Anda di halaman 1dari 33

i

PROPOSAL TESIS

ANALISIS KINERJA BIDAN RUMAH SAKIT


DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC)
DI WILAYAH KERJA RS. MARISSA PLAJU PALEMBANG

Oleh

TRI EKA KANDESTA


2013011012

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
2022

i
i

PANITIA SIDANG UJIAN PROPOSAL


PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG

Palembang, April 2022

KETUA

(Dr. Ali Harokan, S.Kep, Ners M.Kes)

Anggota I

(Dr. Erma Gustina, ST, M.Kes)

Anggota II

(Helen Evelina Siringoringo, SST,M.kes.)

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan proposal tesis ini dengan judul
”Analisis Kinerja Bidan Rumah Sakit dalam Pelayanan Antenatal Care
(ANC) di Wilayah Kerja RS. Marissa Plaju Palembang Tahun 2022”, yang
merupakan salah satu Mata Kuliah Tesis di Program Pasca Sarjana Kesehatan
Masyarakat STIK Bina Husada.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian proposal tesis ini,
penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada :
1. Ketua STIK Bina Husada Ibu Ersita, S.Kep.Ns.,M.Kes.
2. Ketua Prodi PPSKM Bapak Dr. Ali Harokan, S.Kep, Ns.,M.Kes.
3. Dosen Pembimbing 1 Ibu Dr. Erma Gustina, ST, M.Kes.
4. Dosen Pembimbing 2 Ibu Helen Evelina Siringoringo, SST,M.kes.
5. Kepala RS. Marissa Plaju Palembang .
6. Rekan-Rekan Seangkatan 2022 yang telah banyak memberikan bimbingan
dan pengarahan serta saran-saran dalam penyusunan proposal tesis ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun


proposal tesis ini, baik isi maupun tekhnik penulisan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan
penulisan. Akhir kata semoga proposal tesis ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Palembang, April 2022

Tri Eka Kandesta

ii
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR LAMPIRAN v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Pertanyaan Penelitian 3
1.4 Tujuan Penelitian 4
1.4.1 Tujuan Umum 4
1.4.2 Tujuan Khusus 4
1.5 Manfaat Penelitian 5
1.5.1 Bagi Peneliti 5
1.5.2 Bagi Masyarakat 5
1.5.3 Bagi Institusi Terkait Khususnya
RS. Marissa Plaju 5
1.5.4 Bagi Penelitian 5
1.5.5 Bagi Ruang Lingkup Penelitian 5
1.5.6 Bagi Bidan 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kajian Teori 6
2.1.1 Pengertian Bidan 6
2.1.2 Asuhan dan Konseling selama
Kehamilan 6
2.1.3 Standar Kompetisi Kebidanan 8

iii
iv

2.1.4 Antenatal Care (ANC) 9


2.1.5 Prilaku 11
2.2 Penelitian yang Relevan 13
2.3 Kerangka Berpikir 15

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian 16
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 16
3.2.1 Tempat Penelitian 16
3.2.2 Pendekatan Penelitian 16
3.3 Sumber Data 16
3.4 Teknik Pengumpulan Data 17
3.5 Teknik Analisis Data 19
3.6 Keakuratan Data 20

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Persetujuan Penelitian (Informed Consent)


2. Pedoman Wawancara dengan Bidan
3. Hasil Wawancara dengan Bidan RS. Marissa Plaju
4. Lampiran Foto
5. Surat-Surat Penelitian

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan
masalah besar. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesehatan perempuan. United Nations Children’s Fund (UNICEF)
mengungkapkan bahwa lebih dari 290.000 perempuan meninggal Akibat
komplikasi kehamilan dan kelahiran pada tahun 2019 dan terdapat 2,8 juta ibu
hamil dan bayi baru lahir meninggal setiap tahun, atau 1 kematian setiap 11 detik.
Angka kematian ibu di Afrika Sub-Sahara hampir 50 kali lebih tinggi kematian
dan bayi 10 kali lebih berisiko mengalami kematian dalam bulan pertama
kehidupan dibandingkan penduduk Negara berpendapatan tinggi. Setiap 1 dari 37
perempuan di Afrika Sub-Sahara) menghadapi risiko sepanjang hidup terjadi
kematian saat kehamilan atau kelahiran. Jika dibandingkan, risiko sepanjang
hidup yang sama dihadapi perempuan di Eropa adalah 1 dalam 6500 orang.
Kawasan Afrika Sub-Sahara dan Asia Selatan menyumbang sekitar 80% angka
kematian ibu dan anak secara global. (UNICEF, 2021)
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi hal tersebut
menilik capaian penurunan AKI di beberapa negara Asean. AKI di negara-negara
ASEAN sudah menepati posisi 40 - 60 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di
Indonesia bedasarkan survey penduduk antar Sensus (SUPAS) 2016 masih
menepati posisi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini bebeda jauh dengan
singapura yang berada 2 - 3 AKI per 100.000 kelahiran. Sementara itu, data
capaian kinerja kemenkes RI tahun 2017 -2019 menunjukan telah terjadi
penurunan jumlah kasus kematian ibu. Jika di tahun 2017 mengalami penurunan
menjadi sebanyak 1,712 kasus AKI. (Agung 2021)
Angka Kematian Ibu untuk Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2019
ditargetkan 133 orang dan terealisai 118 orang. Jumlah kematian ibu melahirkan
selama 3 tahun terakhir mengalami penurunan namun sedikit meningkat pada

1
2

tahun 2019. Jumlah kematian ibu tahun 2015 sebanyak 155 orang, naik menjadi
164 orang kematian pada tahun 2016, turun menjadi 142orang padat tahun 2017
dan turun lagi menjadi 106 orang tahun 2018 naik menjadi 118 orang pada tahun
2019. Jumlah kematian ibu melahirkan tahun 2019 tertinggi di Kabupaten
Banyuasin sebanyak 15 orang, di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 12 orang
dan Kabupaten Musi Rawas sebanyak 12 orang, sedangkan jumblah kematian
maternal terendah di Prabumulih sebanyak 2 orang, Kota Pagaralam 3 orang
Kabupaten Empat Lawang 4 orang, adapun penyebab ibu meninggal melahirkan
di Sumatera Selatan adalah pendarahaan dan hipetensi. (Dinkes Provinsi Sumatera
Selatan 2020)
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palembang, jumlah kematian ibu
tahun 2019 di kota Palembang, jumlah kematian ibu tahun 2018 di kota
Palembang bedasarkan laporan sebanyak 6 orang dari 27,875 kelahiran hidup.
Penyebab kematian terbanyak adalah hipertensi dalam kehamilan 72% (5 orang),
dan terendah adalah pendarahan 13% (1orang) sedangkan penyebab kematian ibu
lainya adalah gangguan metabolik (DM) yaitu sebanyak 1(satu) orang. (Dinkes
Kota Palembang 2020)
Di wilayah kerja RS. Marissa Plaju Palembang adalah Rumah Sakit Ibu dan
Anak dimana melayani pemeriksaan kehamilan (ANC) melahirkan Normal
pervagina, dan juga tindakan melahirkan secara operasi Sectio Caesarea (SC)
apabila ibu tidak bisa melahirkan normal, dikarenakan adanya indikasi yang
membahayakan ibu dan anak. Apabila dilahirkan secara normal mengakibatkan
pendarahan pada ibu yang mengakibatkan kematian biasanya dapat di ketahui
pada saat pemeriksaan kehamilan adanya hipertensi dan Anemia pada ibu hamil,
dan pada bayi baru lahir terjadinya Asfiksia pada saat pemeriksaan detak jantung
anak dan kondisi saat ibu akan melahirkan, dengan adanya tindakan cepat dan
tepat dari pihak RS. Marissa Plaju dapat membantu ibu dari masa kehamilan
hingga bayi lahir dipantau dengan pemeriksaan bidan dan dokter. tahun 2020 -
2022 terdapat pelayanan pemeriksaan kehamilan (ANC) dengan berbagai macam
keluhan dan penyakit resiko pendarahan dan kematian ibu hamil dalam
melahirkan diperoleh data pada tahun 2020 adanya ibu hamil yang hipertensi 20
2
3

orang ibu hamil yang Anemia 30 orang. Pada tahun 2021 ibu hamil yang
hipertensi berjumlah 15 orang dan Anemia 7 orang, pada tahun 2022 dari bulan
Januari sampai April ibu hamil yang hipertensi ada 5 orang dan ibu hamil yang
mengalami Anemia 4 orang. Dengan mempercepat percapaian tujuan
pembangunan kesehatan dengan penempatan Bidan di Plaju. Bidan merupakan
tenaga profesional yang strategis untuk ditempatkan dilapangan, karena mereka di
didik dalam pelaksanaan pelayanan kebidanan, pelayanan kesehatan ibu dan anak
serta pelayanan keluarga berencana, pelayanan kebidanan dilakukan oleh bidan
rumah sakit salah satunya adalah pemeriksaan Antenatal Care  yaitu pemeriksaan
kehamilan yang dilakukan untuk pemeriksaan keadaan ibu dan janin secara
berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan. Bedasarkan latar belakang diatas penulis tetarik untuk “Analisis
kinerja bidan rumah sakit dalam pelayanan antenatal care (ANC) di wilyah kerja
RS. Marissa Plaju Palembang.
 
1.2 Rumusan Masalah
Mengingat masih meningkatnya kasus kematian Ibu (AKI) yang dijelaskan
pada latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah penelitian mengenai
“Analisis Kinerja Bidan Rumah Sakit Dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) di
wilyah kerja RS. Marissa Plaju Palembang.

1.3 Pertanyaan Penelitian


1) Bagaimana kinerja bidan RS. Marissa Plaju ditinjau dari faktor prediposisi
(pengetahuan, sikap, dan pelatihan) dalam melakukan Antenatal Care
terhadap standar pelayanan kebidanan  di wilayah kerja RS. Marissa Plaju
tahun 2022?
2) Bagaimana kinerja bidan di RS. Marissa Plaju ditinjau dari faktor
pendukung (kesediaan sarana medis/non medis) dalam melakukan Antenatal
Care terhadap standar pelayanan kebidanan  di wilyah kerja RS. Marissa
Plaju tahun 2022?

3
4

3) Bagaimana kinerja bidan RS. Marissa Plaju ditinjau dari faktor pendorong
(pembinaan/supervisi dan kepala RS) dalam melakukan Antenatal Care
terhadap standar pelayanan kebidanan  di wilayah kerja RS. Marissa Plaju
tahun 2022?

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui analisis-analisis kinerja bidan Rumah Sakit dalam
pelayanan Antenatal Care (ANC) di wilayah kerja RS. Marissa Plaju
Palembang tahun 2022.
1.4.2 Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui analisis kinerja bidan rumah sakit dalam pelayanan
Antenatal Care (ANC) di wilyah kerja RS. Marissa Plaju Palembang.
Kinerja bidan di RS. Marissa Plaju ditinjau dari faktor predisposisi
(pengetahuan sikap dan pelatihan) dalam melakukan Antenatal Care
terhadap standar pelayanan kebidanan di RS. Marissa Plaju.
2) Diketahuinya analisis kinerja bidan rumah sakit ditinjau dari faktor
pendukung (ketersedian prasana medis/non medis) dalam melakukan
Antenatal Care terhadap standar pelayanan kebidanan di RS. Marissa
Plaju.
3) Kinerja bidan di RS. Marissa Plaju ditinjau dari faktor pendorong
(pembinaan /supervisi dari kepala RS. Marissa Plaju dalam melakukan
Antenatal Care terhadap standar pelayanan kebidanan diwilayah kerja
RS. Marissa Plaju.

4
5

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Bagi peneliti
1) Memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
penelitian.
2) Meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan pengetahuan yang
diproleh dalam perkuliahan Program Magister Kesehatan Masyarakat.
3) Mengembangkan daya nalar, minat, dan kemampuan meneliti dalam
bidang penelitian.

1.5.2 Bagi Masyarakat


Para ibu yang sedang hamil periksa di wilayah kerja RS. Marissa
Plaju. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar memberikan
informasi dan meningkatkan pengetahuan terhadap ANC di RS. Marissa
Plaju.

1.5.3 Bagi Institusi Terkait Khususnya RS. Marissa Plaju


1) Sebagai sarana untuk memberikan informasi mengenai kajian ilmiah
dan data dukung dalam penulisan ilmiah atau referensi tugas akhir
Mahasiswa.
2) Mendapatkan informasi atau sebagai bahan masukan berupa pesan dan
saran dari mahasiswa yang melakukan penelitian khusus kesehatan ibu
hamil.

1.5.4 Bagi Penelitian


Dapat dijadikan sebagai Referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5.5 Bagi Ruang Lingkup Penelitian


Bagi RS. Marissa Plaju Hasil dari penelitian ini diterapkan dapat
digunakan sebagai bahan  masukan untuk peningkatan kualitas pelayanan
kebidanan dalam Antenatal Care yang dilaksanakan di RS. Marissa Plaju.

1.5.6 Bagi Bidan


Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi bidan
dalam melakukan ANC dengan standar pelayanan kebidanan.
5
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Pengertian Bidan
Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI), pengertian bidan adalah
seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan
yang telah di akui pemerintah dan lulus ujian sesuai pernyataan berlaku,
dicatat, diberi izin secara sah untuk menjalankan praktik (IBI dalam
Masirfan, 2007). Menurut WHO (2005) bidan adalah seorang yang telah
menikuti program pendidikan bidan yang di akui negaranys, telah lulus dari
pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk di daftar (register)
dan atau memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan
(WHO dalam Kepmenkes No 369/Menkes/SK/III2007).

2.1.2 Asuhan dan Konseling selama Kehamilan


Bidan memberikan Asuhan Antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimal-kan kesehatan selama kehamilan yang meliputi diteksi diri,
pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu. Pengetahuan dasar yang
harus diketahui bidan untuk melakukan asuhan dan konsling selama
kehamilan antara lain adalah :
1) Anatomi dan fisiologis tubuh manusia.
2) Siklus menstruasi dan proses konsepsi.
3) Tumbuh kembang janin dan faktor-faktor yang mempengaruhi-nya.
4) Mendiagnosa kehamilan.
5) Perkembangan normal kehamilan.
6) Komponen riwayat kesehatan.
7) Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama Antenatal.
8) Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran
dan/atau tinggi fundus uteri.

6
7

9) Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hypermentasi


gravadirum, kehamilan ektopik terganggu abortus immienen
molahydatidosa dan komplikasinya, dan kehamilan ganda, kelainan
letak serta pre eklamsia.
10) Nilai normal dari pemeriksaan laboratorium seperti Hemoglobin dalam
darah darah, tes gula, protein, acetone dan bakteri dalam urine.
11) Perkembangan normal dari kehamilan : perubahan bentuk fisik,
ketidaknyamanan yang lazim, pertumbuhan fundus uteri diharapkan.
12) Perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak
kehamilan terhadap keluarga.
13) Penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan buah dada,
ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan dan
aktivitas (senam hamil).
14) Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin.
15) Pelaksanaan imunisasi pada wanita hamil.
16) Pertumbuhan dan perkembangan janin.
17) Persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua.
18) Persiapan keadaan dan rumah/keluarga untuk menyambut kelahiran
bayi.
19) Tanda-tanda dimulainya persalinan.
20) Promosi dan dukungan pada ibu menyusui.
21) Teknik relaksasi dan stategi meringankan nyeri pada persiapan
persalinan dan kelahiran.
22) Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan.
23) Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan.
24) Penggunaan obat-obat tradisional ramuan yang aman untuk mengurangi
ketidaknyamanan selama kehamilan.
25) Akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunan alkohol dan obat
telarang bagi toxoplasmasmosis.

7
8

26) Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa
seperti pre eklamsia, pendarahan pervagina, kelahiran prematur, anemia
berat.
27) Kesejahteraan janin termasuk DJJ dan pola aktivitas janin.
28) Resusitasi kardiopulmonary (Kepmenkes, 2007).

2.1.3 Standar Kompetisi Kebidanan


Standar kompetisi bidan menurut Kepmenkes (2007) antara lain
sebagai berikut :
1) Kompetisi 1 : Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan
keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang
membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan
budaya untuk wanita bayi baru lahir dan keluarganya.
2) Kompetisi 2 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan
menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan
keluraga yang sehat , perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi
orang tua.
3) Kompetisi 3 : Bidan memberikan asuhan Antenatal bermutu tinggi
untuk mengoptimalkan kesehatan yang meliputi : deteksi diri,
pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.
4) Kompetisi 4 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap
terhadap kebudayan setempat selama persalinan memimpin selama
persalinan yang bersih dan aman mengerti situasi yang
kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita
pada bayinya yang baru lahir.
5) Kompetisi 5 : Bidan memberikan asuhan kepada ibu nifas dan
menyusui bermutu tinggi dan tanggap pada budaya setempat.
6) Kompetisi 6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensip pada bayi baru lahir sehat sampai 1 bulan.

8
9

7) Kompetisi 7 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,


komprehensip pada bayi dan balita sehat 1 bulan – 5 tahun.
8) Kompetisi 8 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan
komprehensip pada keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan
budaya setempat.
9) Kompetisi 9 : melakukan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan
gangguan reproduksi.

2.1.4 Antenatal Care (ANC)


Pemeriksaan Antenatal adalah pemeriksaan yang dilakukan/
diberikan kepada ibu hamil sampai saat persalinan (Siswoduarmo, 1992).
Pengertian pemeriksaan Antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang
dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang di
ikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan.
Tujuannya adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa
kehmilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat, serta
menghasilkan bayi yang sehat (Depkes, 2002). Antenatal Care merupakan
pegawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janain dalam rahim (Manuaba,2003). Tujuan Antenatal
Care (ANC) adalah sebagai berikut :
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan fisik, mental, dan sosial ibu dan
bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI ekslusif.

9
10

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi


agar tumbuh dan kembang secara normal (Saifuddin, 2006).
Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care yang baik akan
memberikan manfaat bagi ibu hamil antara lain menurunkan angka
kematian maternal, yaitu dengan mengindentifikasi faktor resiko yang
berhubungan dengan usia, paritas, riwayat obstetric buruk dan pendarahan
selama kehamilan, sehingga dapat ditentukan pertolongan persalinan yang
aman. Selain itu ibu hamil dapat mendapatkan konseling tentang
kehamilannya, kesehatan reproduksi dan alat kontrasepsi (Winkjosastro,
1999). Standar pelayanan minimal Antenatal dan penerapan operasionalnya
dikenal dengan standar minimal “ 10 T’.
1) Timbang berat badan, penambahan berat badan selama kehamilan rat-
rata 0,3 sampai 0,5 kg per minggu, pada akhir kehamilan pertambahan
berat badan total adalah 9-12,5 kg. Bila terdapat pertambahan berat
badan yang berlebihan perlu dipekirakan adanya resiko (hidramnion,
janin besar, kehamilan kembar).
2) Ukur Tekakan Darah, tekanan darah tinggi didalam kehamilan
merupakan resiko. Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari
140/90 mmHg.
3) Tentukan LILA (Lingkar Lengan Atas)
4) Tentukan Letak Janin dan DJJ (Denyut Jantung Janin)
5) Ukur Tinggi Fundus Uteri, merupakan satu cara penentuan umur
kehamilan dan berat badan janin dalah rahim.
6) Pemberian Imunisasi atau Tetanus Toxoid, pemberian imunisasi TT
(Tetanus Toxoid) baru memberikan perlindungan diberikan sekurang-
kurannya 2x dengan interval kira-kira 4 minggu, kecuali bila
sebelumnya sudah diberikan pada masa calon pengantin.
7) Pemberian Tablet Zat Besi minimal 90 tablet selama kehamilan, tablet
zat besi sebaiknya tidak diminum bersama teh, kopi, susu karena
menggaggu ppenyerapan.
8) Tes Terhadap Penyakit Menular Seksual
10
11

9) Temu Wicara Dalam Rangka Persiapan Rujukan, memberikan


konseling pada ibu hamil, suami, dan keluarga agar mengerti tanda-
tanda resiko kehamilan.
10) Tata Laksana Kasus

2.1.5 Prilaku
Menurut Green dalam Notoadmodjo (2013) prilaku itu sendiri
terbentuk oleh 3 faktor sehingga dapat mempengaruhi kinerja bidan dalam
pelayanan Antenatal Care (ANC), yaitu :
1) Faktor presdisposisi (presdisposing factors) yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
2) Faktor pendukung (enabling factors) yang terwudud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan ,
seperti kontrasepsi dan obat-obatan.
3) Faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan
prilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya, merupakan kelompok
referensi dan prilaku bidan .
Bedasarkan pengertian tersebut maka bearti prilaku bidan di dalam
pelayanan ANC ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi,
dan sebagainya dari orang tua dan masyarakat yang bersangkutan.
Ketersedian fasilitas dan sikap serta prilaku para petugas kesehatan dan
saling mendukung dan memperkuat terbentuknya prilaku. Sebagai contoh
dapat digambarkan rangsangan tersebut adalah pelayanan Antenatal yang
tepat maka agar seorang bidan di RS. Marissa Plaju dapat memberikan
pelayanan tersebut harus berprilaku mendukung pelayanan Antenatal. Oleh
karena itu, perlu adanya pengetahuan tentang apa dan bagaimana sikap dan
tindakan apa saja yang dilakukan pada saat memberikan pelayanan tersebut.
Perubahan prilaku (Notoatmodjo, 2012) dapat dilaksanakan melalui 3 cara
yaitu :
1) Mengunakan Kekuatan/Kekuasaan Atau Dorongan
Perubahan prilaku dengan strategi ini akan cepat berhasil namun tidak
bertahan lama, karena dipaksakan pada sasaran.
11
12

2) Pemberian Informasi
Informasi secara jelas kepada sasaran tentang suatu hal akan
meningkatkan pengetahuan akan hal tersebut. Dengan adanya
pengetahuan yang memadai, akan timbul kesadaran dan akhirnya
terbentuk prilaku baru sesuai pengetahuan yang dimiliki.
3) Diskusi dan Partisipasi
Dengan cara ini sasaran akan memperoleh informasi dua arah, shingga
dapat menimbulkan partisipasi aktif peserta dan prilaku baru dapat
bertahan lama.
Simon-Morton, dkk (2012) menyatakan bahwa pengetahuan,
kepercayaan sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi prilaku dapat diubah
dengan stimulus pendidikan, yang mengarah pada perubahan prilaku.
Pendidikan kesehatan pada umumnya mengembangkan pengalaman belajar
yang mengarah pada perubahan prilaku, pendidikan kesehatan pada
umumnya mengembangkan pengalaman belajar yang mengarah pada
perubahan prilaku. Prilaku seseorang dapat diketahui dari pengetahuan,
sikap, dan tindakan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang
berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media
elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya.
Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu. Notoatmodjo
(2013) menyatakan, bahwa pengetahuan menrupakan result dan akibat
proses pengindraan sebagian besar berasal dari penglihatan dan
pendengaran.
2) Sikap
Azwar (2015) mendefinisikan sikap dikatakan sebagai suatu respon
evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada
suatu stimulan yang menghedaki adanya reaksi individual. Respon
Evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi dinyatakan sebagai sikap itu
timbulnya didasari oleh proses evaluasi dari individu yang memberikan
12
13

kesimpulan terhadap stimulus. Dalam bentuk nilai baik buruk, positif


negatif, menyenangkan, tidak menyenangkan, yang kemudian
mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap. Sikap
merupakan respon evaluatif yang banyak menentukan tindakan nyata
seringkali jauh berbeda. Hal ini dikarenakan tindakan nyata tidak hanya
ditentukan oleh sikap semata, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal
lainnya. Ketidak harmonisan sikap lebih merupakan masalah orientasi
individu terhadap situasi yang ada. Pada dasarnya, sikap memang
lebih bersifat pribadi sedangkan tindakan atau kelakuan lebih lebih
bersifat umum atau sosial. Bila konsistensi sikap dan prilaku dilihat dari
arti korelasi antara keduanya, maka hasil studi telah memperlihatkan
bahwa adanya hubungan sikap dan prilaku hanya tampak apabila
pengukuran sikap itu erat berkaitan dengan macam prilaku yang
bersangkutan. Pada umumnya individu cederung untuk memiliki sikap
yang searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting
kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. Notoatmodjo
(2013) menyatakan, suatu sikap belom otomatis terwujud dalam bentuk
praktek. Terwujudnya sikap menjadi perbuatan yang nyata (praktek)
diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan hasil
penelitian Syah (2013) menunjukkan semakin tinggi motivasi bidan
semakin tinggi kinerja bidan dalam pelayanan Antenatal selain motivasi
adalah rekan kerja. Jadi kinerja bidan dapat ditingkatkan dengan
memberikan motivasi, pada bidan melalui rekan kerja Rumah Sakit.

2.2 Penelitian Yang Relevan


Henri Peranginangin (2010) dengan judul Telaah Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pada Sarana
Kesehatan : Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dalam upaya pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup. Hasil penelitian pemanfaatan pelayanan
Antenatal Care oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia belum sepenuhnya sesuai
13
14

dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga


kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara
teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor resiko kehamilan
yang penting segera ditangani. Kurangnya pemanfaatan Antenatal Care oleh ibu
hamil ini berhubungan dengan faktor-faktor predisposisi (prediposisi factors)
yang terwujud dalam pendidikan, jumblah anak pendidikan suami , sikap, umur,
pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, ibu hamil dan sebagainya, faktor-faktor
pemungkin/pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam jarak fisik lokasi,
biaya Antenatal Care, fasilitas pelayanan Antenatal Care, waktu tunggu dan
sebagainya, serta faktor-faktor penguat (reinforcing factors) yang terwujud dalam
prilaku petugas pelayanan Antenatal Care, sikap tokoh masyarakat. Dampak
kurangnya dari pembinaan kesehatan ibu hamil itu sendiri sebagai tetapi juga
berpengaruh buruk bagi anak yang dilahirkan kemudian.
Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2005 adalah 290,8 perseratus
ribu kelahiran hidup, penyebab kematian ibu di Indonesia antara lain adalah
pendarahan, infeksi, dan eklamsia, anemia, kurang energi kronis, dan 4” terlalu’
(terlalu muda/tua, sering dan banyak).
Firman Hayadi Kristiani (2000) dengan judul : Analisis Kinerja Bidan
Puskesmas dalam pelayanan Antenatal di Bengkulu Selatan. Hasil penelitian
menyatakan bahwa kinerja merupakan gambaran tingkat suatu pelaksanaan
kegiatan atau program dalam usaha mencapai tujuan, misi dan visi organisasi.
Pencapaian kinerja bidan dilihat dari 3 komponen yaitu kondisi yang diharapkan
pelaksanan program dan indikator yang dicapai. secara statistik ada hubungan
yang signifikan antara umpan balik dari atasan, motivasi, dan insentif, serta
pengetahuan dengan kinerja bidan Puskesmas dalam pelayanan Antenatal, namun
kemaknaan secara praktis kurang berarti dan rendah. Tidak ada hubungan yang
signifikan antara harapan dalam pekerjaan, lingkungan/alat dengan kinerja bidan
Puskesmas dalam pelayanan Antenatal dikategorikan cukup. Faktor dominan yang
berhubungan dengan kinerja bidan dalam pelayanan Antenatal adalah
pengetahuan.

14
15

2.3 Kerangka Berpikir


Standar pelayanan berguna dalam norma dan tingkat kinerja dan dapat pula
digunakan untuk menentukan kompetensi dalam menjalankan praktik kebidanan.
Hasil kerja bidan didalam pelayanan dapat diukur antara lain dari cakupan
kegiatan pelayanan Antenatal (Cakupan K1 dan K4) serta dari kualitas pelayanan
Antenatal. Beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja bidan antara lain
pengetahuan dan sikap dalam melaksanakan pelayanan Antenatal.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini
didasarkan pada kerangka teori perilaku kesehatan dari Green (2011), bahwa
perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor
pendorong dari bidan didalam memberikan pelayanan Antenatal Care. Untuk
lebih jelasnya kerangka berpikir tersebut dapat dibuat bagan sebagai berikut :

KERANGKA BERPIKIR

Faktor Predisposisi
 Pengetahuan
 Sikap
 Pelatihan
> 5 Tahun

Faktor Pendukung
 Ketersediaan Sarana Bidan Kinerja
Media / Non Media

Faktor Pendorong
 Pembinaan /
Supervisi dari
Kepala Rumah Sakit

15
16

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Desain penelitian disesuaikan dengan permasalahan yang akan dijawab
melalui penelitian. Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang
direncanakan berlangsung di wilayah kerja RS. Marissa Plaju dengan harapan
dapat memperoleh informasi dari bidan rumah sakit untuk memperoleh informasi
mengenai pelayanan Antenatal Care (ANC). Pelaksanaan penelitian dimulai dari
peneliti datang ke bidan rumah sakit untuk memohon ijin dalam pelaksanaan
penelitian, setelah ijin diberikan peneliti melakukan wawancara dengan bidan
tersebut kemudian melakukan verifikasi data, reduksi data, dan penarikan
simpulan dari hasil wawancara.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja RS. Marissa Plaju dengan
waktu penelitian bulan April 2022.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini berkeinginan untuk mengungkap data atau informasi
mengenai perilaku bidan RS. Marissa Plaju dalam pelayanan ANC dengan
pendekatan penelitian kualitatif.

3.3 Sumber Data


Subjek penelitian merupakan suatu benda, manusia, maupun lembaga yang
akan diteliti dimana di dalam dirinya mengandung hal-hal terkait masalah yang
akan diteliti oleh peneliti. Subjek penelitian merupakan keseluruhan objek yang
terdapat beberapa narasumber atau informan yang nantinya akan memberikan
informasi tentang masalah yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.

16
17

Pada penelitian yang akan diteliti, maka subjek penelitian ini di RS. Marissa
Plaju, peneliti mengambil beberapa informan untuk dijadikan sampel penelitian
yang dianggap mengetahui lebih dibanding dengan yang lainnya. Pemilihan
informan-informan pada penelitian ini menggunakan Teknik Purposive
Sampling,. Teknik Purposive Sampling yaitu teknik yang dilakukan untuk
memilih informan yang bersedia dan mampu memberikan informasi yang
berkaitan dengan topik penelitian teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. (Sugiyono,2014).
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Petugas Bidan
yang bekerja di wilayah kerja RS. Marissa Plaju. Bidan yang bekerja lebih dari 5
tahun sehingga mampu memberikan informasi yang akurat sebanyak 7 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain :
1) Wawancara
Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi
saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa,
aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat
dan bentuk keterlibatan dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal
seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan
memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang terjadi di masa
yang akan datang. Wawancara dilakukan dengan bidan rumah sakit yang
telah bekerja lebih dari 5 tahun, didalam melakukan wawancara tersebut ada
tahapan yang dipakai yaitu :
a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai.
b. Persiapan wawancara.
c. Langkah awal.
d. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif.
e. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan.

17
18

Wawancara penelitian dilakukan terhadap informan yang merupakan


sumber data dengan topik wawancara yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi
wawancara dan foto dokumentasi wawancara yang akan dilaksanakan.
2) Observasi
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang
berupa peristiwa atau lokasi dan benda serta rekaman gambar. Observasi
dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada
observasi langsung dapat dilakukan dengan mengambil peran atau tak
berperan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh
pengetahuan mengenai perilaku bidan dalam pelayanan ANC.
3) Mengkaji Dokumen dan Arsip (Content Analysis)
Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang memiliki posisi penting
dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian mengarah pada
latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang
sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang
diteliti. Teknik pengumpulan data yang berupa dokumen dan arsip
dilakukan dengan melakukan pencatatan. Pencatatan yang dilakukan bukan
sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi
juga maknanya yang tersirat yaitu Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
RS. Marissa Plaju dan Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).
4) Focus Group Discussion (FGD)
Teknik ini digunakan untuk menggali data terutama mengenai sikap, minat,
dan latar belakang mengenai sesuatu kondisi dan juga untuk menggali
keinginan serta kebutuhan dari suatu kelompok masyarakat. Data yang
diperoleh sudah merupakan data sebagai hasil dialog antar peserta diskusi.
Untuk melakukan teknik FGD peneliti menentukan fokus bahasan yang
akan menjadi topik utama dalam diskusi. Pokok bahasan dalam FGD
meliputi :
a. Peran bidan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC).
b. Partisipasi masyarakat dalam pelayanan Antenatal Care (ANC).
c. Pengaruh ANC terhadap kondisi ibu hamil.
18
19

3.5 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data induktif, mengikuti konsep yang diberikan Miles and Humberman dan
Spradley. Miles and Humberman (1984) dalam Sutopo (2002) yakni pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan.
1) Pengumpulan data, data yang ada dicari dan dikumpulkan semua. Pada
tahap ini, peneliti juga bisa memulai proses klasifikasi awal (secara umum).
Pada proses ini idealnya seorang peneliti juga melakukan pelacakan,
pencatatan, pengorganisasian data yang relevan untuk memfokuskan pada
masalah yang diteliti.
2) Tahap reduksi data, yaitu seleksi data, pemfokusan dan penyederhanaan
data, dari semua data yang sudah didapat. Setelah itu data yang tidak
diperlukan disisihkan dan data-data yang penting untuk penelitian
dikumpulkan jadi satu, dan diklasifikasikan menjadi lebih spesifik.
3) Melaksanakan kegiatan display atau penyajian data. Yaitu data yang
diperoleh tersebut bisa disajikan dalam bentuk matrik maupun tabel-tabel
yang bisa mewakili karakter yang diperlukan.
4) Membuat simpulan sementara dan menguji kembali dengan metode
triangulasi, baik menggunakan triangulasi peneliti, teori, data, maupun
metode.
5) Tahap terakhir, yaitu membuat pernyataan atau simpulan mengenai apa
yang dimengerti secara bulat tentang suatu masalah yang diteliti dalam
bahasa kualitatif yang diskriptif dan bersifat interpretatif.

19
20

Metode analisis interaktif dapat digambarkan sebagai berikut :

Pengumpulan Sajian
Data Data

Penarikan
Reduksi
Simpulan/
Data
Verifikasi

3.6 Keakuratan Data


Moleong (2007) menyatakan bahwa teknik pemeriksaan keabsahan data
dapat dilakukan dengan cara :
1) Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian
sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai, jika hal ini bertujuan untuk :
(a) Membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks, (b) Membatasi
kekeliruan (bias) peneliti, (c) mengkompensasikan pengaruh dari kejadian
yang tidak biasa atau pengaruh sesaat.
2) Ketekunan / Keajegan Pengamatan
Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan
berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau
tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa
yang dapat diperhtiungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan
pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi
yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan
kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara terperinci.

20
21

3) Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak
digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber-sumber lainnya.
4) Pemeriksaan Sejawat Melalui FGD
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil
akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.
Teknik ini mengandung maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan
keakuratan data.
5) Uraian Rinci
Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga
uraiannya itu dilakukan seteliti mungkin dan secermat mungkin yang
menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan.
6) Auditing
Auditing adalah konsep bisnis, khususnya di bidang fiskal yang
dimanfaatkan untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data. Hal ini
dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran.
Penelusuran audit (audit trail) tidak dapat dilaksanakan apabila tidak
dilengkapi dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil
studi.
Dari uraian diatas, maka keakuratan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan, karena peneliti tinggal
di lapangan penelitian sampai memperoleh data yang sebanyak-banyaknya.
Dengan perpanjangan keikutsertaan maka derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan dapat ditingkatkan.

21
22

DAFTAR PUSTAKA

Agung. 2019. AKI di Indonesia Masih Tinggi. http://www.ugm.co.id, diakses


20 Januari 2020

Anto. Pengaruh Umur dan Paritas dengan Kejadian Pre Eklampsia Berdasarkan
Gejala Klinis. 2013

Astuti. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Pre Eklampsia


Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang
Selatan. 2015

Dinkes Provinsi Sumatera Selatan. 2019. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan


Provinsi Sumatera Selatan. http://www.dinkes.go.id, diakses tanggal
20 Februari 2020

Dinkes Provinsi Sumatera Selatan. 2018. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota
Palembang. http://www.dinkes.go.id, diakses tanggal 15 Februari 2020

Irnayanti. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Pre Eklampsia


Berat Pada Ibu Hamil di RSUD Pasar Rebo. 2013

Legawati. Analisis Faktor Resiko Kejadian Pre Eklampsia Berat di RSUD


Rujukan Kabupaten dan Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Poltekes
Kemenkes Palangkaraya. 2017

Maharani. Hubungan Jarak Kehamilan dengan Kejadian Pre Eklampsia di RSUD


Ulin Banjarmasin Periode Maret – Juni Tahun 2012

Notoatmodjo, Soekidjo. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.


2018

Notoatmodjo. Ilmu Pengetahuan dan Seni. Jakarta : Salemba Medika. 2015

Nugroho, Taufan. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. 2012

22
23

Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. 2009

Ramadhani. Hubungan Usia Ibu dengan Kejadian Hipertensi Pada Kehamilan.


2013

Budiarto. 2002. Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta : EGC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia No.329/Menkes/PER/VI/1991 tentang Masa Bakti
Bidan. Jakarta : Depkes RI

Eagly, A.H. and Chaiken, S. 1984. The Psychology Of Attitudes, Harcourt Brace
College Publisher, Orlando

Gibson, J. 2009. Organisasi : Perilaku, Struktur, dan Proses, Erlangga, Jakarta.


Green

L. W. et al. 2005. Perencanaan Pendidikan Kesehatan : Sebuah Pendekatan


Diagnostik; Terjemahan dari Zarfiel Tafal, dkk., Proyek Pengembangan
FKM, Jakarta.

Handoko, T. Hani. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE Yogyakarta

Hastono. 2011. Statistik Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers

Ilyas, Y. 2002. Kinerja : Teori, Penilaian, dan Peneliti, Badan Penerbit FKM UI
Depok, Jakarta

John, S. 2000. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, Cetakan Ke 4.


Jogjakarta : UGM

Kemenkes, RI. 2004. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta :


Kemenkes, RI

Kleinbaum DG. Kupper LL, dan Morgestern H. Epidemiologic Research,


Principles, and Quantitative Methods, Van Nonstrand Renhold Company,
New York, 1982
23
24

LAMPIRAN

EVALUASI KINERJA BIDAN RUMAH SAKIT DALAM PELAYANAN


ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA RS. MARISSA PLAJU
TAHUN 2022

Pertanyaan

1. Apa yang saudara tahu mengenai ANC ?

2. Apakah dalam melaksanakan ANC saudara menggunakan pedoman kerja ?

3. Apakah saudara selalu mengisi asuhan kebidanan setiap melakukan ANC ?

4. Apakah saudara selalu menggunakan 10 standar dalam pelayanan ANC ?

5. Apakah saudara sudah mengikuti pelatihan ?

6. Menurut anda apa manfaat pelatihan tersebut ?

7. Apakah sarana prasarana di tempat saudara sudah memadai / lengkap ?

8. Adakah peran pimpinan dalam pelaksanaan ANC yang saudara lakukan ?

9. Adakah monitoring dari pimpinan ?

10. Berapa kali monitoring ?

11. Apakah ada evaluasi program dari pimpinan ?

24
25

PEDOMAN WAWANCARA
KEPADA PIMPINAN RS. MARISSA PLAJU

I. Identitas Informan

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :

II. Pertanyaan Wawancara

1. Apakah RS. Marissa Plaju telah melaksanakan pelayanan ANC sesuai


Standar IBI ?
Jawab :

2. Apakah RS. Marissa Plaju bidan selalu mengisi Asuhan Kebidanan setiap
melakukan ANC ?
Jawab :

3. Adakah monitoring dari pimpinan terhadap bidan ?


Jawab :

4. Apakah sarana dan prasarana di RS. Marissa Plaju sudah lengkap untuk
pelayanan ANC ?
Jawab :

5. Pernahkah anda menemukan kesulitan dalam pelayanan ANC dengan pasien ?


Jawab :

6. Adakah evaluasi yang dilakukan setelah pelayanan ANC dari pimpinan


terhadap pasien ?
Jawab :
25
26

PEDOMAN WAWANCARA
KEPADA BIDAN RS. MARISSA PLAJU

I. Identitas Responden

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :

II. Pertanyaan Wawancara

1. Apa yang saudara tahu mengenai ANC ?


Jawab :

2. Apakah dalam melaksanakan ANC, saudara menggunakan pedoman kerja ?


Jawab :

3. Apakah saudara selalu menggunakan 10 Standar dalam pelayanan ANC ?


Jawab :

4. Pernahkah saudara mengikuti pelatihan ANC ?


Jawab :

5. Apakah sarana dan prasarana sudah lengkap ?


Jawab :

6. Adakah evaluasi setelah memberikan pelayanan ANC ?


Jawab :

26
27

PEDOMAN WAWANCARA
SUPERVISI

I. Identitas Responden
Identitas Informan

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Lama Bekerja :

II. Pertanyaan Wawancara

1. Apakah anda pernah di supervisi oleh Dinas Kesehatan / Ka.Sie Kesga di satu
tahun terakhir ?
Jawab :

2. Apakah anda pernah di supervisi oleh IBI di satu tahun terakhir ?


Jawab :

3. Disamping gaji yang anda terima, pernahkah anda mendapatkan Insentif Izin
berupa uang yang diberikan RS. Marissa Plaju dari tindakan kesehatan ?
Jawab :

4. Apakah sarana prasarana di tempat anda sudah memadai / lengkap?


Jawab :

5. Dari pelaksanaan tindakan kesehatan, pernahkah anda menerima imbalan dari


pasien bersangkutan baik berupa uang maupun barang ?
Jawab :

6. Apakah anda pernah mendapatkan dukungan dari atasan ?


Jawab :
27

Anda mungkin juga menyukai