Anda di halaman 1dari 12

1. ARLAN RISKI HULOPI 2.

FIKRAN HASAN

3. DEYSI NUR INDAH AHMAD 4. MARDIANA HARUN

5. REGINA RUMONDOR 6. SRI INTAN BUMULO

7. SYAKINAH ALHASNI 8. WIRANTO NIODE


A. Peran Perawat dalam Setiap Tahapan Promosi
Kesehatan

Promosi kesehatan merupakan komponen


terpenting dalam praktik keperawatan (Kozier, 2010).
Menurut Efendi dan Makhfudli (2009) promosi kesehatan
adalah upaya memberdayakan perorangan kelompok,
dan masyarakat agar memelihara, meningkatkan, dan
melindungi kesehatannya melalui peningkatan
pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta
mengembangkan iklim yang mendukung, dilakukan, dari,
oleh, dan untuk masyarakat sesuai dengan faktor budaya
setempat. Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan
bahwa promosi kesehatan sangat penting untuk dilakukan
guna meningkatkan pengetahuan dan kemauan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan, dan
melindungi kesehatannya.
Dalam proses 1. PENGKAJIAN
pemberian promosi
kesehatan terhadap
4. IMPLEMENTASI
klien, terdapat
beberapa tahap yang
mana tahapan
tersebut sama seperti 2. DIAGNOSIS
tahapan asuhan
keperawatan namun
menitikberatkan 5. EVALUASI
penyuluhan
kesehatan terhadap
klien.
3. PERENCANAAN
Tahapan Promosi Kesehatan:
1. Pengkajian.
Dalam tahapan pengkajian pada promosi kesehatan, perawat merupakan
pendidik sebagai kolaborator dan organisator. Perawat sebagai pendidik secara
bersamaan berperan sebagai kolaborator dan organisator dalam tahap
pengkajian. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa perawat disini
berkolaborasi dengan klien untuk mendapatkan data-data yang sesuai dan
diperlukan oleh perawat, yang nantinya data-data ini akan membantu perawat
dalam membuat diagnosis.

2. Pengkajian.
Dalam tahapan diagnosis pada promosi kesehatan, perawat berperan
sebagai Fasilitator perubahan. Ketika perawat dan klien menyimpulkan bahwa klien
memiliki fungsi positif dalam pola area tertentu, seperti nutrisi yang adekuat atau
koping yang efektif, perawat dapat menggunakan informasi tersebut untuk
membantu dan memfasilitasi klien mencapai tingkat perubahan fungsi yang lebih
tinggi (Kozier, et al., 2010). Dalam memfasilitasi perubahan didalam situasi
pembelajaran, cara yang efektif untuk dilakukan adalah melalui penjelasan, analisis,
pembagian keterampilan yang kompleks, demonstrasi, terapik, pengajuan
pertanyaan dan pemberian kesimpulan.
3. Perencanaan.
Dalam tahapan perencanaan pada promosi kesehatan, salah satu
peran perawat yaitu sebagai kontraktor. Perawat disini dapat memfasilitasi
pembuatan kontrak informal maupun formal yang dapat menggambarkan
dan mempromosikan objektif pembelajaran (Bastable, 2002). Proses
pembuatan kontrak dalam promosi kesehatan juga serupa dengan proses
pembuatan kontrak dalam proses keperawatan dimana perawat memerlukan
pembentukan pernyataan mengenai tujuan bersama yang akan dicapai,
merancang rencana tindakan yang disetujui, membuat evaluasi terhadap
rencana dan mencari alternatif. Pembuatan kontrak merupakan kunci bagi
pembuatan keputusan.

4. Implementasi.
Dalam tahap implementasi pada promosi kesehatan, perawat
berperan sebagai organisator dan advokator. Perawat sebagai organisator
memiliki peran untuk mengatur situasi pembelajaran yang meliputi
pemanipulasian materi dan ruang, pengaturan tahapan materi dari yang
sederhana sampai yang rumit dan penentuan prioritas pokok bahasan. Materi
pembelajaran harus diatur agar rintangan terhadap pembelajaran dapat
diminimalisir. Dan tidak lupa untuk mengatur dan mengikuti seluruh
perkembangan klien dalam melakukan intervensi yang telah disusun pada
tahap perencanaan
5. Evaluasi.
Dalam tahap evaluasi dalam promosi kesehatan
ini, peran perawat seperti pada tahap pengkajian yaitu
sebagai kolaborator. Namun perbedaannya, pada tahap ini
perawat bersama dengan klien secara kolaboratif
mengevaluasi pencapaian dari promosi kesehatan yang
telah dilaksanakan. Selama evaluasi, klien dapat
memutuskan untuk melanjutkan rencana, menetapkan
kembali prioritas, mengubah strategi, atau memperbaiki
kontrak promosi perlindungan kesehatan (Kozier, et
al.,2010).
Model adalah sebuah gambaran
deskriptif dari sebuah praktik bermutu
yang mewakili sesuatu hal nyata.
Banyak model yang
B. Model dan Nilai dikembangkan dapat mempengaruhi
dalam Promosi kesehatan serta memperbaiki intervensi
Kesehatan pencegahan dan promosi kesehatan.
Pendekatan model kesehatan terapan
dapat menjadi dasar untuk kegiatan-
kegiatan promosi kesehatan seperti;

1. Health Belief Model (HBM),


6. serta Health Field Concept

2. Transteoritical Model (TTM) 5. Theory of Reasoned Action


(TRA)

4. Model Transaksional Stres dan


3. Teori Sebab Akibat Koping
1. Model keyakinan kesehatan
(Healty Belif Model)
Model Keyakinan Kesehatan
2. Transteoritical Model (TTM)
(Health Belif Model-HBM)
Definisi
dikembangkan sejak 1950 oleh
Model tranteortical adalah
kelompok ahli psikologi sosial dalam
suatu model yang diterapkan untuk
pelayanan kesehatan masyarakat
menilai kesiapan seorang individu
Amerika. Model ini digunakan untuk
untuk bertidak atas perilaku sehat yang
menjelaskan kegagalan partisipasi
baru dan memberikan strategi atau
masyarakat secara luas dalam
proses perubahan untuk memandu
program pencegahan atau deteksi
setiap individu melalui tahapan
penyakit. Model ini juga sering
perubahan untuk bertindak dalam
dipertimbangkan sebagai kerangka
pemeliharaan kesehatan.
utama perilaku kesehatan yang
dimulai dari pertimbangan orang-
orang tentang kesehatan.
3. Teori Sebab Akibat
Teori adalah serangkaian bagian atau
variabel, definisi dan dalil yang saling berhubungan
secara umum teori merupakan analisis hubungan
antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada
sekumpulan fakta. Pada teori sebab akibat, apa
yang dialami manusia pasti ada penyebabnya.
Pengetahuan tentang sebab akibat mampu
mendorong seseorang untuk bertindak hati-hati dan
fokus terhadap akibat.

4. Model Transaksional Stres dan Koping


Stres adalah suatu kondisi atau keadaan
tubuh yang terganggu karena tekanan psikologi.
Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit
fisik tetap lebih mengenai kejiwaan. Banyak hal
yang memicu stres, seperti : rasa khwatir, kesal,
kletihan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan,
pekerjaan yang berlebihan, sindrom premenstruasi
(PMS), fokus yang berlebhan pada suatu hal,
perasaan bingung, berduka cita dan juga rasa takut.
5. Theory of Reasoned Action (TRA)
TRA merupakan teori perilaku manusia secara umum, yang mana
teori ini digunakan dalam berbagai perilaku manusia, khususnya berkaitan
dengan masalah sosiopsikologis. Teori ini kemungkinan berkembang dan
banyak dignakan untuk menentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan
perilaku kesehatan. Teori ini menghubungkan antara keyakinan, sukaf,
kehendak (intention) dan perilaku.
C. PERAN PERAWAT DALAM PROMOSI KESEHATAN

1. Peran Sebagai Advokator 2. Peran Sebagai Edukator


Advokasi adalah suatu Memberikan pendidikan
pendekatan kepada seseorang/ badan kesehatan dan konseling dalam
organisasi yang di duga mempunyai asuhan dan pelayanan keperawatan
pengaruh terhadap keberhasilan di setiap tatanan pelayanan
suatu program atau kelancaran suatu kesehatan agar mereka
kegiatan. mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka.

3. Peran Sebagai Fasilitator 4. Peran Sebagai Motivator


Perawat mempunyai Upaya yang di lakukan
tanggung jawab untuk menciptakan, perawat sebagai pendamping adalah
mengkondisikan iklim kelompok menyadarkan dan mendorong
yang harmonis, serta menfasilitasi kelompok untuk mengenali potensi
terjadinya proses saling belajar dan masalah, dan dapat
dalam kelompok. mengembangkan potensinya untuk
memecahkan masalah itu.

Anda mungkin juga menyukai