memiliki balita di Desa Poco Lia

Kecamatan Lamaba Leda Selatan.

b. Dukungan Sosial, yaitu derajat dukungan yang diberikan Kader Pos

yandu kepada individu berupa kenyamanan, kepedulian, harga diri

c. Kader posyandu, yaitu seorang tenaga ukarela yang direkrut dari, oleh,

dan untuk masyarakat yang bertugas untuk membantu kelancaran

pelayanan.

d. Kesejahteraan, yaitu kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual

dan sosial agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,

sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.


Tabel 2

Operasional

Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator


Peran Kader - Peran kader di luar 1. Sosialisasi
Posyandu kegiatan posyandu 2. Penyuluhan
3. Pendampingan

- Peran kader di 1. Pendaftaran


dalam kegiatan 2. Penimbangan bayi
posyandu 3. Pencatatan hasil
penimbangan
4. Memberikan
Penyuluhan
5. Membantu pelayanan
yang diberikan petugas
Puskesmas
Dukungan - Dukungan - Memberikan nasehat
Sosial Kader Informasi atau saran saat
dibutuhkan
Posyandu - Memberikan informasi
hal-hal positif
- Dukungan - Memberikan support
Emosional dan dorongan.
- Memberikan pujian.
- Memberikan informasi
mengenai barang dan
jasa ketika dibutuhkan.
- Dukungan - Menyelenggarakan
instrumental program sesuai
kebutuhan.
- Memberikan
bimbingan
Kesejahteraan - Sosial - Peran didalam
masyarakat
- Ekonomi - Tercukupinya
kebutuhan keuangan

- Pendidikan - Pendidikan melebihi


wajib belajar

- Kesehatan - Tidak memilki


berbagai penyakit dan
memiliki jaminan
kesehatan
3.3 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Data Primer

Sumber data yang didapatkan secara langsung dari observasi secara

individual,kelompok,kejadian, atau kegiatan. Dalam penelitian ini sumber

data primer yang dimaksud yaitu tim kader posyandu,ibu, dan aparatur

kelurahan. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian, peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan

menggunakan intrumen yang telah ditetapkan. Pengumpulan data primer

bagian internal dari proses penelitian yang seringkali diperlukan untuk

tujuan pengambilan keputusan. Data primer dianggap lebih akurat, karena

data ini disajikan secara terperinci (Indrianto dan Supomo dalam

Purhantara (2010:79)

b) Data Sekunder

Sumber data yang didapatkan yang bersumber pada catatan-catatan,

sumber tidak langsung, sumber data yang didapat dari sumber pertama

baik individu atau perorangan dari hasil wawancara. Data ini merupakan

data yang bersumber dari aparatur kelurahan yang merupakan data

berhubungan langsung dengan peneliti. Data sekunder merupakan data

yang telah tersedia dalam berbagai bentuk. Biasanya data ini lebih banyak

sebagai data statistik atau data yang sudah diolah. Data sekunder

umumnya berupa data bukti,catatan, atau data dokumenter.


3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang dilakukan dalam

melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi dan data suatu topik.

Teknik yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi

dokumentasi.

a. Observasi

Peneliti akan mengumpulkan data dengan teknik pengumpulan

data observasi. Peneliti menggali data atau informasi dalam bentuk ilmiah

atau non ilmiah yang dapat dibagikan kepihak lain, peneliti juga

menggunakan objek penelitian melalui pengamatan dengan menggunakan

panca indera dan mendapatkan suatu kesimpulan mengenai objek yang

diamati.

Menurut Sugiyono, observasi adalah suatu proses penelitian dengan

mengamati suatu kondisi dari bahan-bahan pengamat.

b. Wawancara

Peneliti akan mengumpulkan data dengan teknik pengumpulan

data wawancara. Peneliti menggali informasi yang lebih mendalam untuk

memperoleh peran dan dukungan sosial kader posyandu dalam

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Teknik pengumpulan data

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan. Wawanacara

dilakukan dengan kader posyandu, orangtua anak dan aparatul Kelurahan.

Menurut Banister dkk, wawancara adalah percakapan dan tanya jawab

yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara Kualitatif


dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan

tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan

dengan topik yang diteliti,dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap

isu tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat

penelitian. Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari hasil

observasi dan wawancara, dokumentasi merupakan sumber data yang

stabil, dimana menunjukkan suatu fakta yang telah berlangsung. Metode

ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang profil, struktur

organisasi, sarana dan prasarana serta mencari dokumen lain yang

berkaitan dengan penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif.

Teknik analisis data kualitatif yaitu pendekatan yang lebih mengutamakan

kualitas data yang mendalam dan teru-menerus dari data yang didapatkan.

Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah

data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian

angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori/struktur klasifikasi.

Menurut miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan

yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan/verivikasi.
3.6 Validitas Data

Menurut Sugiyono (2010:3) valid adalah menunjukkan derajat ketepatan

antara data yng sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat

dikumpulkan oleh peneliti.

Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu

alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghsilkan data yang tepat akan tetapi

juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Cermat

berarti bahwa pengukuran itu dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan

yang sekecil-kecilnya diantara subjek yang satu dengan yang lain.

1. Triangulasi

trtangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek

penelitian (Moloeng, 2004:330). Triangulasi ini selain digunakan untuk

mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Pada

penelitian ini, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan dengan

memanfaatkan sumber. Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton,1987:331).


3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian

3.8.1 Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Desa Poco Lia, Kecamatan Kecamatan

Lamaba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur. Peneliti memilih lokasi

tersebut karena berdasakan hasil wawancara dan observasi awal peneliti dengan

para kader posyandu di Desa Poco Lia adanya peran dan dukungan kader

posyandu dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.

3.8.2 Jadwal Penelitian

Tabel 3 Jadwal

Penelitian

No Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sept

1 Persiapan/
observasi
2 Penyusunan
UP
3 Seminar UP

4 Pengumpulan
data
5 Analisis Data

6 Pengelolaan
Data
7 Seminar Draft

8 Ujian Skripsi
DFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo S. 2012 Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta (ID): Rineka Cipta

Punikasari D. 2010. Peran Posyandu dalam Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat


Universitas Negeri Yogyakarta

Saepudi E. Rizal E. Rusman A. 2017 Peran Posyandu Sebagai pusat Informasi Kesehatan Ibu
dan Anak. Record and Library Journal.

Arfah, S. (2017). Peran Kader Posyandu dalam Meningkatkan Kesejatraan Ibu dan Anak.

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kemkes RI
Jakarta

Baiq Candra, H. Siti, S & Baiq Fitria, R. 2019. Peran Posyandu dalam Meningkatkan Kualitas
Kesehatan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai