PROPOSAL TESIS
Oleh
i
i
KETUA
Anggota I
Anggota II
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan proposal tesis ini dengan judul
”Analisis Kinerja Bidan Rumah Sakit dalam Pelayanan Antenatal Care
(ANC) di Wilayah Kerja RS. Marissa Plaju Palembang Tahun 2022”, yang
merupakan salah satu Mata Kuliah Tesis di Program Pasca Sarjana Kesehatan
Masyarakat STIK Bina Husada.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian proposal tesis ini,
penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada :
1. Ketua STIK Bina Husada Ibu Ersita, S.Kep.Ns.,M.Kes.
2. Ketua Prodi PPSKM Bapak Dr. Ali Harokan, S.Kep, Ns.,M.Kes.
3. Dosen Pembimbing 1 Ibu Dr. Erma Gustina, ST, M.Kes.
4. Dosen Pembimbing 2 Ibu Helen Evelina Siringoringo, SST,M.kes.
5. Kepala RS. Marissa Plaju Palembang .
6. Rekan-Rekan Seangkatan 2022 yang telah banyak memberikan bimbingan
dan pengarahan serta saran-saran dalam penyusunan proposal tesis ini.
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Pertanyaan Penelitian 3
1.4 Tujuan Penelitian 4
1.4.1 Tujuan Umum 4
1.4.2 Tujuan Khusus 4
1.5 Manfaat Penelitian 5
1.5.1 Bagi Peneliti 5
1.5.2 Bagi Masyarakat 5
1.5.3 Bagi Institusi Terkait Khususnya
RS. Marissa Plaju 5
1.5.4 Bagi Penelitian 5
1.5.5 Bagi Ruang Lingkup Penelitian 5
1.5.6 Bagi Bidan 5
iii
iv
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
tahun 2019. Jumlah kematian ibu tahun 2015 sebanyak 155 orang, naik menjadi
164 orang kematian pada tahun 2016, turun menjadi 142orang padat tahun 2017
dan turun lagi menjadi 106 orang tahun 2018 naik menjadi 118 orang pada tahun
2019. Jumlah kematian ibu melahirkan tahun 2019 tertinggi di Kabupaten
Banyuasin sebanyak 15 orang, di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 12 orang
dan Kabupaten Musi Rawas sebanyak 12 orang, sedangkan jumblah kematian
maternal terendah di Prabumulih sebanyak 2 orang, Kota Pagaralam 3 orang
Kabupaten Empat Lawang 4 orang, adapun penyebab ibu meninggal melahirkan
di Sumatera Selatan adalah pendarahaan dan hipetensi. (Dinkes Provinsi Sumatera
Selatan 2020)
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palembang, jumlah kematian ibu
tahun 2019 di kota Palembang, jumlah kematian ibu tahun 2018 di kota
Palembang bedasarkan laporan sebanyak 6 orang dari 27,875 kelahiran hidup.
Penyebab kematian terbanyak adalah hipertensi dalam kehamilan 72% (5 orang),
dan terendah adalah pendarahan 13% (1orang) sedangkan penyebab kematian ibu
lainya adalah gangguan metabolik (DM) yaitu sebanyak 1(satu) orang. (Dinkes
Kota Palembang 2020)
Di wilayah kerja RS. Marissa Plaju Palembang adalah Rumah Sakit Ibu dan
Anak dimana melayani pemeriksaan kehamilan (ANC) melahirkan Normal
pervagina, dan juga tindakan melahirkan secara operasi Sectio Caesarea (SC)
apabila ibu tidak bisa melahirkan normal, dikarenakan adanya indikasi yang
membahayakan ibu dan anak. Apabila dilahirkan secara normal mengakibatkan
pendarahan pada ibu yang mengakibatkan kematian biasanya dapat di ketahui
pada saat pemeriksaan kehamilan adanya hipertensi dan Anemia pada ibu hamil,
dan pada bayi baru lahir terjadinya Asfiksia pada saat pemeriksaan detak jantung
anak dan kondisi saat ibu akan melahirkan, dengan adanya tindakan cepat dan
tepat dari pihak RS. Marissa Plaju dapat membantu ibu dari masa kehamilan
hingga bayi lahir dipantau dengan pemeriksaan bidan dan dokter. tahun 2020 -
2022 terdapat pelayanan pemeriksaan kehamilan (ANC) dengan berbagai macam
keluhan dan penyakit resiko pendarahan dan kematian ibu hamil dalam
melahirkan diperoleh data pada tahun 2020 adanya ibu hamil yang hipertensi 20
2
3
orang ibu hamil yang Anemia 30 orang. Pada tahun 2021 ibu hamil yang
hipertensi berjumlah 15 orang dan Anemia 7 orang, pada tahun 2022 dari bulan
Januari sampai April ibu hamil yang hipertensi ada 5 orang dan ibu hamil yang
mengalami Anemia 4 orang. Dengan mempercepat percapaian tujuan
pembangunan kesehatan dengan penempatan Bidan di Plaju. Bidan merupakan
tenaga profesional yang strategis untuk ditempatkan dilapangan, karena mereka di
didik dalam pelaksanaan pelayanan kebidanan, pelayanan kesehatan ibu dan anak
serta pelayanan keluarga berencana, pelayanan kebidanan dilakukan oleh bidan
rumah sakit salah satunya adalah pemeriksaan Antenatal Care yaitu pemeriksaan
kehamilan yang dilakukan untuk pemeriksaan keadaan ibu dan janin secara
berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan. Bedasarkan latar belakang diatas penulis tetarik untuk “Analisis
kinerja bidan rumah sakit dalam pelayanan antenatal care (ANC) di wilyah kerja
RS. Marissa Plaju Palembang.
1.2 Rumusan Masalah
Mengingat masih meningkatnya kasus kematian Ibu (AKI) yang dijelaskan
pada latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah penelitian mengenai
“Analisis Kinerja Bidan Rumah Sakit Dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) di
wilyah kerja RS. Marissa Plaju Palembang.
3
4
3) Bagaimana kinerja bidan RS. Marissa Plaju ditinjau dari faktor pendorong
(pembinaan/supervisi dan kepala RS) dalam melakukan Antenatal Care
terhadap standar pelayanan kebidanan di wilayah kerja RS. Marissa Plaju
tahun 2022?
4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
7
8
26) Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa
seperti pre eklamsia, pendarahan pervagina, kelahiran prematur, anemia
berat.
27) Kesejahteraan janin termasuk DJJ dan pola aktivitas janin.
28) Resusitasi kardiopulmonary (Kepmenkes, 2007).
8
9
9
10
2.1.5 Prilaku
Menurut Green dalam Notoadmodjo (2013) prilaku itu sendiri
terbentuk oleh 3 faktor sehingga dapat mempengaruhi kinerja bidan dalam
pelayanan Antenatal Care (ANC), yaitu :
1) Faktor presdisposisi (presdisposing factors) yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
2) Faktor pendukung (enabling factors) yang terwudud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan ,
seperti kontrasepsi dan obat-obatan.
3) Faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan
prilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya, merupakan kelompok
referensi dan prilaku bidan .
Bedasarkan pengertian tersebut maka bearti prilaku bidan di dalam
pelayanan ANC ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi,
dan sebagainya dari orang tua dan masyarakat yang bersangkutan.
Ketersedian fasilitas dan sikap serta prilaku para petugas kesehatan dan
saling mendukung dan memperkuat terbentuknya prilaku. Sebagai contoh
dapat digambarkan rangsangan tersebut adalah pelayanan Antenatal yang
tepat maka agar seorang bidan di RS. Marissa Plaju dapat memberikan
pelayanan tersebut harus berprilaku mendukung pelayanan Antenatal. Oleh
karena itu, perlu adanya pengetahuan tentang apa dan bagaimana sikap dan
tindakan apa saja yang dilakukan pada saat memberikan pelayanan tersebut.
Perubahan prilaku (Notoatmodjo, 2012) dapat dilaksanakan melalui 3 cara
yaitu :
1) Mengunakan Kekuatan/Kekuasaan Atau Dorongan
Perubahan prilaku dengan strategi ini akan cepat berhasil namun tidak
bertahan lama, karena dipaksakan pada sasaran.
11
12
2) Pemberian Informasi
Informasi secara jelas kepada sasaran tentang suatu hal akan
meningkatkan pengetahuan akan hal tersebut. Dengan adanya
pengetahuan yang memadai, akan timbul kesadaran dan akhirnya
terbentuk prilaku baru sesuai pengetahuan yang dimiliki.
3) Diskusi dan Partisipasi
Dengan cara ini sasaran akan memperoleh informasi dua arah, shingga
dapat menimbulkan partisipasi aktif peserta dan prilaku baru dapat
bertahan lama.
Simon-Morton, dkk (2012) menyatakan bahwa pengetahuan,
kepercayaan sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi prilaku dapat diubah
dengan stimulus pendidikan, yang mengarah pada perubahan prilaku.
Pendidikan kesehatan pada umumnya mengembangkan pengalaman belajar
yang mengarah pada perubahan prilaku, pendidikan kesehatan pada
umumnya mengembangkan pengalaman belajar yang mengarah pada
perubahan prilaku. Prilaku seseorang dapat diketahui dari pengetahuan,
sikap, dan tindakan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang
berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media
elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya.
Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu. Notoatmodjo
(2013) menyatakan, bahwa pengetahuan menrupakan result dan akibat
proses pengindraan sebagian besar berasal dari penglihatan dan
pendengaran.
2) Sikap
Azwar (2015) mendefinisikan sikap dikatakan sebagai suatu respon
evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada
suatu stimulan yang menghedaki adanya reaksi individual. Respon
Evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi dinyatakan sebagai sikap itu
timbulnya didasari oleh proses evaluasi dari individu yang memberikan
12
13
14
15
KERANGKA BERPIKIR
Faktor Predisposisi
Pengetahuan
Sikap
Pelatihan
> 5 Tahun
Faktor Pendukung
Ketersediaan Sarana Bidan Kinerja
Media / Non Media
Faktor Pendorong
Pembinaan /
Supervisi dari
Kepala Rumah Sakit
15
16
BAB III
METODE PENELITIAN
16
17
Pada penelitian yang akan diteliti, maka subjek penelitian ini di RS. Marissa
Plaju, peneliti mengambil beberapa informan untuk dijadikan sampel penelitian
yang dianggap mengetahui lebih dibanding dengan yang lainnya. Pemilihan
informan-informan pada penelitian ini menggunakan Teknik Purposive
Sampling,. Teknik Purposive Sampling yaitu teknik yang dilakukan untuk
memilih informan yang bersedia dan mampu memberikan informasi yang
berkaitan dengan topik penelitian teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. (Sugiyono,2014).
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Petugas Bidan
yang bekerja di wilayah kerja RS. Marissa Plaju. Bidan yang bekerja lebih dari 5
tahun sehingga mampu memberikan informasi yang akurat sebanyak 7 orang.
17
18
19
20
Pengumpulan Sajian
Data Data
Penarikan
Reduksi
Simpulan/
Data
Verifikasi
20
21
3) Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak
digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber-sumber lainnya.
4) Pemeriksaan Sejawat Melalui FGD
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil
akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.
Teknik ini mengandung maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan
keakuratan data.
5) Uraian Rinci
Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga
uraiannya itu dilakukan seteliti mungkin dan secermat mungkin yang
menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan.
6) Auditing
Auditing adalah konsep bisnis, khususnya di bidang fiskal yang
dimanfaatkan untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data. Hal ini
dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran.
Penelusuran audit (audit trail) tidak dapat dilaksanakan apabila tidak
dilengkapi dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil
studi.
Dari uraian diatas, maka keakuratan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan, karena peneliti tinggal
di lapangan penelitian sampai memperoleh data yang sebanyak-banyaknya.
Dengan perpanjangan keikutsertaan maka derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan dapat ditingkatkan.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Anto. Pengaruh Umur dan Paritas dengan Kejadian Pre Eklampsia Berdasarkan
Gejala Klinis. 2013
Dinkes Provinsi Sumatera Selatan. 2018. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota
Palembang. http://www.dinkes.go.id, diakses tanggal 15 Februari 2020
22
23
Eagly, A.H. and Chaiken, S. 1984. The Psychology Of Attitudes, Harcourt Brace
College Publisher, Orlando
Ilyas, Y. 2002. Kinerja : Teori, Penilaian, dan Peneliti, Badan Penerbit FKM UI
Depok, Jakarta
LAMPIRAN
Pertanyaan
24
25
PEDOMAN WAWANCARA
KEPADA PIMPINAN RS. MARISSA PLAJU
I. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
2. Apakah RS. Marissa Plaju bidan selalu mengisi Asuhan Kebidanan setiap
melakukan ANC ?
Jawab :
4. Apakah sarana dan prasarana di RS. Marissa Plaju sudah lengkap untuk
pelayanan ANC ?
Jawab :
PEDOMAN WAWANCARA
KEPADA BIDAN RS. MARISSA PLAJU
I. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
26
27
PEDOMAN WAWANCARA
SUPERVISI
I. Identitas Responden
Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Lama Bekerja :
1. Apakah anda pernah di supervisi oleh Dinas Kesehatan / Ka.Sie Kesga di satu
tahun terakhir ?
Jawab :
3. Disamping gaji yang anda terima, pernahkah anda mendapatkan Insentif Izin
berupa uang yang diberikan RS. Marissa Plaju dari tindakan kesehatan ?
Jawab :