OLEH :
NURAINI
NIM : 152112011
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Nama : Nuraini
NIM : 152112011
Angkatan : 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui
dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan
4. Ibu Dr. Nur Meity Sulistia Ayu, S.Kep, Ns, M.Kep selaku
dukungan, semangat, dan kasih sayang serta do’a yang tulus bagi
sempurnaan dan masih ada kekurangan baik dari segi penulisan maupun wawasan
yang dimiliki peneliti, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
keperawatan.
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................
DAFTAR SKEMA.....................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………..………………..viii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..…………….ix
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................................
D. Manfaat..........................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................
A. Konsep Teori..................................................................................................................
B. Kerangka Konseptual Penelitian.....................................................................................
C. Hipotesis Penelitian.........................................................................................................
BAB III METODELOGI PENELITIAN..................................................................................
A. Desain dan Metode Proposal penelitian..........................................................................
B. Lokasi dan Waktu Proposal penelitian...........................................................................
C. Populasi dan Sampel.......................................................................................................
D. Etika Proposal penelitian.................................................................................................
E. Definisi Operasional.......................................................................................................
F. Alat Pengumpulan Data..................................................................................................
G. Prosedur Pengumpulan Data.........................................................................................
H. Pengolahan dan Analisa Data.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
LAMPIRAN…………………..………………………………………………………….66
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Definisi Operasional……………………………………….. 40
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen…………………………………………. 44
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 1. Kerangka Konsep……………………………………….34
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuasioner……………………………………………. 62
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
(AKB) menjadi 12/1000 kelahiran hidup di tahun 2030 (Kemenkes RI, 2011).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat kematian
bayi tersebut antara lain adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara
pemberian ASI saja dilakukan sampai umur 6 bulan (ASI ekslusif) dan
pendamping (MPASI) kepada bayi sejak umur 6 bulan (Kemenkes RI, 2011).
adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan,
(kecuali obat, vitamin, dan mineral). Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga
kolostrum
13
dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif
dapat mengurangi risiko kematian pada bayi (Kemenkes 2011). Selain itu
komposisi ASI yang banyak mengandung nutrisi dan enzim yang dibutuhkan
bayi sehingga bayi akan mendapat imun sehingga akan lebih jarang sakit,
(Yuliarti, 2010). Anak yang tidak cukup ASI akan bertambannya kerentanan
angka pemberian ASI eksklusif di dunia hanya berkisar 36% priode tahun
tahun 2007, cakupan ASI eksklusif di Indonesia sebesar 32% dan meningkat
mencatat angka pemberian ASI eksklusif tahun 2017 adalah 35,7% dan pada
diwilayah tersebut belum mencapai target Renstra tahun 2020 adalah < 44,88%
37,25 ( Kesga Dinkes KKA 2020). Ibu yang menyusui berharap dapat
memberikan ASI dengan lancar, namun beberapa ibu kecewa tidak berhasil
(2017) menjelaskan bahwa masalah yang biasanya terjadi antara lain puting
ASI dan abses pada payudara. Masalah pada payudara selama menyusui
14
merupakan salah satu tanda bahaya pada ibu setelah melahirkan dan harus
kerjsama antara ibu dan keluarga dengan petugas kesehatan harus dilakukan.
pada prenatal dan postnatal yang bertujuan untuk meningkatkan produksi ASI
Ibu yang umurnya lebih muda akan memproduksi lebih banyak ASI
dibandingkan dengan ibu yang lebih tua. Hal ini terjadi karena adanya
permulaan menstruasi dan sampai umur 30 tahun sedangkan pada usia diatas
30 tahun akan terjadi degenerasi payudara dan kelenjar alveoli sehingga akan
menyebabkan produksi ASI akan berkurang (Rumiasari, 2012). Selain itu ada
juga beberapa hal yang mempengaruhi faktor psikologis ibu yang lebih muda
belum siap secara psikologis untuk memberikan ASI secara eksklusif dari pada
bagi pertumbuhan anak. Proses pemberian ASI pada prinsipnya ditentukan oleh
15
penyaring berbagai informasi yang diterima seorang ibu. Sehingga ibu dengan
digunakan sebagai pengganti ASI, ketika informasi itu tidak disaring dengan
baik, maka tidak heran jika kini banyak ibu yang memilih memberikan susu
Kartasura karena rata- rata ibu mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang
ASI ekslusif.
hal pemberian ASI eksklusif. Semakin besar dukungan yang diberikan oleh
suami maka semakin besar juga peluang ibu untuk menyusui bayinya. Hal ini
oleh perasaan dan emosi ibu. Hariyani (2008) dalam penelitiannya menjelaskan
Kadir (2014) mengatakan masalah yang sering terjadi pada ibu dalam
menyusui bayinya ada 2 yaitu masalah fisik dan masalah psikologis. Masalah
fisik yang menimbulkan masalah dalam menyusui seperti ibu yang kerdil, berat
badan yang kurang, dan kurang beberapa mikronutrien yang tidak dapat
masalah psikologis yang sering terjadi dalam menyusui yaitu emosional dan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
dan pekerjaan.
Eksklusif.
ASI Eksklusif.
D. Manfaat
1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
selanjutnya.
3. Bagi Puskesmas
4. Bagi Peneliti
A. Konsep Teori
Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. ASI
lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa
dan nasi tim. Pemberian ASI ini dianjurkan dalam jangka waktu 6 bulan
berikut ini:
1) Kolostrum
18
19
keluar mungkin hanya sesendok teh saja. Pada hari pertama pada
colostrums, garam mineral (K,Na, dan Cl) 0.4% air 85,1% leukosit
20
sisa-sisa epitel yang mati, dan vitamin yang larut dalam lemak lebih
sebagai zat anti yang terdiri atas protein tidak rusak (Astutik, 2014).
zat besi. Kadar laktoferin yang tertinggi pada kolostrum dan air susu ibu
adalah pada 7 hari pertama postpartum. Kandungan zat besi yang rendah
pada kolostrum dan air susu ibu akan mencegah perkembangan bakteri
patogen (Astutik,2014).
berbagai virus. Kadar lisosom pada kolostrum dan air susu jauh lebih besar
(Astutik, 2014).
21
Lactobasillus ada di dalam usus bayi dan menghasilkan berbagai asam yang
bifidus. Faktor bifidus ini terdapat di dalam kolostrum dan air susu ibu.
sebelum menjadi ASI yang matang/matur (Astutik, 2014). Ciri dari air susu pada
Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi. Teori
lain, mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ke-3
Kadar lemak, laktosa, dan vitamin larut air lebih tinggi, dan kadar
Volume ASI juga akan makin meningkat dari hari ke hari sehingga
pada waktu bayi berumur tiga bulan dapat diproduksi kurang lebih
konstan (Haryono & Setianingsih, 2014). Tetapi, ada juga yang mengatakan
21
22
2012). Pada ibu yang sehat, produksi ASI untuk bayi akan tercukupi. Hal ini
(Bahiyatun, 2009).
Berikut ini adalah jenis – jenis ASI berdasarkan sifat dan kandungan
1) Foremilk
Foremilk adalah ASI yang encer yang di produksi pada awal proses
menyusui dengan kadar air yang tinggi dan mengandung banyak protein,
laktosa, serta nutrisi lainnya tetapi rendah lemak (Depkes RI, 2007).
menyusui. Foremilk merupakan ASI yang keluar pada lima menit pertama.
ASI ini lebih encer dibandingkan hindmilk, dihasilkan sangat banyak, dan
2) Hindmilk
proses menyusui (Depkes RI, 2007). Hindmilk keluar setelah foremilk habis
utama setelah hidangan pembuka. Jenis air susu ini sangat kaya, kental, dan
penuh lemak dan vitamin. Hindmilk mengandung lemak 4-5 kali dibanding
d. Kandungan ASI
ASI merupakan cairan nutrisi yang unik, spesifik, dan kompleks dengan komponen
imunologis dan komponen pemacu pertumbuhan. ASI mengandung sebagian besar air
sebanyak 87,5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat
tambahan air walaupun berada di tempat suhu udara panas. Selain itu, berbagai
1) Protein
Kadar protein didalam ASI tidak terlalu tinggi namun mempunyai peranan
yang sangat penting. Di dalam ASI protein berada dalam bentuk senyawa-senyawa
sederhana, berupa asam amino (Nurhaeni, 2009). Protein adalah bahan baku untuk
tumbuh, kualitas protein sangat penting selama tahun pertama kehidupan bayi, karena
pada saat ini pertumbuhan bayi paling cepat. Air susu ibu mengandung protein khusus
yang dirancang untuk pertumbuhan bayi. ASI mengandung total protein lebih rendah
tetapi lebih banyak protein yang halus, lembut dan mudah dicerna. Komposisi inilah
yang membentuk gumpalan lebih lunak yang mudah dicerna dan diserap oleh bayi
yang digunakan untuk pembuatan enzim anti bakteri (Mangku, 2013). Rasio protein
ASI adalah 60:40 sedangkan rasio protein susu sapi hanya 20:80. ASI mengandung
asam amino essensial taurin yang tinggi, kadar metiolin, tirosin, dan fenilalanin ASI
lebih rendah dari susu sapi akan tetapi kadar sistin jauh lebih tinggi. Kadar poliamin dan
2) Lemak
lemak bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan kalori untuk bayi yang sedang tumbuh.
Merupakan sumber kalori (energi) utama yang terkandung di dalam ASI. Meskipun
23
24
kadarnya di dalam ASI cukup tinggi, namun senyawa lemak tersebut mudah diserap
oleh saluran pencernaan bayi yang belum berkembang secara sempuurna. Hal ini
disebabkan karena lemak didalam ASI merupakan lemak yang sederhana struktur
zatnya (jika dikaji dari sisi ilmu kimia) tidak bercabang-cabang sehingga
mudah melewati saluran pencernan bayi yang belum berfungsi secara optimal
(Nurhaeni, 2009).
ASI yang pertama kali keluar disebut susu mula (foremilk). Cairan ini kira-kira
mengandung 1-2% lemak dan tampak encer. ASI berikutnya disebut susu belakang
(hindmilk) yang mengandung lemak paling sedikit tiga seperempatkali lebih banyak dari
susu formula. Cairan ini memberikan hampir seluruh energi (Haryono & Setianingsih,
2014).
3) Karbohidrat
laktosa dalam ASI lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi. Laktosa ini jika telah
berada di dalam saluran pencernaa bayi akan dihidrolisis menjadi zat- zat yang lebih
sederhana yaitu glukosa dan galaktosa). Kedua zat inilah yang nanti akan diserap oleh
usus bayi, dan sebagai zat penghasil energi tinggi (Nurhaeni, 2009). Selain merupakan
sumber energi yang mudah dicerna, beberapa laktosa diubah menjadi asam laktat, asam
ini membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan membantu
dalam penyerapan kalsium dan mineral lainnya (Haryono & Setianingsih, 2014).
4) Mineral
tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Kadar kalsium, natrium, kalium, fosfor,
dan klorida yang lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dengan jumlah itu
sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi bahkan mudah diserap tubuh. Kandungan
24
25
mineral pada susu sapi memang cukup tinggi, tetapi hal tersebut justru berbahaya
karena apabila sebagian besar tidak dapat diserap maka akan memperberat kerja usus
bayi dan akan mengganggu sistem keseimbangan dalam pencernaan (Lesmana, Sandi,
Mera & Nisman, 2011). Jenis mineral essensial ( vital ) lain yang terkandung di dalam
ASI, yaitu senyawa seng (Zn). Senyawa ini dibutuhkan oleh tubuh bayi untuk
katalisator (pemacu) pada proses-proses metabolisme didalam tubuh. mineral seng juga
5) Vitamin
sedangkan golongan vitamin B kurang (Haryono & Setianingsih, 2014). Selain itu
vitamin yang terkandung di dalam ASI meliputi Vitamin E, vitamin K, karoten, biotin
kolin, asam folat, inositol, asam nikotinat (niasin), asam pathotenat, prodoksin (Vitamin
B3), riboflavin (vitamin B2), thiamin (vitamin B1) dan sianokobalamin (vitamin
ASI merupakan makanan pokok bagi bayi yang baru lahir, dikarenakan
kandungan ASI sangat cocok dan dibutuhkan bagi tubuh bayi yang barusaja lahir.
Berikut ini beberapa penjelasan manfaat ASI eksklusif menurut beberapa sumber.
Bayi mendapatkan manfaat yang besar dari ASI. Selain mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan bayi, ASI juga berperan penting dalam melindungi dan
kondisi sanitasi yang buruk, serta air bersih yang sulit didapat menyebabkan
penyiapan dan pemberian susu formula yang tidak higienis. Laporan WHO
berkembang dan lebih dari 40% kematian tersebut disebabkan diare dan
infeksi saluran pernafasan akut yang dapat dicegah dengan pemberian ASI
eksklusif (Monika, 2016). Berikut ini beberapa uraian terkait dengan manfaat ASI
Bayi yang diberi ASI lebih terlindungi dari penyakit sepsis/infeksi dalam darah
yang menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh hingga kematian oleh Patel
(dalam Monika, 2016). Selain itu, para dokter sepakat bahwa ASI dapat
ASI yang didapat bayi selama proses menyusui akan memenuhi kebutuhan
suatu penelitian anak yang mendapatkan ASI pada masa bayi mempunyai IQ
yang lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak mendapatkan ASI (Lesmana,
mengisap dan bernafas menjadi lebih sempurna dan bayi menjadi lebih aktif
Waktu menyusui yang panjang dapat melindungi bayi dan anak dari penyakit
asma atau mengurangi terjadinya serangan asma pada anak kecil. Risiko
26
27
Menyusui dengan waktu yang lebih panjang (lebih dari 6 bulan) dapat
melindungi bayi adan anak dari penyakit rhinitis oleh Ehlayel (dalam Monika,
2016).
Bayi yang diberi ASI eksklusif lebih terlindungi dari infeksi oleh (sabirov
Bayi yang diberi ASI eksklusif lebih terlindungi dari infeksi telinga tengah
Bayi prematur yang memiliki berat badan lahir sangat rendah yang diberi ASI
Pemberian ASI eksklusif selama 3-5 bulan mengurangi risiko obesitas sebasar
35% di masa yang akan datang (3-5 tahun) oleh (Carol dalam Monika, 2016).
(Monika, 2016). ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi
dengan komposisi nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi (Ratih, 2009).
pembuluh darah (Ratih, 2009). Bayi yang menerima susu formula memiliki
konsentrasi LDL (kolestrol jahat) yang lebih tinggi daripada HDL (kolestrol
baik) yang lebih rendah. LDL merupakan salah satu pemicu penyakit jantung dan
Bayi prematur menerima ASI memiliki tekanan darah yang lebih rendah (13 -
oleh Singhal (dalam Monika, 2016). Bayi prematur akan cepat tumbuh apabila
27
28
dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk manaikkan berat badan dan
kerusakan usus atau bagian dari usus) yang umum di derita oleh bayi prematur
dan sering menyebabkan kematian dapat dicegah dengan pemberian ASI oleh
susunan gigi geligi atas dan bawah yang berhubungan dengan bentuk rongga
mulut/rahang oleh Agalawal (dalam Monika, 2016). Karies gigi pada bayi
yang diberi ASI eksklusif tidak akan terjadi karena ASI mengandung mineral
ASI selalu tersedia dalam keadaan bersih dari payudara ibu (Monika, 2016).
Selalu tersedia kapanpun dengan suhu yang tepat (Monika, 2016). ASI selalu
tersedia setiap saat bayi menginginkannya dalam keadan steril dan suhu yang
ASI mudah dicerna dan diserap oleh pencernaan bayi yang belum sempurna
(Lesmana, Sandi, Mera & Nisman, 2011). Begitu pula saat bayi sakit, ASI
Dapat membantu perkembangan gigi dan rahang bayi karena bayi mengisap
ASI dari payudara (Monika, 2016). Mengisap ASI dari payudara membuat
rahang dan gigi menjadi lebih baik dibandingkan dengan mengisap susu
formula dengan menggunakan dot (Lesmana, Sandi, Mera & Nisman, 2011)
28
29
psikologis ibu dan bayi menjadi semakin dekat (Lesmana,Sandi, Mera &
Nisman, 2011). Kontak kulit ibu dengan bayi saat menyusui menciptakan
(Monika, 2016). Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi dan ini
Berbagai penelitian mendukung bukti bahwa ASI bermanfaat bagi ibu, baik
secara fisik maupun emosional. Sebagian ibu tidak mengetahui manfaat bagi diri
memberikan ASI agar hanya bayi sehat. Menyusui dapat memberi manfaat bagi
kesehatan fisik dan psikologis ibu, baik jangka pendek maupun panjang sebagai
berikut:
2016) ibu yang segera menyusui (melakukan IMD) setelah bersalin akan lebih
(dalam Monika, 2016). Isapan bayi saat menyusu membuat ibu melepaskan
bentuk rahim ibu pada saat kondisi sebelum hamil (Ratih, 2009).
Mera & Nisman, 2011). Menyusui dapat menekan produksi hormon estrogen
oleh Lie, Jorm dan Banks mengemukakan bahwa risiko terkena penyakit diabetes
tipe 2 meningkat 50% pada ibu yang tidak menyusui (Monika, 2016).
melibatkan lebih dari 7000 ibu di China menemjukan bahwa menyusui dalam
Bukti penelitian ini adalah wanita menyusui beresiko rendah menderita kropos
Menjadi metode kontrasepsi yang paling aman dan efektif oleh vekemans
(dalam Monika, 2016) yaitu sebesar 98% ibu menyusui eksklusif selama 6 bulan
Mengurangi resiko obesitas dan lebih cepat mengembalikan berat badan seperti
sebelum hamil oleh Baker (dalam Monika, 2016). Menyusui eksklusif dapat
menghabiskan 500 kalori per hari (setara dengan berenang 30 putaran atau
bersepeda menanjak selama satu jam). Apalagi jika seorang ibu menyusui
eksklusif selama 1 tahun. Lemak disekitar panggul dan pinggang yang ditimbun
pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing
mendapatkan manfaat fisik dan manfaat emosional (Ratih, 2009). Saat bayi
30
31
dilepaskan dari tubuh ibu dan membuat tenang juga rileks (Monika, 2016).
oleh Kendal (dalam Monika, 2016). Hormon oksitosin yang dilepaskan saat
menysui menciptakan kuatnya ikatan kasih sayang, kedekatan dengan bayi, dan
ketenangan.
sampel lebih dari 50.000 ibu menemukan bahwa ibu yang menyusui eksklusif
selama 6 bulan memiliki resiko hipertensi yang lebih kecil pada masa yang akan
Mengurangi tindakan kekerasan ibu pada anak oleh (Stratheam dalam Monika,
2016). Pernyataan tersebut didukung kuat dalam penelitian terhadap 5890 ibu.
Mengurangi resiko anemia oleh (Dermer dalam Monika, 2016). Jumlah zat besi
yang digunakan ibu untuk memproduksi ASI lebih sedikit dibandingkan dengan
zat besi yang hilang dari tubuh ibu akibat pendarahan (nifas maupun
menstruasi). hari setelah dilahirkan dan hal ini bukan menjadi masalah karena
ASI eksklusif selama 6 bulan tidak akan menyebabkan bayi obesitas dan
membuat payudara ibu kendor, justru takaran zat gizi pada ASI dinilai efisien
untuk bayi juga menyusui dapat mengencangkan otot-otot payudara ibu sehingga
Lancar Bayi mengompol atau buang air kecil (BAK) minimal 6 kali setiap hari,
dan membuang air besar (BAB) sekitar 1-3 kali selama sehari semalam, warna air
Bayi tumbuh sehat sesuai usianya dan tampak bahagia. Bayi menyusu
paling sedikit 8 kali dalam 24 jam. Bayi nampak puas dengan saat-saat
3) Kepuasan ibu
Payudara ibu terasa kosong dan lunak setelah menyusui. Ibu dapat
merasakan turunnya ASI ketika bayi pertama kali menyusu, dan dapat
32
33
2. Faktor – faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu pekerja.
a. Umur
Oleh karena itu, kegiatan menyusui ibu dengan self-efficacy yang lebih
tinggi akan berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini
tinggi dapat memberikan ASI yang cukup untuk bayinya yang membuat ibu
lebih rileks selama kegiatan menyusui (Wahyuni, 2020). Perasaan rileks ini
yang baru lahir. Namun karena kurangnya rasa percaya diri dan kenyamanan
33
34
ibu untuk mencapai ASI eksklusif meskipun ibu tetap bekerja. Berdasarkan
peningkatan rasa percaya diri selama menyusui. Hal ini menunjukkan bahwa
ibu yang mengetahui teknik yang benar ketika mereka masih menyusui
b. Pendidikan ibu
sikap dan perilakunya juga sebagai suatu usaha perubahan sikap dan
eksklusif yang dimana masalah dalam ASI seperti ASI tidak keluar, selain itu
34
35
pada ibu yang bekerja tidak tahu bagaimana memberikan ASI perah dan
menyimpan ASI perah. Faktor lain karena ibu menyusui yang bekerja
beranggapan ASI tidak cukup di berikan pada bayi dan bayi tidak akan
b). ASI yang berlebihan dapat diperas atau di pompa, kemudian disimpan
dilemari pendingin untuk diberikan pada bayi saat ibu bekerja dengan
suhu 4 °C bisa bertahan sampai 3 dan 5 hari dan jika di freezer bisa
lemari es menggunakan kotak styrofoam atau cool box dan termos dapat
menjaga kondisi ASI perah selama 24 jam jika terisi es batu. Wadah
penyimpanan ASI perah bisa di dalam botol kaca bekas minuman atau
c). Selama ibu bekerja ASI dapat diperas atau di pompa dan di simpan di
d). Jika ASI perah di simpan di lemari pendingin, maka cara untuk
permukaan botol yang berisi ASI. Cara yang lain dengan menrendam
sebagian permukaan botol ASI tersebut ke dalam wadah berisi air hangat.
Diamkan selama 15 menit hingga ASI dalam botol terasa cukup hangat
atau sesuai suhu pada bayi. ASI perah tidak di anjurkan untuk dipanaskan
e). Periksa suhu ASI yang sudah di hangatkan dengan cara diteteskan di
35
36
f). Cicipi dahulu ASI sebelum diberikan kepada bayi untuk mengetahui ASI
g). Berikan ASI perah yang telah dihangatkan menggunakan sendok kecil. h.
kembali bekerja setelah melahirkan dan mereka harus meninggalkan bayi mereka di
rumah. Mereka tidak dapat menyusui bayinya dengan baik seperti yang di persyaratkan
oleh WHO karena kurangnya fasilitas tempat kerja. Dalam hal ini bekerja bukan alasan
untuk menghentikan pemberian 21 ASI secara eksklusif selama aling sedikit 4 bulan dan
ibu bekerja di anjurkan memberikan ASI perah kepada bayinya selama ditinggal ibu
bekerja. ada dua cara untuk memerah ASI yaitu cara memerah ASI dengan tangan dan
cara memerah ASI dengan pompa. Adapun cara memerah ASI dengan pompa yaitu :
a). Cara memompa ASI baik itu dengan pompa manual atau pompa elektrik pada dasarnya
sama seperti memerah ASI dengan tangan. Hanya sja metode ini dilakukan dengan alat
b). Cuci bersih semua perangkat untuk memerah ASI baik itu corong untuk menampung
ASI dari puting. Pompa untuk menekan gerakan ke payudara dan botol ASI. Jika perlu
cuci bersih dengan air hangat agar bakteri atau kuman mati. Kemudian keringkan dan
c). Usai semua bagian payudara dengan menggunakan handuk gangat yang bersih. Cara ini
agar menghindari kontaminasi bakteri atau kuman dari bagian kulit payudara ke ASI.
d). Tempatkan corong pompa ASI pada bagian arola sehingga bentuknya pas dengan
36
37
payudara.
e). Jika anda menggunakan pompa manual maka gerakan tangan untuk menarik dan
melepaskan tuas pompa. Sementara tangan yang lain memegang botol ASI.
f). Jika anda menggunakan pompa elektrik maka caranya hampor sama seperti dengan
pompa manual. Tempatkan corong pada bagian areola payudara lalu setelah siap,
g). Kemudian ASI akan mengalir ke botol Asi lewat selang penampungan.
h). Jika anda menggunakan pompa listrik maka bisa lebih mudah dan praktis karena saat
Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak yang tidak sama
dengan perilaku. Perilaku tidak selalu mencerminkan sikap, akan tetapi sikap dapat
(Maulana, 2013). Sikap ibu pekerja tentang ASI eksklusif dapat diartikan sebagai sikap
ibu pekerja secara individual dalam menanggapi ASI eksklusif. Sikap dapat di bersifat
positif dan negatif yang dimana sikap positif cenderung tindakan yaitu mendekati,
obyek tertentu.
e. Ketersediaan Fasilitas
a). Ruangan memerah ASI Luas ruangan minimal 3x4 m2 dan atau disesuaikan
tersedia ruang untuk menyusui, berisi pintu yang dapat dikunci, memiliki
37
38
ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup, terhindar dari kebisingan, tidak
terpapar oleh polusi asap rokok dan lembab, tersedia kursi, tisu, lap, kulkas
untuk menyimpan ASI perah dan tersedia wastafel untuk mencuci tangan
b). Alat yang dibutuhkan untuk memerah dan menyimpan ASI Ruangan untuk
dingin), pompa ASI (bila diperlukan), botol untuk menyimpan ASI, Cooler
box/tas untuk membawa ASI perah, alat pensteril botol, alat ukur tinggi
pendorong ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Dukungan suami merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif, maka suami dapat
memberikan dukungan kepada ibu yang menyusui ekslusif selama 6 bulan secara
maksimal. Dukungan seorang suami yang dengan tegas berpikiran bahwa ASI adalah
yang terbaik, akan membuat ibu lebih mudah memberikan ASI Eksklusif pada bayinya
(Wahyuni, 2019).
38
39
merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif
Supporti Material Support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan
eksklusif pada bayi bukan hanya tanggung jawab ibu saja. Kepala
keluarga dalam hal ini suami juga memiliki tanggung jawab besar untuk
bisa berhasil sukses dengan adanya dorongan suami kepada ibu menyusui
Para tenaga kesehatan juga turut berperan menggalakkan ASI eksklusif. Hal itu
sesuai peran dan wewenang bidan , yang mengacu pada Keputusan Materi
dan Praktik Bidan. Dalam keputusan tersebut, diharapkan semua bidan atau tenaga
40
41
menggunakan bahan cetak dan media masa dilakukan untuk dapat menjangkau
masyarakat yang lebih luas, untuk mengubah persepsi masyarakat tentang ASI
eksklusif dari “suatu penyakit dapat dicegah dengan memberikan ASI eksklusif
(Prasetyo, 2012).
Ada 10 langkah sukses menyusui bayi yang berkaitan dengan fasilitas pelayanan
menyusui.
menyusui.
persalinan.
6) Memberikan ASI saja kepada bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis.
41
42
melahirkan yaitu:
Dalam proses ini dikenal pula istilah stasis ASI, mastitis tanpa
bengkak, maka ini disebut stasis ASI. Bila ASI tidak juga
mastitis tanpa infeksi, dan bila telah terinfeksi bakteri disebut mastitis
terinfeksi.
mulut bayi melalui sudut mulut bayi atau menekan dagu bayi ke
pemijatan pada puting agar keluar air susunya, lalu oleskan air susu
42
43
kanan kemudian tarik keluar. Selain itu akan lebih baik jika
bulan.
menggunakan lap handuk yang telah direndam dalam air hangat dan
terus pada malam hari. Penurunan berat badan pada minggu pertama
g) Puting datar
44
45
- Pengetahuan ibu
tentang ASI
eksklusif
- Sikap ibu tentang
ASI eksklusif
- Dukungan suami
- Dukungan Keluarga Pemberian ASI
Eksklusif
- Dukungan tenaga
kesehatan
C. Hipotesis Penelitian
a. Ada hubungan antara faktor pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu
b. Ada hubungan antara faktor sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu
45
46
c. Ada hubungan antara faktor dukunagn suami dengan pemberian ASI eksklusif pada
Anambas.
d. Ada hubungan antara faktor dukunagn keluarga dengan pemberian ASI eksklusif
Anambas
e. Ada hubungan antara faktor dukunagn fasilitas tenaga kesehatan dengan pemberian
ASI eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Palmatak Kabupaten
Kepulauan Anambas
46
47
BAB III
METODELOGI
PENELITIAN
faktor - faktor tentang suatu keadaan secara objektif yang digunakan untuk
ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian deskriptif
1. Lokasi penelitian
47
48
48
49
2. Waktu penelitian
– Desember 2022.
1. Populasi
yang diteliti, sedangkan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
penelitian ini adalah ibu pekerja. Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah
Keterangan :
Z1 − 𝛼 ⁄2 : 1,96
1-β : power = 95 %
49
50
Z1-β : 1,64
P1+ P2 0,675+0,375
P : = = 0,525
2 2
2. Sampel
50
51
dari:
Proposal penelitian
saja
inclusiveness)
A. Definisi Operasional
53
54
bila data
54
55
Lanjutan....
dinyatakan
normal maka
menggunakan
mean, bila data
dinyatakan tidak
normal maka
menggunakan
median)
3. Dukungan Motivasi untuk ibu Diperoleh dari jawaban Mendukung (skor Ordinal
Suami mengenai kuesioner tentang ≥ mean/median)
dukungan suami persepsi/ penilaian ibu Kurang
dalam memberi terhadap suami dalam mendukung (skor
ASI eksklusif memberikan dukungan < mean/median)
pemberian ASI
eksklusif. Pengukuran (kategori
menggunakan skala didasarkan dari
Likert hasil uji
normalitas data,
bila data
dinyatakan
normal maka
menggunakan
mean, bila data
dinyatakan tidak
normal maka
menggunakan
median)
pemberian ASI
normalitas data,
39
56
bila data
dinyatakan
normal maka
menggunakan
mean, bila data
dinyatakan tidak
normal maka
menggunakan
median)
39
57
Lanjutan…..
57
58
58
59
59
60
60
61
a. Tahap Persiapan
Puskesmas Palmatak.
b. Tahap Pelaksanaan
61
62
62
63
c. Tahap Akhir
penelitian.
a. Pengolahan Data
(2013) yaitu:
a) Editing
63
64
b) Coding
64
65
laki, 2: Perempuan).
c) Entry
d) Cleaning
65
66
e) Processing
f) Analyzing
univariat.
b. Analisis data
a. Analisis Univariat
66
67
kesehatan.
b. Analisis Bivariat
alternatif lainnya.
uji Kolmogorov-Smirnov.
67
68
68
69
DAFTAR PUSTAKA
69
70
dr. Nurhira Abdul Kadir, MPH. (2014). “Menelusuri Akar Masalah Rendahnya
Persentase Pemberian Asi Eksklusif Di Indonesia.”Jurnal Al Hikmah Vo.
XV Nomor 1.
70
71
LAMPIRAN
71