Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HEALTY PROMOTION MODEL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan
Dosen Pengampu :
Ns. Rina Fera Dwianti Kastino, M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Tasya Nahdiyatul Insiyah (4338114401220070)


2. Sri Rahayu (4338114401220064)
3. Maria Ulpah (4338114401220044)
4. Novita Amelia (4338114401220061)
5. Maulana Malik Ibrahim (4338114401220088)
6. Muhammad Firmansyah (4338114401220087)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

1
HORIZON UNIVERSITY INDONESIA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya makal
mengenai Interaksi Sosial Di Rumah Sakit ini bisa terselesaikan Ucapan terima kasih kepada
teman teman yang telah banyak memberikan bantuan sehingga makalah ini selesai tepat
waktu. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas Promosi Kesehatan, harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu
Kami sangat mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan
makalah iniDemikian akhir kata dari kami semoga makalah ini bermanfaat bagi kami
khususnya masyarakat umum sehingga dapat menambah wawasan ilmu serta menghasilkan
generasi yang lebih baik di masa yang akan datang.

Karawang, 12 Oktober

2
Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………4
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………….......5
1.3 TUJUAN……………………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 KONSEP MODEL TEORI DARI NOLA J. PENDER……………………………..6
2.2 INTEGRASI MODEL TEORI DARI NOLA J. PENDER………………………..7
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN MENURUT TEORI NOLA J. PENDER…………...7
2.4 PERAN PERAWAT MENURUT TEORI NOLA J. PENDER……………………...9
2.5 KONSEP TUBERKULOSIS MENURUT TEORI NOLA J.
PENDER……………..9

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………….12
3.2 SARAN…………………………………………………………………………….12

3
BAB 1
PEMBAHASAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari upaya
pembangunan nasional oleh pemerintah. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat dan mengatasi sendiri masalah kesehatan sederhana terutama melalui upaya
peningkatan, pencegahan dan penyembuhan merupakan salah satu tujuan pokok dalam
pembangunan kesehatan. Strategi peningkatan derajat kesehatan dihubungkan dengan gaya
hidup individu dan pilihan sendiri. Hal tersebut diharapkan sesuai dengan perilaku
masyarakat yaitu bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
terjadinya penyakit dan melindungi dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat.
Pada paradigma sehat salah satunya menekankan pendekatan promotif dan preventif
yang diperlukan dalam upaya meningkatkan kemampuan hidup sehat, dimana pendekatan
tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit
baik individu dan kelompok masyarakat (Mataram, 2022). Selain itu, promosi kesehatan juga
berperan dan berproses dalam mengupayakan individu dan masyarakat untuk meningkatkan
kemampuan dalam mengendalikan faktor kesehatan sehingga dapat mengendalikan derajat
kesehatan (Simak & Renteng, 2021). Dengan adanya paradigma pelayanan kesehatan
promotif dan preventif telah direspon oleh ahli teori keperawatan Nola J. Pender dengan
menghasilkan karya tentang "Health Promotion Model" atau sering disebut model teori HPM
yang mencerminkan perspektif ilmu keperawatan dan ilmu perilaku.

4
2.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan konsep model teori dari Nola J. Pender ?
2. Apa yang dimaksud dengan integrasi model teori dari Nola J. Pender ?
3. Bagaimana Asuhan Keperawatan menurut teori Nola J. Pender ?
4. Bagaimana peran perawat menurut teori Nola J. Pender ?
5. Bagaimana konsep Tuberkolosis menurut teori Nola J. Pender ?

2.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep model teori dari Nola J. Pender
2. Untuk mengetahui integrasi model teori dari Nola J. Pender
3. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan menurut teori Nola J. Pender
4. Untuk mengetahui peran perawat menurut teori Nola J. Pender
5. Untuk mengetahui konsep Tuberkolosis menurut teori Nola J. Pender

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP MODEL TEORI DARI NOLA J. PENDER


Teori keperawatan menurut Pender diberi nama Health Promotion Model (HPM). 'Teori ini
bertujuan sebagai acuan bagi perawat untuk memahami perilaku kesehatan dasar yang di
informasikan pasien yang nantinya dapat berguna bagi perawat dalam mempromosikan
Promotion Model (HPM) didasurkun pada asumsi yang mencerminkan perilaku hidup sehat.
Health Promotion Model (HPM) didasarkan pada asumsi yang mencerminkan perspektif ilmu
keperawatan dan ilmu perilaku (Rismayanti, 2021).
1. Manusia berusaha menciptakan kondisi hidup yang melaluinya, mereka dapat
mengekspresikan potensi kesehatan manusia yang unik.
2. Manusia memiliki kapasitas untuk kesadaran diri reflektif, termasuk penilaian
kompetensi mereka sendiri.
3. Manusia menilai pertumbuhan ke arah yang dipandang positif dan berusaha mencapai
keseimbangan yang dapat diterima secara pribdi antara perubahan dan stabilitas.
4. Individu berusaha untuk secara aktif mengatur perilaku mereka sendiri.
5. Individu dalam semua kompleksitas biopsikososialnya berinteraksi dengan
lingkungan, sccara progresif mengubah lingkungan dan ditransformasikan dari waktu
ke waktu.
6. Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal, yang
memberikan pengaruh pada orang-orang sepanjang hidup mereka.
7. Konfigurasi ulang pola interaksi orang-lingkungan yang diprakarsai sendiri sangat
penting untuk perubahan perilaku.

Paradigma keperawatan menurut Nola J Pender :


1. Manusia
Manusia sebagai makhluk yang kompleks atau biopsikososial yang yang terbentuk
dari lingkungan dan dapat menciptakan lingkungannya sendiri. Hubungan antara
manusia dan lingkungan adalah sebuah hubungan timbal balik. Karakteristik dan
pengalaman manusia dapat membentuk perilaku hidup, termasuk perilaku kesehatan.

6
2. Lingkungan
Lingkungan merupakan sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan sosial, budaya dan
fisik.
3. Keperawatan
Keperawatan merupakan suatu ilmu yang memiliki peran untuk berkolaborasi dengan
individu, keluarga dan masyarakat yang bertujuan untuk menciptakan kondisi
kesehatan yang optimal dan sejahtera.
4. Kesehatan
Kesehatan merupakan kehidupan yang terus berkembang berdasarkan pengalaman.
Kesehatan sebagai aktualisasi yang melekat, perilaku hidup, kemampuan untuk
melakukan perawatan diri, kepuasan terhadap hubungan dengan orang lain yang terus
mengalami perkembangan dan selaras dengan lingkungan (Lestari, L.2018).

2.2 INTEGRASI MODEL TEORI DARI NOLA J. PENDER


Health Promotion Model oleh Pender dapat digunakan sebagai kerangka kerja dalam
integrasi keperawatan dan sudut pandang ilmu perilaku faktor yang mempengaruhi perilaku
kesehatan. Model ini dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menyelidiki biopsikososial
yang memotivasi individu untuk terlibat secara langsung dalam peningkatan keschatan.
Dengan Model Pender, Perawat memiliki kemajuan dalam pendckatan keschatan kepada
masyarakat tidak hanya dalam sisi kuratif saja namun bisa dilakukan dengan pencegahan dan
promosi kesehatan.

2.3 ASUHAN KEPERAWATAN MENURUT TEORI NOLA J. PENDER


1. Pengkajian
Pengkajian perilaku sebelumnya meliputi pengalaman mengenai terjadinya penyakit.
Pengkajian faktor personal meliputi faktor biologis (usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh,
status pubertas, kapasitas aerobik, kekuatan. kecerdasan, keseimbangan), faktor psikologis
(harga diri, motivasi diri kompetensi personal, status keschatan sebelumnya, definisi tentang
keschatan) dan faktor sosial budaya (ras, etnik, penyesuaian diri, status sosial ekonomi).
Pengkajian perilaku spesifik, pengetabuan dan sikap individu yang meliputi persepsi tentang
manfaat tindakan, hambatan tindakan, kemampuan diri, aktivitas yang berhubungan dengan
sikap, pengaruh interpersonal dan pengarub situasional.

7
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah penilaian terhadap individu, keluarga, ataupun komunitas
mengenai proses terjadinya penyakit secara aktual dan potensial.
3. Intervensi
Menurut Nola J Pender intervensi keperawatan yaitu proses kognitif yang mendasari
diantaranya karakteristik dan pengalaman individual, perilaku spesifik, pengetahuan dan
sikap individu (Mutiara, 2018).
Berdasarkan komponen paradigma menurut Nola J. Pender perawat memiliki peran
untuk membantu pasien agar dapat membentuk perilaku positif bagi masa depan
memfokuskan pada manfaat perilaku positifnya tersebut. Selain itu perawat juga bertugas
untuk membantu pasien mengatasi hambatan pada saat melakukan peningkatan perilaku
positif melalui pengalaman yang berhasil dan umpan balik yang positif. Kemudian untuk
menerapkan promosi kesehatan atau penyuluhan perawat dapat menggunakan strategi yang
tepat agar dapat diterima dengan baik. Strategi yang digunakan adalah menggunakan model
HPM Pender. Berikut bagan yang dapat digunakan untuk menerapkan strategi model HPM
Pender.

Hambatan yang Perilaku


Perilaku Rencana
dipersepsikan promosi
sebelumnya yang tindakan/solusi
terhadap suatu j kesehatan
terkait
tindakan

Bagian tersebut bisa dijadikan acuan saat melakukan promosi kesehatan, dengan cara pertama
mengobservasi perilaku sebelumnya atau alasan sescorang memiliki perilaku terkait yang
kurang baik. Kedua, observasi hambatan seseorang tidak melakukan perilaku keschatan.
Setelah itu berikan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh klien. Terakhir, berikan
promosi keschatan agar klien mendapat solusi yang tepat untuk kesehatannya.
Contoh integrasi teori Health Promotion Model (HPM) dalam keperawatan yaitu
seperti pada pendekatan HPM terhadap masalah anemia pada remaja putri. Menurut
penelitian Gustina (2022), teori HPM sangat efektif diterapkan pada masalah anemia remaja
putri. Langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan melakukan observasi karakteristik dan
pengalaman remaja putri yakni seperti mengkaji kebiasaan remaja putri dalam mengkonsumsi

8
lauk hewani seperti daging dan telur. Selain itu kaji faktor personal biologis yaitu remaja
putri yang sedang mengalami pubertas yakni menstruasi. Kemudian kaji perilaku spesifik,
pada penelitian discbutkan beberapa perilaku spesifiknya yaitu masih rendahnya tingkat
kepatuhan remaja putri dalam mengkonsumsi TDD (Tablet 'Tambah Darah) juga masih
kurangnya sosialisasi yang diberikan. Solusi yang diberikan yaitu dengan meningkatkan
sosialisasi melalui dorongan interpersonal seperti melibatkan guru dan orang tua dalam
kegiatan sosialisasi dan dorongan situasional dengan meningkatkan persepsi remaja terkait
anemia. Luaran perilaku yang diharapkan yaitu meningkatnya tingkat kepatuhan remaja putri
dalam konsumsi TDD (Gustina, 2022).

2.4 PERAN PERAWAT MENURUT TEORI NOLA J. PENDER


Keperawatan memiliki peran untuk membantu pasien termasuk memberi pendidikan
kesehatansehingga pasien memiliki perilaku baru yang memberikan dampak positif untuk
kehidupannya Model promost kesehatan oleh Nola J. Pender sebagai acuan bagi perawat
untuk memahami perilaku kesehatan dasar yang diinformasikan pasien yang nantinya dapat
berguna hagi perawat dalam mempromosikan perilaku hidup sehatHealth Promotion Model
(HPM) didasarkan pada asumsi yang mencerminkan perspektif ilmu keperawatan dan ilmu
perilaku Model promosi kesehatan memandang pasten sebagai makhluk holistik yang selalu
berinteraksi dengan lingkungannyaOleh karena itu lingkungan dapat berpengaruh terhadap
apa yang ditampilkan oleh pasien Pengembangan perilaku baru yang diinginkan didapatkan
dari pengalaman orang lainPerawat memiliki kemajuan dalam pendekatan kesehatan kepada
masyarakat tidak hanya dalam sisi kuratif saja namun bisa dilakukan dengan pencegahan dan
promosi kesehatan Peran perawat selain untuk membantu pasien agar dapat membentuk
perilaku positif bagi masa depan memfokuskan pada manfaat perilaku positifnya
tersebutperawat juga bertugas untuk membantu pasien mengatasi hambatan pada saat
melakukan peningkatan perilaku positif melalui pengalaman yang berhasil dan umpan balik
yang positif.

2.5 KONSEP TUBERKOLOSIS MENURUT TEORI NOLA J. PENDER


TBC merupakan penyakit yang menular melalui droplet dan umum terjadi pada
masyarakat dengan kesadaran kesehatan lingkungan yang kurang yang didukung oleh
kurangnya perhatian pada status kebutuhan nutrisi. Penularan dari penderita TBC kepada
masyarakat sekitar khususnya pada keluarga sangat tinggi. Hal inilah yang menyebabkan

9
kejadian penyakit TBC masih tergolong tinggi dan masuk dalam 10 penyebab kematian di
Indonesia. Selain tinggi nya kasus baru pada penyakit TBC terdapat juga kasus gagal
pengobatan sehingga klien masuk dalam kategori Multi Drug Resistance (MDR) dan
memerlukan pengobatan yang lebih intensif dan pengawasan yang lebih ekstra dari keluarga.
Oleh karena tingginya kasus TBC ini sehingga sampai dengan saat ini TBC masih menjadi
perhatian utama dunia dan Indonesia dalam SDGs (Sustainability Development Goals). Hal
ini didukung oleh penelitian Tadele. dimana banyaknya kasus TBC terjadi karena pasien tidak
menyelesaikan pengobatan selama enam bulan dengan meminum obat TBC dan tidak
menyadari pentingnya pemeriksaan sputum untuk mengurangi resiko kejadian
berkembangnya Multidrug resistant (MDR–TBC) dan berkembangnya MDR yang masif dan
kekambuhan penyakit yang diderita. Hal ini didukung oleh kurang adanya pengetahuan
masyarakat tentang TBC, proses pengobatan TBC dan faktor ekonomi seperti yang terjadi di
wilayah papua dengan masalah kesulitan akses untuk berkunjung ke pelayanan kesehatan
karena faktor jarak yang jauh.
Pengobatan TBC ditentukan keberhasilan pengobatan yang dijalankan oleh klien
TBC melalui program Direct Observation Short Course Theraphy (DOTS) melalui
pengobatan selama enam bulan. Pengobatan dengan pendekatan DOTS merupakan
pengobatan yang dilakukan di Indonesia oleh karena hal tersebut merupakan rekomendasi
WHO yang menekankan pada efektifitas pencegahan maupun pengobatan Hal ini
menekankan bahwa pengobatan melalui program DOTS yang dilakukan pada dasarnya
sangat mendukung proses kesembuhan dari klien TBC akan tetapi faktor dari klien sendiri
yang seringkali menjadikan pengobatan itu tidak berhasil bahkan mengarah pada MDR TBC
dan komplikasi lanjut terjadinya kematian klien dengan TBC. Faktor pengetahuan dari klien
ikut mendukung program keberhasilan terapi.
Faktor lain yang menyokong ketidakberhasilan pengobatan TBC adalah tingkat
Pendidikan, kesulitan untuk melakukan monitoring klien TBC, pengetahuan tidak hanya
tentang penyakit tetapi pengetahuan tentang instruksi proses pengobatan yang dijalankan.
Ketidaktahuan tentang penyakit akan berhubungan dengan kepatuhan untuk meminum obat
TBC serta tidak akan mengikuti proses pengobatan dengan tepat waktu dimana akan
menjadikan klien MDR TBC. MDR TB sangat berhubungan erat dengan kematian selama
klien TBC menjalani pengobatan. Status Pendidikan yang rendah, episode pengobatan yang
gagal dalam jumlah yang besar, riwayat Diabetes Melitus dan infeksi HIV secara bebas
berhubungan dengan kematian klien dengan MDR TB.

10
Keberhasilan pengobatan TBC memerlukan kerjasama yang baik antara klien TBC
dengan petugas kesehatan yang selaras dengan kebudayaan setempat, sikap dari klien,
dukungan keluarga dan petugas kesehatan yang ada. 10 Kepatuhan klien dalam menjalani
pengobatan dan adanya system monitoring yang tepat bagi petugas kesehatan dapat
membantu mengarahkan pada pencegahan dari kejadian MDR TBC. Peningkatan perilaku
kepatuhan dari klien merupakan dasar bagi kesuksesan yang dapat dicapai dari kerjasama
anggota anggota tim pengobatan dan klien itu sendiri. The Health Promotion Model (HPM)
adalah adaptasi keperawatan pada model the health belief model. HPM focus pada
karakteristik individu dan pengalaman seperti hal nya pemikiran yang berfokus pada perilaku
dan hasil kegiatan. Memasukkan model HPM pada perilaku kepatuhan dapat menjadi satu
bagian dinding untuk melakukan blok dalam suksesnya perubahan perilaku kesehatan. HPM
Model merupakan seni dan ilmu untuk mendampingi klien untuk dapat beradaptasi untuk
berubah dan meningkatkan gaya hidup selama dalam proses untuk mencapai kesehatan yang
optimum dalm hal ini proses pengobatan untuk kesembuhan.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dengan perubahan paradigma pelayanan kesehatan dari kuratif ke arah promotif dan
preventif Nolla. J Pender telah menghasilkan sebuah karya fenomenal tentang "Health
Promotion Model" atau model promosi kesehatanDimana model tersebut menggabungkan 2
teori yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan teori kognitif social (social cognitive
theory) yang

konsisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit adalah suatu hal yang logis dan ekonomis.
Menurut WHO promosi kesehatan meliputi mendorong gaya hidup yang lebih sehat,
menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, memperkuat tindakan masyarakat,
mengorientasikan kembali pelayanan kesehatan dan membangun kebijakan public yang sehat.
Kesehatan individu dan keluarga ditandai dengan efektifnya dalam komunitas, linkungan dan
masyarakat dimana mereka perlu hidup.

Model Promosi Kesehatan Nolla J. Pender adalah suatu cara untuk menggambarkan interaksi
manusia dengan lingkungan fisik dan interpesonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini
mengintegrasikan teori nilai harapan (Expectancy-value) dan teori kognitif sosial (Social
Cognitive Theory) dalam perspektif keperawatan manusia dilihat sebagai fungsi yang
holistik.

3.2 Saran
1. Mahasiswa
Dalam pengumpulan data, penulis mendapatkan berbagai kesulitan. Dengan usaha yang
sungguh-sungguh, sehingga penulis mendapatkan data untuk dapat menyelesaikan makalah
ini.

2. Pendidikan

12
Pada Prodi Keperawatan, khususnya perpustakaanagar dapat menyediakan buku-buku yang
sudah mengalami perubahan-perubahan yang lebih maju sehingga buku tersebut bukan saja
sebagai sumber ilmu tetapi dapat dijadikan sumber referensi untuk materi makalahKhususnya
untuk makalah-makalah yang akan dijadikan makalah selanjutnya

3 Perawat
Sebagai pelaku kesehatan dan penyuluh kesehatan diharapkan dapat memberikan contoh
dalam melakukan perubahan perikaku sehat untuk diri sendiri, keluarga, dan
masyarakatDalam Promosi Kesehtan sangat diperlukan peran perawat dan dapat diterapkan
pada seluruh subjek keperawatan individu, keluarga, kelompok maupun komunitas

13
DAFTAR PUSTAKA

Endang Triyanto, A. I. (2 Juli 2012). PENGARUH APLIKASI HEALTH PROMOTION MODEL TERHADAP
PENINGKATAN KUALITAS KELOMPOK PEDUDLI HIPERTENSI. Reference Jurnal Keperawatan
Soedirman , 8.
Gustina, N. Z. (2022). Pendekatan Model Promosi Kesehatan Pender Terhadap Masalah Anemia.
Jurnal Pustaka Keperawatan, 8.
Prasetyo, W. (2020). Analisis Faktor Kegagalan Pengobatan Tuberkulosis Berdasarkan Teori Health
Promotion Model. Reference Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia, 7.

14

Anda mungkin juga menyukai