Anda di halaman 1dari 46

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH


KERJA UPTD PUSKESMAS KARYA MUKTI
KABUPATEN OGAN KOMERING
ULU TAHUN 2022

Oleh :

SUHARNO
NPM 20131011024

PROGRAM MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA
HUSADA PALEMBANG
2022
2

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Tesis dengan judul Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian


ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 2022.

Oleh
SUHARNO
NPM 20131011024
Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat

Telah di periksa dan disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim


penguji proposal tesis Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat.

Palembang, 18 April 2022


Pembimbing 1

Dr. Erma Gustina, ST,

M.Kes Pembimbing 2

Arie Wahyudi,ST,M.Kes

Ketua Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat

DR. Ali Harokan, S.Kep, Ners, M.Kes


3

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas


limpahan nikmat dan rahmatnya. Sehingga kami dapat menyusun proposal tesis
“Analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2022.”
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu selesainya laporan magang ini :
1. DR.dr. Chairil Zaman, M.Sc, Ketua STIK Bina Husada Palembang
2. Dr. Ali Harokan, S.Kep, Ners, M.Kes, Ketua Program Magister
Kesehatan STIK Bina Husada Palembang
3. Dr. Erma Gustina, ST, M.Kes, selaku pembimbing 1
4. Dr. Arie Wahyudi, ST, M.Kes, selaku pembimbing 2
5. Dosen STIK Bina Husada Palembang
6. Andi Prapto, SKM, MM, selaku Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten OKU
7. Seluruh pegawai UPTD Puskesmas Karya Mukti
8. Teman-teman mahasiswa
Akhirnya kami berharap untuk kitik dan saran, demi sempurnanya
proposal penelitian ini.

Karya Mukti, 18 April 2022


Mahasiswa,

SUHARNO
NPM. 20131011024
4

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Pengesahan..........................................................................................2
Kata Pengantar..................................................................................................3
Daftar isi...........................................................................................................4
Daftar Tabel......................................................................................................5
Daftar Gambar/ Bagan......................................................................................6
Bab. I. Pendahuluan..........................................................................................7
1.1. Latar Belakang...........................................................................................7
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................9
1.3. Pertanyaan Penelitian.................................................................................9
1.4.Tujuan.........................................................................................................10
1.5. Manfaat Penelitian.....................................................................................11
1.6. Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................11

Bab II. Tinjauan Pustaka...................................................................................13

Bab III. Metode Penelitian................................................................................26

Lampiran
Riwayat Hidup
Daftar Referensi
5

DAFTAR TABEL

Tabel 3.5. Definisi Operasional........................................................................30


6

DAFTAR GAMBAR/ BAGAN

Bagan 2.9 Kerangka Teori Perilaku, Menurut Lawrence Green..................25


Bagan 3.4. Kerangka konsep penelitian Analisis faktor yang
mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 2022.....................................................29
7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut World Health Organization (WHO) ada sekitar 10 juta bayi
mengalami kematian, dan sekitar 60% dari kematian tersebut seharusnya dapat
ditekan salah satunya adalah dengan menyusui, karena air susu ibu (ASI) sudah
terbukti dapat meningkatkan status kesehatan bayi sehingga 1,3 juta bayi dapat
diselamatkan. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United
Nation Children Found (UNICEF) dan WHO merekomendasikan agar anak
sebaiknya disusui hanya ASI selama paling sedikit 6 bulan. Makanan padat
seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 bulan, dan pemberian ASI
seharusnya dilanjutkan sampai umur dua tahun.(Novita, Murdiningsih et al. 2022)
Salah satu indikator untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu
negara dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB). Penyebab utama kematian bayi adalah karena penyakit infeksi yaitu
menurut Word Health Organization (WHO) terdapat 53 % kasus pneumonia akut,
55 % kematian bayi akibat diare dikarenakan pemberian makanan yang buruk
pada enam bulan pertama kehidupan. Bayi yang mendapat ASI tidak eksklusif
memiliki resiko 3 sampai 4 kali lebih besar kemungkinan terkena infeksi saluran
pernafasan (ISPA) dan beresiko kematian karena diare 3,94 kali lebih besar
dibandingkan bayi yang mendapat ASI eksklusif.(Mandasari and Budianto 2021)
Negara-negara yang sudah melakukan survey nasional terkait
pemberian ASI eksklusif mendapatkan persentase pemberian ASI eksklusif
masih cukup rendah, seperti halnya di Canada pemberian ASI ekslusif
selama 6 bulan adalah 13,8%, sedangkan di Amerika didapatkan hanya 10
persen. Di Singapura survey yang dilakukan terhadap tiga etnis yaitu Cina,
Melayu dan India mendapatkan cakupan yang juga cukup rendah yaitu
21,1% meskipun pada bulan pertama pemberian ASI cukup tinggi
persentasenya. (Safitri and Puspitasari 2018)
8

Berdasarkan data (Riskesdas, 2017) perilaku hidup bersih dan sehat


dalam tatanan rumah tangga terdapat 10 indikator yaitu persalinan oleh tenaga
kesehatan (87,6%), pemberian ASI eksklusif pada bayi mulai umur 0-6 bulan
(38,0%), penimbangan balita setiap bulan (68,0%), cuci tangan pakai sabun dan
air bersih (47,2%), menggunakan jamban/WC (81,9%), mencegah jentik nyamuk
(77,4%), makan sayur dan buah setiap hari (10,7%), melakukan aktivitas fisik
setiap hari (52,8%), penggunaan air bersih (82,2%) dan tidak merokok dalam
rumah (78,8%). Dinyatakan ber-PHBS baik apabila dalam tatanan rumah tangga
memenuhi ≥ 6 kriteria untuk rumahtangga memiliki balita dan ˂ 5 kriteria untuk
rumah tangga tidak memiliki balita yang meliputi : 1) persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan, 2) memberikan ASI eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan, 3)
menimbang balita, 4) menggunakan air bersih, 5) aktivitas fisik setiap hari, 6)
mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari.(Apua Amri, 2021)
Menurut peneliti sebelumnya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan ASI eksklusif antara lain usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu,
pendapatan keluarga, paritas, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, sikap ibu
terhadap ASI eksklusif, dukungan tenaga kesehatan, paparan promosi susu
formula, dukungan suami, dukungan keluarga, tempat persalinan, pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini, kadar hemoglobin ibu, makanan prelakteal, umur
kehamilan ibu, pengalaman menyusui, status gizi ibu, penolong persalinan, cara
persalinan, panjang lingkar lengan atas (LILA) ibu, dan Indeks Massa Tubuh
(IMT) ibu.(Pusporini, Pangestuti et al. 2021)
Secara nasional cakupan bayi mendapat ASI ekskusif tahun 2020 yaitu
sebesar 66,06%. Presentase tertinggi cakupan pemberian ASI eksklusif terdapat
pada provinsi Nusa Tenggara Barat (87,33%) sedangkan presentase terendah
terdapat di provinsi Papua Barat (33,96%). (Kemenkes RI, 2021)
Sedangkan cakupan ASI ekskusif provinsi Sumatera Selatan pada tahun
2020 sebesar 51,6%, dengan target yang harus di capai adalah 80%.(Dinkes
Propinsi Sumatera Selatan, 2021)
9

Cakupan pemberian ASI eksklusif untuk Kabupaten Ogan Komering Ulu


tahun 2020 sebesar 52,6% meningkat 8,7% dari tahun 2019 sebesar 43,9% dan
tahun 2018 sebesar 44,1% (Dinkes Kesehatan Kab.OKU, 2021)
Hasil laporan penilaian kinerja di UPTD Puskesmas Karya Mukti
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2021 prevalensi pemberian ASI Eksklusif
tahun 2020 tercapai 42,3% dari jumlah sasaran bayi usia kurang dari 6 bulan
berjumlah 241 bayi dan Tahun 2021 masih tercapai 42,8 % dari jumlah sasaran
bayi usia kurang dari 6 bulan berjumlah 486 bayi, pencapaian ini masih dibawah
target kinerja puskesmas yaitu pencapaian pemberian ASI Ekslusif sebesar 80%.
(Puskesmas Karya Mukti, 2022)
Berdasarkan data diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun
2022.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan target Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun
2021 yaitu pencapaian pemberian ASI Ekslusif sebesar 80% dan sedangkan
capaian UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun
2021 masih sebesar 42,8%, pencapaian tersebut ini masih dibawah target yang
diharapkan yaitu 80%.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
“Analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2022”

1.3 Pertanyaan Penelitian


Apakah ada hubungan faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan,
sikap, dukungan keluarga, dan dukungan petugas kesehatan dengan pemberian
ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 2022?
10

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2022.

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2022
2. Untuk mengetahui distribusi fekuensi faktor-faktor (...) yang
berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Karya Mukti Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2022
3. Untuk mengetahui hubungan antara faktor umur dengan pemberian
ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2022
4. Untuk mengetahui hubungan antara faktor pendidikan dengan
pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya
Mukti Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2022
5. Untuk mengetahui hubungan antara faktor pekerjaan dengan pemberian
ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2022
6. Untuk mengetahui hubungan antara faktor pengetahuan dengan
pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya
Mukti Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2022
7. Untuk mengetahui hubungan antara faktor sikap dengan pemberian
ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2022
8. Untuk mengetahui hubungan antara faktor dukungan keluarga dengan
pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya
Mukti Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2022
11

9. Untuk mengetahui hubungan antara faktor dukungan petugas kesehatan


dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Karya Mukti Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2022
10. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan dengan pemberian
ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2022

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Bagi STIK Bina Husada
Dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya, terkait
pemberian ASI Eksklusif.

1.5.2 UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten Ogan Komering Ulu


Memberikan informasi agar dapat dijadikan pedoman dalam pengambilan
kebijakan Promosi Kesehatan terkait program pemberian ASI Eksklusif
khususnya di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten Ogan
Komering Ulu.

1.5.3 Bagi Mahasiswa


Memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian
serta meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan pengetahuan yang di
peroleh dalam perkuliahan ke dalam penelitian dengan mengembangkan daya
nalar, minat dan kemampuan meneliti dalam bidang penelitian kesehatan
masyarakat. Sehingga akan bermanfaat untuk memperkaya konsep dan
pendekatan kajian teoritis dan dapat memberikan informasi mengenai pemberian
ASI Eksusif.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini masuk dalam area penelitian kesehatan
masyarakat dengan konsentrasi pada bidang Promosi Kesehatan dengan tujuan
untuk mengetahui “Analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
12

Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten Ogan


Komering Ulu Tahun 2022”. Penelitian akan dilakukan pada tanggal 25 April –
28 Mei 2022 di UPTD Puskesmas Karya Mukti, dengan Populasi suluruh ibu
yang memiliki anak usia 0-6 bulan sebanyak 187 orang dan dengan sampel
sebanyak 80 orang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain
studi cros sectional, data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan
dianalisa dengan uji statistik Chi-Square.
13

BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA

2.1. ASI Eksklusif


2.1.1. Definisi ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim selama 6
bulan (Maryunani, 2018).
ASI ekslusif adalah bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan hanya diberi
ASI saja tidak diberi makanan dan minuman tambahan apapun. ASI adalah
makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai
untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh daan berkembang dengan baik.ASI
merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.ASI mengandung zat gizi sesuai
kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan.ASI
mengandung zat kekebalan untuk mencegah bayi dari berbagai penyakit infeksi
seperti diare, batuk, pilek, radang tenggorokan dan gangguan
pernafasan.Melindungi bayi dari alergi. Aman dan terjamin kesehatannya, karena
langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar. (Kemenkes RI,2016)
Menurut Undang Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal
128 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu
Eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.
Manfaat bagi bayi adalah bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng, bayi
tidak sering sakit. Manfaat bagi keluarga adalah tidak perlu mengeluarkan biaya
untuk pemberian susu formula dan perlengkapannya, tidak perlu waktu dan
tenaga untuk menyediakan susu formula misalnya merebus air dan pencucian
peralatan, tidak perlu biaya dan waktu untuk merawat dan mengobati bayi yang
sering sakit karena pemberian susu formula, dan mengurangi biaya dan waktu
untuk pemeliharaan kesehatan ibu (Maryunani,2016).
Mutu dan jumlah produksi ASI perlu diperhatikan, caranya antara lain
14

ibu harus mengkonsumsi makanan gizi seimbang, banyak makan sayuran dan
buah- buahan, makan lebih banyak dari biasanya, banyak mengkonsumsi air
putih paling sedikit 8 gelas setiap hari, cukup istirahat dengan tidur
siang/berbaring selama 1-2 jam dan menjaga ketenangan pikiran, memijat
payudara dan sering menyusui. Jika jarang menyusui, produksi ASI
dikhawatirkan akan menurun (Proverawati,2016).
Dukungan keluarga seperti orang tua, ibu mertua, kakak wanita dan suami
sangat diperlukan agar upaya pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan bisa
berhasil. Beberapa cara yang dilakukan keluarga antara lain memberi pengertian
bahwa ASI dan menyusui paling baik untuk bayi, ingatkan ibu untuk cukup
makan makanan bergizi, minum dan istirahat. Ingatkan ibu untuk menyimpan ASI
di rumah disaat bekerja, dan ciptakan suasana rumah yang tenang dan damai agar
ibu tidak stres yang dapat mengganggu produksi ASI (Kemenkes RI, 2019).

2.2. Komposisi ASI Eksklusif


ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan dalam 6 bulan pertama
kehidupan. Karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan air merupakan kandungan
ASI. Selain itu, ASI juga mengandung bioaktif faktor yang dapat mencegah
infeksi dan membantu pencernaan dan penyerapan zat gizi (WHO, 2019).
ASI mengandung 87,5% air sehingga bayi tidak perlu lagi mendapat
tambahan air walau berada di udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran
cerna bayi sehingga bayi jarang diare. Komposisi zat gizi dalam ASI sebagai
berikut:
1. Karbohidrat

ASI mengandung karbohidrat yang relatif lebih tinggi dari pada susu
sapi. Karbohidrat yang utama terdapat pada ASI adalah laktosa. Kadar
laktosa yang tinggi ini sangat menguntungkan karena laktosa ini akan
difermentasi menjadi asam laktat yang akan memberikan kondisi asam
dalam usus bayi. Suasana asamini akan memberikan beberapa
keuntungan, yaitu menghambat pertumbuhan bakteri yang patologis,
memacu pertumbuhan mikro organisme yang memproduksi asam
15

organik dan mensintesis vitamin, memudahkan terjadinya pengendapan


dari Ca-caseinat, serta mempermudah absorbsi mineral seperti kalsium,
fosfor, dan magnesium. Produk dari laktosa adalah galaktosa dan
glukosamin. Galaktosa merupakan nutrisi vital untuk pertumbuhan
jaringan otak dan juga merupakan kebutuhan nutrisi medula spinalis,
yaitu untuk pembentukan mielin (selaput pembungkus sel saraf).
Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium fosfor dan magnesium yang
sangat penting untuk pertumbuhan tulang, terutama pada masa bayi
untuk proses pertumbuhan gigi dan perkembangan tulang.
2. Protein
Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih
mudah diserap usus bayi. Sedangkan protein casein ASI hanya 30%
dibanding susu sapi 80%. Beta laktoglobulin merupakan fraksi dari
protein whey yang terdapat pada susu sapi. Jenis protein ini potensial
menimbulkan alergi. ASI mempunyai asam amino taurin yang berperan
dalam perkembangan otak. Taurin dibutuhkan bayi prematur karena
karena pembentukan protein bayi prematur sangat rendah. ASI juga
mengandung nukleotida (3 senyawa basa nitrogen, karbohidrat, fosfat)
untuk meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus. Merangsang
pertumbuhan bakteri baik dalam usus, meningkatkan penyerapan besi
dan daya tahan tubuh.
3. Lemak
Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat
jumlahnya. Lemak ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi
secara otomatis. Lemak selain diperlukan dalam jumlah sedikit sebagai
energi, juga digunakan oleh otak untuk membuat mielin, sedangkan
mielin merupakan zat yang melindungi sel saraf otak dan akson agar
tidak mudah rusak bila terkena rangsangan.
4. Air
ASI terdiri dari 88% air. Air berguna untuk melarutkan zat-zat yang
terdapat di dalamnya.
16

5. Karnitin
Membantu proses pembentukan energi untuk mempertahankan
metabolisme tubuh.
6. Vitamin K
Sebagai faktor pembekuan darah. Kadar vitamin K pada ASI hanya
seperempat dalam susu formula sehingga bayi baru lahir diberi suntikan
vitamin K.

7. Vitamin D
ASI sedikit mengandung vitamin D, sehingga bayi perlu mendapat
tambahan sinar matahari pagi.
8. Vitamin E
Kandungan vitamin E dalam ASI tinggi. Untuk ketahanan dinding sel
darahmerah, mencegah anemia hemolitik.
9. Vitamin A
Bahan baku vitamin A yaitu beta karoten dalam ASI tinggi untuk
kesehatan mata,mendukung pembelahan sel. Sehingga tumbuh kembang
daya tahan tubuh bayi baik.
10. Vitamin yang larut dalam air (Vitamin B, asam folat, C)
Kadar vitamin B1, B2 cukup tinggi, tetapi kadar B6, B12, asam folat
rendah jika ibu gizi kurang.
11. Mineral
Mineral utama dalam ASI yaitu kalsium untuk pertumbuhan jaringan
otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah.(Roesli
2000)
2.1.4. Program ASI Eksklusif
Program ASI eksklusif merupakan salah satu program kesehatan keluarga
dan gizi. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang utama yang wajib
diberikan pada semua bayi yang baru dilahirkan. Menindak lanjuti anjuran WHO,
pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI secara eksklusif pada bayi
sejak lahir sampai umur 6 bulan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menerapkan
17

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan adanya keharusan tenaga kesehatan


memberikan informasi kepada semua ibu yang melahirkan untuk memberikan ASI
eksklusif dengan mengacu pada 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
(LMKM). Dengan dikeluarkannya PP No. 33 tahun 2012 meliputi 10 Bab dan 43
Pasal tentang pemberian ASI eksklusif, khususnya pada bab I pasal 1 ayat 2.
Peraturan ini memberikan jaminan pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI
eksklusif sejak 0 sampai 6 bulan, jaminan perlindungan ibu dalam
memberikanASI eksklusif, meningkatkan peran dan dukungan keluarga,
masyarakat dan pemerintah, serta adanya sanksi administrasi pada setiap tenaga
kesehatan yang tidak melaksanakan ketentuan peraturan tersebut.(Tengku Zihan
Fahira 2021)

2.2. Faktor Pendidikan


Pendidikan kesehatan berfungsi sebagai media untuk menyediakan kondisi
sosio-psikologis sedemikian rupa sehingga individu atau masyarakat berprilaku
sesuai dengan norma-norma hidup sehat.( Depdiknas, 2016 ).
Hasil penelitian menunjukan terdapat ibu dengan pendidikan rendah
sebanyak 59,6% dan ibu dengan pendidikan tinggi sebanyak 40,4%. Selanjutnya
terdapat ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 46,8% dan terdapat
53,2% ibu yang memberikan ASI Ekskusif, dan perbandingan antara ibu yang
memberikan ASI Ekslusif sebesar 53,2% dengan ibu yang tidak memberikan ASI
Eksklusif sebesar 46,8% dengan P Value 0,406. Artinya hanya sedikit hubungan
antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian ASI ekslusif kepada bayi.
(Angkut 2020)
Hasil penelitian (Eksadela 2021) menunjukan proporsi bayi yang sudah
diberi ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Hiang Kabupaten Kerinci adalah
sebesar 54,5%. Faktor yang tidak berhubungan adalah pendidikan ibu (p=0,95 ;
1,05 ; 95% CI 0,70-1,55)
18

2.3. Faktor Umur


Umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, dikatakan masa
awal dewasa adalah usia 18 – 40 tahun, dewasa madya adalah 41 – 60 tahun,
dewasa lanjut > 60 tahun. Umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung
sejak dilahirkan. Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat berulang tahun.(Santika 2015)
Hasil penelitian (Efriani and Astuti 2020) analisis umur ibu dengan
pemberian ASI eksklusif didapatkan nilai p-value 0,007 (p<0,05) artinya ada
hubungan antara umur dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Umbulharjo 1 Kota Yogyakarta.
Sedangkan hasil penelitian (Assriyah, Thaha et al. 2020) menunjukkan
bahwa terdapat 50,5% bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif dan 49,5% bayi
mendapatkan ASI eksklusif. Tidak terdapat hubungan antara umur ibu (p =
0,325) dengan pemberian ASI eksklusif.

2.4. Faktor Pekerjaan


Pekerjaan ibu termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi praktik
pemberian ASI eksklusif. Ibu yang kembali bekerja setelah cuti bersalin,
menyebabkan penggunaan susu formula, sehingga menggantikan pemberian ASI.
Cuti hamil yang hanya 3 bulan, jarak rumah dengan tempat kerja yang umumnya
jauh dan tidak tersedianya ruang ASI di tempat kerja untuk memerah air susu
serta tempat penyimpanannya hingga jam pulang kerja.(Gemilang and Werdani
2020)
Bertambah luasnya lapangan kerja, semakin mendorong banyaknya kaum
wanita yang bekerja, terutama di sektor swasta. Di satu sisi lain berdampak positif
bagi pertumbuhan pendapatan untuk meningkatkan konsumsi keanekaragaman
makanan, namun di sisi lain berdampak negatif terhadap pembinaan dan
pemeliharaan anak terutama kurangnya pemberian ASI Eksklusif (Kemenkes RI,
2019).
Kerja merupakan suatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan
bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan sering kali tidak disadari
19

oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang ingin dicapainya, dan
orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya.
kepada sesuatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sebelumnya.
Hasil penelitian (Ramli 2020) bahwa sebagian besar ibu (73,7%) adalah ibu
yang tidak bekerja dan tidak memberikan ASI eksklusif (90,5%). Ibu yang bekerja
berjumlah 15 ibu (26,3%) dan hanya 1 ibu (6,7%) yang menyusui secara eksklusif
sehingga di simpulkan tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan
pemberian ASI eksklusif, P value = 0.604 < 0,05.

2.5. Faktor Pengetahuan


Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif mempunyai enam tingkatan menurut Notoatmodjo, 2016 yaitu:
1. Tahu (know). Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya
2. Memahami (comprehension). Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,
dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari
3. Aplikasi (application). Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang
20

sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau


pengguanaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (analysis). Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam satu struktur organisasi , dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti
dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya .
5. Sintesis (synthesis). Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan,
dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-
rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria- kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat
membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang
kekurangan gizi, dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak
mau ikut KB dan sebagainya.
Salah satu penyebab rendahnya pemberian ASI di Indonesia adalah
kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat akan pentingnya ASI.
Masalah ini diperparah dengan gencarnya promosi susu formula dan kurangnya
dukungan dari masyarakat, termasuk institusi yang mempekerjakan perempuan
yang belum memberikan tempat dan kesempatan bagi ibu menyusui di tempat
kerja.(Mandasari and Budianto 2021)
Hasil peneitian (sumardiani Y.Fau, 2019) menunjukkan bahwa dari 64 ibu
usia remaja yang memiliki pengetahuan kurang terdapat yang menyatakan tidak
21

memberikan ASI Eksklusif sebanyak 87,5%. Sedangkan dari 32 ibu usia remaja
yang memiliki pengetahuan baik terdapat yang menyatakan tidak memberikan
ASI Eksklusif sebanyak 62,5%. Hasil analisis statistik diperoleh x2 hitung (8,084)
> x2 table (3,841) atau nilai p (0,004) < 0,05. Ini berarti ada hubungan
pengetahuan ibu usia remaja dengan pemberian ASI Eksklusif.(Fau, Nasution et
al. 2019)
Hasil penelitian di dapatkan ada hubungan sikap ibu menyusui dengan
praktik pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Jatirokeh
Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes dengan nilai p value hitung = 0,004.
Sedangkan Hasil penelitian (Ramli 2020) dari sampel ibu 94,4% memiliki
pengetahuan kurang dan tidak memberikan ASI eksklusif, ibu yang punya
pengetahuan baik dan memberikan ASI eksklusif hanya 3 ibu yaitu 14,3% dan
hasil uji analis bivariat diketahui bahwa tidak ada Hubungan antara pengetahuan
Ibu dengan pemberian ASI eksklusif, P value = 0,346 > 0,05.

2.6. Faktor Sikap


Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek.Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.Sikap
secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadapstimulus
tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan
yaitu menerima (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing), dan
bertanggung jawab (responsible).Menerima (receiving) diartikan bahwa orang
(subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. Merespon
(responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena
dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang
22

menerima ide tersebut. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk


mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
tingkat tiga. Misalnya seorang ibu mengajak ibu yang lain (tetangga atau saudara)
untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang
gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif
terhadap gizi anak. Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang
telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Sikap pemberian ASI Eksklusif merupakan keyakinan individu bahwa
bahwa memberikan ASI Eksklusif dapat memberikan dampak positif bagi
kesehatan individu tersebut dan anaknya. Sikap adalah respon tertutup baik positif
atau negatif yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Sikap
pemberian ASI Eksklusif merupakan keyakinan individu bahwa bahwa
memberikan ASI Eksklusif dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan
individu tersebut dan anaknya. Hasil penelitian menujukkan bahwa responden
yang mempunyai sikap baik dan memberikan ASI Eksklusif sebanyak 54 orang
(51%) dan responden dengan sikap baik tetapi tidak memberikan ASI Eksklusif
sebanyak 56 orang (49%).(Ramadhani 2019).
Hasil penelitian (Lutfiana and Masrikhiyah 2019) di peroleh hasil ada
hubungan sikap ibu menyusui dengan praktik pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Jatirokeh Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes
dengan nilai p value hitung = 0,004.

Sedangkan hasil penelitian (Assriyah, Thaha et al. 2020) menunjukan


tidak terdapat hubungan antara sikap ibu sikap ibu (p = 0,748) dengan
pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Makassar.

2.7. Faktor Dukungan Keluarga


Dukungan keluarga sangat penting dalam mensukseskan proses menyusui,
khususnya untuk mencapai ASI eksklusif. Peran keluarga juga dilihat saat proses
menyediakan makanan bergizi untuk ibu, memeriksakan kehamilan, serta
meringankan pekerjaan ibu. Ibu yang memiliki kondisi nyaman dan sehat akan
23

meningkatkan kestabilan fisik sehingga produksi ASI lebih baik. Dukungan


keluarga adalah dukungan untuk menyemangati ibu dan memberikan motivasi
agar memberikan hanya ASI kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan,
mempersiapkan makanan bernutrisi seimbang bagi ibu, dan dukungan psikologis
kepada ibu.(Febita, Musthofa et al. 2021)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 85 ibu menyusui (kelompok kasus)
sebagian besar (57,1%) mendapat dukungan keluarga baik dan hampir
setengahnya (33,3%) mendapatkan dukungan keluarga kurang. Kemudian dari
kelompok kontrol hampir setengahnya (42,9%) mendapatkan dukungan keluarga
baik, dan sebagian besar (66,7%) mendapatkan dukungan keluarga kurang. Hasil
analisis menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa ρ = 0,004 yang berarti
terdapat hubungan antara tingkat dukungan keluarga dengan pemberian ASI
eksklusif di Desa Ketapang Laok Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampang
Madura.(Istianah, Masruroh et al. 2020)
Hasil penelitian untuk variabel dukungan keluarga yang diterima responden
dihasilkan baik 52%(53) dan pemberian ASI eksklusif sebesar 88.2% (90%) dan
dengan kesimpulan pemberian ASI eksklusif tidak berhubungan siknifikan dengan
dukungan keluarga dengan nilai p : 0,672.(Fatmawati and Winarsih 2020)

2.8. Faktor Dukungan Petugas Kesehatan


Pemberian penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu
mengenai manfaat pemberian ASI kepada bayi dan ibu sehingga menjadi
motivasi bagi ibu untuk memberikan ASI sampai usia bayi 6 bulan. Hasil
analisis menunjukkan bahwa pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap
pemberian ASI eksklusif. Upaya peningkatan pengetahuan ibu yangefektif
harus dilakukan secara intensif mulai saat hamil hingga menyusui dan
akan lebih efektif bila dibarengi dengan pendampingan oleh keluarga dekat
atau konselor yang sudah diberi pelatihan sehingga keberhasilan pemberian
ASI eksklusif juga dipengaruhi oleh ada tidaknya dukungan keluarga dekat
seperti suami, orang tua dan dukungan tenaga kesehatan.(Safitri and Puspitasari
2018)
24

Penelitian (Najah Syamiyah, 2018) menemukan bahwa ibu yang


persalinannya ditolong oleh bidan memiliki peluang yang lebih besar untuk
memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang persalinannya
ditolong oleh dokter. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan tindakan operasi atau
dilakukannya IMD atau tidak. Namun operasi dan IMD tidak terbukti secara
statistik berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Mungkin hal
ini bisa menjadi evaluasi bagi tenaga kesehatan yang bertugas memberikan
pertolongan persalinan. Penolong utama persalinan memiliki peran yang
sangat penting pada saat pelaksanaan IMD. Perbedaan peran, tugas,
dan fungsi pokok bisa menjadi penyebab mengapa dalam penelitian ini
ibu yang ditolong bidan lebih besar peluangnya untuk memberikan ASI
eksklusif dibandingkan dengan Ibu yang ditolong oleh dokter.
(Syamiyah and Helda 2018)
Hasil penelitian menunjukan proporsi bayi yang sudah diberi ASI
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Hiang Kabupaten Kerinci adalah sebesar
54,5%. Ada hubungan pemberian ASI eksklusif dukungan petugas kesehatan
(p=0,000). Sehingga petugas kesehatan meningkatkan lagi target pencapaian ASI
Eksklusif dengan cara penyuluhan atau konseling, perlu ditingkatkan lagi
pemahaman masyarakat tentang ASI eksklusif.(Eksadela 2021)
Penelitian (PANGESTI 2019) menunjukan bahwa tidak ada hubungan
dukungan petugas kesehatan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di
kelurahan Sidotopo Surabaya (p= 0,166).

2.9 Kerangka Teori


Sebuah teori di kembangkan oleh Lawrence Green (1980) yang dikutip
Notoatmodjo (2010), analisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu Faktor Perilaku (behavioral causes) dan Faktor
diluar Perilaku (non behavioral causes). Perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:
1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang membuat
keadaan lebih rentan mencakup pengetahuan, sikap, dan kepercayaan
2. Faktor-faktor pendukung yang tersedia dalam bentuk lingkungan fisik
tersedia atau tidak tersedia sarana-sarana kesehatan.
25

3. Faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas


kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok perilaku
masyarakat (Notoatmodjo, 2010)

Faktor Predisposisi
Karakteristik
Pengetahuan
Sikap
Pendidikan
Pekerjaan

Faktor Pendukung
Ketersediaan sumber daya
Jarak ke Fasilitas kesehatan Perilaku Kesehatan
Pendapatan Keluarga

Faktor Pendorong
Petugas kesehatan
Prioritas dan komitmen
Masyarakat/pemerintah

Bagan 2.9 Kerangka Teori Perilaku, Menurut Lawrence Green


(Notoatmodjo, 2010)
26

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Rancangan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain
Cross sectional yaitu Suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor- faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Ini berarti
bahwa setiap subjek penelitian hanya di observasi sekali saja dan pengukuran
terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. (Noor J,
2019)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di 6 Desa Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Karya
Mukti Kabupaten Ogan Komering Ulu
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai April – Mei 2022.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi adalah Semua wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Setiadi, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Ibu yang
mempunyai bayi usia 0-6 bulan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Karya
Mukti Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Berdasarkan data dari UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten Ogan
Komering Ulu pada Tahun 2022, jumlah Ibu yang memiiki bayi usia 0-6
bulan berjumlah 187 orang yang menjadi populasi dalam penelitian ini.
27

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, sampel yang diambil dari populasi tersebut harus benar-
benar mewakili (Sugiyono, 2018). Maka sampel pada penelitian ini adalah
:
Rumus sampel menggunakan rumus Slovin yaitu :
n = N
1 + N (d)²

n = Besaran sampel
N = Jumlah populasi
d = Derajat penyimpangan terhadap populasi yang
diinginkan 10% (0,10).

n = 187
1 + 187 (
0,1)²
= 187
1 + 1,87
= 187
2,87

= 65,15

Dari rumus diatas jumlah sampel pada penelitian ini adalah 80 responden.

3.3.3 Teknik Sampling


Menurut Juliansyah noor (2019) teknik sampling adalah merupakan
teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Pengambilan
sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan Purposive
Sampling adalah Salah satu jenis teknik pengambilan sampel yang biasa
28

digunakan dalam penelitian ilmiah dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu


untuk menghasilkan sampel yang logis dapat dianggap mewakili populasi”.
Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan.
Ada pun kriteria Inklusi sampel pada penelitian ini adalah
1. Ibu memiliki bayi usia 0-6 bulan
2. Ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan dengan riwayat kelahiran cukup bulan
melalui lahir normal, atau persalinan dengan tindakan vakum/ Caesar
dengan kondisi bayi sehat.
3. Berada di tempat tinggal saat diwawancara
4. Dapat membaca dan menulis serta bersedia menjadi
responden Sedangkan kriteria eksklusi yaitu :
1. Ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dengan riwayat kelainan bawaan
seperti penyakit jantung dan sindrom down.
2. Ibu yang memiliki bayi kontraindikasi menyusu seperti lahir dari ibu HIV
3. Tidak berada di tempat saat penelitian
4. Tidak bersedia menjadi responden

3.4 Kerangka Konsep


Kerangka konseptional merupakan kerangka yang menggambarkan dan
mengarahkan asumsi mengenai elemen-elemen yang diteliti. Berdasarkan
rumusan masalah yang telah dipaparkan dalam latar belakang, tinjauan pustaka
yang ada, maka untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti menyusun kerangka
konsep Analisis “Analisis faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten Ogan Komering Ulu
Tahun 2022”
29

Variabel Independen Variabel Dependen

Umur

Bagan 3.4. Kerangka konsep penelitian Analisis faktor yang mempengaruhi


Pendidikan
pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Pekerjaan
Karya Mukti Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2022

Pengetahuan Pemberian
ASI
3.5 Variabel dan Definisi Operasional Eksklusif
Sikap
Dalam penelitian ini digunakan beberapa definisi untuk mempertajam
Dukungan
pengertian Keluarga
mengenai variabel yang hendak diukur dan variabel lainya yang
ikut berpengaruh dalam hasil penelitian, antara lain sebagai berikut:
Dukungan Petugas
Kesehatan
30

Tabel 3.5
Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur Ukur
Dependent
1 Pemberian Pemberian Kuisioner Wawancara 1.Ya, Jika Ordinal
ASI Eksklusif ASI tanpa Pemberian
makanan/ ASI tanpa
minuman makanan/
tambahan atau minuman
pengganti tambahan
kepada atau
bayi hingga pengganti
berusia 6 bulan kepada
bayi hingga
berusia 6
bulan
2.Tidak, jika
Memberikan
makanan/
minuman
tambahan
kepada
bayi sebelum
berusia 6
bulan
31

Independent
1. Umur Usia Ibu yang Kuisioner Wawancara Kategori: Ordinal
mempunyai bayi 1.Tidak
usia 0-6 bulan Beresiko,
jika usia 20-
35 tahun

2. Beresiko,
jika < 20
tahun dan >
35 Tahun

2. Tingkat Jenjang Kuisioner Wawancara Kategori: Ordinal


Pendidikan pendidikan 1.Tinggi, jika
formal yang > SMA
telah
2. Rendah,
ditamatkan
jika < SMA
Responden

3. Pekerjaan Kegiatan rutin yang Kuesioner Wawancara 1.Pekerja Tetap, Ordinal


yang dilakukan bila responden
responden dalam mendapat
upaya mendapatkan penghasilan
penghasilan untuk tetap seperti
pemenuhan PNS,
kebutuhan hidup POLRI/TNI,
keluarga Pegawai Swasta,
2.Pekerja Tidak
Tetap, bila
responden
penghasilannya
32

tidak tetap
seperti
petani/pekebun,
Ibu Rumah
Tangga

4. Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuisioner Wawancara 1. Baik, jika ≥ Ordinal


diketahui responden mean
tentang perilaku 2. Kurang, jika
pemberian ASI ≤ mean
eksklusif

5. Sikap Sikap responden Kuisioner Wawancara 1. Baik, Jika ≥ Ordinal


tentang ASI mean
eksklusif 2. Buruk, jika
≤ mean
6. Dukungan Dukungan/ Kuisioner Wawancara 1.Ya, jika Ordinal
Keluarga keikutsertaan mendukung
keluarga (suami/ 2.Tidak, Jika
orang tua) dalam tidak
memberikan ASI mendukung
eksklusif
7. Dukungan Dukungan/ Kuisioner Wawancara 1.Ya, Jika Ordinal
Petugas keikutsertaan Petugas
Kesehatan petugas kesehatan mendukung
dalam 2.Tidak, Jika
memberikan petugas
informasi mendukung
mengenai ASI
eksklusif
33

3.6 Hipotesis
Ha:
1. Ada hubungan antara faktor umur dengan pemberian ASI Eksklusif di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 2022
2. Ada hubungan antara factor pendidikan dengan pemberian ASI
Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2022
3. Ada hubungan antara faktor pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 2022
4. Ada hubungan antara faktor pengetahuan dengan pemberian ASI
Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2022.
5. Ada hubungan antara faktor sikap dengan pemberian ASI Eksklusif di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 2022
6. Ada hubungan antara faktor dukungan keluarga dengan pemberian ASI
Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya Mukti Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2022.
7. Ada hubungan antara faktor dukungan petugas kesehatan dengan
pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya
Mukti Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2022.

3.7 Pengumpulan dan Manajemen Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diolah sendiri secara pengukuran
langsung dengan responden yang diperoleh melalui wawancara dengan
menggunakan kuisioner dan observasi.Parameter yang termasuk data
primer ialah ASI eksklusif atau Tidak ASI ekskusif.
34

Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner.Kuesioner ini


berpedoman pada landasan teori dari variabel penelitian. Model pernyataan
dalam penelitian ini adalah pernyataan closed ended (pernyataan tertutup)
yakni responden hanya dapat memberikan atau memilih tanggapan terbatas
pada pilihan yang disajikan oleh peneliti. Kuesioner terdiri dari 2 bagian
yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner factor yang mempengaruhi
ASI eksklusif.
Skor dari kuesioner dijumlahkan sehingga didapatkan skor total responden.
Cara mengukur prosentase yang akan digunakan untuk mengukur
pengetahuan dan sikap yaitu dengan cara:
a. Kuesioner Pengetahuan dengan mengajukan 10 pertanyaan dengan 2
pilihan jawaban:
 Jawaban yang benar diberi skor 1
 Jawaban yang salah diberi skor 2
b. Kuisioner Sikap dengan mengajukan 10 pertanyaan dengan 4 pilihan
jawaban, yaitu
 SS (SangatSetuju) diberi skor 4

 S (Setuju) diberi skor 3

 TS (TidakSetuju) diberi skor 2

 STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,
sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain dan tinggal digunakan.
Parameter yang termasuk data sekunder yaitu data rekam medis puskesmas,
sistem informasi manajemen puskesmas, laporan tahunan puskesmas, dan
data Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu serta kepustakaan yang
menunjang. Pengambilan data sekunder ini dilakukan dengan cara mengambil
data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu. Prinsip dari
pengolahan data yang telah dikumpulkan menurut Notoadmodjo (2018)
35

adalah sebagai berikut:


1. Editing Data
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus
dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.Secara umum editing
merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isi formulir atau
kuisioner.
2. Coding Data
Yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka
atau bilangan.
3. Entry Data
Data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau
software komputer. Dalam proses ini juga dituntut ketelitian dari orang
yang melakukan data entry ini, apabila tidak maka akan terjadi bias,
meskipun hanya memasukkan data saja.
4. Cleaning Data
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya, kemudian
dilakukan pembetulan atau koreksi.

3.8. Teknik Analisis Data


Analisis data yang yang disajikan dengan menggunakan
analisis univariat, bivariat dan multivariate.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan pada sebuah variabel,
yaitu pada penelitian ini adalah variabel pendidikan, umur, pekerjaan,
pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan. Dalam
suatu penelitian, baik yang di peroleh melalui observasi, wawancara,
kuesioner maupun dokumentasi dimana analisis univariat di sajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi.
36

Analisis univariat biasa juga disebut analisis deskriptif atau statistik


deskriptif yang bertujuan menggambarkan kondisi fenomena yang
dikaji.Analisis univariat merupakan metode analisis yang paling mendasar
terhadap suatu data.Hampir dipastikan semua laporan, baik laporan penelitian,
praktek, laporan bulanan, dan informasi yang menggambarkan suatu
fenomena, menggunakan analisis univariat.Model analisis univariat dapat
berupa menampilkan angka hasil pengukuran, ukuran tendensi sentral, ukuran
dispersi/deviasi/variability, penyajian data ataupun kemiringan data.
Angka hasil pengukuran dapat ditampilkan dalam bentuk angka, atau
sudah diolah menjadi prosentase, ratio, prevalensi. Ukuran tendensi sentral
meliputi perhitungan mean, median, kuartil, desil persentil, modus. Ukuran
disperse meliputi hitungan rentang, deviasi rata-rata, variansi, standar deviasi,
koefisien of variansi. Penyajian data dapat dalam bentuk narasi, tabel, grafik,
diagram, maupun gambar.Kemiringan suatu data erat kaitannya dengan model
kurva yang dibentuk data (Sofiyudin, 2016).
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan pada dua variabel.
Analisa bivariat yaitu analisis data dilakukan dengan uji statistic
menggunakan chi-square,untuk melihat adanya hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen dengan derajat kemaknaan α = 0,05.
Apabila p value < 0,05 maka Ho ditolak dan apabila p value > 0,05 maka Ho
gagal ditolak.
Analisis bivariat menggunakan tabel silang untuk mengetahui apakah
ada hubungan antara variabel independent (pendidikan, umur, pekerjaan,
pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan)
terhadap variabel dependent Pemberian ASI eksklusif (Sofiyudin, 2019).
Sedangkan untuk mengetahui kuatnya perbedaan antara variable dilihat
dari Contingency Coefficient (untuk variabel dengan data nominal) sementara
untuk mengetahui pola dan kuatnya hubungan antara variabel dilakukan
dengan uji Spearman Correlation (untuk variabel dengan data interval). Nilai
Chi Square, Contingency Coefficient dan Spearman Correlation diperoleh
37

dari hasil pengolahan program SPSS 22 (Sofiyudin, 2019).

3. Analisis Multivariat
Proses analisis multivariat menurut Sopiyudin (2019) adalah analisis
beberapa variabel independen dengan satu variabel dependent pada waktu
yang bersamaan.Analisis ini merupakan analisis lanjutan yang
memungkinkan dilakukan untuk mengetahui variabel independen yang paling
dominan berhubungan dengan variabel dependen dengan menggunakan uji
regresi logistik berganda pada tingkat kepercayaan 95%
38

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH
KERJA UPTD PUSKESMAS KARYA MUKTI
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2022

Nomor Responden : ………………………………

Tanggal : ………………………………

A. Identitas Responden

Nama Ibu : ………………………………

Umur : ………………………………

Nama bayi/Umur : ………………………………

B. Pendidikan : Tidak Tamat SD SMA

Tamat SD Perguruan Tinggi

Tamat SMP

C. Pekerjaan : PNS/TNI/Polri

Pegawai Swasta

Petani/Pekebun

Ibu Rumah Tangga


39

D. Pengetahuan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda (X) pada jawaban yg
benar!
1. ASI eksklusif adalah ?
a. Memberikan bayi susu formula
b. Memberikan makanan tambahan untuk bayi seperti pisang, jeruk
c. Memberikan ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan lain
d. Memberikan makan nasi

2. Pemberian ASI eksklusif diberikan bayi berusia


a. 0-6 bulan
b. 0-12 bulan
c. 0-18 bulan
d. 0-24 bulan

3. Ibu harus menyusui karena… .


a. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi
b. ASI milik bayi yang harus diberikan
c. Sudah menjadi kewajiban Ibu untuk menyusui
d. Kebiasaan turun temurun dari keluarga

4. Kolustrum adalah cairan kental pada ASI yang berwarna… .


a. Kekuningan
b. Cokelat
c. Putih bening
d. Putih keruh

5. ASI yang pertama kali keluar atau yang disebut kolustrum seharusnya … .
a. Tidak disusukan pada bayi
b. Langsung disusukan pada bayi
c. Dibuang karena mengandung racun
40

d. Ditampung tetapi tidak diberikan pada bayi

6. Saat bayi terbiasa diberi ASI yang terjadi adalah … .


a. Bayi menjadi diare
b. Bayi menjadi mudah lapar
c. Bayi menjadi sering menangis
d. Tidur bayi menjadi nyenyak

7. Manfaat ASI bagi Ibu dan Anak yang tepat di bawah ini adalah …
a. Menjalin hubungan emosional atau kasih sayang
b. Menghemat pengeluaran
c. Mengembalikan berat badan
d. Membantu tumbuh kembang bayi

8. Jadwal pemberian ASI kepada bayi sebaiknya …


a. Diatur setiap 1 jam
b. Diatur setiap 2 jam
c. Disesuaikan dengan dengan kemauan/ keinginan ibu
d. Disesuaikan dengan kemauan/ keinginan bayi

9. Manfaat menyusui bagi Ibu yang benar di bawah ini adalah …


a. Mengurangi resiko pendarahan setelah melahirkan
b. Proses pengembalian Rahim menjadi lama
c. Berat badan menjadi tidak stabil
d. Payudara menjadi kendor

10. Yang bukan kandungan dalam ASI adalah … .


a. Air
b. Karbohidrat
c. Protein
d. Nasi
41

E. Sikap

Jawablah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda (√) sesuai dengan
kondisi anda.

Sangat
Tidak Sangat
No Pernyataan Tidak Setuju
Setuju Setuju
Setuju
1. Memberikan ASI saja selama 6 bulan
2. ASI merupakan makanan paling
lengkap untuk bayi
3. Meningkatkan daya tahan tubuh
4. ASI meningkatkan kecerdasan
5. Bayi di berikan susu formula ketika ibu
bekerja
6. Bayi yang di beri ASI cenderung
kelebihan berat badan
7. menyusui meningkatkan jalinan kasih
sayang ibu dan bayi
8. ASI sama sehatnya dengan susu
formula
9. ASI lebih murah dari pada susu formula
10. Memberikan ASI lebih mudah dari pada
susu formula
42

F. Dukungan Keluarga

Jawablah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda (√) sesuai dengan
kondisi anda

No Pernyataan Ya Tidak
1. Suami dan keluarga menyetujui Ibu untuk
memberikan ASI saja kepada bayi selama
6
bulan

G. Dukungan Petugas Kesehatan

Jawablah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda (√) sesuai dengan
kondisi anda

No Pernyataan Ya Tidak
1. Petugas Kesehatan memberi informasi
tentang pentingnya memberikan ASI saja
selama 6 bulan

H. Pemberian ASI Eksklusif


Jawablah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda (√) sesuai dengan
kondisi anda
No Pernyataan Ya Tidak
1. Ibu memberikan ASI saja selama 6 bulan
tambahan makanan atau minuman lain
43

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Suharno

TTL : Cilacap, 18 Mei 1983

JenisKelamin : Laki- Laki

Agama : Islam

Pekerjaan : ASN UPTD Puskesmas Karya Mukti

Alamat : Blok D Desa Sri Mulya Kec.Sinar Peninjauan


Kab.OKU Nama Orang Tua :

Ayah : Abdul Yasir

Ibu : Kaminem
Riwayat Pendidikan :

1. Tahun : 1996 Lulus SD Negeri Trans Unit XIV

2. Tahun :1999 Lulus SMP Negeri 5 Peninjauan

3. Tahun : 2002 Lulus SMU Negeri 2 Baturaja

4. Tahun : 2005 Lulus DIII Keperawatan Prodi Keperawatan


Baturaja Poltekkes Palembang

5. Tahun 2008 : Lulus S1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al


Ma’Arif Baturaja

6. Tahun : 2021 Program Magister Kesehatan Masyarakat Bina Husada


Palembang (Sedang mengikuti ujian akhir)
44

DAFTAR PUSTAKA
UPTD Puskesmas Karya Mukti (2022). Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Karya
Mukti Tahun 2022. Karya Mukti

Dinas Kesehatan Kab.OKU (2021). Profil Kesehatan Kabupaten Ogan Komering


Ulu Tahun 2021, Baturaja

Kemenkes RI (2022). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2022, Jakarta

Angkut, C. (2020). "Pendidikan Ibu Berhubungan Dengan Pemberian Asi Eksklusif." Jurnal
Kebidanan Malahayati 6(3): 357-360.

Assriyah, H., et al. (2020). "Hubungan Pengetahuan, Sikap, Umur, Pendidikan, Pekerjaan,
Psikologis, Dan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas
Sudiang." Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community
Nutrition) 9(1).

Efriani, R. and D. A. Astuti (2020). "Hubungan umur dan pekerjaan ibu menyusui dengan
pemberian ASI eksklusif." Jurnal Kebidanan 9(2): 153.

Eksadela, M. (2021). ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI


EKSKLUSIF DI PUSKESMAS HIANG KABUPATEN KERINCI TAHUN 2021, Ilmu Kesehatan
Masyarakat.

Fatmawati, Y. and B. D. Winarsih (2020). "Analisis Hubungan Dukungan Keluarga Dengan


Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Bekerja Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Undaan
Kudus." Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama 9(3): 260-267.

Fau, S. Y., et al. (2019). "Faktor Predisposisi Ibu Usia Remaja Terhadap Pemberian ASI
Eksklusif pada Bayi di Kecamatan Luahagundre Maniamolo Kabupaten Nias Selatan."
MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health
Promotion 2(3): 165-173.

Febita, A. H. L., et al. (2021). "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN KELUARGA
DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA SEKTOR FORMAL (Studi pada
Wilayah Kerja Puskesmas Kebakkramat I)." Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) 9(2):
251-256.
45

Gemilang, S. W. and K. E. Werdani (2020). Hubungan Usia, Pendidikan, dan Pekerjaan


dengan Pemberian Asi Eksklusif, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Istianah, N. Z., et al. (2020). "Peran Dukungan Keluarga terhadap Praktik Pemberian ASI
Eksklusif (Studi di Desa Ketapang Laok Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampang
Madura)." Sport and Nutrition Journal 2(1): 34-40.

Lutfiana, F. and R. Masrikhiyah (2019). "Hubungan Dukungan Suami dan Sikap Ibu
Menyusui dengan Praktik Pemberian ASI Eksklusif." Jurnal Ilmiah Gizi dan Kesehatan
(JIGK) 1(01): 1-10.

Mandasari, P. and Y. Budianto (2021). "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Pemberian ASI Eksklusif oleh Ibu Menyusui Yang Bekerja Sebagai Tenaga Kesehatan Di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Prabumulih." MPPKI (Media Publikasi Promosi
Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health Promotion 4(1): 56-59.

Novita, E., et al. (2022). "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif di
Desa Lunggaian Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU Tahun 2021." Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi 22(1): 157-165.

PANGESTI, Y. D. (2019). FAKTOR DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SIDOTOPO SURABAYA,
UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Pusporini, A. D., et al. (2021). "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Praktik ASI
Eksklusif di Daerah
Pertanian Kabupaten Semarang (Studi pada Ibu yang Memiliki Bayi
Usia 0−6 Bulan)." 2021 20(2): 8.

Ramadhani, F. (2019). "Faktor Determinan Sosial yang Mempengaruhi Kegagalan


Pemberian Asi Eksklusif Di Sraturejo, Baureno, Kota Bojonegoro." IKESMA 15(1): 43-50.

Ramli, R. (2020). "Hubungan Pengetahuan dan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian
ASI Eksklusif di Kelurahan Sidotopo." Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health
Promotion and Health Education 8(1): 36-46.

Roesli, U. (2000). Mengenal ASI eksklusif, Niaga Swadaya.


46

Safitri, A. and D. A. Puspitasari (2018). "Upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif dan
kebijakannya di Indonesia." Penelitian Gizi Dan Makanan (The Journal of Nutrition and
Food Research) 41(1): 13-20.

Santika, I. G. P. N. A. (2015). "Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan umur terhadap
daya tahan umum (kardiovaskuler) mahasiswa putra semester II Kelas A Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali tahun 2014." Jurnal pendidikan
kesehatan rekreasi 1(1): 42-47.

Syamiyah, N. and H. Helda (2018). "Dukungan Tenaga Kesehatan dalam Meningkatkan


Pemberian ASI Eksklusif Ibu di Posyandu Wilayah Puskesmas Kecamatan Mampang
Prapatan Jakarta." Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan: 29-37.

Anda mungkin juga menyukai