Anda di halaman 1dari 17

INTELEGENSI EMOSIONAL

DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Presented By:
Melicha Kristine Simanjuntak, M.Keb
OUTLINE

Kecerdasan Emosional

Praktik Kebidanan

Budaya Kebidanan
KECERDASAN EMOSIONAL
DEFENISI

Kecerdasan emosional berkaitan dengan Kecerdasan emosional kerap dianggap


kemampuan diri untuk dapat menerima, sebagai kemampuan utama untuk mengatur
memberi penilaian, mengelola dan emosi diri dan memperbaiki interaksi dengan
mengendalikan emosi yang ada pada dirinya orang lain. Kecerdasan emosi adalah sesuatu
dan orang lain yang dipelajari bukan didapatkan

Kecerdasan emosi menurut Goleman yang dikutip Kecerdasan emosi mencakup kemampuan
Uno (2006) merupakan kemampuan untuk yang berbeda, tetapi saling melengkapi
memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi
dengan kecerdasan akademik. Orang tidak
frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak
melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana
akan mampu menggunakan kemampuan
hati dan menjaga agar beban stress tidak kognitif mereka sesuai dengan potensi yang
melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan maksimum tanpa memiliki kecerdasan
berdoa. emosional
KOMPONEN PADA KECERDASAN EMOSIONAL
Self awareness • Kemampuan mengenali dan memahami suasana hati dan motivasi diri serta
dampaknya terhadap orang lain. Untuk bisa mencapai ini , kita harus dapat
(Kesadaran Diri) memantau keadaan emosi diri sendiri.

Self Regulation • Kemampuan sesorang untuk tidak bereaksi secara gegabah. Komponen ini jaga
menunjukkan cara kita untuk mengekspresikan diri secara tepat sehingga setiap
(Pengendalian Diri) tindakan tidak diatur oleh aspek emosi saja.

Internal Motivation • Kemampuan seseorang yang berkaitan dengan minat belajar dalam rangka
melakukan perbaikan diri secara terus menerus. Misalnya rasa inisiatif dan
(Motivasi Diri) komitmen untuk menyelesaikan kewajiban.

• Kemampuan untuk memahami reaksi emosional orang lain. Hal ini hanya bisa
Empati dicapai jika kita sudah mencapai kesadaran diri. Contoh : sikap proaktif untuk
mengantisipasi kebutuhan orang lain

Social Skill • Kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan social dan memenuhi kebutuhan
tersebut dengan landasan bersama, mengelola komunikasi dan membangun
(Kemampuan Sosial) jaringan.
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KECERDASAN
EMOSIONAL

Usia
• Usia merupakan salah satu hal yang mempengaruhi emosi seseorang. Usia merupakan salah satu indikator yang harus
dipertimbangkan dalam mengevaluasi kecerdasan emosi seseorang.
• Januarsar dan Martanto (2000) menambahkan usia yang semakin matang membantu terciptanya kestabilan emosi dan
cenderung lebih handal dalam memecahkan permasalahan secara realistis

Budaya dan Sosial Ekonomi


• Budaya dan kondisi sosial ekonomi sangat mempengaruhi perkembangan emosi seseorang.
• Satiadarma dan Waruwu (2003) menyatakan bahwa dalam mengendalikan emosinya seseorang akan mengalami
banyak perubahan apabila pindah tempat tinggal atau jika kondisi social ekonominya mengalami perubahan.

Keluarga
• Hasil penelitian Ulpatusalicha (2009) menunjukkan bahwa keadaan keluarga menyumbang pengaruh besar terhadap
kecerdasan emosional anak. Terutama pada kasus single parents, akan berdampak pada anak yaitu kecenderungan
anak yang tidak dapat mengontrol diri, kecewa, frustasi , melawan peraturan, memberontak, kurang konsesntrasi,
murung, merasa bersalah, mudah marah, kurang motivasi diri, ketidakstabilan emosi, dan kurang percaya diri.
PRAKTIK KEBIDANAN

Praktik Kompetensi
Kemampuan yang
Kebidanan Bidan
Kegiatan pemberian dimiliki oleh bidan
pelayanan yang yang meliputi
dilakukan oleh bidan pengetahuan,
dalam bentuk asuhan keterampilan, dan sikap
kebidanan untuk memberikan
pelayanan kebidanan
BUDAYA KEBIDANAN

Budaya adalah norma atau aturan


Kebudayaan adalah suatu sistem
tindakan dari anggota kelompok yang
gagasan, tindakan, hasil karya
dipelajari, dan dibagi serta memberi
manusia yang diperoleh dengan cara
petunjuk dalam berpikir, bertindak
belajar dalam kehidupan masyarakat
dan mengambil keputusan.

Kompetensi budaya secara umum Kompetensi budaya dideskripsikan lebih


dianggap sebagai proses lanjut oleh Rorie, Paine dan Barger sebagai
serangkaian perilaku, sikap dan kebijakan
pengembangan kesadaran budaya,
yang memungkinkan suatu sistem, institusi
pengetahuan budaya, keterampilan dan/atau individu untuk berfungsi efektif
budaya, pertemuan budaya dan Hasrat saat merawat pasien dan komunitas dengan
budaya. latar belakang yang beragam
PERILAKU DAN ASPEK BUDAYA YANG
MEMPENGARUHI PELAYANAN KEBIDANAN
• Adalah tradisi yang diberlakukan secara
turun menurun.
Health Believe • Cth : Pemberian makanan pada bayi di
NTB ada pemberian nasi papah atau di
Jawa dengan tradisi nasi pisang.

• Adalah gaya hidup yang berpengaruh

Life Style terhadap kesehatan.


• Cth : Gaya hidup kawin cerai di Lombok
atau gaya hidup perokok

• Salah satu bentuk perilaku social budaya


Health Seeking yang mempercayai apabila seseorang sakit
tidak perlu ke pelayanan kesehatan akan
Behaviour tetapi cukup dengan membeli obat
diwarung atau mendatangi dukun
MASYARAKAT SEBAGAI TEMPAT ATAU BUDAYA

Masyarakat dapat digambarkan baik secara fisik sebagai tempat tinggal individu,
atau sebagai lingkungan kehidupan sosila disuatu tempat tertentu. Sebagian besar
individu hidup di masyarakat Bersama orang lain.
Melalui hubungan dalam masyarakat, individu mengembangkan dan mendukung
sistem kepercayaan tentang keluarga sehat, sakit serta penyakit.
Keyakinan personal ini sejalan dengan perilaku keluarga dan keyakinan
kelompoknya, yang menjadi dasar individu untuk memutuskan cara-cara menjaga
status kesehatan dan perawatan individu yang sakit

Menilai perlahiran dari sudut pandang antropologi, bahwa konteks budaya dan social
perlahiran bagi pengalaman melahirkan serta kesejahteraan seorang ibu sama penting
dengan perawatan ibu tersebut. Ibu mengalami pengalaman melahirkan dalam
konteks budaya dengan ayuran dan ritual social yang menganut keyakinan
PERILAKU BUDAYA MASYARAKAT DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN SELAMA KEHAMILAN

• Usaha yang harus dilakukan untuk mengupayakan


keselamatan bagi janin dalam prosesnya menjadi bayi
hingga saat kelahirannya. Mis : upacara 7 Bulanan.
Perilaku • Pantangan jangan memancing ikan karena akan
Budaya menyebabkan bibir anak menjadi sumbing
• Larangan masuk hutan
Masyarakat • Pantangan keluar waktu maghrib
Selama • Pantangan menjalin rambut karena dapat
menyebabkan lilitan tali pusat.
Kehamilan • Pantangan Nazar karena dapat menyebabkan air liur
menetes terus
• Pantangan makan tertentu, dsb
• KIE tentang menjaga kehamilan yaitu
Peran dengan ANC teratur, komunikasi
makanan bergizi, batasi aktifitas fisik,
Bidan dan tidak perlu pantang makan.
Terhadap • KIE sehala sesuatu sudah diatur TYME,
Perilaku mitos yang tidak benar ditinggalkan.
Selama • Pendekatan kepada tokoh masyarakat
untuk mengubah tradisi yang negate atau
Kehamilan berpengaruh buruk terhadap kehamilan
PERILAKU BUDAYA MASYARAKAT DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN SELAMA PERSALINAN (NEGATIF)

• Bayi laki-laki adalah penerus keluarga yang akan


membawa nama baik.
Perilaku • Bayi perempuan adalah pelanjut atau penghasil
keturunan.
Budaya • Memasukkan minyak kedalam vagina agar
persalinan lancer.
Masyarakat • Melahirkan ditempat terpencil hanya dengan
Selama dukun, biasanya persalinan dilakukan dengan
duduk dilantai di atas tikar, dukun yang menolong
Persalinan menunggu sampai persalinan selesai.
• Minum air akar rumpur Fatimah dapat membuat
persalinan lancar
• Memberikan pendidikan pada penolong
Peran persalinan mengenai tempat persalinan,
proses persalinan, perawatan selama
Bidan dan pasca persalinan.
Terhadap • Memberikan pendidikan mengenai
Perilaku konsep kebersihan baik dari segi tempat
Selama dan peralatan
Persalinan • Bekerja sama dengan penolong
persalinan (dukun) dan tenaga
kesehatan setempat
PERILAKU BUDAYA MASYARAKAT DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN SELAMA NIFAS (NEGATIF)

Setelah bersalin ibu dimandikan oleh


dukun selanjutnya ibu sudah bisa
Cara ibu tidur setengah duduk agar
merawat dirinya sendiri lalu diberikan
darah kotor lekas keluar
jamu untuk peredaran darah dan
menyusui

Ibu masa nifas tidak boleh minum


banyak,
Ibu tidak boleh keluar rumah sebelum
40 hari karena bisa sawan,
Ibu tidak noleh makan terong karena
akan membuat bayi demam, dsb
PERILAKU BUDAYA MASYARAKAT DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN SELAMA PERAWATAN BAYI

• Bayi diurut kemudian dimanrikan oleh dukun selama 40 hari.


• Ramuan tali pusat harus diganti tiap hari sampai putus
• Talipusat yang sudah lepas dibuat jimat atau obat
Perilaku Budaya • Bayi ditidurkan disamping ibu, tidak boleh dibawa jauh dari rumah sebelum 40 hari.
Masyarakat Pada
• Khitan/sunat dilakukan pada bayi laki-laki dan perempuan
Bayi Baru Lahir

• KIE perilaku positif dan negatif


• Memberikan penyuluhan tentang pantangan makanan selama nifas dan menyusi
sebenarnya kurang menguntungkan bagi ibu dan bayi
Perilaku Budaya • Memberikan pendidikan tentang perawatan BBL yang benar dan tepat.
Bidan Pada Bayi • Memberikan penyuluhan pentingnya pemenuhan gizi pasca bersalin, bayi dan balita
Baru Lahir
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai