Anda di halaman 1dari 11

Oleh :

• Farida • Depi Ratnasari


• Aulia Harahap • M. Gunawan
• Winny Shalsadila • Andry Indrawan
• Dayang Azura
A. Peran Perawat
dalam Setiap Tahapan
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan merupakan komponen
terpenting dalam praktik keperawatan (Kozier,
2010). Menurut Efendi dan Makhfudli (2009)
promosi kesehatan adalah upaya
memberdayakan perorangan kelompok, dan
masyarakat agar memelihara, meningkatkan, dan
melindungi kesehatannya melalui peningkatan
pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta
mengembangkan iklim yang mendukung,
dilakukan, dari, oleh, dan untuk masyarakat
sesuai dengan faktor budaya setempat. Dari
pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa
promosi kesehatan sangat penting untuk
dilakukan guna meningkatkan pengetahuan dan
kemauan masyarakat untuk memelihara,
meningkatkan, dan melindungi kesehatannya.
Dalam proses pemberian promosi kesehatan terhadap klien, terdapat
beberapa tahap yang mana tahapan tersebut sama seperti tahapan asuhan
keperawatan namun menitikberatkan penyuluhan kesehatan terhadap klien.

PENGKAJIAN

DIAGNOSIS

PERENCANAAN

INPLEMENTASI

EVALUASI
TAHAPAN PROMOSI KESEHATAN

1. PENGKAJIAN 2. DIAGNOSIS
Dalam tahapan pengkajian pada Dalam tahapan diagnosis pada promosi kesehatan,
promosi kesehatan, perawat merupakan perawat berperan sebagai Fasilitator perubahan.
pendidik sebagai kolaborator dan Ketika perawat dan klien menyimpulkan bahwa klien
organisator. Perawat sebagai pendidik memiliki fungsi positif dalam pola area tertentu, seperti
secara bersamaan berperan sebagai nutrisi yang adekuat atau koping yang efektif, perawat
kolaborator dan organisator dalam tahap dapat menggunakan informasi tersebut untuk
pengkajian. Seperti yang telah dibahas membantu dan memfasilitasi klien mencapai tingkat
sebelumnya, bahwa perawat disini perubahan fungsi yang lebih tinggi (Kozier, et al.,
berkolaborasi dengan klien untuk 2010). Dalam memfasilitasi perubahan didalam situasi
mendapatkan data-data yang sesuai pembelajaran, cara yang efektif untuk dilakukan adalah
dan diperlukan oleh perawat, yang melalui penjelasan, analisis, pembagian keterampilan
nantinya data-data ini akan membantu yang kompleks, demonstrasi, terapik, pengajuan
perawat dalam membuat diagnosis. pertanyaan dan pemberian kesimpulan.
3. PERENCANAAN 4. IMPLEMENTASI

Dalam tahapan perencanaan pada Dalam tahap implementasi pada


promosi kesehatan, salah satu peran promosi kesehatan, perawat berperan
perawat yaitu sebagai kontraktor. Perawat sebagai organisator dan advokator.
disini dapat memfasilitasi pembuatan Perawat sebagai organisator memiliki
kontrak informal maupun formal yang peran untuk mengatur situasi pembelajaran
dapat menggambarkan dan yang meliputi pemanipulasian materi dan
mempromosikan objektif pembelajaran ruang, pengaturan tahapan materi dari yang
(Bastable, 2002). Proses pembuatan sederhana sampai yang rumit dan
kontrak dalam promosi kesehatan juga penentuan prioritas pokok bahasan. Materi
serupa dengan proses pembuatan kontrak pembelajaran harus diatur agar rintangan
dalam proses keperawatan dimana perawat terhadap pembelajaran dapat diminimalisir.
memerlukan pembentukan pernyataan Dan tidak lupa untuk mengatur dan
mengenai tujuan bersama yang akan mengikuti seluruh perkembangan klien
dicapai, merancang rencana tindakan yang dalam melakukan intervensi yang telah
disetujui, membuat evaluasi terhadap disusun pada tahap perencanaan
rencana dan mencari alternatif. Pembuatan
kontrak merupakan kunci bagi pembuatan
keputusan.
5. EVALUASI

Dalam tahap evaluasi dalam promosi


kesehatan ini, peran perawat seperti pada
tahap pengkajian yaitu sebagai
kolaborator. Namun perbedaannya, pada
tahap ini perawat bersama dengan klien
secara kolaboratif mengevaluasi
pencapaian dari promosi kesehatan yang
telah dilaksanakan. Selama evaluasi, klien
dapat memutuskan untuk melanjutkan
rencana, menetapkan kembali prioritas,
mengubah strategi, atau memperbaiki
kontrak promosi perlindungan kesehatan
(Kozier, et al.,2010).
1. Health Belief Model (HBM)
B. Model dan Nilai dalam
Promosi Kesehatan 2. Transteoritical Model (TTM)

Model adalah sebuah gambaran


deskriptif dari sebuah praktik bermutu
yang mewakili sesuatu hal nyata. 3. Teori Sebab Akibat
Banyak model yang
dikembangkan dapat mempengaruhi
kesehatan serta memperbaiki intervensi 4. Model Transaksional Stres dan
pencegahan dan promosi kesehatan. Koping
Pendekatan model kesehatan terapan
dapat menjadi dasar untuk kegiatan-
kegiatan promosi kesehatan seperti; 5. Theory of Reasoned Action (TRA)

6. Health Field Concept


1. HEALTH BELIEF MODEL (HBM) 2. TRANSTEORITICAL MODEL (TTM)

Model Keyakinan Kesehatan (Health Belif Model tranteortical adalah


Model-HBM) dikembangkan sejak 1950 suatu model yang diterapkan
oleh kelompok ahli psikologi sosial dalam untuk menilai kesiapan
pelayanan kesehatan masyarakat seorang individu untuk
Amerika. Model ini digunakan untuk bertidak atas perilaku sehat
menjelaskan kegagalan partisipasi yang baru dan memberikan
masyarakat secara luas dalam program strategi atau proses
pencegahan atau deteksi penyakit. Model perubahan untuk memandu
ini juga sering dipertimbangkan sebagai setiap individu melalui
kerangka utama perilaku kesehatan yang tahapan perubahan untuk
dimulai dari pertimbangan orang-orang bertindak dalam
tentang kesehatan. pemeliharaan kesehatan.
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang
saling berhubungan secara umum teori merupakan analisis
hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada 3. TEORI SEBAB
sekumpulan fakta. Pada teori sebab akibat, apa yang dialami AKIBAT
manusia pasti ada penyebabnya. Pengetahuan tentang sebab akibat
mampu mendorong seseorang untuk bertindak hati-hati dan fokus
terhadap akibat.

Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu


karena tekanan psikologi. Biasanya stres dikaitkan bukan karena
4. MODEL penyakit fisik tetap lebih mengenai kejiwaan. Banyak hal yang
TRANSAKSIONAL memicu stres, seperti : rasa khwatir, kesal, kletihan, frustasi,
STRES DAN KOPING perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, sindrom
premenstruasi (PMS), fokus yang berlebhan pada suatu hal,
perasaan bingung, berduka cita dan juga rasa takut.
5. THEORY OF REASONED ACTION (TRA)

TRA merupakan teori perilaku manusia secara


umum, yang mana teori ini digunakan dalam
berbagai perilaku manusia, khususnya berkaitan
dengan masalah sosiopsikologis. Teori ini
kemungkinan berkembang dan banyak dignakan
untuk menentukan faktor-faktor yang berkaitan
dengan perilaku kesehatan. Teori ini
menghubungkan antara keyakinan, sukaf, kehendak
(intention) dan perilaku.
C. PERAN PERAWAT DALAM PROMOSI KESEHATAN

1. Peran Sebagai Advokator 3. Peran Sebagai Fasilitator


Perawat mempunyai tanggung jawab
Advokasi adalah suatu
untuk menciptakan, mengkondisikan
pendekatan kepada seseorang/
iklim kelompok yang harmonis, serta
badan organisasi yang di duga
menfasilitasi terjadinya proses saling
mempunyai pengaruh terhadap
belajar dalam kelompok.
keberhasilan suatu program atau
kelancaran suatu kegiatan.

4. Peran Sebagai Motivator


2. Peran Sebagai Edukator
Upaya yang di lakukan perawat sebagai
Memberikan pendidikan kesehatan pendamping adalah menyadarkan dan
dan konseling dalam asuhan dan mendorong kelompok untuk mengenali
pelayanan keperawatan di setiap potensi dan masalah, dan dapat
tatanan pelayanan kesehatan agar mengembangkan potensinya untuk
mereka mampu memelihara dan memecahkan masalah itu.
meningkatkan kesehatan mereka.

Anda mungkin juga menyukai