Anda di halaman 1dari 16

INTELEGENSI EMOSIONAL,

BUDAYA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Kelompok 8:

1. Uswatun Hasanah (2115201055)


2. Arnilis Sugiarti (2115201076)
3. Siti Nuraliyah (2115201077)
01 02

Intelegensi Emosional Budaya Dalam Praktik Kebidanan


01
Intelegensi Emosional
Pengertian
• Kecerdasan emosi berkaitan dengan kemampuan ● Kecerdasan emosional kerap dianggap sebagai
kemampuan utama untuk mengatur emosi diri dan
diri untuk dapat menerima, memberi penilaian,
memperbaiki interaksi dengan orang lain. Kecerdasan
mengelola dan mengendalikan emosi yang ada
emosi adalah sesuatu yang dipelajari, bukan didapatkan.
pada dirinya dan orang lain.

● Kecerdasan emosi menurut Goleman yang dikutip ● Kecerdasan emosi mencakup kemampuan yang
Uno(2006) merupakan kemampuan untuk memotivasi berbeda, tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan
diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, akademeik(academic intelengice) orang tidak akan
mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih- mamapu menggunakan kemampuan kognitif mereka
lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan mejaga sesuai dengan potensi yang maksimum tanpa memiliki
agar beban stress tidak melumpuhkan kemamapuan kecerdasan emosional
berpikir, berempati.
Komponen Pada Kecerdasan Emosional
Kemampuan mengenali dan memahami suasana hati dan motivasi diri, serta dampaknya
Self-awareness/Kesadaran
terhadap orang lain. Untuk bisa mencapai ini, kita harus dapat memantau keadaan emosi diri
Diri sendiri

Kemampuan seseorang untuk tidak bereaksi secara gegabah. Komponen ini juga menunjukan
Self-Rugulation/ Pengendalian
cara kita untuk mengekspresikan diri secara tepat sehingga setiap tindakan tidak diatur oleh
Diri aspek emosi saja

Kemamapuan seseorang yang berkaitan dengan minat belajar dalam rangka melakukan
Internal Motivation/ Motivasi
perbaikan diri secara terus menerus. Misalnya saja, rasa inisitif dan komiten untuk
Diri menyelesaikan kewajiban

Kemampuan untuk memahami reaksi emosional orang lain. Hal ini hanya bisa dicapai jika
Empati kita sudah mencapai kesadaran diri. Contohnya sikap proaktif untuk mengantisipasi
kebutuhan orang lain

Social Skill/Keterampilan Sosial Kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan siosial dan memenuhi kebutuhan tersebut
dengan landasan bersama, mengelola komunikasi dan membangun jaringan.
Faktor Yang Berpengaruh Pada Kecerdasan Emosional
Budaya dan Sosial
Usia Keluarga
Ekonomi

Hasil penelitian Upaltisalica (2009)


menunjukan bahwa keadaan keluarga
Merupakan salah satu hal yang Budaya dan kondisi sosaial ekonomi sangat
menyumbang pengaruh besar terhadap
mempengaruhi emosi seseorang (Freund mempengaruhi perkembangan emosi
kecerdasan emosional anak. Terutama pada
dan Baltes dalam Satiadarma dan Waruwu, seseorang pernyataan yang diungkapkan
kasus single parents, akan berdampak pada
2003). Usia merupakan satu indikator yang Satiadarma dan Waruwu (2003). Seseorang
anak yaitu: kecenderungan anak yang tidak
harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi dalam mengendalikan emosinya akan
dapat mengontrol diri, kecewa, frustasi,
kecerdasan emosi seseorang. Karena mengalami banyak perubahan apabila
melawan, memberontak, kurang
perubahan pengalaman hidup sangat pindah tempat tinggal atau jika kondisi
konsentrasi, mudah marah, kurang
mempengaruhi kondisi emosi seseorang. sosial ekonominya mengalami perubahan.
motivasi, iri, ketidakstabilan emosi dan
kurang percaya diri.
Budaya Dalam Praktik Kebidanan
Praktik Kebidanan

Praktik Kebidanan Kompetensi Bidan


Kemampuan yang dimiliki oleh Bidan
Kegiatan pemberian pelayanan yang
yang meliputi pengetahuan,
dilakukan oleh Bidan dalam bentuk
ketrampilan dan sikap untuk
asuhan kebidanan
memberikan pelayanan kebidanan
Budaya Dalam Praktik Kebidanan
Budaya sendiri adalah norma/aturan tindakan
Kebudayaan adalah suatu sistem gagasan,
dari anggota kelompok yang dipelajari dan
tindakan, hasil karya manusia yang diperoleh
dibagi serta memberi petujuk dalam berfikir,
dengan cara belajar dalam kehidupan masyarakat. bertindak dan mengambilkeputusan

Menurut Hiller (2003) menyatakan bahwa ketika


Menurut O’Neil (2006) bahwa semua
perubahan terjadi, maka terjadi destruksi nilai-nilai
budaya yang diwariskan cenderung
tradisional, kepercayaan, peran dan tanggung
untuk berubah tetapi adakalanya juga
jawab, pendidikan, keluarga dan lain-lain yang
dipertahankan.
hampir simultan dengan proses konstruksi cara
baru sebagai pengaruh dari perubahan sosial.
Perilaku dan aspek budaya yang mempengaruhi pelayanan kebidanan

Health believe Life Style Health seeking


behavior
Tradisi-tradisi yang diberlakukan Gaya hidup yang berpengaruh

secara turun menurun. terhadap kesehatan. Salah satu bentuk perilaku social
Contohnya: dalam pemberian Contohnya gaya hidup kawain cerai budaya yang mempercayai apabila
makanan pada bayi didaerah NTB dilombok atau gaya hidup perokok seseorang sakit tidak perlu ke
ada pemberian nasi papah atau pelayanan kesehatan akan tetapi
dijawa ada tradisi nasi pisang cukup dengan membeli obat di
warung atau mendatangi dukun
Hamil

Perilaku budaya masyarakat selama kehamilan Peran bidan terhadap perilaku selama hamil

o Upaya yang harus dilakukan untuk mengupayakan  KIE tentang menjaga kehamilan yaitu dengan ANC
kesalamatan bagi janin dalam prosesnya menjadi bayi teratur, komunikasi makanan bergizi, batasi aktifitas fisik
hingga saat kelahirannya. Contohnya upacara 7 bulanan dan tidak perlu pantang makan

o Pantangan jangan memencing ikan karena akan  KIE tentang segala sesuatu sudah diatur Tuhan YME,
menyebabkan bibir anak menjadi sumbing mitos yang tidak benar ditinggalkan

o Pantangan makan tertentu, pantangan terhadap pakaian,  Pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk mengubah
pantangan jangan pergi malam, jangan duduk depan pintu tradisi yang negative atau berpengaruh buruk terhadap
kehamilan.
Persalinan

Perilaku budaya masyarakat selama persalinan Peran bidan terhadap perilaku selama persalinan

o Bayi laki-laki adalah penerus keluarga yang akan membawa nama baik  Memberikan Pendidikan pada penolong persalinan
mengenai tempat persalinan, proses persalianan, perawatan
o Bayi perempuan adalah pelanjut atau penghasil keturunan selama dan pasca persalinan

o Memasukan minyak kedalam vagina supaya persalinan lancer  Memberikan Pendidikan mengenai konsep kebersihan baik
dari segi tempat dan peralatan
o Melahirkan di tempat terpencil hanya dengan dukun, biasanya persalinan
 Bekerja sama dengan penolong persalinan(dukun) dan
dilakukan dengan duduk dilantai di atas tikar, dukun yang menolong
tenaga kesehatan setempat
menunggu sampai persalinan selesai.

o Minum air akar rumput Fatimah dapat membuat persalinan lancar


Nifas

o Setelah bersalin ibu dimandikan oleh dukun selanjutnya ibu sudah harus bisa merawatn dirinya sendiri lalu
ibu diberikan juga jamu untuk peredaran darah dan untuk laktasi

o Cara ibu tidur setengah duduk agar darah kotor lekas keluar

o Ibu masa nifas tidak boleh minum banyak, ibu tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari karena bisa sawan
Perawatan bayi

Peran bidan terhadap perilaku masa nifas dan bayi baru lahir

Perilaku budaya masyarakat pada bayi baru lahir


 Memberikan penyuluhan tentang pantangan makanan selama
nifas dan menyusui sebenarnya kurang menguntungkan bagi
o Bayi diurut baru dimandikan oleh dukun selama 40 hari
ibu dan bayi
 Memberikan Pendidikan tentang perawatan bayi baru lahir
o Tali pusat yang sudah lepas dibuat jimat atau obat
yang benar dan tepat, meliputi pemotongan tali pusat,
membersihkan/memandikan, menyusukan(kolostrum) dan
o Bayi ditidurkan disamping ibu, tidak boleh dibawa jauh
menjaga kehangatan bayi
dari rumah sebelum bayi 40 hari
 Memberikan penyuluhan pentingnya pemenuhan gizi selama
masa pasca bersalin, bayi dan balita.
o Khitan dilakukan pada bayi perempuan.
Kesimpulan
Didalam memberikan asuhan kebidanan ada beberapa yang mempengaruhi diantarnya
kecerdasan secara akademik/kognitif dan kecerdasan emosi yang bisa mempengaruhi dalam
melakukan asuhan kebidanan. Kecerdasan emosi menurut Goleman,1999 merupakan
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi,
mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana
hati dan mejaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati.
Diharapkan sebagai bidan bukan hanya mempelajari kecerdasan akademik saja, namun terus
meningkatkan kecerdasan emosi karena kecedasaran emosi itu bisa dipelajari. Sehingga saat
melakukan pelayanan kebidanan dapat berkomunikasi baik dan dapat mengelola emosi
denagn baik kepada orang lain

Anda mungkin juga menyukai