Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Falsafah dan Teori Keperawatan
OLEH :
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS YPIB MAJALENGKA
2022
1
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 5
1.4 Manfaat 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Sejarah Teori Nola J. Pender 6
2.1.2 Promosi Kesehatan 7
2.1.3 Konsep Mayor Teori Pender 8
2.1.4 Model Konseptual Nola J. Pender 13
2.1.5 Asumsi Dasar Health Promotion 15
2.1.6.
Analisis Teori Health Promotion Pender……………………… 16
2.1.7. Propo
sional Model Teori Pender………………………………. 18
2.1.8. Aplik
asi Teori Pender dalam Keperawatan…………………… 19
BAB III APLIKASI TEORI
3.1. Role Play 23
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2
KATA PENGANTAR
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Perubahan peradigma pelayanan kesehatan dari kuratif kearah
promotif dan peventif ini telah direspon oleh ahli teori keperawatan Nola.J
Pender dengan menghasilkan karya tentang “Health Promotion Model” atau
model promosi kesehatan.Model ini menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai
harapan (expectancy value) dan teori kognitif social (social cognitive theory)
yang konsisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit adalah suatu yang hal logis dan
ekonomis. Makalah ini akan mengemukakan tentang model promosi
kesehatan dari Nola J.Pender serta komponen paradigm keperawatan tentang
model promosi kesehatan.
1.4. Manfaat
Setelah membaca makalah teori keperawatan Nola J. Pender diharapkan
perawat mampu untukmemaha,I serta mengaplikasikan teori promosi
kesehatan secara holistic kepadaindividu, kelompok dan masyarakat luas
padaa umumnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
1.2. Promosi Kesehatan
Menurut WHO promosi kesehatan meliputi mendorong gaya hidup
yang lebih sehat, menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan,
memperkuat tindakan masyarakat, mengorientasikan kembali pelayanan
kesehatan dan membangun kebijakan public yang sehat. (Pender,
1997:3).Kesehatan individu dan keluarga ditandai dengan efektifnya dalam
komunitas, linkungan dan masyarakat dimana mereka perlu hidup.Perawat
mengerti dan memikirkan dan memikirkan dan usahapeningkatan derajat
kesehatan. Dunn telah menetapkan skema untuk upaya peningkatan derajat
kesehatan.:
a. Kesehatan individu
Individu berperan dalam penentuan status kesehatan mereka
sendiri.Peningkatan derajat kesehatan individu itu pada tingkat membuat
keputusan pribadi dan praktek.Setiap derajat peningkatan harus
mempertimbangkan dalam formulasi kesehatan.nasional melalui usaha
peningkatan derajat kesehatan.
b. Kesehatan keluarga.
Keluarga berperan dalarn perkembangan dad kepercayaan kesehatan dan
tindakan kesehatan. Masing-masing keluarga mempunyai sebuah karalcter
yang berbeda , nilai, peran, dan kekuatan struktur. Gaya orang tua dan
lingkungan keluarga dapat memberikan kesehatan atau sebaliknya.Lebih
banyak perhatian harus diberikan kepada perkembangaan strategi untuk
meningkatkan derajat kesehatan keluarga.
c. Kesehatan Komunitas
Berdasarkan pendapat dune, kesehatan kelompok yang baik perilaku
mampu memperbaiki kondisi kehidupan keluarga dan kelompok.
d. Kesehatan lingkungan.
Tingkat dari kesehatan lingkungan yang balk berefek luaske individu,
keluarga , dan komunitas dapat sampai kepotensi optima! mereka.
7
Kesehatan lingkungan yang balk adalah manifestasi dalam keharmonisan
dan keseimbangan diantara dua manusia dan disekeliling mereka.
e. Kesehatan masyarakat.
Sebuah masyarakat yang baik adalah semua anggota masyarakat
mempunyai standart hidup dan cam dari hidup menemukan kebutuhan
dasar manusia dan mengajak dalam beraktifitas yang cepat kepotensi
mereka. Sebuah masyarakat yang balk anggota masyarakat mau
membantu dan bertanggungung jawab untuk kesehatan.
Teori Pemahaman Untuk Promosi Kesehatan & Proteksi Kesehatan
a. Theory Of Reasoned Action & Theory Of Planned Behavior
Teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah suatu kemauan dibawah control
bukan sebagai hambatan untuk menunjukkan perilaku. Kepercayaan
merupakan class' dari pondasi dalam struktur konseptual, dengan
memperhatikan perilaku. Model ini memperhatikan prediksi dan
bergantian, sehingga perilaku mengikutinya
b. Social Cognitive Theory (Self-Efficacy)
Teori kognitif social adalah sebuah pendekatan teori yang menjelaskan
perilaku manusia. Dengan perspektif individu merupakan adanya suatu
kekuatan pada dirinya bukan control yang otomatis pada stimulus
elcternal. Perilaku manusia menerangkan adanya kejadian secara timbal
balik pada tindakan yang nenentukan adanya interaksi dengan yang
lainnya. Persepsi self-efficacy adalah memprtimbangkan salah satu
kekuatan untuk menyelesaikan sebuah tingkatan penampilan dalam
perilaku yang spesifik.
c. The Theory Of Interpersonal Behavior
Sebuah model perilaku meliputi afektif dan psikologis dalam kekuatan
habit yang menerangkan perilaku ini merupakan factor yang memberikan
perhatian dalam model-model perilaku lainnya.
d. Cognitive Evaluation Theory
8
Motifasi manusia adalah dasar dari sebuah susunan dalam kebutuhan
psikologisnya : dari penentuan dirinya, kompetensi dan hubungan
interpersonal. Menentukan dirinya dan motivasi intrinsic (IM) adalah
konsep utama dalam teori.Motivasi intrinsic adalah energy dalam
kebutuhan dalam dirinya dan hubungan dalam kotnpetensi untuk nilai
perilaku personal.
e. The Interaction Model Of Chen Health Behavior
Model interaksi kesehatan klien berfolcus pada karakteristik dad klien dan
factor eksternal pada klien untuk menyediakan keterangatt secara
komprehensif pada tindakan langsung terhadap pengurangan resiko dan
promosi kesehatan.
9
Yang merupakan bagian dari faktor ini adalah harga diri,
motivasi diri, kemampuan personal, status kesehatan yang
dirasakan dan definisi sehat yang dirasakan.
3) Personal Sociocultural Factors
Yang merupakan bagian dari ini adalah ras, etik, budaya,
pendidikan, dan status ekonomi, perilaku kognitif spesifik dan
efek-efek nya dianggap sebagai motivasi utama yang signifikan,
variabel ini dapat dimotivasi melalui interverensi keperawatan.
d. Perceived Benefits of Actions
Manfaat tindakan yang dirasakan merupakan tujuan antisipasi positif
yang dihasilkan dari berperilaku hidup sehat.
e. Perceived Barriers to Actions
Tantangan atau hambatan yang dirasakan diantisipasi, digambarkan atau
diblok dan mengusahakan melakukan perilaku tertentu.
f. Perceived self-Efficacy
Kemampuan diri yang dirasakan adalah penilaian kapasitas pribadi
untuk mengorganisasikan dan melaksanakan perilaku promosi
kesehatan.Kemampuan diri yang dirasakan mempengaruhi hambatan
atau rintangan yang dirasakan sehingga semakin tinggi kemampuan diri
dirasakan semakin rendah pula hambatan-hambatan yang dirasakan
dalam berperilaku.
g. Activity –Related Affect
An Activity –Related Affect perasaan positif dan negatif secara subjektif
yang terjadi sebelumnya atau selama aktivitas dan perilaku berikutnya
berdasarkan sifat stimulus perilaku diri. Efek dari aktivitas
mempengaruhi kemampuan diri yang artinya semakin positif.
h. Interpersonal Influences
Pengaruh ini adalah perilaku-perilaku berdasarkan kognitif,
kepercayaan, dan sikap. Pengaruh-pengaruh interpersonal termasuk
norma (harapan dari orang-orang penting), dukungan sosial (bantuan
10
dan dukungan emosional) dan contoh/model (pembelajaran melalui
mengobservasi orang lain dengan perilaku khusus). Sumber-sumber
utama pengaruh interpersonal adalah keluarga, teman sebaya dan
penyedia pelayanan kesehatan.
i. Situational Influences
Pengaruh-pengaruh situasional merupakan persepsi pribadi dan kognitif
dalam suasana tertentu yang bisa memfasilitasi atau menghalangi
perilaku, persepsi yang pada pilihan-pilihan yang tersedia yang
mencangkup karakteristik dari kebutuhan dan bentuk lingkungan yang
membuat berperilaku untuk meningkatkan kesehatan, pengaruh
situasional bisa memberikan pengaruh secara langsung maupun tidak
langsung dalam berperilaku sehat.
j. Commitment to Plan of Action
Komitmen ini menjelaskan konsep keinginan dan mengidetifikasi
strategi yang terencana yang mengarahkan untuk mengimplementasikan
perilaku hidup sehat.
k. Immediate Competing Demands and Preferences
Tuntutan-tuntutan kebutuhan adalah alternatif berperilaku jika individu
tidak memiliki kontrol yang kuat karena kemungkinan lingkungan
seperti pekerjaan atau tanggung jawab dengan keluarga.Sesuatu yang
disukai adalah alternatif berperilaku yang mana individu relatif memiliki
kontrol yang tinggi seperti pilihan ice cream atau apel untuk dimakan.
l. Health Promoting Behavior
Perilaku hidup sehat point terakhir atau hasil dari tindakan secara
langsung mempertahankan tujuan kesehatan yang positif seperti
kesehatan atau kesejahteraan yang optimal, pemenuhan kebutuhan yang
personal dan hidup yang produktif.Contohnya adalah diet sehat, latihan
dan olahraga secara teratur, memanajemen stress, memperoleh istirahat
yang cukup, pertumbuhan yang spiritual dan membangun hubungan
yang positif.
11
Revisi HPM (Health Promotion Model) menambahkan tiga variabel
yang mempengaruhi individu untuk melakukan perilaku peningkatan
kesehatan (Pender, 1996).
a. Activity-related affect
b. Commitment to Plan of Action
c. Immediate Competing Demands and Preferences
HPM yang direvisi memfokuskan pada 10 kategori dalam menetapkan
perilaku peningkatan kesehatan.The revisi model mengidentifikasi konsep
yang relevan mengenai perilaku peningkatan kesehatan dan memfasilitasi
hipotesis selanjutnya yang diuji (Pender Murdaugh and parsons 2002).The
HPM menyediakan paradigma untuk mengembangkan instrument. Profil
gaya hidup dalam meningkatkan kesehatan Exercise benefits-Barriers Scale
(EBBS), tujuan dari instrument ini adalah untuk mengukur gaya hidup dalam
meningkatkan kesehatan.Pernyataan teoritis yang diperoleh dari HPM dibuku
keempat, Health Promotions in Nursing Practice (Pender Murdaugh and
parsons 2002).
a. Perilaku sebelumnya dan karakeristik yang diperoleh mempengaruhi
kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan
b. Manusia melakukan perubahan perilaku dimana mereka mengharapkan
keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
c. Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan
melakukan tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku
nyata.
d. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk
melakukan tindakan.
e. Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat
menambah hasil positif.
f. Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan
perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.
12
g. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku
itu menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung
perilaku yang sudah ada.
h. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber
interpersonal yang penting yang mempengaruhi, menambah atau
mengurangi keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.
i. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau
mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi
kesehatan.
j. Komitmen terbesar pada suatu rencana yang spesifik lebih
memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka
waktu yang lama.
k. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukan
perilaku yang diharapkan apabila sesorang mempunyai kontrol yang
rendah dan kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia.
l. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan
lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.
13
perilaku kesehatan.Tetapi HPM mengembangkan cakupan perilaku untuk
meningkatkan kesehatan dan kemampuan untuk mengaplikasikannya
sepanjang hidup.
Health-promotin
behavior
Biological characteristic
Perceived self-effcacy
Interpersonal
influences Likelihood of enganging
Definition of Health in Health –Promoting
Behaviors
Situasional factors
Perceived Health Status
Cues to action
Perceived Benefits of
Health- promoting Behavioral factors
behaviors
14
Rasional merevisi health promotion model adal dari adanya analisis studi
penelitian .proses menyempurnakan HPM mengalami beberapa
peerubahan (lihat gambar1). Pertama, importance of health, perceived
control of health and cuese for action di hapus dari model. Kedua
definition of health status, and demographic and biological characteristic
telah dimasukkan kedalam personal factors pada tahun 1966 dalam revisi
HPM (lihat gambar 2). Terakhir revis HPM mengikuti tiga variable baru
dimana dimana variable tersebut membawa pengaruh kepada individu
untuk tertarik dalam perilaku promosi kesehatan yang merupakan outcome
dari HPM (Pender, 1966 dalam Tomey & alligood, 2000) varaibel tersebut
antara lain a) activity- related affect, b) Commitment to a plan of action, c)
Immediatte competing demand and preferences (lihat gambar2)
15
Gambar 2. Revise Health Promotion Model
1.5. Asumsi Dasar Health Promotion Menurut Pender
Asumsi merefleksikan pandangan ilmu perilaku dan menekankan peran aktif
pasien dalam mengatur perilaku sehatnya dengan memodifikasi
lingkungan.Dibuku ketiganya Health Promotion in Nursing Practice.
Pender (1996) menyatakan asumsi utama HPM adalah manusia, lingkungan,
dan kesehatan yaitu sebagai berikut :
a. Manusia mencoba menciptakan kondisi kehidupannya melalui apa yang
bisa mereka nyatakan dalam kesehatan mereka yang potensial.
b. Manusia memiliki kapasitas untuk merefleksikan kesadaran diri,
termasuk penilaian mereka terhadap kemampuan yang dimiliki.
c. Pertumbuhan nilai manusia diperlihatkan sebagai bentuk positif dan
usaha untuk mencapai keseimbangan personal yang dapat diterima
antara perubahan dan stabilitas.
d. Individu mengusahakan pengaturan yang efektif terhadap perilakunya.
e. Individual secara kompleksitas biopsikososial berinteraksi dengan
lingkungan, perubahan lingkungan yang progresif akan terjadi sepanjang
masa.
f. Rekonfigurasi yang dimulai oleh diri sendiri merupakan pola interaktif
antara manusia dan lingkungan sangat esensial untuk perubahan
perilaku.
16
terkait namun tidak dikaitkan, contohnya pengaruh interpersonal tidak
dikaitkan dengan manfaat tindakan yang dirasakan, rintangan untuk
melakukan tindakan , kemampuan diri dan efek dari tindakan yang
dirasakan. Hubungan antara konsep-konsep dengan maksud
menguraikan teori sudah jelas, asumsi-asumsi sudah dinyatakan secara
jelas dan konsisten sesuai dengan tajuan dari teori, susunan logis dari
konsep telah dinyatakan secara terstruktur.
b. Simplicity (kesederhanaan)
The HPM mudah dimengerti, masing-masing faktor dihubungkan secara
logis dan hubungannya diklarifikasikan dalam pernyataan teori yang
tepat, faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung dan tidak
langsung sangat jelas di diagram visual yang memperlihatkan
hubungannya, faktor-faktor terlihat bebas tetapi susunannya memberi
pengaruh yang mudah dipahami, dengan demikian menampilkan
diagram untuk menjelaskan hubungan antar konsep merupakan bentuk
sederhana dari HPM, karena teori yang bermanfaat menyediakan
pemahaman yang mendalam, teori yang baik adalah “singkat tetapi
lengkap”.
c. Generality (generalisasi/keumuman)
Cakupan dari model ini adalah middle range, ini sangat general untuk
populasi dewasa, riset yang digunakan untuk memperoleh model
berdasarkan laki-laki,perempuan,tua,muda,sehat,dan sakit.
d. Empirical Precision (presisi empiris)
Pender dan yang lainnya telah mendukung model melalui uji coba
empiris seperti kerangka untuk menjelaskan promosi kesehatan, profil
gaya hidup meningkatkan status kesehatan adalah sebuah instrumen
yang digunakan untuk mengkaji perilaku promosi kesehatan. Model
selanjutnya berkembang melalui program perencanaan riset khususnya
studi intervensi, perbaikan model lebih lanjut.Fokus penelitian berlanjut
berdasarkan bukti dan strategi-strategi promosi kesehatan yang efektif
17
yang melayani individu dalam konten komunitas, instrumen yang ada
dapat menjadi akses untuk menghubungkan indikator empiris untuk
pengujian dan penggunaan teori untuk menjelaskan aspek praktis dari
teori.Teori HPM memiliki akses untuk sebagai indikator empiris agar
konsep dapat diidentifikasidan untuk dikembangkan sehingga tujuan
teori dapat diperoleh. HPM memiliki menyediakan pengembangan
instrumen yaitu HPHP dan EBBS yang berguna untuk mengukur gaya
hidup untuk meningkatkan status kesehatan.
18
a. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi
kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
b. Manusia melakukan perubahan perilaku di mana mereka mengharapkan
keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
c. Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan
melakukan tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku
nyata.
d. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk
melakukan tindakan dan perbuatan dari perilaku.
e. Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit rintangan
pada perilaku kesehatan spesifik.
f. Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat
menambah hasil positif.
g. Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan
perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.
h. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku
itu menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung
perilaku yang sudah ada.
i. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber
interpersonal yang penting yag mempengaruhi, menambah atau
mengurangi keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.
j. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau
mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi
kesehatan.
k. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih
memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka
waktu yang lama.
l. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukkan
perilaku yang diharapkan ketika seseorang mempunyai kontrol yang
sedikit dan kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia.
19
m. Komitmen pada rencana kegiatan kurang menunjukkan perilaku yang
diharapkan ketika tindakan-tindakan lain lebih atraktif dan juga lebih
suka pada perilaku yang diharapkan.
n. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan
lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.
20
integral.Peluang untuk melakukan praktek keperawatan dalam fokus promosi
keperawatan kesehatan akan sangat terbuka. Bagi pender adalah sesuatu yang
sangat menggairahkan untuk membawa praktek keperawatan untuk
mengubah perilaku kuratif dan rehabilitatif.Pender menekankan practical
nurse dapat memainkan suatu peran yang sangat penting dalam partnership
antar ilmuan dan konsumen serta praktisi untuk mengembangkan strategi
kepedulian sesuai dengan spesifikasi populasi.Health Promotion Model,
menjadi sumber informasi penting dan bermanfaat bagi setiap orang yang
ingin mengetahui bahwa promosi kesehatan seseorang sangat didukung oleh
nilai yang diharapkan serta teori kognitif social yang menekankan pada self
efficacy.Pengambilan keputusan, tindakan, dan efficacy diri akan
menentukan status kesehatan seseorang. Nola J. Pender telah belajar dari
pengalaman pribadi dan hasil penelitiannya untuk memunculkan teori
ini.Teori ini sangat lengkap untuk melakukan kegiatan yang berhubungan
dengan tindakan promotive dan preventif.Namun, teori ini memiliki
kelemahan, teori ini tidak dapat dilakukan oleh seseorang dengan cacat
mental dan cacat bawaan.Seseorang cacat mental kemungkinan tidak mampu
memiliki harapan nilai dan kognitif social.Demikian juga dengan seseorang
yang sudah mendapat cacat bawaan sejak lahir seperti malfungsiTeori ini
dikemukakan dengan menampilkan contoh-contoh yang berdasarkan
pengalaman pribadi dan hasil penelitian, sehingga dapat digeneralisasi dan
konsep-konsep yang ditemukan dalam teori dapa diaplikasikan.
Teori Health Promotion Model dikembangkan berdasarkan atas riset
kualitatif dan kuantitatif, baik di Amerika maupun Negara lain. Bahkan teori
ini saat ini terlibat dalam prakarsa kesehatan global dan telah diuji oleh para
sarjana dari Jepang, China dan Taiwan untuk mempromosikan gaya hidup
secara cultural sesuai dengan Negara mereka. Selama perkembangan teori
banyak studi yang berhubungan dengan pengaplikasian teori yang
berhubungan dengan pengaplikasian teori yang dapat dijadikan sebagai dasar
riset.Riset yang berhubungan dengan Health Promotion Model memberikan
21
kontribusi secra umum bagi pengembangan body of knowledge dan ilmu
keperawatan.Pergeseran paradigma dari kuratif rehabilitative kea rah
promotif dan preventif. Pender meyakini bahwa dengan mutu kepedulian
terhadap promosi kesehatan akan memperbaiki sistem kesehatan secara
integral.
Peluang untuk melakukan praktek keperawatan dalam fokus promise
kesehatan akan sangat terbuka. Bagi pender adalah sesuatu yang sangat
menggairahkan untuk membawa praktek keperawatan untuk mengubah
prilaku kuratif dan rehabilitatif ke arah perilaku promotif dan
rehabilitative.Pender menekankan practical nurse dapat memainkan suatu
peran yang sangat penting dalam partnership antar ilmuan dan konsemen
serta praktisi untuk mengembangkan strategi kepedulian sesuai dengan
spesifikasi populasi.Helath Pomotion Model, menjadi sumber infoormasi
penting dan bermanfaat bagi setip orang yang ingin mengetahui bahwa
promosi kesehatan seseorang sangat didukung oleh nilai yang diharapkan
serta teori kognitif sosial yang menekan pada self direction, self regulation
dan persepsi terhadap self efficacy. Pengambilan keputusan tindakan dan
efficacy diri akan menentukan status kesehatan seseorang. Nola J. Pender
telah belajar dari pengalaman pribadi dan hasil penelitian untuk
memunculkan teori ini.Teori ini sangat lengkap untuk melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan tindakan promotif dan preventif.Namun, teori ini
memiliki kelemahan, teori ini tidak dapat dilakukan oleh seseorang dengan
cacat mental dan cela bawaan.Seseorang cacat mental kemungkinan tiak
mampu memiliki harapan nilai dan kognitif sosial.Demikian juga dengan
seseorang yang sudah mendapat cacat bawaan sejak lahir seperti multifungsi
sel-sel berperan untuk daya taahan tubuh.Teori ini juga sangat sulit
diterapkan pada klien dengan ekonomi lemah dan tingkat pendidikan yang
rendah karena seseorang dengan sosial ekonomi rendah lebih termotivasi atau
cendrung untuk memnuhi kebutuhan dasarnya dibandingkan dengan motivasi
meningkatkan status kesehatannya.Membutuhkan role mode yang sempurna
22
untuk mempengaruhi masyarakatdi sekitarnya.Tenaga kesehatan sendiri
apakah telah mengetahui teori ini dan kalau telah mengetahui apakh telah
mengamalkan sehingga bisa memppengaruhi klien atau masyarakat.Setelah
itu, masyarakat masih lebih mempercayai budayanya sendiri yang menjadi
hambatan dalam mensosialissikan dan mengamalkan teori ini.
23
BAB III
24
Dialog…………………………………………………………………………..
Moderator : Selamat sore kepada bapak dan ibu yang telah hadir diacara
penyuluhan kesehatan ini. Kali kami akan membawakan materi
penyuluhan mengenai Senam Kaki Diabetes, dimana dalam
penyuluhan ini kami memerlukan waktu 45 menit. ( 5 menit diawali
dengan perkenalan, 30 menit penyampaian materi, dilanjutkan
demonstrasi dan terakhir evaluasi). Untuk menghemat waktu saya
persilahkan penyaji untuk memaparkan materi penyuluhan pada sore
hari ini
Penyaji : Selamat sore bapak dan ibu….. terima Kasih atas waktu yang
telah diberikan , baik sebelum saya mulai memaparkan materi. Apakah Bapak dan
Ibu sudah tau atau pernah mendengar apa itu diabetes ?
Penyaji : Nah, kalau begitu saya akan menjelaskan apa itu diabetes terlebih
dahulu. Diabetes itu sama dengan gula darah tinggi. Penjelasan yang
lebih lengkap adalah Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala
yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya
peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik
absolut maupun relative.
…………………………………………
25
Peserta : hmmmmm.........mungkin biar lancar peredaran darahnya
Penyaji : Bagus sekali, pendapat dari ibu. Saya akan menambahkan lagi
manfaat Senam Kaki Diabetik
1. Memperbaiki sirkulasi darah
2. Memperkuat otot-otot kecil
3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
5. Mengatasi keterbatasan gerak sendi.
………………………………………………………………………………………….
Fasilitator : baik, terimaksih telah waktu yang telah diberikan kepada kami, kami
akan mencontohkan mengenai tahapan senam kaki diabetes. Tolong
diperhatikan yaa…. Setelah itu mari kita pergerakan bersama-sama.
Peserta : Siap…..
26
…………………………………………………………………………………….
Demonstrasi selesai
Moderator : Terimakasih kepada ibu dan bapak yang telah mengikuti gerakan
senam kaki siabetes.
Selanjutnya penyaji akan melakukan evaluasi materi
Penyaji : Baik setelah saya menyampaikan materi senam kaki diabetes, apakah
ada yang ingin ditanyakan ?
Peserta : Saya, ingin bertanya, Bu… “Apakah orang yang tidak diabetes bisa
melakukan senam kaki diabetes?”
Penyaji : Bagus sekali ….., terimakasih atas pertanyaannya
Tentu saja bisa bu, latihan senam kaki diabetes ini ditujukkan untuk
melakukan pencegahan luka diabetes dan untuk memperlancar
sirkulasi darah pada bagian kaki.
Selanjutnya saya minta salah satu dari peserta untuk memeragakan
senam kaki dari langkah pertama hingga selesai
……………………………….
Salah satu peserta memperagakan
Terima kasih bapak dan ibu karna telah mengikuti peyuluhan dengan
baik. Waktu saya persilahkan moderator…
Moderator : Selanjutnya saya persilahkan kepada observer untuk menyampaikan
hasil penyuluhan hari ini…
Observer : Baik acara penyuluhan tentang senam kaki diabetes sudah berjalan
dengan lancer. Dimana ada 1 pertanyaan yang diajukan oleh peserta
dan dijawab oleh penyaji mengenai senam kaki diabetes.Selanjutnya
peserta telah mampu mengikuti langkah-langkah senam kaki diabetes
yang diajarkan oleh fasilitator. Acara berjalan lancer dimana penyaji
mampu untuk memaparkan materi dengan baik dan peserta dapat
memahami materi yang disampaikan oleh peserta
27
Moderator : demikianlah penyuluhan dari kami, semoga apa yang kami berikan
bermanfaat untuk bapak dan ibu. Terima kasih
---------------------------------------ooooooooo--------------------------------------------------
28
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Health Pomotion Model, menjadi sumber informasi penting dan
bermanfaat bagi setiap orang yang ingin mengetahui bahwa promosi
kesehatan seseorang sangat didukung oleh nilai yang diharapkan serta teori
kognitif sosial yang menekan pada self direction, self regulation dan persepsi
terhadap self efficacy. Pengambilan keputusan tindakan dan efficacy diri
akan menentukan status kesehatan seseorang. Nola J. Pender telah belajar
dari pengalaman pribadi dan hasil penelitian untuk memunculkan teori
ini.Teori ini sangat lengkap untuk melakukan kegiatan yang berhubungan
dengan tindakan promotif dan preventif.
Berdasarkan penjelasan teori sebelumnya dapat ditarik
kesimpulanbahwa Nola J. Pender mengembangkan Health Promotion Model
untuk mendemonstrasikan hubungan antara manusia dengan lingkungan fisik
dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini menggabungkan dua
teori yaitu teori Nilai Pengharapan dan Teori Pembelajaran Sosial dalam
teorinya dengan menekankan bahwa sakit membutuhkan biaya yang mahal
dan perilaku promosi kesehatan adalah ekonomis.
4.2. Saran
Kami berharap teori Pender ini bisa diterapkan kedepannya untuk
menguranngi angka morbiditas di kalangan masyarakat. Para tenaga
kesehatan khususnya perawat agar mampu untuk memeberikan promosi
kesehatan baik di lingkungan keluarga maupun komunitas karena lebih baik
mencegah dari pada mengobati.
29
Lampiran
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM KAKI DIABETES
DI BANJAR BATUR, PEGUYANGAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi ini, kemajuan teknologi, tingkat kemakmuran, dan
informasi semakin pesat pula. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan terjadi pergeseran pola konsumsi serta gaya hidup masyarakat.
Pergeseran-pergeseran ini tentu saja berpengaruh terhadap tingkat kesehatan yang
dialai oleh masyarakat.Penyakit yang dahulu banyak disebabkan oleh infeksi kuman
beralih ke munculnya sindroma metabolik salah satunya adalah Diabetes Mellitus.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suastika, 2008). Menurut American
Diabetes Association/ADA (2006), DM merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena destruksi sel beta
dan resistensi insulin.
DM saat ini menjadi penyakit yang sangat populer di kalangan penduduk
dunia.WHO menyebutkan, jumlah penderita DM di dunia pada tahun 2011 mencapai
30
lebih dari 346 juta jiwa. Jumlah ini kemungkinan akan lebih dari dua kali lipat pada
tahun 2030 tanpa intervensi. Berdasarkan survey WHO pada tahun 2006, jumlah
penderita DM di Indonesia sekitar 17 juta orang (8,6 persen dari jumlah penduduk)
atau menduduki urutan terbesar ke-4 setelah India, Cina, dan Amerika Serikat
(Prihatno, 2006). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, jumlah penderita
DM tipe 2 di Bali pada tahun 2009 sebanyak 610 orang dan peningkatan kasus pada
tahun 2010 sebanyak 819 orang.
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan perilaku
penanganan mandiri yang khusus seumur hidup. Pasien perlu belajar mengatur
keseimbangan berbagai faktor. Pasien bukan hanya harus belajar merawat diri sendiri
setiap hari guna menghindari penurunan atau kenaikan kadar glukosa darah yang
mendadak tetapi juga harus memiliki perilaku preventif untuk mencegah komplikasi
diabetes mellitus.Komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan diabetes mellitus
adalah kaki diabetes. Seperti yang diungkapkan oleh dr. Sapto Adji H, Sp.OT dari
bagian bedah ortopedi Rumah Sakit Internasional Bintaro (RSIB), beliau
menyebutkan bahwa komplikasi yang paling sering dialami pengidap diabetes adalah
komplikasi pada kaki yaitu sebesar 15% yang kini disebut kaki diabetes.
Strategi pengelolaan pasien dibagi ke dalam tiga bagian.Strategi pertama
adalah diagnosis DM sedini mungkin, diikuti strategi kedua dengan kontrol glikemik
dan perawatan kaki sebaik-baiknya, dan strategi ketiga ditujukan pada pengendalian
keluhan neuropati/nyeri neuropati diabetik.Perawatan kaki yang dapat dilakukan
seperti menjaga kebersihan kulit, hindari trauma kaki seperti sepatu yang sempit
(Subekti, 2006; Setyanto, 2009).Menurut Setyanto (2009) salah satu perawatan kaki
yang baik dilakukan oleh penderita DM adalah latihan senam kaki diabetes. Latihan
senam kaki diabetes ini dapat dilakukan dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-
sendi kaki misalnya duduk dengan kedua tumit diangkat, mengangkat dan
menurunkan kaki. Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat,
memutar keluar atau ke dalam dan mencengkram pada jari-jari kaki (Soegondo,
2008).
31
Pada keluarga Tn. M disebutkan bahwa Ny. T menderita DM sejak tahun
1 tahun yang lalu, namun keluarga belum terlalu memahami mengenai penyakit DM
itu sendiri. Hal ini menyebabkan tingginya risiko komplikasi dari penyakit yang
diderita Ny. T akibat kurangnya pengetahuan klien dan keluarga mengenai penyakit
DM dan perawatannya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pendidikan kesehatan
mengenai penyakit DM dan perawatan pada pasien DM pada keluarga Tn. M untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga dalam perawatan pasien
DM khususnya yang dapat dilakukan di rumah.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit diharapakan sasaran dapat
mengerti dan memahami mengenai penyakit Diabetes Melitus.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit, sasaran dapat:
1) Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian Diabetes
Mellitus
2) Memahami dan mampu menyebutkan kembali Senam Kaki Diabetik
3) Memahami dan mampu menyebutkan kembali Manfaat Senam Kaki
Diabetik
4) Memahami dan mampu mempraktekkan kembali Gerakan Senam Kaki
Diabetik
C. PESERTA PENYULUHAN
Seluruh warga Banjar Batur di Desa Peguyangan.
D. PENYELENGGARA PENYULUHAN
Penyelenggara penyuluhan Senam Kaki Diabetik adalah Ni mahasiswa Program
Studi S1 Keperawatan
32
E. GARIS BESAR MATERI
1. Pengertian Diabetes Mellitus
2. Pengertian Senam Kaki Diabetik
3. Manfaat Senam Kaki Diabetik
4. Gerakan Senam Kaki Diabetik
F. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
G. STRATEGI PELAKSANAAN
33
- Penyaji mengucapkan terimakasih - Peserta membalas terimakasih dari
- Penyaji menyampaikan salam penyaji
Penutup - Peserta membalas salam
I. SETTING TEMPAT
2 2
2 2
Keterangan gambar:
1. Penyuluh
2. Peserta
34
J. PENGORGANISASIAN
Penyuluh : Dessy Ardani
K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan dengan melakukan
kontrak sebelumnya dengan keluarga satu hari sebelum kegiatan. Sarana
prasarana seperti leaflet dan materi penyuluhan disiapkan paling lambat dua
hari sebelum pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung tepat waktu
b. Peserta yang hadir 50% dari jumlah total peserta
c. Peserta yang aktif bertanya 50% dari total peserta.
3. Evaluasi Hasil
Sasaran penyuluhan mampu :
a. Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian Diabetes Mellitus
b. Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian Senam Kaki
Diabetik.
c. Memahami dan mampu menyebutkan kembali Manfaat Senam Kaki
Diabetik.
d. Memahami dan mampu mempratekkan kembali Gerakan Senam Kaki
Diabetik.
L. LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi
2. Soal
3. Leaflet
35
LAMPIRAN MATERI
SENAM KAKI DIABETIK
36
maupun relatif (Arjatmo, 2002). Menurut kriteria diagnostik PERKENI
(Perkumpulan Endrokinologi Indonesia) tahun 2011, seseorang mengalami diabetes
mellitus apabila memiliki kadar gula darah puasa > 126 mg/dL dan pada waktu 2 jam
setelah makan > 200 mg/dL.
37
38
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetic Associations. 2007. Diabetes Mellitus, (Online),
(http://www.diabetes.org, diakses 22 Agustus 2012)
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta : Interna
Publishing
39
Waspadji, Sarwono. 2006. Kaki Diabetes. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III.
Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam FKUI.
40