Anda di halaman 1dari 27

Tugas Mandiri

Model Konsep dan Teori : Nola J. Pender : Health Promotion


Model

Oleh :

Nama : Sri Mahyunita


Nim : 237046007
Mapel : Sains Keperawatan
Dosen : Dr. Siti Saidah Nasution, S. Kp. M. Kep., Sp. Mat

PROGRAM MEGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori keperawatan adalah sebagai usaha menguraikan dan menjelaskan
berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan atau
pelayanan keperawatan yang dilakukan. Model konseptual keperawatan merupakan
suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di
dalamnya.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah. Salah satu tujuan pokok
pembangunan kesehatan adalah peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat dan mengatasi sendiri masalah kesehatan sederhana terutama melalui upaya
peningkatan, pencegahan dan penyembuhan. Hal ini sesuai dengan prilaku masyarakat
yang di harapkan dalam Indonesia Sehat yaitu: bersifat proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi dari
ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Tujuan itu akan dicapai antara lain melalui peningkatan dan pemantapan upaya
kesehatan. Hidup sehat merupakan kebutuhan dan tuntutan yang semakin meningkat,
walaupun pada kenyataannya derajat kesehatan masyarakat Indonesia masih belum
sesuai dengan harapan. Sementara itu pemerintah telah mencanangkan Indonesia
Sehat, yang merupakan paradigma baru yaitu paradigma sehat, yang salah satunya
menekankan pendekatan promotif dan preventif dalam mengatasi permasalahan
kesehatan di masyarakat. Terjadinya pergeseran paradigma dalam pemberian
pelayanan kesehatan dari model medikal yang menitikberatkan pada pelayanan
diagnosis dan pengobatan ke paradigma sehat yang lebih holistik yang melihat
penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan. Perubahan
paradigma ini menempatkan perawat pada posisi kunci dalam peran dan fungsinya.
Hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah
sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan yang lain dilakukan oleh perawat.
Perubahan paradigma pelayanan kesehatan dari kuratif ke arah promotif dan
preventif ini telah direspon oleh ahli teori keperawatan Nolla. J Pender dengan
menghasilkan sebuah karya fenomenal tentang “Health Promotion Model “atau model
promosi kesehatan. Model ini menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan
(expectancy value) dan teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang konsisten
dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit adalah suatu yang hal logis dan ekonomis (Alligood, 2014). Makalah ini akan
mencoba membahas tentang model promosi kesehatan dari Nolla J. Pender serta
komponen paradigma keperawatan tentang model promosi kesehatan.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan umum
Memperoleh gambaran Nursing Theories dari Model Promosi Kesehatan dari Nolla
J. Pender dalam lingkup pelayanan keperawatan.

1.2.2 Tujuan khusus


1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Sejarah Nolla J. Pender
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Model Promosi Kesehatan Nolla J.
Pender.
3. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Model Promosi Kesehatan Nolla J.
Pender dalam lingkup komponen paradigma

1.3 Ruang Lingkup Penulisan


Pembahasan makalah ini dibatasi pada pembahasan tentang Model. Promosi
Kesehatan dan lingkup komponen paradigma model promosi kesehatan.

1.4 Metode Penulisan


Makalah ini disusun dengan melakukan studi pustaka dari berbagai referensi
melalui buku referensi dan internet.

1.5 Sistematika Penulisan


BAB I: Pendahuluan meliputi : Latar Belakang, Tujuan, Metode Penulisan,
Sistematika Penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis
BAB III : Tinjauan Kasus
BAB IV : Kesimpulan dan Saran
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Nolla J. Pender


Teori model konseptual Nolla J. Pender dilatar belakangi oleh adanya suatu
bentuk pergeseran paradigma, dimana pergeseran paradigma ini terjadi dalam suatu
bentuk pemberian pelayanan kesehatan yang menitikberatkan pada paradigma
kesehatan dan keperawatan yang lebih holistik dalam memandang sebuah penyakit
dan berbagai gejala penyebabnya, bukan sebagai fokus pelayanan kesehatan saja. Pada
perubahan paradigma inilah yang menjadikan perawat sebagai posisi kunci dalam
berbagai peran dan fungsinya dalam melakukan pelayanan kesehatan. Hampir semua
lapisan dibidang pelayanan kesehatan dalam melakukan pelayanan promosi dan
preventif (pencegahan) kesehatan dilakukan oleh para perawat. Oleh karena adanya
promosi dan preventif kesehatan yang cenderung dilakukan dan diupayakan oleh
perawat inilah lahir sebuah teori dan model konseptual dari Nolla J. Pender yang
berjudul “ Health Promotion Model “ atau model promosi kesehatan.
Nolla J. Pender lahir pada tanggal 16 Agustus 1941 di Lansing, Michigan.
Ketertarikan pada keperawatan bermula dari Nolla J. Pender berusia 7 tahun, pada saat
mengamati para perawat yang sedang memberi asuhan keperawatan pada bibinya di
rumah sakit. Keinginannya untuk memberikan perawatan kepada orang lain
dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan yang ia yakini sebagai profesi yang
menolong orang lain.
Pada tahun 1962 meraih gelar diploma keperawatan dan selanjutnya diterima
bekerja di unit bedah RS Michigan. Tahun 1964, meraih gelar BSN di Universitas State
Michigan di East Lansing, dan gelar MA pada bidang pertumbuhan dan perkembangan
di Universitas Michigan di raih pada tahun 1965. Gelar Ph.D di bidang psikolog dan
pendidikan diraih tahun 1969 dari Universitas North Western di Evanston. Illinois.
Pernihakannya dengan Albert Pender seorang asisten professor di bidang bisnis
dan ekonomi memberikan inspirasi menghasilkan sebuah tulisan tentang keperawatan
dalam perspektif ekonomi. Tahun 1975, Dr. Pender mempublikasikan model konseptual
kesehatan preventif. Dasar studinya adalah bagaimana individu membuat keputusan
tentang perawatan kesehatan mereka sendiri dalam konteks keperawatan. Artikel
tersebut mengidentifikasi faktor-faktor yang ditemukan dalam pengambilan keputusan
dan tindakan yang diperlukan individu dalam pencegahan penyakit. Pada tahun 1982,
edisi pertama promosi kesehatan dalam praktek keperawatan dipublikasikan dengan
konsep promosi optimal tentang kesehatan dan perlunya pencegahan penyakit. Model
promosi kesehatan pertama kali diterbitkan tahun 1987 dan mengalami revisi tahun
1996.

2.2 Promosi Kesehatan


Menurut WHO promosi kesehatan meliputi mendorong gaya hidup yang lebih
sehat, menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, memperkuat tindakan
masyarakat, mengorientasikan kembali pelayanan kesehatan dan membangun kebijakan
public yang sehat. Kesehatan individu dan keluarga ditandai dengan efektifnya dalam
komunitas, lingkungan dan masyarakat dimana mereka perlu hidup. Perawat mengerti
dan memikirkan usaha peningkatan derajat kesehatan. Dan telah menetapkan skema
untuk upaya peningkatan derajat kesehatan:
1. Kesehatan individu
Individu berperan dalam penentuan status kesehatan mereka sendiri.
Peningkatan derajat kesehatan individu itu pada tingkat membuat keputusan pribadi
dan praktek. Setiap derajat peningkatan harus mempertimbangkan dalam formulasi
kesehatan nasional melalui usaha peningkatan derajat kesehatan.
2. Kesehatan keluarga
Keluarga berperan dalam perkembangan dan kepercayaan kesehatan dan
tindakan kesehatan. Masing-masing keluarga mempunyai sebuah karakter yang
berbeda, nilai, peran, dan kekuatan struktur. Gaya orang tua dan lingkungan keluarga
dapat memberikan kesehatan atau sebaliknya. Lebih banyak perhatian harus
diberikan kepada perkembangaan strategi untuk meningkatkan derajat kesehatan
keluarga.
3. Kesehatan komunitas
Berdasarkan pendapat dune, kesehatan kelompok yang baik perilaku
mampu memperbaiki kondisi kehidupan keluarga dan kelompok.
4. Kesehatan lingkungan.
Tingkat dari kesehatan lingkungan yang baik berefek luas ke individu,
keluarga, dan komunitas dapat sampai kepotensi optimal mereka. Kesehatan
lingkungan yang baik adalah manifestasi dalam keharmonisan dan keseimbangan
diantara dua manusia disekeliling mereka.
5. Kesehatan masyarakat.
Sebuah masyarakat yang baik adalah semua anggota masyarakat mempunyai
standar hidup menemukan kebutuhan dasar manusia dan mengajak dalam beraktifitas
yang cepat kepotensi mereka. Sebuah masyarakat yang baik adalah anggota
masyarakat yang mau membantu dan bertanggungung jawab untuk kesehatan.
Teori pemahaman untuk promosi kesehatan & proteksi kesehatan
1. Theory Of Reasoned Action & Theory Of Planned Behavior
Teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah suatu kemauan dibawah kontrol
bukan sebagai hambatan untuk menunjukkan perilaku. Kepercayaan merupakan class
dari pondasi dalam struktur konseptual, dengan memperhatikan perilaku. Model ini
memperhatikan prediksi dan bergantian, sehingga perilaku mengikutinya.
2. Social Cognitive Theory (Self-Efficacy)
Teori kognitif sosial adalah sebuah pendekatan teori yang menjelaskan
perilaku manusia. Dengan perspektif individu merupakan adanya suatu kekuatan
pada dirinya bukan control yang otomatis pada stimulus eksternal. Perilaku
manusia menerangkan adanya kejadian secara timbal balik pada tindakan yang
menentukan adanya interaksi dengan yang lainnya. Persepsi self-efficacy
adalah mempertimbangkan salah satu kekuatan untuk menyelesaikan sebuah
tingkatan penampilan dalam perilaku yang spesifik.
3. The Theory Of Interpersonal Behavior
Sebuah model perilaku meliputi afektif dan psikologis dalam kekuatan yang
menerangkan perilaku ini merupakan factor yang memberikan perhatian dalam
model-model perilaku lainnya.
4. Cognitive Evaluation Theory
Motifasi manusia adalah dasar dari sebuah susunan dalam kebutuhan
psikologisnya: dari penentuan dirinya, kompetensi dan hubungan interpersonal.
Menentukan dirinya dan motivasi intrinsic (IM) adalah konsep utama dalam
teori. Motivasi intrinsic adalah energi dalam kebutuhan dalam dirinya dan
hubungan dalam kompetensi untuk nilai perilaku personal.
5. The Interaction Model Of Chen Health Behavior
Model interaksi kesehatan klien berfokus pada karakteristik, klien dan
factor eksternal pada klien untuk menyediakan keterangan secara komprehensif
pada tindakan langsung terhadap pengurangan resiko dan promosi kesehatan.
2.3 Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan menggabungkan konsep orang, lingkungan, kesehatan,
dan keperawatan (Alligood 2014). Konsep-konsep ini secara independen signifikan,
namun interlaced untuk membentuk sebuah model dari disiplin keperawatan.
Mengingat interpretasi yang unik dari setiap konsep, pemanfaatan teori keperawatan
tertentu bergantung pada pandangan dunia.
Konsep manusia adalah multidimensi dan menggabungkan sosial ekonomi,
budaya, biologis, dan psikologis varians. Pengalaman hidup membentuk kemampuan
seseorang untuk mengatasi tantangan serta kemampuan mereka untuk meramalkan
konsekuensi dari perilaku ini. Setiap orang memiliki pandangan yang unik dari dunia
karena nuansa luar biasa yang telah dibuat, kepribadian dan persepsi mereka.
Hubungan antara orang dan lingkungan mereka dapat memiliki pengaruh yang
signifikan pada kesehatan mereka. Akses ke makanan bergizi, paparan bahaya
kesehatan, dan perilaku pribadi berisiko adalah pengamatan dilihat dalam pengaturan
klinis. Dampak yang kurang mudah terlihat termasuk situasi hidup, norma-norma
budaya/masyarakat, dan sistem dukungan sosial.
Konsep kesehatan dianggap sebagai keadaan pikiran yang mungkin ada
meskipun kehadiran penyakit kronis atau penyakit. Kesehatan diukur pada kontinum
di mana periode penyakit dapat menggoyahkan kemampuan seseorang untuk
mempertahankan homeostasis. Oleh karena itu, di saat krisis, penekanan ditempatkan
pada proses penyakit. Namun, status kesehatan seseorang dapat meningkat selama
krisis sebagai perilaku mereka berubah, menciptakan perbaikan ditandai dalam
perasaan mereka secara keseluruhan kesejahteraan. Defisit perawatan kesehatan baik
dapat diperburuk atau dibantu oleh unsur-unsur dari komponen lainnya.
Perawat memainkan peran penting dalam memfasilitasi kemampuan pasien
untuk mengenali dan mencapai keseimbangan dalam hidup. Untuk mendukung klien
dalam usaha ini perawat harus mengidentifikasi apa yang berharga untuk klien dalam
jangka pendek sambil membantu klien dalam mengembangkan tujuan jangka panjang.
Memberdayakan klien dengan pengetahuan dan memberikan intervensi perawat
khusus melibatkan kolaborasi dan introspeksi.
Nolla J. Pender pada tahun 1982 dalam upaya untuk menjelaskan bagaimana
orang melihat kesehatan mereka dan bagaimana latar belakang dan kekuatan
lingkungan tindakan pribadi langsung; akhirnya, fungsinya adalah untuk memprediksi
potensi perilaku kesehatan yang positif untuk kelompok individu atau (Sakraida
2014). Promosi kesehatan di mana-mana dalam keperawatan. Oleh karena itu, model
ini dapat diterapkan dalam arti luas. Namun, hal itu dapat diterapkan pada tingkat
individu sedangkan akuntansi untuk pengalaman sosial budaya yang unik untuk
menjelaskan fenomena perilaku mempromosikan kesehatan (Kearney-Nunnery,
2008). Pender merevisi model ini terakhir pada tahun 2006 untuk lebih meningkatkan
kegunaannya dalam mengembangkan intervensi keperawatan dalam mempromosikan
kesehatan (McCullagh, 2013). Revisi menekankan peran bahwa harapan memiliki
dalam memprediksi kemanjuran intervensi keperawatan dan meningkatkan status
kesehatan klien (Ho, Berggren & Dahlborg-Lyckhage, 2010).
HPM membagi proposisi utama dalam tiga kategori utama: karakteristik
individu dan pengalaman, kognisi perilaku spesifik dan mempengaruhi, dan hasil
perilaku (Kazer & Fitzpatrick, 2012). Penentu utama lebih dikategorikan dalam
proposisi ini untuk memprediksi perilaku mempromosikan kesehatan. Kognisi
perilaku spesifik diidentifikasi sebagai manfaat yang dirasakan tindakan, hambatan
untuk bertindak, self-efficacy, aktivitas terkait mempengaruhi, pengaruh interpersonal,
dan pengaruh situasional (Sakraida 2014). Komitmen seseorang untuk sebuah rencana
tindakan, serta tuntutan dan preferensi bersaing selanjutnya diukur untuk memprediksi
hasil (McCullagh, 2013).
McCullagh (2013) menegaskan bahwa inti dari HPM didasarkan pada teori-
teori perilaku manusia, yang menganalisis dinamika motivasi pribadi; yang paling
berpengaruh adalah teori sosial-kognitif (SCT) dan teori kepentingan (EVT).
Hambatan tindakan yang bisa dikembangkan untuk tindakan keperawatan tetapi
sangat tergantung pada kesiapan untuk bertindak oleh pasien (Stark, Chase, &
DeYoung, 2010). Apakah aktual atau yang dirasakan, hambatan untuk tindakan
mungkin termasuk "waktu, ketidaknyamanan, kesulitan perilaku, serta biaya personal"
(Stark et al., 2010). tuntutan attentional seperti kemampuan untuk multitask dan
memproses informasi baru, serta tuntutan afektif, yang mencakup reaksi emosional
terhadap stres, kesepian, dan kerugian harus dipertimbangkan karena dapat membatasi
perilaku promosi kesehatan, terutama pada populasi lanjut usia (Stark et al., 2010).
Menurut McGuire & Anderson, hambatan yang dirasakan diidentifikasi sebagai faktor
yang paling dominan yang mempengaruhi perilaku promosi kesehatan.
Asumsi utama dari teori ini fokus pada unsur-unsur paradigma yang Pender
gambarkan yakni:
1. Manusia
Manusia sebagai makhluk holistik yang berusaha untuk mewujudkan
sebuah negara yang optimal dari aktualisasi diri dengan menggunakan atribut
bawaan dan eksistensial untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mencapai
keseimbangan (Sakraida 2014). Isyarat ini sementara membimbing seseorang
menuju negara yang sejahtera sepanjang kontinum melalui jalur yang paling
resistensi. Meskipun manusia tersebut dipandang sebagai diri regulator independen,
penyedia layanan kesehatan berpengaruh dalam memprovokasi perubahan gaya
hidup dengan peran-pemodelan dan memberikan wawasan (Sakraida 2014). HPM
ini didorong oleh persepsi klien keberhasilan; apakah perilaku akan menghasilkan
hasil yang diinginkan tergantung pada upaya yang dilakukan dan tingkat kesulitan.
Manusia dalam model promosi kesehatan mengacu pada individu yang
merupakan fokus utama dari model pender ini, setiap orang memiliki karakteristik
pribadi yang unik dan pengalaman yang mempengaruhi tindakan selanjutnya.
Diakui bahwa individu belajar perilaku kesehatan dari keluarga dan comunity,
sehingga model mencakup komponen untuk penilaian dan intervensi pada keluarga
dan comunity tingkat serta pada tingkat individu.
Konsep Pender tentang manusia tersebut adalah jumlah dari pengalaman
dan kategori atribut pribadi termasuk biologis, psikologis, dan pengaruh sosial
budaya (Sakraida 2014). Lebih khusus, Pender mencari pandangan yang paling
komprehensif dan optimis manusia dan mendefinisikan status kesehatan sebagai
keadaan halus keseimbangan antara masing-masing orang dan atau lingkungannya
(McCullagh, 2013). Orang berusaha untuk pertumbuhan dan kemampuan
beradaptasi dalam lingkungan hisor nya.

2. Lingkungan
Lingkungan dalam teori Pender ini didefinisikan sebagai pengaruh
interpersonal dan situasional, bukan kekuatan statis. Lingkungan mengacu pada
keadaan fisik, interpersonal, dan ekonomi di mana orang hidup. Kualitas
lingkungan tergantung pada tidak adanya zat beracun, ketersediaan makanan dan
sebagainya.
3. Sehat
Model Pender ini memandang kesehatan sebagai keadaan makhluk yang
bervariasi dalam tingkat sepanjang kontinum, yang dipengaruhi oleh pengubah
internal dan eksternal. "Pender mendefinisikan kesehatan sebagai aktualisasi
potensi manusia yang melekat dan diperoleh melalui perilaku yang diarahkan pada
tujuan, perawatan diri yang kompeten, dan hubungan yang memuaskan dengan
orang lain untuk menjaga integritas struktural dan harmoni "(McCullagh, 2013).

4. Perawat
Dalam model Pender ini perawat memainkan peran utama dalam
memberikan informasi yang lengkap dan akurat kepada klien untuk
mempromosikan self-efficacy, yang dibuat lebih efektif bila kepercayaan praktisi
dirasakan dalam keterampilan nya sendiri/ pengetahuan yang luas. Tujuan utama
dari perawat adalah untuk membantu orang dan bisa merawat diri sendiri.

2.4 Model Promosi Kesehatan Menurut Nolla J. Pender


1. Pengertian Teori Model Promosi Kesehatan (Health Promotion Model/HPM)
Model Promosi Kesehatan adalah suatu cara untuk menggambarkan interaksi manusia
dengan lingkungan fisik dan interpesonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini
mengintegrasikan teori nilai harapan (Expectancy-value) dan teori kognitif sosial
(Social Cognitive Theory) dalam perspektif keperawatan manusia dilihat sebagai fungsi
yang holistik. Bagan RPM dapat dilihat sebagai berikut:
Model Promosi Kesehatan Nola J, Pender

Faktor persepi kognitif Factor modifikasi Partisipasi dlm perilaku


peningkatan kesehatan

Persepsi control kesehatan Karakteristik demografi

Menetapkan perilaku
Persepsi efektifitas diri
Karakteristik biologi promosi kesehatan

Definisi kesehatan Syarat untuk bertindak


interpersonal

Persepsi status kesehatan


Factor situasi

Persepsi manfaat perilaku


promosi kesehatan

Persepsi hambatan
terhadap perilaku promosi
kesehatan
Model Promosi Kesehatan Nola J, Pender
Sumber : Tommey dan Alliod, 2006. Nursing Theorist and Their Work
Philadelphia,. Mosby

2. Komponen Teori Model Promosi Kesehatan


Adapun komponen elemen dari teori ini adalah sebagai beriku .
a. Teori Nilai Harapan (Etpectancy-Value Theory)
Menurut teori nilai harapan, perilaku sehat bersifat rasional dan
ekonomis. Seseorang akan mulai bertindak dari perilakunya akan tetap
digunakan dalam dirinya, ada 2 hal pokok yaitu :
1) Hasil tindakan bernilai positif
2) Pengambilan tindakan untuk menyempurnakan hasil yang diinginkan.

b. Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory)


Teori model interaksi yang meliputi Iingkungan, manusia dan perilaku
yang saling mempengaruhi. Teori ini menekankan pada:
1) Pengarahan diri (self direction)
2) Pengaturan diri (self regulation)
3) Persepsi terhadap kemajuan diri (self efficacy).
Teori ini mengemukakan bahwa manusia memiliki kemampuan dasar:
1) Simbolisasi yaitu proses dan transformasi pengalaman sebagai petunjuk
untuk tindakan yang akan datang.
2) Pikiran ke depan, mengantisipasi kejadian yang akan muncul dan
merencanakan tindakan untuk mencapai tujuan yang bermutu
3) Belajar dari pengalaman orang lain. Menetapkan peraturan untuk generasi
dan mengatur perilaku melalui observasi tanpa perlu melakukan trial dan
error
4) Pengaturan diri menggunakan standar internal dan reaksi evaluasi diri
untuk memotivasi dan mengatur perilaku, mengatur lingkungan eksternal
untuk menciptakan motivasi dalam bertindak.
5) Refleksi diri, berpikir tentang proses pikir seseorang dan secara aktif
memodifikasinya.
Menurut teori ini kepercayaan diri dibentuk melalui observasi dan
refleksi diri. Kepercayaan diri terdiri dari :
1) Pengenal diri (self atribut)
2) Evaluasi diri (self evaluation)
3) Kemajuan diri (self efficacy).
Kemajuan diri adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan-
tindakan tertentu yang berkembang melalui pengalaman, belajar dari
pengalaman yang lain persuasi verbal dan respons badaniah terhadap situasi
tertentu. Kemajuan diri merupakan fungsi dari kemampuan (capability) yang
berlebihan yang membentuk kompetensi dan kepercayaan diri. Kemajuan adalah
konstruksi sentral dari HPM.

3. Asumsi dari Model Promosi Kesehatan


a. Manusia mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup di mana mereka dapat
mengekspresikan keunikannya.
b. Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya,
termasuk penilaian terhadap kemampuannya.
c. Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan mencoba
mencapai keseimbangan antara perubahan dan stabilitas.
d. Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.
e. Individu merupakan makhluk bio-psiko-sosial yang kompleks, berinteraksi
dengan lingkungannya secara terus menerus, menjelmakan lingkungan yang
diubah secara terus menerus.
f. Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal yang
berpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.
g. Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah penting
untuk perubahan perilaku.
4. Proposisi Model Promosi Kesehatan
a. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi
kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
b. Manusia melakukan perubahan perilaku di mana mereka mengharapkan
keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
c. Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan melakukan
tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku nyata.
d. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk melakukan
tindakan dan perbuatan dari perilaku.
e. Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit rintangan pada
perilaku kesehatan spesifik.
f. Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat
menambah hasil positif.
g. Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan perilaku,
maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.
h. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu
menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku yang
sudah ada.
i. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber
interpersonal yang penting yang mempengaruhi, menambah atau mengurangi
keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.
j. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau
mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi kesehatan.
k. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih
memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka waktu
yang lama.
l. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukkan perilaku
yang diharapkan ketika seseorang mempunyai kontrol yang sedikit dan
kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia.
m. Komitmen pada rencana kegiatan kurang menunjukkan perilaku yang
diharapkan ketika tindakan-tindakan lain lebih atraktif dan juga lebih suka
pada perilaku yang diharapkan.
n. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan
lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.
2.5 Penjelasan Model HPM Pender

Kerangka Konseptual Model Promosi Kesehatan


Hasil Perilaku
Sifat2 & Pengalaman Perilaku Spesifik
Individu Pengetahuan dan Sikap

Keuntungan2 dari
tindakan yang dirasakan
Kebutuhan bersaing
Hubungan dengan segera (control rendah)
Penghambat2 untuk & Pilihan2 (Kontrol
perilaku sebelumnya bertindak yang dirasakan tinggi

Kemajuan diri

Tindakan yang terkait


Faktor Pribadi; yang mempengaruhi
Komitment pd Metode
Rencana Perilaku
biologi,psikologis,
Tindakan Promosi
Pengaruh hubungan Kesehatan
social budaya
interpersonal (klg,
kelompok, provider),
norma dukungan dan
model

Pengaruh situasional;
pilihan, sifat kebutuhan;
estetika

Revisi Model Promosi Kesehatan (Pender, N.J, Murdaugh, C.L., & Parsons, M.A (2002).
Promosi kesehatan dalam praktik keperawatan dikutip dart Tomey & Alligood (2006) hal 458.

A. Karakteristik dan pengalaman individu


1. Perilaku sebelumnya
Perilaku sebelumnya mempunyai pengaruh langsung atau tidak
langsung dalam pelaksanaan perilaku promosi kesehatan, yaitu:
a. Pengaruh langsung dari perilaku masa lalu terhadap perilaku promosi
kesehatan saat ini dapat menjadi pembentuk kebiasaan yang mempermudah
seseorang melaksanakan perilaku tersebut secara otomatis.
b. Pengaruh tidak langsungnya adalah melalui persepsi pada self efficacy,
manfaat, hambatan dan pengaruhi aktivitas yang muncul dari perilaku
tersebut. Pengaruh positif atau negatif dari perilaku baik sebelum saat itu
ataupun setelah perilaku tersebut dilaksanakan akan dimasukan kedalam
memori sebagai informasi yang akan dimunculkan kembali saat akan
melakukan perilaku tersebut di kemudian waktu. Perawat dapat membantu
pasien membentuk suatu riwayat perilaku yang positif bagi masa depan
dengan memfokuskan pada tahap perilaku tersebut. Membantu pasien
bagaimana mengatasi rintangan dalam melaksanakan perilaku tersebut dan
meningkatkan level/kadar efficacy dan pengaruh positif melalui
pengalaman yang sukses dan feed back yang positif.
2. Faktor personal
Faktor personal meliputi aspek biologis, psikologis dan social budaya.
Faktor–faktor ini merupakan prediksi dari perilaku yang didapat dan dibentuk
secara alami oleh target perilaku.
a. Faktor biologis personal
Termasuk dalam faktor ini adalah umur, indeks massa tubuh, status
pubertas, status menopause, kapasitas aerobik, kekuatan, kecerdasan atau
keseimbangan.
b. Faktor psikologis personal
Varibel yang merupakan bagian dari faktor ini adalah harapan diri,
motivasi, kemampuan personal, status kesehatan, dan definisi sehat
c. Faktor social kultural
Faktor ini meliputi suku, etnis, pendidikan, dan status ekonomi

B. Perilaku spesifik pengetahuan dan sikap (behaviour-spesific cognitionsand affect)


1. Manfaat tindakan (perceived benefits of actions)
Rencana seseorang melaksanakan perilaku tertentu tergantung pada
antisipasi terhadap manfaat atau hasil yang akan dihasilkan. Antisipasi manfaat
merupakan representasi mental dan konsekuensi perilaku positif berdasarkan
teori expecting value.
2. Hambatan tindakan yang dirasakan (perceived barriers to actions)
Hambatan yang diantisipasi telah secara berulang terlihat dalam
penelitian empiris, mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam suatu perilaku
yang nyata dan perilaku actual yang dilaksanakan. Dalam hubungannya dengan
perilaku promosi kesehatan, Hambatan-hambatan ini dapat berupa imaginasi
maupun nyata. Hambatan ini terdiri atas: persepsi mengenai ketidaktersediaan,
tidak menyenangkan, biaya, kesulitan atau penggunaan waktu untuk tindakan-
tindakan khusus. Hambatan-hambatan ini sering dilihat sebagai suatu blocks,
rintangan dan personal cost dari perilaku yang diberikan.
Hilangnya kepuasan dalam menghindari atau menghilangkan perilaku-
perilaku yang merusak kesehatan seperti merokok atau makan makanan tinggi
lemak untuk mengadopsi perilaku/gayahidup yang lebih sehat juga dapat
menjadi suatu halangan. Halangan ini biasanya membangunkan motivasi untuk
menghindari perilaku-perilaku yang diberikan. Bila kesiapan untuk bertindak
rendah dan hambatan tinggi maka tindakan ini tidak mungkin terjadi. Jika
kesiapan untuk bertindak tinggi dan harnbatan rendah kemungkinan untuk
melakukan tindakan lebih besar. Barier tindakan seperti yang dilukiskan dalam
HPM mempengaruhi promosi kesehatan secara langsung dengan bertindak
sebagai locks terhadap tindakan seperti penurunan komitmen untuk
merencanakan tindakan.
3. Kemajuan diri (perceived self efficacy)
Self efficacy seperti didefinisikan oleh Bandura
adalah judgment/keputusan dari kapabilitas seseorang untuk mengorganisasi
dan menjalankan tindakan secara nyata. Judgment dari personal efficacy
dibedakan dari harapan yang ada dalam tujuan. Perceived self efficacy adalah
judgment dari kemampuan untuk menyelesaikan tingkat performance yang
pasti, dimana tujuannya atau harapannya adalah suatu judgment dari suatu
konsekuensi (contohnya benefit dan cost) sebanyak perilaku yang akan
dihasilkan. Persepsi dari ketrampilan dan kompetensi dalam domain motivasi
individu untuk melibatkan perilaku-perilaku yang mereka lalui. Perasaan
efficacy dan keterampilan dalam performance seseorang sepertinya mendorong
untuk melibatkan/ menjalankan perilaku yang lebih banyak daripada perasaan
ceroboh dan tidak terampil.
Pengetahuan individu tentang self efficacy didasarkan pada 4 tipe
informasi :
a. Pencapaian performance dari perilaku yang dilaksanakan secara nyata dan
evaluasi performance yang berhubungan dengan beberapa standar pribadi
atau umpan balik yang diberikan
b. Pengalaman-pengalaman dan mengobservasi performan-ce orang lain dan
hubungannya dengan evaluasi diri sendiri dan umpan balik dan orang lain.
c. Ajakan secara verbal kepada orang lain bahwa mereka mempunyai
kemampuan untuk melaksanakan tindakan tertentu.
d. Kondisi psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan) di mana seseorang
menyatakan kemampuannya
Dalam HPM, self efficacy yang diperoleh dipengaruhi oleh aktivity
related affect. Semakin positif affeck, semakin besar persepsi eficacynya,
sebaliknya self eficacy mempengaruhi hambatan tindakan, dimana efficacy
yang tinggi akan mengurangi persepsi terhadap hambatan untuk melaksanakan
perilaku yang ditargetkan. Self efficacy memotivasi perilaku promosi kesehatan
secara langsung dengan harapan efficacy dan secara tidak langsung dengan
mempengaruhi hambatan dan komitmen dalam melaksanakan rencana
tindakan.

1) Activity-related affect (sikap yang berhubungan dengan aktivitas)


Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah suatu perilaku,
didasarkan pada sifat stimulus perilaku itu sendiri. Respon afektif ini dapat
ringan, sedang atau kuat dan secara sadar di nanti, disimpan didalam
memori dan dihubungkan dengan pikiran-pikiran perilaku selanjutnya.
Respon-respon afektif terhadap perilaku khusus terdiri atas 3 komponen
yaitu : emosional yang muncul terhadap tindakan itu sendiri (activity-
related), menindak diri sendiri (self-related), atau lingkungan dimana
tindakan itu terjadi (context-related).
Perasaan yang dihasilkan kemungkinan akan mempengaruhi apakah
individu akan mengulang perilaku itu lagi atau mempertahankan perilaku
lamanya. Perasaan yang tergantung pada perilaku ini telah diteliti sebagai
determinan perilaku kesehatan pada penelitian terakhir. Perilaku yang
berhubungan dengan afek positif kemungkinan akan di ulang dan yang
negatif kemungkinan akan dihindari. Beberapa perilaku bisa menimbulkan
perasaan positif dan negatif. Dengan demikian, keseimbangan di antara
afek positif dan negative sebelum, saat dan setelah perilaku tersebut
merupakan hal yang penting untuk diketahui.
Activity-related affect ini berbeda dari dimensi evaluasi terhadap
sikap yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Dimensi evaluasi
terhadap sikap lebih mencerminkan evaluasi afektif pada hasil spesifik dari
suatu perilaku dari pada respon terhadap sifat stimulus perilaku itu sendiri.
Untuk beberapa perilaku yang diberikan, rentang penuh dari perasaan
negatif dan positif harus diuraikan sehingga keduanya dapat diukur secara
akurat. Dalam beberapa instrument untuk mengukur afek, perasaan negatif
diuraikan secara lebih luas dari pada perasaan positif. Hal ini tidak
rnengherankan karena kecemasan, ketakutan dan depresi telah diteliti lebih
banyak dibandingkan perasaan senang, gembira dan tenang. Berdasarkan
teori kognitif social, terdapat hubungan antara self-efficacy dan activity
related affect.
McAulay dan Courneya menemukan bahwa respon afek positif saat
latihan merupakan predictor yang penting terhadap efficacy setelah latihan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Bandura bahwa respon emosional dan
pengaruhnya terhadap keadaan psikologis saat melakukan suatu perilaku
berperan sebagai sumber informasi efficacy. Dengan demikian, activity-
related Affect dikatakan mempengaruhi perilaku kesehatan secara langsung
maupun tidak langsung melalui self-efficacy dan komitmen terhadap
rencana tindakan.
2) Interpersonal Influences
Menurut HPM, pengaruh interpersonal adalah kesadaran mengenai
perilaku, kepercayaan atau pun sikap terhadap orang lain. Kesadaran ini
bisa atau tidak bisa sesuai dengan kenyataan. Sumber utama pengaruh
interpersonal pada perilaku promosi kesehatan adalah keluarga (orang tua
dan saudara kandung), teman, dan petugas perawatan kesehatan. Pengaruh
interpersonal meliputi: norma (harapan dari orang-orang yang berarti),
dukungan sosial (dorongan instrumental dan emosional) dan modeling
(pembelajaran melalui mengobservasi perilaku khusus seseorang). Tiga
proses interpersonal ini pada sejumlah penelitian kesehatan tampak
mempredisposisi seseorang untuk melaksanakan perilaku promosi
kesehatan. Norma sosial mernbentuk standar pelaksanaan yang dapat
dipakai atau ditolak oleh individu. Dukungan sosial untuk suatu perilaku
menyediakan sumber-sumber dukungan yang diberikan oleh orang lain.
Modeling menggambarkan komponen berikutnya dari perilaku kesehatan
dan merupakan strategi yang penting bagi perubahan perilaku dalam teori
kognitif sosial. Pengaruh interpersonal mernpengaruhi perilaku promosi
kesehatan secara langsung maupun tidak langsung melalui tekanan social
atau dorongan untuk komitmen terhadap rencana tindakan.
Individu sangat berbeda dalam sensitivitas mereka terhadap
harapan, contoh pujian orang lain. Namun, diberikan motivasi yang cukup
untuk berperilaku dalam cara yang konsisten dengan pengaruh
interpersonal, individu mungkin akan melakukan perilaku-perilaku yang
akan menimbulkan pujian.
3) Situational influences (pengaruh situasional)
Persepsi dan kesadaran personal terhadap berbagai situasi atau
keadaan dapat memudahkan atau menghalangi suatu perilaku. Pengaruh
situasi pada perilaku promosi kesehatan meliputi persepsi terhadap pilihan
yang ada, kharakteristik permintaan, dan ciri-ciri estetik dari suatu
lingkungan dimana perilaku tersebut dilakukan. Individu tertarik dan lebih
kompeten dalam perilakunya di dalam situasi atau keadaan lingkungan yang
mereka rasa lebih cocok dari pada lingkungan yang tidak cocok, lingkungan
yang berhubungan dari pada yang asing, lingkungan yang aman dan
meyakinkan dari pada lingkungan yang tidak aman dan mengancarn.
Lingkungan yang menarik juga lebih diinginkan untuk melaksanakan
perilaku kesehatan.
Dalam HPM, pengaruh situasional telah dikemukakan sebagai
pengaruh langsung atau tidak langsung pada perilaku kesehatan. Situasi
dapat secara langsung mempengaruhi perilaku dengan menyediakan suatu
lingkungan yang diisi dengan petunjuk-petunjuk yang akan menimbulkan
tindakan. Sebagai contoh, sutau lingkungan yang di tulis dilarang
merokok akan menciptakan karakteristik perilaku tidak merokok
dilingkungan tersebut seperti yang diminta. Kedua situasi ini mendukung
komitmen untuk tindakan kesehatan. Pengaruh situasional telah
memberikan sedikit perhatian pada penelitian HPM sebelumnya dan dapat
diteliti lebih lanjut sebagai determinan yang secara potensial penting bagi
perilaku kesehatan. Mereka dapat dipegang sebagai kunci penting dalam
mengembangkan strategi baru yang lebih efektif untuk memfasilitasi
penerimaan dan pemeliharaan perilaku kesehatan.

C. Hasil perilaku
Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA) merupakan awal dari
suatu peristiwa perilaku. Tanggung jawab ini akan mendorong individu ke
arah perilaku yang di harapkan.
1. Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA).
Manusia umumnya meningkatkan perilaku berorganisasi dari pada
tidak. Kesengajaan adalah faktor utama yang menentukan kemauan
berperilaku. Tanggung jawab dalam merencanakan tindakan pada HPM yang
telah direvisi menunjukkan pokok yang mendasari proses kognitif:
2. Tanggung jawab untuk melakukan tindakan yang spesifik pada waktu dan
tempat yang telah diberikan dengan orang-orang tertentu atau secara sendirian,
dengan mengabaikan pilihan berkompetensi
3. Mengidentifikasi strategi-strategi yang menentukan untuk mendapatkan,
membawa dan memperkuat perilaku
4. Kebutuhan mengidentifikasi strategi-strategi spesifik digunakan pada tempat
yang berbeda didalam rangkaian perilaku, kedepannya merupakan
kemungkinan yang disengaja dan yang lebih lanjut bahwa perencanaan
tindakan (POA) yang dikembangkan oleh perawat dan klien akan sukses di
implementasikan. Tanggung jawab sendiri tanpa strategi-strategi dari teman
sejawat sering mengahasilkan tujuan yang baik, namun gagal membentuk suatu
nilai perilaku kesehatan
5. Kebutuhan Untuk Segera Berkompetisi dan Pilihan-Pilihan
Kebutuhan untuk segera berkompetisi atau pilihan-pilihan merujuk pada
alternatif perilaku yang memaksakan kedalam kebingungan sebagai bagian dari
yang mungkin terjadi sebelumnya dan segera diharapkan menjadi perilaku
promosi kesehatan yang direncanakan. Kebutuhan berkompetisi dipandang
sebagai perilaku alternatif dimana individu relatif memiliki level kontrol yang
rendah karena ketergantungan terhadap lingkungan seperti bekerja atau
tanggung jawab perawatan keluarga. Kegagalan berespon terhadap suatu
kebutuhan dapat memiliki efek yang tidak menguntungkan untuk diri sendiri
atau untuk hal-hal lain yang penting. Pilihan berkompetisi dipandang sebagai
alternatif perilaku dengan kekuatan penuh yang bersifat lebih yang mana
individu relatif menggunakan level kontrol yang tinggi. Mereka dapat
mengeluarkan perilaku promosi kesehatan dan setuju menjadi perilaku
kompetisi.
Tingkat dimana individu mampu melawan pilihan kompetensi
tergantung pada kemampuannya menjadi pengatur diri. Contoh dari “memberi”
pilihan kompetisi adalah memilih makanan tinggi lemak dari pada rendah
lemak karena rasa atau selera pilihan, mengemudi dengan melewati pusat
rekreasi, selalu berlatih berhenti di mall (suatu pilihan untuk melihat-lihat atau
belanja daripada berolahraga). Kedua kebutuhan kompetisi dan pilihan dapat
menggelincirkan suatu rencana tindakan yang salah satunya telah dilakukan.
Kebutuhan kompetisi dapat berbeda dari rintangan yang harus dibawa oleh
individu dan perilaku yang tidak diantisipasi berdasarkan pada kebutuhan
eksternal atau hasil yang tidak baik/menghitungkan dapat terjadi. Pilihan
kompetisi dapat berbeda dari rintangan seperti kekurangan waktu, karena
pilihan kompetisi adalah dorongan terakhir yang didasari pada hirarki pilihan
yang menggelincirkan suatu rencana untuk tindakan kesehatan yang positif.
Ada terdapat bermacam kemampuan individu untuk mendukung
perhatian dan menghindari gangguan. Beberapa individu dapat mempengaruhi
perkembangan atau secara biologis menjadi lebih mudah dipengaruhi selama
tindakan daripada yang lain. Hambatan pilihan kompetensi memerlukan latihan
dari pengaturan diri sendiri. Komitmen yang kuat dapat mendukung
pengabdian untuk melengkapai suatu perilaku mengingat kebutuhan akan
kornpetisi atau pilihan. Didalarn HPM, kebutuhan kompetisi dengan segera
dan pilihan secara langsung mempengaruhi kemungkinan terjadinya perilaku
kesehatan.

6. Perilaku promosi kesehatan


Variable pada model ini telah ditujukan secara ekstensif melalui buku
sehingga disini memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh. Perilaku promosi
kesehatan adalah titik akhir atau hasil tindakan pada HPM. Bagaimanapun
harus dicatat bahwa perilaku promosi kesehatan pada akhirnya adalah langsung
bertujuan untuk mencapai kesehatan yang positif bagi klien. Perilaku promosi
kesehatan, khususnya ketika berintegrasi menjadi gaya hidup sehat yang
meliputi semua aspek kehidupan, menghasilkan pengalarnan kesehatan yang
positif disepanjang proses kehidupan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan perubahan paradigma pelayanan kesehatan dari kuratif ke arah
promotif dan preventif Nolla. J Pender telah menghasilkan sebuah karya fenomenal
tentang “Health Promotion Model” atau model promosi kesehatan. Dimana model
tersebut menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan teori
kognitif social (social cognitive theory) yang konsisten dengan semua teori yang
memandang pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah suatu hal
yang logis dan ekonomis.
Menurut WHO promosi kesehatan meliputi mendorong gaya hidup yang lebih
sehat, menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, memperkuat tindakan
masyarakat, mengorientasikan kembali pelayanan kesehatan dan membangun kebijakan
public yang sehat. Kesehatan individu dan keluarga ditandai dengan efektifnya dalam
komunitas, linkungan dan masyarakat dimana mereka perlu hidup.
Model Promosi Kesehatan Nolla J. Pender adalah suatu cara untuk menggambarkan
interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan interpesonalnya dalam berbagai dimensi.
Model ini mengintegrasikan teori nilai harapan (Expectancy-value) dan teori kognitif sosial
(Social Cognitive Theory) dalam perspektif keperawatan manusia dilihat sebagai fungsi yang
holistik.

3.2 Saran
1. Mahasiswa
Dalam pengumpulan data, penulis mendapatkan berbagai kesulitan. Dengan usaha
yang sungguh-sungguh, sehingga penulis mendapatkan data untuk dapat
menyelesaikan makalah ini.
2. Pendidikan
Pada Prodi Keperawatan, khususnya perpustakaan, agar dapat menyediakan buku-
buku yang sudah mengalami perubahan-perubahan yang lebih maju sehingga buku
tersebut bukan saja sebagai sumber ilmu tetapi dapat dijadikan sumber referensi
untuk materi makalah. Khususnya untuk makalah-makalah yang akan dijadikan
makalah selanjutnya.
3. Perawat
Sebagai pelaku kesehatan dan penyuluh kesehatan diharapkan dapat memberikan
contoh dalam melakukan perubahan perikaku sehat untuk diri sendiri, keluarga,
dan masyarakat. Dalam Promosi Kesehtan sangat diperlukan peran perawat dan
dapat diterapkan pada seluruh subjek keperawatan individu, keluarga, kelompok
maupun komunitas.
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2014). Nursing theorists and their work (8th ed.). St. Louis, MO:
Elsevier/Mosby.
Ho, A., Berggren, I., &Dahlborg-Lyckhage, E. (2010). Diabetes empowerment related to
Pender's Health Promotion Model: a meta-synthesis. Nursing & Health Sciences,
12(2), 259-267.doi:10.1111/j.1442-2018.2010.00517.x
Kazer, M., & Fitzpatrick, J. (2012).Encyclopedia of Nursing Research. New York, NY:
Springer Pub.
Kearney-Nunnery, R. (2008). Advancing Your Career: Concepts of Professional Nursing.
Philadelphia: F.A. Davis.
McCullagh, M. C. (2013). Health promotion. In S. J. Peterson, & T. S. Bredow (Eds.),
Middle range theories- application to nursing research (3rd ed. (pp. 224-234).
Philadelphia, PA: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
Sakraida, T. J. (2014). Health promotion model. In M. R. Alligood (Ed.), Nursing theorists
and their work (8th ed. (pp. 396-416). St. Louis, MO: Elsevier/Mosby.
Stark, M., Chase, C., &DeYoung, A. (2010). Barriers to Health Promotion in Community
Dwelling Elders.Journal of Community Health Nursing, 27(4), 175-
186.doi:10.1080/07370016.2010.515451

Anda mungkin juga menyukai